PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PNS (Pegawai Negeri Sipil) memiliki peranan yang menentukan
dalam mengelola sumber daya di Indonesia. Sejumlah keputusan-
keputusan strategis mulai dari formulasi kebijakan sampai pada
penetapannya dalam berbagai sektor pembangunan ditetapkan
oleh PNS. untuk dapat menjalankan peranannya pada jalur yang
benar dan profesional, maka setiap PNS harus senantiasa
menanamkan nilai-nilai dasar dalam segala tugasnya. Adapun nilai-
nilai dasar tersebut antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai negeri Sipil
(PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis
untuk mewujudkan PNS yang professional adalah melalui Diklat
Prajabatan/Pelatihan Dasar. Hal ini diperlukan dalam rangka
menanamkan nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang
berperan dalam membentuk karakter PNS yang professional di
masyarakat.
Salah satu sektor pelayanan publik yang harus dibangun
dengan baik oleh PNS adalah membangun kesejahteraan sosial
melalui pelayanan kesehatan. Dalam UU No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan menjelaskan bahwa fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Dalam
pelayanan kesehatan tersebut utamanya dilaksanakan oleh
perawat. Salah satu peran perawat diantaranya adalah sebagai
1
educator. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team
kesehatan lain, baik secara spontan (saat interaksi) maupun forma
(disiapkan). Dalam hal ini tugas perawat membantu klien
mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan, gejala penyakkit sesuai kondisi dan tindakan yang
spesifik.
Edukasi pada pasien dan keluarga adalah usaha atau
kegiatan untuk membantu individu dan keluarga dalam
meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara
optimal dan bersedia berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dalam proses pelayanan. Assesmen kebutuhan edukasi pada
pasien dan keluarga adalah proses menentukan kebutuhan pasien
dan keluarga akan pembelajaran tentang kondisi dan atau penyakit
yang berhubungan dengan pasien serta bagaimana pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan baik.
Discharge planning merupakan proses berkesinambungan
guna menyiapkan perawatan mandiri pasien pasca rawat inap.
Discharge planning dapat tercapai bila prosesnya terpusat ,
terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu untuk
perencanaan perawatan berkelanjutan pada pasien setelah
meninggalkan rumah sakit. Misalnya, pasien yang membutuhkan
bantuan social, nutrisi, keuangan, psikologi, transportasi pasca
rawat inap. (Nursalam, 2016; The Royal Marsden Hospital, 2014;
Potter & Perry, 2005; Discharge Planning Assosiation, 2016).
Discharge planning merupakan kolaborasi antara
keperawatan, pasien, dan keluarga pasca rawat inap, yang
bertujuan untuk menyiapkan kemandirian pasien dan keluarga
secara fisik, psikologis, social pengetahuan, ketrampilan perawatan
serta sistim rujukan berkelanjutan. Manfaat dari discharge planning
adalah memberikan tindak lanjut secara sistematis guna
2
memberikan perawatan lanjutan pada pasien, mengevaluasi
pengaruh dari rencana yang telah disusun dan mengidentifikasi
adanya kekambuhan atau perawatan baru yang dibutuhkan serta
membantu pasien supaya mandiri untuk siap melakukan perawatan
di rumah (Nursalam,2016).
Dalam pelaksanaan tugas perawat pelaksana di RSJD DR.
Amino Gondohutomo Semarang pada prinsipnya sudah mengikuti
ketentuan yang berlaku. Namun masih terdapat beberapa
kekurangan yang masih perlu ditingkatkan terutama dalam
implementasi form Discharge Planning. Dalam hal ini perlu adanya
peningkatan dalam pelaksanaan discharge planning guna
mendukung pelayanan yang prima sehingga penulis mengangkat
rancangan aktualisasi ini dan mengangkat isu tentang Optimalisasi
pelaksanaan Discharge planning pada pasien dan keluarga guna
menjadikan perawat yang profesionalisme dalam kepatuhan
pelayanan dan memenuhi kebutuhan pasien.
