Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan pesatnya pembangunan ekonomi
mengakibatkan tingginya angka kecelakaan kerja. Selain itu, tingginya pertumbuhan
kendaraan bermotor mengakibatkan pula peningkatan kecelakaan lalu lintas. Pada kecelakaan
kerja maupun kecelakaan lalu lintas, banyak mengakibatkan korban mengalami patah tulang.
Banyak pula kejadian alam yang tidak terduga yang banyak menyebabkan korban patah
tulang. Penyakit muskuloskletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat
pelayanan kesehatan di seluruh dunia dan apabila tidak ditangani dengan baik dapat
mengakibatkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas baik di negara maju maupun
sedang berkembang1. Trauma muskuloskeleteal merupakan penyebab kematian nomer 9 di
dunia dengan korban tertinggi berada pada usia 18 44 tahun. Dimana pria ( 72 % ) lebih
banyak menderita daripada perempuan ( 28 % ). Fraktur tibia merupakan fraktur yang paling
sering dijumpai2.
Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang
terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. Selain mencegah infeksi juga diharapkan terjadi
penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. Beberapa hal yang penting untuk
dilakukan dalam penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan
segera, secara hati-hati, debridemen yang berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit
dan bone grafting yang dini serta pemberian antibiotik yang adekuat. Sepertiga dari pasien
fraktur terbuka biasanya mengalami cidera multipel3.
Fraktur terbuka sering membutuhkan pembedahan segera untuk membersihkan area
mengalami cidera. Karena diskontinuitas pada kulit, debris dan infeksi dapat masuk ke lokasi
fraktur dan mengakibatkan infeksi pada tulang. Infeksi pada tulang dapat menjadi masalah
yang sulit ditangani. Gustilo dan Anderson melaporkan bahwa 50,7 % dari pasien mereka
memiliki hasil kultur yang positif pada luka mereka pada evaluasi awal. Sementara 31%
pasien yang memiliki hasil kultur negatif pada awalnya, menjadi positif pada saat penutupan
definitif. Oleh karena itu, setiap upaya dilakukan untuk mencegah masalah potensial tersebut
dengan penanganan dini 4,5.

Tibia merupakan tulang panjang yang paling sering mengalami cedera. Mempunyai
permukaan subkutan yang paling panjang, sehingga paling sering terjadi fraktur terbuka.
Kejadian tahunan fraktur terbuka tulang panjang diperkirakan 11,5 per 100.000 orang,
dengan 40% terjadi di ekstremitas inferior. Fraktur di ekstremitas inferior paling banyak
adalah fraktur yang terjadi pada diafisis tibia6.
Fraktur bukan hanya persoalan terputusnya kontinuitas tulang serta bagaimana
mengatasinya, tetapi harus ditinjau secara keseluruhan dan harus diatasi secara simultan.
Harus dilihat apa yang terjadi secara menyeluruh meliputi bagaimana mekanisme terjadinya
fraktur, jenis penyebabnya, apakah ada kerusakan kulit, pembuluh darah, saraf dan
diperhatikan lokasi kejadian serta waktu terjadinya agar dalam mengambil tindakan dapat
dihasilkan sesuatu yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai