Anda di halaman 1dari 13

Laporan Keluarga Angkat

Nama

: Franciscus Sanjaya

NIM

: 0970121033

Semester : IV
Nama KA : Ngakan Made Putra
Banjar

: Selat

Desa

: Samplangan

Program Studi Pendidikan Dokter


Universitas Warmadewa
Denpasar Bali
Tahun 2011

1. Latar belakang
Pengalaman Belajar Lapangan merupakan suatu blok yang menjadi sangat
penting mengingat lulusan dokter harus menjadi dokter layanan kesehatan primer.
Dimana nantinya dokter akan menjadi dokter keluarga yang mengedepankan
pelayanan secara personal dan holistik, komprehensif, kolaoratif, koordinatif,
berkesinambungan melalui pendekatan individu, keluarga dan masyarakat. Dalam
prakteknya di lapangan, seorang lulusan dokter akan menemui kenyataan bahwa
masalah kesehatan tidak hanya bisa dipecahkan dengan teori teori yang mereka
dapatkan, melainkan harus memiliki ketrampilan berbasis komunitas. Ketrampilan
tersebut mencakup bagaimana cara berkomunikasi dengan efektif dan intensif,
mengidentifikasi masalah, memahami berbagai faktor resiko penyakit danmengetahui
berbagai potensi di masyarakat untuk mengatasi masalah mereka. Ketrampilan itu
bisa didapatkan melalui serangkaian pengalaman pengalaman belajar langsung
dilapangan pada situasi masyarakat yang sesungguhnya.
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang dilakukan di Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa ini sebenarnya telah di mulai dari tahun
2010, tetapi beru terlaksana pada bulan Maret 2011. Laboratorium lapangan yang
dipergunakan adalah Desa Samplangan yang terletak di Provinsi Gianyar. Desa
Samplangan sangatlah cocok untuk dijadikan laboratorium lapangan karena meskipun
letaknya berada di tengah kota Gianyar, mereka masih memiliki berbagai masalah
kesehatan.
Agenda utamanya adalah kunjugan ke Desa minimal sekali dalam sebulan.
Selain itu, juga diberikan kuliah serta diskusi diskusi untuk menjadi bekal bagi tiap
mahasiwa untuk terjun langsung ke masyarakat. Setiap mahasiwa diberikan satu
keluarga angkat yang akan terus di follow up selama PBL berlangsung. Keluarga yang
diberikan harus memenuhi kriteria yaitu merupakan keluarga yang utuh dengan
memiliki Balita.
Semoga pada akhirnya diharapkan terjadi hubungan timbal balik yang baik
antara mahasiswa dan keluarga angkat. Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar
lapangan yang sesuai dengan situasi masyarakat pada keluarga angkat. Sedangkan
keluarga angkat diharapkan akan merubah pola pikir tentang kesehatan menuju arah
yang lebih baik.

2. Tujuan
a. Memahami sistem kekerabatan dalam satu unit keluarga

b.
c.
d.
e.
f.

Mampu membuat denah rumah KA serta menjelaskan permasalahannya.


Memahami sistem pengambilan keputusan di keluarga
Menjelaskan konsep sehat sakit yang dianut oleh keluarga
Menjelaskan peran budaya dalam kaitan sehat sakit
Menjelaskan berbagai jenis label penyakit (diseases) dan kesakitan (illnesses)

g.
h.
i.
j.

menurut persepsi anggota KA.


Menjelaskan pengetahuan KA tentang tumbuh kembang balita.
Menjelaskan pengetahuan anggota KA tentang gizi keluarga.
Menjelaskan sikap dan prilaku anggota KA dalam pengelolaan suatu penyakit.
Menjelaskan berbagai faktor yang terkait dengan masalah yang dihadapi oleh

keluarga
k. Menjelaskan berbagai potensi keluarga yang dapat membantu mengatasi
masalahnya
l. Menjelaskan beberapa alternatif solusi untuk membantu keluarga mengatasi
masalahnya.
m. Mampu melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) sesuai dengan
msalah yang dihadapi KA.

