P
DENGAN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI DENGAN
PARTUS SPONTAN
DI RUANG X RSUP Dr. KARYADI PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh:
Dyah Sukma Indriastutik
22020119220017
1. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan
belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang
berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang
pertama kali melahirkan (Wijaya dkk, 2014). Persalinan merupakan suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013).
Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir),
passanger (janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal
(Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor
lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis dan penolong
(Rohanidkk, 2011). Pada ibu yang pertama kali menjalani proses persalinan akan
takut, cemas, khawatir yang berakibat pada peningkatan nyeri selama proses
persalinan dan dapat menganggu jalan persalinan menjadi tidak lancar (Wijaya
dkk, 2014). Sehingga dalam suatu persalinan seorang istri membutuhkan
dukungan fisik maupun psikis agar dapat meringankan kondisi psikologis ibuyang
tidak stabil, peran suami sangat dibutuhkan selama proses persalinan.
Beberapa wujud nyata peran laki-laki saat istrinya melahirkan adalah
memberian dukungan berupa pendampinganselama proses persalinan terjadi,
sehingga dapat mempermudah proses persalinan, memberikan perasaan nyaman,
semangat, rasa percaya diri ibu meningkat, serta mengurangi tindakan medis.
Dukungan seorang suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan
yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan suami berupa
penguatan, memberikan semangat istri baik moral maupun material seperti
memberikan dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan keuangan
atau finansial(Marmi, 2012). Selain memberikan dukungan dan pendampingan
peran seorang suami selama persalinan diantaranya mengambil keputusan tentang
tempat pengiriman/ tempat rujukan persalinan, menyiapkan transportasi untuk
menuju tepat persalinan dan juga yang terpenting adalah mengetahui akan
komplikasi saat kehamilan dan persalinan(Iliyasuet al, 2010).Peran seorang suami
dalam proses persalinan sering dihiraukan, salah satunya dikarenakan faktor adat
istiadat dan kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung(Gebrehiwotet al,
2012).
Proses persalinan merupakan suatu keadaan yang menegangkan, seorang ibu
membutuhkan dukungan yang kuat, salah satunya adalah dukungan dari seorang
suami. Hal ini diperlihatkan dalam jurnal penelitian tentang pengalaman ibu yang
didampingi suami saat proses persalinan. Manfaat kehadiran suami selama proses
persalinan menurut persepsi ibu yaitu suami dapat memberikan perasaan tenang
serta menguatkan psikis ibu karena suami dianggap dapat memberikan dukungan
dan semangat, menambah kedekatan emosi suami-istri karena suami menyaksikan
perjuangan ibu dalam melahirkan buah hati mereka, suami selalu ada saat
dibutuhkan, ibu merasa nyaman dan ada energi lebih ketika suami mendampingi.
Ibu merasa tidak sendiri ketika melahirkan dikarenakan ada yang mendampingi,
memberikan dukungan serta memberikan semangat (Astuti dkk, 2012).
Beberapa penelitian membuktikan adanya pengaruh positif tehadap
pendampingan suami selama proses persalinan istri yang dapat dilihat dari proses
kelancaran persalinan (Wijaya dkk, 2015). Penelitian Wijaya (2015) di RSUD dr.
H. Abdul Moelek menunjukkan kehadiran suami selama proses persalinan dapat
mempengaruhi lamanya proses persalinan. Pendampingan suami yang
memberikan dukungan dengan memberikan pijatan yang lembut ke punggung ibu,
memberikank ata-kata motivasi ataupun penyemangat pada ibu, menghilangkan
keringat ibu dengan tissu, serta memberikan minuman pada ibu guna menambah
energi ibu. Hal tersebut menjadikan ibu menjai tenang, tidak merasa cemas
sehingga persalinan dapat berjalan dengan lancar dan cepat. Akan tetapi apabila
kurangnya support dan tidak adanya pendampingan suami selama proses
persalinan dapat mengakibatkan berbagai masalah.
Masalah yang timbul selain kecemasan adalah nyeri persalinan. Menurut
penelitian Saryono (2012) mengatakan terdapat perbedaan tingkat nyeri persalinan
normal pada Ibu primigravida dan Multigravida, pada Ibu primigravida yang
mengalami nyeri berat melahirkan saat kala 1 sebanyak 61,5% dan 20 responden
ibu Multigravida mengalami nyeri berat melahirkan kala 1 sebanyak 38,5%. Nyeri
melahirkan di sebabkan oleh faktor dilatasi serviks yaitu kekuatan primer
membuat serviks menipis/effacement, berdilatasi dan janin turun. Dilatasi serviks
adalah pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada kala I persalinan.
