DISUSUN OLEH :
LINDA ASMAWATI
NPM : 22390098
Disusun Oleh:
LINDA ASMAWATI
NPM : 22390098
Disetujui
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : (Elisabet Maruliana,STr.Keb)
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : (Rosmiyati, S.SiT.,M.Kes)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat ALLAH SWT atas limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya karena atas segala yang diberikan pada kesempatan dan
kekuatan untuk dapat menyelesaikan tugas kebidanan yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Stase Nifas”.Tujuan dari pembuatan tugas ini tidak lain untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran berfikir kritis profesi bidan Universitas
Malahayati Bandar Lampung. Dalam proses penyusunan tugas ini tidak lepas dari
dukungan banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Dr. Achmad Farich,M.M selaku Rektor Universitas Malahayati
2. Riyanti.,M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Malahayati
3. Vida Wira Utami.,SST.,Bdn,.M.Kes selaku Kepala Prodi Program Studi
Profesi Kebidanan.
4. Rosmiyati.,S.SiT.,M.Kes Selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
Stase Nifas, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan masukan kepada penulis.
5. Elisabet Maruliana.,STr.Keb Selaku CI Praktik Mandiri Bidan yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.
6. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Profesi Bidan fakultas
kedokteran Universitas Malahayati Penulis menyadari bahwa dalam tugas
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapakn
kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas ini. Penulis
berharap semoga penelitian ini dapat digunakan debagai referensi yang
bermanfaat bagi banyak kalangan. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.
Bandar Lampung,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN TEORI.............................................................. 3
A. Konsep Dasar Masa Nifas ............................................................... 3
1. Pengertian Masa Nifas................................................................. 7
2. Tujuan Masa Nifas ...................................................................... 8
3. Peran Bidan Pada Masa Nifas ..................................................... 10
4. Tahap Masa Nifas......................................................................... 13
B. Proses Laktasi dan Menyusui .......................................................... 18
1. Laktasi.......................................................................................... 18
2. ASI Menurut Stadium Laktasi..................................................... 20
C. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas ........................................... 21
1. Perubahan Sistem Produksi Masa Nifas....................................... 22
2. Perubahan Tanda-tanda Vital Masa Nifas................................... 24
3. Sistem Hematologi dan Kardiovaskuler....................................... 26
D. Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas........................................... 32
1. Nutrisi dan Cairan.................................................................... 34
2. Ambulasi ................................................................................. 34
3. Eliminasi ................................................................................. 34
4. Istirahat dan Tidur .................................................................. 35
5. Aktifitas Seksual ..................................................................... 35
6. Latihan dan Senam Nifas......................................................... 36
E. Deteksi Dini dan Komplikasi Pada Masa Nifas dan Penangananya 38
1. Infeksi Masa Nifas .................................................................. 38
iv
2. Perdarahan Masa Nifas ........................................................... 38
3. Infeksi Saluran Kemih ............................................................ 39
4. Patologi Menyusui .................................................................. 39
BAB III. PENUTUP............................................................................ 40
A. Kesimpulan................................................................................... 41
B. Saran............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSUL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat
kandungan akan kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu
minggu (Nugroho, Nurrezki, Desi, & Wilis, 2014). Nifas adalah periode mulai
2014).
Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga
puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya
bayi dan “parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim
karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang
tertahan tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil darah yang keluar
Nifas merupakan darah yang keluar dari rahim akibat melahirkan atau setelah
melahirkan. Masa nifas terhitung setelah plasenta keluar dan selesai ketika alat-
1
alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
6 minggu atau 42 hari. Namun pemulihan pada masa nifas secara menyeluruh
Puerperium berasal dari Bahasa latin yaitu, “puer” yang artinya bayi dan
Masa nifas atau masa puerperium merupakan masa dimana keluarnya darah
dari jalan lahir setelah melahirkan, yang lamanya berkisar 40-60 hari. Masa ini
dialami wanita dari beberapa jam setelah melahirkan bayi dan plasenta, hingga
seperti keadaan sebelum hamil. (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).
Menurut Indriyani (2013), Masa nifas adalah masa pemulihan dari setelah
persalinan dan selesai ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan pra-
hamil yang lamanya berkisar sekitar 6-8 minggu. Waktu pemulihan yang
diperlukan pada masa nifas untuk bisa sehat sempurna bisa memakan waktu
timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu.