B. Identifikasi Isu
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di RSUD
Margono sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara
(ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan sesuai dengan peran dan
kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarakan
identifikasi isu dengan mempertimbangkan keaktualan,
problematik, kekhalayakan dan kelayakan isu tersebut (metode
APKL). Aktual artinya Benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya Isu yang
memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
segera solusinya. Kekhalayakan artinya Isu yang menyangkut hajat
hidup orang banyak, dan Kelayakan artinya Isu yang masuk akal
3
dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.Kemudian prioritas isu ditentukan dengan analisis
USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5). Urgency artinya
seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinyaseberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth
artinyaseberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
a. Prioritas isu yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi
berdasarkan sumber isu, aktor yang terlibat, peran masing-
masing aktor yang terlibat dan keterkaitan dengan mata
pelatihan yang relevan, dan kegiatan-kegiatan yang digagas
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di RSJD DR.
Amino Gondohutomo Semarang.
b. Beberapa isu di RSJD DR. Amino Gondohutomo yang terkait
dengan kepatuhan petugas terhadap optimalisasi edukasi telah
diamati selama melakukan tugas di ruang Kresna. Isu-isu yang
diidentifikasi bisa bersumber baik dari aspek pelayanan publik,
maupun aspek manajemen ASN. Hasil identifikasi isu yang ada
di RSJD DR. Amino Gondohutomo dituangkan dalam tabel 1.1
di bawah.
Tabel 1.1 Hasil Identifikasi Masalah di RSJD DR. Amino
Gondohutomo Semarang
Kondisi
Identifikasi Sumber
No Kondisi Saat Ini yang
Masalah Masalah
Diharapkan
4
discharge Goverment edukasi terhadap planning
Planning di pasien pulang dapat
ruang Kresna - Belum adanya dilakukan
resosialisasi secara
- Kurangnya alat optimal dan
edukasi real
- Kurangnya
evaluasi kegiatan
edukasi
2. Belum Pelayanan - pengunjung belum Seluruh
optimalnya public disiplin dalam pengunjung
kepatuhan melakukan cuci bisa
pengunjung tangan menerapkan
pasien dalam kebiasaan
mencuci tangan dalam
mencuci
tangan
sebelum
masuk
ruangan
3. Kepatuhan Manajemen - Petugas Petugas
petugas dalam ASN melakukan dapat
mencuci tangan tindakan cuci menerapkan
berdasarkan tangan setelah cuci tangan
five moment tindakan namun sesuai
sebelum tindakan dengan five
masih kurang moment
patuh
4 Kurangnya Pelayanan - Belum optimalnya Semua
sosialisasi public pemberian edukasi pasien
kepada pasien tentang etika batuk diberikan
tentang etika kepada pasien edukasi
batuk - Kurangnya media tentang etika
edukasi etika batuk batuk
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019).
Terdapat 4 isu diatas diantaranya belum optimalnya pelaksanaan
Discharge Planning di ruang Kresna, belum optimalnya kepatuhan dalam
mencuci tangan terhadap pengunjung pasien, kurangnya kepatuhan
petugas dalam mencuci tangan berdasarkan five moment, serta
kurangnya sosialisasi kepada pasien tentang etika batuk. Isu-isu tersebut
di atas kemudian dilakukan identifikasi analisis lebih dalam menggunakan
metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, an Kelayakan).
5
Metode ini memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
6
APKL sebagai sebuah isu. Isu tersebut aktual karena sedang benar-
benar terjadi. Isu ini juga memiliki dimensi masalah yang komplek,
mencakup dan juga layak logis untuk dicari penyelesaiannya kaitannya
bertujuan dengan menyiapkan kemandirian pasien dan keluarga secara
fisik psikologsi, social, pengetahuan, ketrampilan perawatan dan sistem
rujukan berkelanjutan.
