Oleh :
Maryati
NPM : 15901KH41059
PROGRAM STUDI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
limpahan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penilitian yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Masa Nifas Pada Ny. N Usia 27 Tahun P2A0 Post Partum 6 Jam Di
TPMB Maryati, S.Tr.Keb” Dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini banyak
kesulitan dan hambatan yang ditemui namun berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan
penjelasan, dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghormatan yang setingi-tingginya kepada, antara lain :
1. Kepada Dr. Sobar Darmaja, S.Psi., MKM, sebagai Direktur Politeknik Karya Husada
yang telah memberikan motivasi, arahan, dukungan untuk diselesaikannya makalah.
2. Kepada Wiwin Nur Fitriani, S.ST., MKM, sebagai Wakil Direktur Akademik
Politeknik Karya Husada yang telah memfasilitasi dalam bidang akademik sehingga
dapat terselesaikannya skripsi ini tepat waktu.
3. Kepada Yulianti, SE., MM, sebagai Wakil Direktur Non Akademik Politeknik Karya
Husada yang telah memberikan banyak kesempatan dalam menunjang perkuliahan
khususnya penyelesaian makalah ini.
4. Kepada Nurhandayani,SST.,M.Kes sebagai ketua program studi Profesi Kebidanan
Politeknik Karya Husada yang telah Memberikan arahan dan dukungan untuk di
selesaikannya makalah ini.
5. Kepada Nina Sri,SST.,M.Kes Selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan, motivasi, bimbingan untuk kesuksesan dalam menyelesaikan makalah ini.
6. Kepada Chrisna, SST., M.Kes selaku CI yang telah memberikan masukan yang
berharga untuk kesuksesan dalam menyelesaikan makalah ini.
7. Dosen dan Staf Pendidikan di Politeknik Karya Husada Jurusan Kebidanan.
8. Staf Perpustakaan di Politeknik Karya Husada yang telah menyedialanbuku - buku
sebagai sumber informasi.
9. Kedua Orang tua, saudara kandung dan orang terdekat saya yang telahmemberikan
doa, support dan dukungan yang tak terbatas.
10. Rekan - rekan Mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Karya Husada yang
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah
ini.
ii
Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah bagi
keluarga, bapak ibu dosen dan teman-teman, sehingga memperoleh balasan yang lebih
baik dari Allah SWT.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas jasa baik yang telah diberikan oleh
semua pihak kepada penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan penulis.
(Maryati)
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa nifas ini terjadi perubahan- perubahan fisik maupun psikis berupa
perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara
orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut perlu di lakukan suatu
pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manajemen kebidanan.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu nifas 6 jam dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
B. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada ibu masa nifas
1
6. Melaksanakan implementasi dari intervensi yang telah direncanakan pada ibu
masa nifas
1.3 Manfaat
a. Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan teori yang telah diterima dan
didapat dalam perkuliahan ke dalam kasus nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan secara komprehensif pada ibu nifas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan
dan cairan, seerta ibu dapat menyusui dengan baik.
➢ Periode late postpartum (1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
2.2.1 Peran dan tanggung jawab bidan dalam postnatal care
• Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi.
• Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial serta
memberikan semangat pada ibu.
• Membantu ibu dalam menyusui bayinya.
• Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu baru.
• Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya
sebagai orang tua.
• Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
• Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman dan tenang.
• Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan dengan ibu
dan anak serta mampu melakukan kegiatan administrasi.
• Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
• Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
• Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanaknnya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi.
2.2.2 Asuhan masa nifas berdasarkan waktu kunjungan
Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)
❖ Mencegah perdarahan masa nifas.
❖ Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.
❖ Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berhasil
dilakukan.
❖ Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
4
❖ Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
❖ Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
menyengat
❖ Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
❖ Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
dalam menyusui.
❖ Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu perawatan
tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
❖ Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
menyengat.
❖ Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
❖ Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
❖ Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
dalam menyusui.
❖ Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu perawatan
tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
❖ Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang dialaminya.
❖ Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini.
5
akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya adalah sebagai
berikut :
1. Involusi Uterus
Involusi Uterus merupakan suatu proses dimana uterus secara berangsur-angsur
menjadi kecil atau kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.
Proses dalam involusi uterus adalah sebagai berikut:
a. Autolysis, merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur
hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum
hamil yang terjadi selama kehamilan.
b. Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system vascular dan
system limphatik
c. Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin). Oksitosin menyebabkan terjadinya
kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk
mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Tabel. Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus pada Masa Involusi
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi pusat 1.000 gr
1 Minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr
2 Minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gr
6 Minggu Normal 50 gr
8 Minggu Normal seperti sebelum hamil 30 gr
2. Serviks dan Vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, setelah
6 minggu persalinan serviks akan menutup. Vulva dan vagina mengalami penekanan
serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ tersebut tetap dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu kembali dalam keadaan seperti tidak hamil. Setelah 3 minggu rugae
(benjolan pada permukaan vagina) dalam vagina berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
3. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan, diperlukan waktu 3-4 hari
6
sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, tetapi asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua
hari, gerak tubuh berkurang. Rasa sakit di daerah perineum dapat menghalangi
keinginan untuk Buang Air Besar (BAB) sehingga pada masa nifas sering timbul keluhan
konstipasi akibat tidak teraturnya BAB.