Laktasi terjadi oleh karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang
2
diberikan kepada bayi sejak bayi dilahirkan hingga selama enam bulan, tanpa
kenyataannya, ibu yang memiliki bayi baru lahir tidak semua menyusui
bayinya dengan baik disebabkan oleh karena faktor internal dan eksternal.
ASI dapat menimbulkan masalah pada ibu yaitu terjadinya penumpukan ASI
payudara berdampak pada psikologis ibu seperti rasa sakit, cemas karena tidak
dapat menyusui. Kondisi ini akan menyebabkan masalah psikologis pada ibu
yaitu ibu akan merasa tidak mampu menyusui bayi dan merasa cemas yang
Rochimah, 2014).
Agar tidak terjadi masalah pada masa laktasi seperti bendungan ASI yang akan
berdampak pada cakupan pemberian ASI pada bayi, dan agar mengurangi
resiko kematian pada bayi, maka ibu harus dibekali dengan pengetahuan
meminimalkan resiko kejadian bendungan ASI pada ibu dan angka kematian
3
dukungan berupa informasi tentang pentingnya kesiapan ibu dalam pemberian
ASI, karena semakin baik pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif, maka
seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Begitu juga
semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI eksklusif (Aprilia,
2012)
B. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
Nifas
C. Manfaat
mahasiswa.
4
2. Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan masukan untuk pasien (ibu) agar lebih mengerti tentang
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Nifas
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous artinya
melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas adalah
penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
Menurut Nurjanah, dkk, 2013 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu puerperium
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
6
c. Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara bertahap terutama jika
ukuran semula.
b. Sistem Reproduksi
1. Uterus
a. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000gr
b. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
7
d. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
uterus 50gr.
2. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
Macam-macam lochea:
8
seperti nanah
berbau busuk
hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi lahir, tangan
pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya
1 jari saja yang dapat masuk. Namun demikian, selesai involusi, ostium
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
2015)
9
5. Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
produksi susu dan sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan
sinus aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting. Ketika ASI
terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal ini karena
10
d. Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Dieresis terjadi karena
mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya
overdistensi pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang
adanya trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang
a. Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5oC-
pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI,
11
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit atau
50-70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan
lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus
c. Tekanan Darah
d. Pernapasan
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,
penyakit asma. Bila pernapasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat,
12
beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir
lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
4. Pengaruh budaya
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir tentang
13
ibu dalam merawat bayi semakin besar. Perasaan yang sangat sensitive
NAKES)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet. Dua jam
setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa bila ingin.
Namun perlu diperhatikan jumpal kalori dan protein ibu menyusui harus lebih
besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui bayinya.
Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu untuk produksi ASI
dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya.
Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang
dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
14
porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan
umber tenaga yang diperlukan untuk membakar tubuh dan pembentukan jaringan
baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber energy adalah karbohidrat dan lemak.
Karbohidrat berasal dari padi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti,
mie, dan lain-lain. Lemak bias diambil dari hewani dan nabati.lemak hewani yaitu
mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur
dan margarine.
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang rusak atau
mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati.
Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang kering, susu dan keju.
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
pengatur bias diperoleh dari semua jenis sayur dan buahbuahan segar. Beberapa
15
1. Zat kapur untuk membentuk tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju, kacang-
2. Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu, keju
dan daging.
3. Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning
5. Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan
a. Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur ,hati, mentega, sayur
b. Vitamin B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur,
e. Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan
16
f. Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan
saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang
laut.
g. Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat
( untuk penyembuhan luka ), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan
Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, papaya dan sayur.
penyerapan kalsium dan posfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan, ikan
bayam dan kuning telur. Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus
meminum sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan untuk ibu minum
25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusi
sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk
produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk
teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol,
nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang
17
mengandung unsureunsur , seperti sumber tenaga, pembangunan, pengatur
tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI dan
yang mengandung alcohol. Minum air mineral 2 liter setiap hari. Tablet zat
2. Ambulasi
dimasud dengan ambiulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera
bangun dari tempat tidur dan segera bergerak , agar lebih kuat dan lebih baik.
Gangguan kemih dan buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat
(jika ada luka). Jika tidak ada kelainan , lakukan mobilisasi sedini mungkin,
yaitu dua jam setelah persalian normal. Ini berguna untuk memepercepat
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam
18
3. Eliminasi
usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kantung kemih yang penuh
pascapersalinan sering tidak merasakan sensasi ingin buang air besar, yang
yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan akan mengeras dan dapat
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-5
setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume dara meningkat pada saat
hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu
belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada
rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya
bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan
vagina tidak lancar. Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan
akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid (wasir).