Belum optimalnya kepatuhan petugas dalam mencuci tangan
termasuk isu yang memenuhi syarat untuk dilakukan analisis lebih jauh.
Isu sedang terjadi (aktual), mempunyai dimensi masalah yang komplek
karena memerlukan koordinasi (problematik), mencakup hajat hidup
orang banyak (khalayak), serta layak untuk dicarikan solusinya hal ini
kaitannya dalam perlindungan kepada pasien guna mencegah infeksi
nosokomial.
Isu tentang etika batuk juga mememuhi syarat karena isu ini
sedang terjadi (aktual), memiliki dimensi masalah yang cukup
(problematik), mencakup hajat hidup orang banyak (khalayak), serta
bisa dicarikan solusinya karena bila etika batuk itu tidak diterapkan
akan mengganggu juga penularan droplet sangat tinggi pada saat
petugas sedang melakukan pelayanan . Satu isu lainnya dinilai tidak
memenuhi syarat karena kepatuhan pengunjung pasien dalam mencuci
tangan tidak terlalu komplek.
7
1. URGENCY (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. SERIOUSNESS (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3. GROWTH (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Dari hasil analisis isu di atas ditetapkan isu yang dipilih dan akan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan adalah isu tentang
kurang optimalnya pelaksanaan discharge planning pada pasien
dan keluarga diruang Kresna di RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang.
C. Dampak Isu
Dampak yang mungkin akan terjadi apabila isu tentang kurang
optimalnya pelaksanaan discharge planning pada pasien dan keluarga
tidak segera di atasi adalah:
8
1. Menjadi kebiasaan buruk yang tidak sesuai dengan standar
prosedur yang ada tentang pelayanan edukasi terhadap pasien
2. Tidak terpenuhinya persiapan edukasi pada pasien saat pulang
sehingga meningkatkan jumlah kekambuhan pasien dan
perawatan kembali di rumah sakit.
D. Rumusan Masalah
Dari hasil analisis isu di atas ditetapkan isu yang dipilih dan akan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan adalah isu tentang
bagaimana Optimalisasi Pelaksanaan Discharge Planning Pada
Pasien dan Keluarga di Ruang Kresna RSJD DR. Amino
Gondohutomo Semarang?
E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dengan pelaksanaan aktualisasi
dan habituasi ini adalah untuk Optimalisasi pelaksanaan Discharge
Planning Pada Pasien dan Keluarga di Ruang Kresna RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Semarang.
F. Manfaat
Manfaat kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat
Guna mewujudkan PNS yang dapat memberikan pelayanan yang
optimal kepada pasien serta kepuasan masyarakat, sesuai
dengan pelaksanaan kebijakan publik.
2. Bagi instansi SKPD
a. Membantu terwujudnya visi dan misi RSJD DR. Amino
Gondohutomo Semarang
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSJD DR. Amino
Gondohutomo Semarang
9
3. Bagi pemerintah
Guna membentuk PNS yang berintegritas dan mengabdi pada
Negara serta senantiasa menjalankan tugas dengan memegang
teguh nilai-nilai dasar yang dimiliki.
4. Bagi pelaksana
Guna menginternalisasikan dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS dalam melaksanakan tugas dan fungsi di
lingkungan kerja dan menjadi pengalaman belajar bagi ASN untuk
mengemban tanggung jawab penuh sebagai abdi Negara dan
pelayan masyarakat.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
11
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
12
sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan
kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung
kesuksesan, khususnya kesuksesan sebagai PNS sebagai
pelayan masyarakat.
d. Modal ketabahan (adversity)
Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah
organisasi birokrasi.
e. Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan
prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke
dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain
adalah kemampuan membedakan benar dan salah.
f. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa
bekerja dan berpikir secara produktif.
13
dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Alat
bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari
mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera.
14
kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan, dan sebagainya.
