Anda di halaman 1dari 99

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, dimana terjadinya

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang dapat hidup diluar

kandungan dimulai dengan adanya kontraksi uterus, penipisan dan pembukaan

serviks, kelahiran bayi dan placenta melalui jalan lahir atau melaui jalan lain

(abdomen), dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri)

(Wiknjosastro, 2012). Persalinan normal untuk primi 12 sampai 18 jam

sedangkan untuk multi antara 8-12 jam.

Partus lama ditandai dengan fase laten lebih dari 8 jam, persalinan telah

berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi, dan dilatasi serviks di

kanan garis waspada pada partograf (Wiknjosastro, 2012). Salah satu faktor

yang berperan penting dalam proses persalinan yaitu kekuatan mendorong

janin keluar meliputi his (kekuatan uterus) dan kontraksi otot dinding perut.

Kondisi psikologis dapat berpengaruh terhadap tenaga ibu dan

kelancaran proses persalinan. 97% persalinan adalah persalinan fisiologis

namun kecemasan dalam persalinan dapat menimbulkan ketegangan otot-otot

polos dan pembuluh darah, sehingga terjadi kekakuan serviks dan hipoksia

pada rahim yang menyebabkan impuls nyeri bertambah banyak, impuls nyeri

melalui thaloma limbic ke korteks serebri dengan akibat menambah rasa takut,

sehingga kontraksi rahim berkurang. Hal ini mengakibatkan persalinan butuh


waktu yang lama dan mungkin membutuhkan alat bantu bahkan operasi Caesar

(S. Wahyuni & Siswanto, 2010)

Persalinan sectio caesarea adalah persalinan buatan, janin dilahirkan

melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomy) dan dnding uterus atau

rahim (histerectomi). Standart rata-rata sectio caesaria di sebuah Negara adalah

sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia. Rumah sakit pemerintah kira-kira

11%, sementara rumah sakit swasta biasa lebih dari 30%. Angka kejadian

bedah sectio caesaria berdasarkan data statistic Riskesdas (2013) menunjukkan

kelahiran section caesaria di Indonesia sebesar 9,8% (WHO, 2012)

Hasil rekam medik RSUD. Abdul Wahab Syahranie Samarinda

Kalimantan Timur tercatat bahwa angka persalinan dengan sectio caesaria pada

tahun 2015 sebanyak 32,03%, tahun 2016 sebanyak 27,79%, tahun 2017

sebanyak 34,28% (Fauziah & Fitriana, 2018)

Angka sectio caesaria di rumah sakit daerah Panglima Sebaya Kabupaten

Paser pada tahun 2018 adalah sebanyak 268 kasus tindakan sectio caesaria.

Fenomena kelahiran yang terjadi di Desa Mendik melalui survey pendahuluan

dari 170 kelahiran di tahun 2018, jumlah rujukan kasus persalinan adalah 22

kasus karena persalinan lama, dari 22 kasus persalinan lama, sebanyak 10

kasus bereakhir dengan tindakan sectio caesarea. Hal ini dapat dicegah salah

satunya melalui senam yoga (Data PWS Terpadu Puskesmas Mendik 2018).

Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) yang

dilanjutkan dalam Sustainable Development Goals (SGDs) adalah menurunkan

Angka kematian ibu (AKI) (Kemenkes RI, 2018). AKI di Indonesia masih
sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Di Indonesia AKI

pada tahun 2017 sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan merupakan

angka kematian ibu tertinggi di Negara ASEAN. AKI di Kalimantan Timur

tahun 2017 adalah 110 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan

Kalimantan Timur, 2017).

AKI di Kabupaten Paser tahun 2017 adalah 7 per 100.000 kelahiran

hidup (Profil Dinas Kesehatan Paser, 2017). Penyebab paling besar adalah

perdarahan 28%, pre eklampsia-eklampsia sebanyak 24% dan infeksi sebanyak

11%. Salah satu penyebab AKI adalah adanya penyulit dalam persalinan

(Kemenkes RI, 2018)

AKI yang masih tinggi ini salah satunya disebabkan karena perdarahan,

hipertensi, infeksi, partus lama, abortus dan lain-lain. Penyulit persalinan dapat

disebabkan karena faktor fisik, faktor emosi dan faktor sosial. Berdasarkan data

Riskesdas tahun 2018 AKI yang masih tinggi disebabkan karena beberapa

factor. Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan yaitu sebesar 30.3%

dan partus lama merupakan penyebab terendah yaitu sebesar 1.8% namun perlu

penanganan lebih baik agar tidak terjadi saat persalinan (Kemenkes RI, 2018)

Senam yoga merupakan salah satu teknik relaksasi. Relaksasi akan

menghambat peningkatan syaraf simpatik, sehingga hormon penyebab

disregulasi tubuh dapat dikurangi jumlahnya. Sistem syaraf parasimpatik, yang

memiliki fungsi kerja yang berlawanan dengan syaraf simpatik, akan

memperlambat atau memperlemah kerja alat internal tubuh. Akibatnya, terjadi


penurunan detak jantung, irama nafas, tekanan darah, ketegangan otot, tingkat

metabolisme, dan produksi hormon penyebab stres.

Seiring dengan penurunan tingkat hormone penyebab stres, maka seluruh

badan mulai berfungsi pada tingkat lebih sehat dengan lebih banyak energi

untuk penyembuhan (healing), penguatan (restoration), dan peremajaan

(rejuvenation) (Domin, 2010).

Penelitian Patmawati tahun 2017 menunjukkan hasil bahwa kemajuan

persalinan pada fase aktif pada primigravida yang diberikan pelatihan yoga

lebih dari 50% persalinan menunjukkan kemajuan persalinan 6 jam dan yang

tidak diberi pelatihan yoga lebih dari 6 jam lama persalinanya. Hasil Uji

Wilcoxon Mann Whitney U dalam nilai SPSS p <0,05, ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan kemajuan persalinan antara kelompok yang diberikan

latihan yoga dengan yang tidak diberikan latihan yoga.

Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh latihan yoga terhadap

kemajuan kala I perpersalinan pada fase aktif primigravida dilakukan uji

regresi linier dan mendapatkan nilai R2 = 0,383, yang berarti latihan yoga

berpengaruh sebesar 38,3% terhadap proses persalinan kala I. Dalam upaya

mengatasi kecemasan dan rasa sakit saat melahirkan, yoga dapat

disebarluaskan ke publik untuk dilakukan secara rutin.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Efektifitas prenatal gentle yoga dan senam hamil terhadap proses persalinan”.

Sistemic Literatur Review


B. Rumusan Masalah

Proses persalinan merupakan hal yang alamiah tetapi selama persalinan

dapat terjadi komplikasi yang dapat menghambat kelancaran proses persalinan.

Jumlah rujukan kasus persalinan di puskesmas Mendik adalah 22 kasus karena

persalinan lama, dari 22 kasus persalinan lama, sebanyak 10 kasus berakhir

dengan tindakan sectio caesarea. Aktifitas fisik seperti senam hamil dan yoga

dapat membantu kelancaran proses persalinan.

Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Apakah prenatal gentle yoga dan senam hamil efektif terhadap proses

persalinan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis dan mengkaji jurnal yang berkaitan dengan efektifitas

prenatal gentle yoga dan senam hamil terhadap proses persalinan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis dan mengkaji jurnal yang berkaitan dengan

pengaruh prenatal gentle yoga terhadap proses persalinan

b. Untuk menganalisis dan mengkaji jurnal yang berkaitan dengan

pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan

c. Untuk menganalisis dan mengkaji jurnal yang berkaitan dengan

pengaruh senam hamil dan prenatal gentle yoga terhadap proses

persalinan
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Sebagai bahan masukan, evaluasi dan pertimbangan membuat program

baru dalam pelayanan antenatal dan intranatal yang berkualitas dalam

pemberdayaan ibu hamil dan ibu bersalin pada proses persalinan.

2. Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu, bahan pustaka

untuk proses pembelajaran bagi pembaca dan bahan kajian untuk peneliti.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan normal adalah persalinan yang di mulai secara spontan,

beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses

persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala

pada usia kehamilan 37-42 minggu lengakap dan setelah persalinan ibu

maupun bayi berada dalam kondisi sehat (WHO, 2012)

Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, dimana terjadinya

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang dapat hidup diluar

kandungan dimulai dengan adanya kontraksiuterus, penipisan dan

pembukaan serviks, kelahiran bayi dan placenta melalui jalan lahir atau

melaui jalan lain (abdomen), dengan bantuan atau tanpa bantuan

(kekuatan ibu sendiri) (Wiknjosastro, 2012).

b. Jenis Persalinan

1) Persalinan Spontan, jika persalinan berlangsung dengan kekuatan

ibunya sendiri dan melalui jalan lahir.

2) Persalinan Buatan, persalinan yang berlangsung dengan buatan

tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps/dilakukan section

caesaria.
3) Persalinan Anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian

pitocin dan prostaglandin (Prawirohardjo, 2014).

c. Menurut cara persalinan

1) Persalinan normal (partus spontan) merupakan proses lahirnya hasil

konsepsi (bayi dan placenta) melaui jalan lahir pada usia kehamilan

cukup bulan/aterm (37-40 minggu), yang berlangsung kurang dari 24

jam, dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat, serta tidak

melukai ibu dan bayi yang dilahirkan.

2) Persalinan luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam

dengan bantuan alat (vacuum/foeceps) atau melaui dinding perut

dengan operasi seksio caesaria (Prawirohardjo, 2014).

d. Menurut umur kehamilan

1) Abortus (keguguran) adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu dengan berat janin kurang dari

500 gram sehinggajanin belum dapat hidup diluar kandungan

2) Partus imaturus adalah penghentian kehamilan padausia kehamilan

kurang dari 28 minggu dengan berat kurang dari 1000 gram.

3) Partus prematurus adalah persalinan yang terjadi ketika hasil

konsepsi (kehamilan) berusia 28 sampai 36 minggu dengan berat

janin kurang dari 2500 gram.


4) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus yang terjadi

pada usia kehamilan 37 sampai 40 minggu (janin matur) dengan erat

badan 2500-4000 gram.

5) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi dua

minggu atau lebih dari waktu taksiran persalinan (lebih dari 42

minggu) (Prawirohardjo, 2014).

e. Tanda-tanda Inpartu

Menurut (Purwaningsih & Fatmawati, 2010) tanda-tanda inpartu, antara

lain:

1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

2) Keluar ledir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan–robekan kecil pada servik.

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4) Pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada.

f. Tahapan Persalinan

1) Kala I

Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 (nol)

sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung kurang

lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase:

a) Fase laten (8 jam): pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm.

b) Fase aktif (7 jam): pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan

10 cm.

Fase aktif di bagi menjadi 3 fase yaitu:


a) Fase akselerasi: pembukaan 3 cm menjadi 4 cm berlangsung 2

jam.

b) Fase dilatasi maksimal: pembukaan berlangsung sangat cepat

dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, berlangsung 2 jam.

c) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat 9 cm menjadi 10

cm, berlangsung 2 jam (Sumarah, 2009).

2) Kala II

Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan

berakhir dengan keluarnya janin. Median durasinya adalah 50 menit

untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara. Selama ini, aturan–

aturan yang membatasi durasi kala dua. Kala dua persalinan pada

nulipara dibatasi 2 jam dan multipara 1 jam. Aturan ini telah cukup

ditegak didunia obstetri Amerika yang menyatakan forsep biasanya

di indikasikan apabila kala 2 berlangsung lebih dari 2 jam. Aturan ini

berasal dari kekhawatiran kesehatan janin (Cunningham, 2013).

3) Kala III

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Sumarah, 2009).

Biasanya plasenta akan lepas dalam 5 menit.

Tanda–tanda plasenta lepas adalah:

a) Keluar semburan darah dari vagina.

b) Tali pusat memanjang.

c) Uterus menjadi globuler dan teraba lebih keras.


d) Pada saat plasenta masuk dalam vagina, fundus uteri meninggi

4) Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post

partum (Saifuddin & Bari, 2008). Kala IV dimaksutkan untuk

melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering

terjadi pada 2 jam pertama.

Obseravasi yang dilakukan pada kala IV adalah:

a) Tingkat kesadaran penderita.

b) Pemeriksaan tanda–tanda vital: tekanan darah, nadi, dan

pernapasan

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan.

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak

melebihi 500 cc (Sumarah, 2009).

g. Factor yang mempengaruhi persalinan

1) Passage atau jalan lahir

Jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam proses

persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak.

Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang melibatkan 3

faktor, yaitu jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan akhirnya

janin yang di dorong dalam satu mekanisme terpadu. Jalan lunak

pada keadaan tertentu tidak akan membahayakan janin dan sangat

menentukan proses persalinan (Manuaba, 2010).


Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk PAP (Yanti, 2010) ada 4 bentuk

dasar panggul, yaitu: Ginekoid : paling ideal, bulat 45%, Android:

panggul pria, segitiga 15%, Anthropoid: agak lonjong seperti telur

35%, Jenis platipelloid: picak, menyempit arah muka belakang 5%.

a) Ukuran panggul

Ukuran-ukuran panggul (Sumarah, 2009)

Ukuran-ukuran luar panggul yaitu:

(1) Distansia spinarum: jarak antara kedua spina iliaka anterior

superior (24-26 cm).

(2) Distansia cristarum: jarak antara kedua crista iliaka sinistra

dekstra (28-30 cm).

(3) Konjugata eksterna (distansia boudeloque): diameter antara

lumbal ke-5 dengan tepi atas symfisis pubis (18-20 cm).

(4) Lingkar panggul: jarak antara tepi atas symfisis pubis ke

pertengahan antara trockhater dan spinailika anterior

superior kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke sisi

sebelahnya sampai kembali ke tepi atas symfisis pubis (80-

90 cm).

Kelenturan jalan lahir merupakan perineum yang lunak dan

elastis serta cukup lebar, umumnya tidak memberikan kesukaran

dalam kelahiran kepala janin (Mochtar, 2010). Alat genital

perempuan mempunyai sifat yang lentur. Jalan lahir akan lentur


pada perempuan yang rajin berolahraga atau rajin bersenggama.

Olahraga renang dianjurkan karena dapat melenturkan jalan

lahir dan otot-otot di sekitarnya. Jalan lahir yang lentur dapat

melahirkan kepala bayi dengan lingkar kepala > 35 cm, padahal

diameter awal vagina adalah 4 cm. Kelenturan jalan lahir

berkurang bila calon ibu yang kurang olahraga, atau genitalnya

sering terkena infeksi. Infeksi akan mempengaruhi jaringan ikat

dan otot di bagian bawah dan membuat kelenturannya hilang

(karena infeksi dapat membuat jalan lahir menjadi kaku). Bayi

yang mempunyai lingkar kepala maksimal tidak akan dapat

melewatinya (Sinsin, 2008).

2) Passanger atau janin

a) Janin besar

Bayi dengan berat 3500–4000 gram digolongkan bayi besar.

Pada janin besar, faktor keturunan memegang peranan sangat

penting, dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes militus,

pada postmaturitas dan pada grandemultipara. Kesukaran yang

ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala

atau kepala yang lebih keras tidak dapat memasuki pintu atas

panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga

panggul (Wiknjosastro, 2012)


b) Berat badan janin

Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 280 hari (40

minggu) dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram dan

panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm (Saifuddin & Bari,

2008).