4. Miksi
Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-
5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume dara meningkat pada saat
19
hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Hendaknya kencing dapat
karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi
m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit
b.Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena akan
d. Bila kandung kemih penuh dan tidak dapat dimiksi sendiri, dilakukan
kateterisasi.
diatasi.
5. Defekasi
Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut
jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid. Buang air besar harus dilakukan
3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi
apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika
20
a. Mobilisasi Dini
b. Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum Sebaiknya pada hari
kedua ibu sudah bias BAB, jika pada hari ketiga belum BAB ibu bias
agak bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau
episiotomi. Anjuran :
sabun, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai
pembalut wanita, setiap kali setelah bunag air besar atau kecil, pembalut
21
2. Cuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum dan sesudah
4. Sarankan ibu untuk menganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
5. Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum dan
6. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci
menggunakan sabun.
b. Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena
longgar di daerah dada agar payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga
degan pakain dalam, agar tidak terjadi iritasi ( lecet) pada daerah sekitarnya
akibat lochea. Pakaian yang digunakan harus longgar, dalam keadaan kering
dan juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
22
keringat menjadi banyak ( disamping urun). Produksi keringat yang tinggi
c. Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu biasanya mengalami kerontokan rambut akibat dari
kembali setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu diperhatiakan oleh ibu
yaitu mencuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir
d. Kebersihan Tubuh
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam
yang dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga kulit tetap
Vulva harus selalu dibersikan dari depan kebelakang. Tidak perlu khwatir
jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersikhan akan meningkatkan
dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan duduk berendam di
air hangat setelah 24 jam pasca persalinan. Bila tidak ada infeksi tidak
23
caranya sederhanan dan mudah, banyak ibu yang ragu-ragu membersihkan
adalah takut sakit atau khwatir jahitan di antara anus dan vagina akan robek,
padahal ini jelas tidak benar. Menurut dr.Rudiyanti, Sp,OG, jahitan yang
dilakukan pasca persalinan oleh dokter, tidak mudah lepas. “ memang jahitan
tersebut baru akan diserap tubuh dalam waktu lima sampai tujuh hari. Jadi
beberapa hari setelah melahirkan masih terasa bila tersentu. Namun, tidak
mudah lepas.” Lain kalau alasannya takut sakit. Setelah persalinan normal,
saat vagina dibersihkan akan terasa nyeri karena ada bekas jahitan di daerah
perineum ( antara anus dan alat kelamin ). Namun bukan berarti ibu bole alpa
membersihkannya, walau terasa nyeri cebok setelah buang air kecil atau besar
tetap perlu dilakukan dengan seksama. ”Wajar saja kalau setelah melahirkan
vagina terasa sakit saat di bersihkan. Dokter biasanya akan memberikan obat
pereda rasa sakit.” Tidak beda jauh dari proses setelah persalinan normal, ibu
yang melahirkan dengan bedah sesar pun akan mengalami masa nifas selama
40 hari. Meskpun vaginanya tidak terluka, dari situ tetap akan keluar darah
a. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan
BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asal bersih. Basuh dari depan
vagina baik dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bias
24
b. Vagina boleh di cuci menggunakan sabun atau cairan antiseptic karena
kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan
diganti. Bila seperti ini caranya maka akan percuma saja. Bukankan pembalut
tersebut sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti,
pembalut baru. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAK atau BAB atau
6. Istirahat
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca persalinan,
ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu
boleh miring kekiri atau kekanan untuk mencegah trombisis. Ibu dan bayi
ditempatkan pada satu kamar. Pada hari kedua, bila perlu dilakukan latihan
senam. Pada hari ketiga umumnya sudah dapat duduk, hari keempat berjalan
dan hari kelima sudah dapat dipulangkan. Makanan yang diberikan harus
bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein dan banyak buah. Anjurkan
25
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk rileks dan
istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Memintah bantuan
suami atau keluarga ketika ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-
lagu klasik disaat ibbu dan bayi sedang istirahat untuk menghilangkan rasa
7. Seksual
Setelah persalinan pada masa ini ibu menhadapi peran baru sebagai orang tua
ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu
dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa dia telah kehilangan aspek
lain dalam kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu perlu memahami
perubahan yang terjadi pada istri sehingga tidak punya perasaan diabaikan.
