Anda di halaman 1dari 8

KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN : KEPERAWATAN- KEBIDANAN

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

RINGKASAN PROTOKOL PENELITIAN KEPERAWATAN/KESEHATAN

1. Peneliti Utama
Wahyu Catur Retnoningsih

2. Judul Penelitian
Hubungan Antara Strategi Supervisi Kepala Ruang Dengan Kepatuhan Perawat Pelaksana
Dalam Menjalankan Spo Restrain Pada Pasien Amuk Di RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang

3. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 100 orang perawat pelaksana yang tersebar di masing-
masing ruang perawatan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo. dengan komposisi sebagai
berikut.

No Nama Ruangan Perawat Sampel


1 Arimbi 10 10/144x100 = 7
2 Brotojoyo 11 11/144x100 = 7
3 Citro Anggodo 12 12/144x100 = 8
4 Dewa Ruci 10 10/144x100 = 7
5 Endro tenoyo 10 10/144x100 = 7
6 Gatotkoco 10 10/144x100 = 7
7 Hudowo 10 10/144x100 = 7
8 Irawan 10 10/144x100 = 7
9 Srikandi 13 13/144x100 = 10
10 RIPD 12 12/144x100 = 8
11 Larasati 11 11/144x100 = 7
12 Madrim 11 11/144x100 = 7
13 UPIP 14 14/144x100 = 11

a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti(26). Kriteria inklusi pada penelitian ini :
1) Bersedia dijadikan responden
2) Bertugas di unit rawat inap
3) Tugas pokok dan fungsinya sebagai perawat pelaksana
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab(26). Kriteria eksklusi pada penelitian
ini adalah :
1) Perawat yang tugas belajar
2) Perawat yang menjabat struktural
3) Perawat yang sedang cuti

4. Perkiraan waktu penelitian untuk setiap subjek


Waktu penelitian ini selama 1 bulan, yakni pada bulan September 2017.

5. Ringkasan proposal penelitian yang mencakup tujuan penelitian, manfaat penelitian dari hasil
penelitian dan alasan/latarbelakang untuk melaukan penelitian
Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah perilaku
kekerasan, kondisi ini harus segera ditangani karena perilaku kekerasan akan membahayakan
diri pasien maupun orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana
seseorang (pasien) berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak
terkontrol. Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah
perilaku kekerasan, kondisi ini harus segera ditangani karena perilaku kekerasan akan
membahayakan diri pasien maupun orang lain dan lingkungan. Penanganan perilaku
kekerasan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan restrain(2).
Rumah Sakit Jiwa DR. Aminogondohutomo Semarang merupakan salah satu unit
pelayanan kesehatan jiwa yang memberikan perawatan kepada pasien jiwa secara
komprehensif.. Berdasarkan data Rekam Medis RSJD DR. Amino Gondohutomo, lebih dari
90% pasien yang datang dan dirawat memiliki masalah perilaku amuk. Salah satu
penanganan yang diberikan pada pasien dengan perilaku kekerasan adalah restrain dan
seklusi.
Hasil observasi peneliti terhadap pelaksanaan SPO restrain pada 20 pasien yang
dilakukann di Ruang UPIP dan ruang Srikandi pada bulan Maret 2017 menunjukan beberapa
hasil sebagai berikut kebutuhan makan minum dibantu dengan disuap dengan posisi kepala
pasien berbaring ada 6 orang, tali yang digunakan tidak bermanset dengan alas an jahitan
manset mudah lepas ada 8 orang, pasien yang mendapatkan restrain tanpa ada instruksi
dokter ada 5 orang monitoring restrain tiap 1 jam belum sepenuhnya dijalankan dengan tertib
dan tanda-tanda vital pasien yang di restain kurang lengkap dilakukan ada 10 orang. Hal ini
terjadi dikarenakan kurangnya kepatuhan perawat pelaksana dalam menjalanan SPO restrain.
Hasil pengamatan dari 4 unsur strategi supervisi yang ada, yakni struktur, keterampilan,
dukungan dan keberlanjutan belum sepenuhnya dilajalankan secara optimal oleh kepala
ruang. Unsur struktur yang berupa kegiatan mengembangkan kemampuan perawat dalam
konsultasi dan fasilitasi sudah cukup dijalankan dengan baik. Serupa dengan unsur unsur
keterampilan, sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Kepala ruang telah melakukan
konsultasi dan peningkatan kemampuan perawat dengan melakukan bimbingan dan
pemeriksaan kelengkapan dokumentasi SOP restrain. Namun untuk unsur dukungan dan
keberlanjutan belum sepenuhnya dijalankan dengan optimal. Belum banyaknya kegiatan
transfer ilmu dan modul yang dilakukan kepala ruang dalam menjalankan supervisi menjadi
salah satu alasan masih lemahnya pemenuhan strategi supervisi dalam unsure dukungan dan
keberlanjutan.
Berdasarkan tingginya dampak dari fenomena tindakan restrain dan belum optimalnya
pelaksanaan strategi supervisi kepala ruang di RSJD DR.Amino Gondohutomo Semarang,
maka peneliti tertarik untuk mengetahui adakah hubungan antara strategi supervisi kepala
ruang dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam menjalankan SPO restrain di Ruang
Rawat Inap RSJD DR. Amino Gondohutomo Semarang.
Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara strategi supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat
pelaksana dalam menjalankan SPO restrain di Ruang Rawat Inap RSJD DR. Amino
Gondohutomo Semarang.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui gambaran strategi supervisi kepala ruang di Ruang Rawat Inap RSJD
DR. Amino Gondohutomo Semarang.
2) Mengetahui gambaran kepatuhan perawat pelaksana dalam menjalankan SPO restrain
di Ruang Rawat Inap RSJD DR. Amino Gondohutomo Semarang.
3) Menganalisis hubungan antara strategi supervisi kepala ruang dengan kepatuhan
perawat pelaksana dalam menjalankan SPO restrain di Ruang Rawat Inap RSJD DR.
Amino Gondohutomo Semarang.