Menurut (Saifuddin & Bari, 2008) bayi berat lahir rendah adalah

bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500

gram. Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah

dibedakan menjadi:

(1) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500

gram.

(2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500

gram.

(3) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir <

1000 gram

3) Power

a) His (kontraksi uterus)

His adalah kontraksi uterus (uterine contraction). Selama dalam

kehamilan, persalinan dan nifas, uterusmengadakan kontraksi,

tetapi frekuensi dan intensitasnya berbeda–beda. Pada akhir kala

I atau kala II, jumlah kontraksi adalah 3-4 kali tiap 10 menit (2-3

menit sekali) dengan intensitas 50-60 mmHg. Dengan adanya

his maka terjadilah perubahan–perubahan pada serviks berubah


pendataran dan pembukaan. Serviks yang mengalami edema

karena mengejan pada saat pembukaan belum lengkap sehingga

menghambat pembukaan lebih lanjut dan mengakibatkan ibu

kelelahanmengejan sehingga menyebabkan kala II tidak maju

atau kala II lama (Siswosudarmo & Emilia, 2009).

Sifat-sifat his yang baik adalah:

(1) Teratur.

(2) Makin lama makin sering, intensitas makin kuat, durasi

makin lama.

(3) Ada dominansi fundus.

(4) Menghasilkan pembukaan dan atau penurunan kepala.

b) Umur ibu

Usia di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun mempredisposisi

wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia dibawah 16 tahun

insiden preeklampsia sedangkan usia diatas 35 tahun

meningkatkan insiden hipertensi kronis dan persalinan yang

lama pada dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia

di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada

kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematain

maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun

(Wiknjosastro, 2012).
c) Paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau

sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun

mati. Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden

komplikasi. Pada multipara dominasi fundus uteri lebih besar

dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih kuat

dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih mudah

melalui jalan lahir dan mengurangi lama persalinan. Namun

pada grandemultipara, semakin banyak jumlah janin, persalinan

secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat keletihan pada

otot–otot uterus. Semakin tinggi paritas insiden plasenta previa,

perdarahan, mortalitas ibu dan mortalitas perinatal juga

meningkat.

4) Penolong

Peran petugas kesehatan adalah memantau dengan seksama dan

memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu, baik segi emosi

atau perasaan maupun fisik. Setelah terjadi pembukaan lengkap,

anjurkan ibu hanya meneran apabila ada orongan kuat dan spontan

untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran

berkepanjangan dan menahan nafas, anjurkan ibu beristirahat

diantara kontraksi. Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk

mengeluarkan bayi. Ibu dipimpin mengejan saat ada his atau


kontraksi rahim, dan istirahat bila tidak ada his (Saifuddin & Bari,

2008).

Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau tenaga paramedis

yang tidak kompeten, sering kali penderita disuruh mengejan

walaupun pembukaan belum lengkap. Akibatnya serviks menjadi

edema dan menghambat pembukaan lebih lanjut, ibu mengalami

kelelahan sehingga persalinan berlangsung lama. Pada kala II ibu

sudah tidak dapat mengejan menyebabkan kala II tidak maju atau

kala II lama.

5) Kejiwaan/Psikis Ibu

Perlu disadari bahwa persalinan adalah suatu tugas dari seorang

ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun tidak jarang mereka

merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut. Kecemasan

tersebut antara lain meliputi: rasa cemas apakah mereka dapat

mengatasi kesukaran yang terjadi, cemas apakah janin yang

dikandung tidak cacat, dan cemas menghadapi rasa sakit

(Wiknjosastro, 2012).

Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu,

seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang

sudah ada. Kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga

terjadinya siklus nyeri–stress–nyeri dan seterusnya sehingga

akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan. Kejadian

seperti ini menyebabkan makin lamanya proses persalinan sehingga


janin dapat mengalami kegawatan (fetaldistress). Pada kala II sering

disebut prolonged second stage / pembukaan lengkap ibu ingin

mengedan tapi tidak ada kemajuan penurunan (Yanti, 2010).

2. Prenatal Yoga

a. Pengertian Yoga

Yoga adalah sebuah ilmu yang menjelaskan kaitan antara fisik, mental

dan spiritual manusia untuk mencapai kesehatan yang menyeluruh. Yoga

dari bahasa sanksekerta yang berarti union (persatuan) ini terbentukdari

kebudayaan India kunosejak 5000 tahun yang lalu dan bertujuan

menyatukan atman (diri) dengan Brahman (Sang Pencipta) (Sindhu &

Pujiastuti, 2013)

Prenatal yoga (yoga bagi kehamilan) merupakan modifikasi dari yoga

klasik yang telah disesuaikan dengan kondisi fisik wanita hamil yang

dilakukan dengan intensitas yang lebih lembut dan perlahan. Selain

mengatasi gangguan tidur, berlatih yoga pada masa kehamilan trimester III

juga merupakan salah satu solusi yang bermanfaat sebagai media self help

yang akan mengurangi ketidaknyamanan selama hamil, membantu proses

persalinan, dan bahkan mempersiapkan mental untuk masa-masa awal

setelah melahirkan dan saat membesarkan anak (Sindhu & Pujiastuti, 2013).

b. Manfaat Prenatal Yoga

1) Meningkatkan kekuatan dan stamina tubuh saat hamil.

2) Melancarkan sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin.

3) Mengatasi sakit punggung dan pinggang, skiatika, konstipasi,

pegalpegal, susah tidur dan bengkak pada sendi.


4) Melatih otot perineum (otot dasar panggul) yang berfungsi sebagai

otot kelahiran, membuat otot lebih kuat dan elastic sehingga

mempermudah proses kelahiran.

5) Mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu untuk

menghadapi persalinan.

6) Meningkatkan kualitas tidur dan mempermudah proses kelahiran.

7) Yoga mengajarkan teknik-teknik penguasaan tubuh dan menekankan

bahwa otot yang tegang akan berpengaruh saat tidur dan proses

persalinan. Saat tubuh tegang, pikiran akan tegang dan ibu akan

cenderung menahan napas. Berlatih yoga secara teratur, ibu akan

mampu mengenali munculnya setiap ketegangan tersebut dan menjaga

agar sauna fikiran tetap relaks, menjaga napas tetap dalam, dan

akhirnya membuat otot tubuh menjadi relaks.

8) Menjalin komunikasi antara ibu dan anak sejak masih di dalam

kandungan.

9) Mempercepat pemulihan fisik dan mengatasi depresi pasca

melahirkan (Sindhu & Pujiastuti, 2013).

c. Persiapan Prenatal Yoga (Sindhu & Pujiastuti, 2013).

1) Kenakan pakaian yang pas (tidak terlalu longgar dan tidak terlalu

ketat), berbahan ringan dan menyerap keringat.

2) Pakailah bra khusus untuk ibu hamil yang bisa menyangga payudara

dengan baik.
3) Berlatih tanpa alas kaki (kaos kaki atau sepatu) diatas matras yoga

yang anti slip untuk mencegah resiko terpeleset dan terkilir.

4) Gunakan beberapa alat bantu yang mudah ditemukan dirumah seperti

bantal tidur, kursi pendek, kursi kayu, bean bag, dan ikat pinggang.

5) Berlatihlah dalam ruangan yang sama dan dengan waktu yang sama

setiap harinya untuk menciptakan suasana dan memudahkan pikiran

ibu langsung menyatu dengan suasana yoga. Ibu dapat pula menyetel

music yang lembut saat berlatih untuk menciptakan suasana pikiran

yang tenang.

6) Kosongkan perut sebelum berlatih, 2 jam setelah makan berat dan 1

jam setelah makan ringan.

7) Minum air sesering mungkin sebelum, setelah, dan saat berlatih. Ibu

hamil sangat mudah terkena dehidrasi yang dapat membahayakan ibu

dan janin.

d. Kontraindikasi Prenatal Yoga

1) Rasa pusing, mual dan muntah yang berkelanjutan.

2) Gangguan penglihatan.

3) Kram pada perut bagian bawah.

4) Kontraksi.

5) Perdarahan atau pecah air ketuban.

6) Pembengkakan pada tangan dan kaki, tremor (kaki dan tangan

gemetar).
7) Berkurangannya produksi urin dan serangan penyakit tiba-tiba

(seizure).

8) Detak jantung yang terlalu cepat dan gerakan janin yang melemah.

e. Sekuen Prenatal Yoga Pada Ibu Hamil Trimester III

Menurut Sindhu & Pujiastuti (2013) sekuen prenatal yoga pada ibu

hamil trimester III adalah:

1) Pranayama (pernapasan)

a) Teknik pernapasan diafragma

Teknik pernapasan ini merupakan teknik pernapasan dasar dari

semua teknik pernapasan yoga (pranayama). Teknik ini bermanfaat

untuk mengaktifkan otot diafragma dan paru-paru bagian bawah,

memijat organ perut bagian dalam, melancarkan pencernaan/

mengatasi sembelit, melatih kesadaran pada otototot dasar panggul,

serta meningkatkan ketenangan. Teknik ini juga digunakan saat

bermeditasi. Adapun teknik pernapasan diafragma adalah sebagai

berikut:

(1) Teknik I

(a) Letakkan satu tangan pada perut bagian atas, dan tangan

lainnya pada perut bagian bawah.

(b) Tarik napas melalui hidung, rasakan perut mengembang,

dan jarak diantara kedua tangan semakin merenggang.


(c) Buang napas, rasakan perut kembali melembut

mengempis, dan jarak antara kedua tangan kembali seperti

semula.

(d) Lakukan selama beberapa putaran dan lakukan sambil

memejamkan mata.

Gambar 2.1. Teknik I Pernapasan Diafragma

(2) Teknik II

(a) Letakkan kedua tangan di perut bagian bawah, pada

lengkungan bawah perut.

(b) Tarik napas melalui hidung, dan rasakan perut bagian

bawah mengembang sehingga mendorong tangan ke luar.

(c) Buang napas, rasakan perut kembali lembut mengempis.

(d) Lakukan selama beberapa putaran dan lakukan sambil

memejamkan mata.
Gambar 2.2. Teknik II Pernapasan Diafragma

b) Teknik pernapasan berdengung (brahmari)

Brahmari disebut juga dengan teknik pernapasan lebah (bee breath)

karena saat menghembuskan napas akan keluar suara berdengung

panjang. Teknik pernapasan ini bermanfaat untuk mengusir

kecemasan, menenangkan pikiran, dan mengatasi insomnia atau

meningkatkan kualitas tidur ibu hamil.

Teknik pernapasan berdengung (brahmari) yaitu:

(1) Posisi duduk bersila diatas bantal tipis dengan panggul yang

lebih tinggi dari lutut dan punggung ditegakkan.

(2) Jari-jari tangan menyumbat telinga dan menutup mata.

(3) Tarik napas dalam dari hidung, dan sempitkan pita suara

diujung tarikan napas.

(4) Buang napas perlahan dan panjang. Istirahatkan pikiran dengan

mendengarkan suara mendengung panjang yang dihasilkan saat

melakukan posisi ini.

(5) Lakukan selama beberapa putaran hingga ibu merasa nyaman.


Gambar 2.3 Teknik Pernapasan Berdengung (Brahmari)

2) Latihan pemanasan

Latihan pemanasan merupakan hal yang wajib dilakukan sebelum ibu

beryoga.Latihan pemanasan bermanfaat untuk menghangatkan tubuh,

meningkatkan kelenturan otot dan sendi dan mempermudahnya untuk

melakukan postur yoga, serta menghindarkan cidera pada otot dan

ligamen (jaringan ikat sendi).

Lakukan pemanasan ringan seperti:

a) Melakukan latihan untuk leher, dengan merentangkannya ke

belakang dan ke depan, menengok ke kanan dan kiri, dan memutar

leher.

b) Memutar sendi bahu, siku, dan pergelangan tangan.

c) Merentangkan tubuh ke samping.

d) Memuntir ringan tulang punggung.

e) Meregangkan panggul.

f) Merentangkan lutut.

g) Memutar pergelangan kaki.

h) Merentangkan jari-jari kaki.


Gambar 2.4 Latihan Pemanasan

3) Asana (postur yoga)

a) Mudhasana (postur anak)

Mudhasana merupakan postur yoga restorative yang ideal untuk

mengistirahatkan tubuh dan pikiran, membuat ibu kembali ke bumi.

Postur ini bermanfaat untuk mengistirahatkan otot punggung dan

organ perut dalam, meringankan mual dan sakit punggung,

meredakan ketegangan dan mengambalikan rasa nyaman. Adapun

teknik mudhasana ialah:

(1) Duduk diatas tumit dan regangkan kedua lutut hingga sejajar

panggul.

(2) Buang napas, condongkan tubuh ke depan dan istirahatkan

kening pada alas. Letakkan kedua lengan disamping tubuh

dengan kedua telapak tangan sejajar dengan telapak kaki dan

menghadap keatas. Pejamkan mata dan dalamkan napas.

Lakukan posisi ini selama yang ibu inginkan.

(3) Tarik napas dan perlahan kembali duduk diatas tumit.

Gambar 2.5 Postur Mudhasana (Postur Anak)


b) Putaran sufi

Putaran sufi iniberasal dari tradisi kundalini karena menyerupai

gerakan menari berputar para penari sufi. Bermanfaat untuk

melenturkan sendi-sendi panggul dan melepaskan ketegangan pada

pinggang dan panggul.

Teknik putaran sufi ialah:

(1) Duduk dengan kedua lutut ditekuk dan telapak kaki


ditempelkan. Letakkan kedua tangan pada lutut. Condongkan
tubuh ke depan, jaga agar punggung tidak membungkuk.
(2) Perlahan gerakkan tubuh berputar membuat lingkaran besar.
Lakukan selama 5-10 putaran, kemudian ganti arah. Lakukan
sambil bernapas dalam perlahan.
(3) Kembali luruskan kaki dan gerakkan otot kaki.
Gambar 2.6 Postur Putaran Sufi

c) Bilikasana 1 (postur peregangan kucing)

Postur ini bermanfaat untuk menguatkan dan melenturkan otot

punggung, menguatkan dan terbebas dari tekanan akibat

pertumbuhan janin, mengatasi sakit punggung (back pain), melatih

otot dan sendi panggul serta melancarkan aliran darah ke janin.

Adapun postur bilikasana 1 ialah sebagai berikut:

(1) Dalam posisi meja/ merangkak. Letakkan kedua telapak tangan

dialas dan sejajar dengan bahu, lutut dialas sejajar panggul.

Telapak tangan menempel flat pada alas dan regangkan jari-jari

tangan.

(2) Perlahan buang napas dan tarik tulang ekor ke dalam,

bungkukkan tulang punggung mulai dari pinggang hingga ke

leher, dan tarik dagu ke dada. Mata menatap pusar dan bernapas

perlahan.

(3) Tarik napas, arahkan tulang ekor ke luar, panjangkan tulang

punggung, dorong dada ke depan, dan tarik dagu keatas.

(4) Mata menetap pada satu titik diatas dan bernapas perlahan.

(5) Lakukan 5-10 putaran secara perlahan seiring napas.


