Anda di halaman 1dari 100

HUBUNGAN KEAKTIFAN DALAM KELAS IBU HAMIL TERHADAP

PENGETAHUAN TENTANG KB PASCA SALIN DI PUSKESMAS


BAULA KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA
TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma IV Bidan
Politeknik Kesehatan Kendari

Oleh:

SITTI RUKMANAWATI
NIM : P00312017139

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV
TAHUN 2018

1
2
3
RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Penulis

Nama : Sitti Rukmanawati

Tempat/TanggalLahir : Huko-huko, 25 Mei 1994

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

JenisKelamin : Perempuan

Alamat : Wawotobi Kabupaten Konawe

II. Pendidikan

a. SD Negeri1 Huko-huko Tamat Tahun 2006

b. SMP Swasta Antam Pomalaa Tamat Tahun 2009

c. SMA Negeri1 Pomalaa Tamat Tahun 2012

d. AKBID Menara Bunda Kolaka Tamat Tahun 2015

e. Terdaftar Sebagai Mahasiswi Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari Prodi DIV Tahun 2017.

iv
4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

judul “Hubungan Keaktifan Dalam Kelas Ibu Hamil Terhadap

Pengetahuan Tentang KB Pasca Salin Di Puskesmas Baula Kecamatan

Baula Kabupaten Kolaka Tahun 2018”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena

dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun

tidak langsung dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari

pelaksanaan kegiatan awal sampai pada penyelesaian skripsi ini. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Melania Asi, S.Si.T.

M.Kes., selaku Pembimbing I dan Ibu Heyrani, S.Si.T., M.Kes., selaku

Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh

kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan

petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

3. Ibu Melania Asi, S.Si.T., M.Kes., selaku Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.

5
4. Ibu Wahida S., S.Si.T., M.Keb., selaku Penguji I, Ibu Elyasari, SST.,

M.Keb., selaku Penguji II, dan Ibu Farming, SST., M.Keb., selaku

Penguji III.

5. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari

Jurusan D-IV Kebidanan yang telah banyak membantu dan

memberikan ilmu pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti

pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari.

6. Teristimewa kepada ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh,

membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang, serta

memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta saudara-

saudaraku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

D-IV Kebidanan angkatan 2017.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga hasil penelitian ini dapat menambah khasanah

ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, 13 Agustus 2018

Penulis

vi6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
ABSTRAK ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Tentang Keluarga Berencana ......................... 8
2. Tinjauan Tentang Alat Kontrasepsi ................................ 10
3. Tinjauan Tentang Pengetahuan ..................................... 15
4. Tinjauan Tentang Keaktifan ........................................... 17
5. Tinjauan Tentang Kelas Ibu Hamil ................................... 18
B. Landasan Teori ................................................................... 50
C. Kerangka Teori ................................................................... 52
D. Kerangka Konsep ............................................................... 53
E. Hipotesis ............................................................................. 53

7
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................... 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 54
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 55
D. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................... 56
E. Definisi Operasional ....................................................... 56
F. Instrumen Penelitian ...................................................... 57
G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................... 57
H. Alur Penelitian ................................................................ 58
I. Pengolahan Data ........................................................... 58
J. Analisis Data .................................................................. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran umum Lokasi penelitian ................................. 62
B. Hasil Penelitian ................................................................ 63
C. Pembahasan .................................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 71
B. Saran ................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori ................................................................. 52


Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................ 53
Gambar 3 Desain Penelitian Cross Sectional ................................... 54
Gambar 4 Alur Penelitian .................................................................. 58

ix
9
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah SDM Puskesmas Baula ......................................... 63


Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Keaktifan Kelas Ibu Hamil
Di Puskesmas Baula Tahun 2018 ...................................... 64
Tabel 3 Distribusi responden Menurut Pengetahuan Ibu Tentang KB
Pasca Salin Di Puskesmas Baula Tahun 2018 .................. 64

x
10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Pengisian Kuisioner


Lampiran 2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden
Lampiran 3. Kuisioner Pengetahuan Tentang KB Pasca Salin
Lampiran 4. Master Tabel Penelitian
Lampiran 5. Output SPSS
Lampiran 6. Surat pengambilan Data Awal
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xi
11
ABSTRAK

HUBUNGAN KEAKTIFAN KELAS IBU HAMIL TERHADAP


PENGETAHUAN IBU TENTANG KB PASCA SALIN DI PUSKESMAS
BAULA KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOALA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018

Siti Rukmana¹, Melania Asi², Heyrani³

LatarBelakang :Salah satu kebijakan pemerintah dalam pengenalan KB


pasca salin yaitu melalui kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil adalah sarana
untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk
tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,
nifas, perawatan bayi, penyakit menular serta KB pasca salin
TujuanPenelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan
kelas ibu hamil, pengetahuan ibu tentang KB Pasca salin serta hubungan
antara keaktifan kelas ibu hamil dengan pengetahuan tentang KB Pasca
salin
MetodePenelitian :Jenis Penelitian analitik dengan menggunakan
metode cross sectional jumlah sampel sebanyak 65 orang. Adapun teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Waktu
yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
pada bulanJuli 2018.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, data dianalisis secara univariat dan disajikan dalam bentuk
table distribusi frekuensi dan persentase.
Hasilpenelitian : Dari hasil penelitian didapatkan ibu sebagian besar
aktif dalam kelas ibu hamil sebanyak 46 orang dari 65 responden
sedangkan yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang KB pasca
salin sebanyak 51 orang ibu. Hasil uji Chi square didapatkan P value
0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara keaktifan kelas ibu hamil
dengan pengetahuan ibu tentang KB Pasca salin, hal ini dikerenakan
dalam kelas ibu hamil telah diberikan konseling tentang KB pasca salin,
sehingga ibu hamil sudah memahami cara pemakaian kegunaan dan efek
samping KB pasca salin.
Kesimpulan : Setelah dilakukan penelitian dapat dismpulkan
bahwa ada hubungan antara keaktifan kelas ibu hamil dengan
pengetahuan ibu tentang KB Pasca salin

Kata Kunci :Keaktifan kelas ibu hamil, Pengetahuan, KB Pasca Salin

1. Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari


2. Dosen Pembimbing Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

xii
12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laju pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat kelahiran

dan tingkat kematian. Tingkat kelahiran kasar dan tingkat kematian

kasar masing-masing menunjukkan jumlah kelahiran hidup dan jumlah

kematian per 1.000 penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk

di Indonesia meningkat dengan cukup pesat. Badan Pusat Statistik

(BPS) mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2013

berjumlah 244,2 juta jiwa, dalam rangka upaya pengendalian jumlah

penduduk, pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana

(KB) dengan menggunakan alat kontrasepsi. (Handayani, 2010)

Menurut World Health Organization (WHO) penggunaan alat

kontrasepsi adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami istri untuk mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari

kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kehamilan,

mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

istri dan untuk menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto,

2010).

Kontraspesi adalah cara untuk menghindari/mencegah terjadinya

kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

sperma sehingga dapat mencegah terjadinya kehamilan. KB pasca

persalinan adalah penggunaan alat kontrasepsi pada masa nifas

13
sampai dengan 42 hari setelah melahirkan antara lain termasuk

kembalinya fertilitasdan resiko terjadinya kehamilan, jarak kehamilan

yang dekat, risiko terhadap bayi dan ibu serta ketidaktersediaan

kontrasepsi.

Secara demografis, fertilitas diartikan sebagai hasil reproduksi

yang ditunjukkan dengan banyaknya bayi lahir hidup. Fertilitas

merupakan salah satu penyumbang tingginya angka kelahiran selain

mortalitas dan migrasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengendalikan angka kelahiran adalah melalui progam keluarga

berencana (KB), melalui pemakaian alat kontrasepsi oleh pasangan

usia subur.

Terdapat hubungan modernisasi dan perilaku fertilitas. Empat

aspek modernisasi yang secara empiris diidentifkasi adalah inovasi

dalam pelayanan kesehatan publik, inovasi dalam pendidikan formal,

urbanisasi, konsumsi barang, pertumbuhan pendapatan perkapita,

tenaga kerja perempuan sektor modern, kemajuan media massa,

program keluarga berencana, kemajuan dalam administrasi

pemerintahan, serta perubahan sikap serta kepribadian individu.

Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam modernisasi menyebabkan

perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota masyarakat

tentang perilaku pengaturan kelahiran.

Di sisi lain kematian ibu di Indonesia belum menunjukkan

penurunan. Bila dibandingkan dengan target RPJM 2014 sebesar 118

14
kematian pada tahun 2014 dan target MDGs pada tahun 2015 tercapai

102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Hasil SDKI 2015 akan

tercapai 161 ibu yang meninggal setiap 100.000 kelahiran hidup.

Sesuai dengan komitmen global setiap negara pada tahun 2015 harus

menurunkan angka kematian ibu sebesar 50%. Beberapa faktor yang

menyebabkan kematian ibu adalah komplikasi kehamilan, persalinan,

dan nifas tidak tertolong adalah adanya tiga keterlambatan yaitu

terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa ke fasilitas

kesehatan dan terlambat menanganinya. Disamping itu kematian ibu

terbanyak terjadi dalam waktu 2 jam semasa/pasca salin.

Pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu dari sekian

banyak variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap angka

kelahiran. Dari berbagai studi yang pernah dilakukan menunjukkan

bahwa pemakaian alat kontrasepsi terbukti mampu menurunkan angka

kelahiran.

Konsep mengenai KB pasca salin bukanlah hal yang baru, akan

tetapi tidak banyak perhatian yang diberikan pada masa yang penting

dari kehidupan wanita. Pada saat ini perhatian dari pengelola program

kesehatan, penyedia dari jasa pelayanan kesehatan dan pembuat

kebijakan semakin meningkat karena menyadari akan tingginya

efektifitas dan keberhasilan program keluarga berencana jika

pengenalan kontrasepsi dilakukan pada saat pasca persalinan.

15
Salah satu kebijakan pemerintah dalam pengenalan KB pasca

salin yaitu melalui kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil adalah sarana untuk

belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap

muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,

persalinan, nifas, perawatan bayi, penyakit menular serta KB pasca

salin, dll.

KB pasca salin merupakan inisiasi pemakaian metode

kontrasepsi dalam waktu enam minggu pertama setelah persalinan.

Keunggulan KB pasca persalinan yaitu dapat dipasang segera setelah

melahirkan atau keguguran, tidak menyakiti ibu dua kali, efektifitas

tinggi, tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu hubungan

seksual, jenis-jenis KB pasca salin yaitu IUD, implant dan suntik.

Puskesmas Baula adalah salah satu Puskesmas yang ada di

Kabupaten Kolaka telah menerapkan KB pasca salin. Data yang

diperoleh dari Puskesmas Baula tahun 2017 menunjukkan jumlah

peserta KB pasca salin sebanyak 153 orang, sebagian besar memakai

kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 146 orang dan kontrasepsi Implant

sebanyak 7 orang(Puskesmas Baula, 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Baula jumlah ibu

hamil tahun 2018 sebanyak 570 orang dan masing-masing desa telah

dilaksanakan kelas ibu hamil. Berdasarkan hasil wawancara peneliti

dengan 10 orang ibu hamil, hanya 2 orang yang bisa menjawab

16
mengenai KB pasca persalinan, sehingga peneliti dapat simpulkan

bahwa pengetahuan yang kurang tentang KB pasca persalinan dapat

berdampak pada pemilihan alat kontrasepsi ibu setelah persalinan

nanti

Berdasarkan data tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan keaktifan kelas ibu hamil

terhadap pengetahuan tentang KB pasca persalinan.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan keaktifan dalam

kelas ibu hamil terhadap pengetahuan tentang KB Pasca Salin Di

Puskesmas Baula Kecamatan Baula Tahun 2018?”

