Anda di halaman 1dari 11

SKRIPSI

“PENGARUH PIJAT EFFLEURAGE TERHADAP

PENURUNAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1

FASE AKTIF DI PMB BIDAN AI LANI KLARI

KARAWANG TAHUN 2022”

Laporan Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb.)

Disusun oleh

Nama : Heli Eftika

NPM : L0450462205128

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA

TAHUN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui

jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri) (Sulistyawati, 2012). Persalinan merupakan proses dimana bayi,

plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap

normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (inpartu)

sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks

(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara

lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan

perubahan serviks (JNPK-KR 2012).

Persalinan dan kelahiran merupakan peristiwa fisiologis,kelahiran

bayi adalah kejadian sosial yang dinantikan oleh ibu dan keluarga. Ketika

persalinan di mulai peran ibu adalah melahirkan bayinya, peran petugas

kesehatan memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi

sedangkan keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu (Palimbo,

2015). Persalinan yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan

proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga lama persalinan lebih lama

dari normal (Yolanda dan Widyanti, 2015).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal

dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial

bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan
peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika

terjadi proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Retno, 2013).

Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang

ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan

pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I yang berlangsung

sekitar 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam

(Prawirohardjo, 2013). Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif

merupakan saat yang paling melelahkan, berat, dan kebanyakan ibu mulai

merasakan sakit atau nyeri, dalam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit

yang hebat karena kegiatan rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi

semakin lama, semakin kuat, dan semakin sering yang dapat menimbulkan

kecemasan. Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak

meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi

pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Penurunan

aliran darah juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat

memanjangnya proses persalinan hingga dapat menyebabkan persalinan

lama (Danuatmadja, 2010).

Peristiwa fisiologis pada saat persalinan terkadang dapat

menimbulkan trauma pada ibu karena nyeri yang dialaminya. Beberapa ibu

bahkan ada yang trauma untuk hamil lagi karena takut akan mengalami

nyeri yang sama. Bagi ibu yang pernah melahirkan, nyeri persalinan yang
paling menyakitkan apalagi bagi ibu-ibu yang baru pertama kali

merasakannya (Atriana dan Inna, 2016).

Menurut Ellysusilawati (2017) Nyeri pada persalinan apabila tidak

diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress.

Sedangkan menurut Handayani (2016) Apabila nyeri tidak segera diatasi

janin yang ada didalam kandungan akan terjadi hipoksia akibat asidosis,

detak jantung janin semakin cepat yang akan mengakibatkan kematian pada

janin didalam kandungan. Data persatuan rumah sakit di seluruh Indonesia

menjelaskan bahwa 15% ibu di Indonesia mengalami komplikasi persalinan

dan 21% menyatakan bahwa persalinan yang dialami merupakan persalinan

yang menyakitkan, sedangkan 63% tidak memperoleh informasi tentang

persiapan yang harus dilakukan guna mengurangi nyeri pada persalinan

(Mulyani, 2017 dalam Herinawati, dkk. 2019).

Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi

diantara rasa nyeri yang lain, secara medis dikatagorikan bersifat tajam dan

panas atau somatic-sharp and burning. Sebuat studi pada wanita dalam

persalinan kala I dengan memakai McGill Pain Questionnare untuk menilai

nyeri didapatkan bahwa 60% primipara melukiskan nyeri akibat kontraksi

uterus sangat hebat, 30% nyeri sedang. Pada multipara 45% nyeri hebat ,

30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan (Acute Pain Service, 2007 dalam

Maslikhanah, 2011).

Nyeri kontraksi persalinan merupakan hal yang biasa dirasakan oleh

ibu hamil saat menjelang proses persalinan. Tetapi apabila tidak diatasi

dengan menejemen nyeri yang benar akan menimbulkan masalah lainnya


salah satunya timbulnya kecemasan, stress perasaaan khawatir. Akibat dari

stress ini menyebabkan ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh

darah serta terjadi penurunan kontraksi uterus sehingga menyebabkan

persalinan (Danuadmaja, 2004 dalam Difarissa, Tarigan, & Hadi, 2016)

Sekitar 90% ibu bersalin selalu disertai rasa nyeri sedangkan rasa

nyeri pada persalinan merupakan hal yang lazim terjadi. Peristiwa fisiologis

pada saat persalinan terkadang dapat menimbulkan trauma pada ibu karena

nyeri yang dialaminya. Beberapa ibu bahkan ada yang trauma untuk hamil

dan melahirkan lagi karena takut akan mengalami nyeri yang sama. Nyeri

hebat pada proses persalinan menyebabkan ibu mengalami gangguan

psikologis, 87% post partum blues yang terjadi dari 2 minggu sampai 1

tahun , 10% depresi , dan 3% dengan psikosa (Rezeki dan Hartini, 2015 ).