Gambar 2.7 Postur Bilikasana 1

d) Bilikasana 2 (postur peregangan kucing variasi 2)

(1) Dalam posisi meja atau merangkak. Letakkan kedua telapak

tangan di alas dan sejajar bahu, lutut di alas dan sejajar

panggul. Telapak tangan menempel flat pada alas dan

renggangkan jari–jari tangan.

(2) Tarik napas, rentangkan tangan kiri ke depan sejajar bahu, dan

rentangkan kaki kanan ke belakang sejajar panggul.

Mata menatap ke depan. Bernapas perlahan sambil menahan

posisi ini selama 15 detik.

(3) Buang napas, tekuk lutut dan siku dan pertemukan di bawah

tubuh. Lemgkungkan tubuh. Bernapas perlahan.

(4) Tarik napas, kembali rentangkan lengan dan kaki.

(5) Buang napas, turunkan tangan dan kaki, kembali dalam postur

meja.

(6) Lakukan dengan sisi lainnya.


Gambar 2.8 Postur Bilikasana 2

e) Tadasana (postur berdiri gunung)

Ini merupakan postur berdiri dasar yoga. Tadasana bermanfaat

untuk melatih postur tubuh yang tegak, menguatkan otot kaki, dan

berguna untuk proses persalinan ibu kelak. Posisi tadasana ialah:

(1) Berdiri dengan kedua kaki dirapatkan. Rasakan telapak dan jari

kaki mencengkram alas. Apabila tidak nyaman dengan kaki

dirapatkan, silahkan renggangkan kedua kaki sejajar panggul.

(2) Kencangkan otot paha bagian depan dan otot bokong. Tarik

tulang ekor masuk dan pastikan tulang punggung dalam posisi

lurus.

(3) Dorong dada ke depan, tarik bahu ke belakang, dan tarik

belikat kearah bawah. Biarkan kedua lengan bergantung

disamping tubuh dengan telapak tangan menghadap tubuh.

(4) Jaga agar dagu tetap sejajar alas. Bernapas dalam posisi ini

menggunakan pernapasan diafragma.


Gambar 2.9 Postur Tadasana (Postur Berdiri Gunung)

f) Meditasi metta (menjalin komunikasi dengan buah hati)

Meditasi ini bertujuan untuk membangkitkan dan menguatkan rasa

kasih sayang dan cinta kasih yang akan menjalin keterikatan antara

kita dan makhluk hidup lainnya. Meditasi ini dilakukan dengan

cara mengucapkan kalimat-kalimat pengharapan yang baik didalam

hati. Saat melakukannya akan muncul perasaan kasih sayang dan

cinta yang akan menghubungkan ibu secara batin dengan seseorang

yang menjadi objek meditasinya, terutama sang bayi.

Adapun teknik meditasi metta ialah:

(1) Duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman. Atur

beberapa tarikan napas dalam dan hembusan napas perlahan.

(2) Saat mengatur napas, atur pola pikiran untuk semakin

melambat dan melambat.


(3) Arahkan perhatian pada tubuh, rasakan sensasi dan posisi

tangan, kaki, torso dan kepala. Sadari bagian tubuh tersebut

dan biarkan bagian tubuh yang mengalami ketegangan untuk

melembut relaks. Jaga tubuh agar senyaman mungkin.

(4) Saat tubuh terasa lebih nyaman, arahkan perhatian pada pusat

rongga dada. Dalamkan napas, hadirkan perasaan kasih sayang

meliputi pusat rongga dada. Ibu dapat mengingat memori di

masa lalu yang dapat menghangatkan perasaaan. Biarkan rasa

tersebut meliputi rongga dada sambil tetap menjaga kesadaran

napas.

(5) Ucapkan di dalam hati dengan penuh perasaan “semoga saya

sehat, semoga saya bahagia, semoga saya terlepas dari

kesulitan, dan lain-lain”. Pusatkan perhatian pada sensasi

perasaa yang muncul. Lakukan selama beberapa kali, dan

ketika konsentrasi berkurang, kembali dalamkan napas dan

ucapkan kalimat-kalimat pengharapan.

(6) Sesekali pindahkan perhatian ibu pada rongga perut, rasakan

kehadirannya saat ini, alirkan pengharapan baik bersama napas

ke janin, ibu dapat mengelus lembut perut untuk membantu

pikiran agar lebih mudah merasakan respon janin. Lakukan

meditas ini selama mungkin. Bawa kembali perhatian pada

sensasi tubuh dan mulai gerakkan tubuh secara lembut dan

perlahan. Kembali dalamkan napas dan perlahan buka mata.


Jangan terburu-buru untuk menyudahinya, nikmati

kebersamaan ibu dengan janin beberapa saat.

Gambar 2.10 Meditasi Metta

f. Pedoman untuk memulai praktek prenatal gentle yoga

a) Pahami filosofi tentang yoga

b) Lakukan saja apa yang terasa benar

c) Fokus pada melepaskan

d) Tetap tenang

e) Mengurangi gangguan potensial

f) Luangkan waktu pemanasan

g) Pernapasan

h) Gerakan lembut

i) Selalu mendengarkan tubuh anda

j) Menghindarkan setiap gerakan yang mengharuskan anda untuk

berbaring terlentang lebih dari 15 menit

k) Melewatkan setiap posisi yang meregangkan otot perut terlalu banyak


l) Penuh perhatian dan tidak terburu_buru

g. Formula Prenatal Gentle Yoga1)

a) Menciptakan ruang (creating space)

Apakah gerakan yang dilakukan menciptakan ruang? Dimana?

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, ibu hamil

seringkali membutuhkan untuk memanjangkan torso untuk

menciptakan ruangan dan membuat tubuhnya menjadi lebih nyaman

bagi tubuh nya dan bayinya. Dengan memanjangkan torso dan

menciptakan ruangan yang lebih terutama bagi bayi akan sangat

membantu ibu untuk mempertahankan posisinya kedalam posisi yang

baik dan benar serta nyaman. Sehingga gerakan yang dilakukan harus

selalu disesuaikan dengan kondisi dan keadaan tubuh ibu dan harus

selalu mampu menciptakan ruang (creating space) tanpa

meninggalkan “pakem” yang ada.

b) Otot Perut (Abdominal Muscle)

Apakah efek setiap gerakan yang dilakukan dengan otot perut?

Ketika seorang ibu hamil, maka otot perut (rectus abdominis) menjadi

semakin membesar bahkan terpisah untuk mengakomodasi tumbuhnya

rahim seiring dengan tumbuhnya janin. Pemisahan otot ini adalah

suatu hal yang normal, namun jangan sampai pemisahan ini menjadi

hal yang semakin tidak baik dan sulit untuk di kembalikan seperti

sediakala pada masa post partum (diastase recti). Untuk itu gerakan

yang dilakukan harus membuat otot perut semakin baik kondisinya.


c) Hormon Relaxin (Relaxin Hormon)

Bagian otot dan sendi mana yang banyak di aliri oleh hormone relaxin

pada setiap gerakan atau pose atau asanas yang dilakukan?

Hormon relaxin diproduksi lebih banyak selama masa kehamilan,

yang mana hormone ini bertugas untuk melubrikasi atau memberi

pelumas pada sendi dan jaringan penghubung (connective tissue) serta

otot didalam tubuh. Kita harus lebih “aware dan mindfull” untuk

melakukan beberapa pose atau asanas pada ibu hamil. Jangan sampai

pose yang dilakukan membuat sendi dan otot menjadi stress secara

berlebihan atau mendapatkan tekanan secara berlebihan yang justru ini

potensial dapat mengakibatkan cidera atau gangguan di kemudian hari

(jangka panjang).

d) Tekanan pada perut (Belly Compression)

Seberapa besar tekanan pada perut yang dialami oleh ibu hamil saat

melakukan gerakan atau pose dalam prenatal gentle yoga tersebut?

Pose seperti berbaring terlentang dalam jangka waktu yang lama atau

pose memilin perut (closed twist) akan sangat tidak nyaman dan

menyebabkan tekanan yang berlebihan pada perut ibu, sehingga harus

di hindarkan.

e) Keselarasan dan Kestabilan (Balance and Stability)

Apakah gerakan yang dilakukan mendukung kestabilan dan

keseimbangan pada panggul, terutama pada sacrum dan pubic

sympisis?
Karena peningkatan hormone relaxin pada area panggul seringkali

membuat area ini menjadi tidak stabil. Nah bagaimana gerakan ini

mendukung dan membuat otot panggul ini menjadi lebih stabil dan

menjadilebih baik sehingga mampu mengakomodasi proses persalinan

menjadi lebih lancer dan proses pemulihan pada masa post partum

menjadi lebih baik.

f) Nafas (Breathing)

Nafas adalah salah satu kunci dalam memaksimalkan hasil

padaprenatal gentle yoga, sehingga pada prenatal gentle yoga ini harus

benar-benar memperhatikan nafas dan gerakan yang dilakukan.

g) Individual Assesment dan Adjustment

Apakah ibu hamil dapat melakukan pose prenatal gentle yoga dengan

mudah? Apakah pose yang dilakukan dirasakan nyaman? Bagaimana

kestabilan, fleksibilitas dan apakah muncul cidera sebelu dan sesudah

melakukan gerakan?

Ketiga hal tersebut di atasharus diperhatikan olehseorang guru

prenatal gentle yoga, karena setiap ibu hamil mempunyai kondisi yang

berbeda. Sehingga assessment dan adjustment yang dilakukan dan

diperlukan oleh setiap ibupun berbeda.

h. Pengaruh Senam Yoga Terhadap Kelancaran Proses Persalinan

Peningkatan beban psikologis ibu dapat menimbulkan permasalahan

terhadap kualitas janin yang dikandung dan komplikasi yang menyertai

proses persalianan ibu. Pencegahan dengan beberapa metode diperlukan


untuk meringankan dan mempersiapkan ibu dalam menjaga kehamilan

dan proses persalinannya. Pencegahan komplikasi persalinan bertujuan

untuk membuat ibu dan bayi baru lahir dapat memperoleh derajat

kesehatan yang tinggi dan terhindar dari berbagi ancaman dan fungsi

reproduksi. Oleh karena itu keseimbangan tubuh dan pikiran harus selalu

terpelihara untuk menciptakan pikiran tenang dan nyaman serta keduanya

bisa bekerja seimbang, sehingga akan mengarah pada kehamilan dan

persalinan yang tenang dan membahagiakan. Alternatif terapi yang

dibutuhkan dalam menghadapi persalinan salah satunya adalah dengan

melakukan meditasi/yoga (Sindhu & Pujiastuti, 2013).

Kecemasan pada ibu hamil dapat terjadi dikarenakan adanya masa

panjang dalam menanti proses kelahiran yang tidak pasti serta ditambah

dengan adanya perasaan takut saat menghadapi proses persalinan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2014) menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan penurunan kecemasan pada hari pertama dan hari

ketiga sebelum dan sesudah diberikan senam hamil yoga. Rasa nyeri

pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot – otot uterus,

peregangan serviks pada saat membuka, dan peregangan segmen bawah

rahim. Selama kala I kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks

dan iskemia serviks. Latihan yoga yang dilakukan diantaranya meliputi

berbagai macam gerakan relaksasi, mengatur postur tubuh, melakukan

olah napas dan meditasi selama kurang lebih 1 jam dan dilakukan rutin,

memperoleh hasil bahwa kemajuan persalinan pada ibu inpartu


mengalami percepatan yaitu selama 4 – 6 jam dibandingkan yang tidak

melakukan yoga (> 6jam).

3. Senam Hamil

a. Aktifitas Fisik

Selama kehamilan dan nifas akan terjadi perubahan-perubahan fisik,

fungsi tubuh dan psikologis. Perubahan ini terjadi karena perubahan

system hormonal dalam tubuh yang akan mempengaruhi system organ

lain. Petugas kesehatan maupun kader kesehatan yang akan memberikan

konsultasi tentang aktifitas fisik sehari-hari dan latihan fisik ringan bagi

ibu hamil dan nifas perlu memahami perubahan ini untuk melakukan

pemantauan kepada ibu hamil yang akan melakukan latihan fisik

(Kemenkes RI, 2018)

Latihan fisik yang dipilih harus dilakukan sesuai dengan kondisi fisik dan

mental dan usia kehamilannya. Latihan fisik yang baik, benar, terukur

dan teratur akan membantu ibu hamil untuk menyesuaikan dengan

kondisi fisik selama kehamilan dan nifas serta mengurangi keluhan-

keluhan yang timbul selama kehamilan dan nifas (Kemenkes RI, 2018).

Jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil.

Gerakan senam hamil disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik

seperti pada organ genital, perut tambah membesar, dan lain lain. Dengan

mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat

mengikuti dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung

secara optimal. Aktif berolahraga senam seorang wanita hamil merasa


lebih mudah melalui masa–masa 9 bulan kehamilannya dan membantu

melancarkan saat proses persalinan (Maryunani & Sukaryati, 2011).

Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu

hamil. Senam hamil merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi

yang optimal dalam mempersiapkan proses persalinan dengan cara

dirancang latihan–latihan bagi ibu hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011).

Sebelum melakukan latihan fisik selama kehamilan harus ada

rekomendasi dari tenaga kesehatan yang menyatakan bahwa kondisi ibu

dan janin sehat. Latihan fisik tersebut harus aman dan memberikan

manfaat yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kondisi fisik ibu

yang menurun selama kehamilan, mempersiapkan proses persalinan yang

lancar serta mempercepat pemulihan setelah persalinan (Kemenkes RI,

2018).

1) Sehat

Keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan social yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi

2) Kebugaran jasmani

Kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari

tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

3) Aktifitas fisik

Semua gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga atau

energy. Contohnya: pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,

mengepel, mencuci, berkebun, hubungan suami-istri, dan lain-lain.


4) Latihan Fisik

Suatu bentuk aktifitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dan

terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Contohnya: peregangan (stretching) dalam pemanasan, latihan beban,

berjalan kaki, senam dan lain-lain.

5) Olahraga

Salah satu bentuk aktifitas fisik yang dilakukan secara terstruktur,

terencana, dan berkesinambungan dengan mengikuti aturan-aturan

tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan

prestasi. Contohnya : atletik, bulutangkis, tenismeja, bola basket, bola

voli, sepak bola, tenis lapangan dll. Olah raga tersebut diatas tidak

dianjurkan bagi ibu hamil yang tidak pernah atau sudah lama tidak

melakukan latihan fisik atau olah raga.

b. Alasan Senam Hamil

Senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil dengan alasan antara

lain:

1) Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil

nyaman dan mudah dalam persalinan.

2) Senam hamil mengakibatkan peningkatan norepinefrin di dalam otak,

sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi rasa tegang

(Maryunani & Sukaryati, 2011).

c. Tujuan Senam Hamil


1) Persalinan yang fisiologis (alami) dengan ibu dan bayi sehat. 2)

Persiapan mental dan fisik untuk ibu hamil.

2) Kontraksi dengan baik, ritmis dan kuat pada segmen bawah rahim,

serviks, otot–otot dasar panggul.

3) Relaksasi.

