JUDUL:
PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENTINGNYA
DIET TINGGI PROTEIN DAN RENDAH KALIUM
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK END STAGE
YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
DI UNIT HEMODIALISIS RSUD TOTO KABILA
Oleh:
SUCI TRISNAWATY DJUNU, S.Kep, Ns
NIP : 19920330 201903 2 004
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS
GOLONGAN III
ANGKATAN XI TAHUN 2019
JUDUL:
PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENTINGNYA
DIET TINGGI PROTEIN DAN RENDAH KALIUM
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK END STAGE
YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
DI UNIT HEMODIALISIS RSUD TOTO KABILA
COACH MENTOR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS
GOLONGAN III
ANGKATAN IX TAHUN 2019
JUDUL:
PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENTINGNYA
DIET TINGGI PROTEIN DAN RENDAH KALIUM
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK END STAGE
YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
DI UNIT HEMODIALISIS RSUD TOTO KABILA
COACH MENTOR
iii
KATA PENGANTAR
iv
Suci Trisnawaty Djunu, S.Kep, Ns
DAFTAR ISI
v
4.2 Saran ............................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur negara memiliki
kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia berintegritas tinggi non parsial
dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial dan kesejahteraan
tinggi, serta dipercaya publik dengan dukungan SDM.
Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud Undang-undang ASN
pada ayat (1) berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN melaksanakan
tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi, melaksanakan
tugasnya dengan cermat dan disiplin; melayani dengan sikap hormat, sopan dan
tanpa tekanan; melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan; menjaga kerahasiaan yang
menyangkut kebijakan negara; menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif dan efisien; menjaga agar tidak terjadi konflik
kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; memberikan informasi secara benar
dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan, tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain, memegang teguh nilai dasar ASN
1
dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN dan melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat
bukan sekedar merujuk pada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi
pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan
aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di
instansi Rumah Sakit.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu. Rumah
Sakit adalah penanggungjawab penyelenggara kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Agar peran dan fungsi rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan
yang rujukan dapat lebih maksimal melayani masyarakat, maka setiap rumah sakit
yang ada maupun yang didirikan harus mememenuhi standar. Rumah Sakit dapat
dikatakan telah bermutu apabila dalam melayani masyarakat telah sesuai dengan
standar pelayanan yang telah ditentukan dan pelanggan merasa puas.
1.2.Tujuan dan Manfaat
Rancangan aktualisasi nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan sebagai :
1) Pengaktualisasian nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sebagai Aparatur Sipil Negara di
instansi tempat bekerja.
2) Menganalisis tugas dan fungsi ASN.
3) Melakukan analisis dampak apabila nilai-nilai dasar profesi PNS, peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI tidak diterapkan dalam tahapan kegiatan kerja.
4) Mengidentifikasi nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan tugas dan
fungsi ASN.
5) Mengidentifikasi dan Mengaktualisasikan peran dan kedudukan ASN dalam
NKRI.
2
Manfaat yang diperoleh dari aktualisasi antara lain:
3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
4
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango terletak di Jalan Kesehatan
No. 25 Desa Permata Kecamatan Tilongkabila memiliki luas tanah 8 Ha terdiri
dari 6 Ha areal persawahan dan 2 Ha bangunan gedung. RSUD Toto Kabila
terletak di Desa Permata Kec. Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dengan
batas – batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Huntu Utara Kecamatan Bulango
Selatan.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bongoime Kecamatan
Tilongkabila.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Toto Utara Kecamatan
Tilongkabila.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Dulomo Selatan Kota
Gorontalo.
Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
402/MENKES/SK/VI/2009 tanggal 2 Juni 2009 tentang kelas Rumah Sakit
Umum Toto Kabila milik Pemerintah Kabupaten Bone Bolango dengan
klasifikasi Kelas C.
Dalam perkembangannya RSUD Toto Kabila menjadi Badan Pengelola
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bone Bolango Nomor :
130/KEP/BUP.BB/IV/2011 Tanggal 7 April 2011 tentang Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada
Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango, dan pada
tanggal 29 Juni 2012 RSUD Toto Kabila mendapat pengakuan dari Komisi
Akreditas Rumah Sakit (KARS) dengan Nomor Sertifikat : KARS-
SERT/700/VI/2012. Pada tahun 2014 RSUD Toto Kabila telah berubah status
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) secara penuh berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Bone Bolango Nomor 173.b/KEP/BUP.BB/130/2014 tentang
Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
5
(PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Kabupaten Bone
Bolango.
6
Kesehatan Nasional di masa depan dapat tercapai apabila tercipta suatu sistem
dan dasar pijakan yang jelas serta tidak berubah-ubah dalam menata
pembangunan kesehatan di daerah ini. Dengan sistem tersebut diharapkan akan
tercapai pembangunan dan pengelolaan program / kegiatan kesehatan secara
berkelanjutan.