Diameter meningkat dari 1 cm sampai dilatasi lengkap (sekitar 10 cm) agar janin
aterm dapat dilahirkan. Apabila dilatasi serviks sudah lengkap menandai akhir
kala I persalinan dan masuk kepada kala II persalinan. Dilatasi serviks terjadi
karena komponen muskulofibrosa tertarik dari serviks kea rah atas, akibat
kontraksi uterus yang kuat. Tekanan yang ditimbulkan cairan amnion selama
ketuban utuh atau kekuatan yang timbul akibat tekanan bagian presentasi juga
membantu serviks berdilatasi (Fauziah, 2015).
Nyeri persalinan dapat diatasi dengan 2 metode yaitu farmakologis dan
nonfarmakologis. Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah
metode penghilang rasa nyeri dengan menggunakan obat-obat kimiawi, sedangkan
metode non farmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri secara alami tanpa
menggunakan obat-obat kimiawi yaitu teknik relaksasi, yang merupakan tindakan
eksternal yang mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen
nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup relaksasi nafas dalam, (Judha, 2012).
Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan
meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Ibu meningkatkan
aktifitas komponen saraf parasimpatik vegetatif secara simultan.Teknik
tersebutdapat mengurangi sensasi nyeri yang di rasakan dan mengontrol intensitas
reaksi ibu terhadap rasa nyeri. Hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan
stress akan menurun, ibu dapat meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang
sehingga memudahkan ibu untukmengatur pernafasan sampai frekuensi
pernafasan kurang dari 60-70x/menit. Kadar PaCO2 akan meningkat dan
menurunkan PH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah
(Henderson, 2005).
Penelitian Thomas (2011) menjelaskan teknik pernapasan dalam efektif
menurunkan nyeri persalinan pada kala I. Sebuah survei terhadap ibu bersalin di
Amerika Serikat pada tahun 2005, menemukan, 77 %menyatakan penggunaan
teknik pernapasan sangat membantu dalam proses persalinan. Persalinan lama
dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi salah satu atau keduanya antara lain
infeksi intra partum, rupture uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula,
cidera otot-otot dasar panggul, dan efek bagi janin dapat berupa kaput
suksedaneum, molase kepala janin. Ini dapat meningkatkan angka kematian dan
kesakitan ibu dan janin (Hani, 2010).
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Persalinan
a. Definisi
Persalinan adalah proses hasil pengeluaran konsepsi yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
bantuan dan tanpa bantuan, persalinan normal merupakan suatu proses
pengeluaran janin, plasenta dan selaput membran ke dunia lahir.
Intranatal adalah suatu proses yang di mulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks,
kelahiran bayi,dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses
alamiah (Dalam Buku Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode
Nonfarmakologi).
b. Jenis Persalinan
Beberapa jenis persalinan adalah :
1) Persalinan Spontan
Persalinan di katakan spontan jika persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir.
2) Persalinan Bantuan
Persalinan bantuan adalah prosess persalinan yang berlangsung
dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps
atau dilakukan operasi sectio caesarea.
3) Persalinan Anjuran
Persalinan Anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan
untukpersalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
misalnya pemberian pitocin dan prostaglandin.
c. Persalinan Menurut Lama Kehamilan dan Berat Janin
Beberapa persalinan menurut lama kehamilan dan berat janin di ambil
dalam buku Intranatal Care sebagai berikut :
1) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan, berat janin kurang dari 500 gram dan umur kehamilan
lebih dari 20 minggu.
2) Persalinan Imaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu sampai 28 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 500 – 999 gram.
3) Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu
dan berat janin kurang dari 1000-2499 gram.
4) Persalinan Aterm
Persalinan antara umur hamil 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat janin di atas 2500 gram.
5) Persalinan Serotinus
Persalinan melampaui umur kehamilan 42 minggu dan pada janin
terdapat tanda-tanda post maturities.
6) Persalinan Presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
d. Faktor yang mempengaruhi persalinan
Beberapa faktor yang yang berperan di dalam sebuah proses persalinan
menurut Sondakh (2013) meliputi :
1) Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tuklang padat dasar
panggul, vagina, introitus (luban luar vagina). Meskipun jaringan
lunak, khususnya lapisan otot dasar panggul ikut menunjang
keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses
perselalinan.
2) Passenger (janin)
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
ineraksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, plasenta, letak,
sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga bagian dari passenger
yang menyertai janin, namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan dalam kehamilan normal.
3) Power (kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter
secra bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai
dimulainya persalinan apabila serviks berdilatasi usaha volunter di
mulai untuk mendorong yang di sebut kekuatan sekunder dimana
kekuatan ini memperbesar kakuatan involunter.