PEMBAHASAN
Data Demografi Keluarga Binaan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Ngakan Made Putra
Gusti Ayu Murni
Dewa Ngakan Putu Alex Sucipta
Dewa Ngakan Made Adi Suparta
Desak Fery Andani
Sang Ayu Balik

L/P
L
P
L
L
P
P

Umur Pddkan
36 th Tidak tamat SD
34 th Tidak tamat SD
12 th SD
SD
9 th
Belum sekolah
4 th
>80 th -

Hub KK
KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Ibu KA

Silsilah Keluarga Ngakan Made Putra


Keterangan :
1

Laki Laki

Perempuan

Meninggal

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

????? (alm)
Sang Ayu Balik
Ngakan Made Putra
Gusti Ayu Murni
Dewa Ngakan Putu Alex Sucipta
Dewa Ngakan Made Adi Suparta
Desak Fery Andani

KA bertempat tinggal di Banjar Selat, Kelurahan Samplangan. Diatas telah disajikan


data demografi serta pedigree anggota keluraga beserta keterangannya. Keluarga Ngakan
Made Putra tinggal dalam satu pekarangan dengan ibunya. Sistem kekerabatan KA berbentuk
keluarga inti atau batih, dimana terdiri dari kepala keluarga ( Ngakan Made Putra), istri
(Gusti Ayu Murni), dan tiga orang anak (Dewa Ngakan Putu Alex Sucipta, Dewa Ngakan
Made Adi Suparta, dan Desak Fery Andani) serta ibu dari KK (Sang Ayu Balik) yang
ditanggung oleh pak Ngakan sendiri karena ayah beliau sudah meninggal dunia. Bentuk
keluarga itu sendiri dapat dilihat dari jumlah dapur yang hanya berjumlah satu buah.

Kamar Saudara KA

Bale

Kamar tidur Ibu dari KA

(Denah rumah keluarga Ngakan Made Putra)

Kamar Tidur KA & Istri

Kamar Tidur anak anak

Dapur
Kamar Mandi

Sanggah

Dalam satu pekarangan terdapat bangunan utama yang merupakan tempat tinggal KK, ibu
serta anaknya. Dapur serta kamar mandi merupakan bangunan tersendiri, serta terdapat
sebuah bale untuk sekedar melepas lelah sehabis bekerja atau pada saat tertentu bisa
dipergunakan untuk keperluan lain. Selain itu, karena KK merupakan seorang Hindu,
tentunya dalam pekarangannya terdapat sanggah. Pada saat tertentu, saudara dari KK akan
U kamar
datang berkunjung dimana dia akan menempati sebuah kamar yang terletak disamping
dari KK.
Bangunan utama tempat tinggal KK merupakan bangunan permanen. Bangunan tempat KK
serta istri beristirahat yang memiliki dua kamar, salah satunya diperuntukkan untuk ibu KK.
Temboknya telah terbuat dari batako, dicat putih dan dibeberapa tempat tampak kotor
termakan usia. Lantai kamar terbuat dari semen. Ventilasi kamar cukup baik selain pintu juga
terdapat jendela yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara dan memungkinkan sinar
matahari untuk masuk. Penerangan didalam menggunakan lampu bohlam. Bangunan ini
beratapkan genting.
Ketiga anak mereka dibuatkan sebuah bangunan yang terpisah. bangunan ini baru saja selesai
dibangun pada awal 2011. Ventilasi disini sangatlah bagus karena terdapat dua jendela yang
besar, sehingga kamar ini selalu mendapatkan sinar matahari. Bangunan ini berlantai keramik
dan beratapkan genting.
Bangunan dapur yang terletak di sebelah selatan rumah semi - permanen. Dindingnya terbuat
dari batako. Keluarga ini masih memanfaatkan kayu api untuk kegiatan memasak. Tetapi
dengan ventilasi yang baik, maka asap hasil pembakaran bisa keluar rumah melalui celah
celah yang terdapat di sekitar tembok.
KK memiliki kamar mandi dan jamban permanen yang berada disebelah dapur. Kamar mandi
menjadi satu dengan jamban. Kamar mandi menjadi satu dengan jamban. Jamban yang
dipergunakan adalah jamban jongkok. Sudah terdapat penampungan limbah kamar mandi.
Air untuk keperluan mandi, cuci dan kakus mereka dapatkan dari PAM. Kamar mandi cukup