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untukmengetahui hubungan keaktifan dalam kelas ibu hamil

terhadap pengetahuan Tentang KB Pasca Salin .

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui keaktifan ibu dalam kelas ibu hamil di

Puskesmas Baula Kabupaten Kolaka.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang KB pasca salin di

Puskesmas Baula Kabupaten Kolaka.

17
c. Untuk menganalisishubungan keaktifan ibu dalam kelas ibu

hamil terhadap pengetahuan tentang KB pasca salin di

Puskesmas Baula Kabupaten Kolaka.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan

informasi yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dan

pengembangan promosi Keluarga Berencanadalam pembuatan

kebijakan serta upaya peningkatan kesejahteraan keluarga.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan

informasi pengetahuan khususnya mengenai KB Pasca salin,

selain itu diharapkan akseptor KBdapat meningkatkan motivasi

untuk menggunakan KB pasca salin.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan

berfikir secara ilmiah khususnya masalah KB pasca salin.

E. Keaslian Penelitian

1. Endah Pudah Listyah (2013) Hubungan pengetahuan ibu bersalin

tentang KB pasca salin dengan keikutsertaan penggunaan KB

18
pasca salin pengguna Jampersal di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode survey

analitik dengan pendekatan waktu cross sectional atau sering pula

disebut penelitian transversal. Sampel diambil dengan

menggunakan tehnik Sampling Insidental. Pada saat penelitian

mendapatkan sampel yang memenuhi criteria sebanyak 45 orang.

Variabel bebasnya adalah pengetahuan ibu bersalin tentang KB

pasca salin, sedangkan variabel terikatnya adalah keikutsertaan

penggunaan KB pasca salin pengguna jampersal. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang KB

pasca salin dengan keikut sertaan penggunaan KB pasca salin

pengguna jampersal.

2. Nining Kurnia(2014). Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang

KB Pasca Persalinan Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.

Variabel bebasnya yaitu pengetahuan ibu hamil trimester III,

sedangkan variabel terikatnya adalah tentang KB pasca persalinan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwapengetahuan ibu tentang KB

pasca persalinan sebagian besar dalam kategori baik apabila umur

diatas 35 tahun dan pendidikan menengah keatas.

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

variabel peneltian dan sampel penelitian.

19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian

dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga

untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera untuk

mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia (BKKBN, 2008).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan

dapat bersifat sementara, dan dapat pula bersifat permanen. Secara

umum, menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi dua

yaitu:

a. Cara temporer, yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun

sebelum menjadi hamil lagi.

b. Cara permanen, yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah

kehamilan secara permanen (Handayani, 2010).

Kontrasepsi ideal setidaknya memiliki ciri-ciri: berdaya guna,

aman, murah, estetik, mudah didapatkan, tidak memerlukan motivasi

yang terus-menerus, efek samping minimal. Adapun syarat-syarat alat

kontrasepsi sebagai berikut:

a. Aman pemakaiannya dan dipercaya

b. Tidak ada efek samping yang merugikan

c. Lama kerjanya dan dapat diatur menurut keinginan

20
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan

e. Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat selama

pemakaiannya

f. Cara penggunaannya sederhana atau tidak rumit

g. Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat

h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri(Proverawati, 2010).

2. Mutu Pelayanan Keluarga Berencana

Akses terhadap keluarga berancana yang bermutu merupakan

suatu unsur penting dalam upaya mencapai pelayanan kesehatan

reproduksi sebagai mana tercantum pada program aksi dari International

Conference On Population Development di Kairo tahun 1994 secara

khusus setiap orang mempunyai hak untuk memproleh informasi dan

akses terhadap berbagai metode kontrasepsi yang aman, efektif,

terjangkau, dan akseptabel. Peran tanggung jawab dalam keluarga

berencana perlu ditingkatkan komunikasi diantara suami istri,

meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi serta meningkatkan

upaya pencegahan penyakait menular seksual dan lain-lain (Pinem,

2009).

Pelayanan keluarga yang bermutu meliputi beberapa hal:

a. Pelayanan perlu disesuaikan dengan kebutuhan klien

b. Klien harus dilayani secara profesional dan memenuhi standar

pelayanan

c. Kerahasiaan dan privasi perlu diperhatikan

d. Upayakan agar klien tidak menunggu terlalu lama untuk dilayani

21
e. Petugas harus membari informasi tentang pilihan kontrasepsi yang

tersedia

f. Petugas harus menjelaskan kepada klien tentang kemampuan

fasilitas kesehatan dalam melayani berbagai pilihan kontrasepsi

g. Fasilitas pelayanan harus persyaratan yang ditentukan

h. Fasilitas pelayanan tersedia pada waktu yang telah ditentukan dan

nyaman bagi klien

i. Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang cukup

j. Ada mekanisme umpan balik yang efektif dari klien (Saifuddin, 2008).

B. Tinjauan Tentang Alat Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah obat/cara serta cara untuk mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat bertemunya sel telur yang matang

dengan sperma. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam, tetapi pada

umumnya adalah mengusahakan agar tidak terjadinya ovulasi,

melumpuhkan sperma, dan menghalangi pertemuan antara sel telur

dengan sperma (Saifuddin, 2008).

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “Mencegah” atau

“Melawan” dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang

matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai

akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma

tersebut (Maryani, 2008).

22
2. Metode Kontrasepsi yang dapat Digunakan

Pada umumnya cara/metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi 3

kategori (Anggraini, 2012):

a. Metode Sederhana

1) Kondom

Suatu kantong karet tipis, berwarna atau tidak berwarna,

dipakai untuk menutupi penis yang ereksi sebelum dimasukkan ke

dalam vagina sehingga mani tertampung didalamnya dan tidak

masuk vagina, dengan demikian mencegah terjadinya

pembuahan.

2) Spermiside

Bahan aktif untuk membunuh sperma, berbentuk cairan,

krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan kedalam vagina 5

menit sebelum senggama.

3) Koitus Interuptus (senggama terputus)

Dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari

vagina sebelum pria mencapai ejakulasi selama hubungan

seksual, dengan air mani yang ejakulasi di luar dan jauh dari

vagina.

4) Pantangan Berkala

Dimana ada saat puncak kesuburan yang tidak boleh

melakukan hubungan seksual, lebih tepatnya hari ke 14 setelah

menstruasi adalah puncak kesuburan seorang wanita.

b. Metode Efektif

1) Hormonal

23
a) Pil

Kontrasepsi yang mengandung progesterone saja, tanpa

esterogen. Dosis progestinnya kecil yaitu 0,5 mg atau kurang.

Mini pil bukan menghambat ovulasi karena selama memakan

pil ini kadang – kadang masih dapat terjadi. Efek utamanya

adalah terhadap lender serviks dan endometrium sehingga

nidasi blasto kista tidak dapat terjadi.

b) Suntikan KB

Merupakan kontrasepsi berupa cairan yang disuntikkan

kepada klien dengan interval tertentu menurut obat suntiknya.

Jadwal waktu suntikan berikutnya diperhitungkan dengan

pedoman: Depoprovera, interval 12 minggu; Norigest, setiap

10 minggu; Cyclofem, interval 4 minggu.

c) AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) / Susuk KB

Suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogastrel

yang dibungkus dalam silatic-silicone (polydimethylsiloxane)

dan disusukkan dibawah kulit lengan bagian dalam. Norplant

berjarak 5 tahun yang terdiri atas 6 kapsul dan Implanon dapat

dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.

2) Non Hormonal

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), yakni kontrasepsi

yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop) atau

berbentuk lain (Cu T 380A atau ML Cu 250) yang dipasang di

dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau

bidan/paramedis lain yang sudah dilatih.

24
3) Metode mantap dengan cara operasi (Kontrasepsi Mantap)

a) Pada pria vasektomi

Vasektomi adalah tindakan memotong dan menutup saluran

mani (vas deferens) yang menyalurkan sel mani keluar dari

pusat produksinya di testis.

b) Pada wanita tubektomi

Tubektomi adalah tindakan medis berupa penutupan tuba

Fallopi/tuba Uterin dengan maksud tertentu untuk tidak

mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai

seumur hidup.

3. Tujuan Alat Kontrasepsi

Menurut Proverawati (2010), tujuan kontrasepsi yang

dimaksudkan untuk mencegah pembuahan dan kehamilan:

a. Membantu pengaturan atau perencanaan pembentukan

keluarga dengan cara penundaan, penjarangan, dan

penghentian kesuburan.

b. Membantu pembinaan dan peningkatan taraf kesehatan

keluarga.

c. Membantu pembinaan dan peningkatan taraf kesejahteraan

keluarga, sosial ekonomi, edukasi dan emosional.

d. Membantu dalam tingkat tingkat nasional pengendalian laju

pertumbuhan penduduk supaya seimbang dengan pertumbuhan

produksi.

25
4. Fase Pemakaian Alat Kontrasepsi

Pemakaian alat/obat kontrasepsi dapat dibagi menjadi tiga fase,

yaitu (Azwar, 2007):

a. Fase penundaan

Yaitu fase setelah kawin dan sebelum kehamilan pertama.

Dalam fase ini frekwensi hubungan seksual tinggi sehingga

kemungkinan mengalami kehamilan juga besar. Fase ini

terutama dianjurkan kepada wanita yang baru berusia di bawah

20 tahun. Bila ingin menunda kehamilan sampai usia 20 tahun,

maka kontrasepsi yang digunakan harus efektif, tidak

mengganggu hubungan seksual, serta diyakini reversibilitasnya.

Kontrasepsi yang sesuai adalah PIL KB dan IUD.

b. Fase pengaturan kehamilan

Fase ini efektifitas tidak perlu setinggi fase penundaan

kehamilan karena walaupun terjadi kehamilan masih berada

dalam kurun waktu reproduksi yang aman bagi ibu dan anak.

Lama penggunaan kontrasepsi dalam fase ini sebaiknya tidak

kurang dari 2 tahun. Interval kehamilan seperti ini dapat

mengurangi angka kesakitan serta angka kematian ibu dan

anak. Begitu pula dengan reversilitasnya tidak perlu setinggi

fase penundaan kehamilan, karena setidak-tidaknya pasangan

itu telah mempunyai anak. Sebaliknya, kontrasepsi yang cocok

adalah IUD, suntikan KB dan kontrasepsi Mantap (Metode

Operasi).

26
c. Fase Mengakhiri kehamilan

Pada fase ini pemakaian kontrasepsi dilakukan seefektif

mungkin karena adanya risiko yang tinggi bagi ibu dan anak.

Kontrasepsi tidak boleh memperburuk keadaan sesuai dengan

umur dan penyakit yang diderita pemakai (misalnya hipertensi).

Bila mempunyai penyakit harus diberi obat untuk

menghilangkan efek sampingnya. Kontrasepsi yang dianjurkan

adalah kontrasepsi mantap (Metode Operasi), Suntik, dan IUD.

C. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang menjadi telaah

seseorang setelah melakukan penginderaan tertentu.Penginderaan

tersebut melalui panca indera manusia yaitu panca indera penglihatan,

pendengaran, penciuman rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan

diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu proses mencari tahu

yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, konsep mencari tahu mencakup

berbagai metode dari konsep, baik melalui proses pendidikan maupun

pengalaman. Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan

yang telah dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas

dari hal-hal terpencil untuk teoti tetapi apa yang diberikan telah

menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Tirtahardjo 2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan:

27
a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagaimana dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam

suatu keseluruhan yang baru.

28
f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Notoatmodjo, 2011).

D. Tinjauan Tentang Keaktifan

a. Pengertian

Keaktifan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah kegiatan atau

kesibukan, sedangkan menurut Rosyad Saleh, keaktifan adalah suatu

kegiatan atau kesibukan yang dilakukan dengan sadar, sengaja serta

mengandung suatu maksud tertentu. Keaktifan ada dua macam yaitu

keaktifan rohani dan jasmani atau keaktifan jiwa dan raga.

Keaktifan jasmani dan rohani menurut hasil penelitian Paul B

Diederich yang dikemukakan oleh RamaYulis dalam ilmu pendidikan

islam meliputi:

a. visual activities ;seperti membaca, memperhatikan gambar,

demonstrasi, percobaan dan sebagainya

b. Oral activities ; seperti menerangkan, bertanya, merumuskan,

mengelurkan pendapat, interview, diskusi dan sebagainyha

c. Listening activities ; seperti mendengarkan uraian percakapan,

diskusi, music, pidato, ceramah, presentase dan sebagainya.

d. Motor activities ; seperti melakukan percobaan, membuat

konstruksi, mode, mereparasi, berkebun, berolahraga dan

sebagainya.

29
e. Mental activities ; menangkap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, mengambil keputusan dan sebaginya

f. Emotional activities ; menaruh minat gembira, berani, tenang,

kagum, dan sebagainya (Maisyaroh, 2009)

.
D. Tinjauan Tentang Kelas Ibu Hamil

1. Pengertian

Dalam menjalankan perannya, ibu hamil membutuhkan

pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu dan anak, salah satunya

melalui pendidikan ibu hamil.Kelas Ibu Hamil adalah sarana untuk belajar

tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka dalam

kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,

persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan

akte kelahiran. (Kemenkes RI, 2012)

a. Tujuan kelas ibu hamil

Tujuan umum kelas ibu hamil adalah untuk meningkatkan

pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami

tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama

kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

perawatan bayi, mitos/ kepercayaan/ adat istiadat setempat,

penyakit menular dan akte kelahiran. Sedangkan tujuan khususnya

adalah terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta,

antar ibu hamil dengan petugas kesehatan tentang kehamilan,

perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan

30
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/

kepercayaan/ adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte

kelahiran. (Kemenkes RI, 2012)

b. Keuntungan kelas ibu hamil

1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana.

2) Penyampaian materi lebih komprehensif

3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan

penjelasan mengenai topik tertentu.

4) Waktu pemberian materi menjadi efektif karena pola penyajian

materi terstruktur dengan baik.

5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil

pada saat pembahasan materi dilaksanakan.

6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil

dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat

meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

c. Sasaran kelas ibu hamil

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan

20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah

kuat. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas, jika

diperlukan suami/ keluarga diikut sertakan.

d. Langkah pendidikan di kelas ibu hamil

Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut

dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai

31
pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008)

antara lain sebagai berikut:

1) Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah

kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil

dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah

peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan

dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu

tahun.

2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil,

misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai

pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga

masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet,

VCD player dan lain-lain jika tersedia.

3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal

pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan

disampaikan.

4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur

antara 5 sampai 8 bulan

5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja

fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.

6) Membuat rencana pelaksanan kegiatan

7) Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai

kegiatan/materi ekstra

32
8) Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan

kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan

lama waktu pertemuan 120 menit dan senam 30 menit.

e. Materi pada kelas ibu hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil.

Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir

pertemuan dilakukan senam hamil.Senam hamil ini merupakan

kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan

setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan

ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu

pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI,

2009a)

f. Pertemuan pertama

Langkah-langkah materi pertemuan kelas ibu hamil pertama

1) Pertemuan kelas Ibu Hamil dapat dibuka oleh pejabat yang

berwenang setempat atau bidan yang bertindak sebagai fasiliator.

2) Menginformasikan dan mendiskusikan kesepakatan kelompok yang

akan disetujui dan ditepati oleh semua peserta, misalnya waktu mulai

dan berakhirnya, tempat pelaksanaan kelas ibu hamil dll.

3) Perkenalan : fasilitator memperkenalkan diri, sedangkan peserta

memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, jumlah anak,

pengalaman pada kehamilan ini atau kehamilan sebelumnya dan

harapan setelah mengikuti kelas ibu hamil.

33
4) Menginformasikan bahwa peserta akan mengikuti kelas ibu hamil ini

minimal 3 kali pertemuan.

5) Materi yang diberikan meliputi perawatan kehamilan, persiapan dan

proses persalinan, gizi dan pencegahan anemia, cara menyusui yang

baik, imunisasi, Infeksi Menular Seksual, HIV dan AIDS, penyakit

malaria, Keluarga Berencana, senam hamil dll.

6) Menginformasikan dan mendiskusikan tujuan Buku KIA

7) Membagikan lembar quisioner kepada peserta untuk melakukan pre-

test materi pertemuan pertama.

8) Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada peserta

yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan

soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang di berikan ibu.

9) Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi untuk mengetahui

pengetahuan awal peserta kelas ibu hamil ini.

10) Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan

materi-materi mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan perawatan

kehamilan.

11) Meminta pendapat peserta apa yang disebut dengan kehamilan,

bagaimana terjadinya dan apa yang disebut dengan tanda-tanda

kehamilan. Mendiskusikan bersama seluruh peserta.

12) Menjelaskan bagaimana terjadinya kehamilan dan tanda-tandanya

sesuai dengan ulasan materi 1.1.

34
13) Meminta pendapat peserta perubahan tubuh apa yang terjadi pada

ibu hamil. Sesuaikan dengan pengalaman peserta saat hamil ini atau

pada kehamilan sebelumnya.

14) Mendiskusikan kemudian menjelaskan dengan mengacu pada ulasan

materi 1.2

15) Meminta pendapat peserta, apa saja yang biasanya dilakukan oleh

ibu saat hamil dan bagaimana cara mengatasinya. Menyesuikan

dengan apa yang ibu rasakan saat hamil ini atau kehamilan

sebelumnya. Mendiskusikan bersama peserta.

16) Menjelaskan sesuai yang keluhan yang disebutkan oleh peserta

dengan mengacu pada ulasan materi 1.3

17) Meminta peserta untuk membuka Buku KIA halaman 2-3, dan

meminta peserta membacakan: Apa saja yang perlu dilakukan oleh

ibu hamil?/ pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.

18) Menjelaskan pada ulasan materi 1.4, mengenai apa saja yang perlu

dilakukan ibu hamil.

19) Meminta pendapat peserta mengenai makanan yang perlu untuk ibu

hamil dan makanan apa yang tidak boleh dikonsumsi. Mendiskusikan

bersama paserta.

20) Menjelaskan dengan mengacu pada ulasan materi 1.5, mengenai

makanan bagi ibu hamil.

21) Meminta pendapat peserta tentang kurangdarh/anemia, dampak dan

bagaimana cara mencegahnya. Mendiskusiskan bersama paserta.

35
22) Menjelaskan dengan mengacu pada ulasan materi 1.5 mengenai

anemia.

23) Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 4, dan meminta

peserta membacakan: bagaimana makan yang baik selama

kehamilan./Menganjurkan makan buat ibu.

24) Menanyakan bagaimana kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan

ini secara psikolog. Mendiskusiskan bersama paserta.

25) Menjelaskan mengenai kesiapan psikologis menghadapi kehamilan

sesuai dengan ulasan materi 2.1

26) Meminta pendapat peserta mengenai pengalaman mereka tentang

hubungan suami isteri selama kehamilan. Mendiskusiskan bersama

paserta.

27) Menjelaskan mengenai hubungan suami isteri selama kehamilan

sesuai dengan ulasan materi 2.2.

28) Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan pengalaman mereka

mengenai obat-obatan yang diminum jika mengalami keluhan/

menderita sakit saat hamil.

29) Menjelaskan obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi saat

kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.3.

30) Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 3-4, dan

meminta peserta membacakan: bagaimana menjaga kesehatan ibu

hamil./Perawatan sehari- hari.

36
31) Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan dengan peserta

keadaan apa saja yang merupakan tanda-tanda adanya bahaya pada

kehamilan.

32) Menjelaskan apa saja yang merupakan tanda-tanda adanya bahaya

semasa kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.4

33) Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 5-6, dan

meminta peserta salah satu membacakan: Apa saja tanda–tanda

bahaya pada ibu hamil?

34) Meminta pendapat peserta persiapan apa saja yag telah dilakukan

bersama suami/keluarga dalam menghadapi persalinan ini?

Mendiskusikan bagaimana dengan pengalaman pada kehamilan

sebelumnya.

35) Menjelaskan perlunya perencanaan dalam persiapan untuk

menghadapi persalinan sesuai dengan ulasan materi 2.5.

36) Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 6-7, dan

meminta peserta salah satu membacakan: Apa saja persiapan

keluarga menghadapi persalinan?

37) Mengakhiri pertemuan dengan pasca test kemudian dievaluasi

sehingga dapat diketahui apa saja materi yang disampaikan sudah di

pahami oleh peserta.

38) Memperagakan senam hamil I. Dengan menggunakan (Lembar

Balik). (Depkes RI, 2009a)

37
g. Ulasan Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil I

1) Perubahan Tubuh Selama Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam

rahim seorang perempuan.Masa kehamilan didahului oleh

terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki

dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur.Setelah

pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh

di dalam rahim ibu yang merupakan temapt berlindung yang

aman dan nyaman bagi janin.Kehamilan tidak hanya ditandai oleh

terlambatnya haid, muntah pada pagi hari atau semakin

membesarnya perut ibu.Berbagai perubahan tubuh ibu dapat

terjadi selama kehamilan.

Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu

yang erat kaitannya dengan keluhan-keluhan selama kehamilan:

a) Perubahan pada payudara : payudara dan puting jadi lebih lembut

sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi (ketika haid terlambat

sekitar seminggu). Kadang-kadang payudara terasa membengkak,

mirip yang ibu rasakan menjelang haid. Membesarnya payudara ini

karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak

sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan daerah sekitarnya

berwarna lebih gelap.

b) Peningkatan berat badan : pada akhir trimester pertama, ibu akan

kesulitan untuk memasang kancing rok atau celana panjang. Hal itu

bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak, tapi

38
karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua

karena pengaruh dari hormon estrogen yang menyebabkan

pembesaran rahim dan hormon progesteron yang menyebabkan tubuh

akan menahan air.

c) Kram perut : sering terjadi pada awal kehamilan, serta akan terus

berlangsung sampai rahim terletak di bagian tengah dan disangga

dengan baik oleh tulang punggung (pada triwulan ke-dua). Kontraksi

rahim sering terjadi secara teratur, seiring dengan meningkatnya

olahraga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim, atau

karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.

d) Sering buang air kecil : begitu haid terlambat 1-2 minggu, biasanya ada

dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya

peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat

membesarnya rahim. Biarpun sering buang air kecil, ibu harus tetap

banyak minum agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering

buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9

bulan, saat kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan menekan

kandung kemih.

e) Sembelit (susah buang air besar) : selama kehamilan usus lebih rileks

bekerja, sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoran pun agak

terhambat.

f) “Ngidam” : sejak awal kehamilan, dorongan untuk ngemil atau makan

makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada ibu hamil. Keinginan

untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk

makan sedikit demi sedikit namun sering.