4) Perubahan psikologis yang sering dialami oleh ibu bersalin meliputi
persepai rasa sakit, takut dan cemas, kepribadian kelelahan,
pengharapan.
e. Penyebab Terjadinya Proses Persalinan
1) Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron
Progesteron merupakan hormon penting untuk mempertahankan
kehamilan. Progesteron berfungsi menurunkan kontraktilitas dengan
cara meningkatkan potensi membran istirahat pada sel miometrium
sehingga menstabilkan Ca membran dan kontraksi berkurang, uterus
rileks dan tenang. Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar
progesteron yang mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus
karena sintesa prostaglandin di chorioamnion.
2) Teori Rangsangan Estrogen
Estrogen menyebabkan iritability miometrium, mungkin karena
peningkatan konsentrasi actin-myocin dan adenosin tripospat (ATP).
Selain itu, estrogen memungkinkan sintesa prostaglandin pada
decidua dan selaput ketuban sehingga menyebabkan kontraksi uterus
(miometrium).
3) Teori Keregangan ( Distensi Rahim)
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan
dapat dimulai. Rahim yang menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot otot rahim, sehingga menggangu sirkulasi
utero plasenter. Misalnya ibu hamil ganda sering terjadi kontraksi
setelah peregangan tertentu sehingga menimbulkan proses
persalinan.
4) Teori Placenta Sudah Tua
Menurut teori ini, plasenta yang menjadi tua akan menyabkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekjangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
5) Teori Prostaglandin
Prostaglandin E dan Prostaglandin F (pE dan pF) bekerja di rahim
wanita untuk merangsang kontraksi selama kelahiran. PGE2
menyebabkan kontraksi rahim dan telah digunakan untuk
menginduksi persalinan.
f. Tanda Gejala Persalinan
1) Terjadinya His Persalinan
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri
diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim
dimulai pada 2 face maker yang letaknya didekat cornuuteri. His yang
menimbulkan pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut
his efektif. His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi
uterus pada fundus uteri (fundal dominance), kondisi berlangsung
secara syncron dan harmonis, adanya intensitas kontraksi yang
maksimal diantara dua kontraksi, irama teratur dan frekuensi yang
kian sering, lama his berkisar 40 detik.
2) Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (show).
Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan lepasnya lendir
berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah
disebabkan robeknya pembuluh darh waktu serviks membuka.
3) Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun apabila tidak tercapai maka
persalinan harus diakhiri dengan tindakan tertentu misalnya ekstraksi
vakum atau sectio caesaria.
4) Dilatasi dan effecoment
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsung
angsur akibat pengaruh his. Effecement adalah pendataran atau
pemendekan kanalis servikalis yang semula panjang 1 – 2 cm menjadi
hilang sama sekali,sehingga tinggal hanya ostium yang tipis seperti
kertas.
g. Tahapan Persalinan
1) Kala I ( Kala Pembukaan )
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). Pada permulaan his
kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih
dapat berjalan jalan ( Manuaba, 1988). Proses pembukaan serviks sebagai
akibat his dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten merupakan periode
waktu dari awal persalinan hingga ketitik ketika pembukaan mulai
berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi
mulai muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau
permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini
presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.
b) Fase Aktif
Berlangsung selama 7 jam serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm
kontraksi lebih dan sering, dibagi 3 fase :
1. Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi
menjadi 4 cm.
2. Fase Dilaktasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase Deselerasi, pembukaan menjadi lembat seklai, dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
2) Kala II (Kala Penhgeluaran)
Kala ini dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm) sampai bayi lahir. Gejala
utama Kala II adalah :
a) His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi 50
sampai 100 detik.
b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran ccairan secara mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendeteksi lengkap diikuti
keinginan mengejan karena tertkannya fleksus franken hauser.
d) Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi : kepala membuka pintu, subocciput bertindak
sebagai hipomoglion berturut turut laahir ubun ubun besar, dahi
hidung dan muka serta kepala seluruhnya.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada panggul.
f) Persalinan yang ditolong.
g) Pada primigravida kala II berlangsung rata rata 1,5 jam dan pada
multipara rata rata 0,5 jam.
3) Kala III ( Kala pelepasan plasenta)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit, jika lebih dari 30 menit maka harus
diberi penanganan yang lebih atau dirujuk. Lepaskan plasenta sudah dapat
di perkirakan dengan memperhatika tanda tanda :
a) Uterus menjadi budar
b) Uterus terdorong ke atas karena placenta dilepas ke segmen bawah
rahim.
c) Tali pusat bertambah panjang.
d) Terjadi perdarahan.
4) Kala IV ( Kala Pengawasan / Pemulihan )
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena pendarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah :
a) Tingkat kesadaran penderita
b) Pemeriksaan tanda tanda vital
c) Kontraksi uterus
d) Terjadi perdarahan
Penanganan persalinan tergantung dari jenis persalinan dan kondisi ibu,
untuk persalinan normal dilakukan penanganan sesuai dengan standar
asuhan persalinan normal.