MISI
Terwujudnya visi yang dikemukakan pada bagian sebelumnya merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh segenap personil RSUD Toto Kabila.
Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, ditetapkanlah misi RSUD Toto Kabila
yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal yang maih
abstrak terlihat pada visi akan lebih nyata pada misi tersebut. Lebih jauh,
pernyataan misi RSUD Toto Kabila memperlihatkan kebutuhan apa yang
hendak dipenuhi oleh organisasi, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut dan
bagaimana organisasi memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, RSUD Toto Kabila menetapkan
2 (dua) misi, yaitu :
1. Memberikan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
profesional serta sarana prasarana pelayanan disemua bidang secara
transparan, efektif, efisien dan akuntabel
Jika dipadukan dengan perspektif Balance Scorecard, pernyataan 2 (dua)
misi RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango di atas setidaknya telah
memperlihatkan keseimbangan diantara perspektif utama suatu organisasi yaitu
perspektif customer (stakeholder atau pihak-pihak yang berkepentingan),
perspektif internal business process (proses bisnis internal) dan perspektif
learning and growth (pembelajaran dan pertumbuhan).
MOTTO
“ Melayani Dengan Senyum “
7
FALSAFAH
“ Pelayanan Kesehatan Diselenggarakan dengan Berlandaskan Etika dan
Profesionalitas “
TUJUAN
“ Menjadi Rumah Sakit yang Mampu Memberikan Pelayanan Prima dan
Inovatif dengan Didukung Oleh Sumber Daya Manusia yang Handal dan
Profesional “
NILAI
Senyum
Integritas
Responsibilitas
Pengetahuan
Komitmen
Kasih Sayang
Empathy
8
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena selain
berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Menurut penelitan yang dipublikasikan oleh Mohamad I. Djihu di
Manado pada tahun 2014 bahwa Protein berperan penting dalam transportasi zat besi
dalam tubuh. Kurangnyaasupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi
terhambat sehingga akan terjadi defisiensi besi Kekurangan zat besi menyebabkan
kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari normalnya, keadaan ini disebut
anemia. Pada pasien gagal ginjal kronik, mengalami penurunan fungsi ginjal, salah
satu fungsi ginjal adalah memproduksi hormone eritropoetin yang berperan penting
dalam pembentukan sel darah merah. Mekanisme itu terganggu pada pasien dengan
gagal ginjal kronik yang menyebabkan umur sel darah merah pada penderita gagal
ginjal kronik kurang dari 120 hari.
Pada orang normal, kalium bermanfaat untuk menggerakkan otot dan baik
bagi jantung. Namun pada pasien gagal ginjal kronik pada stage akhir, kalium
berbahaya karena mempercepat denyut atau irama jantung.Kelebihan kalium disebut
Hiperkalemia. Hiperkalemia dapat menyebabkan aritmia, yaitu perubahan irama
jantung yang dapat membahayakan jiwa. Kondisi ini dapat memicu terjadinya
ventrikel fibrilasi yang menyebabkan jantung bagian bawah bergetar cepat, namun
tidak memompa darah. Jika hiperkalemia tidak segera mendapat penanganan, maka
bisa membuat jantung berhenti berdetak dan menyebabkan kematian.
Pada pasien gagal ginjal stadium akhir, biasanya sudah melakukan
hemodialisis, mereka akan mengalami kelebihan kalium dalam darah atau
hiperkalemia. Diet rendah kalium sangat membantu. Pasien gagal ginjal dengan
hiperkalemia harus membatasi buah dan kalium tinggi. Yaitu pisang, alpukat, durian,
nangka dan leci.Isu yang diangkat dalam makalah ini adalah isu terkait masih
rendahnya Pengetahuan Pasien tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah
kalium pada pasien Gagal Ginjal Kronik End Stage yang menjalani terapi
Hemodialisa pada Unit Hemodialisis RSUD Toto Kabila. Berdasarkan hasil observasi
di RSUD Toto Kabila, terdapat beberapa isu yang diangkat antara lain :
9
1) Kurangnya Pengetahuan Pasien tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah
kalium pada pasien Gagal Ginjal Kronik End Stage yang menjalani terapi
Hemodialisa pada Unit Hemodialisis RSUD Toto Kabila.
Hal ini terkait masih rendahnya paparan pasien tentang informasi mengenai
pentingnya diet tinggi protein dan rendah kalium terhadap penyakit tersebut.
2) Ketidakefektifan manajemen complain.
Hal ini terkait dengan masih rendahnya penyelesaian complain yang terintegrasi
3) Kurangnya Kesadaraan Perawat dalam melengkapi informed consent.
Hal ini terkait kurangnya kesadaran perawat melengkapi status rekam medis
sehingga banyak terjadi kekurangan dalam informed consent
4) Ketidakefektifan pelayanan kerohanian pada pasien tahap terminal di Rumah
sakit.
