Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“SKRINNING PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TANAH KALI KEDINDING

SURABAYA”

Nama Kelompok :

1. Detik Rizky Nindia Jannah (1120019088)


2. Nur Azizah (1120019066)
3. Selfiana Carolina Tlingkeri (1120019049)
4. Nurislamia (1120019021)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PRODI PROFESI NERS

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SKRINNING PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS TANAH KALI KEDINDING SURABAYA

Topik : Skrinning Pada Ibu Hamil

Judul : Anc Terpadu

Hari/Tanggal : Rabu 20 November 2019

Waktu : 09.00-10.00 WIB

Penyaji : Mahasiswa Profesi Ners UNUSA

Tempat : Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan peserta mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan Anc
Terpadu
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Anc Terpadu pada ibu hamil,
diharapkan peserta dapat :
a. Peserta dapat memahami tentang apa itu Anc Terpadu
b. Peserta dapat memahami bahaya resiko kehamilan..
c. Peserta dapat memahami tanda-tanda bahaya kehamilan.
d. Peserta dapat memahami peran keluarga dalam mendukung kehamilan.
B. Sasaran
Sasaran yang ditunjukkan pada pasien di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya.
C. Strategi Pelaksana
1. Metode : Ceramah
2. Media : Lefleat
D. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji

: Moderator

: Observer

: Fasilitator

: Peserta

E. Pengorganisasian Kelompok
1. Moderator : Detik Rizky Nindia Jannah
2. Penyaji : Selfiana C.Tlingkery
3. Observer : Nur Azizah
4. Fasilitator : Nurislamia

F. Pelaksanaan Kegiatan
Respon Pasien di Puskesmas
No. Kegiatan Waktu
Tanah Kali Kedinding Surabaya
1. Pendahuluan Menjawab salam dan menyimak 5 menit
1. Salam pembuka
2. Perkenalan
3. Menyampaikan pokok
bahasan
4. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan Inti Memperhatikan 25 menit
Penyampaian Materi
3. Tanya jawab Peserta bertanya kepada penyaji 20 menit
4. Penutup Menjawab salam 5 menit
Memberikan salam penutup

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Pemateri kegiatan adalah mahasiswa profesi ners UNUSA.
b. Kegiatan bekerjasama dengan Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya
c. Peserta hadir tepat waktu.
d. Tersedianya alat, bahan, dan media untuk pelaksanaan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Mahasiswa melaksanakan kegiatan sesuai perannya.
b. Peserta kooperatif dan antusias dengan pembelajaran yang diberikan.
c. Media yang digunakan membuat peserta lebih mudah dipahami tentang
skrinning pada ibu hamil
d. Kegiatan terlaksana secara sistematis dan sesuai dengan rencana
3. Evaluasi
1. Peserta dapat memahami bagaimana cara mencegah resiko bahaya pada
kehamilan
2.
H. Materi
1. Defenisi
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan (Siti M, 2005). Antenatal care (ANC)
diartikan sebagai pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2019).

Melalui antenatal care dapat ditapis kehamilan risiko tinggi, risiko meragukan untuk
mendapatkan konsultasi dan penanganan yang lebih baik, sedangkan kehamilan
dengan risiko rendah dapat dilakukan pertolongan setempat (Manuaba, I.B.G, 2011).
Skrining ibu hamil pengenalan adanya Resiko Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui
skrining/deteksi dini adanya faktor resiko secara pro/aktif pada semua ibu hamil,
sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau nonkesehatan yang
terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader Karang Truna, ibu hamil sendiri,
suami atau keluarga. Kegiatan skrining antenatal, melalui kunjungan rumah
merupakan langkah awal dari pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan termasuk salah
satu upaya antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu

2. Tujuan Skrining Antenetal


a) Melakukan Deteksi dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor
resikonya.
b) Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya
resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya.
c) Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam keluarga, agar
tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan transportasi dalam
pengambialan keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong munuju
persalinan aman.
d) membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi
informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil.
e) Menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya

3. Cakupan Antenatal Care


1 Pengawasan kehamilan untuk melihat apakah segalanya berlangsung normal, untuk
mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan yang timbul, dan untuk mengantisipasi
semua masalah selama kehamilan, persalinan, dan periode postnatal.
2 Penyuluhan atau pendidikan mengenai kehmilan dan bagaimana cara-cara mengatasi
gejalanya.
3 Persiapan (baik fisik maupun psikologis) bagi persalinan serta kelahiran, dan
pemberian petunjuk mengenai segala aspek dalam perawatan bayi.
4 Dukungan jika terdapat masalah-masalah sosial atau psikologis. (Farrer, H, 2011)
4. Petugas Antenatal Care
Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada:
1. Dokter ahli kebidanan
2. Dokter ahli lain
3. Dokter umum
4. Bidan
5. Dukun terlatih
(Rustam M, 2008)

5. Tempat Antenatal Care


Seorang ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya di:
1. Klinik antenatal rumah sakit (BKIA)
2. Pusat komunitas (Puskesmas, Polindes, dan Posyandu)
3. Klinik dokter umum
4. Klinik bidan (BPS)
(Henderson, C, 2009)

5. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care


Kunjungan antenatal adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang
memberi pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan
(Depkes, 2007). Menurut Saifuddin (2002) dalam standar pelayanan kebidanan, setiap
wanita hamil memerlukan minimal empat kali kunjungan selama periode antenatal:
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke-36).