2. Nyeri
a. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosioanal yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri
adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan
(Smeltzer & Bare, 2002).Caffery sebagaimana dikutip oleh Potter & Perry
(2005), menyatakan nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang
tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika seseorang mengatakan
bahwa ia merasa nyeri.
Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat
stumulasi saraf sendsorik, nyeri tersebut terdiri atas dua komponen yaitu
komponen fisiologis dan komponen psikologis. Komponen fisiologis
merupakan proses penerimaan impuls tersebut menuju saraf pusat.
Sementara itu, komponen psikologis meliputi rekognisi sensasi interpretasi
rasa nyeri dan reaksi terhadap hasil interpretasi nyeri tersebut ( Laily
Yuliatun, 2008).
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis dan nyeri
persalinan merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi selama
proses persalinan. Secara fisiologi nyeri persalinan mulai timbul pada
persalinan kala I fase laten dan fase aktif. Pada fase aktif terjadi
pembukaan mulai 3-10 cm. Nyeri disebabkan karena kontraksi uterus dan
dilatasi serviks. Makin lama nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat.
Puncak nyeri terjadi pada fase aktif dimana pembukaan lengkap sampai 10
cm. Intensitas nyeri selama persalinan mempengaruhi kondisi psikologis
ibu, proses persalinan dan janin (Potter dan Perry, 2005).
b. Fisiologi Nyeri
Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-
otot uterus, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia rahim
(penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit) akibat
kontraksi arteri miometrium. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan
iskemia uterus adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen
menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya
nyeri dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.
Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi sobek dan sensasi panas yang
disebabkan karena distensi dan laserasi serviks, vagina dan jaringan
perineum.
Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan refleks fisik. Nyeri
persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti pada sistem
saraf simpatis yang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan darah,
nadi, respirasi, dan warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi
peningkatan kecemasan, mengerang, menangis, gerakan tangan (yang
menandakan rasa nyeri) dan ketegangan otot yang sangat di seluruh tubuh
(Bobak, 2004).
c. Klafisikasi Nyeri
Menurut Tamsuri (2007) dalam Tuti (2011) klafisikasi nyeri adalah
sebagai berikut :
1) Klasifikasi Berdasarkan Awitan
a) Nyeri akut disebabkan oleh agen injuri pada tubuh, nyeri ini
merupakan peringatan adanya potensial kerusakan jaringan
yang memutuhkan reaksi tubuh yang di perintah oleh otak.
b) Nyeri kronik ini tetap dirasakan walaupun telah mengalami
penyembuhan trauma dan bisa di sebabkan oleh trauma
maupun hal lain.
2) Klasifikasi Berdasarkan Lokasi
a) Nyeri Superfisial
Nyeri yang timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti pada laseri
luka bakar dan sebagainya.
b) Nyeri somatic
Nyeri kulit yang bersal dari struktur struktur superfisial kulit dan
jaringan subkutis.
c) Nyeri Somatik Dalam
Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot,
tenden, ligmentum, tulang, sendi dan arteri.
d) Nyeri Visersal
Nyeri visersa mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ organ
tubuh. Reseptop nyeri visersa lebih jarang dibandingkan dengan
reseptor nyeri somatik dan terletak di dinding otot polos organ
berongga.
e) Nyeri alih
Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri berasal dari salah satu daerah
ditubuh tetapi dirasakan terletak di daerah lain.
f) Nyeri neuropati
Sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan yang merugikan dari
sistem saraf tepi (SST) ke sistem saraf pusat (SSP) yang menimbulkan
perasaan nyeri.
d. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan
Beberapa faktor yang mengaruhi persepsi nyeri persalinan menurut Sherwen,
Scoloveno, & Weingarten 2010 dalam Buku Intranatal Care meliputi :
1) Umur dan Paritis
Serviks pada wanita multipara mengalami perlunakan sebelum onset
persalinan, namun tidak demikian halnya dengan serviks pada wanita
primipara yang menyebabkan nyeri pada primipara lebih berat daripada
multipara. Intensitas kontraksi uterus yang dirasakan pada primipara pun
lebih besar daripada multipara terutama pada akhir kala I dan permulaan
kala II persalinan.
2) Ras, Budaya dan Etnik
Berbagai data menyebutkan bahwa rass, budaya, dan etnik brpengaruh
terhadap cara orang mengekpresikan nyeri.
3) Mekanisme Koping
Setiap manusia mempunyai cara dalanm menghadapi nyeri akibat yang di
alaminya. namun ketika nyeri itu sendiri menjadi suatu yang mengancam
integritas individu maka akan sulit bagi individu tersebut untuk
mengontrol rasa nyerinya.