Anjuran :
a. Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu ibu merasakan aman untuk melakukan
26
d. Kebutuhan yang satu ini memang agak sensitive, tidak heran kalau anda
Wanita dianggap menderita infeksi puerperium jika terjadi demam pada suhu
38 derajad celcius (100,4 derajad F) atau lebih setelah 24 jam pertama setelah
melahirkan dan demam bertahan paling tidak 2 hrai dalam 10 hari pertama
yang berasal dari saluran reproduksi saluran reproduksi salama persalinan atau
a. Vulvalitis
Pada luka infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum, jaringan
sekitarnya mebengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah
b. Vaginitis
Infeksi pada vagina yang dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau
ulkus, serta getah mengandung nanah dan keluar dari daerah ulkus tersebut.
c. Servisitis
nfeksi servik sering terjadi , akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak
gejala. Luka serviks yangb dalam , luas dan langsung ke dasar ligamentum
tanda dan gejalanya yaitu rasa nyeri dan panas pada area yang terinfeksi,
27
kadangkadang perih bila kencing, nadi dibawah 100x/menit, getah radang
d. Septicemia
Infeksi ini merupakan infeksi yang umum yang disebabkan oleh kuman-kuman
gejala antara lain permulaan penderita sudah sakit dan lemah, samapi hari ke-3
post partum, suhu meningkat dengan cepat dan menggigil, selanjutnya suhu
(140-160x/menit)
e. Peritonitis
perut). Pada masa nifas peritonitis terjadi akibat menyebarnya atau meluasnya
infeksi yang terjadi pada uterus melalui pembuluh darah limfe. Manifetasi
klinisnya dapat terjadi peningkatan suhu tubuh, nyeri perut bagian bawah, nadi
cepat dan kecil, perut kembung, muka pucat, mata cekung, kulit muka dan
akral dingin.
f. Mastitis
28
mammae.Penyebab infeksi paling sering adalah staphylococcus aureus.Tanda
dan gejalanya yaitu rasa panas dingin disertai dengan peningkatan suhu tubuh,
lesu dan tidak ada nafsu makan, mammae membesar, kulit memerah dan nyeri
pada perabaan.
g. Thromboplebitis
Adalah penjalaran infeksi melalui vena. Hal ini terjadi pada masa nifas karena
mikroorganisme pathogen.
Luka ini terjadi akibat episiotomi atau rupture/robek pada saat proses
persalinan. Tanda dan gejalanya yaitu terasa nyeri, merah dan bengkak. Bila
tidak segera ditangani akan melebar, terbuka dan mengeluarkan getah bening
Pada kehamilan cukup bulan sedikitnya 600 ml/mnt darah mengalir keuterus
yang berjumlah sekitar 120, dan arteri spiralis ini tidak memiliki lapisan
pelepasan plasenta pada kala III persalinan maka arteri spiralis akan terbuka
sehingga terjadi perdarahan. Kontraksi uterus akan menjepit arteri spiralis yang
29
apabila tidak terjadi kontraksi uterus segera setelah pelepasan plasenta akan
atau lebih setelah janin dan plasenta lahir (akhir kala III) pada persalinan
pervaginam atau 1000 ml atau lebih pada persalinan seksio sesarea. Definisi ini
volume plasma darah yang normal pada kehamilan yaitu rata-rata sebesar 30 –
60% atau 1500 – 2000 ml selama kehamilan. Oleh karena itu pengukuran kadar
ml.
atonia uteri), tissue (jaringan; retensio plasenta dan sisa plasenta), tears
utama perdarahan postpartum yaitu sebesar 70% dan sekaligus penyebab utama
kematia maternal. Trauma seperti laserasi, ruptura uteri dll. sebesar 20%, tisuue
(jaringan) seperti retensio plasenta, sisa plasenta sebesar 10% serta thrombin
30
penyakit von Willebrand dan hemofilia, menyumbang 1% sebagai penyebab
PPH.
Perdarahan dibagi menjadi minor yaitu 500-1000 ml atau mayor >1000 ml.