Hal initerkait karena kurangnya regulasi dari pihak Rumah sakit untuk
memberlakukan pelayanan kerohanian untuk pasien-pasien tahap terminal.
5) Ketidakefektifan pemberian heparin dosis awal pada pasien pre dialysis.
Hal ini terkait karena kebiasaan yang harus diubah agar supaya pemberian
heparin dosis awal tetap diberikan.
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria dan kualitas isu. Dari isu di
atas, analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika dan Kelayakan). Alat analisis AKPK digunakan untuk
menentukan kriteria isu. Penilaian isu menggunakan alat analisis AKPK
menggunakan bobot penilaian sebagai berikut:
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
10
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
2 Ketidakefektifan 3 3 3 3 12 4
manajemen
komplain
3 Kurangnya 3 3 3 4 13 3
Kesadaraan
Perawat dalam
melengkapi
informed consent
11
4 Ketidakefektifan 3 3 3 2 11 5
pelayanan
kerohanian pada
pasien tahap
terminal di Rumah
sakit
5 Ketidakefektifan 4 3 4 3 14 2
pemberian heparin
dosis awal pada
pasien pre dialysis
Dari isu di atas dipilih 3 isu dengan nilai tertinggi untuk dianalisis menggunakan alat
analisis USG (Urgency, Seriousness dan Growth) untuk menentukan kualitas isu.
Rentang nilai yang diberikan sama dengan rentang nilai yang ada dalam analisis isu
menggunakan alat analisis AKPK.
12
No Penilaian Kriteria Jml Rank
Masalah U S G
1. Kurangnya Pengetahuan 5 5 4 14 1
Pasien tentang pentingnya
diet tinggi protein dan
rendah kalium pada
pasien Gagal Ginjal
Kronik End Stage yang
menjalani terapi
Hemodialisa pada Unit
Hemodialisis RSUD Toto
Kabila
2. Ketidakefektifan 5 4 3 12 2
pemberian heparin dosis
awal pada pasien pre
dialysis
3. Kurangnya Kesadaraan 3 3 4 10 3
Perawat dalam
melengkapi informed
consent
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan alat analisis USG di atas dapat dilihat
bagaimana kualitas Isu yang ada. Isu yang mendapatkan ranking tertinggi adalah isu
final dan menjadi isu yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: “Kurangnya
Pengetahuan Pasien tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah kalium pada
pasien Gagal Ginjal Kronik End Stage yang menjalani terapi Hemodialisa”.
2.4 Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih
Isu yang terpilih menjadi core issue dari dua alat analisis di atas adalah
“Kurangnya Pengetahuan Pasien tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah
kalium pada pasien Gagal Ginjal Kronik End Stage yang menjalani terapi
Hemodialisa”. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemecahan isu dengan “Peningkatan
Pengetahuan Pasien tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah kalium pada
pasien Gagal Ginjal Kronik End Stage yang menjalani terapi Hemodialisa”melalui
kegiatan-kegiatan untuk menjawab isu tersebut antara lain:
13
1) Melakukan koordinasi dengan mentor terkait rencana yang akan dilakukan
2) Mencari dan membaca literatur tentang Diet pasien Hemodialisa
3) Membuat rancangan leaflet sebagai alat bantu edukasi kepada pasien
4) Pemberian Edukasi kepada pasien yang menjalani terapi dialisis dengan
bantuanleaflet
5) Evaluasi manfaat dari edukasi kepada pasien
2. Nasionalisme, nilai dasar nasionalisme tersebar di setiap sila pancasila. (1) sila
pertama: etos kerja, religius, toleransi, amanah, percaya diri, tanggung jawab, dan
transparan. (2) sila kedua: humanis, persamaan derajat, tidak diskriminatif, saling
menghormati, dan tenggang rasa. (3) sila ketiga: rela berkorban, gotong royong, cinta
tanah air, menjaga ketertiban, dan mengutamakan kepentingan publik. (4) sila
keempat: musyawarah mufakat, menghargai pendapat orang lain, kekeluargaan, dan
serakah, bersikap adil, dan kerja keras.
3. Etika publik, nilai dasar etika publik adalah jujur, bertanggung jawab, integritas
tinggi, cermat, disiplin, hornat, sopan, taat pada peraturan perundang-undangan, taat
perintah, dan menjaga rahasia.