4) Metode Relaksasi yang Digunakan
Apabila seorang ibu yang bersalin mampu melakukan relaksasi selama
kontraksi maka ibu tersebut akan merasakan kenyamanan selama proses
persalinannya.
5) Cemas dan Takut
Kecemasan ringan dan sedang sebenarnya akan berefek positif terhadap ibu
bersalin sehingga dapat meningkatkan perhatiannya terhadap proses
kehamilan dan persalinannya sekaligus dapat meningkatkan pengetahuannya
tentang proses yang akan dialaminya.
6) Kelelahan
Ibu bersalin yang kelelahan tidak akan mampu menoleransi rasa nyeri dan
tidak mampu menggunkan koping untuk mengatasinya karena ibu tidak
dapat fokus saat relaksasi yang diharapkan dapt mengurangi rasa nyeri
tersebut.
7) Lama Persalinan
Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stres dan kelelahan
lebih lama sehingga nyeri meningkat.
8) Posisi Maternal dan Fetal
Posisi supinasi pada ibu beralin menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu,
kontraksi uterus yang tidak efektif dan menyebabkan sindrom hipotensi
supinasi.
e. Penyebab Nyeri Persalinan
Menurut Gerrio, McKinney, & Murray, 1998) nyeri persalinan berbeda dari
nyeri pada umumnya, hal ini dikarenakan :
1) Nyeri persalinan merupakan bagian dari proses yang normal sedangkan
nyeri yang lain pada umumnya mengindikasikan adanya injuri atau
penyakit.
2) Seorang ibu dapat mengetahui bahwa ia akan mengalami nyeri pada saat
persalinan sehingga nyeri tersebut dapat diantisipasi.
3) Pengetahuan yang cukup tentang proses persalinan akan membantu
seorang ibu untuk mengatasi nyeri persalinan yang bersifat intermittentI
(sementara). Nyeri persalinan tersebut berakhir setelah kelahiran bayi.
4) Konsentrasi ibu yang tertuju pada nyeri bayi dapat menjadikan motivasi
bagi ibu untuk lebih toleren terhadap rasa sakit yang dirasakannya saat
persalinan.
f. Rentang Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri itu sendiri
untuk menentukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk membuat tingkatan
nyeri pada skala verbal tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri hebat,
nyeri sangat hebat, nyeri paling hebat, skala deskriptif merupakan alat pengukuran
tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal ( Verbal
Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima
kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.
Pendeskripsi ini di ranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak
tertahanka. Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales, Nrs) lebih
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata dengan menggunakan skala 1
sampai 10. Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) merupakan sebuah
garis lurus yang mewakili intensitas nyeri. Skala nyeri yang dugunakan yaitu :
1. Deskriptif
2. Numerik Rating Scale
3. Skala Analog Visual
4. Face Pain Rating Scale
Menurut Wong dan Baker (1998), pengukuran skala nyeri menggunakan
Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang
tersenyum untuk “tidak ada nyeri” kemudian secara bertahap meningkat menjadi
wajah yang sangat ketakutan “nyeri yang sangat”, klasifikasinya sebagai
berikut :
a. Skala 0 (tidak sakit) ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum.
b. Skala 2 (sedikit sakit) ekspresi wajahnya kurang bahagia.
c. Skala 4 (lebih sakit) ekspresi wajahnya meringis.
d. Skala 6 (lebih sakit lagi) ekpresi wajahnya sedih.
e. Skala 8 (jauh lebih sakit) ekspresi wajahnya sangat ketakutan.
f. Skala 10 (benar-benar sr akit) ekspresi wajahnya sangat ketakutan dan
sampai menangis (Potter, 2005).
f. Diet khusus
Trimester 1 Ny. P mengatakan mengalami mual dan morning sickness.
Klien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan, klien
makan 2x sehari ditambah dengan buah-buahan..
Trimester 2 Ny. P mengatakan saat hamil rutin Kontrol ke puskesmas
dan dokter. Ny. P disarankan harus mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein tinggi dan kalori. Klien
mengatakan tidak mengalami mual dan muntah di trimester
dua.