Prosedur pembuatan fishbone diagram dapat dilihat sebagai
berikut.
a) Menyepakati pernyataan masalah.
b) Mengidentifikasi kategori-kategori.
c) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara
brainstorming.
d) Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling
mungkin.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki
oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam. Aplikasi kesiapsiagaan
Bela Negara selanjutnya juga termasuk pembinaan pola hidup
sehat disertai pelaksanaan kegiatan pembinaan dan latihan
ketangkasan fisik dan pembinaan mental lainnya yang disesuaikan
dan berhubungan dengan kebutuhan serta ruang lingkup pekerjaan,
tugas, dan tanggungjawab, serta hak dan kewajiban PNS di
berbagai lini dan sektor pekerjaan yang bertugas diseluruh wilayah
Indonesia dan dunia. PNS yang siap siaga adalah PNS yang
mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
terkait dengan pelaksanaan kerja.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
15
B. Nilai Dasar PNS
1. Akuntabilitas
Konsep Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas,
namun pada dasarnya memiliki arti yang berbeda. Akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap Individu, kelompok,
institusi untuk memenuhi tnaggung jawab yang menjadi amanahnya.
Beberapa nilai dasar yang harus dianut guna menciptakan PNS
yang memiliki akuntabilitas antara lain:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel dapat tercipta bila pimpinan dapat
memberikan contoh yang baik serta mempunyai komitmen yang
tinggi sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain dalam
hal ini adalah bawahan untuk berkomitmen sehingga terwujud
sinergisitas positif antara atasan dan bawahan yang berdampak
pada tercapainya tujuan organisasi yaitu lingkungan yang
akuntabel.
b. Transparansi
Dengan adanya transparansi akan menimbulkan trust
(kepercayaan) sehingga meningkatkan kepercayaan dan
keyakinan rakyat kepada aparat pemerintah serta memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan yaitu adanya
tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah
16
dibuat. Atasan bertanggung jawab memberikan arahan,
bawahan bertanggung jawab memenuhi kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan Adalah landasan utama dari akuntabilitas yang harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya yang dapat menghasilkan kepercayaan serta
meningkatkan kinerja.
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
Setiap individu harus memiliki keseimbangan kapasitas sumber
daya dan keahlian yang dimiliki sehingga dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
h. Kejelasan
Fokus utamanya adalah untuk mengetahui kejelasan antara
kewenangan, peran dan tanggungjawab.
i. Konsistensi
Menjamin stabilitas dalam meningkatkan komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-
nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa :
menempatkan persatuan-kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan, menunjukan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah
air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia serta
17
mengembangkan sikap tenggang rasa.. Nilai-nilai dasar
Nasionalisme antara lain :
a. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja
yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan
Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.
b. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kebijakan dan perilaku aparatur Negara harus dilandasi oleh
prinsip kemanusiaan yaitu; mengakui persamaan derajat, hak,
dan kewajiban asasi setiap manusia serta menjunjung tinggi nilai
kebenaran dan keadilan..
c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia
Semangat gotong royong yang diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari mampu melandasi nilai-nilai persaudaraan,
perdamaian, dan keadilan antar umat manusia.
d. Sila keempat
Demokrasi permusyawaratan merupakan cerminan dari jiwa,
kepribadian, dan cita-cita bangsa Indonesia dimana ciri
permusyawaratan menghendaki persatuan di atas kepentingan
perseorangan dan golongan.
e. Sila kelima
Komitmen keadilan dalam kerangka kehidupan berbangsa yaitu
ingin mewujudkan Negara dimana rakyatnya memiliki hidup yang
sejahtera tidak secara ekonomis saja tetapi juga peningkatan
martabat kemanusiaan, pemupukan solidaritas kebangsaan dan
kedaulatan rakyat.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar / norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
18
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Indikator etika publik ASN antara lain :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
19
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu
antara lain Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan
memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara. Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud
akuntabilitas dari pemerintah selaku penyedia layanan publik.
a. Konsep Efektivitas dan Efisiensi
Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi
dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai
apapun yang dikerjakannya. Efisiensi dapat dihitung sebagai
jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa.
b. Konsep Inovasi
Esensi yang terkandung dalam istilah inovasi adalah
perubahan.
c. Konsep Mutu
Pelayan publik yang bermutu akan menciptakan kepercayaan
publik kepada pemerintah. Indikator keberhasilan komitmen
mutu antara lain :
1) Berorientasi pada mutu/kualitas dan kepuasan pelanggan.
