Anda di halaman 1dari 49

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


(PNS)

OPTIMALISASI PENCEGAHAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO


JATUH DI IGD RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun oleh:
Nama : Ika Izmi Arsanti, Amd.Kep
NIP : 199401272019032022
Angkatan : CII
No Urut : 14
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar
Coach : Arif Efendy, SH, MM
Mentor : Andriyanto, S.Kep,Ns

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN CII


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI


SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Pencegahan pada Pasien dengan Resiko Jatuh di IGD RSUD
Kabupaten Karanganyar

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 15 Juli 2019
Tempat : BPSDMD Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 15 Juli 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Ika Izmi Arsanti, Amd.Kep


NIP. 199401272019032022

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Arif Efendy,SH,MM
Andriyanto,S.Kep,Ns
Widyaiswara Ahli Muda Perawat Penyelia
NIP. 196911021990031033 NIP.197205111994031003
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI
SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Pencegahan pada Pasien dengan Resiko Jatuh di IGD RSUD
Kabupaten Karanganyar

Telah diseminarkan pada : Hari : Senin


Tanggal : 15 Juli 2019
Tempat : BPSDMD Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 15 Juli 219


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Ika Izmi Arsanti, Amd.Kep


NIP.1994012720190320222

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Arif Efendy,SH.MM Andriyanto,S.Kep,Ns


Widyaiswara Ahli Utama Perawat Penyelia
NIP. 196911021990031003 NIP.197205111994031003

Narasumber,
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi “Optimalisasi Pencegahan pada Pasien dengan
Resiko Jatuh Di IGD RSUD Karanganyar” dengan baik. Rancangan
kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil
atau selanjutnya disebut PNS ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan di RSUD Karanganyar dengan sikap perilaku PNS dan nilai
dasar PNS yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan dari benyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah dan jajarannya yang telah


memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II

2. Drs. Siswanto, MM selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Karanganyar, yang


telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II

3. Narasumber
4. Arif Efendy,SH.MM selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukannya
dan bimbingannya dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi

5. Andriyanto, S.Kep,Ns selaku mentor atas segala masukan, bimbingan ,


motivasi dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi.

6. Keluarga Besar RSUD Kabupaten Karanganyar atas dukungan dan


kerjasaamanya

7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan


memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat di aktualisasikan
di instansi.

8. Seluruh panitia dan Binsuh yang telah memfasilitasi kegiatan pelatihan dasar
9. Keluarga Besar Latsar Golongan II angkatan CII tahun 2019
Penulis menyadari bahwa Rancangan aktualisasi ini belum sempurna.
Penulis berharap adanya masukkan yang membangun dari semua pihak, guna
membuat Rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik. Sehingga dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, Juli 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat
Negara serta pemerintahan Negara yang meliputi aparatur
kenegaraan dan pemerintahan sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat, bertugas dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Negara dan pembangunan serta senantiasa mengabdi dan setia
kepada kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan
Negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(TAP MPR nomor II tahun 1998). Aparatur Negara sebagai
penyelenggara pemerintahan diberikan tanggung jawab untuk
merumuskan langkah-langkah strategis dan upaya-upaya kreatif guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara adil, demokratis dan
bermartabat.
Keberadaan Undang-Undang RI nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara diharapkan mampu memperbaiki manajemen
pemerintahan yang beorientasi pada pelayanan publik karena ASN
tidak lagi berorientasi melayani atasannya, melainkan melayani
masyarakat. Aturan ini menempatkan PNS sebagai sebuah profesi
yang bebas dari intervensi politik dan akan menerapkan sistem karier
terbuka yang mengutamakan prinsip profesionalisme yang memiliki
kompetensi, kualifikasi, kinerja, transparansi, objektivitas, serta bebas
dari KKN yang berbasis pada manajemen sumber daya manusia dan
mengedepankan sistem merit menuju terwujudnya birokrasi
pemerintahan yangprofesional.

Oleh karena itu, sebagai Sumber Daya Manusia yang handal


dalam melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
mampu menjalankan tugas dan fungsinya. Tiga fungsi ASN sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat serta pemersatu
bangsa diharapkan dapat terinternalisasi pada ASN. Aspek pendidikan
dan pelatihan menjadi yang paling utama untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan sekaligus sebagai proses investasi jangka
panjang, tentang permasalahan dan peningkatan kinerja SDM aparatur
Negara menghadapi persaingan global, bahwa reformasi aparatur
dilaksanakan secara terus-menerus dengan ditopang oleh motivasi
untuk mencari cara yang lebih efektif dan efisien.
Kurikulum pelatihan dasar CPNS Golongan II terdiri atas: 1)
agenda sikap dan perilaku disiplin PNS; 2) agenda nilai-nilai dasar PNS
yang terdiri atas nilai ANEKA; 3) agenda kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI yang terdiri atas manajemen ASN, Whole of
Government, dan pelayanan publik; dan 4) agenda habituasi, yaitu
aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperoleh melalui berbagai mata pelatihan yang dipelajari. Peserta
pelatihan dasar CPNS dalam pembelajaran agenda habituasi akan
difasilitasi untuk menciptakan suatu penciptaan situasi dan kondisi
tertentu yang memungkinkan peserta pelatihan membiasakan diri
untuk berperilaku sesuai dengan nilai sehingga terbentuk karakter
diri yang ideal melaluiprosesinternalisasi dan pengumpamaan melalui
intervensi tertentu di tempat kerja. Penciptaan suatu intervensi yang
akan digunakan dalam pembelajaran habituasi yaitu
intervensiaktualisasi.
Tugas jabatan fungsional perawat dan standar pelayanan
keperawatan dijadikan sebagai dasar dalam pemilihan isu-isu di Rumah
Sakit Umum Daerah kabupaten Karanganyar. Isu tersebut bersumber
dari pengamatan langsung dan pengamatan atasan. Hasil pengamatan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar berupa isu-isu
yang terjadi dan dikaitkan dengan pencapaian visi misi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Karanganyar antara lain : kurang optimalnya
kepatuhan perawat dalam penggunaan APD yang tepat di IGD RSUD
Karanganyar, kurang optimalnya perawat dalam melakukan cuci tangan
5 moment IGD RSUD Karanganyar,kurang optimalnya pembatasan
penunggu pasien di IGD RSUD Karanganyar, kurang optimalnya
perawat dalam pengisian rekam medis yang lengkap IGD RSUD
Karanganyar, kurang optimalnya pencegahan pasien dengan resiko
jatuh IGD RSUD Karanganyar. Untuk kebutuhan aktualisasi, dipilih satu
core issue yang menjadi prioritas untuk dipecahkan melalui gagasan-
gagasan kegiatan kreatif dan inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai
dasar PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi (ANEKA) yang dituangkan dalam sebuah
rancangan aktualisasi. Dari beberapa isu yang ditemukan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar, ditetapkan satu core issue
yaitu Kurang Optimalnya Pencegahan pada Pasien dengan Resiko
Jatuh di IGD RSUD Karanganyar.

B. Identifikasi Isu
Laporan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas
sebagai perawat di instansi tempat bekerja, yaitu di RSUD Kabupaten
Karanganyar. Sumber Isu yang diangkat dapat berasal dari
individu,unit kerja, maupun organisasi. Isu-isu yang menjadi dasar
rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek :
1. Whole of Government (WoG)
2. Pelayanan publik , dan
3. Manajemen ASN
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain :
1. Kurang optimalnya kepatuhan perawat dalam penggunaan APD
yang tepat di IGD RSUD Karanganyar
2. Kurang optimalnya perawat dalam melakukan cuci tangan 5
moment di IGD RSUD Karanganyar
3. Kurang optimalnya pembatasan penunggu pasien di IGD RSUD
Karanganyar di IGD RSUD Karanganyar
4. Kurang optimalnya perawat dalam pengisian rekam medis yang
lengkap di IGD RSUD Karanganyar
5. Kurang optimalnya pencegahan pada pasien dengan resiko jatuh di IGD
RSUD Karanganyar.
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No Isu Keterkaitan dengan Kondisi Saat Ini Kondisi yang diharapkan
mata pelatihan

1. Kurang optimalnya kepatuhan Manajemen ASN Perawat belum Perawat diharapkan dapat menggunakan APD
perawat dalam penggunaan menggunakan APD yang tepat untuk mengurangi infeksi
APD yang tepat di IGD RSUD yang tepat nosokomial.
Karanganyar.(Sumber : Individu)
2. Kurang optimalnya perawat Manajemen ASN Perawat masih belum Perawat diharapkan sadar dan mau melakukan
dalam melakukan cuci tangan 5 patuh dalam cuci tangan 5 moment untuk mengurangi infeksi
moment di IGD RSUD melakukan cuci nosokomial.
Karanganyar(sumber : Individu) tangan 5 moment.
3 Kurang optimalnya pembatasan Pelayanan Publik Masih banyaknya Diharapkan penunggu maksimal 2 orang dan
penunggu pasien di IGD RSUD penunggu pasien dan anak sehat dibawah usia 12 tahun dilarang
Karanganyar. (Sumber : Unit anak sehat dibawah masuk IGD agar tidak mengganggu pelayanan
Kerja) 12 tahun yang masuk medis.
ke ruang
IGD,sehingga
mengganggu petugas
dalam memberikan
pelayanan medis.

4. Kurang optimalnya perawat Manajemen ASN Masih ditemukannya Diharapkam perawat lebih lengkap dalam
dalam pengisian rekam medis rekam medis yang pengisian rekam medis.
yang lengkap di IGD RSUD belum lengkap.
Karanganyar.(Sumber : Unit
Kerja)
5. Kurang optimalnya pencegahan Manajemen ASN Masih ada pasien Diharapkan semua pasien dengan kriteria resiko
pasien dengan resiko jatuh di yang beresiko jatuh jatuh dapat terpasang penanda resiko jatuh dan
IGD RSUD belum mendapat keluarga mengetahui cara penanganan pada
Karanganyar.(Sumber : Individu) tanda gelang pasien dengan resiko jatuh.
kuning/segitiga
kuning,stiker kuning
dan banyaknya
keluarga/pasien yang
belum mengetahui
arti pasien beresiko
jatuh dan cara
penanganannya
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,
perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh 5 penulis. Proses
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa:
1. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) APKL
memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
dan Kelayakan.
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
di kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
2. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) Analisis USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-
5.
a. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
c. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis
Prinsip Identifikasi Kriteria A Kriteria B
ASN Isu A P K L Ket U S G Jml Peringkat
Manajemen Belum + + + - Tidak
ASN optimalnya Memenuhi
kepatuhan Syarat
perawat
dalam
penggunaan
APD yang
tepat di IGD
RSUD
Karanganyar
Manajemen Kurang + + + + Memenuhi 5 5 4 14 2
ASN optimalnya Syarat
perawat
dalam
melakukan
cuci tangan
5 moment di
IGD RSUD
Karanganyar
Pelayanan Kurang + + + - Tidak
Publik optimalnya memenuhi
pembatasan syarat
penunggu
pasien di
IGD RSUD
Karanganyar
Manajemen Kurang + + - + Tidak
ASN Optimalnya Memenuhi
perawat Syarat
dalam
pengisian
rekam medis
yang
lengkap di
IGD RSUD
Karanganyar
Manajemen Kurang + + + + Memenuhi 5 5 5 15 1
ASN Optimalnya Syarat
pencegahan
pada pasien
dengan
resiko jatuh
di IGD
RSUD
Karanganyar
Keterangan : Skala :
1. A = Aktual 5. U = Urgency 1 = Tidak U/S/G
2. P = Problematik 6. S = Seriousness 2 = Kurang U/S/G
3. K = Khalayak 7. G = Growth 3= Cukup U/S/G
4. L = Layak 4 = U/S/G
5= Sangat U/S/G
Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.2. Analisis
Isu Strategis, ditemukan dua isu utama yang memenuhi syarat, yaitu
sebagai berikut:
1. Kurang Optimalnya pencegahan pasien dengan resiko jatuh di IGD
RSUD Karanganyar
2. Kurang optimalnya perawat dalam melakukan cuci tangan 5
moment di IGD RSUD Karanganyar
Dari kedua isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling prioritas
yakni kurang optimalnya pencegahan pasien dengan resiko jatuh di IGD
RSUD Karanganyar dengan perolehan skor USG 15.

C. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengoptimalkan pencegahan pasien dengan resiko
jatuh di IGD RSUD Karanganyar ?
2. Bagaimana mengaktualisasikan nilai- nilai ANEKA dalam pelayanan ?
D. Tujuan
Tujuan dari kegiatan dalam laporan aktualisasi ini , peserta pelatihan
dasar CPNS dapat menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu :
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai akuntabilitas, sehingga memiliki rasa
tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai nasionalisme, sehingga memiliki
perilaku bermusyawarah dan berkeadilan dalam melaksanakan
kegiatan aktualisasi.
3. Mengaktualisasikan nilai-nilai etika publik, sehingga memiliki sopan
santun dalam melaksanakian kegiatan aktualisasi.
4. Mengaktualisasikan nilai-nilai komitmen mutu, sehingga erapkan
kegiatan yang kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi.
5. Mengaktualisasikan nilai-nilai anti korupsi, sehingga memiliki sikap
jujur, mandiri, kerja keras dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.

E. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Meningkatkan pemahaman dan mampu
untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai
landasan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
2. Bagi Satuan Kerja Membantu mengoptimalkan pencegahan pada pasien
dengan resiko jatuh di IGD RSUD Karanganyar.
3. Bagi Pihak Lain Pasien dan masyarakat mendapatkan pelayanan dan
promosi kesehatan yang optimal sebagai wujud aktualisasi nilai - nilai
ANEKA di RSUD Kabupaten Karanganyar.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai BelaNegara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta tanah air.Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri
PNS.Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.

2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis

Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik


yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan
pengaruh pada pencapaian tujuan nasional.Analisa perubahan
lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan
memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan
strategis PNS.Sehingga PNS dapat memahami modal insani dalam
menghadapi perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-
isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis.Dengan begitu PNS dapat
mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakanprofesionalnya.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada


semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara. Dalam
hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala
bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang
secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual,
dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya,
memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan
sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh
sebab tiu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan
latihan-latihan seperti:
a. Kegiatan olah raga dan kesehatanfisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasanmental;
c. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tataupacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan ketangkasan danpermainan.

B. Nilai Dasar PNS


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalammenjalankan profesi
dan tugasnya sebagai ASN.Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi(ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut,yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun
dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.Lebih lanjut
akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadiamanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan
dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yangdimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupunorganisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangantentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsalain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai- nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah
diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah


yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologiPancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidakmemihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsipkeahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yangnondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etikaluhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjapublik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakanpemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitastinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalampekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat system karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai- nilai komitmen mutu antara
lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkanpemborosan;
c. Inovasi,yaitu penemuan sesuatu yang baruatau mengandung
kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi

Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk


memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan dangratifikasi.

Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungansesaat;

b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi
secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebihkecil;

c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukankesalahan;

d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung


yang mengatur;

e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan
orang lain;

f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);

g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang
kita kerjakan dalam bentukapapun;

h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas


terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepadakita;

i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan


maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yangterjadi.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka diundangkan


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian
yang telah diubah menjadi undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegangperanan besar dalam
kelaancaran pemerintahan dan pembangunan, maka PNS memiliki peran
dan kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya sistem pemerintahan
serta pelayanan lembaga negara kepada masyarakat.
Dengan terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai :
1. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan nuntuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya tersebut.Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas.Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.Oleh
karena itu ASN dituntut untuk profesional dalam memberikan pelayanan
kepadamasyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Nega Kesatuan zrepulik Indonesia.ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan.Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
asas persatuan dan kesatuan.ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan
Negara di atas segalanya).
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola
aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini
merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang
bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari
praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas bagi masyarakat.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkanPegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembanganjaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:

1) Kepastian hukum;
2) Profesionalitas;
3) Proporsionalitas;
4) Keterpaduan;
5) Delegasi;
6) Netralitas;
7) Akuntabilitas;
8) Efektif danefisien;
9) Keterbukaan;
10) Nondiskriminatif;
11) Persatuan;
12) Kesetaraan;
13) keadilan;

14) kesejahteraan.

b. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala


bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di
pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
1) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut.
3) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
5) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan
murah.Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
6) Efektif danEfisien

Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-


tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.

7) Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat


dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.

8) Akuntabel

Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat


dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.