bersih, air ditampung dalam sebuah bak. tetapi karena tidak adanya sebuah penampungan.
Sehabis mandi pasti air selalu keluar kamar mandi dan menggenangi halaman.
Pekarangan rumah merupakan tanah kering yang tidak tertutup memungkinkan terjadinya
polusi udara oleh debu. Tetapi tidak semua halaman rumah merupakan tanah kering, sebagian
besar halaman mereka telah ditanami beberapa macam tanaman, seperti kelapa, jepun
jempang, mangga, serta bunga bungaan yang membuat halaman mereka terlihat asri.
Dulunya KK sempat memelihara ayam dan telah membuatkan kandang di sebelah timur.
Tetapi setelah mempergunakan kandang, ayam ayam malah banyak yang mati. Jadi KK
memutuskan untuk membiarkan ayam ayam tersebut berkeliaran mencari makan sendiri.
Tetapi kandang ayam yang telah tidak dipergunakan lagi tertumpuk begitu saja disebelah
timur rumah. Sekeliling rumah KK merupakan tegalan milik orang lain, untuk perbatasan
dengan tetangga, hanya menggunakan kayu seadanya saja. Sampah sampah biasanya
diletakkan di sebelah rumah yang merupakan tegalan, apabila sudah kering Istri KK akan
membakarnya.
Sumber penerangan berasal dari PLN dan sumber air untuk minum didapatkan langsung dari
air mata pegunungan yang berada tidak jauh dari rumah mereka.
Pendapatan perbulan
-

Ayah
o Pendapatan sebulan
Jumlah

: Rp. 700.000,00
Rp. 700.000,00

Pengeluaran perbulan
-

Beras

: Rp. 180.000,00

Sayur

: Rp.

Lauk

: Rp. 210.000,00

Sekolah anak

: Rp.

Upacara agama

: Rp.

30.000,00

Listrik

: Rp.

40.000,00

Air

: Rp.

15.000,00

Peralatan mandi + cuci

: Rp.

40.000,00

Odalan

: Rp.

35.000,00

Bekal anak sekolah

: Rp.

60.000.00

60.000.00
-

Biaya tidak terduga

: Rp.

30.000.00

Jumlah pengeluaran perbulan

: Rp

700.000,00

Kepemilikan barang :
-

Tanah

: 3 are (untuk tempat tinggal)

Ayam

: 3 ekor

Motor

: -

TV

: 1 buah

Keadaan ekonomi keluarga Ngakan Made Putra termasuk golongan menengah ke


bawah. Hal ini tercermin dari hanya terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga dengan cukup,
yakni sandang, pangan dan papan. Keluarga ini tinggal pada rumah permanen dengan atap
genting, dan memiliki jamban, sedangkan dalam hal pangan, keluarga ini hanya mampu
membeli tahu atau tempe sebagai hidangan pendamping nasi sehari hari. Begitu pula
pakaian terkesan tidak bersih.
Bapak Ngakan Made Putra selaku Kepala Keluarga bekerja sebagai buruh serabutan
yang tidak memiliki penghasilan yang tetap. Dalam sebulan, maksimal hanya bisa
memperoleh pendapatan Rp. 700.000,00 itu pun tidak menentu setiap bulannya. Sedangkan
istri KK hanyalah sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan. Selain itu,
mereka tidak memiliki penghasilan tambahan apapun. Jadi keluarga ini hanya mengandalkan
penghasilan dari pekerjaan tidak tetap bapak Ngakan. Untuk makan sehari hari rata rata
menghabiskan Rp. 15.000,00. Sedangkan untuk keperluan sekolah, keluarga ini tidak terlalu
terbebani karena kedua anak laki laki nya tidak memerlukan biaya sekolah karena sekolah
gratis, sedangkan si bungsu belum memasuki jenjang sekolah. Pengeluaran lain yang sering
dikeluarkan adalah biaya untuk berobat. Dalam satu bulan, selalu saja ada salah seorang
anggota keluarga mereka yang menderita sakit dan membutuhkan perawatan medis.
KA tidak mempunyai tegalan ataupun sawah, hanya memiliki tanah yang mereka
tempati saat ini yang merupakan warisan dari orang tua KK. Bahkan tidak mempunyai
kendaraan bermotor satupun. KA hanya memiliki 3 ekor ayam. Untuk hiburan, KA memiliki
satu buah TV. Peralatan dapur dan makan hanya seadanya. Keluarga ini masih menggunakan
kayu bakar untuk memasak. Walaupun hidup serba kekurangan, keluarga ini masih bisa
beraktifitas dengan normal.
Menurut anggota KA, konsep sehat itu sangat penting dan yang paling diutamakan
meskipun definisi sehat itu sendiri tidak dijabarkan secara spesifik. Pemahaman konsep sakit