Trimester 3 Ny. P mengatakan tidak mengalami mual, nafsu makan
naik. Klien makan 3-4 kali makan tapi porsinya lebih
sedikit.
g. Penggunaan alat bantu
Menggunakan (gigi tiruan/ kaca mata/ lensa kontak/ alat dengar/ lain-lain
sebutkan):
Ny. P tidak menggunakan kawat gigi, gigi palsu, kaca mata, lensa kontak,
ataupun alat dengar.
h. Frekuensi BAK
Variabel Hasil pengkajian
Frekuensi 6-8 kali sehari (±1500 ml) sering BAK di
malam hari
Warna Jernih
Bau Khas urin
Perasaan Ny. P mengatakan pada trimester 3 BAK
seperti anyang-anyangan (tidak tuntas)
Masalah Tidak ada masalah
i. Frekuensi BAB
Variabel Hasil pengkajian
Frekuensi Sehari sekali
Warna Kuning kecoklatan
Bau Khas feses
Konsistensi Lunak cenderung padat
Masalah Tidak ada masalah
j. Kebiasaan waktu tidur
Ny. P mengatakan bahwa saat trimester 3 ini susah tidur, durasi tidur 7-8 jam
namun sering terbangun. Ny. P mengatakan mengeluh perut kram, pinggang
sakit, tungkai kaki bengkak, badan rasanya pegal semua.
3. DATA UMUM KEBIDANAN
a. Kehamilan sekarang direncanakan
Ny. P mengatakan hamilnya memang sudah direncakan
b. Status obstetrikus: G2P1A0 Usia kehamilan: 38 minggu 3 hari
c. HPHT: 20 Juli 2019 HPL: 25 April 2020
d. Jumlah anak dirumah : 1 orang
BB
Tahun Keadaan Jenis Tempat
No. L/P Lahir Komplikasi
Lahir Bayi Persalinan Lahir
(gr)
1. 2016 L 3000 Aterm, - Spontan Bidan
Sehat
normal
5. DATA PSIKOSOSIAL
a. Penghasilan keluarga setiap bulan
Ny. P mengatakan bahwa penghasilan keluarga sekitar ± 6 jt per bulan
b. Bagaimana perasaan anda terhadap kehamilan sekarang
Ny. P sangat senang, dirumah semakin ramai kalau ada bayi.
c. Bagaimana perasaan suami terhadap kehamilan sekarang
Suami Ny. P tampak senang dan bersyukur atas kehamilannya
d. Jelaskan respon siblings terhadap kehamilan sekarang: -
LAPORAN PERSALINAN
1. PENGKAJIAN AWAL
a. Tanggal / jam : 13 April 2020 pukul 18.00 WIB
b. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : TD 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,70C
RR : 20 x/menit
c. Pemeriksaan palpasi abdomen
1) TFU : 31 cm
2) Leopold
Leopold I TFU 31 cm, teraba bagian bulat lunak tidak
melenting yaitu bokong janin
Leopold II Kiri teraba kecil-kecil banyak, yaitu ekstremitas.
Kanan teraba keras memanjang, yaitu punggung
(puka)
Leopold III Teraba satu bagian bulat dan terasa keras yaitu
kepala
Leopold IV Teraba kepala masuk pintu atas panggul (PAP)
d. Hasil pemeriksaan dalam : Pembukaan 2
e. Dilakukan klisma
Ny. P tidak dilakukan klisma atau huknah karena Ny. P tidak mengalami
masalah eliminasi fekal
f. Pengeluaran pervaginam
Pengeluaran pervagina berupa cairan jernih
g. Kontraksi uterus (frekuensi/kualitas): 2 kali/10 menit lamanya 15 detik,
kualitas reguler, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar,
(frekuensi dalam 10 menit, lamanya, kekuatan)
h. DJJ (frekuensi/kualitas) : DJJ janin 142 x/menit (reguler)
i. Status janin : Status janin hidup, berjumlah 1, intrauterin,
hodge 2/5
2. KALA PERSALINAN
KALA I
a. Mulai persalinan : 20.00 WIB
b. Tanda dan gejala : hasil pemeriksaan VT pembukaan 2, kenceng-kenceng.
c. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : TD 125/89 mmHg
Nadi : 102 x/menit
Suhu : 36,70C
RR : 20 x/menit
d. Lama kala I : 1 jam 45 menit
e. Keadaan psikososial
Ny. P tampak lemas, berkeringat dingin, meringis kesakitan, dan kontraksi
hilang timbul. Ny. P tampak menahan rasa nyeri di perut. Ny. P mengatakan
cemas.