4) Informasi kesehatan (termasuk) tentang kehamilan kepada ibu, suami,

keluarga atau masyarakat (Mufdlilah, 2009).

d. Manfaat Senam Hamil

Berikut ini adalah beberapa manfaat Senam Hamil antara lain:

1) Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban

kehamilan.

2) Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.

3) Membangun daya tahan tubuh.

4) Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.

5) Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan

perubahan keseimbangan.

6) Meredakan ketegangan dan membantu relaks.

7) Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.

8) Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik (Maryunani &

Sukaryati, 2011).

e. Indikasi

1) Semua kasus kehamilan yang sehat.


2) Usia kehamilan 4–6 bulan dan keluhan–keluhan sudah berkurang atau

hilang. Tidak dimulai saat hamil lebih dari 8 bulan (kurang

bermanfaat).

3) Senam hamil yang aman yang sekarang di ajarkan adalah senam

pilates dengan teknik pernapasan (Anggraini & Subakti, 2013).

f. Kontraindikasi

1) Anemia gravidarum.

2) Hyperemesis gravidarum.

3) Kehamilan ganda.

4) Sesak nafas.

5) Tekanan darah tinggi.

6) Nyeri pinggang, pubis, dada.

7) Tidak tahan dengan tempat panas atau lembab.

8) Mola hydatidosa.

9) Perdarahan pada kehamilan.

10) Kelainan jantung.

11) PEB (Pre eklamsia berat) (Mufdlilah, 2009).

g. Langkah-langkah Senam Hamil

Berikut ini adalah tahapan–tahapan Latihan Senam Hamil yakni:

1) Latihan I

a) Duduk rileks dan badan ditopang tangan dibelakang.

b) Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.

c) Gerakan latihan:
(1) Gerakan kaki kanan dan kaki kiri kedepan dan kebelakang.

(2) Putar persendian kaki melingkar kedalam dan keluar.

(3) Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan

ujung kedua telapak kaki.

(3) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut.

(4) Kerutkan dan kendorkan otot dubur.

2) Latihan II

a) Sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh tangan dibelakang

badan.

b) Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat.

c) Tujuan latihan:

(1) Melatih otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat

persalinan.

(2) Meningkatkan peredaran darah alat kelamin bagian dalam

sehingga sirkulasi menuju plasenta makin sempurna.

d) Bentuk latihan:

(1) Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai bawah kiri, silih

bergantian.

(2) Kembangkan dan kempeskan otot dinding perut bagian bawah.

(3) Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur.


(4) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8–10 kali.

Gambar 2.11 Gerakan Latihan 2 Untuk Otot Dasar Panggul

3) Latihan III

a) Sikap duduk bersila dengan tegak.

b) Tangan di atas bahu sedangkan siku disamping badan.

c) Tujuan latihan:

1) Melatih otot perut bagian atas.

2) Meningkatkan kemampuan sekat rongga badan untuk membantu

persalinan.

d) Bentuk latihan:

(1) Lengan diletakkan didepan (dada).

(2) Putar keatas dan kesamping, kebelakang dan selanjutnya

kembali kedepan badan (dada).

(3) Lakukan latihan ini sedikitnya 8–10 kali.


Gambar 2.12. Latihan 3 Untuk Melatih Otot Perut

4) Latihan IV

a) Sikap duduk bersila dengan tumit bersekatan satu sama lain.

b) Badan tegak rileks dan paha lemas.

c) Kedua tangan di persendian lutut.

d) Tujuan latihan:

(1) Melatih otot punggung agar berfungsi dengan baik.

(2) Meningkatkan peredaran darah kealat kelamin bagian dalam.

(3) Melatih agar persendian tulang punggung jangan kaku.

e) Bentuk latihan:

(1) Tekanlah persendian lutut dengan berat badan sekitar 20 kali.

(2) Badan diturunkan kedepan semaksimal mungkin.

5) Latihan V

a) Sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar.

b) Tangan di samping badan.

c) Tungkai bawah di tekuk pada persendian lutut dengan sudut

tungkai bawah bagian bawah sekitar 80–90 derajat.

d) Tujuan latihan:
(1) Melatih persendian tulang punggung bagian atas.

(2) Melatih otot perut dan otot tulang belakang.

e) Bentuk latihan:

(1) Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak keduakaki

dan bahu.

(2) Pertahankan selama mungkin di atas dan selanjutnyaturunkan

perlahan–lahan.

Gambar 2.13. Latihan 4 Untuk Melatih Otot Tulang Belakang

6) Latihan VI

a) Sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar.

b) Badan seluruhnya rileks.

c) Tangan dan tungkai bawah lurus dengan rileks.

d) Tujuan latihan:

(1) Melatih persendian tulang punggung dan pinggul.


(2) Meningkatkan peredaran darah menuju alat kelamin bagian

dalam.

(3) Meningkatkan peredaran darah menuju janin melalui plasenta.

e) Bentuk latihan:

(1) Badan dilemaskan pada tempat tidur.

(2) Tangan dan tungkai bawah membujur lurus.

(3) Pinggul di angkat kekanan dan kekiri sambil melatih otot liang

dubur.

(4) Kembang dan kempeskan otot bagian bawah.

(5) Lakukan latihan ini sedikitnya 10–15 kali.

Gambar 2.14. Latihan 5 Untuk Melatih Persendian Panggul

7) Latihan Pernapasan

a) Sikap tubuh tidur terlentang di tempat tidur yang datar.

b) Kedua tangan di samping badan dan tungkai bawah ditekuk pada

lutut dan santai.

c) Satu tangan di letakkan di atas perut.

d) Tujuan latihan pernapasan:

(1) Meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin.

(2) Menghilangkan rasa takut dan tertekan.


(3) Mengurangi nyeri saat kontraksi.

e) Bentuk latihan:

(1) Tarik nafas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam paru

beberapa saat.

(2) Bersamaan dengan tarikan nafas tersebut, tangan yang berada

di atas perut ikut serta di angkat mencapai kepala.

(3) Keluarkan napas melalui mulut perlahan.

(4) Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan.

(5) Lakukan gerakan latihan ini sekitar 8–10 kali dengan tangan

silih berganti.

(6) Bentuk gerakan lain:

(1) Tangan yang berada di atas perut di biarkan mengikuti

gerak saat di lakukan tarikan dan saat mengeluarkannya.

(2) Tangan tersebut seolah–olah memberikan pemberat pada

perut untuk memperkuat diafragma (sekat rongga badan).

Gambar 2.15 Latihan Pernapasan

8) Latihan relaksasi

Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot

tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama

sekali relaksasi total.


Gambar 2.16 Latihan Relaksasi

a) Latihan Relaksasi Kombinasi

(1) Sikap tubuh seperti merangkak.

(2) Bersikap tenang dan rileks.

(3) Badan disangga pada persendian bahu dan tulang belakang.

(4) Tujuan latihan kombinasi:

(a) Melatih melemaskan persendian pinggul dan persendian


tulang paha.
(b) Melatih otot tulang belakang, otot dinding perut, dan otot
liang dubur.

b) Bentuk latihan:

(1) Badan disangga persendian bahu dan tulang paha.

(2) Lengkukan dan kendorkan tulang belakang.

(3) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut.

(4) Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur.

(5) Lakukan latihan ini 8–10 kali.

c) Bentuk latihan yang lain:

(1) Tidur miring dengan kaki membujur.

(2) Telentang dengan disangga bantal pada bagian bawah lutut.

(3) Tidur terlentang dengan kaki ditekuk.

(4) Tidur miring dengan kaki ditekuk.


h. Hubungan Senam Hamil dengan Kelancaran Proses Persalinan

Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot

sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam

persalinan normal. Melakukan senam hamil, dapat dimulai pada usia

kehamilan 28 minggu. Anjuran senam hamil terutama ditujukan pada ibu

hamil dengan kondisi normal, atau dengan kata lain tidak terdapat

keadaan-keadaan yang mengandung risiko baik bagi ibu maupun bagi

janin, misalnya perdarahan, preeklamasi berat, penyakit jantung, kelainan

letak, panggul sempit, dan lain-lain (Errol Norwitz & John O. Schorge;

2007).

Varney (1997) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa senam hamil

akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang

lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan

senam hamil. Kegunaan senam hamil dilaporkan akan mengurangi

terjadinya berat badan bayi lahir rendah, adanya penurunan kelainan

denyut jantung, tali pusat dan mekonium, penurunan penggunaan tenaga,

berkurangnya rasa sakit, mengurangi terjadinya persalinan prematur,

mengurangi insiden operasi sectio caesar, serta memperbaiki skor

APGAR dan psikomotor janin. Senam hamil juga dapat mengurangi

risiko stress dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu inti dari senam

hamil sendiri adalah melatih pernafasan menjelang persalinan. Sehingga

pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai

keadaan.
Pergerakan dan latihan dari senam kehamilan tidak saja

menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap

kesehatan bayi yang dikandungnya. Pada saat bayi mulai dapat bernafas

sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu

dari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah bayi yang dikandung.

Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah di

seluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui

plasenta juga akan menjadi lancar (Sani, 2001).

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep
Gambaran kerangka konsep dari penelitian ”Efektifitas Prenatal Gentle

Yoga dan senam hamil terhadap proses persalinan dengan system litearur

review

BAB III

METODELOGI SISTEMATIKA LITERATUR REVIEW

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (library research), yaitu

serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui beragam informasi

kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan dokumen).

Penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research)


merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan,

gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi akademik

(academic-oriented literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan

metodologisnya untuk topik tertentu.

Fokus penelitian kepustakaan adalah menemukan berbagai teori, prinsip,

atau gagasan yang digunakan untuk menganalisis dan memecahkan pertanyaan

penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis

deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah diperoleh, kemudian

diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh

pembaca.

B. Langkah-Langkah Dalam Penelitian

Secara sistematis langkah – langkah dalam menulis penelitian seperti gambar

berikut ini:

Sistematik Literatur

Pengumpulan data

Konsep yang diteliti :


Efektifitas prenatal gentle yoga dan
senam hamil terhadap proses persalinan

Konseptualisasi

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran


Bagan 3.1 Bagan Alur Konsep Yang Diteliti

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah studi pustaka. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh

dari Paper dari Jurnal Ilmiah, Paper dari Conference (Proceedings), Thesis dan

Disertasi, Report (Laporan) dari Organisasi yang Terpercaya dan jurnal-jurnal

penelitian terdahulu yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2020.


D. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword Prenatal Gentle Yoga,

Senam Hamil, Proses persalinan.

Tabel 3.1 Kata Kunci Literature Review

Prenatal gentle yoga Senam Hamil Proses Persalinan


Prenatal Yoga Aktifitas fisik Proses persalinan
or or or
Yoga Kehamilan Kegiatan fisik Proses persalinan
or or or
Gentle Yoga Phisycal Activity Gentle Birth

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICO frame work

yang terdiri dari (Nursalam, 2020) :

1. Population/problem, yaitu populasi atau masalah yang akan dianalisa sesuai

dengan tema yang sudah di tentukan dalam literature review

2. Intervention, yaitu suatu tindakan penatalaksanaa terhadap kasus perorangan atau

masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan tema

yang sudah ditentukan dalam literature review.

3. Comparation, yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai

pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol dalam studi

terpilih.

4. Outcome, yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

Tabel 3.2 Format PICOS dalam Literatur Review


Kriteria Inklusi Ekslusi
Population Ibu hamil trimester III
Intervention Prenatal Gentle Yoga
Comparation Senam hamil
Outcomes Proses persalinan Perubahan psikologis ibu
dan berat badan lahir bayi
Study Design And Quasy Experiment, Pre
Publication Type Experiment, Deskriptif
korelasional
Publication Year 2010 - 2020 < 2010
Language English, Indonesia Selain bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia

Adapun kriteria Inklusi dan Ekslusi literature yang akan di review yaitu :

(Nursalam, 2020)

1. Kriteria Inklusi

a. Jurnal diterbitkan dalam rentang waktu 5 tahun (2016-2020).

b. Tipe jurnal (Research articles).

c. Menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

d. Jurnal yang diterbitkan oleh lembaga yang terakreditasi

e. Jurnal tentang prenatal gentle yoga, senam hamil, dan proses persalinan

2. Kriteria Ekslusi

(1) Rentang waktu >5 tahun terakhir

(2) Tidak dapat diakses Full Text

(3) Tipe (literature review artikel)

(4) Artikel tanpa sumber jurnal yang relefan/ terduplikasi

(5) Artikel tidak dapat di akses dengan tanpa berbayar

F. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung.

Akan tetapi data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang dimaksud berupa

buku dan laporan ilmiah primer atau asli yang terdapat di dalam artikel atau

jurnal (non-cetak). Pemilihan sumber didasarkan pada empat aspek yakni: (1)

Provenance (bukti), yakni aspek kredensial penulis dan dukungan bukti,

misalnya sumber utama sejarah; (2) Objectivity (Objektifitas), yakni apakah ide

perspektif dari penulis memiliki banyak kegunaan atau justru merugikan; (3)

Persuasiveness (derajat keyakinan), yakni apakah penulis termasuk dalam

golongan orang yang dapat diyakini; dan (4) Value (nilai kontributif), yakni

apakah argumen penulis meyakinkan, serta memiliki kontribusi terhadap

penelitian lain yang signifikan.

G. Metode Analisis

Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode

analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara

mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis, tidak

semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan

penjelasan secukupnya. Data yang diperoleh dikompulasi, dianalisis, dan

disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai studi literature.

Analisis dimulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi

diperhatikan dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan. Cara lain

dapat juga, misalnya dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang paling
mutakhir, dan berangsung–angsur mundur ke tahun yang lebih lama. Ketika

memulai suatu topik penelitian, usahakan mengutamakan jurnal ilmiah yang

terindeks misalnya Web of Science (ISI), Thomson Reuters dan SCOPUS.

