Nama
NIM
: 0970121030
Semester : IV
Nama KK : I Wayan Sudira
Banjar
: Bukit Jangkrik
Kelurahan : Samplangan
1. Latar Belakang
Paradigma tentang Five Star Doctor atau dokter yang baik, ternyata telah
dirumuskan sejak 400 tahun yang lalu oleh Filsuf Yunani Kuno Hippocrates.
Hippocrates berfatwa tentang pentingnya pendekatan menyeluruh dari seorang
dokter kepada pasinnya, tidak sebatas pada pengalaman ilmu kesehatan, seorang
dokter dituntut untuk mengamati pasiennya secara mendetail dan mendalam dari
berbagai aspek.
Dokter harus menjadi agent of changes di zamannya, untuk menjadikan
masyrakat berperilaku sehat, dapat menjaga dan memelihara kesehatannya,
lingkungannya agar mereka dapat menjadi individu, keluarga dan masyrakat yang
produktif.
Seperti yang disebutkan sebelumnya seorang dokter harus menjadi agent
of changes dengan berkemampuan five star doctor yang meliputi : care
provider (sebagai bagian dari keluarga, sebagai pelaksana pelayanan kesehatan
yang komprehensif, terpadu dan berkesinambungan pada pelayanan tingkat
pertama; sebagai pelapis menuju ke pelayanan kesehatan tingkat kedua), decision
maker (sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan
semua kondisi yang ikut mempengaruhinya), communicator (sebagai penyidik,
penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan
masalah), community leader (membantu mengambil keputusan dalam ikhwal
kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan kedokteran keluarga, sebagai pemantau,
penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga), dan sebagai manager
(dokter harus berkemampuan untuk berkolaborasi dalam kemitraan dalam hal
penanganan kesehatan dan kedokteran keluarga).
Dari landasan tersebut maka di Fakultas Kedoteran Universitas
Warmadewa (FK UNWAR) dibentuk suatu pendidikan dokter yang berbasis
komunitas lewat program Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang merupakan
tahap pelatihan sebelum menjadi dokter keluarga setelah lulus menjadi dokter.
Diharapkan pula lulusan dokter FK UNWAR menjadi dokter keluarga yang
merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat
berkolaborasi dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua dan bersinergi dengan
disiplin ilmu lainnya. Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam menjadi
Tujuan
a. Menelusuri sistem kekerabatan di keluarga angkat (KA).
b. Mampu membuat skema sistem kekerabatan KA.
c. Menelusuri sistem sosial dan tradisi di KA.
d. Menelusuri sikap dan prilaku anggota keluarga terkait dengan budaya
dan tradisi.
e. Mampu membuat denah rumah KA serta menjelaskan permasalahannya.
f. Memahami persepsi anggota KA tentang konsep sehat-sakit.
g. Menjelaskan berbagai jenis label penyakit (diseases) dan kesakitan
(illnesses) menurut persepsi anggota KA.
Deskripsi Tentang KA
KA yang saya bina bertempat tinggal di Banjar Bukit Jangkrik, Desa Bukit
Nama
I Wayan Sudira
Ni Nyoman Suwati
Ni Luh Wayan Jati
Ningsih
Ni Kadek Dwi Puspa
Jayani
Ni Ketut Jelih
Ni Ketut Jelih
Pedigree
I Wayan Sudira
(KK)
Hub. KK
Kepala Keluarga
Istri
Anak
Pekerjaan
Petani
Ibu Rumah Tangga
Pelajar
Belum
Anak
72
Sekolah
SD
Orang Tua
I Ketut
Randah(alm)
Ni Nyoman
Suwati
Kadek Dwi
Puspayani
Denah Rumah KA
Tugu
Balai Daja
Sanggah
Balai
Dauh/Tempat
Kegiatan Utama
Balai
Dangin
Pintu
masuk
Dapur
Gudang
Kamar
mandi
Kandang
babi
Balai dauh ditempati oleh Pak Wayan beserta istri dan anak dan digunakan
untuk tempat peristirahatan sehari-hari. Balai daja ditempati oleh ibu dari Pak
Wayan. Balai dangin merupakan tempat upacara manusa yadnya yang hanya
digunakan sewaktu-waktu. Dapur yang terletak disamping gudang digunakan
untuk menyimpan hasil sawah dan untuk menaruh kendaraan. Di belakang gudang
terdapat sebuah kandang babi dengan atap genteng, namun atapnya hanya
setengah. Halaman rumah tidak begitu luas, sebagian ditanami rumput, sebagian
sudah disemen, dan sebagian lagi masih berkontur tanah.