2) Mampu memberikan perbaikan berkelanjutan.
3) Mampu beradaptasi dengan perubahan.
4) Sepenuh hati, memiliki rasa empati, memahami harapan
pelanggan (memberikan kemudahan hubungan, komunikasi
yang baik, pehatian dengan tulus terhadap pelanggan).
5) Bekerja secara efektif dan efisien.
6) Berpikir kreatif dan inovatif.
20
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan
norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi,
merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara
b. Suap-menyuap
c. Pemerasan
d. Perbuatan curang
e. Penggelapan dalam jabatan
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gratifikasi
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggung Jawab
6) Kerja Keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil
21
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan Murah
f. Efektif dan Efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan
2. Whole of Goverment (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.
22
Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan
birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang
ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanak
an kebijakanyang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
b. Pelayan publik
ASN berfungsi,bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
23
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan
taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD1945, negara
dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan
bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen
ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan.
24
setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92
pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
a. Jaminan kesehatan;
b. Jaminan kecelakaan kerja;
c. Jaminan kematian;
d. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan
yang bersifat kontraktual. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah.
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang.
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran,dan tanggung jawab.
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik
di dalam maupun di luar kedinasan.
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya
dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
25
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan
serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat. Upaya kesehatan yang diusahakan pemerintah
bertujuan pada pelayanan kesehatan paripurna dimana pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,
yang sesuai dengan UU RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
RSJD Dr Amino pertama kali berdiri pada tahun 1848 di jalan
Sompok Semarang sebagai tempat penampungan bagi pasien
psikotik akut (Dhoorgangshuizen). Pada tahun 1912
Dhoorgangshuizen Sompok dipindah kegedung Kleedingmagazijn
yaitu sebuah gedung tua yang dibangun kurang lebih pada tahun
1878 di Jl. Cendrawasih Tawang dengan nama Doorgangshuizen
Tawang. Kemudian pada tanggal 21 Januari 1928 Tawang berubah
status menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang (
Kranzinnigenggestichten). Menerima perawatan pasien-pasien
26
psikotik mulai tanggal 2 Februari 1928. Tanggal tersebut kemudian
di tetapkan sebagai hari jadi Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang.
Pada tanggal 4 oktober 1986 seluruh kegiatan Rumah Sakit
Jiwa Pusat Semarang dipindahkan ke gedung baru di Jl. Brigjrn
Sudiarto No. 347 Semarang. Tanggal 9 Februari 2001 Rumah Sakit
Jiwa Pusat Semarang berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa
Pusat Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Tanggal 1 Januari 2002
Rumah Sakit Jiwa Pusat Dr. Amino Gondohutomo Semarang
berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino
Gondohutomo Semarang provinsi Jawa Tengah Sesuai dengan SK
Gubernur No. 440/09/2002, Februari 2002.
RSJD Dr. Amino Gondohutomo berdiri diatas lahan seluas
60.000 m2 yang terdiri dari bangunan : 1 gedung administrasi, 1
gedung auditorium, 4 gedung pelayanan, 13 gedung perawatan, 1
gedung rehabilitasi, 1 gedung diklat, 3 gedung penunjang, 1 gedung
asrama, 1 rumah dinas, 2 mess, 3 lapangan tenis, 1 kamar jenazah
dan 1 gedung komprehensif.
Kapasitas tempat tidur RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang berjumlah 366. Dengan pembagian kelas perawatan
HCU/UPIP berjumlah 24 kamar, kelas I 14 kamar, kelas II 27
kamar, kleas III 279 kamar.