Perdarahan mayor dapat dibagi menjadi sedang yaitu 1000-2000 ml atau berat
apabila jumlah perdarahan ≤ 1500 ml, berat (severe) > 1500 ml, dan massif >
atonia uteri.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi pada sekitar 10% wanita hamil, kebanyakan
terjadi pada masa prenatal. Mereka yang sebelumnya mengalami ISK memiliki
wanita hamil untuk menderita ISK, biasanya dari escherichia coli. Wanita dengan
PMS kronis, trutama gonore dan klamidia juga memiliki resiko ISK. Bakteriuria
asimptomatik terjadi pada sekitas 5% sampai 15% wanita hamil. Jika tidak diobati
akan terjadi pielonefritis kira-kira 30% pada wanita hamil. Kelahiran dan
31
Biakan dan tes sensitivitas urine harus dilakukan di awal kehamilan, lebih bagus
pada kunjungan pertama, spesimen diambil dari urin yang diperoleh dengan cara
memberikan antibiotik yang sesuai selama dua sampai tiga minggu, disertai
4. Patologi Menyusui
Payudara terasa lebih penuh, tegang dan nyeri. Pembengkakan terjadi pada hari
ke-3 dan ke-4 pascasalin akibat bendungan vena dan pembuluh getah bening.
Bendungan vena dan pembuluh getah bening terjadi akibat payudara yang terisi
penuh dengan ASI. Kesemuanya ini merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak
disekresi, tetapi pengalirannya belum lancar.
Bila ibu tidak mau menyusui karena merasa nyeri, pembengkakan akan terus
berlanjut. ASI yang disekresi akan terus menumpuk, sehingga payudara
bertambah tegang, gelanggang susu menonjol dan puting mendatar. Bayi menjadi
sulit menyusu.
Pada saat ini payudara tampak lebih merah mengkilat. Ibu mengalami demam dan
nyeri berat payudara.
Pencegahan :
1. Ibu hendaknya menyusui dini, sesegera mungkin (selama 30 menit) setelah bayi
dilahirkan
32
4. Payudara pasca salin senantiasa dirawat.
Pengobatan :
2. ASI dikeluarkan sedikit sebelum menyusui agar puting lebih mudah ditangkap
5. Payudara diurut (masase) untuk mengurangi stasis divena dan pembuluh getah
b. Kelainan Putting
Kelainan puting hendaknya ditemukan lebih dini, yakni pada saat pemeriksaan
Penanganan :
yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah gelanggang
susu, lalu gelanggang susu diurut kearah berlawanan. Pada true inverted nipple,
perasat Hoffman tidak dapat memperbaiki keadaan dan tindakan operatif harus
dilakukan. Pada keadaan ini, ASI harus dikeluarkan secara manual atau dengan
pompa susu dan diberikan kepada bayi dengan sendok, gelas atau pipet.
33
c. Nyeri puting susu
Nyeri puting susu terjadi karena kesalahan posisi bayi saat menyusui, yakni bayi
hanya mengisap puting susu karena puting tidak masuk kedalam mulut bayi
sampai gelanggang susu bayi. Tekanan terus menerus hanya pada tempat tertentu
akan membuat puting nyeri ketika diisap, meski kulitnya masih utuh.
Sebab lain yang dapat membuat puting nyeri adalah penggunaan sabun,
cairan, krim, alkohol, dll, untuk membersihkan puting susu sehingga terjadi iritasi.
Iritasi puting juga dapat terjadi pada bayi dengan tali lidah (frenulum linguae)
yang pendek, sehingga bayi tidak dapat mengisap sampai gelanggang susu dan
Penanganan :
Puting yang nyeri lama-lama luka/lecet bila terus disusukan. Cara mencegahnya
antara lain:
a) Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, cairan, krim, atau
b) Untuk melepaskan isapan bayi setelah menyusui, dagu bayi ditekan atau
hidung dipijat atau jari kelingking ibu yang bersih dimasukkan kedalam
mulut bayi.
34
c) Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit,
dikurangi.
Apabila dengan tindakan tersebut di atas, puting tetap nyeri, sebaiknya dicari
Tekanan dapat berasal dari pemakaian BH yang terlalu ketat, tekanan jari pada
tempat yang sama setiap kali menyusui atau kelanjutan dari payudara bengkak.
Bila tidak ditangani dengan baik, saluran susu yang dapat menjadi mastitis
(radang payudara).
35
Produksi Asi yang tidak dikeluarkan akibat berbagai sebab antara lain
Obstruksi duktus,
Asi yang tidak keluarkan merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri.
Thomsen (1984) menghitung leukosit dan jumlah bakteri dari Asi yang
kelompok.