39
g) Mual dan muntah : keadaan ini lebih sering terjadi di pagi hari

walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil ini,

dapat muncul kapan saja. Dapat terpicu hanya karena mencium bau

makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak

membuat mual). Hal ini terjadi karena perubahan dalam tubuh.

Biasanya, hanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan, dan

berhenti begitu masuk bulan ke-4.

2) Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (keputihan, nyeri

pinggang, kram kaki, wasir dll). a) Keputihan : selama kehamilan keputihan

akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak

tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah

kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan

kering. Jika keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan

kepada petugas kesehatan.b) Nyeri pinggang : kehamilan juga

mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat di

bagian depan. Untuk menyeimbangankan berat tubuh maka ibu akan

berusaha untuk berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu

ibu akan merasakan nyeri di bagian pinggang. Cara mengatasinya dengan

:Berolahraga : senam hamil atau berjalan kaki sekitar 1 jam sehari, ketika

berdiri, usahakan tubuh dalam posisi normal, yaitu tegak lurus dengan bahu

ditarik ke belakang, walaupun ingin tidur, sebaiknya berbaring miring ke kiri,

posisi seperti ini memungkinkan aliran darah dan makanan ke arah

plasenta berjalan normal, akan lebih baik lagi bila ibu meletakkan bantal di

antara kedua lutut, jagalah sikap tubuh saat duduk dengan punggung selalu

lurus dan tidak dibungkukkan, hindari duduk terlalu lama, karena punggung

40
akan merasa lelah. Atasi dengan cara meletakkan kepala di atas meja

selama beberapa waktu. Lalu, cobalah untuk merenggangkan bagian

belakang leher.ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk.

Dengan begitu, tulang belakang selalu tersangga dengan baik, jangan

berdiri terus-menerus untuk waktu yang lama.pada saat mengambil

sesuatu di lantai usahakan untuk berjongkok secara perlahan dengan

punggung dalam keadaan lurus kemudian baru mengambil barang tersebut

dan setelah itu berdiri perlahan-lahan.c) Kram kaki : Kram kaki banyak

dikeluhkan ibu hamil, terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan

berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung

menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walau singkat, tapi dapat

mengganggu tidur, karena rasa sakit yang menekan betis atau telapak kaki.

Hingga kini, penyebab kram belum diketahui pasti. Diduga adanya

ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan

pada sistem persarafan otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah,

kelelahan yang berkepanjangan, serta tekanan rahim pada beberapa titik

persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.

Cara mengatasi kram kaki :Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi

kandungan kalsium dan magnesium, seperti, aneka sayuran berdaun serta

susu dan produk olahannya. Kalau ini sulit dipenuhi, ibu dapat berkonsultasi

pada bidan/dokter mengenai makanan tinggi kalsium yang mudah diperoleh

di daerahnya, Senam hamil secara teratur : senam hamil dapat

memperlancar aliran darah dalam tubuh, jika kram menyerang pada malam

hari, bangkitlah dari tempat tidur. Lalu, berdiri selama beberapa saat. Tetap

lakukan meski kaki terasa sakit, dapat juga dilakukan pijatan : luruskan

41
kaki,minta bantuan suami untuk menarik telapak kaki kearah tubuh dengan

sebelah tangan, sementara tangan satunya menekan lutut ke bawah. Tahan

selama beberapa detik sampai kramnya hilang. d) Pembengkakan di

kakiyakni penimbunan cairan akibat kadar garam yang terlalu tinggi dalam

tubuh. Garam memang bersifat menahan air.Biasanya, pembengkakan

muncul di triwulan ketiga kehamilan.Sebenarnya, pembengkakan dapat

terjadi di seluruh tubuh.Tapi, bagian tubuh yang sering jadi “sasaran”

berkumpulnya cairan adalah tangan dan kaki.Itu semua karena sifat air yang

selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.Pembengkakan dapat

merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklapmsia) dengan timbulnya

tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri kepala yang

hebat.Jika timbul gejala-gejala tesebut dianjurkan agar segera

memeriksakan diri ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk mendapatkan

pemeriksaan lebih lanjut.Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat

berkembang menjadi eklampsia, yang sangat fatal bagi ibu dan janin.

(Depkes RI, 2009b)

Mengatasi pembengkakan di kaki :Mengurangi makanan yang banyak

mengandung garam, misalnya telur asin, ikan asin dll, setelah bangun

pagi, angkat kaki selama beberapa saat. Dapat juga ibu mengganjal

kaki dengan bantal agar aliran darah tidak sempat berkumpul di

pergelangan dan telapak kaki, sering-seringlah mengangkat kaki, agar

cairan dikaki mengalir ke bagian atas tubuh, bagi ibu yang bekerja di

kantor dan banyak duduk, jaga agar posisi kaki lebih tinggi. Gunakan

bangku kecil atau tumpukan buku sebagai penopang kaki, naikkan

kaki di atas bangku kecil atau sofa selama duduk.Lakukan sesering

42
mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya sumbatan pada

aliran darah di kaki. Kalau aliran darah pada kedua kaki lancar-lancar

saja, berbagai keluhan akan langsung hilang, jangan menyilangkan

kaki ketika duduk tegak, sebab akan menghambat aliran darah di kaki,

jika upaya-upaya yang dilakukan diatas tidak berhasil maka segera

periksakan diri ibu ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk

mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. e) Wasir alias ambeien :

adalah pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh

darah balik (vena) di daerah sekitar tubuh. Hal ini terjadi karena

adanya sembelit sehingga terpaksa mengejan setiap kali buang air

besar.Padahal, peregangan ketika mengejan inilah ketika kadang-

kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di sekitar

dubur, lalu terjadi perdarahan. Wasir dapat disebabkan oleh berbagai

hal, antara lain : perubahan hormon dalam tubuh: Hormon

progesteron yang meningkat selama kehamilan antara lain bertugas

memperkuat janin di dalam rahim. Pada saat yang bersamaan,

hormon tersebut juga menghambat gerak otot pencernaan. Padahal,

gerak usus diperlukan agar perjalanan makanan dari saluran

pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan lancar, Ukuran

janin yang kian besar: Akibatnya, seringkali janin mendesak sejumlah

pembuluh darah di sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat,

baik volume maupun alirannya jadi terhambat.Sembelit, Gerakan fisik

43
yang terbatas selama hamil: Ini juga salah satu penyebab kerja usus

jadi “malas”.

Cara mengatasi wasir :Perbanyak konsumsi makanan berserat,

seperti buah-buahan dan sayuran, minumlah cairan yang cukup

banyak. Paling tidak 2 liter dalam sehari, Biasakan buang air besar

secara rutin pada waktu-waktu tertentu, seperti di pagi hari.Sebelum

buang air besar, upayakan untuk minum air hangat, lakukan olahraga

ringan, seperti jalan kaki. Gerakan ini diharapkan dapa membantu

otot-otot di saluran pencernaan untuk bergerak mendorong sisa

makanan ke saluran pembuangan, hindari mengejan ketika buang air

besar, pada saat buang air besar, ibu dapat melakukan latihan

pernafasan seperti pada saat persalinan hingga dapat mencegah

terjadinya wasir. (Depkes RI, 2009b)

3) Ibu hamil perlu melakukan : periksa kehamilan secepatnya dan

sesering mungkin sesuai anjuran petugas. Agar ibu, suami dan

keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang timbul

pada kehamilan, timbang berat badan setiap kali periksa hamil.Berat

badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam

kandungan, minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan,

ibu hamil mendapat TTC minimal 90 tablet selama masa

kehamilan.Tablet tambah darah mencagah ibu kurang darah. Minum

tablet tambah darah tidak membahayakan bayi, minta imunisasi

tetanus toksoid kepada petugas kesehatan. Imunisasi tetanus untuk

44
mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir, minta nasehat

kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil.

Makanan makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat,

sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah

kandungan berumur 4 bulan, periksa di bidan atau dokter jika sakit

batuk lama (TBC), demam menggigil seperti malaria, lemas,

berdebar-debar, gatal-gatal pada kemaluan atau keluar keputihan dan

berbau, pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah

untuk penanggulangan anemia, jenis makanan yang perlu dikonsumsi

oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat memenuhi kebutuhan

zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan

yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah

minuman yang beralkohol, minuman yang mengandung zat kafein

misalnya kopi, makanan yang mengandung zat tambahan seperti

pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam berat).Ada 3

manfaat makanan yang dimakan oleh ibu hamil yaitu :

a) Untuk kebutuhan gizi tubuh ibu sendiri agar tidak terjadi Kurang

Energi Kronis (KEK).

b) Agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin

c) Untuk mempersiapkan pembentukan ari susu ibu

Dalam logo gizi seimbang, bahan makanan dikelompokkan

berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dikenal dengan “Tri guna

makanan” :Sumber zat tenaga, yaitu : padi-padian dan umbi-umbian

45
serta tepung-tepungan, sumber zat pengatur, yaitu : sayuran dan

buah-buahan, sumber zat pembangun, yaitu ; kacang-kacangan,

makanan hewani dan hasil olahan.

4) Anemia :Lebih dari 60% ibu hamil di ASI ternyata mengalami anemia.

Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah

merah sangat kurang. Normalnya, kadar hemoglobin dalam darah

seseorang sekitar 12 g/100 ml. Bila kadar hemoglobin dalam darah berkisar

9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia ringan. Sedangkan bila kadar

hemoglobin 6-8 g/100 ml, berarti menderita anemia sedang. Penderita

dimasukkan ke dalam kelompok anemia berat bila kadar hemoglobin

kurang dari 6 g/100ml.Anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi yang

disebut anemia defisiensi besi. Selain itu dapat juga karena kekurangan

asam folat dan vitamin B12 (anemia megaloblastik). Anemia dapat juga

terjadi karena akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu

membuat sel-sel darah baru (anemia hipoplastik), dan akibat penghancuran

sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya (anemia

hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering dijumpai adalah anemia

kekurangan zat besi.Saat hamil, volume darah daam tubuh meningkat

sekitar 50%. Ini karena tubuh memerlukan tambahan darah untuk

mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin. Meningkatnya

volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk

memproduksi sel-sel darah merah. Selama hamil, dibutuhkan zat besi

sebanyak 800 mg, dimana 500 mg digunakan untuk pertambahan sel darah

merah ibu sedang 300 mg untuk janin dan plasenta. Sehingga

kemungkinan besar ia akan banyak gangguan, misalnya mudah pingsan,

46
mudah mengalami keguguran, atau proses melahirkan yang berlangsung

lama akibat kontraksi yang tidak bagus.