Rasa nyeri yang ada pada saat persalinan adalah manifestasi dari

adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang

menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah

paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks).

Dengan adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan

(Aprilia, 2014).

Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur

dengan intensitas yang semakin lama akan semakin meningkat. Perut akan

mengalami kontraksi dan relaksasi, diakhir kehamilan proses akan lebih

sering terjadi. Mulanya kontraksi terasa seperti sakit pada punggung bawah

berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut mirip dengan mules saat

haid (Walyani, 2016).


Pengendalian rasa nyeri persalinan penting dilakukan untuk memberi

ibu rasa nyaman ketika akan melakukan persalinan, karena hal tersebut

merupakan salah satu asuhan sayang ibu yang merupakan peran dan fungsi

bidan (Andreinie, 2016).

Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu

farmakologis dan non farmakologis. Metode penghilang rasa nyeri secara

farmakologis adalah dengan menggunakan obat-obatan kimiawi, sedangkan

metode non farmakologis dilakukan secara alami tanpa menggunakan obat-

obatan kimiawi yaitu dengan melakukan teknik relaksasi yang mencakup

relaksasi napas dalam, relaksasi otot, masase, musik dan aromaterapi (Tetti

dan Cecep, 2015).

Pijat effleurage adalah bentuk stimulasi kulit yang digunakan selama

proses persalinan dan dapat menimbulkan efek relaksasi (Judha et al, 2012).

Pijat effleurage mempunyai dampak positif untuk ibu dan bayi yaitu dapat

meningkatkan produksi oksitosin dan endogen yang dapat merangsang

kontraksi uterus sehingga membantu mempercepat persalinan dan

mengurangi terjadinya hipoksia pada bayi, Pijat effleurage juga mampu

menurunkan hormon setress, meningkatkan fungsi fisiologis, membuat

relaksasi, mengurangi nyeri, dapat memberikan kenyamanan dan

mengurangi kecemasan pada ibu bersalin serta menurunkan argumentasi

kontraksi.

Teknik Pijat Effleurage yaitu teknik pemijatan berupa pijatan ringan

dengan menggunakan jari tangan, dilakukan pada punggung, seirama

dengan pernafasan saat kontraksi (Indrayani & Moudy, 2016).


Adapun teknik yang Kedua yaitu Teknik Counterpressure yaitu

penekanan secara stabil yang dapat dilakukan pada daerah sacral dengan

sebuah benda keras atau tinju atau tumit tangan (Indrayani & Moudy, 2016).

Berdasarkan penelitian Wulandari, dkk (2015) di Ruang Bougenville

RSUD Tugurejo Semarang dengan judul Pengaruh Pijat Effleurage

Terhadap Pengurangan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada ibu

bersalin bahwa ada pengaruh pemberian pijat effleurage terhadap intensitas

nyeri pada ibu bersalin kala l fase aktif. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian terapi pijat efflurage sebagai terapi non farmakologis dapat

menurunkan intensitas nyeri pada ibu bersalin.

Berdasarkan data diatas, sekitar 90% ibu bersalin selalu disertai rasa

nyeri sedangkan rasa nyeri pada persalinan merupakan hal yang lazim

terjadi. maka perlu dilakukan pengkajian secara mendalam tentang pengaruh

pijat efflurage, peneliti mengambil judul tersebut Karena kebanyakan ibu

bersalin mengeluh nyeri disaat kala 1 fase aktif, setelah saya terapkan

dilapangan kerja, ternyaata ada perbandingan antara yang dilakukan dan

tidak dilakukan Untuk itu saya tertarik ngambil judul tentang “Pengaruh

Pijat Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Ibu Bersalin Pada Kala I Fase

Aktif di PMB Ai Lani Klari Tahun 2022’’


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian

ini adalah apakah ada pengaruh Pijat Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Ibu

Bersalin Pada Kala I Fase Aktif di PMB Ai Lani Klari Tahun 2022’’?

