Disusun Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
Telah disetujui dan memenuhi syarat untuk diajukan pada seminar Rancangan Aktualisasi pada
hari Jumat, 25 Oktober 2019 di Kampus I BPSDM Provinsi Bali.
Made Dharma Putra, SS., MT. (dr. A.A. Ngr. Agung Ekaprasta, M.M.)
NIP. 19660130 199603 1 002 NIP. 19701111 200312 1 004
ii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
Telah mengikuti Seminar Laporan Aktualisasi Nilai – nilai dasar ASN yang dilaksanakan pada
Jumat, 25 Oktober 2019
Made Dharma Putra, SS., MT. (dr. A.A. Ngr. Agung Ekaprasta, M.M.)
NIP. 19660130 199603 1 002 NIP. 19701111 200312 1 004
Penguji
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas
asung kerta waranugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Aktualisasi
yang berjudul Kepatuhan Cuci Tangan Dalam Upaya Mencegah Terjadinya HAI’s Di IGD
RSD Mangusada sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mengikuti Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan aktualisasi ini dapat terlaksana dengan baik
berkat bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini ijinkanlah saya menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bupati Badung, Bapak Nyoman Giri Prasta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menjadi peserta dalam penyelenggaraan diklat ini
2. Kepala BPSDM Propinsi Bali beserta jajarannya yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis menjadi peserta dalam penyelenggaraan diklat ini.
3. Bapak dr. A.A. Ngr. Agung Ekaprasta, M.M., selaku mentor yang yang telah
membimbing dan memberikan masukan didalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini.
4. Bapak Made Dharma Putra, SS., MT. selaku coach yang telah membimbing
penulis dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak/Ibu pembimbing yang telah membagi ilmunya, sehingga dapat
memahamkan penulis tentang ANEKA.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini
masih jauh dari sempurna. Segenap kritik, saran, dan masukan penulis harapkan dari berbagai
pihak guna kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga penulisan
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini menjadi acuan dalam menjalanakan tugas
negara ini dan tentunya dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugasnegara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Calon Pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga negara Indonesia yang lolos seleksi
pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh PPK, serta telah mendapatkan persetujuan teknis
dan penetapan nomor induk pegawai. Masa Prajabatan adalah masa percobaan selama 1 (satu)
tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Salah satu
syarat untuk lulus latihan dasar CPNS adalah membuat Aktualisasi. Tahap pertama dalam
aktualisasi adalah membuat Rancangan Aktualisasi (Peraturan Lembaga Aparatur Negara
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil).
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk
Indonesia. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk
tujuan perawatan atau penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi
untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas
kesehatan itu sendiri. Awalnya digunakan istilah infeksi nosokomial / (Hospital acquired
infection) digunakan namun karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi,
maka sekarang istilahnya diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare Associated Infections”
(HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi
pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien. HAIs
sangat merugikan rumah sakit maupun pasien itu sendiri. HAIs mengakibatkan lama hari rawat
7
meningkat, meningkatkan angka kesakitan bahkan kematian sehingga biaya bertambah,
produktifitas pasien maupun pasien menurun, menurunkan mutu dan citra rumah sakit, dimana
pada masa mendatang akan muncul tuntutan hukum bagi rumah sakit maupun pelayanan
kesehatan lainnya. (Laporan Komite PPI RSD Mangusada Th. 2019)
Salah satu strategi untuk menurunkan
angka HAI’s adalah melakukan hand hygiene.
Hand hygiene/ kebersihan tangan adalah proses
yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan
cairan antiseptik atau air. Indikasi kebersihan
tangan 1)Sebelum kontak pasien; 2) Sebelum
tindakan aseptik; 3) Setelah kontak darah dan
Gambar 1. Lima momen cuci tangan
cairan tubuh; 4) Setelah kontak pasien; 5) Setelah
kontak dengan lingkungan sekitar pasien (WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care
2009).
Untuk menurunkan angka HAI’s maka
petugas IGD sebagai garda terdepan
dalam penerimaan pasien harus
melakukan kebersihan tangan sesuai
dengan guidelines WHO, dalam
guidelines WHO, cuci tangan dilakukan
dalam lima momen cuci tangan.
Gambar 2. Kondisi bed pasien di IGD RSD Mangusada
Berdasarkan laporan trisemester
pertama angka kepatuhan yang dibuat oleh tim PPI RSD Mangusada, IGD RSD Mangusada
memiliki tingkat kepatuhan cuci tangan sebesar 81% pada bulan April 2019 angka kepatuhan
cuci tangan
sebesar 81% pada
Gambar 3. Tabel Laporan PPI mengenai kepatuhan cuci tangan per ruangan
8
bulan Mei 2019 dan 88% pada Juni 2019. Namun di IGD RSD Mangusada belum terdapat
handrub pada setiap bed pasien, padahal sejatinya semua tahap lima momen cuci tangan
dilakukan di area pasien. Saat ini handrub hanya disediakan di beberapa titik di IGD. Jadi
dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan cuci tangan petugas IGD
dalam rangka penurunan angka HAI’s di RSD Mangusada.