Manfaat Penelitian
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan strategi supervisi kepala ruang dalam upaya optimalisasi
pelaksanaan SPO restrain.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber kepustakaan dalam upaya
peningkatan keselamatan pasien khususnya tindakan restrain.
c. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk mengembangkan penelitian lain
yang berkaitan dengan isu keselamatan pasien yang mendapatkan terapi restrain.

Penelitian dalam penelitian ini peneliti menggunakan analitik dengan dekriptif korelasi
dengan pendekatan crosssectional. Jumlah responden yang diteliti sebesar 100 perawat
pelaksana dengan metode proporsional random sampling. Uji statistik yang akan digunakan
adalah Chi Square (2).

6. Masalah etik
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang menggambarkan hubungan antara strategi
supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam melakukan SPO
restrain pada pasien dengan perilaku amuk. Subjek penelitian ini adalah perawat pelaksana di
setiap ruang rawat inap RSJD DR. Amino Gondohutomo yang menilai strategi yang dilakukan
kepala ruang. Subjek penelitian memiliki hak untuk berpartisipasi dalam penelitian atau menolak
untuk menjadi subyek penelitian. Untuk itu klien yang setuju harus menandatangan iinformed
consent.
7. Alasan penelitian ini bila subyeknya adalah manusia
Subjek dalam penelitian ini adalah manusia dan strategi supervisi kepala ruang serta kepatuhan
perawat pelaksana. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara strategi supervisi
kepala ruang dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melakukan SPO restrain pada pasien
dengan perilaku amuk.