1. Asi yang tidak keluar, didapatkan <106 leukosit dan <103 bakteri, akan
pengeluaran Asi.
payudara, merah dan nyeri. Peradangan mengenai stroma payudara yang terdiri
dari jaringan ikat, lemak, pembuluh darah dan getah bening. Biasanya terjadi pada
36
Mastitis biasanya didahului puting lecet, payudara bengkak atau sumbatan saluran
susu. Anemia, gizi buruk, kelelahan dan stress juga merupakan faktor
predisposisi.
Penanganan :
tidak membaik walaupun ASI telah dikeluarkan, gejala yang sudah berat,
antibiotik pada bayi dan ibunya bila dari pemeriksaan ASI didapatkan
kuman. Dicloxacillin 500 mg oral empat kali sehari, dapat dimulai secara
penisilin.
37
g) Analgesic
manual atau dengan pompa agar produksi ASI tetap baik. Dalam beberapa
38
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan Pada Masa Nifas Yaitu untuk Meningkatkan kesejahteraan fisik dan
psikologi ibu dan bayi Dengan diberikannya asuhan, ibu akan mendapatkan
fasilitas dan dukungan dalam upaya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai
ibu (pada kasus ibu dengan kelahiran anak pertama) dan pendampingan keluarga
dalam membuat pola baru saat kelahiran anak kedua. Jika ibu dapat melewati
masa ini dengan baik maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayipun akan
meningkat Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, dengan memastikan bahwa
belakang dan setelah itu membersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi pada perimium
39
Melaksanakan skrining secara komprehensif dengan mendeteksi masalah,
mengobati, dan merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus Pada
saat memberikan asuhan nifas, keterampilan seorang bidan sangat di tuntut untuk
harus di kuasai oleh bidan, antara lain berupa materi pendidikan, teknik
efektif sesuai dengan budaya setempat. Hal tersebut sangat penting untuk
diperhatikan karena banyak pihak yang beranggapan bahwa jika bayi telah lahir
dengan selamat dan kodisi ibu dan bayi tidak ada cacat secara fisik maka sebuah
pendampingan dianggap tidak perlu dilakukan. Padahal bagi para ibu (terutama
ibu baru), saat menjalani peran barunya sangatlah berat sehingga membutuhkan
sebuah pendampingan untuk kesehatan ibu dan bayi baik secara fisik maupun
psikis.
40
B. Saran
a. Bagi mahasiswa
dengan standar.
c. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, A., Rusli, N., Ahmad, T.R., Musdah, M., Syahrul, R & Sri’ah, A.L. 2003
Untukmu ibu Tercinta. Bogor : Prenada
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Pelajar
Anggraeni, A. C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. 2004. Maternity Nursing. Edisi
4. Jakarta : EGC
Budiyanto, M.A.K. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang : Bayu Media
Chumbley, Jane. 2006. Menyusui. Jakarta : Erlangga
Cuningham, F.G., Norman, F.G., Kenneth, J.L., Larry, C.G., John, C.H., &
Katharine, D.W. 2006. Obstetri Williams, Volume 1. Jakarta : EGC
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rajawali Pers
Dewi, V.N.L & Tri, S. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba
Medika
41
Dowshen, N.I & Elizabeth, B. 2002. Petunjuk Lengkap untuk Orang Tua. Jakarta
: Raja Grafindo
Gibney, M.J., Barrie, M.M., John, M.K., & Leonore, A. 2009. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGC
Gigante, D.P., Victoria, C.G.,Barros, Fernando.C. 2000. Breast-Feeding Has
Limited Long-Term Effect on Anthropometry and Body Composition of
Brazilian Mothers. The Journal of Nutrition. http://www.Jn.nutrition.org,
diakses: September 2012
Hatsu, Irene E., Dawn M,M., & Alex, K.A. 2008. Effect of Infant Feeding on
Maternal Body Composition. International Breastfeeding Journal
http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/content/3/1/18, di
akses : September 2012
Hidayat, A.A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
Keller, C., Tood, M., & Ainsworth, B. 2013. Overweight, Obesity, and
Neighborhood Charachteritics among Postpartum Latinas. Journal of
Obesity. http://dx.doi.org/10.1155/2013/916468, diakses:Agustus 2013
42
Siswosudarmo, R & Ova, E. 2008. Obstetri Fisiologi.
Yogyakarta : Pustaka Cendekia Saleha, S. 2009.
43
LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN PRA KLINIK
PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
4. 14/03/2023
- Acc LP
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Rosmiyati,S.SiT,M.Kes)
44