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi
a. Visi Rumah Sakit
Menuju pelayanan kesehatan jiwa paripurna yang
bermutu.
27
3) Meningkatkan profesionalisme sumber daya
manusia.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan jiwa.
c. Budaya Rumah Sakit
1) Professional
2) Akurat
3) Tepat
4) Ramah
5) Indah
6) Objektif
7) Tanggungjawab
8) Ikhlas
9) Komunikatif
28
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggungjawab
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik
di dalam maupun di luar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
29
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
30
k. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
l. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
m. melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus
baru pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif;
n. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi
kesehatan pada individu;
o. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
p. mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarganya;
q. memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
dalam rangka tindakan keperawatan yang berkaitan dengan
ibadah;
r. melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
(dying care);
s. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
t. mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri,
cvp dalam rangka tindakan keperawatan spesifik terkait
kasus dan kondisi pasien;
u. merawat pasien dengan WSD;
v. memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
w. melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan
kemoterapi (pre, intra, post);
x. melakukan perawatan luka kanker
y. melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
z. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
aa. melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana
dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga
31
bb. memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
cc. memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka
dan kematian;melakukan penatalaksanaan manajemen
gejala;
dd. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
ee. memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
ff. melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
gg. melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan;
hh. melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
ii. menyusun rencana kegiatan individu perawat;
jj. melakukan preseptorship dan mentorship;
kk. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer.
32
C. Role Model
Komariyatun, S.Kep,M.Kes (Kasi Keperawatan Rawat Jalan,
Rehabilitasi, dan Keswamas RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang).
Gambar 3.1
Peranan adalah suatu perilaku yang diharapkan oleh orang lain
dari seseorang yang menduduki status tertentu. model peranan
(Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh,
tiru, dan diikuti. Dalam kegiatan aktualisasi ini, yang menjadi role
model adalah Kasi Keperawatan Rawat Jalan, Rehabilitasi, dan
Keswamas RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang . Alasan
beliau dijadikan role model pada pelaksanaan rencana aktualisasi
ini yaitu meskipun penulis belum lama ditempatkan di RSJD Dr.
Amino Gondohutomo, beliau sebagai salah satu ASN yang ANEKA.
Dalam kesehariannya beliau layak dijadikan contoh dan panutan.
Sebagai sosok pejabat struktural, sifat yang ramah, selalu
memberikan motivasi dan arahan untuk ASN baru dalam
menyesuaikan diri dengan baik.
Beliau memiliki sikap dan sifat kepemimpinan terlihat dari
ketegasannya saat menyampaikan materi saat orientasi. Komitmen
mutu juga selalu ditekankan beliau bahwa kualitas mutu pelayanan
harus selalu dijaga dan ditingkatkan dengan cara melayani dengan
33
sepenuh hati sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional)
agar masyarakat menjadi puas dan menjadikan RSJD Dr. Amino
Gondohutomo sebagai rumah sakit jiwa yang paripurna dalam
memberikan pelayanan. Beliau juga sosok pekerja keras yang
disiplin dan bertanggungjawab. Walaupun jarak tempuh yang beliau
tuju begitu jauh untuk sampai ketempat kerja, beliau tidak pernah
datang terlambat. Begitu yang selalu ia sampaikan kepada ASN
baru agar selau diplin serta tepat waktu dalam bekerja.