pun hanya sebatas perasaan khawatir, tidak enak dan sesuatu yang buruk. Apabila ditanya
penyebab penyakit, misalnya diare, Ibu hanya bisa menjelaskan karena salah makan, tidak
sampai tahu perjalanan penyakitnya.
Setiap bulannya, keluarga Bapak Ngakan Made Putra ini mengaku pasti ada saja
salah satu anggota keluarga yang menderita sakit, namun hanya anak anak merekalah yang
mengeluh sakit entah itu hanya demam maupun diare. Sedangkan KK dan istri jarang
menderita sakit. Apabila anak KK mengeluhkan sakit, maka ibu lah yang paling pertama
mengetahui dan langsung akan membawa si sakit ke Puskesmas tanpa menunggu KK pulang
bekerja. Keluarga ini jarang membeli obat di warung kecuali untuk obat panas dan pilek
mereka selalu sedia dirumah untuk menjaga apabila terjadi serangan pada malam hari. Sambil
menunggu hari terang untuk membawa ke Puskesmas, maka si sakit akan diberikan obat
seadanya. Untuk obat obatan tradisional, mereka pernah menggunakan daun nangka untuk
obat diare. Tetapi jarang mempergunakan obat tradisional tersebut. Keluarga ini memilih
langsung menuju Puskesmas. Selain penyakit diare yang sering diderita anak anak, anak
mereka pertama telah didiagnosa oleh dokter pada hidungnya tumbuh daging sehingga si
sulung sering mengeluhkan hidung tersumbat, KK meminta untuk langsung dioperasi, tetapi
dokter belum mengijinkan. Sedangkan anak kedua sering mengeluh adanya nyeri pada kaki
terutama pada malam hari tanpa sebab yang jelas. Si bungsu sering mengeluhkan gatal gatal
pada tangan dan kaki yang mungkin diakibatkan karena si bungsu sering bermain di tanah.
Jika ada anggota KA yang sakit maka setiap anggota keluarga akan merasa khawatir
dan sedapat mungkin menggantikan pekerjaan dan perannya. Sistem perujukan ke pelayanan
kesehatan digambarkan sebagai berikut, jika KK sakit maka istrinya yang akan menentukkan
untuk mengantar kepada tenaga kesehatan (dokter atau paramedis) demikian pula sebaliknya.
Jika anak KK yang sakit maka antara KK maupun istrinya akan berinisiatif secara spontan.
Kecuali apabila KK sedang bekerja, maka hanya istri KK yang mengantar ke UPK. Biasanya
tidak semua anggota keluarga akan mengantar ke UPK. Istri KK lah yang paling sering
mengantarkan anak anak berobat karena KK sendiri takut pergi kerumah sakit
Ibu KK (Sang Ayu Balik) sudah berumur sangat tua. Ia mengalami gangguan
pendengaran dan penglihatan. KK sudah sering ingin mengobati Ibunya, tetapi sama sekali
tidak membuahkan hasil.
Keluarga angkat cukup paham akan kebutuhan gizi keluarga antara lain pentingnya
makan lengkap tiga kali sehari, konsumsi lauk-pauk dan sayur serta buah-buahan. Namun

dalam prakteknya pemahaman ini seringkali tumpang tindih dengan kondisi riil dimana
hanya tersedianya lauk-pauk yang terbatas tahu

atau tempe jarang terdapat daging.