Untuk mengecek apakah suatu jurnal dan proceedings terindeks SCOPUS, bisa

menggunakan situs ScimagoJR.Com . Membaca abstrak dari setiap penelitian

lebih dahulu untuk memberikan penilaian apakah permasalahan yang dibahas

sesuai dengan yang hendak dipecahkan dalam penelitian. Mencatat bagian-

bagian penting dan relevan dengan permasalahan penelitian, untuk menjaga

tidak terjebak dalam unsur plagiat, para peneliti hendaknya juga mencatat

sumber–sumber informasi dan mencantumkan daftar pustaka. Jika memang

informasi berasal dari ide atau hasil penelitian orang lain. Membuat catatan,

kutipan, atau informasi yang disusun secara sistematis sehingga penelitian

dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Setelah

melakukan literature review, peneliti tidak berhenti sampai hanya membaca

literatur, tetapi juga merangkum, membuat analisis dan melakukan sintesis

secara kritis dan mendalam dari artikel yang direview atau ditinjau. Hasil

Seluruh literature diseleksi dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

Pencarian dan proses seleksi literatur dalam penelitian ini digambaran dalam

bentuk Flow diagram Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and

Meta-analyses (PRISMA) sebagai berikut :


IDENTIFIKASI

Hasil Jurnal Secara Keseluruhan sumber Google Scholer, One Search, Scihub
(n=35.500 )
Artikel yang diekslusi
1) Rentang waktu >5 tahun terakhir
Hasil screening artikel 2) Tidak dapat diakses Full Text
secara singkat melalui 3) Tipe (literature review artikel)
judul 4) Artikel terduplikasi
(n= 11) 5) Artikel tidak dapat di akses dengan
SCREENING

tanpa berbayar
6) Masalah bukan pada kelancaran
persalinan

(n= 35.489)

Artikel lengkap yang diekslusi


Artikel Full Teks dan di uji 1) Ketidak sesuain judul dengan isi
kelayakannya 2) Artikel penelitian selain
(n= 11) esperimental
EGIBILITY

3) Skripsi yang tidak bisa diupload


(n = 4)

Memenuhi Kriteria Inklusi


a. Jurnal diterbitkan dalam rentang
waktu 5 tahun (2016-2020).
b. Tipe jurnal ( research articles).
Literatur memenuhi kriteria c. Jurnal yang dapat diakses secara
inklusi dan akan di review penuh
INCLUDED

(n= 7)
d. Menggunakan Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris
e. Jenis penelitian Kuantitatif
f. Jurnal memiliki sumber yang jelas
dan terakreditasi
g. Relevan ke judul penelitian

Sumber : Diagram PRISMA (Pangesti & Kusumawati, 2019)


Bagan 3.2 Diagram/ Bagan PRISMA

Pada penulisan karya ilmiah Systematic Literature Review ini, penulis

mengambil jurnal-jurnal dari Google search dan Google Scoolar. Pada tahap awal

artikel yang dikumpulkan berjumlah 35.500 artikel dengan menggunakan key

word “pengaruh yoga, senam hamil, kelancaran persalinan”. Setelah dilakukan

identifikasi yang relevan dengan judul hanya 11 artikel yang dibaca memiliki
kualitas baik karena lebih lengkap metode penelitiannya yang terdiri dari jurnal

nasional, jurnal internasional.

Risiko bias dalam literature review ini menggunakan asesmen pada

metode penelitian masing-masing studi, yang terdiri dari (Nursalam, 2020):

a. Teori: Teori yang tidak sesuai, sudah kadaluwarsa, dan kurang kredibilitas

b. Desain: Desain kurang sesuai dengan tujuan penelitian

c. Sample: Ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu Populasi, sampel,

sampling,dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan

sampel

d. Variabel: Variabel yang ditetapkan kurang sesuai dari segi

jumlah,pengontrolan variabel perancu, dan variabel lainya

e. Inturmen: Instrumen yang digunakan tidak memeliki sesitivitas, spesivikasi

dan dan validatas-reliablitas

f. Analisis Data: Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang sesuai

dengan satandar
BAB IV

HASIL

A. Karakteristik Studi

Pada penulisan karya ilmiah Systematic Literature Review ini, penulis

mengambil jurnal-jurnal dari Google search dan Google Scoolar. Setelah

dilakukan identifikasi yang relevan dengan judul hanya 11 artikel yang dibaca

memiliki kualitas baik karena lebih lengkap metode penelitiannya yang terdiri

dari jurnal, nasional, jurnal internasional.

Sebelas artikel memenuhi criteria inklusi terbagi menjadi dua sub pembahasan

berdasarkan topik literature review yaitu faktor yang berkaitan dengan prenatal

gentle yoga (5) dan senam hamil (2) dan empat (4) terkait dengan keduanya.

Setelah dilakukan identifikasi yang relevan dengan judul hanya 11 artikel yang

dibaca memiliki kualitas baik karena lebih lengkap metode penelitiannya yang

terdiri dari jurnal, nasional, jurnal internasional. Adapun jurnal-jurnal yang

dijadikan referensi adalah sebagai berikut:

1. Jurnal Nasional

a. Dewi, Elok Sari (2016) Pengaruh Kombinasi Yoga Pranatal dan Senam

Hamil Terhadap Perubahan Kadar Kortisol dan Lama Persalinan Kala I.

Metode penelitian: Metode penalitian quasy-experimental

(experiment semu) rancangan Non-Equivalen Group Desain. Populasi

adalah ibu hamil trimester III di Kabupaten Nganjuk. Cara pengambilan

sampel dengan teknik purposive sampling penelitian ini dilakukan pada


26 responden yang terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol. Analisis data dengan menggunakan uji beda sampel berpasangan

yang sebelumnya dilakukan uji normalitas.

Hasil penelitian: Ada perbedaan yang bermakna kadar kortisol

sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan Hasil uji

Mann-Whitney diperoleh nilai signifikasi 0,010 lebih kecil dari 0,05.

Terjadi penurunan sebesar -209.67 ng/ml pada kelompok perlakuan dan

-129.96 ng/ml pada kelompok kontrol. Rata-rata lama persalinan pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan uji statistik

dengan uji Wilcoxon di peroleh nilai p = 0,003 lebih kecil dari 0,05,

artinya ada pengaruh kombinasi yoga prenatal dan senam hamil terhadap

lama persalinan kala I.

Kesimpulan: Kombinasi yoga prenatal dan senam hamil terbukti

lebih efektif dalam menurunkan kadar kortisol pada ibu hamil dengan

rata-rata lama persalinan lebih cepat. Saran: Setiap ibu hamil trimester III

disarankan melakukan latihan kombinasi yoga prenatal dan senam hamil

secara rutin.

b. Wahyuni Ridha (2020) Mempersiapkan Persalinan dengan Yoga

Pregnancy

Metode yang digunakan adalah memperagakan dan membimbing

ibu hamil melakukan yoga pregnancy. Alat yang digunakan adalah

matras yoga. Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil yang melakukan jalan

santai di GOR Segiri yaitu sebanyak 10 orang. Hasil yang dicapai adalah
ibu hamil melaksanakan yoga kehamilan sampai tuntas dan tertarik

mengikuti kembali.

Kesimpulan pengabdian ini adalah untuk mendapatkan persalinan

yang nyaman perlu dilakukan persiapan sedini mungkin dari masa

kehamilan dengan melakukan latihan yoga pregnancy. (Indonesian

Journal of Community Dedication (IJCD) Volume 2 Nomor 1 Januari

2020)

c. Suryani Ida (2015) Pengaruh Senam Hamil Teratur pada Primigravida

terhadap Perubahan Psikofisiologis Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi

(Studi Eksperimen di Puskesmas Pagarsih dan Padasuka Bandung)

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan

rancangan pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini

adalah ibu hamil primigravida yang mengikuti senam hamil.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-random sampling

dengan metode consecutive sampling. Jumlah sampel 50 responden yang

dibagi menjadi 25 responden kelompok perlakuan dan 25 responden

kelompok kontrol, pengolahan dan analisis data menggunakan uji kai

kuadrat,eksak fisher, Mann-whitney dan T-test.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh senam hamil

teratur terhadap penurunan skor kecemasan (nilai p = 0,026), perubahan

tekanan darah diastolik (nilai p = 0,014) dan perubahan pernapasan (nilai

p < 0,001) yang memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan

antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tetapi tidak terdapat


perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik (p > 0,05),

penambahan berat badan ibu (p > 0,05) dan berat badan lahir bayi (p >

0,05).

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah senam hamil teratur

berpengaruh terhadap penurunan kecemasan, perubahan tekanan darah,

dan perubahan pernapasan serta tidak terdapat pengaruh senam hamil

yang teratur terhadap perubahan tekanan darah sistolik, penambahan

berat badan ibu dan berat badan lahir bayi. (IJEMC, Volume 2 No. 3,

September 2015)

d. Puspita Erlin dan Syarifah Rosita (2019) Pengaruh Tata Gym Dan Yoga

Vinyasa Terhadap Kemajuan Persalinan Dan Penurunan Nyeri Pada Ibu

Hamil Trimester III Di Klinik Musytasyfah Di Karawang Tahun 2019.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan Quasi

Experimental Group dengan Pottest-Only Control Design. Adapun teknik

pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik Sampling

Purposif (Purposive Sampling) yakni dengan sampel penelitian

berjumlah 60 responden, 30 ibu hami Trimester III sebagai kelompok

Kasus, dan 30 ibu hamil sebagai kelompok kontrol, dari hasil penelitian

bivariat dengan uji statistik Chi Square didapatkan hasil bahwa Tata

Gym berpengaruh terhadap Kemajuan persalinan Kala II dengan nilai p-

value 0,018 sedangkan untuk Kemajuan Persalinan Kala I didapatkan

nilai p-value 0,506 ( > 0,05) sehingga Tata Gym tidak ada pengaruh

terhadap Kala I. Untuk Variabel Nyeri Persalinan dilakukan dengan


Regresi Logistik untuk melihat tingkatan nyeri yang paling berpengaruh,

didapatkan hasil skala nyeri sedang dengan p-value <0,05, dan OR

sebesar 4,333. Dan berdasarkan Analisis Multivariat terdapat 3 variabel

yang memiliki pengaruh terhadap Tata Gym ( Lama Kala II, Nyeri

Persalinan dan Paritas), dan disimpulkan bahwa Tata Gym memiliki

Hubungan yang paling kuat terhadap variable Kemajuan Persalinan

dengan p value 0,038 ( < 0,05) (Laporan akhir penelitian unggulan

terapan perguruan tinggi Poltekes Kemenkes Jakarta I tahun 2019)

e. Rusmini (2017) Hubungan Antara Keikutsertaan Senam Hamil dengan

Ketepatan Waktu dan Proses Persalinan Kala II di Klinik Asyifa

Suradadi Kabupaten Tegal.

Desain penelitian ini adalah metode eksperimen dengan

pengambilan data primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini

sebanyak 30 dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik “Quota

sampling” menetapkan sejumlah anggota sempel secara quantum atau

jatah. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang. Analisis data dengan

Chi Square. Dari 30 responden yang mengikuti senam hamil secara

teratur di Klinik Asyfa Suradadi Kabupaten Tegal sebanyak 15 orang

(50%) dan yang tidak mengikuti senam hamil 15 orang (50%). Waktu

kala II persalinan yang tepat sebanyak 20 (66.7%), dan yang tidak tepat

sebanyak 10 (33.3%).

Hasil uji statistik dengan “Uji Chi Square” di dapatkan nilai p-

value 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
signifikan antara keikut sertaan senam hamil dengan ketepatan waktu

proses persalinan kala II pada Di Klinik Asyifa Suradadi Kabupaten

Tegal Tahun 2016. Saran bagi instasi kesehatan diharapkan dapat

meningkatkan sosialisasi tentang senam hamil dan menerapkan pada

pelayanan ANC dan dalam kelas hamil (Jurnal Siklus Volume 6 No 1

Januari 2017 ISSN:2089-6778).

2. Jurnal Internasional

a. Narendran Shamantkamani (2005) Efficacy of Yoga on Pregnancy

Outcome.

Objective: To study the efficacy of yoga on pregnancy outcomes. Design

and setting: Three hundred thirty five (335) women attending the

antenatal clinic at Gunasheela Sur-gical and Maternity Hospital in

Bangalore, India, were enrolled between 18 and 20 weeks of pregnancy

in a prospective, matched, observational study; 169 women in the yoga

group and 166 women in the control group.

Methods: Women were matched for age, parity, body weight, and

Doppler velocimetry scores of umbilical and uterine arteries. Yoga

practices, including physical postures, breathing, and meditation were

practiced by the yoga group one hour daily, from the date of entry into

the study until delivery. The control group walked 30 minutes twice a day

(standard obstetric advice) during the study period. Compliance in both

groups was en-sured by frequent telephone calls and strict maintenance

of an activity diary.
Main outcomes: Birth weight and gestational age at delivery were

primary outcomes. Results: The number of babies with birth weight 2500

grams was significantly higher (p 0.01) in the yoga group. Preterm labor

was significantly lower (p 0.0006) in the yoga group. Complications

such as iso-lated intrauterine growth retardation (IUGR) (p 0.003) and

pregnancy-induced hypertension (PIH) with as-sociated IUGR (p 0.025)

were also significantly lower in the yoga group. There were no

significant adverse effects noted in the yoga group.

Conclusions: An integrated approach to yoga during pregnancy is safe.

It improves birth weight, decreases preterm labor, and decreases IUGR

either in isolation or associated with PIH, with no increased

complications. THE JOURNAL OF ALTERNATIVE AND

COMPLEMENTARY MEDICINE Volume 11, Number 2, 2005, pp. 237–

244 © Mary Ann Liebert, Inc

b. Maharana Satyapriya Effect of integrated yoga on stress and heart rate

variability in pregnant women (2009) Objective: To study the effect of

integrated yoga practice and guided yogic relaxation on both perceived

stress and measured autonomic response in healthy pregnant women.

Method: The 122 healthy women recruited between the 18th and 20th

week of pregnancy at prenatal clinics in Bangalore, India, were

randomized to practicing yoga and deep relaxation or standard prenatal

exercises 1-hour daily. The results for the 45 participants per group who

completed the study were evaluated by repeated measures analysis of


variance. Results: Perceived stress decreased by 31.57% in the yoga

group and increased by 6.60% in the control group (P = 0.001). During

a guided relaxation period in the yoga group, compared with values

obtained before a practice session, the high-frequency band of the heart

rate variability spectrum (parasympathetic) increased by 64% in the

20th week and by 150% in the 36th week, and both the low-frequency

band (sympathetic), and the low-frequency to high-frequency ratio were

concomitantly reduced (P b 0.001 between the 2 groups). Moreover, the

low-frequency band remained decreased after deep relaxation in the

36th week in the yoga group. Conclusion: Yoga reduces perceived stress

and improves adaptive autonomic response to stress in healthy pregnant

women (International Journal of Gynecology and Obstetrics 104 (2009)

218–222).

3. Skripsi

Marwa Annisa Rifdatul (2017) Perbedaan Skala Nyeri Kala I dan

Durasi Kala II Persalinan Pada Primigravida dengan Senam dan Yoga

Kehamilan.

Penelitian ini menggunakan desain kohort prospektif dengan teknik

purposive sampling. Subjek penelitian adalah primigravida trimester III

yang mengikuti senam hamil di RSIA Rachmi dan yoga kehamilan di

RSGM AMC bulan April-Mei tahun 2017 berjumlah 20 orang untuk

masing-masing kelompok. Analisis data menggunakan uji Independent t test


dan Mann-Whitney. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan skala nyeri

kala I antara primigravida yang senam hamil dan yoga kehamilan (p-value

0,001) dan tidak ada perbedaan durasi kala II antara primigravida yang

senam hamil dan yoga kehamilan (p value 0,079). (Skripsi Prodi DIV

Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes 2017)

Berdasarkan jurnal-jurnal yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis

kriteria kelayakan untuk digunakan dalam studi literature dalam penelitian, dan

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, maka jurnal yang akan dijadikan

acuan dalam membahas fenomena dan masalah yang terkait dengan efektifitas

prenatal gentle yoga dan senam hamil terhadap kelancaran persalinan.