34
BAB IV
35
Tabel 4.1. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
36
masalah)
37
2. Membuat Adanya leaflet Mendukung : Kegiatan ini
media untuk media 1. Visi Rumah mengandung
leaflet edukasi. sakit yaitu nilai-nilai
menuju organisasi
ll. Melakukan a. Adanya - Etika public (sopan pelayanan yaitu :
koordinasi persetujuan santun dan keluwesan kesehatan jiwa Komunikatif
rancangan rancangan dari dalam komunikasi) paripurna yang yaitu dalam
leaflet ke mentor dan karu - Nasionalisme (sila ke bermutu. melakukan
mentor dan empat) 2. Misi rumah koordinasi
kepala ruang - Anti korupsi sakit yaitu membutuhka
(tanggungjawab dan meningkatkan n komunikasi
kejujuran dalam sarana, efektif untuk
melakukan koordinasi) prasaran dan hasil yang
mm. menyiapk b. Hasil desain - Akuntabilitas teknologi lebih baik.
an desain leaflet (responsibilitas dalam pelayanan
rancangan pekerjaan)
leaflet - Komitmen mutu
persiapan perbaikan berkelanjutan
pasien terhadap rancangan
pulang leaflet).
c. mencetak c. Tercetaknya - Akuntabilitas (kejelasan
leaflet leaflet : mencetak leaflet
sesuai dengan isi yang jelas /
dengan mudah dipahami )
rancang - Komitmen mutu
an dan (inovatif dalam
isi yang menciptakan materi)
jelas.
38
3. Melakukan Para staf Mendukung : Kegiatan ini
sosialisasi tersosialisasi 1. Visi Rumah mengandung
kepada staf tentang sakit yaitu nilai-nilai
di ruang pelaksanaan menuju organisasi
Kresna discharge pelayanan yaitu :
planning yang ksehatan jiwa Komunikatif
benar. paripurna yang yaitu dalam
bermutu. melakukan
a. Melakukan a. Adanya - Nasionalisme sila ke 4 2. Misi Rumah koordinasi
diskusi dengan persetujuan dari - Etika public (sopan Sakit yaitu membutuhka
mentor dan karu mentor dan karu santun dan keluwesan meningkatkan n komunikasi
dalam komunikasi) profesionalism efektif untuk
e sumber daya hasil yang
b. Membuat b. Undangan - Akuntabilitas manusia. lebih baik.
undangan dibuat (responsibilitas
kegiatan pekerjaan serta
sosialisasi kejelasan dalam
bentuk undangan)
- Etika public (orientasi
organisasi )
c. Menyiapkan c. Materi siap - Akuntabilitas
materi dipaparkan (responsibilitas)
- Nasionalisme (sila ke 2)
- Etika public (inovasi
dalam sarana
prasarana)
39
d. Melakukan e. Para staff - Akuntabilitas (
sosialisasi tersosialisasi kepemimpinan dalam
kepada staff memimpin acara
ruang sosialisasi)
Kresna - Nasionalisme (sila ke
tanpa 2)
membedaka - Etika public (sopan
n jabatan santun dan
keluwesan dalam
berkomunikasi)
- Komitmen mutu (
sosialisasi dilakukan
dengan sepenuh hati
demi perbaikan
berkelanjutan)
40
4. Melakukan Kebutuhan Mendukung : Kegiatan ini
edukasi edukasi 1. Visi Rumah mengandung
kepada pasien dan sakit yaitu nilai-nilai
pasien dan keluarga menuju organisasi :
keluarga terpenuhi. pelayanan - Ramah :
ksehatan jiwa dalam
paripurna yang memberikan
bermutu. pelayanan
2. Misi rumah harus
sakit yaitu bersikap
meningkatkan ramah dan
peran serta sopan.
masyarakat di - Komunikatif
bidang : dalam
kesehatan berinteraksi
jiwa. dengan
pasien
membutuhka
n komunikasi
terapeutik
dan efektiff
untuk
mencapai
hasil yang
lebih baik.