9) Berkeadilan

Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai


alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok
yang kuat.

c. Whole OfGovernment

Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan


penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1) Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkandampak;dialog atau pertukaraninformasi;
b) joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
2) ntegrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
a) joint working, atau kolaborasi sementara;
b) joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
pesertakerjasama;
c) satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
3) Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
a) aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karanganyar
merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Karanganyar. Rumah sakit ini pada hakekatnya berawal dari sebuah
Rumah Bersalin (RB) bernama RB “Kartini” yang didirikan pada tanggal 21 April
1960 oleh tokoh-tokoh masyarakat di Karanganyar, yang pada waktu itu
dipimpin oleh Bapak Narjo Adirejo selaku Bupati Kepala Daerah Tk.II
Kabupaten Karanganyar saat itu.
Tahun 1964 masyarakat Kabupaten Karanganyar difasilitasi oleh
dr. Tan Tiauw An sebagai Kepala DKR Kabupaten Dati II Karanganyar
mulai bergotong royong membangun Rumah Sakit yang berlokasi di
Jetu (sekarang Jl. Lawu). Pembangunan tersebut mendapat respon
dan dukungan dari Pemerintah Daerah pada waktu itu. Kemudian
ditentukan lokasi Rumah Sakit berada di sebelah barat RB ‘Kartini”
dengan memanfaatkan tanah yang masih kosong. Penentuan lokasi
pada waktu itu dinilai sangat menguntungkan, karena :
a. Lokasi yang strategis, berada di sisi timur Kota Karanganyar
b. Akses jalan mudah, dapat di jangkau masyarakat luas
c. Suasana sangat tenang, sehingga masyarakat yang berobat tidak
terganggu dan pasien yang menginap / opname dapat beristirahat
dengan tenang.
Tanggal 6 Juni 1965 RB tersebut pindah di Rumah Sakit yang
telah dibangun, Rumah Sakit tersebut gabungan antara RB Kartini
(swasta) yang letaknya bersebelahan. TT (Tempat Tidur) sebanyak 34
buah, dan mulai saat itu nama Rumah Sakit menjadi “RUMAH SAKIT
BERSALIN KARTINI”. Tahun 1970 Rumah Sakit bersalin Kartini
dengan karyawan 20 orang, dan jumlah tempat tidur 80 – 100 TT, yang
dikepalai dr. Srijanto Hardjomigoeno. Kabupaten Karanganyar saat itu
hanya mempunyai 2 (dua) dokter, yaitu dr. Tan Tiauw An selaku
Kepala DKR Kabupaten Karanganyar dan yang kedua dr. Srijanto
Hardjomigoeno sebagai Kepala RSU Kartini, bidan baru ada 4 orang
dengan dibantu beberapa mantri kesehatan. Kasus penyakit terbanyak
yang terjadi setelah RSU Kartini berdiri adalah penyakit infeksi dan
penyakit diare. Penyakit ini memuncak pada tahun 1970an di
Kabupaten Karanganyar.
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan kuantitas dan kualitas
pelayanan menyebabkan Pemerintah Daerah Karanganyar
merencanakan pemindahan RSUD ke lokasi yang lebih luas.
Mengingat pengembangan tak mungkin dapat dilakukan di lokasi lama
(Jl. Lawu), maka pada tanggal 11 Maret 1995 RSUD pindah di jalan
Yos Sudarso, Jengglong, Bejen, Karanganyar. RSUD Kabupaten
Karanganyar memenuhi syarat menjadi RSU kelas C berdasarkan
analisis organisasi, fasilitas dan kemampuan, dan dikukuhkan dengan
Keputusan Menkes Republik Indonesia Nomor 009-1/MENKES/1/1993,
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSU Karanganyar. Dalam
rangka meningkatkan kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar, maka pada Tahun 2009 RSUD Karanganyar ditetapkan
sebagai PPK BLUD Berdasarkan SK Bupati Nomor : 47 Tahun 2009
Tanggal 23 Maret 2009. Dan pada saat ini RSUD Kabupaten
Karanganyar melakukan pelayanan berdasarkan surat ijin operasional
Nomor : 503/01/RS/Tahun 2018 Tanggal 10 Januari 2018. Pelayanan
kesehatan yang diberikan RSUD Karanganyar kepada masyarakat
telah sesuai standar pelayanan yang ditetapkan oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) dengan lulus paripurna tanggan 27 November
2017.

2. Visi & Misi


Visi RSUD Kabupaten Karanganyar adalah “Rumah Sakit Umum Daerah pilihan
masyarakat berstandar nasional”.
Misi RSUD Kabupaten Karanganyar adalah :
a. Memberikan pelayanan kesehatan profesional.
b. Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia.
c. Memenuhi sarana dan prasarana sesuai kebutuhan masyarakat.
d. Meningkatkan kemandirian, transparansi dan akuntabel.
e. Mengembangkan Pelayanan Unggulan.
3. Struktur Organisasi

Gambar 1, Bagan Struktur Organisasi


4. Nilai-nilai Organisasi
Nilai – nilai dalam Kementerian Kesehatan sebagai berikut :
a. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan
suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
b. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,
karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kemenkes saja. Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat,
pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
c. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat,
serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor tersebut
menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-
beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
d. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target
yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
e. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
5. Deskripsi Sumber Daya Manusia ,Sarana Prasarana, Sumber daya lain
a. Sumber Daya Manusia
Tabel 1.3 Sumber Daya Manusia RSUD Kabupaten Karanganyar
tahun 2018
JUMLAH
BIDANG/INSTALASI/BAGIAN
NO PNS Non PNS
1 Struktural 8
2 Dokter Spesialis 21 5
3 Dokter Umum 12 3
4 Dokter Gigi 2
5 Dokter Gigi Spesialis 2
6 Apoteker 5 4
7 Asisten Apoteker 19 11
8 Perawat Ahli 31
9 Perawat Terampil 124 104
10 Perawat Gigi 1 2
11 Bidan Ahli 2
12 Bidan Terampil 23 49
13 Fisioterapis Ahli 5
14 Fisioterapis Terampil 9 1
15 Radiografer Ahli 1
16 Radiografer Terampil 6 2
17 Teknisi Elektromedik Terampil 2
18 Nutrisionis Terampil 4 1
19 Sanitarian Ahli 2
20 Sanitarian Terampil 3
21 Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil 16 7
22 Perekam Medis Terampil 12 14
23 Analis Kepegawaian Ahli 2
24 Pranata Komputer Ahli 1 2
25 Pranata Komputer Terampil 1
26 Arsiparis Terampil 1
27 Administrator Kesehatan 2
28 Fungsional Umum 88 46
JUMLAH 405 251