Jurnal yang sudah terpilih selanjutnya dipelajari satu persatu dan kemudian

dicocokan kriteria inklusi dan eksklusinya, kemudian dipilih jurnal yang

memiliki kualitas baik. Adapun analisis jurnal dapat dilihat pada tabel berikut

ini:
No Jurnal yang Sumber Inklusi Ekslusi Penilaian kualitas Hasil Kesimpulan
sesuai kriteria
1 Dewi, Elok Sari JURNAL Jurnal < 5 tahun Metode penalitian Ada perbedaan yang Metode
(2017) ILMIAH terakhir quasy-experimental bermakna kadar kortisol penelitian
Pengaruh BIDAN, - Yoga dan senam (experiment semu) sebelum dan sesudah dijelaskan
Kombinasi VOL.I, NO.3, hamil rancangan Non- intervensi pada kelompok dengan lengkap,
Yoga Pranatal 2016 - Masalah lama Equivalen Group perlakuan Hasil uji Mann- tahun masih
dan Senam persalinan Desain. Whitney diperoleh nilai dibawah 5
Hamil - Penelitian Populasi adalah ibu signifikasi 0,010 lebih tahun, hasil
Terhadap eksperimen hamil trimester III di kecil dari 0,05. Terjadi penelitian dapat
Perubahan Kabupaten Nganjuk. penurunan sebesar dijadikan acuan
Kadar Kortisol Cara pengambilan -209.67 ng/ml pada untuk penelitian
dan Lama sampel dengan teknik kelompok perlakuan dan
Persalinan purposive sampling -129.96 ng/ml pada
Kala I. penelitian ini kelompok kontrol. Rerata
dilakukan pada 26 lama persalinan
responden yang pada kelompok perlakuan
terdiri dari kelompok dan kelompok kontrol
perlakuan dan setelah dilakukan uji
kelompok kontrol. statistic dengan uji
Analisis data dengan Wilcoxon di peroleh nilai
mengguna-kan uji p = 0,003 lebih kecil dari
beda sampel 0,05, artinya ada
berpasangan yang pengaruh kombinasi yoga
sebelumnya prenatal dan senam hamil
dilakukan uji terhadap lama persalinan
normalitas kala I
No Jurnal yang Sumber Inklusi Ekslusi Penilaian kualitas Hasil Kesimpulan
sesuai kriteria
2 Wahyuni Ridha Indonesian Yoga pregnancy - mempersiap- Penelitian Hasil yang dicapai adalah Metode
(2020) Journal of kan pengabdian dengan ibu hamil melaksankan penelitian bukan
Mempersiapkan Community persalinan metode demostrasi yoga kehamilan sampai penelitian
Persalinan Dedication - Bukan dan redemonstrasi tuntas dan tertarik eksperimen,
dengan Yoga (IJCD) penelitian mengikuti kembali. variabel
Pregnancy Volume 2 eksperimen Kesimpulan pengabdian outputnya
Nomor 1 tetapi ini adalah untuk persiapan
Januari 2020 penelitian mendapatkan persalinan persalinan dan
pengabdian yang nyaman perlu tidak dapat
masyarakat dilakukan persiapan sedini dijadikan acuan
dengan mungkin dari masa untuk penelitian
mengajar kehamilan dengan
dan melakukan latihan yoga
membimbing pregnancy.

3 Fatmawati Jurnal Ners - Variabel yoga - Desain penelitian kemajuan persalinan pada Metode
Diana Nur Kebidanan - Kemajuan diawali dengan fase aktif primigravida penelitian
(2017) volume 4 no. 1 persalinan pendekatan yang diberikan dijelaskan
Pengaruh Yoga April 2017 - Jurnal < 5 tahun perbandingan pengobatan yoga 75 dengan lengkap,
Pada Ibu kelompok statis. public setengah dari tahun masih
Inpartu Populasi kemajuan normal adalah 6 dibawah 5
Primigravida primigravida jam dari 8 orang (47,1%) tahun, hasil
Terhadap pada fase aktif dan tidak diberi penelitian dapat
Kemajuan tahap pertama pengobatan mempercepat dijadikan acuan
Persalinan dari April akselerasi yoga pada jam untuk penelitian
Kala I Fase hingga 5 sebanyak 1 (5,9 %).
Aktif. November 2016 Hasil Uji Wilcoxon Mann
di BPM Nurul Whitney U dalam nilai
Aini sebanyak SPSS p <0,05, ini
34 orang. Total menunjukkan bahwa
sampel adalah perbedaan
17 orang yang antara kemajuan tenaga
melakukan yoga kerja dengan latihan yoga
dan 17 orang primigravida dengan
tidak melakukan latihan yoga yang tidak.
yoga. Uji 75 ublic Dan kemudian untuk
75 ic mengetahui seberapa jauh
menggunakan uji pengaruh latihan yoga
Wilcoxon Mann – terhadap kemajuan tahap
Whitney U – pertama perpersalinan
Test (SPSS) dan pada fase aktif
Regresi Linier primigravida dilakukan uji
regresi linier dan
mendapatkan nilai R2 =
0,383, yang berarti latihan
yoga berpengaruh sebesar
38,3% terhadap tahap
pertama. Kemajuan
persalinan untuk
fase aktif primiravida.
Dalam upaya mengatasi
kecemasan dan rasa sakit
saat melahirkan, yoga
dapat disebarluaskan ke
public untuk dilakukan
secara rutin
4 Pujianti Rima Jurnal - Senam yoga Penelitian ini Hasil penelitian Metode
(2018) Kebidanan 10 - Lama persalinan menggunakan menunjukan dari 15 penelitian
Hubungan (02) 103 – rancangan penelitian responden yang rutin dijelaskan
Frekuensi 205 Deskriptif melakukan senam yoga, 14 dengan lengkap,
Senam Yoga korelasional dengan responden diantaranya tahun
dengan Lama pendekatan cross- (46.7%) lama masih dibawah
Persalinan sectional. Populasi persalinannya cepat, 5 tahun, hasil
Kala I Fase dalam penelitian ini sedangkan dari 15 penelitian dapat
Aktif ibu bersalin normal responden yang tidak rutin dijadikan acuan
di Aura Cantika pada melakukan senam yoga, untuk penelitian
bulan April - Mei didapatkan 11 responden
2014, dengan teknik (36,7 %) mengalami
accidental sampling persalinan cepat. Hasil uji
diperoleh sampel 30. chi square dengan SPSS
Analisa data dengan 16.0 nilai p value = 0,032
menggunakan uji yang menunjukkan ada
statistik chi square hubungan yang bermakna
antara senam yoga dengan
lama persalinan kala I
fase aktif
5 Suryani Ida IJEMC, Volume - Senam hamil - Variabel Tidak relevan
2 No. 3,
(2015) Pengaruh Perubahan meskipun senam
September 2015
Senam Hamil Psikofisiologi hamil tetapi
Teratur pada s Ibu focus penelitian
Primigravida - Variabel pada perubahan
terhadap Berat Badan psikofisiologis
Perubahan Lahir Bayi dan Berat
Psikofisiologis - Jurnal Badan Lahir
Ibu dan Berat diterbitkan > Bayi dan jurnal
Badan Lahir 5 tahun diterbitkan > 5
Bayi (Studi tahun
Eksperimen di
Puskesmas
Pagarsih dan
Padasuka
Bandung)
6 Puspita Erlin LAPORAN - Yoga Penelitian kualitatif Hasil penelitian dengan Metode
dan Syarifah AKHIR - Kemajuan dengan rancangan uji statistik Chi Square penelitian
Rosita (2019) PENELITIAN persalinan Quasi Experimental didapatkan hasil bahwa dijelaskan
Pengaruh Tata UNGGULAN - Penelitian Group dengan Tata Gym berpengaruh dengan lengkap,
Gym Dan Yoga TERAPAN eksperimen Pottest-Only Control terhadap Kemajuan tahun masih
Vinyasa PERGURUAN - Jurnal diterbitkan < Design. Adapun persalinan Kala II dengan dibawah 5
Terhadap TINGGI 5 tahun teknik pengambilan nilai P Value 0,018 tahun, hasil
Kemajuan POLTEKKES sampel yaitu dengan sedangkan untuk penelitian dapat
Persalinan Dan KEMENKES menggunakan teknik Kemajuan Persalinan dijadikan acuan
Penurunan JAKARTA I Sampling Purposif Kala I didapatkan nilai P untuk penelitian
Nyeri Pada Ibu TAHUN 2019 ( Purposive 0,506 ( > 0,05) sehingga
Hamil Sampling) yakni Tata Gym tidak ada
Trimester III dengan sampel pengaruh terhadap Kala I.
penelitian berjumlah Untuk Variabel Nyeri
60 responden, 30 ibu Persalinan dilakukan
hami Trimester III dengan Regresi Logistik
sebagai kelompok untuk melihat tingkatan
Kasus, dan 30 ibu nyeri yang paling
hamil sebagai berpengaruh, didapatkan
kelompok kontrol, hasil Skala Nyeri Sedang
dari hasil penelitian dengan P Value <0,05,
bivariat dengan uji dan OR
statistik Chi Square sebesar 4,333. Dan
berdasarkan Analisis
Multivariat terdapat 3
variabel yang memiliki
pengaruh terhadap Tata
Gym ( Lama Kala II, Nyeri
Persalinan dan Paritas)

7 Puji lestari Indonesian Metode penelitian Hasil penelitian gambaran Metode


(2019) Journal of - Penelitian < 5 menggunakan tingkat kecemasan pada penelitian
Pengaruh Midwifery tahun eksperimen semu kelompok eksperimen dan dijelaskan
Kombinasi (IJM) - Variabel prenatal (Quasi Experimental) kontrol didapatkan hasil dengan lengkap,
Prenatal Yoga Volume 2 yoga dan senam dengan rancangan rata-rata skor kecemasan tahun masih
dan Senam Nomor 2, hamil Non-Equivalen 21,7, sedangkan kontrol dibawah 5
Hamil September - Lama persalinan Control Group 32,2. Analisa bivariat tahun, hasil
Terhadap 2019 Desain. Populasi kombinasi penelitian dapat
Tingkat dalam penelitian prenatal yoga dan senam dijadikan acuan
Kecemasan dan berjumlah 30 ibu hamil terhadap lama untuk penelitian
Lama hamil TM III yang persalinan kala I
Persalinan terbagi menjadi 2 menggunakan uji T-Test
Kala I pada Ibu kelompok, 15 ibu Independent karena
Hamil hamil TM III dengan berdistribusi normal.
Trimester III perlakuan dan 15 ibu Artinya terdapat pengaruh
hamil TM III sebagai kombinasi prenatal yoga
kontrol. Hasil dan senam hamil terhadap
penelitian pada kecemasan pada ibu hamil
analisa univariat Trimester yang
didapatkan lama menghadapi persalinan.
persalinan kala I Analisis pengaruh
pada kelompok prenatal yoga dan senam
experimen dan hamil terhadap kecemasan
kontrol didapatkan pada ibu hamil TM III
hasil bahwa rata- dalam menghadapi proses
rata lama persalinan persalinan menggunakan
kala I pada kelompok menggunakan uji T-Test
eksperimen (yang Independent karena data
melakukan prenatal berdistribusi normal.
yoga dan senam Artinya terdapat pengaruh
hamil) yaitu 3,7 jam kombinasi prenatal yoga
dan pada kelompok dan senam hamil terhadap
kontrol yaitu rata- kecemasan pada ibu hamil
rata yaitu 5,9 jam Trimester yang
menghadapi persalinan.

8 Marwa Annisa Skripsi Prodi - Variabel senam Penelitian ini Hasil analisis Metode
Rifdatul (2017) DIV yoga menggunakan desain menunjukkan ada penelitian
Perbedaan Kebidanan - Variabel senam kohort prospektif perbedaan skala nyeri dijelaskan
Skala Nyeri Jurusan hamil dengan teknik kala I antara primigravida dengan lengkap,
Kala I dan Kebidanan purposive sampling. yang senam hamil dan penelitian
Durasi Kala II Politeknik - Durasi kala II Subjek penelitian yoga kehamilan (p-value eksperimen dan
Persalinan Kesehatan persalinan adalah primigravida 0,001) dan tidak ada tahun masih
Pada Kementerian - Jurnal < 5 tahun trimester III yang perbedaan durasi kala II dibawah 5
Primigravida Kesehatan mengikuti senam antara primigravida yang tahun, hasil
dengan Senam Yogyakarta hamil di RSIA senam hamil dan yoga penelitian dapat
dan Yoga Tahun 2017 Rachmi dan yoga kehamilan (p value 0,079 dijadikan acuan
Kehamilan kehamilan di RSGM untuk penelitian
AMC bulan April-
Mei tahun 2017
berjumlah 20 orang
untuk masing-masing
kelompok. Analisis
data menggunakan
uji Independent t test
dan Mann-Whitney
9 Rusmini (2017) Jurnal Siklus - Variabel senam Desain penelitian ini Dari 30 responden yang Metode
Hubungan Volume 6 No hamil adalah metode ekspe- mengikuti senam hamil penelitian
Antara 1 Januari - Ketepatan waktu rimen dengan Peng- secara teratur di Klinik dijelaskan
Keikutsertaan 2017 prose persalinan ambilan data primer As-Syifa Suradadi dengan lengkap,
Senam Hamil - Penelitian dan sekunder.Populasi Kabupaten Tegal tahun masih
dengan eksperimen dalam penelitian ini sebanyak 15 orang (50%) dibawah 5
Ketepatan - Jurnal < 5 tahun sebanyak 30 dan peng- dan yang tidak mengikuti tahun, hasil
Waktu Proses ambilan sampel di- senam hamil 15 orang penelitian dapat
Persalinan lakukan dengan teknik (50%). Waktu kala II dijadikan acuan
Kala II di Quota sampling persalinan yang tepat untuk penelitian
Klinik Asyifa menetapkan sejumlah sebanyak 20 (66.7%), dan
Suradadi anggota sampel secara yang tidak tepat sebanyak
Kabupaten quantum atau jatah. 10(33.3%). Hasil uji
Tegal. Diperoleh jumlah statistik dengan “Uji Chi
sampel sebanyak 30 Square” di dapatkan nilai
orang. Kriteria sampel p -value 0,000 < 0,05
pada penelitian ini sehingga dapat
adalah ibu bersalin disimpulkan terdapat
yang mengikuti senam hubungan yang signifikan
hamil secara rutin, antara keikut sertaan
tidak mengikuti senam senam hamil dengan
hamil Di Klinik As- ketepatan waktu proses
Syifa Suradadi Kab. persalinan kala II Di
Tegal. Penelitian ini Klinik As-Syifa Suradadi
dilakukan dengan cara Kabupaten Tegal Tahun
observasi langsung, 2016
kemudihan data
dilakukan analisa
menggunakan analisa
univariat dan bivariat.
Analisis data yang
digunakan dengan
menggunakan Chi
Square.
10 Narendran THE - Yoga Jurnal Women were Tidak relevan
Shamantkamani JOURNAL - Pregnancy outcome diterbitkan > matched for age, karena tahunnya
(2005) Efficacy OF - Penelitian 5 tahun parity, body weight, terlalu lama
of Yoga on ALTERNATIV eksperimen and Doppler
Pregnancy E AND velocimetry scores of
Outcome. COMPLEME umbilical and uterine
NTARY arteries. Yoga
MEDICINE practices, including
Volume 11, physical postures,
Number 2, breathing, and
2005, pp. meditation were
237–244 practiced by the yoga
group one hour daily,
from the date of entry
into the study until
delivery. The control
group walked 30
minutes twice a day
(standard obstetric
advice) during the
study period.
Compliance in both
groups was ensured
by frequent telephone
calls and strict
maintenance of an
activity diary.
practiced by the yoga
group, one hour
daily, from the date
of entry into the study
until delivery. The
control group
walked half an hour
twice a day (standard
obstetric advice)
during the study
period. Compliance
in both groups was
ensured
by frequent telephone
calls and strict
maintenance of
an activity diary.