5. Anti korupsi, nilai dasarnya adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
14
2.6 Matrix Rancangan
Matrix Rancangan Aktualisasi
15
No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar KontribusiTerhad PenguatanNilaiOr
apVisi- ganisasi
MisiOrganisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Membuat agenda Demi terjalinnya Komitmen Mutu Pelaksanaan
Kegiataninimenduk
koordinasi dengan konsultasidengan koordinasi yang kegiatan
ung salah satumisi
mentor terkait mentor baik antar inimemilikipenguat
Rumah Sakit yaitu
rencana yang akan mentor dengan andari tata
"Memberikan
dilakukan saya terlebih nilaiorganisasiyaitu
kesehatan
dahulu saya ”Senyum,
paripurna, bermutu
membuat draft Integritas,
dan terjangkau
yang akan Responsibilitas,
yang berorientasi
dikonsulkan Pengetahuan,
pada kepuasan
Komitmen, Kasih
pelanggan”
Sayang, Empathy”
2. Melakukan Meminta waktu Etika Publik
konfirmasi waktu pada pihak yang
pertemuan dengan bersangkutan
mentor sebelum bertemu
dengan bahasa
yang sopan dan
baik
16
pihak terkait
Sebagai Nasionalisme
pelaksana
kebijakan publik,
ASN perlu
koordinasi
sebelum
melaksanakan
kegiatan yang
berkaitan dengan
Publik.
17
yang dikatakan
oleh lawan
bicara, tidak
memotong
pembicaraan
2. Mencari dan 1. Mencariliteratur Saya Akuntabilitas Kegiataninimenduk Pelaksanaan
membaca literature tentang diet pada akanmencari dan ung salah satumisi kegiatan
tentang diet pasien pasien hemodialisa membaca Rumah Sakit yaitu inimemilikipenguat
Hemodialisa khususnya diet tinggi literature dengan "Meningkatkan andari tata
protein dan rendah rasa kualitas dan nilaiorganisasiyaitu
kalium tanggungjawab kuantitas sumber ”Senyum,
dan sungguh- daya manusia yang Integritas,
sungguh profesional serta Responsibilitas,
sarana prasarana Pengetahuan,
pelayanan disemua Komitmen, Kasih
Saya Nasionalisme bidang secara Sayang, Empathy”
relamengorbank transparan, efektif,
anwaktusayauntu efisien dan
kmencari dan akuntabel”
membacaliteratur
demi
mendapatkanhasi
l yang
maksimaluntukk
epentinganpublik
Literatur harus
18
berdasarkan KomitmenMutu
referensi yang
bermutu dan
kredibel, guna
memaksimalkan
pengetahuan
Membaca
2. Membaca dan literature dengan Akuntabilitas
memahamiisidariliter tanggung jawab
ature sebelum
melakukan
edukasi kepada
pasien sangat
diperlukan. Agar
dapat memahami
isinya.
Saya sebagai
3. Mengaplikasikanhasil pelayan Komitmen Mutu
yang didapatkan dari kesehatan akan
literatur mencerminkan
seorang perawat
yang
professional dan
bermutu dengan
cara menerapkan
apa yang sudah
saya pelajari
19
Saya akan
memberikan Anti Korupsi
informasi yang
baik dan benar
serta jelas
sumbernya
kepada pasien-
pasien tersebut,
dan juga tidak
mengurangi
informasi yang
sudah saya
pelajari
20
pelayanan public
21
didukung oleh
regulasi yang ada
di Rumah Sakit.
22
memberikan
edukasi kepada
pasien secara
profesional
Dengan
menjelaskan
materi edukasi
secara baik agar
pasien mengerti
dan dapat
mengaplikasikan
nya dikehidupan
sehari-hari
23
tidak boleh
dikonsumsi oleh
pasien secara
transparan,
benar, dan valid
serta tanpa
mengurangi
informasi
tersebut.
24
dengan pemeriksaan perawat dan juga
laboratorium ASN harus
khususnya pada melihat data real
pemeriksaan Kalium pasien tanpa
manipulasi.
25
2.7.Jadwal Kegiatan
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di RSUD Toto Kabila antara
tanggal 01September sampai dengan tanggal 30 September 2019. Kegiatan-
kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel sebagai
berikut.
1 2 3 4
Melakukan koordinasi dengan mentor terkait Laporan konsultasi, draft alur, draft
1 rencana yang akan dilakukan pembagian tugas dan jadwal, Foto
26
2.8 Kendala dan Antisipasi
27
HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
Analisis Dampak
28
Jika saya mengadakan pertemuan dengan Kepala Seksi Pelayanan Medis selaku
mentor saya denganmenyiapkan draft maka konsultasi dan koordinasi untuk kegiatan
aktualisasi akan terlaksana secara maksimal dan terarah. Jika saya langsung
melaksanakan konsultasi dan koordinasi tanpa menyiapkan draft terlebih dahulu
makakonsultasi tidak maksimal karena rencana yang disusun belum terstruktur
sehingga memungkinkan kesulitan jika berkomunikasi dengan mentor.