B. TUJUAN
Rancangan kegiatan aktualisasi ini bertujuan sebagai pedoman ASN dalam pengaplikasian
nilai-nilai dasar ANEKA dalam melakukan kegiatan sehari hari terutama dalam peningkatan
kepatuhan cuci tangan, sehingga dapat tercapai pelayanan yang berkualitas dan profesional.
Selain itu tujuan bagi RSD Mangusada adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
mencegah HAI’s.
C. RUANG LINGKUP
Cakupan dari kegiatan ini adalah terbatas pada kegiatan yang direncanakan sesuai dengan hasil
masukan penguji, coach, dan mentor pada saat seminar rancangan aktualisasi yang memuat
nilai-nilai dasar profesi aparatur sipil negara yakni akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi. Kegiatan itu termasuk penelaahan SOP tentang cuci tangan
yang ada di IGD, pensosialisasian SOP kepada seluruh petugas pemberi layanan pasien di IGD,
pengusulan pengadaan sarana dan prasarana, pemonitoringan penilaian kepatuhan cuci tangan
pada petugas IGD, pencucian tangan sesuai SOP cuci tangan, pengevaluasian proses kegiatan.
.
BAB II
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI TEMPAT AKTUALISASI
9
A. Gambaran Umum
RSD Mangusada Kabupaten Badung adalah salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati Badung melalui Sekretaris Daerah. RSD Mangusada Kabupaten
Badung berdiri di atas tanah seluas 43.235,00 m2. Sarana yang tersedia berupa
bangunan/gedung dengan luas 25.244,81 m2, antara lain bangunan IGD, Poliklinik,
Rawat Inap, Paviliun Mangusada, Sarana Penunjang (Farmasi, Laboratorium, Radiologi,
PMI, Endoscopy, Hemodialisa, Laundry, Gizi, dan Pemulasaraan Jenazah), serta kantor
manajemen. Sejak dibuka secara resmi pada tanggal 4 September 2002, RSD Mangusada
senantiasa terus berupaya mengembangkan diri dengan meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip pelayanan 4S (Senyum, Sapa, Servis, dan
Simpati) dan motto yaitu “Kesehatan anda adalah kebahagiaan kami”. Segenap upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit nyatanya tidak sia-
sia. Terbukti, pada tanggal 24 Januari 2018, RSD Mangusada ditetapkan sebagai Role
Model Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori "Sangat Baik" dan pada tanggal 27
November 2018 ditetapkan sebagai “Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori
"Sangat Baik" oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KEMENPAN-RB) Republik Indonesia. Selain itu, RSD Mangusada menjadi Rumah
Sakit Daerah yang lulus akreditasi dengan tingkat “PARIPURNA” pada tahun 2016
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
10
c. Melaksanakan Tata Kelola Administrasi Rumah Sakit yang Baik.
1.3 Motto
Kesehatan Anda adalah Kebahagiaan Kami
11
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI NILAI DASAR
Etika Publik:
Melakukan telaah sesuai dengan kode etik
Komitmen Mutu:
Koordinasi bertujuan untuk membangun kerja sama sehingga kegiatan
yang direncanakan dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan bermutu
Anti Korupsi:
Tidak terikat dengan konflik kepentingan dalam menelaah SOP
Output/Hasil Tersedianya hasil telaah SOP tentang cuci tangan
Waktu 2 – 7 September 2019
Pelaksanaan
Deskripsi Kegiatan ini merupakan dasar dari seluruh kegiatan aktualisasi yang akan
Kegiatan dilaksanakan. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang
berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil
kerja yang paling efektif. Tujuan dari pembuatan SOP adalah sebagai
acuan dalam memberikan pelayanan dengan menjelaskan perincian atau
standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang
diselenggarakan dalam suatu organisasi.
12
SOP memiliki manfaat sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian; membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan
dalam pelaksanaan proses sehari-hari; serta menyediakan pedoman bagi
setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan pemberian
pelayanan sehari-hari.