11 Maharana International - Yoga - stress and The 122 healthy Tidak relevan
Satyapriya Journal of - Pregnan women heart rate women recruited karena variabel
Effect of Gynecology variability between the 18th and pengukuran
integrated yoga and Obstetrics - jurnal; > 5 20th week of tidak sama dan
on stress and tahun pregnancy at tahun
heart rate prenatal clinics in diterbitkan > 5
variability in Bangalore, India, tahun
pregnant were randomized to
women (2009) practicing yoga and
deep relaxation or
standard prenatal
exercises 1-hour
daily. The results for
the 45
participants per
group who completed
the study were
evaluated by
repeated measures
analysis of variance.
Results: Perceived
stress decreased by
31.57% in the yoga
group and increased
by 6.60% in the
control group
(P=0.001). During a
guided relaxation
period in the yoga
group, compared
with values obtained
before a practice
session, the high-
frequency band of the
heart rate variability
spectrum
(parasympathetic)
increased by 64% in
the 20th week and by
150% in the 36th
week, and both the
low-frequency band
(sympathetic), and
the low-frequency to
high-frequency ratio
were concomitantly
reduced (Pb0.001
between the 2
groups).
Moreover, the low-
frequency band
remained decreased
after deep relaxation
in the 36th week in
the yoga
group.
B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian adalah ibu hamil trimester III yang mengikuti

prenatal gentle yoga dan senam hamil dengan tujuan untuk mengetahui

kemajuan persalinan antara perlakuan yoga dan senam hamil Ibu hamil

melaksanakan yoga kehamilan sampai tuntas dan tertarik mengikuti kembali.

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan menengah yaitu

SMP-SMU yang mengikuti kegiatan kelas prenatal yoga dan kelas senam

hamil dalam jurnal Suryani et al., (2017) sedangkan dalam jurnal Pujianti,

Apriastuti, & Sulistiani (2018) Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5

responden (50%) tidak rutin melakukan senam yoga. Hal ini dikarenakan

responden yang kurang mengerti manfaat senam yoga secara benar,

sehingga tidak rutin dalam melakukan senam yoga. Kurangnya pengetahuan

responden dapat dikarenakan oleh pendidikan yang rendah dimana

karakteristik responden diperoleh 1 responden berpendidikan dasar dan 12

responden berpendidikan menengah sehingga akan memiliki pengetahuan

yang kurang tentang senam yoga. Pernyataan diatas sesuai dengan teori

Notoadmodjo (2010), bahwa prilaku kesehatan adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang dapat dipengaruhi

oleh pendidikan seseorang. Dalam hal ini senam yoga termasuk salah satu

bentuk prilaku kesehatan.


2. Umur

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan

dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil

dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi

dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematain

maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro,

2012).

Usia di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun mempredisposisi wanita

terhadap sejumlah komplikasi. Usia dibawah 16 tahun insiden preeklampsia

sedangkan usia diatas 35 tahun meningkatkan insiden hipertensi kronis dan

persalinan yang lama pada nulipara (Varney, 2010). Usia 20-35 tahun

merupakan peserta yang mendominasi pelaksanaan kelas prenatal yoga dan

kelas ibu hamil.

3. Pekerjaan

Wanita yang tidak bekerja mempunyai waktu yang lebih luang dari pada

wanita bekerja sehingga kehadiran dalam kelas prenatal yoga dan kelas

hamil lebih banyak pada wanita tidak bekerja. Dalam Suryani et al. (2017)

Hasil penelitian dari 30 responden menunjukkan bahwa 15 responden rutin

melakukan senam yoga. Hal ini dapat di pengaruhi beberapa faktor antara

lain pengetahuan dan sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi dalam hal ini

memegang peran penting karena yoga kehamilan merupakan sesuatu yang

baru yang tidak semua tenaga kesehatan khususnya bidan dapat

mengajarkannya pada ibu hamil (Pujianti et al., 2018).


4. Paritas

Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi. Pada

multipara dominasi fundus uteri lebih besar dengan kontraksi uterus lebih

besar dengan kontraksi lebih kuat dan dasar panggul yang lebih rileks

sehingga bayi lebih mudah melalui jalan lahir dan mengurangi lama

persalinan. Namun pada grandemultipara, semakin banyak jumlah janin,

persalinan secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat keletihan pada

otot–otot uterus. Semakin tinggi paritas insiden plasenta previa, perdarahan,

mortalitas ibu dan mortalitas perinatal juga meningkat (Manuaba, 2010) .


BAB V

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam penelitian ini akan mengkaji jurnal-jurnal yang terkait

dengan penelitian dan membandingkan antara jurnal-jurnal yang di review untuk

menghasilkan kesimpulan mengenai efektifitas senam prenatal gentle yoga dan

senam hamil terhadap proses persalinan.

A. Efektifitas Prenatal Gentle Yoga Terhadap Proses Persalinan

Wanita hamil hampir semuanya mengalami kekhawatiran, kecemasan,

dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan maupun setelah

persalinan. Peningkatan beban psikologis ibu dapat menim-bulkan

permasalahan terhadap kualitas janin yang dikandung dan komplikasi yang

menyertai proses persalianan ibu. Pencegahan dengan beberapa metode

diperlukan untuk meringankan dan mempersiapkan ibu dalam menjaga

kehamilan dan proses persalinannya. Pencegahan komplikasi persalinan

bertujuan untuk membuat ibu dan bayi baru lahir dapat memperoleh derajat

kesehatan yang tinggi dan terhindar dari berbagi ancaman dan fungsi

reproduksi. Oleh karena itu keseimbangan tubuh dan pikiran harus selalu

terpelihara untuk menciptakan pikiran tenang dan nyaman serta keduanya bisa

bekerja seimbang, sehingga akan mengarah pada kehamilan dan persalinan

yang tenang dan membahagiakan. Alternatif terapi yang dibutuhkan dalam

menghadapi persalinan salah satunya adalah dengan melakukan meditasi/yoga

(Fatmawati & Prastiwi, 2017).


Penelitian Fatmawati (2017) diperoleh hasil Uji Mann Whitney U dalam

SPSS didapatkan nilai p < 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa adanya

perbedaan kemajuan persalinan ibu primigravida antara yang diberi perlakuan

senam yoga dengan yang tidak senam yoga. Selanjutkan untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh senam yoga terhadap kemajuan persalinan kala I fase

aktif ibu primigravida dilakukan uji regresi linier dan di dapatkan nilai

R2=0,383 yang artinya senam yoga memiliki pengaruh sebesar 38,3% terhadap

kemajuan persalinan kala I fase aktif ibu primiravida. serta didapatkan nilai r

sebesar 0,619 yang menunjukkan bahwa antar variabel mempunyai kekuatan

korelasi sedang. Arah korelasi menunjukkan nilai positif yaitu searah yang

berarti semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel

lainnya.

Pada tahun 2018 penelitian tentang pengaruh yoga terhadap kelancaran

persalinan dilakukan oleh Pujianti et al. (2018) yang mengambil teori Land

(2006) yang menyatakan yoga merupakan salah satu olahraga yang dapat

dilakukan oleh ibu hamil. Senam yoga untuk masa kehamilan dapat membantu

menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan jiwa. Selama kehamilan seharusnya

berusaha untuk tetap sehat secara fisik dan seimbang secara emosi, serta dapat

menolong untuk menghasilkan keyakinan yang menenangkan. Sikap – sikap

yang ada diyoga juga dapat meningkatkan kelenturan pada pinggul, panggul,

dan tulang punggung, selain itu juga akan menguatkan seluruh tubuh agar

dapat membantu ibu untuk menjadi lentur, kuat, dan tabah secara emosi.
Bobak (2005) menjelaskan bahwa Kesiapan psikologi ibu selama

persalinan berkaitan dengan perasaan cemas, setress, dan takut ini merupakan

masalah yang sering dialami oleh ibu bersalin terutama kala I dan II persalinan.

Pada proses persalinan diharapkan ibu dapat berkonsentrasi dan bersikap

tenang sehingga dapat persalinan dengan baik. Dengan berkonsentrasi dan

bersikap tenang ibu dapat fokus dalam pengaturan nafas dan cara mengejan

yang benar. Dalam penelitiannya (Pujianti et al., 2018) Hasil uji chi square

nilai p value = 0,032 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif. Hal ini sesuai dengan

teori Lailiyana dkk (2011:11), yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi persalinan adalah passage atau jalan lahir terdiri dari tulang-

tulang panggul, sendi- sendinya dan otot-otot panggul. Selain itu dengan senam

yoga juga akan mempengaruhi ketenangan ibu karena ibu telah terbiasa untuk

dapat berkonsentrasi secara penuh dan mendapatkan ketenangan saat senam

yoga, sehingga saat persalinan ibu juga akan merasakan tenang sehingga bisa

mengatur pernafasan dengan baik dan lebih nyaman. Faktor psikologi akan

mempengaruhi proses persalinan dimana dalam fase persalinan apabila ibu

semakin cemas maka akan semakin meningkatkan intensitas nyeri dan semakin

berpengaruh pada lama persalinan, tetapi sebaliknya bila ibu tenang maka

sensasi nyeri akan berkurang dan persalinan semakin cepat. Hasil penelian ini

mundukung penelitian yang dilakukan Eli Rusmita (2011) yang berjudul

pengaruh senam yoga selama kehamilan terhadap kesiapan fisik dan psikologis

dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil Trimester III di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Limijati Bandung, dimana diperoleh hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan melakukan senam yoga ibu akan semakin siap secara fisik dan

psikologis dalam menghadapi persalinan karena latihan yoga dapat

meningkatkan ketenangan diri.

B. Efektifitas Senam Hamil Terhadap Proses Persalinan

Lamanya persalinan yang terjadi merupakan fase terakhir dari suatu

persalinan yang berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala gejala seperti

dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu serta asfiksia dan kematian janin dalam

kandungan/ Intra Uterin Fetal Death. Sampai saat ini yang dapat di kendalikan

adalah masalah tenaga atau power yaitu dengan senam hamil dan energi yang

cukup menjelang persalinan. Senam hamil merupakan suatu program latihan

bagi ibu sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi

otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses persalinan serta metode

penting untuk mempertahankan atau memperbaiki keseimbngan fisik ibu hamil

dan merupakan terapi latihan yang diberikan pada ibu hamil dengan tujuan

mencapai persalian yang cepat, mudah dan aman8 . Serta terapi latihan gerak

untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental pada persalinan

cepat, aman dan spontan (Rusmini, Latifah, & Agustina, 2017)

Penelitian (Rusmini et al., 2017)menujukan bahwa berdasarkan ketepatan

waktu persalinan kala II ibu yang melakukan senam hamil rutin terdapat waktu

persalinan dengan tepat(100%), sedangkan ibu yang tidak ikut senam hamil

33,3% (5 responden) waktu persalian dengan tepat, dan 66,7% (10 responden)

waktu persalinan tidak tepat. Berdasarkan hasil analisa dengan uji korerasi Chi
Square diperoleh nilai X2 hitung 15.000 dan p value 0,000 berdasarkan level

signifikan 0.05dengan df=1 maka nilai X2 tabel adalah 3,841 hal ini

menunjukan bahwa X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (15.000 .> 3,841) dan p

value lebih kecil dari 0,05(0.000 < 0.05) yang berarti H o ditolak dan Ha

diterima artinya ada hubungan antara senam hamil dengan ketepatan waktu

proses persalinan kala II pada primigravida di Klinik As-Syifa Suradadi

Kabupaten Tegal.

Senam hamil yang dilakukan di Klinik As-Syifa Suradadi merupakan

salah satu bentuk olahraga yang berguna untuk membantu wanita hamil

memperoleh power yang baik sehingga dapat memperlancar proses persalinan.

Dengan latihan secara teratur kontraksi uterus menjadi lebih baik dan dapat

memberikan kekuatan terhadap otot- otot dasar panggul, otot-otot dinding perut

sehingga persalinan menjadi lebih singkat dan proses persalinan dapat berjalan

secara spontan (Rusmini et al., 2017). Ibu hamil yang melakukan senam hamil

lebih sering atau teratur, proses persalinan relatif berlangsung secara spontan.

Peningkatan stamina yang dibutuhkan saat proses persalinan otot-otot akan

terbentuk dan kuat dibandingkan dengan ibu yang jarang ataupun tidak pernah

mengikuti senam hamil. Ibu bersalin yang tidak mengikuti senam hamil secara

sering atau teratur sebagian besar mengalami proses persalinan tidak normal

karena ibu jarang ataupun tidak pernah mengikuti latihan-latihan fisik atau olah

raga selama hamil sehingga otot-otot dinding perut dan otot-otot dasar panggul

menjadi kaku dan tidak dapat berfungsi dengan sempurna dalam proses

persalinan (Rusmini et al., 2017). Senam hamil juga dapat berpengaruh secara
bermakna terhadap proses persalinan yang normal dan spontan dibandingkan

dengan yang tidak mengikuti senam hamil.

C. Efektifitas Senam Hamil Dan Yoga Prenatal Terhadap Proses Persalinan

Persalinan lama dapat dihindari jika ibu mendapat asuhan kehamilan oleh

bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Tujuan

asuhan kebidanan antepartum adalah meningkatkan persalinan cukup bulan,

melahirkan dengan selamat ibu maupun bayi dengan trauma seminimal

mungkin dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu juga bayi.

Penting untuk memahami hubungan antara kondisi fisik dan psikologi ibu,

kesiapannya terhadap proses persalinan dan kelahiran, dan kemampuannya

untuk mengatasi nyeri. Hal ini meliputi passenger, passageway, dan power.

Keadaan ini dapat dicapai dengan bantuan wanita hamil itu sendiri yang

merupakan ketenangan dan relaksasi tubuh yang sempurna.

Beberapa diantaranya adalah latihan-latihan fisik yang dapat dijalankan

sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Latihan-latihan tersebut pada

dasarnya bertujuan untuk menyehatkan ibu dan janin jika dilakukan dengan

tepat. Seorang ibu hamil dengan kehamilan normal atau tanpa kontraindikasi

sebaiknya didukung untuk melaksanakan latihan fisik dengan intensitas yang

sedang untuk memperoleh manfaat selama kehamilan dan proses persalinan

(Husin, 2013).