2. Melakukan konfirmasi waktu pertemuan dengan mentor
Etika Publik
Meminta waktu pada pihak yang bersangkutan sebelum bertemu dengan bahasa yang
sopan dan baik
Dokumentasi
(Gambar 4.2)
29
(Gambar 4.3)
Analisis Dampak
Meminta waktu sebelum bertemu untuk menghindari menganggu aktifitas yang
sedang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan. Jika saya langsung menghadap tanpa
mengecek waktu, aktifitas yang dilakukan oleh pihak – pihak terkait bisa terganggu
Etika Publik
30
Berdiskusi dengan mentor menggunakan bahasa yang baik, perilaku yang sopan
sebagai ASN, mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan oleh lawan bicara,
tidak memotong pembicaraan untuk tercapainya komunikasi yang efektif.
Dokumentasi
(Gambar 4.4)
Analisis Dampak
31
Saya memberitahukan maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi
ini yang dapat bermanfaat bagi RSUD Toto Kabila khususnnya pasien yang
menjalani terapi hemodialisis di RSUD Toto Kabila. Jika saya tidak memberitahu
maksud dilaksanakannya kegiatannya aktualisasi kepada Kepala Seksi Pelayanan
Medis maka koordinasi antar pihak terkait seperti tim PROMKES Rumah Sakit,
dan juga kepala ruangan hemodialisis tidak berjalan dengan baik yang
menyebabkan proses aktualisasi tidak maksimal
4. Menerima masukan dan saran terkait konsep rencana yang akan dilakukan
Etika Publik
Dalam melakukan koordinasi dan konsultasi dengan mentor dengan
mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan oleh lawan bicara, tidak
memotong pembicaraan untuk tercapainya komunikasi yang a, serta menerima
masukan, saran, arahana, maupun kritikan yang diberikan oleh mentor demi
tercapainya hasil aktualisasi yang maksimal.
Dokumentasi
(Gambar 4.7)
Analisis Dampak
32
Mendengarkan arahan mentor sangat baik dalam pelaksanaan aktualisasi. Agar
terciptanya kegiatan yang terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dan
meminimalisir dampak yang akan ditemui dilapangan nanti pada saat melakukan
aktualisasi. Maka dari itu, sangat penting meminta pendapat dan bimbingan dari
mentor terkait kegiatan yang akan dilakukan.
D. Analisis Manfaat
Manfaat dari koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan
Medis, Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Ruangan Hemodialisis serta tim
PROMKES Rumah Sakit sebelum melakukan kegiatan aktualisasi yaitu agar
mendapatkan dukungan dari pihak terkait khususnya pihak manajemen dan tim
PROMKES Rumah Sakit dalam pembuatan leaflet untuk kepentingan edukasi agar
pelayanan yang diberikan lebih maksimal.
Kegiatan 2 :
33
MENCARI DAN MEMBACA LITERATURE TENTANG DIET PASIEN
HEMODIALISA
Tahapan Kegiatan
1. Mencari literatur tentang diet pada pasien hemodialisa khususnya diet tinggi
protein dan rendah kalium
Akuntabilitas
Mencari literature tidak mudah, karena harus mengorbankan waktu untuk pergi ke
perpustakaan, mencari referensi di jejaring internet. Dengan rasa tanggung jawab
dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
Hemodialisis secara tulus dan ikhlas.
Nasionalisme
Dalam mencari literature tentang diet pada pasien yang menjalani terapi
hemodialisis, sebagai ASN kita turut berkontribusi dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Komitmen Mutu
Literatur harus berdasarkan referensi yang bermutu dan kredibel, guna
memaksimalkan pengetahuan khususnya pada pasien gagal ginjal kronik.
Dokumentasi
(Gambar 4.8)
Analisis Dampak
34
Dalam mencari literature harus mempertimbangkan asal dan isi dari literature
tersebut. Dalam ilmu kesehatan selalu diperbarui setiap 3 tahun untuk
mengembangkan ilmu kesehatan itu sendiri. Maka dari itu dalam mencari
literature, diperpustakaan maupun melalui media elektronik harus berdasarkan
sumber yang valid dan kredibel agar informasi yang didapatkan maksimal dan
dapat diterima dengan baik.
2. Membaca dan memahami isi dari literature
Akuntabilitas
Membaca literature sebelum melakukan edukasi kepada pasien sangat diperlukan.
Agar dapat memahami isinya, dan bisa mentransfer ilmu yang didapatkan tersebut
kepada pasien-pasien secara bertanggung jawab untuk kepentingan kesehatan
masyarakat khususnya yang sudah menjalani terapi hemodialisis.
Dokumentasi
(Gambar 4.9)
35
(Gambar 4.10) (Gambar 4.11)
Analisis Dampak
Pemberian edukasi dapat berjalan baik jika yang memberikan edukasi lebih
paham tentang isi dari materi yang diajarkan kepada pasien-pasien tersebut. Dan
jika ada pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang diberikan, maka pemateri
tersebut dapat menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan.