b. Sarana dan Prasarana


Jenis Pelayanan RSUD Kabupaten Karanganyar meliputi :
1) Pelayanan Medis
a) Pelayanan Gawat Darurat
b) Pelayanan Rawat Jalan
c) Pelayanan Rawat Inap
d) Pelayanan Rawat Intensif
e) Pelayanan Tindakan Medis Spesialistik
2) Pelayanan Penunjang
a) Pelayanan Rehabilitasi medis
b) Pelayanan Radiologi
c) Pelayanan Farmasi RS
d) Pelayanan Gizi RS
e) Pelayanan Radioterapi
f) Pelayanan general check up
g) Pelayanan pemeriksaan patologi klinik
h) Pelayanan pemeriksaan patologi anatomi
i) Pelayanan Bank darah
j) Pelayanan pengolahan limbah RS
k) Pelayanan pemulasaran jenazah RS
l) Pelayanan ambulans dan mobil jenazah RS
m) Pelayanan perbaikan sarana RS
3) Poliklinik Pelayanan Rawat Jalan
a) Layanan Medical Check Up (MCU)
b) Poliklinik Jiwa
c) Poliklinik Dalam
d) Poliklinik Anak
e) Poliklinik Kulit
f) Poliklinik Bedah
g) Poliklinik Gigi & Mulut
h) Poliklinik Mata
i) Poliklinik Syaraf
j) Poliklinik THT
k) Poliklinik Kandungan

l) Poliklinik Paru

m) Poliklinik Konseling HIV/AIDS

n) Poliklinik Gizi

o) Poliklinik Orthopedi
4) Pelayanan Unggulan

a) Pemeriksaan Audiometri Timpanometri

b) Pelayanan Operasi Timpanoplasti

c) Pemeriksaan TCM

d) Pemeriksaan Broncoscopy

e) Pelayanan Gigi Orthodonsi

f) Pelayanan Gigi Prosthodonsi

Jam Buka Pelayanan di RSUD Kabupaten Karanganyar adalah sebagai


berikut:

1. Pelayanan Rawat Jalan: Jam 07.30 – Selesai

2. Pelayanan Rawat Inap : 24 jam

3. Pelayanan IGD : 24 jam


Tabel 1.4 Jumlah Ruangan dan Tempat Tidur
No Nama Ruangan Kelas Jumlah TT
1 Wijaya Kusuma I VIP 19
2 Wijaya Kusuma II VIP 19
3 Cempaka I I 8
II 12
II 18
I
1
Isolasi
4 Cempaka II I 8
II 15
II 16
I
2
Isolasi
5 Cempaka III I 14
II 3
II 18
I
2
Isolasi
6 Teratai I I 8
I 16
I 18
III
B. Tugas dan Jabatan Peserta Diklat
1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Menurut Undang-undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun 2014 pasal
1, aparatur sipil negara memiliki tugas-tugas diantaranya:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Republik Indonesia Selain tugas
tersebut di atas, aparatur sipil negara juga memiliki kode etik dan
kode perilaku yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN.
2. Tugas Perawat
Menurut Permenpan nomor 25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional
perawat dan angka kreditnya, tugas dan jabatan perawat terampil adalah :
a. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
b. mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
c. membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
d. memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka
upaya preventif;
e. memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif
f. memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka
melakukan upaya preventif;
g. memberikan oksigenasi sederhana;
h. memberikan bantuan hidup dasar;
i. melakukan pengukuran antropometri;
j. melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi;
k. memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
l. melakukan mobilisasi posisi pasien;
m. mempertahankan posisi anatomis pasien;
n. melakukan fiksasi fisik;
o. memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
p. memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
q. memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan pada
pasien;
r. melakukan pemeliharaan diri pasien;
s. memandikan pasien;
t. membersihkan mulut pasien;
u. melakukan kegiatan kompres hangat/dingin;
v. mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming
blanket)
w. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
x. melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
y. memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
z. memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian;
aa. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
bb. melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
cc. menyusun rencana kegiatan individu perawat;
dd. melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
ee. melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
ff. melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan
melakukan supervisi lapangan
C. Role Model

Prof Dr.dr.Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM(K)

Menteri kesehatan Indonesia Prof Dr.dr.Nila Djuwita Faried Anfasa


Moeloek, SpM(K),dipilih sebagai role model karena kepemimpinan
(akuntabilitas) beliau yang dinilai luar biasa dan meembawa perubahan besar
bagi kemajuan kesehatan Indonesia.Berbagai inovasi dilakukan dalam
memperbaiki kinerja pegawai(komitmen mutu). Beliau juga dikena sebagai
pemimpin yang disiplin dan akan menindak secara tegas kinerja pegawai
yang kurang memenuhi target (Etika Publik). Beliau juga berkomitmen
meningkatkan pelayanan publik guna memuaskan masyarakat.Hal ini
ditunjukkan dengan menambahkan sarana dan prasarana (komitmen mutu)
yang dinilai sangat bermanfaat.
Selain menjadi dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana,
ia juga menjadi ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat (2004-2009),
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami), dan Ketua Umum
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode 2011-2016. Prof. Nila sempat
disebut-sebut menjadi calon kuat Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia
Bersatu II setelah mengikuti proses seleksi calon menteri pada 18
Oktober 2009. Namun ia malah ditunjuk oleh presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menjadi Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia
untuk Millennium Development Goals. Tugasnya ialah menurunkan kasus
HIV-AIDS dan angka kematian ibu dan anak. Barulah pada tahun 2014 ia
dipilih sebagai Menteri Kesehatan pada Kabinet Kerja oleh presiden Joko
Widodo.
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai


ANEKA
Unit Kerja : RSUD Karanganyar
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pencegahan pada pasien
resiko jatuh di IGD RSUD Karanganyar
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi pencegahan pada pasien resiko
jatuh di IGD RSUD Karanganyar
Kegiatan :
1. Melakukan kegiatan review perawat IGD terkait
pencegahan dan SOP pada pasien resiko jatuh
2. Mengadakan pembuatan Leaflet pasien resiko jatuh
3. Melakukan Pembuatan Kuesioner pasien resiko jatuh
4. Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien
dengan resiko jatuh
5. Mengadakan pengecekan tersedianya penanda pasien
resiko jatuh ( Gelang kuning, Segitiga kuning, Stiker
kuning)
6. Monitoring dan evaluasi kegiatan pencegahan pada
pasien dengan resiko jatuh
Tabel 1.5 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Konstribusi Penguatan Nilai
mata pelatihan terhadap visi misi Organisasi
organisasi
1 2 3 4 5 6 7

1 Melakukan 1. Konsultasi Mendapat arahan dan Etika publik : bersikap Visi : Inskluif
kegiatan review dengan kepala persetujuan Kepala sopan santun dan hormat Rumah Sakit Umum Responsif
perawat IGD terkait ruang terkait Ruang ketika berkoordinasi Daerah Pilihan
pencegahan dan kegiatan dengan kepala ruang Masyarakat
SOP pada pasien Nasionalisme (sila Berstandar Nasional
resiko jatuh keempat) : Melakukan Misi :
(Sumber :SKP) kegiatan musyawarah 1. Meningkatkan
untuk kompetensi dan
menentukan suatu tujuan komitmen sumber
bersama daya manusia.

2. Konsultasi Mendapat arahan dan Etika publik : bersikap


dengan Mentor persetujuan dari mentor sopan santun dan hormat
ketika berkoordinasi
dengan kepala ruang
Nasionalisme (sila
keempat) : Melakukan
kegiatan musyawarah
untuk
menentukan suatu tujuan
bersama

3. Berkoordinasi Persetujuan dari Etika publik : bersikap


dengan perawat perawat senior untuk sopan santun dan hormat
senior / kepala bersedia menjadi ketika berkoordinasi
ruang untuk narasumber dengan kepala ruang
menjadi Nasionalisme (sila
narasumber. keempat) : Melakukan
kegiatan musyawarah
untuk
menentukan suatu tujuan
bersama
4. Membuat Undangan Akuntabilitas :
Undangan Tanggung jawab terhadap
kegiatan review pekerjaan dengan
SOP resiko membuat undangan
jatuh.

5. Membuat Daftar Daftar hadir Akuntabilitas :


Hadir kegiatan Tanggung jawab terhadap
review SOP pekerjaan dengan
resiko jatuh. membuat undangan
6. Memfasilitasi Pengetahuan Nasionalisme : sila ke 4
kegiatan mengenai SOP dan diwujudkan dengan
review dengan pencegahan resiko musyawarah
perawat terkait jatuh. Akuntabilitas: Melakukan
SOP resiko review dapat memberikan
jatuh. pemahaman berupa
kejelasan dan
efektif,efisien.
7. Memfasilitasi Adanya sesi tanya Akuntabilitas : sesi tanya
Sesi tanya jawab yang jawab dapat memberikan
jawab memberikan kejelasan kejelasan
2 Mengadakan 1. Konsultasi Persetujuan dari Etika publik : bersikap Visi : Pro Rakyat
pembuatan Leaflet dengan mentor mentor sopan santun dan hormat Rumah Sakit Umum Efektif
pasien resiko jatuh mengenai ketika berkonsultasi Daerah Pilihan
(Sumber : Inovasi) design dengan mentor Masyarakat
2. Konsultasi Persetujuan dari kepala Etika publik : bersikap Berstandar Nasional
dengan Kepala ruang sopan santun dan hormat Misi :
Ruang ketika berkonsultasi 1. Memberikan
dengan kepala ruang pelayanan
kesehatan
profesional.
2. Memenuhi sarana
dan prasarana
sesuai kebutuhan
masyarakat.
3. Membuat Design Leaflet Akuntabilitas : tanggung
3. Meningkatkan
design leaflet jawab terhadap
kemandirian,
pekerjaanya.
transparansi dan
Anti korupsi : Kerja keras
akuntabel.
dalam pembuatan design
leaflet
Komitmen Mutu :
Membuat design leaflet
mencerminkan inovasi
4. Melakukan Printout leaflet pasien Akuntabilitas : tanggung
pemesanan resiko jatuh jawab terhadap
leaflet ke pekerjaanya dan memiliki
pencetakan sikap kepercayaan
terhadap percetakan

5. Distribusi leaflet Leaflet telah Akuntabilitas : tanggung


ke IGD terdistribusi ke IGD jawab terhadap
pekerjaanya
3 Melakukan 1. Konsultasi Persetujuan dari Etika publik : bersikap Visi : Pro Rakyat
Pembuatan dengan mentor sopan santun dan hormat Rumah Sakit Umum Efektif
Kuesioner pasien mentor ketika berkonsultasi Daerah Pilihan
resiko jatuh mentor Masyarakat
(Sumber : Inovasi) Nasionalisme : sila ke 4 Misi :
diwujudkan dengan 1. Memberikan
musyawarah pelayanan
kesehatan
profesional.

