Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR CHECKLIST OSCE No.

Dokumen : /UAS OSCE BAP/2019


MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Revisi : 09 Oktober 2020
PRODI DIII KEBIDANA, SARJANA TERAPAN Tanggal terbit : 22 April 2019
KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN Halaman :1
POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Nama Mahasiswi :................................................................................................................
NPM : ...............................................................................................................
Kompetensi : Asuhan Kebidanan I Ante Natal Care (ANC)
Unit Kompetensi : Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil (Data Objektif)
Lahan Praktek : ........................................ Tanggal : .....................................................
A. LEMBAR CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL (DATA OBJEKTIF)
NILAI
NO. BUTIR YANG DINILAI
2 1 0
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Teruji bersikap sopan dan menjaga privacy pasien
3. Teruji memposisikan pasien dengan tepat
4. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
5. Teruji sabar dan teliti
SCORE : 10
B. CONTENTASI
Langkah-langkah
1. Menyiapkan ruangan bersih, hangat dan terang
2. Menyiapkan alat-alat, pastikan alat-alat sudah tersedia dengan lengkap
3. Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan bilas di air mengalir, keringkan dengan handuk kering
4. Memeriksa keadaan umum
Mengukur tinggi badan, berat badan dan TTV (mengukur tekanan darah, nadi dan suhu dengan posisi ibu duduk)
5. Memeriksa bagian wajah dan kepala (memeriksa adanya pembengkakan pada kepala, memeriksa adanya edema pada
wajah; pemeriksaan mata konjungtiva dan sklera; memeriksa hidung apakah ada cuping hidung, polip ; memeriksa
mulut apakah ada tonsil dan memeriksa gigi apakah sakit, bersih, berdarah, caries. Lidah tidak merah muda ; memeriksa
telinga apakah terdapat pengeluaran cairan / serumen)
6. Memeriksa bagian leher (memeriksa adanya pembesaran kelenjar thiroid (kepala pasien ditengadahkan sambil pasien
diminta untuk menelan ludah, kemudian pemeriksa melakukan palpasi pada kelenjar tersebut, amati gerakan kelenjar
thiroid pada insissura jugularis sterni, normalnya tidak terlihat, kecuali pada orang yang kurus)
7. Memeriksa bagian dada
Memeriksa bagian paru-paru (Inspeksi : kesimetrisan bentuk dan gerak pernafasan, retraksi dinding dada. Palpasi :
gerakan dinding dada, cek adanya pembengkakan. Perkusi : ketuk bagian dinding dada kemudian dengarkan, Hipersonor
(isi dominan udara), sonor (isi dominan jaringan paru), redup (isi dominan cairan), pekak (isi dominan darah, padat).
Auskultasi : apakah terdapat suara abnormal seperti wheezing dan ronkhi
8. Memeriksa bagian jantung : menilai bunyi jantung normal atau tidak, reguler atau ireguler
9. Memeriksa bagian payudara : memposisikan tangan pasien untuk menengadah keatas, menilai inspeksi adanya
pembesaran, kesimetrisan, menilai kebersihan dan kondisi puting payudara menonjol atau masuk kedalam.
10. Lakukan palpasi secara sistematis dengan ujung jari-jari tangan pada payudara sebelah kiri kemudian payudara kanan
secara bergantian, dimulai dari arah payudara menuju axila, nilai apakah terdapat massa : kanker dan apakah adanya
pembesaran kelenjar getah bening. Adanya pengeluaran ASI/kolostrum.
11. Memeriksa Bagian Ekstremitas Atas, memeriksa tangan dan jari untuk melihat adanya oedema, pucat pada telapak
tangan dan ujung jari.
12. Memeriksa bagian abdomen, menilai adanya bekas luka operasi, ukuran dan bentuk, lakukan palpasi dan menanyakan
adanya nyeri pada abdomen
*13. Mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan tangan (jika usia > 12 minggu) atau menggunakan pita pengukur
pengukur dari shympisis ke fundus (jika usia kehamilan > 22 minggu) (dari usia 12-22 minggu disebut balottement)
*14. Pemeriksaan leopold I, meminta ibu untuk menekukkan kedua kaki sehingga sedikit fleksi, pemeriksa berada disebelah
kanan ibu (penolong menghadap wajah ibu), melakukan palpasi secara pasti dan perlahan-lahan, sehingga dapat
menentukan bagian janin pada fundus
*15. Pemeriksaan leopold II, letakan tangan kanan penolong pada perut kiri ibu dan telapak tangan kiri penolong berada di
perut kanan ibu, tangan kanan penolong menahan perut kiri ibu dan tangan kiri penolong meraba perut kanan ibu
(tentukan bagian apa yang berada pada bagian kanan perut ibu), lakukan sebaliknya tangan kiri penolong menahan perut
kanan ibu dan tangan kanan penolong meraba perut kiri ibu (tentukan bagian apa yang berada pada bagian kiri perut
ibu). (Pada saat palpasi lakukan gerakan simultan, perlahan dan hati-hati sehingga dapat menentukan bagian punggung