4.
Status Ekonomi KA
Pendapatan perbulan
Ayah
o
Jual Babi
: Rp. 200.000,00
Jual itik
: Rp. 200.000,00
Jual Sapi
: Rp. 150.000,00
Jumlah
-
Rp. 1.200.000,00
Ibu
o
: Rp. 300.000,00
Jual canang
: Rp. 300.000,00
Jumlah
Pendapatan total perbulan
Rp.
600.000,00
: Rp. 1.800.000,00
Pengeluaran perbulan
- Beras
- Sayur
: cari di sawah
- Lauk
: Rp. 300.000,00
- Sekolah anak
: Rp. 300.000,00
- Upacara agama
: Rp.
30.000,00
- Listrik
: Rp.
52.000,00
- Air
: Rp.
24.000,00
- Makanan babi
: Rp.
50.000,00
- Sabun + rinso
: Rp.
40.000,00
- Snack
: Rp.
10.000,00
- Odalan
: Rp.
35.000,00
- Urunan
: Rp.
25.000,00
Sawah
: 50 are
Babi
: 1 ekor
Sapi
: 1 ekor
itik
: 20 ekor
Motor
: 1 buah
: Rp. 866.000,00
5.
TV
: 1 buah
Status Kesehatan KA
Dalam tiga bulan terakhir ini anggota KA tidak ada yang mengalami sakit.
Namun beberapa bulan sebelumnya anak balitanya yang paling sering sakit,
seperti panas, batuk, dan pilek. Jika sudah ditemui anggota keluarga yang sakit
seperti itu maka Pak Wayan langsung memutuskan untuk mengajak anggota
keluarga yang sakit ke bidan yang berada di dekat desa karena menurut beliau
setelah berobat kesana kondisi anggota keluarga yang sakit cepat membaik.
Khusus untuk orang tua Pak Wayan, beliau selalu mengajak ibu ke puskesmas
atau ke dokter untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Keluarga ini tidak
pernah membeli obat di warung atau menggunakan obat-obatan tradisional karena
memang dari dulu tidak pernah menggunakan obat tersebut. Jenis jenis penyakit
yang ada menurut pengetahuan KA adalah panas, bayu won, tensi turun, sakit
pinggang, rematik, batuk, dan pilek. Apabila terdapat anggota keluarga yang
menderita salah satu penyakit tersebut akan langsung di bawa ke bidan atau
dokter.
6.
Status Gizi KA
Pengetahuan KA tentang kebutuhan gizi sangatlah kurang, hal ini terbukti
dari jarangnya anggota KA mengkonsumsi sayuran dan daging. Lauk yang paling
sering disantap adalah tahu dan tempe. Namun tidak ada yang menderita gizi
buruk pada keluarga tersebut. Status gizi semua anggota keluarga terbilang baik,
hal itu terlihat dari postur dan aktivitas yang dilakukan semua anggota keluarga.
Untuk balitanya sendiri, dalam beberapa bulan terakhir pada kartu KMS
menunjukan lebih banyak penurunan berat badan tetapi tetap di atas garis merah.
Berdasarkan wawancara hal tersebut dikarenakan anaknya susah makan bila
terlalu asyik bermain dan tidak mau makan nasi apabila sudah ngemil terlebih
dahulu. Di daerah Bukit Jangkrik sendiri anak-anak tidak diperbolehkan minta
makan di rumah tetangga meskipun mempunyai hubungan saudara karena
memahami kondisi ekonomi yang tidak mencukupi.
7.
Samplangan hanya memiliki satu banjar. Banjar Bukit Jangkrik yang merupakan
tempat tinggal KA merupakan bagian dari Desa Bukit Jangkrik. Sehingga semua
kepala keluarga yang ada di Banjar Bukit Jangkrik masuk menjadi anggota Desa
Bukit Jangkrik kecuali kepala keluarga yang berasal dari Banjar Bukit Jangkrik
namun sekarang telah menetap di luar daerah. Kegiatan anggota banjar sendiri
berupa gotong royong, pitra yadnya( ngaben, metanem), bhuta yadnya (mecaru),
dan rapat rutin. Kegiatan dari anggota desa berupa ngodalin di pura dan rapat
rutin. KA disini termasuk dalam anggota banjar dan desa, jadi tidak bisa merantau
keluar karena harus mengikuti kegiatan sosial yang telah disebutkan tadi. Hal ini
berdampak pada ekonomi yang hanya bisa mengolah lahan pertanian. Namun KA
sering dibantu oleh saudaranya yang tinggal di luar daerah. Untuk upacara manusa
yadnya seperti potong gigi dan upacara pernikahan tidak semua anggota banjar
ikut membantu, yang mengrejakannya hanyalah kerabat dekat dari keluarga yang
mempunyai acara atau disebut dadia.