2. Konsultasi Persetujuan dari kepala Etika publik : bersikap


dengan ruang sopan santun dan hormat
Kepala ruang ketika berkonsultasi
kepala ruang
Nasionalisme : sila ke 4
diwujudkan dengan
musyawarah

3. Menyusun Materi Kuesioner Anti Korupsi ,


materi Akuntabilitas :
kuesioner Mencerminkan sikap kerja
resiko jatuh keras dan bertanggung
jawab dalam menyusun
materi
4. Melakukan Printout Kuesioner Akuntabilitas :
pencetakan Mencerminkan tanggung
kuesioner jawab terhadap
pekerjaanya.
4. Melakukan 1. Konsultasi Persetujuan dari Etika publik : bersikap Visi : Pro Rakyat
pendidikan dengan mentor mentor sopan santun dan hormat Rumah Sakit Umum Inklusif
kesehatan kepada mengenai ketika berkonsultasi Daerah Pilihan Responsif
keluarga pasien kegiatan mentor Masyarakat
dengan resiko pendidikan Berstandar Nasional
jatuh.(Sumber : kesehatan Misi :
SKP) 1. Meningkatkan
2. Konsultasi Persetujuan dari kepala Etika publik : bersikap kompetensi dan
dengan kepala ruang sopan santun dan hormat komitmen sumber
ruang mengenai ketika berkonsultasi daya manusia
pendidikan kepala ruang
kesehatan
3. Melakukan Keluarga pasien Akuntabilitas :
pendidikan ke mendapat Dengan dilaksanakannya
keluarga pengetahuan pendidikan kesehatan
tentang tentang mengenai pasien yang
pemasangan pencegahan resiko beresiko jatuh diharapkan
penanda resiko jatuh. materi tersampaikan dan
jatuh adanya kejelasan
4. Mengajarkan Keluarga pasien Akuntabilitas :
keluarga pasien bersedia memasang Dengan dilaksanakannya
untuk selalu pengaman bed. eduka kesehatan
memasang mengenai pasien yang
pengaman bed beresiko jatuh diharapkan
materi tersampaikan dan
adanya kejelasan
Anti Korupsi :
Memberikan edukasi agar
keluarga memasang bed
side rail (pengaman bed)
adalah bentuk kepedulian
terhadap pasien

5. Memberikan Leaflet sudah Etika Publik :


leaflet kepada diberikan ke Memberikan leaflet ke
keluarga pasien keluarga pasien. keluarga pasien adalah
dengan resiko bentuk kepedulian dari
jatuh perawat
5. Mengadakan 1. Konsultasi Persetujuan dan Etika publik : bersikap Visi : Efektif
pengecekan dengan kepala arahan dari kepala sopan santun dan hormat Rumah Sakit Umum
tersedianya ruang. ruang ketika berkonsultasii Daerah pilihan
penanda pasien dengan kepala ruang masyarakat
resiko jatuh ( berstandar nasional
Gelang kuning, Misi :
Segitiga kuning, 1. Memberikan
Stiker kuning). pelayanan
(Sumber : SKP) kesehatan
2. Berkoordinasi Persetujuan dari Etika publik : bersikap profesional.
dengan bagian bagian pengadaan sopan santun dan hormat 2. Memenuhi sarana
pengadaan untuk selalu ketika berkoordinasi dan prasarana
terkait memenuhi dengan bagian sesuai kebutuhan
tersedianya kebutuhan penanda pengadaan masyarakat.
penanda pasien resiko jatuh.
resiko jatuh
6. Monitoring dan 1. Konsultasi Arahan dan Etika publik : bersikap Visi : Inklusif
evaluasi kegiatan dengan mentor persetujuan dari sopan santun dan hormat Rumah Sakit Umum
pencegahan pada terkait kegiatan mentor ketika berkoordinasi Daerah pilihan
pasien dengan monitoring dengan mentor masyarakat
resiko 2. Konsultasi Persetujuan dari Etika publik : bersikap berstandar nasional
jatuh.(Sumber : dengan kepala kepala ruang sopan santun dan hormat Misi :
SKP) ruang terkait ketika berkoordinasi a.Meningkatkan
kegiatan dengan kepala ruang kompetensi dan
monitoring komitmen sumber
3. Membagikan Keluarga menerima Nasionalisme, Anti daya manusia
kuesioner kuesioner Korupsi : b.Meningkatkan
kepada Dengan membagikan kemandirian,
keluarga kuesioner kepada transparansi dan
pasien keluarga pasien dengan akuntabel
resiko jatuh secara adil
merata tanpa diskriminasi
4. Mengumpulk Kuesioner Akuntabilitas :
an kuesioner terkumpul Mengumpulkan hasil
yang telah kuesioner dilandasi rasa
terisi tanggung jawab.
5. Membuat Laporan hasil Akuntabilitas :
Laporan Kuesioner Membuat laporan disertai
Hasil dengan tanggung jawab
Kuesioner terhadap pekerjaanya..
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi

Tabel 1.6 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Habituasi pada tanggal


No. Kegiatan Juli Agustus
2 2 3
pelaksanaa
17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 8 29 30 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
n kegiatan
Melakukan kegiatan
review perawat IGD
1 terkait pencegahan
dan SOP pada pasien
resiko jatuh
Libur
Mengadakan
2 pembuatan Leaflet
pasien resiko jatuh
Melakukan Pembuatan
3 Kuesioner pasien
resiko jatuh
Melakukan pendidikan
kesehatan kepada
4
keluarga pasien
dengan resiko jatuh
Mengadakan
pengecekan
tersedianya penanda
5 pasien resiko jatuh (
Gelang kuning,
Segitiga kuning, Stiker
kuning)
Monitoring dan
evaluasi kegiatan
6 pencegahan pada
pasien dengan resiko
jatuh
Tabel 1.7 Porto Folio atau Bukti Kegiatan yang diperlukan
No Kegiatan Porto Folio atau Bukti
1 Melakukan kegiatan review perawat IGD terkait Lembar persetujuan mentor, lembar persetujuan kepala ruang,
pencegahan dan SOP pada pasien resiko jatuh undangan, daftar hadir, Notulensi hasil Review, dokumentasi
kegiatan
2 Mengadakan pembuatan Leaflet pasien resiko Lembar persetujuan mentor, lembar persetujuan kepala ruang,
jatuh printout leaflet,dokumentasi kegiatan konsultasi
3 Melakukan Pembuatan Kuesioner pasien resiko Lembar persetujuan mentor, lembar persetujuan kepala ruang,
jatuh form kuesioner, dokumentasi kegiatan
4 Melakukan pendidikan kesehatan kepada Lembar persetujuan mentor, lembar persetujuan kepala ruang,
keluarga pasien dengan resiko jatuh dokumentasi kegiatan
5 Mengadakan pengecekan tersedianya penanda Lembar persetujuan kepala ruang, dokumentasi kegiatan
pasien resiko jatuh ( Gelang kuning, Segitiga
kuning, Stiker kuning)
6 Monitoring dan evaluasi kegiatan pencegahan Lembar persetujuan mentor, lembar persetujuan kepala
pada pasien dengan resiko jatuh ruang,hasil kuesioner, dokumentasi kegiatan, pelaporan hasil
kuesioner
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam tahap aktualisasi dan habituasi terdapat berbagai situasi dan kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh
penulis. Sehingga terdapat kemungkinan terjadi kendala-kendala dalam proses pelaksanaan rancangan aktualisasi. Untuk
mengatasi hal tersebut, dibuat rencana antisipasi dan strategi dalam menghadapi kendala yang mungkin terjadi. Rencana
antisipasi dan strategi menghadapi kendala dijelaskan dalam tabel berikut ini
Tabel 1.8 Antisipasi ddan Strategi menghadapi Kendala
No Kegiatan Kendala yang Strategi Mengatasi Kendala
Mungkin
Terjadi
1 Melakukan review Ketidakhadiran Melakukan koordinasi dengan kepala ruang dan meberikan undangan H-2
. terhadap perawat IGD perawat IGD sebelum pelaksanaan
terkait pencegahan dan
SOP pasien dengan resiko
jatuh.
2 Mengadakan pembuatan Pemilihan materi yang Melakukan pengumpulan dan pemilihan materi terpenting dan yang mudah
. leaflet pasien beresiko akan dimasukkan dipahami secara bertahap dan dikonsulkan
jatuh. kedalam leafleat
3 Melakukan pembuatan Materi yang akan dibuat Berkonsultasi dengan mentor dan kepala ruang
Kuesioner kuesioner

4 Melakukan pendidikan Keluarga pasien kurang Memberikan pengertian ke keluarga jika edukasi penandaan itu
. kesehatan ke keluarga kooperatif penting bagi pasien dengan resiko jatuh
pasien dengan resiko
jatuh.
5 Mengadakan pengecekan Keterlambatan Selalu menjadwalkan permintaan penanda resiko jatuh ke bagian pengadaan.
. penanda pasien resiko penyediaan penanda
jatuh ( Gelang kuning, pasien resiko jatuh dari
Segitiga kuning, Stiker bagian pengadaan
kuning)
6 Monitoring dan evaluasi Kurangnya kesadaran Melakukan observasi dan bekerjasam dengan rekan sejawat dalam
. kegiatan pencegahan perawat dalam memantau penandaan resiko jatuh dan edukasi keluarga pasien
pasien beresiko jatuh pemberian penandaan dengan resiko jatuh.
resiko jatuh dan
edukasi pada keluarga
pasien dengan resiko
jatuh
BAB V
PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu cara untuk


mewujudkan nilai-nilai dasar dasar PNS yang diperoleh oleh penulis
selama kegiatan Latsar CPNS Golongan II Angkatan CII dalam
menjalankan aktualisasi dan habituasi guna mewujudkan Optimalisasi
pencegahan pada pasien dengan resiko jatuh di IGD RSUD
Karanganyar. Kegiatan aktualisasi dan habituasi dilakukan selama 30
hari kerja yaitu mulai 17 Juli 2019 – 21 Agustus 2019, yaitu :
1. Melakukan review perawat IGD terkait pencegahan dan SOP pada pasien
resiko jatuh
2. Mengadakan pembuatan leaflet pada pasien resiko jatuh
3. Melakukan pembuatan kuisioner pada pasien dengan resiko jatuh
4. Melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga pasien dengan resiko
jatuh
5. Mengadakan pengecekan tersedianya penanda pasien resiko jatuh
(gelang kuning, segitiga kuning dan stiker )
6. Monitoring kegiatan pencegahan pada pasien dengan resiko jatuh

Rancangan aktualisasi ini dirasa sangat penting untuk menjadi solusi dari
isu permasalahan yang ada di IGD RSUD Karanganyar. Kurang optimalnya
pencegahan pada pasien dengan resiko jatuh akan mempengaruhi mutu
pelayanan Rumah Sakit karena pengurangan Resiko Jatuh merupakan satu
dari 6 Standar Keselamatan Pasien.
DAFTAR PUSTAKA

LAN RI. 2015. Akuntabilitas: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:
LAN RI.

. 2015. Nasionalisme: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III.


Jakarta: LAN RI.

. 2015. Etika publik: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan


III. Jakarta: LAN RI.

. 2015. Komitmen mutu: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III.
Jakarta: LAN RI.

. 2015. Anti korupsi: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan


III. Jakarta: LAN RI.

. 2019. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN RI

. 2019. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN RI

. 2019. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN RI
Permenpan No 25 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat angka kreditnya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : IKA IZMI ARSANTI,AMD.KEP


Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :Ngadirejo RT 2 RW 3,Ngunut, Jumantono,
Karanganyar, Jawa Tengah
Nomor Telepon / HP : 081617931748
e-mail : izmiarsanti@yahoo.com
Instansi Kantor : Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar
Jabatan : Perawat
Alamat : Jl Laksda Yos Sudarso, Bejen, Karanganyar

Riwayat Pendidikan

1. SDN 01 Ngunut 2000-2006


2. SMPN 1 JUMANTONO 2006-2009
3. SMAN KARANGPANDAN 2009-2012
4. D III KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA 2012-2015

Anda mungkin juga menyukai