Kondisi anemia ibu hamil yang tidak segera diatasi dapat

menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, lahir prematur, lahir

dengan cadangan zat besi yang kurang, atau lahir dengan cacat

bawaan.Kalau kekurangan kadar hemoglobin hanya sedikit,

penderita tidak menampakkan gejala. Tetapi bila kekurangannya

cukup banyak, secara fisik penderita akan terlihat pucat terutama

pada selaput lendir kelopak mata, bibir juga kuku. Selain itu, tubuh

terasa lesu, lemah, mudah lelah, sering menderita pusing disertai

pandangan berkunang-kunang terutama ketika bangkit dari posisi

duduk atau membungkuk.Konsentrasi pun jadi menurun. Untuk

mengatasi hal tersebut sejak sebelum hamil hingga selama

kehamilan, dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya

akan zat besi, asam folat juga vitamin B, seperti hati, daging, kuning

telur, ikan teri, susu dan kacang-kacangan seperti tempe dan susu

kedelai, serta sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, dan daun

katuk.Selain itu, konsumsi juga jenis makanan yang mempermudah

penyerapan zat besi, misalnya makanan yang mengandung vitamin

C tinggi.Yang perlu dihindari adalah makanan/minuman yang dapat

menghambat penyerapan zat besi, misalnya kopi serta teh. Untuk itu

perlu makan makanan dengan pola gizi seimbang sesuai dengan

anjuran petugas kesehatan, Untuk menambahkan tenaga, makan

47
makanan selingan, pagi dan sore hari seperti kolak, bubur kacang

hijau, kue-kue dan lain-lain, tidak ada pantangan makanan bagi ibu

selama hamil, kecuali atas indikasi medis.(Depkes RI, 2009b)

5) Perawatan kehamilan

a) Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan

b) Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan

pasangannya merasa telah siap menjadi orang tua termasuk

mengasuh dan mendidik anaknya. Menurut penelitian, ibu-ibu yang

mengalami problem emosional selama hamil, misalnya depresi,

mempengaruhi proses perkembangan otak janin dan membawa

dampak pada emosi serta perilaku anak setelah lahir. Kesiapan

dan kesehatan psikologis amat penting bagi masing-masing pihak,

baik isteri maupun suami. Tentu saja, tidak hanya istri yang perlu

kestabilan dan kematangan emosi. Suami pun harus memilikinya.

Hal ini perlu dimiliki karena suami dan istri memiliki tanggung jawab

yang berat untuk dapat menjalani perannya sebagai orang tua.

c) Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti

meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses

persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Keterlibatan suami

sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan

meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai

perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya janin di

dalam perutnya.

48
6) Hubungan suami istri / senggama selama hamil

a) Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh

dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita

hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda. Hal ini terjadi karena

berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami

peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ

tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina

sehingga menjadi lebih sensitif dan responsif.

b) Libido (hasrat seksual) dan keinginan untuk menikmati hubungan

intim selama masa kehamilan sangat bervariasi. Umumnya,

dorongan seksual agak menurun ditriwulan pertama. Maklumlah

perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu

enggan berhubungan intim. Tapi memasuki triwulan kedua,

dorongan seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan

dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini turun kembali di triwulan

ke-3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat.

c) Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama

selama hamil. Asalkan kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko

apapun, lakukanlah senggama kapan pun menginginkannya,

bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati

aktivitas yang satu ini bersama suami, ibu dapat saling berbagi rasa

takut maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul

selama masa kehamilan.

49
d) Jika kehamilan berisiko, misalnya letak plasenta tidak ada pada

posisi yang seharusnya (plasenta previa), lebih baik berkonsultasi

dulu dengan dokter. Begitu juga apabila ibu mengalami perdarahan

ringan, seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan triwulan pertama,

tunda dulu keinginan untuk melakukan hubungan intim.

e) Hubungan seksual selama hamil juga bermanfaat sebagai

persiapan bagi otot-otot panggul untuk menghadapi proses

persalinan kelak.

f) Setelah melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa

nifas (40 hari).

g) Boleh melakukan hubungan suami istri (Buku KIA halaman 4)

tanyakan pada bidan atau dokter tentang hubungan suami istri

yang aman selama hamil.

h) Hubungan suami istri bisa menyebabkan kelahiran muda

(prematur) apabila tidak hati-hati, karena sperma mengandung

prostaglandin

i) Pentingnya menjaga kebersihan sebelum dan sesudah melakukan

hubungan suami istri untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat

berakibat terjadinya kelahiran prematur

7) Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil

Selama kehamilan, apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi

pula oleh janin, sehingga jika salah minum obat, akan mengganggu

proses tumbuh kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil

50
delapan minggu, ada baiknya ibu tidak minum obat apapun.Kalaupun

terpaksa minum obat, perlu ekstra hati-hati.

Beberapa hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu

obat;Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu

sedang hamil, jangan segan-segan bertanya apakah obat yang

diberikan benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak kalaupun

mengkonsumsi obat bebas, seperti obat flu atau batuk, tanyakan dosis

aman untuk ibu hamil, bila terpaksa mengkonsumsi obat untuk penyakit

ibu, tanyakan efek samping obat tersebut terhadap janin,

berkonsultasilah lebih dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi

obat-obatan tradisional.

Obat yang relatif aman, meski dianggap cukup aman, sebaiknya

obat-obatan ini dikonsumsi setelah usia kehamilan lewat dari sepuluh

minggu. Sekalipun obat-obatan di bawah ini dinyatakan tidak berbahaya

bagi tumbuh kembang janin, tidak ada salahnya ibu melakukan

konsultasi pada dokter terlebih dahulu yaitu obat penghilang gejala flu

dan obat batuk, antihistamin/obat alergi, dekongestan/obat pilek,

kombinasi antihistamin dan dekongestan, obat penghilang gejala batuk,

obat untuk mengatasi sembelit, obat penghilang sakit kepala ringan,

obat penghilang rasa pegal-pegal pada tubuh, obat nyeri ulu hati/maag.

Ada juga sederet jenis obat yang tergolong berbahaya untuk

dikonsumsi ibu hamil. Sebab, kandungan senyawa di dalamnya dapat

51
mempengaruhi proses tumbuh-kembang janin yang sedang

berlangsung.

Inilah jenis obat dan juga terapi yang sebaiknya dihindari :

a) Ibuprofen – obat penghilang rasa nyeri

b) Lithium – obat untuk gangguan jiwa

c) Carbimazole – obat untuk gangguan kelenjar tiroid

d) Thyroxine – obat untuk gangguan kelenjar tiroid

e) Warfarin dan jenis obat pembeku darah lainnya

f) Vaksin untuk cacar, campak Jerman (Rubela), dan sakit kuning

g) Phenytoin – obat epilepsi

h) Tetrasiklin – antibiotika

i) Chloroquin – obat anti malaria

j) Obat antikanker

k) Radiasi sinar-X

l) Beberapa jenis antibiotika tertentu (konsultasikan dengan dokter)

m) Obat kulit yang mengandung vitamin A

n) Jangan merokok, memakai narkoba, minum jamu atau minum

minuman keras.

o) Minum obat sesuai petunjuk dokter/bidan

p) Hindari asap rokok

q) Merokok, minuman keras, narkoba, jamu dan obat-obatan bisa

mengganggu pertumbuhan bayi di dalam kandungan. (Depkes RI,

2009b)

52
8) Tanda-tanda bahaya kehamilan (buku KIA halaman 5)

Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan. Oleh

karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan

keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang menandakan

bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.

Tanda-tandanya antara lain :

a) Perdarahan : perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada

kehamilan muda dapat menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi

pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin

dalam kandungan.

b) Bengkak di kaki, tangan dan wajah, yang disertai sakit kepala hebat.

Dapat disertai dengan kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala

keracunan kehamilan (pre-eklampsia), dapat membahayakan ibu dan

janin yang dikandungnya. Tunjukkan caranya untuk mengetahui adanya

bengkak pada kaki.

c) Demam tinggi, biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria.

Demam dapat membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi

terlahir kurang bulan.

d) Keluar air ketuban sebelum waktunya : merupakan tanda adanya

gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan janin dalam

kandungan. Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan lewat kemaluan

seperti air kemih namun tidak terasa ingin berkemih.

e) Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali. Hal ini

merupakan tanda bahaya pada janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali

dalam 12 jam saat ibu terjaga.

53
f) Ibu muntah terus dan tidak mau makan. Keadaan ini akan

membahayakan kesehatan ibu.

g) Terjadi trauma atau cedera pada perut yang dapat terjadi karena terjatuh,

kecelakaan lalu lintas, dll

h) Suami atau keluarga harus segera membawa ibu hamil ke bidan/dokter

jika ada salah satu tanda bahaya di atas. Suami/Keluarga mendampingi

ibu hamil.

i) Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)

dengan stiker.

9) Persiapan menghadapi persalinan

Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah

merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan :

menentukan tempat untuk bersalin/melahirkan, menentukan penolong

persalinan; menginformasikan riwayat kehamilan, tanda-tanda ibu

hamil yang akan bersalin atau melahirkan; dan suami dapat

mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung

upaya rujukan bila diperlukan. (Depkes RI, 2009b)

Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) dengan stiker:Tanggal taksiran persalinan, ibu dan suami

menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalnan,

tempat dan penolong persalinan, sejak awal, ibu hamil dan suami

menentukan persalinan ini ditolong bidan atau dokter, rencanakan

bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah bersalin, Rumah sakit,

Rumah bidan atau dirumah, tabulin (biaya persalinan), suami /

54
keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan, transportasi, suami

dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu dan

bayi perlu segera dirujuk ke rumah sakit, calon donor darah, siapkan

calon donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu, menyiapkan

kebutuhan persalinan, keluarga juga harus dapat menghindari

keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Suami/keluarga

harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu, terlambat mengambil

keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh

pertolongan medis sehingga suami/keluarga hendaknya waspada dan

bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan.

Suami/keluarga hendaknya merencanakan sistem angkutan (ambulans

desa) dan menyiapkan pendonor darah potensial jika diperlukan serta

mendampingi ibu pada saat selesai persalinan, jika terpaksa bersalin

dirumah, suami atau anggota keluarga segera menyiapkan, ruangan

yang terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih, air bersih dan

sabun untuk cuci tangan, kain, handuk dan pakaian bayi yang bersih

dan kering, kain dan pakaian ganti yang bersih dan kering bagi ibu

setelah melahirkan(Depkes RI, 2009a).

i. Pertemuan kedua

Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil II

1) Lakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca-test

pertemuan pertama.

55
2) Bagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan pra-

test materi pertemuan kedua.

3) Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu

yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan

soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan

ibu.

4) Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi untuk mengetahui

pengetahuan awal peserta kelas ibu hamil untuk materi kedua.

5) Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai

mendiskusikan materi-materi mengenai persalinan dan perawatan

nifas.

6) Meminta pendapat peserta kapan seorang ibu hmil tahu bahwa ia

akan melahirkan? Mendiskusikan tanda-tanda yng dapt menjadi

pertanda bahwa persalinan sudah dimulai.

7) Menjelaskan bahwa peserta perlu mengetahui tanda-tanda bahwa

persalinan sudah dimulai sesuai dengan ulasan materi 3.1

8) Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8

dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-

tanda persalinan?

9) Meminta pendapat peserta mengenai apa saja yang harus

dilakukan ibu saat persalinan? Mendiskusikan, sesuai dengan

pengalaman peserta sebelumnya.

56
10) Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8

dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang

dilakukan ibu bersalin?

11) Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi

pertanda bahwa persalinan dalam bahaya? Mendiskusikan

bersama peserta.

12) Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada persalinan sesuai dengan

ulasan materi 3.2.

13) Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9

dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Apa saja tanda-

tanda bahaya pada ibu bersalin?

14) Meminta pendapat peserta mengenai proses persalinan yang

mungin akan dialami oleh ibu. Mendiskusikan sesuai dengan apa

yang pernah dialami oleh peserta selama ini. Apa peran suami

dalam membantu pesalinan.

15) Menjelaskan berbagai proses persalinan sesuai dengan ulasan

materi 3.3

16) Apakah yang dimaksud Inisiasi Menyusui Dini (IMD)? Buku KIA

halaman. Menjelaskan sesuai dengan ulasan materi 3.4

17) Meminta pendapat peserta mengenai hal-hal yang harus dilakukan

ibu agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif? Mendiskusikan

bersama peserta.

57
18) Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan ibu nifas agar dapat

menyusui eksklusif ?uraikan sesuai dengan ulasan materi 4.1.

19) Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9

dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang

dilakukan ibu nifas?

20) Menjelaskan tanda-tanda posisi dan pelekatan menyusui yang baik

dan benar.

21) Meminta pendapat peserta mengenai bagaimana menjaga

kesehatan ibu nifas dan manfaat pemberian vitamin A pada ibu di

masa nifas? mendiskusikan bersama peserta.

22) Menjelaskan bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas dan manfaat

pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu dan bayinya. Uraikan

sesuai dengan ulasan materi 4.2.

23) Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10

dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Bagaimana

menjaga kesehatan ibu nifas?

24) Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi

pertanda bahwa terdapat bahaya atau penyakit pada ibu nifas?

Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.

25) Menjelaskan tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas

sesuai dengan ulasan materi 4.3.

58
26) Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10

dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-

tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas?

27) Meminta pendapat peserta mengapa ibu perlu ikut KB dan

mendiskusikan alat kontrasepsi yang dapat digunakan pada masa

nifas.

28) Menjelaskan manfaat Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi

sesuai dengan ulasan materi 4.3.

29) Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 11

dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Mengapa

setelah bersalin ibu perlu ikut KB dan apa saja alat kontrasepsi ?

cara ber KB.

30) Akhiri pertemuan II dengan pasca test kemudian dievaluasi

sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan sudah

dipahami oleh peserta.

31) Peragakan senam hamil II (Lembar Balik pilihan 2-5).(Depkes RI,

2009a)

j. Pertemuan ketiga

Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil III

1) Melakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca test

pertemuan kedua.

2) Membagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan

pra-test materi pertemuan ketiga

59
3) Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu

yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan

soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan

ibu.

4) Mengumpulkan hasil pra-test dan evaluasi untuk mengetahui awal

peserta kelas ibu hamil untuk materi pertemuan ketiga.

5) Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai

mendiskusikan materi-materi mengenai perawatan bayi, mitos,

penyakit menular dan akte kelahiran.

6) Meminta pendapat peserta apa tanda-tanda bayi yang lahir sehat?

Mendiskusikan mengapa bayi perlu menangis saat baru dilahirkan.

7) Menjelaskan apa yang merupakan tanda bayi yang lahir sehat dan

manfaat pernafasan pertama bayi sesuai dengan ulasan materi 5.1

8) Minta peserta untuk membuka buku KIA halaman 20 dan minta

salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda

bayi lahir sehat?

9) Minta pendapat peserta apa yang harus dilakukan pada bayi baru

lahir? Mendiskusikan bersama peserta.

10) Menjelaskan apa saja yng harus diperhatikan untuk merawat bayi

baru lahir. Menguraikan sesuai dengan ulasan materi 5.1

11) Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 20-22 dan

minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa yang

dilakukan pada bayi baru lahir?

60
12) Meminta pendapat peserta mengenai manfaat pemberian vitamin

K1 pada bayi baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.

13) Menjelaskan manfaat pemberian K1 sesuai dengan ulasan materi

5.2

14) Meminta pendapat peserta mengenai tanda bayi sakit berat?

Mendiskusikan bersama peserta.

15) Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir sasuai dengan ulasan

materi 5.3

16) Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 23 dan minta

salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda

bayi sakit berat?

17) Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan apa saja yang

diamati pada bayi ?

18) Menjelaskan hal-hal yang harus diamati pada bayi agar dapat

tumbuh sehat sesuai dengan ulasan materi 5.4

19) Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 24 dan minta

salah satu peserta untuk membacakannya: Amati pertumbuhan

anak secara teratur.

20) Meminta pendapat peserta tentang imunisasi dan curah pendapat

mengenai berapa jenis imunisasi untuk bayi.

21) Menjelaskan mengenai imunisasi sesuai dengan ulasan materi 5.5.

61
22) Mengali dari peserta mitos-mitos apa saja yang banyak beredar

dimasyarakat yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan

perawatan anak.

23) Menjelaskan dan meluruskan mitos-mitos tadi sesuai dengan

ulasan materi 6.1

24) Meminta pendapat peserta mengenai IMS? Mendiskusikan jenis

IMS dan tanda-tanda serta gejala-gejala yang ada? mendiskusikan

bagaimana mengatasi dan menghindarinya

25) Menjelaskan apa yang disebut IMS sesuai dengan ulasan materi

7.1

26) Meminta pendapat peserta mengenai HIV dan AIDS? Dan

mendiskusikan bagaimana mencegah penularan HIV dari ibu ke

bayi yang dikandungnya?

27) Menjelaskan apa yang disebut HIV dan AIDS, penularannya dan

bagaimana mengetahui status HIV sesuai dengan ulasan materi

7.2

28) Meminta pendapat peserta mengenai penyakit malaria pada ibu

hamil. Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.

29) Menjelaskan mengenai malaria sesuai dengan ulasan materi 7.3

30) Meminta pendapat peserta mengenai akte kelahiran dan apakah

dikeluarga paserta ada yang sudah mempunyai akte kelahiran.

31) Menjelaskan pentingnya untuk mempunyai akte kelahiran sesuai

dengan ulasan materi 8.1

62
32) Membuka Buku KIA dan menjelaskan halaman Keerngan lahir

33) Mengakhiri peremuan III dengan pasca test kemudian dievaluasi

sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan sudah

dipahami oleh peserta.

34) Memperagakan senam hamil I dan II (lembar balik 1-5).(Depkes RI,

2009a)

B. Landasan Teori

KB pasca salin merupakan inisiasi pemakaian metode kontrasepsi dalam

waktu enam minggu pertama setelah persalinan. Keunggulan KB pasca

persalinan yaitu dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran,

tidak menyakiti ibu dua kali, efektifitas tinggi, tidak mengganggu produksi ASI,

tidak mengganggu hubungan seksual, jenis-jenis KB pasca salin yaitu IUD,

implant dan suntik.

Kurangnya pengetahuan dan pengertian ibu tentang pentingnya untuk

ber-KB menjadi faktor terbesar yang menyebabkan tingginya angka kelahiran

yang dapat menyebabkan ledakan penduduk yang juga berakibat fatal bagi

ibu yang tidak bias mengatur jarak kelahiran sehingga menimbulkan masalah

kesehatan yang dapat berujung kematian.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah termasuk melakukan upaya

promosi kesehatan tentang pentingnya melalui kelas ibu hamil.Akses terhadap

keluarga berencana yang bermutu merupakan suatu unsur penting dalam

upaya mencapai pelayanan kesehatan reproduksi sebagai mana tercantum

pada program aksi dari International Conference On Population Development

di Kairo tahun 1994 secara khusus setiap orang mempunyai hak untuk

63
memperoleh informasi dan akses terhadap berbagai metode kontrasepsi yang

aman, efektif, terjangkau, dan akseptabel. Peran tanggung jawab dalam

keluarga berencana perlu ditingkatkan komunikasi diantara suami istri,

meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi serta meningkatkan upaya

pencegahan penyakait menular seksual dan lain-lain.

C. Kerangka Teori

Angka kematian ibu

Upaya penurunan AKI

Kelas Ibu Hamil

Usia Pendidikan

Pendidikan
Pengalaman Paparan Informasi

Pendidikan
Tingkat pengetahuan Ibu Pendidikan
tentang KB pasca salin
Pendidikan
Keadaan
sosial ekonomi

Pekerjaan

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber; Modifikasi Everett dalam Hartanto, 2010

64
D. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dibuat kerangka

konsep sebagai berikut:

Keaktifan dalam kelas Pengetahuan Ibu


ibu hamil tentang KB Pasca salin

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Terdapathubungan antara

keaktifan dalam kelas ibu hamil terhadap pengetahuan tentang KB Pasca

salin di Puskesmas Baula Tahun 2018”.

65
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analitik dengan pendekatan cross sectional yang artinya bahwa dalam

penelitian ini, peneliti berupaya untuk mencari kaitan antara variabel masalah

dengan mengumpulkan data dalamwaktu yang bersamaan.

Desain penelitian cross sectional (Notoatmodjo, 2010):


Populasi
(Sampel)

Aktif Kelas Ibu Hamil Tidak Aktif Kelas Ibu Hamil

Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan


Baik Kurang Baik Kurang

Gambar 3. Desain Penelitian Cross Sectional

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Baula pada bulan Juli

2018.

66
C. Populasi danSampelPenelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu Hamil Yang Ada di

Wilayah Kerja PuskesmasBaula. Berdasarkan data tahun 2018 jumlah

populasi dalam penelitian ini adalah 570 orangibu hamil.

2. Sampel

Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan rumus:

N .Z 2 p.q
n
d 2 N  1  Z 2 p.q

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

p = estimator proporsi populasi (0.05)

q = 1,0 – p

Z2 = 1.96

d = 0.05 (Purwanto, 2008).

Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah :

≈ 65 orang

Sampel dalam penelitian ini adalah 65 orang ibu hamil. Tehnik

pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara accidental sampling,

yakni pengambilan sampel secara kebetulan.

67
D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas (independen variabel) adalah Keaktifan dalam kelas ibu

hamil.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah pengetahuan tentang KB

pasca salin.

E. Definisi Operasional

1. Kelas ibu hamil

Adalah sarana belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam

bentuk tatap muka yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

dan perawatan bayi baru lahir melalui praktek dengan menggunakan

buku KIA.

Dengan kriteria objektif

Aktif pada kelas ibu hamil : ≥ 4 x pertemuan

Tidak aktif pada kelas ibu hamil : < 4 x pertemuan

2. Pengetahuan tentang KB Pasca salin

Pengetahuan tentang KB pasca salin adalah apa yang diketahui

responden mengenai KB Pasca salin yang diukur melalui kuisioner.

Dengan kriteria sebagai berikut:

Kategori baik bila skor jawaban responden ≥ 60% jumlah jawaban benar

Kategori kurang bila skor jawaban responden < 60 % jumlah jawaban

benar (Ridwan, 2010)

68
F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari ibu

hamil mengenai keaktifan kelas ibu hamil serta pengetahuan ibu tentang KB

pasca salin

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan pada responden dengan

menggunakan kuisioner meliputi keaktifan dalam kelas ibu hamil dan

pengetahuan tentang KB pasca salin.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data Puskesmas Baula,

meliputi data jumlah semua ibu hamil baik yang aktif maupun tidak aktif

dalam kelas ibu hamil.

2. Cara Pengumpulan Data

Data primer yaitu penggunaan keaktifan kelas ibu hamil dan

pengetahuan tentang KB pasca salin yang diperoleh dengan

menggunakan kuisioner. Untuk data sekunder dilakukan dengan cara

melihat dokumen pada instansi terkait sesuai dengan kebutuhan data

penelitian.

69
H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Populasi:
Semua ibu hamil yang ada diwilayah kerja Puskesmas Baula

Sampel:
Ibu hamil yang aktif dan tidak aktif dalam kelas ibu hamil sebanyak 65
orang

Pengumpulan Data

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3. Alur Penelitian

I. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok

data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga

menghasilkan informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan

dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan

yang diisi agar lengkap untuk mengoreksi data yang meliputi

kelengkapan pengisian atau jawaban yang tidak jelas, sehingga jika

terjadi kesalahan atau kekurangan data dapat dengan mudah

70
terlihat dan segera dilakukan perbaikan. Proses editing dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan

kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memastikan bahwa

seluruh pertanyaan dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan

petunjuk sebelum menyerahkan kuesioner.

2. Pengkodean (coding)

Setelah data terkumpul dan selesai diedit di lapangan, tahap

berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan pemberian kode

untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari responden untuk

memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean yang dilakukan

oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan memberi nomor yang

mewakili dan berurutan pada tiap kuesioner sebagai kode yang

mewakili identitas responden dan memberikan kode pada setiap

jawaban responden.

3. Pemberian skor (scoring)

Skoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item

yang perlu diberi penilaian atau skor.

4. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam

tabel berdasarkan variabel penelitian.

5. Tabulasi (tabulating)

71
Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam

tabel yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-

masing variabel (Sugiyono, 2008).

J. Analisa Data

Setelah data diperoleh kemudian dilakukan analisis data yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis ini menggunakan perhitungan statistik secara sederhana

untuk mengetahui presentase satu variabel dengan menggunakan rumus

f
P k
n

Keterangan :
P = Presentase hasil yang dicapai
f = frekuensi variabel yang diteliti
n = jumlah sampel penelitian
k = konstanta (Arikunto, 2008)

2. Analisis Bivariat

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang akan digunakan adalah chi

squere, dengan rumus:


2 ( fo  fh) 2
X
fh

Keterangan

X2 = Statistic chi-square/kuadrat hitung

= Nilai observasi/nilai pengumpulan data

fh = Frekuensi harapan (Sugiyono, 2008).

72
Interpretasi hasil:

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada

hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika p value > 0,05

atau X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

ada hubungan dan X2 hitung < X2 tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima

yang berarti tidak ada hubungan.

73
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Puskesmas Baula terletak di Jalan Produksi Kelurahan

Puundoho Kecamatan Baula Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi

Tenggara. Lokasi ini sangat strategis karena berada di tengah-

tengah lingkungan pemukiman pendudukdan mudah dijangkau

dengan kendaraan umum karena berada di sisi jalan raya dengan

batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah utara: Hutan

- Sebelah selatan:SDN 1 Puundoho

- Sebelah timur: Jalan Produksi

- Sebelah barat: Perumahan penduduk

2. Lingkungan Fisik

Puskesmas Baula berdiri di atas tanah seluas 1.624 m²

dengan luas bangunan 957,90 m². Puskesmas Baula selama kurun

waktu 7 tahun sejak berdirinya tahun 2009 sampai dengan tahun

2016 telah melakukan pengembangan fisik bangunan sebagai

bukti keseriusan untuk berbenah dan memberikan pelayanan yang

prima kepada masyarakat khususnya masyarakat Kecamatan

Baula.

74
3. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia di Puskesmas Baula

kecamatan Baula dengan spesifikasi pendidikan sebagai berikut :

Tabel 1.Jumlah SDM Puskesmas Baula Kecamatan Baula

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Keperawatan 20
2 Kebidanan 25
3 Kesehatan Masyarakat 5
4 Kesehatan lingkungan 3
5 Gizi 2
6 Dokter Umum 2
7 Dokter Gigi 1
8 Non Nakes 2
9 Analis 2
10 Farmasi 3
Jumlah 65

Sumber :DataPrimerTahun2018

B .Hasil Penelitian

1. Analisis univariat

a. Keaktifan kelas ibu hamil

Keaktifan kelas ibu hamil adalah ibu hamil yang rutin

mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali pertemuan.

Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang

ditentukan berdasarkan criteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Jumlah sampel yang terpilih adalah 65 responden.

75
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut keaktifan kelas ibu hamil
di Puskesmas Baula Kecamatan Baula
tahun 2018

Kelas ibu hamil Jumlah(n) Persentase(%)

aktif 46 72,31

Tidak aktif 19 27,69

Total 65 100

Sumber :DataPrimerDiolah2018

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 65 responden yang aktif

dalam mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 47 orang atau 72,31

%, sedangkan 18 orang tidak aktif dalam mengikuti kelas ibu

hamil.

b. Pengetahuan

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut pengetahuan ibu


tentang KB Pasca salin di Puskesmas Baula
Kecamatan Baula tahun 2018.

Pengetahuan Jumlah(n) Persentase(%)

Baik 51 78,46

Kurang 14 21,54

Total 65 1
0
Sumber :DataPrimerDiolah2018 0

Berdasarkan table 3, menunjukkan dari 42 responden,

mayoritas responden mempunyai pengetahuan baik yaitu

76
sebanyak 51 orang atau sekitar 78,46 %, sedangkan responden

yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 14 orang atau

21,54%

2. Analisis Bivariat

Data yang diperoleh dari kuesioner penelitian di analisis

menggunakan computer dengan uji Chi Square dengan table 2x2

dan Fisher Exact Test. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa

dari 65 orang ibu hamil terdapat 46 orang yang aktif dalam kelas ibu

hamil, mempunyai pengetahuan yang baik terhadap KB pasca salin,

sedangkan yang tidak aktif sebanyak 19 orang atau dan yang

mempunyai pengetahuan kurang tentang KB pasca salin sebanyak

14 orang atau 21,54%.

Analisis uji chi Square yang dilakukan diperoleh P value

(0,000)< α(0,05).Maka Ha diterima. Ini dapat di simpulkan bahwa

ada hubungan antara keaktifan kelas ibu hamil dengan

pengetahuan tentang KB pasca salin di Puskesmas Baula

Kecamatan Baula tahun 2018

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ada hubungan

antara keaktifan kelas ibu hamil dengan pengetahuan ibu tentang

pasca salin.

Kelas ibu hamil merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan

umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu

77
(menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang.

Dikelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar

pengalaman tentang kesehatan ibu dan anaksecara menyeluruh dan

sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan

berkesinambungan. Kelas ibu hamil juga ini merupakan sarana untuk

belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap

muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu hamil mengenai kehamilan,

perawatan kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir,

PMS dan KB pasca salin.(Depkes RI, 2009)

Penggunaan kontrasepsi postpartum dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya faktor sosioekonomi dan demografi, konseling

kontrasepsi saat hamil, pengetahuan dan sikap KB postpartum.

Beberapa faktor tersebut terdapat faktor konseling saat hamil dan

penggunaan metode kontrasepsi sebelum hamil yang penting untuk

dibahas. Konseling KB Postpartum berpengaruh terhadap penggunaan

kontrasepsi pasca persalinan. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam penggunaan metode

kontrasepsi efektif pada wanita melalui kelas ibu hamil. Selain

faktor keaktifan kelas ibu hamil, pada penelitian oleh widyastuti (2010)

di Indonesia menyebutkan bahwa keputusan untuk menggunakan atau

tidak menggunakan metode kontrasepsi postpartum dipengaruhi oleh

78
variabel sosioekonomi dan demografi seperti umur, pendidikan, tingkat

ekonomi, durasi menikah, paritas dan tempat kelahiran.

Penelitian sebelumnya juga menyebutkan hal yang sama yaitu

keaktifan kelas ibu hamil dapat meningkatkan penggunaan

kontrasepsi pada periode postpartum. Kelas ibu hamil tentang KB

pasca salin telah diimplementasikan di Indonesia, akan tetapi masih

tingginya unmet need berdasarkan data SDKI 2007 disebabkan antara

lain karena belum optimalnya kelas ibu hamil sebagai sarana

komunikasi informasi dan edukasi pelayanan keluarga berencana

(KB), ketakutan akan efek samping, serta missed opprtunities

pelayanan KB pada pasca persalinan.

KB pasca persalinan diintegrasikan pula dalam P4K, kelas ibu

hamil dan pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan pemberi

layanan antenatal berkewajiban memberikan konseling KB pasca

persalinan kepada ibu hamil agar setelah bersalin ibu dapat segera

mendapatkan pelayanan KB, dalam kelas ibu hamil salah satu materi

yang dibahas adalah tentang KB pasca persalinan, dan dalam empat

kali pertemuan, minimal satu kali pertemuan, ibu hamil didampingi oleh

suami atau keluarganya. Hal ini dimaksudkan agar kesehatan ibu

selama hamil, bersalin, nifas termasuk bayi yang baru dilahirkan dan

kebutuhan akan KB pasca persalinan menjadi perhatian dan tanggung

jawab seluruh keluarga. Dalam kelas ibu hamil ibu diberi penjelasan

tentang jenis-jenis KB pasca salin serta efek samping. Selain kelas ibu

79
hamil, dalam P4K, ibu hamil dan keluarga diberi penjelasan tentang

kesehatan maternal termasuk KB pasca persalinan dan diminta untuk

menandatangani amanat persalinan yang salah satunya adalah

kesepakatan tentang metode KB yang akan dipakainya kelak setelah

bersalin. Namun dalam kenyataannya pelayanan KB pasca persalinan

ini belum terlaksana dengan baik, terbukti dengan cakupan

pelayanannya yang masih sangat rendah. Berbeda dengan paket

pelayanan untuk antenatal, pertolongan persalinan, nifas dan bayi baru

lahiryang telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, maka

sebaliknya dengan paket pelayanan untuk KB pasca persalinan belum

termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Pada penelitian ini juga diharapkan terjadi peningkatan

pengetahuan mengenai kontrasepsi pasca persalinan. Sebab hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya

pengetahuan responden dalam memulai metode kontrasepsi

postpartum karena ibu tidak memahami pentingnya metode

kontrasepsi pasca salin. Selain itu, responden yang berhubungan seks

tanpa kondom tidak mengetahui bagaimana mencegah terjadinya

kehamilan yang tidak diinginkan. (Bwazi, 2014).