8. Prosedur eksperimen
Tahap-tahap pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Peneliti dan asisten peneliti akan menuju ke ruang perawatan yang ditentukan untuk
melakukan pengambilan data variabel hubungan strategi supervisi kepala ruang dan
kepatuhan perawat dalam menjalankan SPO restrain.
b. Peneliti dan asisten peneliti akan melakukan sosialisasi kepada responden. Sebelum
pelaksanaan penelitian dimana peneliti dan asisten peneliti akan memperkenalkan diri
terlebih dahulu, selanjutnya memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur
penelitian yang dilakukan penelitian meminta kesediaan calon responden untuk
membantu penelitian.
c. Peneliti dan asisten peneliti akan mempersilahkan responden yang telah menyatakan
setuju untuk membantu penelitian untuk membaca lembar persetujuan kemudian
menandatangani sebagai bukti bahwa sukarela ikut berpartisipasi
d. Selanjutnya peneliti dan asisten peneliti akan melakukan pengambilan data untuk variabel
hubungan strategi supervisi kepala ruang dan kepatuhan perawat dalam menjalankan
SPO restrain dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun hasil pengukuran dicatat
di lembar kuesioner dan checklist yang telah disediakan.
e. Peneliti dan asisten peneliti akan memeriksa kelengkapan data yang diperoleh dan
selanjutnya melakukan tabulasi data.
9. Bahaya langsung maupun tidak langsung yang akan terjadi dan cara untuk mengatasinya
Bahaya yang dapat terjadi pada saat saat responden menilai strategi supervisi yang dilakukan
kepala ruang adalah dikhawatirkan terjadinya konflik personal antara perawat pelaksana dan
kepala ruang. Untuk mengantisipasinya peneliti akan :
a. Menerapkan prinsip etik confideality yakni peneliti menjamin kerahasiaan identitas
responden dengan hanya memberikan kode pada kuesioner.
b. Meminta izin dengan memberi penjelasan pada kepala ruang bahwa penelitian ini dapat
menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan.

10. Pengalaman yang terdahulu


Peneliti telah terbiasa melakukan penelitian di wilayah kerja RSJD Dr. Amino
Gondohutomo.

11. Bagaimana cara memilih subyek


Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di RSJD DR. Amino
Gondohutomo Semarang. Teknik sampel pada penelitian ini adalah proporsional random
sampling.
Ada 100 responden yang tersebar di ruang rawat inap RSJD DR. Amino Gondohutomo
dengan komposisi sebagai berikut.

No Nama Ruangan Perawat Sampel


1 Arimbi 10 10/144x100 = 7
2 Brotojoyo 11 11/144x100 = 7
3 Citro Anggodo 12 12/144x100 = 8
4 Dewa Ruci 10 10/144x100 = 7
5 Endro tenoyo 10 10/144x100 = 7
6 Gatotkoco 10 10/144x100 = 7
7 Hudowo 10 10/144x100 = 7
8 Irawan 10 10/144x100 = 7
9 Srikandi 13 13/144x100 = 10
10 RIPD 12 12/144x100 = 8
11 Larasati 11 11/144x100 = 7
12 Madrim 11 11/144x100 = 7
13 UPIP 14 14/144x100 = 11
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti(26). Kriteria inklusi pada penelitian ini :
1) Bersedia dijadikan responden
2) Bertugas di unit rawat inap
3) Tugas pokok dan fungsinya sebagai perawat pelaksana
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab(26). Kriteria eksklusi pada penelitian
ini adalah :
1) Perawat yang tugas belajar
2) Perawat yang menjabat struktural
3) Perawat yang sedang cuti

12. Jelaskan cara pencatatan dan penyimpanan data setelah penelitian


Data yang dilakukan selama penilitian dicatat dalam ceklist data pemberian setelah data
dientri kedalam program komputer untuk dilakukan analisis hasil penelitian. Setelah
penelitian selesai data akan dimusnahkan dengan cara dibakar, hal ini dilakukan untuk
menjaga kerahasian data pasien.

13. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, bagaimana cara melakukan PSP
(penjelasan sebelum penelitian)
Jelaskan bagaimana cara menjelaskan dan mengajak berpartisipasi :
a. Diberikan informasi tentang tujuan dan manfaat penelitian.
b. Informed Concent oleh calon responden.

14. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek mendapat ganti rugi bila
ada efek samping? Berapa besarnya penggantian tersebut?
Dari pengalaman penelitian sebelumnya tidak didapatkan efek samping dari tes-tes yang
dilakukan.
15. Nama dan alamat tim peneliti dan sponsor
a. Wahyu Catur Retnoningsih
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang.
b. -
Dosen STIKES Karya Husada Semarang.
c. -
Dosen STIKES Karya Husada Semarang.

Anda mungkin juga menyukai