4. Lokhea
Masa nifas biasanya keluar cairan dari vagina yang dinamakan Lokhea. Lokhea
berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta. Jadi, sifat lokhea berubah seperti
secret luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka. Lokia mempunyai bau yang
amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat
dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel Macam-macam Lochea
Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari darah segar, jaringan
(kruenta) kehitaman sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo (rambut bayi),
dan sisa meconium. Lokhea rubra
yang menetap pada awal periode
postpartum menunjukan adanya
perdarahan postpartum sekunder
yang mungkin disebabkan adanya
tinggalnya sisa atau selaput
plasenta.
7
plasenta. Lokhea serosa dan alba
yang berlanjut bisa menandakan
adanya endometris, teruama jika
nyeri tekan pada abdomen.
Alba > 14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput
berlangsung 2-6 lendir serviks dan serabut jaringan
postpartum yang mati
8
pengeluaran air susu.
Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2°C-
37,5°C. Jika kenaikan mencapai 38°C lebih dari 2 hari, perlu diwaspadai adanya infeksi
atau sepsis masa nifas.
Jika tekanan darah menjadi rendah perlu diwaspadai adanya perdarahan pada masa
nifas. Sebaliknya Jika tekanan darah tinggi, hal merupakan salah satu petunjuk
kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada masa nifas dan diperlukan
penanganan lebih lanjut.
Pernafasan yang normal setelah persalinan adalah 16-24 x/menit atau rata-rata 18
x/menit. Jika respirasi cepat pada masa nifas (>30x/mnt), kemungkinan adanya
shock.
9. Perubahan Hematologi
Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun
tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan
faktor pembekuan darah.
9
baik.
Adanya kegagalan dalam fase taking hold sering kali membuat ibu mengalami
depresi postpartum dengan indikasi dimana ibu mendapati perasaan tidak mampu
merawat bayinya. Pada fase ini, ibu lebih terbuka dalam menerima nasehat dan
bimbingan sehingga petugas kesehatan memiliki kesempatan yang baik dalam
memberikan berbagai pendidikan kesehatan untuk menumbuhkan kepercayaan diri
ibu. Rawat gabung memberikan ibu lebih percaya diri dan merasa kompeten dalam
perawatan bayi, serta memberikan kepercayaan diri dalam merawat bayi mereka di
rumah nantinya.
c) Letting Go
Periode ini umunya terjadi setelah ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu secara mandiri
menerima peran barunya dan tanggung jawab kepada bayinya. Keinginan untuk
merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Dukungan suami dan
keluarga sangat diperlukan sehingga ibu tidak merasa terbebani.
10
➢ Personal hygiene
Ibu nifas rentan terhadap infeksi, unttuk itu personal hygiene harus dijaga, yaitu
dengan :
• Mencuci tangan.
• Kebersihan tubuh, pakaian, lingkungan, tempat tidur harus selalu dijaga.
• Membersihkan daerah genital dengan sabun dan air bersih lalu keringkan.
• Mengganti pembalut setiap 6 jam minimal 2 kali sehari.
• Menghindari menyentuh luka perineum.
• Menjaga kebersihan vulva perineum dan anus.
➢ Seksual
Pada 6 minggu postpartum ibu boleh melakukan hubungan seksual setelah darah
selesai dan ibu dapat memasukkan 2-3 jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
➢ Senam nifas
Tujuan dari senam nifas adalah :
1. Rehabilisasi jaringan yang mengalami penguluran akibat kehamilan dan
persalinan.
2. Mengembalikan ukuran rahim kebentuk semula.
3. Melancarkan peredaran darah.
4. Melancarkan BAB dan BAK.
5. Melancarkan produksi ASI.
➢ Perawatan payudara
• Memompa ASI secara rutin.
Jika payudara terasa penuh dan menimbulkan rasa tidak nyaman, ibu
dapat memompa ASI hingga payudara terasa kosong. Cara ini dapat
mengurangi rasa nyeri dan kencang di payudara.
• Memijat payudara.
Jika payudara terasa nyeri, ibu dapat memijat payudara dengan lembut sembari
memeriksa ASI yang keluar. Hal tersebut dapat mengurangi nyeri pada payudara.