Tanpa adanya SOP, setiap petugas akan bekerja sesuai dengan
keinginannya atau bekerja sesuai dasar ilmu yang dulu dipelajari. Apabila
hal tersebut terjadi, maka tidak ada keseragaman atau kesamaan konsep
antar petugas. Hal ini sangat merugikan pasien yang tidak menerima
pelayanan sesuai standar. Apabila sudah terdapat SOP, maka standar
pelayanan dapat dilakukankepada semua pasien tanpa memandang
golongan, suku, ras ataupun agama yang bersangkutan. Dalam penyusunan
SOP ini dibutuhkan kerjasama dari beberapa lini di rumah sakit,
diantaranya Direktur, komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )
beserta kepala ruang IGD. Kerjasama ini bertujuan agar SOP ini
berlandaskan hukum dan sesuai dengan keilmuan terbaru.
Faktor Direktur, komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI ) beserta
Pendukung kepala ruang IGD
Faktor Kegiatan ini tidak memiliki hambatan
Penghambat
Analisis Jika kegiatan penyusunan SOP cuci tangan yang didasari nilai-nilai dasar
Dampak ANEKA tidak dilaksanakan maka penulis tidak ada pedoman untuk
mengaplikasikan rancangan kegiatan di UGD.
13
Dokumentasi
Foto 1. Diskusi Bersama Kepala Ruang IGD
14
2. Pensosialisasian SOP kepada seluruh petugas pemberi layanan pasien di IGD
Aktualisasi Akuntabilitas :
Nilai-Nilai Seluruh petugas jaga mendapatkan sosialisasi cara cuci tangan yang benar
ANEKA
Nasionalisme :
Melakukan sosialisasi kepada seluruh petugas tanpa memandang
golongan
Etika Publik :
Mengkomunikasikan kepada petugas jaga mengenai tujuan melakukan
sosialisasi tersebut
Komitmen Mutu :
Memastikan petugas terpapar sosialisasi cara cuci tangan yang benar
Anti Korupsi:
Memastikan semua petugas pemberi pelayanan kepasien mendapat
sosialisasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
15
Faktor Kegiatan ini tidak memiliki hambatan.
Penghambat
Analisis Jika kegiatan pensosialisasian SOP kepada petugas pemberi layanan pasien
di IGD yang didasari nilai-nilai dasar ANEKA tidak dilakukan maka SOP
Dampak
yang telah disusun hanya menjadi pajangan. Tanpa dilaksanakan oleh
petugas di IGD.
Dokumentasi
16
3. Pengusulan pengadaan sarana dan prasarana
Aktualisasi Akuntabilitas :
Nilai-Nilai Adanya rancangan pengusulan handrub pada setiap bed pasien di IGD
ANEKA Nasionalisme :
Menjadi dokter yang paham dengan kebutuhan yang baik bagi pasien
Etika Publik:
Komitmen Mutu :
Dengan adanya handrub di setiap bed pasien akan meningkatkan mutu pelayanan
Anti Korupsi:
Faktor Kegiatan ini didukung oleh kesediaan atasan di IGD maupun Bapak Mentor
Pendukung dalam memberikan masukan serta persetujuan untuk melaksanakan kegiatan,
serta dukungan dari rekan-rekan perawat IGD dalam menjalankan program
aktualisasi.
Faktor Pemilihan handrub yang harus sesuai dengan kualitas produk dan harus
Penghambat terdaftar di FORNAS ( Formularium Nasional BPJS ).
17
Analisis Jika pengusulan sarana dan prasarana ke kepala IGD yang didasari nilai-nilai
Dampak dasar ANEKA tidak dilakukan maka kegiatan cuci tangan akan susah di
lakukan oleh petugas pemberi layanan pasien di IGD. Karena seluruh
kegiatan cuci tangan five moment ada disekitar lingkungan pasien. Apabila
hal ini terjadi maka lama kelamaan akan timbul perasaan malas dan akhirnya
kepatuhan cuci tangan akan berkurang, sehingga pelayanan akan kurang
optimal.
Dokumentasi
18
4. Pemonitoringan penilaian kepatuhan cuci tangan pada petugas pemberi layanan IGD
Aktualisasi Akuntabilitas :
Nilai-Nilai Petugas jaga IGD mendapat nilai rata – rata lebih dari 90%
ANEKA
Nasionalisme :
Menilai petugas tanpa memperhatikan golongan
Etika Publik:
Melakukan penilaian sesuai dengan kode etik kedokteran
Komitmen Mutu :
Peningkatan kepatuhan cuci tangan petugas jaga IGD
Anti Korupsi:
Mengusahakan tidak adanya konflik kepentingan dalam penilaian masing
masing petugas
19
Faktor Tidak ditemukan hambatan dalam proses kegiatan ini.
Penghambat
Analisis Jika pemonitoringan penilaian kepatuhan cuci tangan pada petugas pemberi
layanan IGD yang didasari nilai-nilai dasar ANEKA tidak dilaksanakan,
Dampak
maka kegiatan kepatuhan cuci tangan tidak akan berkelanjutan, penilaian
dibutuhkan agar petugas berusaha mengingat dan melakukan cuci tangan
sesuai SOP, sehingga pelayanan akan kurang optimal. Penilaian juga
dilakukan secara berkesinambungan dengan jadwal yang disusun oleh
instansi terkait.