Dalam kesehariannya seluruh anggota KA menggunakan kamar mandi
untuk mencuci pakian, berak, sikat gigi dan mandi. Setiap hari istri Pak Wayan
mencuci semua pakaian keluarga sehabis memasak. Seluruh anggota KA biasanya
sikat gigi dua kali sehari pada waktu mandi kecuali orang tua Pak Wayan. Hanya
sewaktu-waktu anggota KA mandi di pancuran yang terletak tidak jauh dari
rumah. Dapur mereka yang sederhana dengan tungku di bagian kanan dapur dan
juga terdapat sebuah kompor minyak tanah digunakan untuk memasak makanan
sehari-hari. Anggota KA jarang makan di dapur, mereka selalu makan agak jauh
dari dapur seperti di balai dauh sampil menonton tv. Balitanya juga susah makan
sambil diam, ia harus diajak jalan kesana kemari agar mau makan.
8.
Kesehatan Lingkungan KA
Keluarga Pak Wayan mendapatkan air minum dari sumber mata air berupa
pancoran yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal. Air tersebut tidak dimasak
terlebih dahulu karena beliau yakin air tersebut sudah bersih dan sebagian besar
warga Banjar Bukit Jangkrik menggunakan air tersebut untuk dikonsumsi. Semua
anggota keluarga mengkonsumsi air tersebut walaupun belum dimasak.
Sedangkan sumber air bersih didapatkan dari PDAM yang kemudian digunakan
untuk kegiatan sehari-hari seperti memasak, mandi dan mencuci pakaian.
Untuk sarana pembuangan air limbah baik bekas cucian maupun memsak
belum tersedia. Air tersebut dibiarkan tergenang dibelakang kamar mandi dan
beranggapan akan mengering dengan sendirinya.
Keluarga Pak Wayan hanya mempunyai satu dua buah kamar mandi, satu
khusus untuk mandi dan yang satunya lagi untuk mandi dan buang air besar. Hal
tersebut sudah dangat cukup untuk keluarga Pak Wayan, namun perlu diperhatikan
lagi bahwa saluran pembuangan limbahnya belum ada.
Di halaman belakang terdapat sebuah kandang babi yang beratap hanya
setengah bagian dan dan hanya memiliki sebuah lubang di temboknya untuk
mengeluarkan kotoran babi. Karena belum mempunyai saluran kotoran tersebut
dibiarkan mengering diluar kandang dan setelah itu digunakan untuk pupuk. Pak
Wayan belum memikirkan bagaimana jadinya kotoran tersebut pada saat musim
hujan yang pastinya tak akan kering dan dapat meleleh ke halaman sekitarnya.
Ruangan tempat tinggal KA yang berada di balai dauh sudah memiliki
penerangan dan ventilasi yang cukup. Terlihat dari jendela yang berjumlah tiga
buah dengan jumlah kamar tiga buah. Dengan keadaan rumah yang menghadap ke
timur otomatis setiap pagi hingga siang rumah akan terkena sinar matahari
sehingga tingkat kelembapan tidak terlalu tinggi.
9.
Kesimpulan
Dari hasil wawancara terhadap kepala keluarga dan melihat langsung
2.
3.
4.
5.
6.
10. Saran-Saran
Hal-hal yang dapat saya sarankan untuk mengatasi masalah KA adalah :
1. Diharapkan untuk beberapa bulan ke depan Pak Wayan memiliki saluran
untuk pembuangan limbah dan kotoran babi agar kebersihan lingkungan
terjaga.
2. KA perlu diberitahu tentang pentingnya kebutuhan gizi keluarga agar
terhindar dari gizi buruk dan segala jenis penyakit, begitu pula balita yang
harus dijaga asupan gizinya agar pertumbuhan anak tidak terganggu.
3. Perlu menambah pengetahuan KA mengenai label-label penyakit agar
lebih efektif dalam penangananya.
4. Kita sebagai mahasiswa kedokteran yang mengerti/paham akan sistem
jaminan sosial sebaiknya member informasi selengkap-lengkapnya tentang
hal tersebut.
5. Memberikan KIE kepada KA tentang higienitas lingkungan dan memakai
alas kaki.
6. Menyisihkan sebagian uang untuk meningkatkan usaha ternak itik.