• Memberikan kompres dingin pada payudara.
Kompres air dingin dapat digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri
payudara.
• Mengenakan bra yang nyaman.
Agar payudara terasa nyaman, gunakan bra yang ukuran pas. Jika perlu gunakan
11
bra khusus agar payudara terasa lebih nyaman saat beraktivitas ataupun menyusui.
➢ Teknik menyusui yang benar
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke putting susu dan areola agar putting susu ibu tidak
mudah lecet
3. Pastikan posisi ibu sudah nyaman dan santai
4. Posisikan bayi dengan benar yaitu:
• Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan
siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
• Perut bayi menempel dengan perut ibu
• Mulut bayi berada di depan putting ibu
• Lengan bayi yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh
dan bayi. Tangan atas bayi boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu
• Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus
5. Bibir bayi dirangsang dengan putting ibu dan akan membuka lebar kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan putting serta areola
dimasukkan ke dalam mulut bayi.
6. Cek apakah perlekatan sudah benar yaitu:
• Dagu menempel ke payudara ibu
• Mulut terbuka lebar
• Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi
• Pipi bayi tidak boleh kempot (karena bayi tidak menghisap)
• Tidak boleh terdengar bunyi decak
• Ibu tidak kesakitan dan bayi tenang
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NY. N USIA 27 TAHUN POST PARTUM 6 JAM
A. Data Subjektif
1. Identitas
Ibu Suami
Nama : Ny. N Nama : Tn. S
Umur : 27 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : Betawi Suku : Betawi
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Tipar Tengah 05/10
No. Telp : +62 858 1344 0270
2. Keluhan Utama
Ny. N mengatakan perut masih terasa mulas pasca persalinan.
3. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi Setelah Melahirkan
1) Makan
Ny. N sudah makan dengan porsi sedang, lauk pauk, makan sayur dan buah
2) Minum
Ny. N sudah minum air putih sebanyak 4 gelas.
b. Pola Eliminasi Setelah Melahirkan
1) BAK
13
Ny. N sudah buang air kecil
2) BAB
Ny. N belum buang air besar.
4. Personal Hygiene Setelah Melahirkan
a. Mandi dan Gosok Gigi
Ny. N sudah mengganti pembalut dan pakaian tetapi belum mandi.
5. Istirahat Setelah Melahirkan
a. Tidur
Ny. N sudah tidur selama 30 menit.
b. Keluhan
Tidak ada keluhan
6. Aktivitas
Ny. N sudah bisa duduk dan berdiri serta ke kamar mandi sendiri.
7. Data Psikologis
Ny. N dan keluarga merasa senang atas kelahiran anak keduanya yang berjenis
kelamin perempuan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 °C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak pucat
b. Mata : Sklera mata putih, conjungtiva merah muda
c. Telinga : Simetris, bersih
d. Hidung : Simetris, tidak ada sinusitis
e. Mulut : Tidak ada caries, tidak ada stomatitis dan gigi tidak berlubang
f. Leher : Kelenjar tiroid tidak ada
14
g. Dada : Payudara tidak ada benjolan dan tidak Simetris, tidak ada pembengkakan,
kedua payudara teraba lunak, putting susu menonjol, ASI keluar ada cairan yang
keluar dari putting susu
h. Perut (Abdomen) :
• Tinggi Fundus Uteri : 2 jari di bawah pusat
• Kontraksi Uterus : Baik
• Kandung Kemih : Teraba kosong
i. Ekstermitas : Tidak ada oedema ataupun varises
j. Genetalia : Perineum ada luka jahitan
C. Analisa
P2A0 Usia 27 Tahun Post Partum 6 Jam.
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal, TD
: 120/80 mmHg N : 80 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu : 36,5 °C
3. Mengobservasi keadaan umum, TD, Nadi, Pernapasan, Kontraksi uterus, TFU,
Kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada satu jam pertama dan 30 menit
pada satu jam berikutnya.
4. Memastikan kandung kemih kosong. (Kandung kemih ibu kosong)
5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB dan meminta bantuan jika
Ingin BAK. (ibu mengerti)
6. Melakukan pengecekan jahitan. (Jahitan rapih)
7. Mengajarkan ibu dan suami menilai kontraksi yang baik dan mengajarkan Teknik
Masasse uterus (Ibu dan suami mengerti dan mau melakukannya.
8. Mengajurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring kanan atau kiri, dan duduk (Ibu
Mengerti).
9. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas seperti payudara bengkak disertai nyeri, keluar
Cairan yang berbau dari jalan lahir, demam, pandangan kabur. (Ibu mengerti )
10. Memantau nifas 6 jam dengan pemeriksaan TTV, TFU kandung kemih,
kontraksi uterus dan perdarahan. (Sudah dilakukan)
11. Memberikan KIE pada ibu tentang :
15
a. Personal hygiene seperti menganjurkan ibu untuk mengganti pembalutnya tidak
harus menunggu sampai penuh.
b. Tanda-tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan aktif, demam tinggi, pusing,
keluar cairan berbau dari jalan lahir, oedem pada tangan dan kaki, kejang,
payudara bengkak kemerahan serta mengalami gangguan kejiwaan.
c. Nutrisi, menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang.
d. ASI Ekslusif, bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tidak boleh di beri
makanan lain walaupun hanya air putih.
12. Menjelakan kembali pada ibu bahwa bayi nya dengan BB : 2900 gr, PB : 48 dan
sudah di beri salep mata dan bayi bernapas dengan baik. ( Evaluasi : ibu mengerti )
13. Setelah 1 jam pemberian suntik VIT K dan berikan suntik imunisasi HB0 dipaha
kanan anterolateral. Evaluasi : Bayi sudah diberikan suntikan VIT K.
14. Melakukan informed consent pemberian imunisasi HB 0 bln.
15. Merapikan pasien dan alat-alat, tempat tidur dan ruangan.
16. Melakukan dekontaminasi alat-alat, ruangan, dan tempat tidur.
16
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Masa nifas merupakan masa setelah melahirkan bayi dan plasenta sampai 6 minggu atau
40 hari. Masa nifas sangat penting bagi seorang wanita karena merupakan masa pemulihan
untuk mengembalikan alat kandungan serta fisik ibu ke kondisi seperti sebelum hamil. Selain
itu masa nifas memerlukan pengawasan agar masa nifas dapat terlampaui dengan penuh
kenyamanan.
Masa nifas dimulai sesaat setelah keluarnya plasenta dan selaput janin serta berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil kira-kira sampai 6 minggu.
Waktu 6 minggu setelah persalinan tersebut dimungkinkan agar semua sistem tubuh ibu dapat
pulih dari efek kehamilan dan kembali pada kondisi seperti saat sebelum hamil. Asuhan selama
periode nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 60% angka kematian ibu terjadi pada
periode ini.
Berdasarkan dari kasus asuhan kebidanan pada ibu post partum 6 jam pada tanggal 09
Januari 2024 pukul 15:15 WIB di TPMB Maryati pada Ny. N usia 27 tahun P2A0. Didapatkan
bahwa pada tinjauan kasus muncul keluhan perut masih merasa mulas pasca persalinan. Maka
asuhan yang diberikan yaitu :
1. Melaksanakan pemeriksaan tanda tanda vital.
2. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya dalam menjaga pola makan dan
nutrisi yang baik untuk ibu nifas seperti mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan yang kaya vitamin dan tidak boleh mengonsumsi minuman bersoda dan
makanan setengah matang.
3. Melakukan penyuluhan pada ibu nifas untuk tetap menjaga kebersihan diri atau
personal hygiene.
4. Melakukan penyuluhan tentang teknik menyusui serta perawatan payudara yang
benar.
5. Melakukan penyuluhan tentang pola istirahat agar ibu nifas istirahat dengan cukup
sehingga pengeluaran ASI yang lancar dan kondisi ibu cepat pulih.
6. Menginformasikan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.
Setelah diberikan penanganan dan tindakan dengan benar dan tepat maka diharapkan
tidak terjadi komplikasi pada klien tersebut. Dalam asuhan kebidanan ini dapat berjalan
dengan baik karena tidak adanya faktor hambatan, akan tetapi selalu didukung oleh beberapa
17
faktor, yaitu :
a) Adanya kerja sama yang baik antara bidan dengan ibu klien.
b) Ibu kooperatif dalam prosedur tindakan yang dijalankan petugas.
c) Ibu mengerti tentang pentingnya menjaga pola hidup yang baik dan mengerti
tujuan dari asuhan yang diberikan.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Secara etimologi, puer berarti bayi dan parous adalah melahirkan. Jadi puerperium
adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa disebut juga dengan masa pulih kembali,
dengan maksud keadaaan pulihnya alat reproduksi seperti sebelum hamil. Asuhan masa
nifas adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan bidan pada masa
nifas sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan
kode etik kebidanan.
5.2 Saran
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori tentang asuhan pada masa
nifas, dan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dan
komunikatif kepada pasien sehingga dapat mencapai tujuan dalam melakukan suatu
tindakan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, sarwono. 2014. Ilmu kebidanan. Edisi Keempat. Cetakan kedua. Jakarta: pt bina
pustaka sarwono Prawirohardjo
Varney H, et al.2014, Buku Saleha, 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
http://eprints.ums.ac.id/25935/2/3.BAB_I.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/991/3/bab%202.pdf