Dokumentasi
20
4. Pencucian tangan dengan benar sesuai SOP
Etika Publik :
Mengkomunikasikan dengan pasien tujuan dilakukan cuci tangan sebelum
melakukan pemeriksaan
Komitmen Mutu :
Seluruh pasien diperiksa setelah melakukan cuci tangan sesuai SOP
Anti Korupsi:
Tidak melakukan cuci tangan dengan terburu buru karena alasan apapun
Output/Hasil Video cuci tangan dengan benar, foto saat memeriksa pasien
21
Faktor Kegiatan ini didukung oleh kesediaan atasan di ruangan maupun Bapak
Pendukung Mentor dalam memberikan masukan serta persetujuan untuk melaksanakan
kegiatan, serta dukungan dari rekan-rekan perawat IGD dalam menjalankan
program aktualisasi.
Faktor Kegiatan ini tidak memiliki hambatan
Penghambat
Analisis Jika pencucian tangan sesuai SOP yang didasari nilai-nilai dasar ANEKA
tidak dilakukan, resiko tertular tidak hanya ada pada pasien, melainkan resiko
Dampak
juga tinggi kepada pemberi layanan pasien. Apabila kita memilih - milih
pasien dalam cuci tangan maka pelayanan akan kurang optimal.
Dokumentasi
Foto 16.
22
6. Pengevaluasian proses pelaksanaan
Aktualisasi Akuntabilitas :
Nilai-Nilai Terselesaikannya Laporan evaluasi kegiatan
ANEKA Nasionalisme :
Etika Publik:
Komitmen Mutu :
Anti Korupsi:
23
perawat IGD dalam menjalankan program aktualisasi serta melakukan
evaluasi.
Faktor Kegiatan ini tidak memiliki hambatan
Penghambat
Analisis Jika pengevaluasian proses pelaksanaan kepatuhan cuci tangan yang didasari
Dampak nilai-nilai dasar ANEKA tidak dilakukan maka pemberi layanan pasien tidak
akan mampu menilai sejauh mana keberhasilan dari program tatalaksana
pelayanan yang telah dilakukan, serta tidak dapat melakukan tatalaksana
yang berkesinambungan.
Dokumentasi
24
Tabel 2. Daftar Bukti-bukti Terlaksananya Aktualisasi
No Kegiatan Bukti
1 penelaahan SOP tentang cuci tangan SOP cuci tangan di IGD
yang ada di IGD
2 pensosialisasian SOP kepada Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
seluruh petugas pemberi layanan
pasien di IGD
3 pengusulan pengadaan sarana dan Pengusulan sarana dan prasarana
prasarana
4 pemonitoringan penilaian Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
kepatuhan cuci tangan pada petugas
IGD
5 pencucian tangan sesuai SOP cuci Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
tangan
6 pengevaluasian proses kegiatan Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
25
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
1. Permasalahan belum optimalnya pelayanan pada pasien intermediate di IGD RSD
Mangusada dapat diatasi melalui pelaksanaan kepatuhan cuci tangan di IGD.
2. Kepatuhan cuci tangan terdiri dari enam kegiatan, penelaahan SOP tentang cuci tangan
yang ada di IGD, pensosialisasian SOP kepada seluruh petugas pemberi layanan pasien
di IGD, pengusulan pengadaan sarana dan prasarana, pemonitoringan penilaian
kepatuhan cuci tangan pada petugas IGD, pencucian tangan sesuai SOP cuci tangan, dan
pengevaluasian proses kegiatan.
3. Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 30 hari kerja dan seluruh kegiatan tercapai
sesuai rencana.
5.2. Saran
Berdasarkan pengalaman tentang sangat bermanfaatnya nilai-nilai dasar profesi
ASN, maka terhadap Direktur RSD Mangusada agar hendaknya melaksanakan kegiatan
khusus berupa bimbingan atau ceramah terhadap seluruh jajaran pegawai di lingkungan
RSD Mangusada mengenai nilai-nilai dasar tersebut sehingga dapat menyegarkan kembali
pemahaman dan meningkatkan kualitas pegawai di RSD Mangusada. Selain itu,
berdasarkan pengalaman dalam mengikuti kegiatan diklat, terhadap badan diklat provinsi
Bali hendaknya agar memberikan teladan mengenai pelaksanaan nilai-nilai dasar profesi
ASN sehingga peserta diklat dapat melihat model nyata dalam mengaplikasikan nilai-nilai
dasar tersebut.
26
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. Peraturan Lembaga Aparatur Negara Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
27