36
Saya akan memberikan informasi yang baik dan benar serta jelas sumbernya
kepada pasien-pasien tersebut, dan juga tidak mengurangi informasi yang sudah
saya pelajari sebelumnya ataupun berbuat curang dengan menjelaskan materi
yang kurang lengkap sehingga ada beberapa poin penting dalam informasi yang
tidak tersampaikan atau terlewat kepada pasien-pasien tersebut.
Dokumentasi
(Gambar 4.14)
Analisis Dampak
Tujuan dari pembelajaran sebuah informasi adalah untuk mengembangkan
wawasan dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam konsep ini, setelah mendapatkan
informasi dari berbagai macam literature, kiranya dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar ilmu yang telah dipelajari dapat bermanfaat untuk
kehidupan masyarakat. Jika tidak diterapkan, maka ilmu yang sudah dipelajari
tersebut akan sia-sia dan pasti akan terlupakan seiring dengan berjalannya waktu.
37
Optimalisasi peningkatan pengetahuan untuk pelayanan kesehatan dengan cara
mencari literature dari berbagai sumber, memahaminya serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari terutama untuk memperbaiki kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Toto Kabila terkait dengan misi
RSUD Toto Kabila dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Paripurna,
Bermutu dan Terjangkau yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Mencari literature yang valid dan kredibel untuk pencarian informasi sangat baik
apalagi digunakan sebagai bahan edukasi untuk pasien-pasien yang kurang terpapar
informasi maupun pasien-pasien yang pasif dalam mencari informasi seputar
kesehatannya sendiri.
D. Analisis Manfaat
Manfaat dari koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan
Medis, Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Ruangan Hemodialisis serta tim
PROMKES Rumah Sakit sebelum melakukan kegiatan aktualisasi yaitu agar
mendapatkan dukungan dari pihak terkait khususnya dalam pencarian referensi
mengenai materi yang akan dijadikan sebagai bahan dalam memberikan promosi
kesehatan di rumah sakit.
Kegiatan 3 :
38
MEMBUATRANCANGAN LEAFLET SEBAGAIALAT BANTU
DALAMMEMBERIKANEDUKASIKEPADAPASIEN HEMODIALISA
Tahapan Kegiatan
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat rancangan Leaflet
AKUNTABILITAS
Menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan leaflet dengan penuh tanggung jawab
untuk persiapan pemberian penndidikan kesehatan kepada pasien
KOMITMEN MUTU
Dengan menyiapkan alat dan bahan untuk membuat leaflet, dengan tujuan
memaksimalkan pelayanan public terutama kepada pasien-pasien yang menjalani
hemodialisa
DOKUMENTASI
ANALISIS DAMPAK
Tanpa persiapan sebelumnya, maka pembuatan leaflet akan sia-sia. Karena
pembuatan leaflet harus melalui persiapan yang matang. Dengan persiapan alat dan
bahan untuk membuat rancangan leaflet, maka leaflet yang akan saya buat akan
menjadi leaflet yang lengkap, terstruktur dan memiliki daya guna.
39
ANTI KORUPSI
Mencatat dengan penuh rasa kejujuran, menjauhi perilaku curang seperti mencatat
hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam rancangan leaflet
DOKUMENTASI
(Gambar 4.16)
ANALISIS DAMPAK
Dengan mencatat sebelum membuat leaflet, akan membuat kita mengerti dan paham
terkait hal-hal apa saja yang harus dimasukan dalam rancangan leaflet. Jika tidak,
maka hal-hal yang termuat dalam leaflet menjadi tidak beraturan sebab sebelumnya
tidak membuat draft dsb.
3. Membuat rancangan leaflet sebaik dan semenarik mungkin
NASIONALISME
Sebagai bentuk rasa cinta dan tanggung jawab kepada pasien-pasien, maka
pembuatan leaflet dengan bermacam-macam inovasi agar pasien berminat untuk
membaca leaflet yang telah diberikan
DOKUMENTASI
40
(Gambar 4.17) (Gambar 4.18)
ANALISIS DAMPAK
Jika membuat rancangan leaflet dengan tidak menarik, maka pembaca pun akan tidak
berminat membaca leaflet yang sudah dibagikan. Oleh karena itu, membuat leaflet
dengan inovasi dan semenarik mungkin untuk menimbulkan niat baca kepada pasien-
pasien tersebut.
ANTI KORUPSI
Mencetak leaflet bekerja sama dengan tim PROMKES RS secara transparan, efektif
dan inovatif didukung oleh regulasi yang ada di Rumah Sakit.
DOKUMENTASI
41
Leaflet harus dicetak agar bias digunakan. Jika tidak dicetak, kita akan kesusahan
dalam memberikan edukasi kepada pasien. Dengan bantuan media leaflet, informasi
yang diberikan dapat dibaca dirumah oleh pasien.
D. Analisis Manfaat
Manfaat dari koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan
Medis, Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Ruangan Hemodialisis serta tim
PROMKES Rumah Sakit sebelum melakukan kegiatan aktualisasi yaitu agar
mendapatkan dukungan dari pihak terkait khususnya dalam pencarian referensi
mengenai materi yang akan dijadikan sebagai bahan dalam memberikan promosi
kesehatan di rumah sakit.