41
a Melakukan a Didapatkan - Akuntabilitas (integritas
kontrak waktu waktu dan dan transparansi dalam
dengan pasien tempat menetapkan kontrak
dan keluarga pelaksanaan waktu)
edukasi. - Nasionalisme sila ke 4
- Etika public (keluwesan
dalm berkomunikasi)
- Anti korupsi
(kedisiplinan ketika
menetapkan kontrak
waktu)
b. . Melakukan b. Materi - Akuntabilitas
edukasi pada edukasi (responsibilitas)
pasien pulang. tersampaikan - Nasionalisme (sila ke 2)
- Etika public (keluwesan
dalm berkomunikasi)
- Anti korupsi
(menyampaikan materi
edukasi secara jujur)
42
5. Melakukan Didapatkan Mendukung : Kegiatan ini
evaluasi evaluasi hasil 1. Visi Rumah mengandung
menyeluruh yang sakit yaitu nilai-nilai
terhadap menyeluruh menuju organisasi
penatalaksa dari proses pelayanan yaitu:
naan penatalaksana kesehatan jiwa Pofesionalis
discharge an discharge paripurna yang me,
planning di planning bermutu. tanggung
ruang 2. Misi Rumah jawab dan
Kresna Sakit yaitu komunikatif
meningkatkan untuk
profesionalism meningkatka
e SDM. n kualitas
pelayanan
43
a. Melakukan a. Atasan - Akuntabilitas (
konsultasi memberikan transparasi)
kepada atasan evaluasi , - Nasionalisme sila ke 4
saran dan - Etika public (sopan
masukan santun dalam
untuk melakukan konsultasi)
perbaikan - Komitmen mutu
(perbaikan
berkelanjutan)
- Anti korupsi
(responsibility, peduli
terhadap evaluasi
masalah yang ada)
44
b. Evaluasi c. Diperoleh data - Akuntabilitas
akhir evaluasi (responsibilitas dan
,monitoring konsistensi dalam
evaluasi memperbaiki hasil yang
kegiatan ada)
- Etika public (respect
dan pedui terhadap
hasil evaluasi)
- Komitmen mutu
(perbaikan
berkelanjutan terhadap
hasil evaluasi)
- Anti korupsi (tanggung
jawab terhadap hasil
evaluasi yang
diperoleh.)
45
B. Rancangan Aktualisasi 30 Hari
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di ruang Kresna Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo mulai tanggal 3 Juni 2019
- 16 Juli 2019.
46
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi Strategi
No Kegiatan Kendala menghadapi menghadapi
kendala kendala
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja merupakan
rancangan kegiatan utuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu
yang telah dirumuskan melalui analisa APKL dan analisa USG.
Identifikasi isu yang didapat berasal dari individu, unit kerja maupun
dari organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat diidentifikasi. Dari
beberapa isu tersebut, selanjutnya dilakukan identifikasi dengan
metode USG. Isu yang diangkat yaitu Optimalisasi Penatalaksanaan
Discharge Planning pada pasien dan keluarga di ruang Kresna RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Dalam penyelesaian isu tersebut
diangkat gagasan penyelesaian isu yang berisikan kegiatan, antara
lain:
1. Mengidentifikasi masalah dalam penatalaksanaan Discharge
Planning
2. Membuat media leaflet
3. Melakukan sosialisasi pada staff
4. Melakukan edukasi pada pasien dan keluarga
5. Melakukan evaluasi hasil
48
Semarang diharapkan dapat dilaksanakan dengan membuat
rancangan aktualisasi tersebut. Nilai dasar ANEKA diharapkan bisa
lebih dipahami dan diaplikasian pada setiap kegiatan pemecahan
isu.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN FORM DISCHARGE PLANNING
51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
52
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama Fitria Ningrum, S. Kep., Ns
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat, tanggal lahir Semarang, 16 April 1991
Kewarganegaraan Indonesia
Status Perkawinan Menikah
Tinggi, berat badan 160 cm,52 kg
Kesehatan Baik
Agama Islam
Jl. Delta mas Timur No.15 RT.06
Alamat Lengkap RW.04, Kel. Kuningan, Kec.
Semarang Utara, Jawa Tengah
Telepon / HP 085727206913
E-mail fitriaprastana@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
53
STIKES KARYA HUSADA
2009- 2014
SEMARANG
54