dan bagian ektremitas janin, atau bagian kepala da bokong)
*16. Pemeriksaan leopold III, dengan poisi penolong menghadap kaki ibu, letakan kedua telapak tangan penolong pada
dinding bawah perut (diatas symphisis), raba bagian bawah uterus apabila teraba keras / kepala tangan kanan penolong
coba menggoyangkan sedikit apakah bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul atau tidak (pada saat
menggoyangkan posisi penolong menghadap wajah ibu)
*17. Pemeriksaan leopold IV, meminta ibu untuk meluruskan kakinya dengan posisi penolong menghadap kaki ibu,
tentukan apakah kepala sudah masuk pintu atas panggul/PAP dengan cara penjarian, yaitu kedua tangan penolong
meraba bagian terandah janin/di atas shympisis pubis
*18. Mengukur penurunan kepala sejauhmana bagian terendah janin masuk pintu atas panggul (PAP) dengan perlimaan
*19. Memeriksa denyut jantung janin/DJJ menggunakan linek, memposisikan kaki ibu tetap lurus dan letakan linek pada
kuadran yang telah ditentukan pada saat palpasi leopold II (Menempatkan linek pada kuadran diantara posisi punggung
dan kepala janin)
20. Memegang nadi pada tangan ibu untuk membandingkan denyut nadi ibu dan DJJ pada saat mendengarkan DJJ dengan
linek (apabila pada saat mendengarkan DJJ, DJJ lebih cepat dari pada denyut nadi ibu, maka denyut itu benar DJJ dan
apabilan DJJ lebih lambat dari denyut nadi ibu maka dicurigai peristaltik usus dan sebaiknya linek direposisi untuk
mencari puntum maksimum)
21. Melakukan pemeriksaan anogenital, memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan daerah kemaluan, meminta
ibu untuk melepas celana dalam
22. Memakai celemek dan cuci tangan 6 langkah menggunakan sabun di air mengalir
23. Mempersiapkan alat vulva hygiene
24. Memasang alas bokong pada bagian sekitar panggul ibu dan memasang sarung tangan bersih dikedua tangan
25. Melakukan Vulva Hygiene (mengambil kapas DTT secukupnya kemudian bersihkan vulva secara sistematis dari mulai
labia mayor kanan, labia mayor kiri, labia minor kanan, labia minor kiri, mons pubis sampai anus)
26. Memeriksa bagian vulva (apakah tampak bersih / kotor, ada pembengkakan kelenjar bartolini dan kelenjar skene, adanya
varices), vagina (adanya pengeluaran keputihan, perdarahan, adanya bekas luka jahitan), dan anus (adanya haemoroid)
27. Mencelupkan dan mencuci sarung tangan menggunakan air klorin 0,5 % kemudian keringkan dengan tisue
28. Membereskan alat habis pakai dan membuang kapas bekas pakai ke tempat sampah infeksius
29. Membantu ibu menggunakan celananya kembali, mengambil alas bokong
30. Mencelupkan dan melepas sarung tangan kedalam air klorin 0,5 % secara terbalik
31. Mencuci tangan 6 langkah menggunakan sabun di air mengalir kemudian keringkan dengan handuk, Buka celemek
32. Melakukan pemeriksaan ekstremitas bawah, apakah terdapat edema pada kaki, adakah pucat pada kuku jari kaki
33. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises (pada belakang betis kaki)
34. LILA, Meminta ibu untuk duduk rileks di tempat tidur kemudian mengukur lingkar lengan atas
35. Memeriksa refleks patella untuk melihat apakah terjadi gerakan hypo atau hyper reksi (jika hypo artinya ibu kekurangan
natrium, dan jika hyper artinya salah satu tanda preeklamsia)
36. Melakukan pemeriksaan punggung, inspeksi kesimetrisan bentuk dan gerak, warna kulit dan mengkaji apakah
terdapat luka serta lakukan perkusi secara sistematis
37. Memberitahu seluruh hasil pemeriksaan dari data fokus didapat dan melakukan konseling
SCORE : 74
C. TEKNIK
1. Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
2. Teruji melakukan secara sistematis
3. Teruji memberikan perhatian terhadap setiap jawaban
4. Teruji melakukan pencegahan infeksi dengan baik
5. Teruji mendokumentasikan seluruh pemeriksaan
SCORE : 10
TOTAL SCORE : 94
*) critical point / prasyarat wajib. Batas Kelulusan hasil total score adalah 80 %. NILAI : (X / 94) X 100
Nilai Akhir : A ( ) + B ( ) + C ( ) x 100 = .................
94
Global rating  penilaian penguji secara keseluruhan (subjektifitas penguji). Beritanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
penilaian Anda secara umum terhadap kemampuan kandidat!
1. Tidak lulus 2. Borderline (lulus dengan catatan) 3. Lulus 4. Superior

Catatan : ............................................................................................................................... ..........................................................


............................................................................................................................... ..............................................................................
Purwakarta ,.......................... 20.......

(....................................................)
Penilai

Anda mungkin juga menyukai