42
Kegiatan 4 :
PEMBERIAN EDUKASI KEPADA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI
DIALISIS DENGAN BANTUAN LEAFLET
Tahapan Kegiatan
1. Koordinasi dengan kepala ruangan hemodialisa terkait materi yang akan diedukasi
kepada pasien
ETIKA PUBLIK
Untuk kegiatan edukasi pada pasien, harusnya dikoordinasikan kembali dengan
kepala ruangan. Menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan perilaku
yang sopan kepada kepala ruangan hemodialisa.
ANALISA DAMPAK
Jika tidak melakukan koordinasi dengan kepala ruangan hemodialisa, kegiatan yang
akan dilakukan tidak akan maksimal. Karena masukan dan saran dari kepala ruangan
juga membantu proses pemberian edukasi berjalan dengan maksimal.
DOKUMENTASI
(Gambar 4.21)
2 Memberikan edukasi dan motivasi tentang pentingnya diet tingi protein dan rendah
kalium dengan bantuan leaflet
43
AKUNTABILITAS
Sebagai seorang perawat dan juga sebagai seorang abdi negara dengan memberikan
edukasi kepada pasien secara jelas dan bertanggung jawab dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisa.
KOMITMEN MUTU
Dengan menjelaskan materi edukasi secara baik agar pasien mengerti dan dapat
mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari sehingga pasien paham apa saja manfaat
makanan yang tinggi protein dan rendah kalium
ANALISIS DAMPAK
Jika pasien tidak diberikan edukasi tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah
kalium maka berdampak pada kualitas hidup pasien itu sendiri. Pasien akan
mengalami peningkatan kalium yang besar dapat menyebabkan irama jantung tidak
teratur dan dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak. Pemberian edukasi sangat
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang materi yang diberikan.
DOKUMENTASI
(Gambar 4.22)
DOKUMENTASI
44
(Gambar 4.23)
3. Memberikan contoh makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi
oleh pasien
ETIKA PUBLIK
Dalam menjelaskan contoh makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh
dikonsumsi oleh pasien menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien
agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.
ANTI KORUPSI
Memberikan informasi terkait contoh makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak
boleh dikonsumsi oleh pasien secara transparan, benar, dan valid serta tanpa
mengurangi informasi tersebut.
ANALISIS DAMPAK
Dalam memberikan informasi tentang diet tinggi protein dan rendah kalium, harus
disertai contoh makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh
pasien agar pasien paham tentang materi edukasi yang diberikan. Jika tidak, maka
pasien akan bingung makanan apa yang dimaksud dengan tinggi protein dan rendah
kalium tersebut sehingga pasien tidak bisa menerapkan infromasi yang telah didapat
pada kehidupan sehari-hari
45
DOKUMENTASI
(Gambar 4.24)
(Gambar 4.25)
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi
46
Melakukan pemberian edukasi kepada pasien tentang diet tinggi protein dan rendah
kalium dapat berpengaruh terhadap status kesehatan pasien jika informasi yang
mereka dapatkan dapat dipahami dengan baik sesuai dengan misi RSUD Toto Kabila
dalam “Memberikan Kesehatan Paripurna, Bermutu Dan Terjangkau Yang
Berorientasi Pada Kepuasan Pelanggan”.
Koordinasi dengan pihak terkait sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi.
Melapor kepada Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan Medis, Kepala Seksi
Keperawatan dan Kepala Ruangan Hemodialisis serta tim PROMKES Rumah Sakit
sebelum melakukan kegiatan aktualisasi mencerminkan sikap yang memiliki
penguatan nilai organisasi yaitu Disiplin dan amanah.
D. Analisis Manfaat
Manfaat dari koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan
Medis, Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Ruangan Hemodialisis serta tim
PROMKES Rumah Sakit sebelum melakukan kegiatan aktualisasi yaitu agar
mendapatkan dukungan dari pihak terkait khususnya pihak manajemen dan tim
PROMKES Rumah Sakit dalam pemberian edukasi tentang diet tinggi protein dan
rendah kalium pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa diberikan lebih
maksimal.
47
Kegiatan 5 :
EVALUASI MANFAAT DARI EDUKASI KEPADA PASIEN TENTANG DIET
TINGGI PROTEIN DAN RENDAH KALIUM
Tahapan Kegiatan
1. Mengkaji kembali pemahaman pasien tentang diet pasien hemodialisa yang telah
dijelaskan sebelumnya
ETIKA PUBLIK
Menanyakan kembali dengan perilaku yang sopan, dan tutur kata yang mudah
dipahami pasien dan membantu mengingatkan jika ada kata-kata yang sulit diucapkan
oleh pasien.
ANALISIS DAMPAK
Menanyakan kembali materi atau informasi yang telah disampaikan kepada pasien
adalah cara untuk mengukur apakah informasi yang telah diberikan dapat dipahami
oleh pasien. Jika kita tidak melakukan evaluasi, maka tidak dapat mengetahui sejauh
mana informasi tersebut dapat diterima oleh pasien dengan baik.
DOKUMENTASI
48
KOMITMEN MUTU
Memberikan pelayanan publik yang maksimal harus disertai dengan ketelitian
memeriksa status rekam medis pasien disertai data yang akurat.
ANALISIS DAMPAK
Dengan membandingkan status hasil laboratorium pasien serta kondisi umum pasien,
kita dapat mengetahui apakah pasien benar-benar menerapkan diet tinggi protein dan
rendah kalium yang telah diberikan kepada pasien tersebut. Jika kita tidak melakukan
hal tersebut, maka kita sulit menilai kondisi kesehatan pasien tersebut
DOKUMENTASI
(Gambar 4.28)
49
Sebagai seorang perawat dan juga ASN harus melihat data real pasien tanpa
manipulasi. Yaitu melalui hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium
khususnya pemeriksaan kalium yang termasuk dalam elektrolit.
ANALISIS DAMPAK
Jika kita tidak melakukan hal tersebut, dampaknya langsung dirasakan oleh pasien.
Dengan mengobservasi tanda-tanda hiperkalemi, kita bisa mengetahui apakah kadar
kalium dalam darah pasien dalam batas normal atau sebaliknya.dan setelah dilakukan
observasi, maka kita dapat mengetahui apakah pasien patuh atau tidak terhadap diet
yang telah diedukasikan.
DOKUMENTASI
(Gambar 4.29)
50
ukur mengetahui sejauh mana informasi yang diberikan dapat diterima atau dipahami
oleh pasien sesuai dengan misi RSUD Toto Kabila dalam “Memberikan Kesehatan
Paripurna, Bermutu Dan Terjangkau Yang Berorientasi Pada Kepuasan
Pelanggan”.
Melapor kepada Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan Medis, Kepala Seksi
Keperawatan dan Kepala Ruangan Hemodialisis serta tim PROMKES Rumah Sakit
sebelum melakukan kegiatan aktualisasi mencerminkan sikap yang memiliki
penguatan nilai organisasi yaitu Disiplin dan amanah.
D. Analisis Manfaat
Manfaat dari koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan
Medis, Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Ruangan Hemodialisis serta tim
PROMKES Rumah Sakit sebelum melakukan kegiatan aktualisasi yaitu agar
mendapatkan dukungan dari pihak terkait khususnya pihak manajemen dan tim
PROMKES Rumah Sakit dalam mengevaluasi hasil dari pemberian edukasi tinggi
protein dan rendah kalium dapat berjalan secara maksimal dan terarah.
BAB IV
PENUTUP
51
A. KESIMPULAN
Rancangan aktualisasi ini mengangkat isu “Kurangnya Pengetahuan Pasien
tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah kalium pada pasien Gagal Ginjal
Kronik End Stage yang menjalani terapi Hemodialisa”. Untuk mengatasi isu tersebut
dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu Perencanaan program kegiatan dan membuat
media penyuluhan tentang pentingnya diet tinggi protein dan rendah kalium pada
pasien Gagal Ginjal Kronik End Stage yang menjalani terapi Hemodialisa
menggunakan leaflet.Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki substansi nilai-nilai dasar
ASN ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, dan Anti
Korupsi), whole of government, pelayanan public, dan manajemen ASN. Kontribusi
juga diberikan dalam rangka pencapaian visi rumah sakit dengan menjalankan misi-
misi :Memberikan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan;Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
yang profesional serta sarana prasarana pelayanan disemua bidang secara transparan,
efektif, efisien dan akuntabel.
Berdasarkan isu dan kontribusi terhadap misi rumah sakit, maka ditetapkan
judul Upaya Peningkatan Pengetahuan Pasien tentang pentingnya diet tinggi protein
dan Rendah Kalium pada pasien Gagal Ginjal Kronik End Stage yang menjalani
terapi Hemodialisa.
B. SARAN
- Nilai ANEKA, WoG, Pelayanan publik, dan manajemen ASN diharapkan
dapat diterapkan pada pelayanan kesehatan pekerja di RSUD Toto Kabila
- Leaflet tentang diet tinggi protein dan rendah kalium pada pasien yang
menjalani terapi hemodialisa harus selalu tersedia di unit hemodialisis agar
memudahkan perawat memberikan informasi kepada pasien.
52
- Agar lebih ditingkatkan koordinasi dan kerjasama antara seluruh perawat yang
ada di ruangan dengan perawat HD untuk memberikan informasi kepada
pasien gagal ginjal kronik khususnya yang sudah pada level end stage.
53
DAFTAR PUSTAKA
54