Penguatan konseling KB pasca persalinan adalah proses

pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien petugas untuk

membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan

membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang

80
dihadapi. Proses konseling yang baik mempunyai empat unsur

kegiatan yaitu pembinaan hubungan yang baik, penggalian dan

pemberian informasi, pengambilan keputusan, pemecahan masalah

dan peencanaan serta menindaklanjuti pertemuan. Dalam pelayanan

KB pasca persalinan, sebelum mendapatkan pelayanan kontrasepsi,

klien dan pasangannya harus mendapat informasi dari petugas

kesehatan secara lengkap, jelas dan benar agar dapat menentukan

pilihannya dengan tepat. Pelayanan KB pasca persalinan akan

berjalan dengan baik bila didahului konseling yang baik, dimana klien

berada dala kondisi yang sehat, sadar, dan tidak dibawah tekanan

ataupun tidak dalam keadaan kesakitan. Konseling pelayanan KB

pasca persalinan dapat menggunakan media lembar balik alat bantu

pengambilan keputusan (ABPK) ber KB. Konseling KB pasca

persalinan ini dapat dilaksnakan pada waktu pemeriksaan kehamilan,

saat mengisi amanat persalinan dalm P4K dan saat mengikuti kelas

ibu hamil selama proses persalinan, pasca persalinan, dan

sebelum/sesudah pelayanan kontrasepsi. (Mujiati, 2013)

Dalam penelitian ini, terdapat 18 orang ibu hamil yang tidak aktif

dalam kelas ibu hamil. Hal ini dikarenakan ada beberapa ibu hamil

yang merupakan pegawai/pekerja sehingga sehari-harinya ia menjadi

sibuk dan jarang ada waktu luang. Alasan lainnya adalah ada

beberapa ibu hamil yang masih memiliki anak balita dan tidak ada

yang menggantikan dirinya untuk menjaga anaknya. Dalam penelitian

81
ini, terdapat 14 orang ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang

terhadap KB pasca salin. Hal ini disebabkan ketidakaktifan ibu hamil

dalam kelas ibu hamil, selain itu minimnya pendidikan rata-rata ibu

hamil menjadi salah satu penyebab kurangnya pengetahuan terhadap

kelas ibu hamil

82
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat

disimpulkan

1. ibu hamil yang menjadi responden, sebagian besar aktif dalam

kelas ibu hamil yaitu sebanyak 46 orang atau 72,31 %

2. Dari 65 orang responden, sebanyak 51 orang atau 78,46 %

yang mempunyai pengetahuan baik

3. Ada hubungan antara keaktifan kelas ibu hamil dengan

pengetahuan ibu tentang KB pasca persalinan dengan

dibuktikan dengan P value 0,000 < 0,05.

B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan untuk selalu mengaktifkan kelas ibu

hamil sehingga dapat memberikan penyuluhan terkait KB pasca

salin, jenis dan efek samping

2. Bagi tempat penelitian, hasil penelitian ini dapat dipakai

sebagai acuan dan motovasi untuk tetap melaksanakan kelas

ibu hamil secara rutin dan melibatkan para kader pada

pelaksanaan kelas ibu hamil di puskesmas.

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan

menggunakan sampel yang lebih besar dan wilayah peneltian

yang lebih besar.

83
4. Bagi institusi diharapkan dapat menambah wawasan bagi

peneliti berikutnya dan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan penelitian

84
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. (2012) Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Rehima Press.

Azwar, A. (2007) Pelayanan Kontrasepsi dalam Program KB di Indonesia.


Jakarta: Depkes RI.

Arikunto, (2008) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, (2008) Pedoman Tata


Cara Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan Program
KB Nasional di Kecamatan dan Desa/Kelurahan, Jakarta.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (2015) Laporan Hasil


Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Direktorat pelaporan dan Statistik.

Bwazi et al.(2014) Utilization Of Postpartum Family Planning Services


Between Six And Twelve Months Of Delivery At Ntchisi District
Hospital, Malawi Helath scientific research. Vol 6 :1724-1737

Depkes RI (2009). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta :


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Handayani. (2010) Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.


Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Hartanto, Hanafi. (2010) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.

Irianto, K. (2012) Keluarga Berencana untuk Paramedis dan Nonmedis.


Bandung: Yrama Widya.

Jamidi SK. Memilih Kontrasepsi Pasca melahirkan (internet). 2012 (cited


24 Mei 2018). http://www.tanyado.com

Kusmiran, Eny. (2012) Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.


Jakarta: Salemba Medika.

Maryani, H. (2008) Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga


Berencana Bagi Wanita, Jakarta: Puslitbang Pelayanan dan
Teknologi Kesehatan Depkes RI.

85
Manuaba, I. B. G. (2008) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mujiati, inti (2013). Pelayanan KB Pasca Persalinan dalam upaya


mendukung percepatan penurunan angka kematian ibu. buletin
jendela data dan informasi kesehatan. Kementerian Kesehatan RI

Notoatmodjo, S. (2010) Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nugroho, T. (2014) Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Nurmasadah. (2010) Pengaruh Jenis KB Suntik yang dipakai terhadap


Pola Menstruasi pada Akseptor. digilib.unimus.ac.id. Diakses
tanggal 2 Februari 2017.

Pinem, Saroha. (2009) Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta:


KDT.

Proverawati, (2010) Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Purwanto. (2008) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Aksara.

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.

Saifuddin, Abdul Bari. (2008) Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Tirtahardjo (2011) Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Varney, H. (2008) Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Edisi IV. Jakarta: ECG

Widyastuti L, Saikia (2011). Post Partum Contraceptive Use In Indonesia :


Recent Pattern and Determinant. BKKBN

Wiknjosastro, H. (2008)Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Wiknjosastro, H. (2009) Ilmu Kebidanan. Jakarta: YayasanBina Pustaka.

86
Lampiran 1.

SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Lampiran : 1 (satu) berkas


Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.

Saudara ............................

Di –
Puskesmas Baula

Dengan Hormat,

Dalam rangka penulisan Skripsi yang berjudul: ”Hubungan


keaktifan dalam kelas hamil terhadap pengetahuan tentang KB
pasca salin”, maka saya mohon dengan hormat kepada saudara untuk
menjawab beberapa pertanyaan kuesioner (angket penelitian) yang telah
disediakan. Jawaban saudara diharapkan objektif (diisi apa adanya).
Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak perlu
takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan jawaban
yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu,
data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima
kasih.

Kendari, Juli 2018

Ttd

...................................

87
Lampiran 2.

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan skripsi yang


berjudul “Hubungan keaktifan dalam kelas hamil terhadap
pengetahuan tentang KB pasca salin ”, maka saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : ...........................................................

Alamat : ...........................................................

Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia*) menjadi responden dalam


penelitian ini.

Kendari, 2018
Hormat Saya,

(.........................................)
Responden

88
Kuisioner
PENGETAHUAN TENTANG KB PASCA SALIN

Isilah jawaban dibawah ini dengan tanda checlist (v) disetiap jawaban
yang menurut anda benar
No Pernyataan Benar Salah
1. KB Pasca salin adalah kontrasepsi yang dipakai
setelah melahirkan sampai 6 minggu setelah
melahirkan
2. IUD/AKDR tidak termasuk Salah satu kontrasepsi
KB Pasca salin
3. Suntik adalah salah satu kontrasesp yang dapat
digunakan setelah melahirkan
4. Impant merupakan salah satu kontrasepsi yang
digubakan setelah melahirkan
5. Keluarga berencana (KB) adalah cara untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval (jarak) diantara kehamilan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga
6. Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara
yang dapat dikerkakan sendiri oleh ibu tanpa
memerlukan bantuan dari tenaga medis
(bidan/dokter)
7. Senggama terputus adalah metode kontrasepsi
sederhana yang dapat dilakukan sendiri
8. kondom tidak dapat di pakai sendiri, perlu
bantuan tenaga medis untuk memasangnya
bidan/dokter)
9. Metode kontrasepsi sederhana memerlukan biaya
banyak

89
10. Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara
yang dapat tidak dikerkakan sendiri oleh ibu tanpa
memerlukan bantuan dari tenaga medis
(bidan/dokter) yang tidak dapat dikerjakan sendiri
oleh ibu
11. Steril adalah metode kontrasepsi permanen
12. Implant dapat digunakan selama maksimal 3
tahun
13. .IUD/AKDR dapat dipasang sendiri tanpa
memerlukan bantuan tenaga medis (bidan/dokter)
14. Tujuan dari Keluarga Berencana adalah
meningkatkan derajat kesehatan ibu, anak serta
keluarga
15 Keluarga Berencana dapat meningkatkan
kelahiran dan dapat meningkatkan jumlah
penduduk.

90
MASTER TABEL PENELITIAN
HUBUNGAN KEAKTIFAN DALAM KELAS IBU HAMIL TERHADAP
PENGETAHUAN TENTANG KB PASCA SALIN DI PUSKESMAS
BAULA KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA
TAHUN 2018
No. Nama Keaktifan dalam kelas ibu hamil Aktif/ Score Pengetahuan
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan tidak
ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
1 Ny. Bi     Aktif 12 Baik
2 Ny. Ai     Aktif 15 Baik
3 Ny. As     Aktif 13 Baik
4 Ny. Dn     Aktif 11 Baik
5 Ny. Cs     Aktif 8 Kurang
6 Ny. St     Aktif 11 Baik
7 Ny. Sz     Aktif 13 Baik
 -   8 Kurang
8 Ny. Vs Tidak aktif
-  -  Tidak aktif 7 Kurang
9 Ny. Gi
-  -  Tidak aktif 7 Kurang
10 Ny. Sw
11 Ny. Ki     Aktif 9 Baik
12 Ny. Nn     Aktif 12 Baik
13 Ny. Na     Aktif 15 Baik
14 Ny. Mn     Aktif 14 Baik
15 Ny. Am     Aktif 14 Baik
16 Ny. Ve     Aktif 12 Baik
17 Ny. So     Aktif 9 Baik
18 Ny. Yt     Aktif 12 Baik
-  -  8
19 Ny. Tt Tidak aktif Kurang
20 Ny. Ti     Aktif 12 Baik
21 Ny. Sy     Aktif 12 Baik
22 Ny. Ft     Aktif 14 Baik
23 Ny. Fa     Aktif 13 Baik
24 Ny. Va     Aktif 9 Baik
 -   8
25 Ny. St Tidak aktif Kurang
26 Ny. Ha     Aktif 12 Baik
27 Ny. Hs     Aktif 12 Baik
-  -  Tidak aktif 7
28 Ny. Sr Kurang
-    Tidak aktif 7
29 Ny. Si Kurang
30 Ny. Yu     Aktif 13 Baik
31 Ny. Ys     Aktif 13 Baik
32 Ny. Sw     Aktif 14 Baik
33 Ny. Sn     Aktif 14 Baik
 -   8
34 Ny. Rt Tidak aktif Kurang

91
35 Ny. Rn     Aktif 14 Baik
36 Ny. Fe     Aktif 12 Baik
37 Ny. Su     Aktif 11 Baik
38 Ny. Va     Aktif 15 Baik
-    8 Baik
39 Ny. Fr Tidak aktif
40 Ny. Zn     Aktif 15 Baik
41 Ny. Bu     Aktif 13 Baik
42 Ny. Wa     Aktif 11 Baik
43 Ny. Ki     Aktif 11 Baik
 - -  8
44 Ny. Ca Tidak aktif Kurang
45 Ny. Ft     Aktif 14 Baik
46 Ny. Ma     Aktif 12 Baik
47 Ny. Ve     Aktif 13 Baik
48 Ny. Hs     Aktif 13 Baik
  -  8
49 Ny. Ya Tidak aktif Kurang
50 Ny. Hr     Aktif 10 Baik
51 Ny. Ns     Aktif 10 Baik
-    7 Baik
52 Ny. Ni Tidak aktif
53 Ny. Se     Aktif 14 Baik
54 Ny. Rn     Aktif 13 Baik
  -  8
55 Ny. Tu Tidak aktif Kurang
56 Ny. Ms     Aktif 15 Baik
57 Ny. Ma     Aktif 11 Baik
58 Ny. Fa     Aktif 10 Baik
-  -  Tidak aktif 7
59 Ny. Hn Kurang
-    Tidak aktif 14 Baik
60 Ny. Ba
61 Ny. Da     Aktif 13 Baik
 - -  Tidak aktif 7
62 Ny. Ga Kurang
 - -  Tidak aktif 12 Baik
63 Ny. Su
 -   Tidak aktif 11 Baik
64 Ny. Fa
65 Ny. Ve     Aktif 11 Baik

92
93
94
95
96
97
98
99
DOKUMENTASI PENELITIAN

100

Anda mungkin juga menyukai