Pengkajian PQRST :
P: Ny. S mengatakan bahwa perut terasa kencang-kencang dan nyeri karena
kontraksi
Q: Ny. S mengatakan bahwa nyeri seperti di remas-remas dan mulas
R: Ny. S mengatakan bahwa nyeri di perut menjalar sampai ke punggang dan
vulva
S : Ny. S mengatakan bahwa nyeri berada di skala nyeri 7 dari 10
T: Nyeri hilang timbul dan dirasakan ketika kontraksi (7’/ 30”)
Pengkajian HARS
No. Unsur 0 1 2 3 4
1. Perasaan
- Cemas
- Firasat buruk
- Takut akan pikiran sendiri
- Mudah tersinggung
No. Unsur 0 1 2 3 4
2. Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Tak bisa istirahat tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur
- Sukar memulai tidur
- Terbangun pada malam hari
- Tidur tidak pulas
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
- Penurunan daya ingat
- Mudah lupa
- Sulit konsentrasi
6. Perasaan depresi
- Hilangnya minat
- Berkurangnya kesenangan pada hobi
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan tidak menyenangkan (berubah-ubah)
sepanjang hari
7. Gejala somatik (otot)
- Nyeri otot
- Kaku
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak stabil
- Kedutan otot
No. Unsur 0 1 2 3 4
8. Gejala sensorik
- Perasaan ditusuk-tusuk
- Tinitus
- Penglihatan kabur
- Muka merah
- Pucat
- Lemah
9. Gejala kardiovaskuler
- Takikardi
- Berdebar
- Nyeri di dada
- Denyut nadi mengeras
- Detak jantung menghilang sekejap
- Perasaan lemas seperti mau pingsan
10. Gejala respiratori
- Rasa tertekan di dada
- Perasaan tercekik
- Sering menarik napas panjang
- Napas pendek / sesak
11. Gejala gastrointestinal
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Konstipasi
- Berat badan menurun
- Mual
- Muntah
- Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan
- Rasa penuh / kembung
- Diare
- Perasaan panas di perut
12. Gejala urogenital
- Sering buar air kecil
- Tidak dapat menahan kencing
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi dingin (frigid)
- Ereksi lemah
- Impotensi
13. Gejala vegetatif / gejala otonom
- Mulut kering
- Mudah berkeringat
- Muka merah
- Bulu-bulu berdiri
- Pusing / sakit kepala
No. Unsur 0 1 2 3 4
14. Perilaku sewaktu wawancara
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari-jari gemetar
- Mengkerutkan dahi
- Muka tegang
- Tonus otot meningkat
- Napas pendek dan cepat
- Muka merah
Total 24
Interpretasi hasil Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS):
< 14 : Tidak ada kecemasan
14 – 20 : Kecemasan ringan
21 – 27 : Kecemasan sedang
28 – 41 : Kecemasan berat
42 – 56 : Kecemasan sangat berat / panik
Keterangan:
Pengkajian tingkat kecemasan Ny. P menggunakan Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS) memperoleh skor 24 yang berarti Ny. P mengalami kecemasan
sedang.
f. Kebutuhan khusus: mengurangi nyeri kala 1
Tindakan: Mengajarkan teknik distraksi, relaksasi nafas dalam, mengedukasi
dan mengajarkan keluarga untuk massage punggung ringan untuk
mengurangi nyeri, memberikan minum dan mengatur posisi Ny. P. Untuk
mnegurangi kecemasan dilakukan dengan menganjurkan relaksasi napas
dalam.
OBSERVASI KEMAJUAN PERSALINAN
Tanggal / DJJ
Kontraksi uterus Keterangan
Jam (WIB) (x/m)
13 April
2020
1 5 10
Tanda-tanda 0 1 2
menit menit menit
“SYAIR OBSTETRI”
Status obstetri : G2 P1 A0
DO:
1. Tekanan Darah 125/89 mmHg
2. Suhu 36,7˚C
3. Pernapasan 20x/menit
4. VT: 2 cm
5. Klien tampak gelisah saat timbul nyeri
2. KALA I Ansietas (00146) Ancaman yang dirasakan atau aktual
DS : Ny. P mengatakan cemas pada diri dan janin
DO :
1. Ny. P berkeringat
2. Skor pengkajian tingkat kecemasan menggunakan
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) adalah 24 yang
berarti Ny. P mengalami kecemasan sedang
3. KALA II Nyeri persalinan (00256) Ekspulsi fetal kala
DS: Ny. D mengatakan nyeri
P: kontraksi uterus untuk pengeluaran bayi
Q: seperti mendapat tekanan yang berat
R: perut, punggung, dan vagina
S: 7 (skala 1 -10)
T: terus-menerus
DO:
1. Ekspresi wajah Ny. P terlihat meringis kesakitan
2. Adanya kontraksi uterus
3. Terlihat ketegangan pada otot
4. Terlihat adanya tekanan perineal
5. Episiotomi
4. KALA III Risiko perdarahan (00206) Pengeluaran plasenta
DS: -
DO:
- Laserasi pada vagina
- Trauma jalan lahir
5. KALA IV Keletihan (00093) Proses persalinan spontan
DS:
Ny. P mengatakan bahwa dirinya masih merasa lelah
setelah proses melahirkan normal
DO:
1. Ny. P terlihat kelelahan
2. Ny. P terlihat berkeringat
3. Ny. P terlihat memerlukan peningkatan kebutuhan
istirahat dan nutrisi
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan
pada Ny. P dengan Persalinan Normal di Ruang Bersalin X RSUP Dr. Karyadi
Semarang. Pembahasan ini, penulis mencoba untuk mengkaitkan antara referensi
yang didapat tentang pasien dengan kondisi pasien.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan salah satu dari komponen proses keperawatan yang
merupakan suatu usaha yang dilakukan guna menggali permasalahan pasien,
meliputi usaha pengumpulan data dan membuktikan data tentang status kesehatan
seorang pasien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara,
dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan
(Muttaqin, 2009).