C. Pertanyaan Penelitian

1. Berapa jumlah ibu bersalin kala 1 fase aktif yang mengalami nyeri

persalinan di PMB Ai Lani Klari tahun 2022?

2. Apakah ada pengaruh tehnik effleurage terhadap penurunan kala 1

fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun 2022?

3. Apakah ada perbedaan tingkat nyeri ibu bersalin pada kala 1 fase aktif

antara kelompok control dan intervensi di PMB Ai Lani Klari tahun

2022?

4. Apakah ada perbedaan tingkat nyeri ibu bersalin pada kala 1 fase aktif

antara pre test dan post test tahun?

5. Apakah ada pengaruh psikologi ibu bersalin terhadap penurunan nyeri

ibu bersalin pada kala 1 fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun 2022?

6. Apakah ada pengaruh kekuatan his terhadap nyeri ibu bersalin pada

kala 1 fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun 2022?

7. Apakah ada pengaruh karakteristik Usia dengan tehnik effleurage

terhadap penurunan kala 1 fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun

2022?
8. Apakah ada pengaruh karakteristik paritas dengan tehnik effleurage

terhadap penurunan kala 1 fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun

2022?

9. Apakah ada pengaruh karakteristik Pendidikan dengan tehnik

effleurage terhadap penurunan kala 1 fase aktif di PMB Ai Lani Klari

tahun 2022?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

tehnik pijat effleurage terhadap penurunan nyeri ibu bersalin pada kala

1 fase aktif di PMB Ai Lani

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui:

a. Jumlah ibu bersalin kala 1 fase aktif yang mengalami nyeri

persalinan di PMB Ai Lani Klari tahun 2022

b. Pengaruh tehnik effleurage terhadap penurunan kala 1 fase aktif

di PMB Ai Lani Klari tahun 2022

c. Perbedaan tingkat nyeri ibu bersalin pada kala 1 fase aktif antara

kelompok control dan intervensi di PMB Ai Lani Klari tahun

2022

d. Perbedaan tingkat nyeri ibu bersalin pada kala 1 fase aktif antara

pre test dan post test tahun 2022


e. Pengaruh psikologi ibu bersalin terhadap penurunan. nyeri ibu

bersalin pada kala 1 fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun 2022

f. Pengaruh kekuatan his terhadap nyeri ibu bersalin pada kala 1

fase aktif di PMB Ai Lani tahun 2022

g. Pengaruh Usia tehnik effleurage terhadap penurunan kala 1 fase

aktif di PMB Ai Lani Klari tahun 2022

h. Pengaruh paritas tehnik effleurage terhadap penurunan kala 1

fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun 2022

i. Pengaruh pendidikantehnik effleurage terhadap penurunan kala

1 fase aktif di PMB Ai Lani Klari tahun 2022

E. Manfaat penulisan

1. Bagi PMB

Dengan adanya Penelitian ini bisa dijadikan reverensi untuk

menurunkan rasa nyeri pada persalinan dengan menggunakan teknik

non famakologis yaitu teknik pijat effleurage pada ibu bersalin.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan

referensi untuk mahasiswa yang akan melakukan penelitian

selanjutnya mengenai ibu bersalin dengan teknik Pijat Effluerage dan

memberikan masukan untuk kegiatan penelitian berikutnya serta

menambah wawasan khususnya program studi kebidanan.

3. Bagi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan memberikan motivasi untuk melakukan penelitian

yang lebih baik atau dapat melanjutkan penelitian yang telah ada.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini diarahkan pada pengaruh kejadian yang berhubungan

dengan teknik pijat effleurage pada ibu bersalin kala 1 fase aktif. Cara

pengambilan data yang digunakan yaitu dengan pengambilan data lembar

observasi yang berisi skala nyeri sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang

didapatkan langsung dari responden melalui observasi tentang rasa nyeri

yang dirasakan oleh responden sebelum dilakukan teknik pijat effleurage

dengan setelah dilakukan. Peneliti ingin mengetahui pengaruh pijat

effluerage terhadap penurunan nyeri pada persalinan kala 1 fase aktif.

Anda mungkin juga menyukai