6. Pemeriksaan Antenatal Terpadu


1) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil.
Hasil ukur juga dapat dipergunakan sebagai acuan apabila terjadi sesuatu pada
kehamilan, seperti bengkak kehamilan kembar, hingga kehamilan dengan
obesitas.
Penambahan berat badan pada trimester I berkisar 0,5 kg setiap bulan. Di
trimester II-III, kenaikan berat badan bisa mencapai 0,5 kg setiap minggu.
Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan berjumlah sekitar 20-90 kg
dari berat badan sebelum hamil.

2. Pemeriksaan Tekanan Darah


Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau tensi selalu
dilakukan secara rutin. Tekanan darah yang normal berada di angka 110/80 –
140/90 mmHg. Bila lebih dari 140/90 mmHg, gangguan kehamilan seperti
pre-eklampsia dan eklampsia bisa mengancam kehamilan Anda karena
tekanan darah tinggi (hipertensi)

3. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (Puncak Uteri)


Tujuan pemeriksaan puncak rahim adalah untuk menentukan usia kehamilan.
Tinggi puncak rahim dalam sentimeter (cm) akan disesuaikan dengan minggu
usia kehamilan. Pengukuran normal diharapkan sesuai dengan tabel ukuran
fundus uteri sesuai usia kehamilan dan toleransi perbedaan ukuran ialah 1-2
cm. Namun, jika perbedaan lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pada pertumbuhan janin.

4. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi Tetanus


Toksoid (TT)
Pemberian imunisasi harus didahului dengan skrining untuk mengetahui dosis
dan status imunisasi tetanus toksoid yang telah Anda peroleh sebelumnya.
Pemberian imunisasi TT cukup efektif apabila dilakukan minimal 2 kali
dengan jarak 4 minggu.

5. Pemberian Tablet Zat Besi


Pada umumnya, zat besi yang akan diberikan berjumlah minimal 90 tablet dan
maksimal satu tablet setiap hari selama kehamilan. Hindari meminum tablet
zat besi dengan kopi atau teh agar tidak mengganggu penyerapan.
6. Tetapkan Status Gizi
Pengukuran ini merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya
kekurangan gizi saat hamil. Jika kekurangan nutrisi, penyaluran gizi ke janin
akan berkurang dan mengakibatkan pertumbuhan terhambat juga potensi bayi
lahir dengan berat rendah. Cara pengukuran ini dilakukan dengan pita ukur
mengukur jarak pangkal bahu ke ujung siku, dan lingkar legan atas (LILA).

7. Tes Laboratorium (Rutin dan Khusus)


Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan kadar hemoglobin,
golongan darah dan rhesus, tes HIV juga penyakit menular seksual lainnya,
dan rapid test untuk malaria. Penanganan lebih baik tentu sangat bermanfaat
bagi proses kehamilan.

8. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)


Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memantau, mendeteksi , dan
menghindarkan faktor risiko kematian prenatal yang disebabkan oleh hipoksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi. Pemeriksaan denyut
jantung sendiri biasanya dapat dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu.

9. Tatalaksana Kasus
Anda berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memiliki tenaga kesehatan
yang kompeten, serta perlengkapan yang memadai untuk penanganan lebih
lanjut di rumah sakit rujukan. Apabila terjadi sesuatu hal yang dapat
membahayakan kehamilan, Anda akan menerima penawaran untuk segera
mendapatkan tatalaksana kasus.

10. Temu Wicara Persiapan Rujukan


Temu wicara dilakukan setiap kali kunjungan. Biasanya, bisa berupa
konsultasi, persiapan rujukan dan anamnesa yang meliputi informasi biodata,
riwayat menstruasi, kesehatan, kehamilan, persalinan, nifas, dan lain-lain.
Temu wicara atau konsultasi dapat membantu Anda untuk menentukan pilihan
yang tepat dalam perencanaan, pencegahan komplikasi, dan juga persalinan.
Pelayanan ini juga diperlukan untuk menyepakati segala rencana kelahiran,
rujukan, mendapatkan bimbingan soal mempersiapkan asuhan bayi, serta
anjuran pemakaian KB pasca melahirkan.

Bila ANC tidak dilakukan sebagaimana mestinya maka akan mengakibatkan


dampak:
a. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara perawatan
kehamilan yang benar.
b. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini
c. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan
saat persalinan.
d. Tidak terdeteksinya tanda penyulit persalinan sejak awal seperti kelainan
bentuk panggul atau kelainan pada tulang belakang, atau kehamilan ganda.
e. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama kehamilan
seperti pre eklampsia, penyakit kronis seperti penyakit jantung, paru dan
penyakit karena genetik seperti diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital

Diharapkan antara lain :


1. Kehamilan, persalinan, masa nifas berjalan aman..
2. Pengambilan kartu skor dari kader ke Puskesmas, tercatat dan terlaporkan
dengan baik dalam menentukan perencanan, kegiatan secara terpadu.
3. Penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi akan tercapai
sesuia harapan Indonesia sehat

Daftar Pustaka

Farrer, H. 1987. Maternity Care. Andry, H. 2001 (alih bahasa). Jakarta: EGC.

Henderson, C. 1997. Essential Midwifery. Ria, A. 2006 (alih bahasa). Jakarta: EGC.

Manuaba, I.B.G. 2001. Panduan Diskusi Obstetri dan Ginekologi untuk Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta: EGC.

Rustam, M. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta:


EGC.

Anda mungkin juga menyukai