Penulis dalam mendapatkan data dari pasien menggunakan teknik
pengumpulan data dengan observasi dan studi pustaka. Pada saat pengkajian
penulis sedikit menemukan kesulitan karena pasien saat dikaji pasien mengalami
nyeri yang berat, namun pada akhirnya penulis mampu menggali data tentang
pasien.
Pengkajian dilakukan oleh penulis di Ruang Bersalin X RSUP Dr. Karyadi
Semarang pada tanggal 13 April 2020, pukul 18.00 WIB. Dari pengkajian tersebut
didapatkan identitas pasien adalah Ny.P, usia 28 tahun, berasal dari suku Jawa,
Indonesia. Yang beralamat di Semarang. Pasien beragama islam, pendidikan
terakhirnya adalah D3, berjenis kelamin perempuan, diagnosanya G2P1A0. Pada
persalinan sebelumnya pasien melahirkan spontan pada tahun 2016. Saat masuk
RS pasien mengatakan keluar ir jernih dari jalan lahir dan tidak berwarna.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil: TD 120/70 mmHg, Nadi 82
x/menit, dan suhu 36,7 C. Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, rambut
hitam,konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mukosa bibir kering, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid. Pemeriksaan jantung paru dalam batas normal,
Payudara simetris kanan kiri, hiperpigmentsi areola, puting susu menonjol,
kolostrum sudah keluar. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan data TFU 31 cm,
pemeriksaan Leopold I yaitu di perut bagian atas teraba lunak dan tidak melenting
yaitu bokong, Leopold II yaitu di perut sebelah kanan teraba bagian kecil-kecil
seperti tangan dan kaki, kanan teraba keras memanjang yaitu punggung janin.
Pada Leopold III yaitu pada perut bagian bawah teraba satu bagian bulat dan
terasa keras yaitu kepala. Pada Leopold IV yaitu kedua jari tangan pemeriksa
tidak saling bertemu, intinya kepala bayi sudah masuk panggul (PAP) posisi
divergen. Komtraksi uterus 2x/10 menit lamanya 15 detik DJJ 142 x/menit. Hasil
pemeriksaan sudah pembukaan dua. Pemeriksaan ekstremitas dalam batas normal.
Hasil pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1. Kesimpulan
a. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada Ny. P yaitu Kala I nyeri
persalinan dan ansietas, Kala II yaitu nyeri persalinan, Kala III yaitu
risiko perdarahan, dan Kala IV yaitu keletihan.
b. Untuk mengatasi nyeri persalinan dan ansietas dilakukan intervensi
teknik napas dalam dan massage dengan melibatkan keluarga yaitu
suami Ny. P.
c. Selain tindakan non farmakologi untuk mengatasi nyeri, pasca
persalinan klien juga diberikan terapi farmakologi yaitu asam
mafenamat yang berguna untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh
Ny. P.
d. Intervensi yang dilakukan untuk mencegah risiko perdarahan adalah
monitor tanda dan bahaya perdarahan post partum serta melakukan
manajemen aktif kala III.
e. Untuk mengatasi masalah keletihan pada kala IV yaitu memberikan
nutrisi yang baik pada klien dan memberikan periode istirahat yang cukup serta
menciptakan lingkungan yang tenang untuk klien.
2. Saran
Penulis akan mengungkapkan beberapa masukan yang diharapkan
membantu meningkatkan mutu kependidikan dan asuhan keperawatan yang
diantaranya:
a. Bagi Penulis
1) Lebih termotivasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan
sehingga dapat mencegah atau menangani kasus maternitas
salah satunya adalah intranatal.
2) Selalu berhati-hati dalam melaksanakan tugas karena masih
banyak yang belum kita ketahui dan kita masih dalam proses
belajar.
3) Ketika menemukan kesulitan ketika melakukan tindakan
hendaknya menghubungi dosen pembimbing akademik atau
pembimbing klinik untuk meminta bantuan dan bimbingan serta
arahan.
b. Bagi Institusi
1) Lebih ditingkatkan pembelajaran pada mahasiswa Profesi Ners
angakatn XXXV tentang pembelajaran praktik sesuai dengan
teori.
2) Memperbanyak literatur panduan untuk praktik, karena masih
ada beberapa tindakan yang dikuasai namun ditemukan ketika
praktik.
DAFTAR PUSTAKA