Terdapat beberapa macam latihan fisik pada kehamilan, antara lain

senam hamil, pilates, yoga, kegel dan yophita. Latihan yang sering diikuti oleh

ibu hamil saat ini adalah senam hamil dan yoga kehamilan. Senam hamil
merupakan terapi latihan gerakan untuk menjaga stamina dan kebugaran ibu

selama kehamilan dan mempersiapkan ibu hamil secara fisik maupun mental

untuk menghadapi persalinan dengan optimal. Yoga adalah latihan tubuh dan

pikiran yang berasal dari india dan diakui sebagai praktik kesehatan untuk

berbagai ilmu imunologi, neuromuskuler, psikologi dan kondisi

nyeri.Perbedaan senam hamil dan yoga terletak pada pernafasan. Dalam latihan

yoga kehamilan dipandu dengan jelas kapan harus menarik nafas dan kapan

harus menghembuskan nafas (Wiadnyana, 2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Rifdatul Marwa (2017)

menunjukkan bahwa persalinan kala II yang senam hamil mempunyai rata-rata

durasi kala II sebesar 45,75 menit sedangkan kelompok yoga kehamilan

sebesar 37,50 menit dengan beda rata-rata sebesar 8,25 menit. Hasil uji statistik

p-value 0,079 (> 0,05), hal ini berarti tidak ada perbedaan durasi kala II antara

primigravida yang mengikuti senam hamil dan yoga kehamilan.

Penelitian Dewi, Suwondo, & Wahyuni (2016) menunjukkan bahwa

rerata kadar kortisol kelompok perlakuan yang diberikan intervensi kombinasi

yoga prenatal dan senam hamil mengalami penurunan lebih banyak

dibandingkan kelompok kontrol, yang hanya diberikan intervensi senam hamil.

Rerata kadar kortisol pada kelompok perlakuan mengalami penurunan

sebesar -209.67 ng/ml. Rerata kadar kortisol pada kelompok kontrol juga

mengalami penurunan sebesar -129.96 ng/ml. Hasil penelitian ini didukung

oleh teori yang menunjukkan bahwa Latihan yoga dihubungkan oleh adanya

peningkatan Gamma Amino Butyric Acid (GABA) (Streeter et al, 2010).


GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam

gejala-gejala pada gangguan jiwa. Fungsi utama GABA adalah menurunkan

aurosal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi

(Subu, 2011). Brown et al (2005) menyatakan bahwa yoga merupakan suatu

metode yang unik untuk menyeimbangkan sistem saraf otonom dan

memberikan pengaruh pada gangguan fisik dan gangguan yang berhubungan

dengan stress. Teknik pernafasanyoga menyebabkan terjadinya peningkatan

kerja parasimpatis, memberikan efek tenang, merangsang pelepasan oksitosin

dan disebutkan juga dengan latihan pernafasan yoga selama tiga minggu

menyebabkan penurunan produksi hormon kortisol yang signifikan.

Sementara itu penelitian Pujianti et al. (2018) menunjukkan hasil

penelitian didapatkan hasil bahwa rata-rata lama persalinan kala I pada primi

gravida adalah 6-8 jam dan pada multigravida 3-4 jam. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kombinasi prenatal yoga dan

senam hamil terhadap lama persalinan Kala I dengan nilai p value yaitu 0,000

lebih kecil dari 0,05. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses persalinan

antara lain : Faktor power seperti his. Faktor passanger meliputi : sikap janin,

letak janin, bagian bawah, dan posisi janin. Faktor passage meliputi: bagian

keras panggul (tulang–tulang panggul) dan bagian lunak (otot–otot, jaringan,

ligament–ligament). Faktor penolong: keterampilan penolong persalinan.

Faktor psikis meliputi : kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan

kekhawatiran (Yanti, 2010). Adapun salah satu penyebab terjadinya partus

lama adalah ketidak seimbangan antara kekuatan dalam mengejan dan his yang
tidak adekuat. Dapat pula disebabkan karena faktor janin dan jalan lahir seperti

malpresentasi atau malposisi janin, dan janin terlalu besar. Jalan lahir akan

lentur pada perempuan yang rajin melakukan olahraga atau rajin bersenggama.

(Oxon, 2010). Olah raga yang dapat membantu melenturkan jalan lahir ibu

diantaranya yaitu prenatal yoga dan senam hamil. Menurut Yuliasari (2010)

ibu hamil yang melakukan senam di Indonesia hanya sekitar 41,8%, baik itu

senam hamil maupun yoga. Manfaat prenatal yoga juga dapat dirasakan secara

fisik pada tubuh manusia dimana seringkali rasa ketidaknyamanan gerak tubuh,

otot dan sendi. Melakukan prenatal yoga akan membuat otot-otot tubuh

berkembang, diantaranya yaitu fokus dalam kesehatan tulang belakang,

kekuatan dan fleksibilitas. Latihan prenatal yoga pada ibu hamil ini akan

meningkatkan sirkulasi darah dan syaraf meningkat sehingga pasokan nutrisi

dan oksigen terpenuhi (Aprilia, 2010)

Penelitian yang Berjudul Effects Of A Prenatal Yoga Programme On The

Discomforts Of Pregnancy And Maternal Childbirth Self-Efficacy In Taiwan

diungkapkan bahwa kelompok ibu hamil yang melakukan prenatal yoga

dilaporkan mengalami peningkatan yang signifikan terhadap penurunan tingkat

ketidaknyamanan ibu selama masa kehamilannya (p=0,01) dibandingkan

dengan kelompok kontrol yaitu ibu hamil yang tidak melakukan latihan

prenatal yoga (Yang et al., 2020).

Berdasarkan penelitian Pujianti et al. (2018), didapatkan hasil bahwa dari

15 responden yang mengikuti yoga secara rutin, terdapat 14 responden yang

proses persalinannya cepat dan 1 responden dengan proses persalinan yang


lama. Selain itu, juga dapat melakukan senam hamil yang dapat menguatkan

sistem perototan tubuh dan sendi-sendi di waktu masa kelahiran janin. Seiring

dengan kemampuan ibu yang semakin baik dalam menjalani latihan senam

hamil maka kepercayaan diri ibu pun tubuh maka ibu akan siap untuk bersalin.

Selain itu, elastisitas otot-otot panggul, ligament, mencegah varises, dan

peningkatan sistem pernafasan dapat diperoleh dari latihan senam hamil

sehingga faktor-faktor yang mempersulit jalanannya persalinan dapat teratasi

karena kesiapan ibu yang didapatkan dari latihan-latihan senam hamil

(Manuaba, 2010)

Kelancaran proses persalinan atau lama persalinan tidak terlepas dari

paritas ibu seperti yang dijelaskan oleh oleh Marwa, Sumarah, & Maryani,

(2017) dengan hasil analisis bivariat mengenai perbedaan rerata skala nyeri

kala I pada primigravida dengan senam hamil dan yoga kehamilan diketahui

bahwa ratarata skala nyeri kala I yang dirasakan pada primigravida yang senam

hamil adalah 7,3 dengan nilai minimum 5 dan maksimum 9 dan rata-rata pada

primigravida yang yoga kehamilan sebesar 5,6 dengan nilai minimum 4 dan

maksimum 8. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skala nyeri

kala I primigravida yang senam hamil dan yoga kehamilan dengan nilai p-

value 0,001 (<0,05). Primigravida yang mengikuti senam hamil memiliki

intensitas nyeri berat, sedangkan primigravida yang mengikuti yoga kehamilan

memiliki intensitas nyeri sedang. Rendahnya skala nyeri persalinan kala satu

pada kelompok yoga kehamilan dikarenakan pada prinsip yoga kehamilan

lebih ditekankan pada teknik pernafasan yang benar, relaksasi dan meditasi
tubuh dan pikiran ibu, sehingga ibu lebih mampu mengatasi nyeri yang

dirasakan. Pernafasan terkontrol merupakan salah satu teknik non-farmakologi

yang dapat membantu mengurangi persepsi nyeri.

D. Keterbatasan

Keterbatasan yang berhubungan dengan masalah ini adalah jurnal yang

terpublikasi hanya terdapat abstrak, berupa artikel, jurnal berbayar, jurnal yang

tidak full teks.

Dalam R. Wahyuni (2020) dikatakan Latihan yoga diberikan kepada ibu

hamil sesuai dengan kondisi fisik ibu hamil. Faktor sosial ekonomi dalam hal

ini memegang peran penting karena yoga kehamilan merupakan sesuatu yang

baru yang tidak semua tenaga kesehatan khususnya bidan dapat

mengajarkannya pada ibu hamil (Pujianti et al., 2018) sehingga

mengaplikasikan penelitian dalam jurnal-jurnal ini belum bisa di kelas ibu

hamil karena keterbatasan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan

khususnya bidan. Perlu adanya instruktur prenatal yoga di masing-masing

daerah Kabupaten/Kota. Di daerah perkotaan yang tingkat sosial ekonomi ibu

hamil menengah ke bawah tidak dapat mengikuti kelas prenatal yoga karena

mahalnya biaya mengikuti kelas prenatal yoga


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian adalah:

1. Prenatal gentle yoga efektif terhadap proses persalinan . hal ini dibuktikan

dan dijelaskan dalam penelitian (Fatmawati & Prastiwi, 2017), (R.

Wahyuni, 2020) dan (Marwa et al., 2017)

2. Senam hamil efektif terhadap proses persalinan, hal ini dibuktikan dan

dijelaskan dalam penelitian (Rusmini et al., 2017), (Dewi et al., 2016),

(Lestari, 2019)

3. Prenatal gentle yoga dan senam hamil efektif terhadap proses persalinan,

hal ini dibuktikan dan dijelaskan dalam penelitian (Dewi et al., 2016),

(Lestari, 2019) dan (Pujianti et al., 2018).

B. Saran

1. Senam yoga dapat direkomendasikan sebagai salah satu asuhan kebidanan

pada ibu hamil untuk membantu mempercepat proses persalinan.

2. Kombinasi senam hamil dan senam yoga dapat dijadikan salah satu asuhan

kebidanan yang diterapkan pada kelas ibu hamil di daerah-daerah terpencil

dan jauh dari fasilitas kesehatan untuk memperkecil resiko persalinan dan

membantu mempercepat proses persalinan.

C. Konflik Kepentingan

Rangkuman menyeluruh atau literature review ini adalah penulisan secara

mandiri, sehingga tidak terdapat konflik kepentingan dalam penulisannya.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. R., & Subakti, Y. (2013). Kupas Tuntas Seputar Kehamilan.


Jakarta: Agro Media Pustaka.
Aprilia, G. (2010). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA
HARJOBINANGUN PURWOREJO. Jurnal Universitas Diponegoro, 9(1),
76–99. https://doi.org/10.1558/jsrnc.v4il.24
Cunningham. (2013). Obstetri William (Edisi 23 V). Jakarta: EGC.
Dewi, E. S., Suwondo, A., & Wahyuni, S. (2016). PRENATAL DAN SENAM
HAMIL KoRTISoL DAN LAMA PERSALINAN. (3), 7–13.
Domin. (2010). A Review of Laboratory Instruction Styles. Journal Chemical
Education, 76, 543.
Fatmawati, D. N., & Prastiwi, E. D. (2017). The Effectiveness of Yoga on the
Progress of the First Stage of Labor in the Active Phase of Primigravida.
Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 4(1), 035–
039. https://doi.org/10.26699/jnk.v4i1.art.p035-039
Fauziah, & Fitriana. (2018). Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea (Sc)
dengan Proses Penyembuhan Luka Operasi di Ruang Kebidanan RSUD.
Abdul Wahab Sjahraniea Samarinda Tahun 2018. Bunda Edu-Midwifery
Journal.
Kemenkes RI. (2018). profil kesehatan indonesia. jakarta.
Lestari, P. (2019). No T. Pengaruh Kombinasi Prenatal Yoga Dan Senam Hamil
Terhadap Tingkat Kecemasan Dan Lama Persalinan Kala I Pada Ibu
Hamil Trimester III.
Manuaba. (2010). Ilmu Keidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC.
Marwa, A. R., Sumarah, S., & Maryani, T. (2017). Perbedaan Skala Nyeri Kala I
Dan Durasi Kala II Persalinan pada Primigravida dengan Senam dan Yoga
Kehamilan. In Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak (Vol. 11).
Maryunani, A., & Sukaryati, Y. (2011). Senam Hamil, Senam Nifas, dan Terapi
Musik. Jakarta: Trans Info Media.
Mochtar, R. (2010). Obstetri Operatif Obstetri Sosial (Jilid 2). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Mufdlilah. (2009). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Notoadmodjo. (2010). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2020). Penulisan Literature Review dan Systematic Review Pada
Pendidikan Kesehatan (Contoh). Surabaya: Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Pangesti, N., & Kusumawati, W. (2019). Studi Literatur : Pengaruh Pelatihan
Interprofesional Terhadap Self Eficacy Pada Mahasiswa Kesehatan. Jurnal
Kebidanan Dan Keperawatan, 10(1), 328–339.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan (Edisi ke E). Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (2017). Data Kesehatan Kalimantan
Timur. Samarinda.
Profil Dinas Kesehatan Paser. (2017). Angka Kematian Ibu`. Kabupaten Paser.
Pujianti, R. P., Apriastuti, D. A., & Sulistiani, A. (2018). Hubungan Frekuensi
Senam Yoga Dengan Lama Persalinan Kala I Fase Aktif. Jurnal Kebidanan,
10(2), 193. https://doi.org/10.35872/jurkeb.v10i02.292
Purwaningsih, W., & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rusmini, R., Latifah, U., & Agustina, T. A. (2017). Hubungan Antara
Keikutsertaan Senam Hamil Dengan Ketepatan Waktu Proses Persalinan
Kala Ii Di Klinik As Syifa Suradadi Kabupaten Tegal. Siklus : Journal
Research Midwifery Politeknik Tegal, 6(1), 203–207.
https://doi.org/10.30591/siklus.v6i1.473
Saifuddin, & Bari, A. (2008). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Bina Pustaka.
Sani, R. (2001). Menuju Kelahiran Alami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sindhu, & Pujiastuti. (2013). Yoga Untuk Kehamilan. Bandung: Qanita.
Sinsin, I. (2008). Seri Kesehatan Ibu & Anak: Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Siswosudarmo, R., & Emilia, O. (2009). Obstetri Fisiologi (Cetakan Pe).
Yogyakarta: Pustaka Cendekia.
Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya.
Suryani, I., Mose, J. C., Tarawan, V. M., Husin, F., Sunjaya, D. K., & Prasetyo,
D. (2017). Pengaruh Senam Hamil Teratur pada Primigravida terhadap
Perubahan Psikofisiologis Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi (Studi
Eksperimen di Puskesmas Pagarsih dan Padasuka Bandung). Jurnal
Pendidikan Dan Pelayanan Kebidanan Indonesia, 2(3), 1.
https://doi.org/10.24198/ijemc.v2i3.69
Varney, H. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wahyuni, R. (2020). Mempersiapkan Persalinan dengan Yoga Pregnancy.
Indonesian Journal of Community Dedication, 2(1), 1–4.
https://doi.org/10.35892/community.v2i1.193
Wahyuni, S., & Siswanto, Y. (2010). Pengaruh Senam Hamil Terhadap Lamanya
Persalinan Kala II Pada Ibu Hamil Primigravida di Kabupaten Semarang.
Jurnal Gizi Dan Kesehatan Ngudi Waluyo.
WHO. (2012). World Health Statistics. World Health Organization.
Wiknjosastro. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Yang, T., Sun, Y., Li, Q., Li, S., Shi, Y., Leak, R. K., … Zhang, F. (2020).
Ischemic preconditioning provides long-lasting neuroprotection against
ischemic stroke: The role of Nrf2. Experimental Neurology, 325(December
2019), 113142. https://doi.org/10.1016/j.expneurol.2019.113142
Yanti. (2010). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Anda mungkin juga menyukai