Sedangkan untuk kebutuhan sayur pun kalau ada jumlah dan jenisnya terbatas sehingga
pemenuhan akan vitamin dan mineral makro-mikro pun terganggu. Buah-buahan hanya ada
saat upacara sehingga konsumsi jarang.
Pengetahuan KA khususnya ibu dalam tumbuh kembang balita pun dirasa cukup. Ibu
balita merasa sudah mengerti mengenai makan lengkap tiga kali sehari dengan ketersediaan
protein yang cukup. Makanan yang biasa diberikan antara lain susu, bubur nasi, kaldu dan
sedikit irisan wortel. Namun adapun kekurangan dari pengetahuan istri KK tentang gizi balita
yaitu kurang paham variasi lauk hewani yang baik untuk anak, pemberian sayur dan buah
yang tidak memadai dan adanya camilan ataupun selingan makan yang kurang tepat seperti
snack yang berbahaya bagi balita.
Perkiraan status gizi masing-masing anggota KA tergantung dari asupan makanan,
frekuensi dan jenis makanan yang dikonsumsi selain keadaan yang relevan seperti kebiasaan
merokok, sakit dan pola istirahat. Secara umum status gizi KK beserta istri dan ibu KK cukup
baik meskipun didapatkan tanda kurang asupan vitamin-mineral seperti rambut kusam dan
kulit tidak cerah. Pengetahuan tentang gizi dari keluarga ini bisa dibilang rendah karena
mereka hanya mengkonsumsi nasi ditemani tahu ataupun tempe. Sangat jauh untuk dikatakan
bergizi dan cukup. Kecuali apabila hari raya tiba, mereka bisa mengusahakan adanya daging
serta sayuran. Namun, tidak ada yang menderita gizi buruk pada keluarga tersebut. Saya tidak
bisa memantau perkembangan balita sejak baru lahir karena KMS sudah dirobek robek oleh
balita tersebut.
Banjar Selat yang merupakan tempat tinggal KA merupakan bagian dari Kelurahan
Samplangan. Sehingga semua kepala keluarga yang ada di Banjar Selat masuk menjadi
anggota desa kecuali kepala keluarga yang berasal dari Banjar Selat namun sekarang telah
menetap di luar daerah. Kegiatan anggota banjar sendiri berupa gotong royong, pitra yadnya
(ngaben, metanem), bhuta yadnya (mecaru), dan rapat rutin. Kegiatan dari anggota desa
berupa ngodalin di pura dan rapat rutin. KA disini termasuk aktif dalam anggota banjar dan
desa, jadi tidak bisa merantau keluar karena harus mengikuti kegiatan sosial. Untuk upacara
manusa yadnya seperti potong gigi dan upacara pernikahan tidak semua anggota banjar ikut
membantu, yang mengerjakannya hanyalah kerabat dekat dari keluarga yang mempunyai
acara.

Dalam kesehariannya seluruh anggota KA menggunakan kamar mandi untuk mencuci


pakian, berak, sikat gigi dan mandi. Kegiatan masak dilakukan dua kali dalam sehari dengan
tiga kali makan bagi anggota KA. KA tidak biasa menggunakan sendok saat makan namun
mencuci tangan sebelum menyantap makanan. Anggota KA jarang makan di dapur, mereka
selalu makan agak jauh dari dapur seperti di teras rumah. Balitanya juga susah makan sambil
diam, ia harus diajak jalan kesana kemari agar mau makan. Seluruh anggota KA biasanya
sikat gigi dua kali sehari pada waktu mandi kecuali ibu Pak Ngakan. Kebiasaan menyikat gigi
menggunakan pasta gigi dan mandi dengan sabun dilakukan pada pagi dan sore sebab
anggota KA cukup paham penyakit kulit yang mungkin timbul jika tidak melaksanakannya.
Pakaian dicuci dua kali seminggu sesuai ketersediaan waktu.
Sumber air bersih dan air minum yang digunakan oleh KA adalah untuk mandi dan
cuci adalah air PAM sedangkan untuk minum menggunakan air klebutan (air asli
pegunungan) tanpa memasaknya terlebih dahulu. Air ini diperoleh langsung dari tegalan yang
berada di dekat rumah KA. Tetapi, saya telah mengikuti sendiri saat istri KA mengambil air.
Air pegunungan ini langsung mengalir melalui pipa, tidak ditampung terlebih dahulu. Saya
pun, sempat meminum air tersebut. Rasanya segar dan seperti air yang saya konsumsi setiap
hari. Namun, nantinya harus dilakukan tes pada air pegunungan ini untuk mengetahui ada
atau tidaknya kuman kuman pada air tersebut, salah satu yang harus di cek adalah kuman
E. Coli . Air ini dipergunakan oleh banyak masyarakat di sekitar rumah KA. Oleh karena itu,
saya menganjurkan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa untuk
melakukan penelitian terhadap kualitas air di Desa Samplangan.

Kesimpulan
Setelah melakukan kunjungan selama beberapa kali, beberapa masalah pada KA yang bisa
saya angkat adalah :
1. Sering sakitnya anak anak KA, dimana setiap bulannya pasti salah satu diantara
ketiga anaknya mengeluhkan sakit.
2. Kebiasaan balita yang sering bermain tanah
3. KMS balita yang telah dirobek, mengakibatkan tidak bisa memantau
perkembangan gizi sejak bayi.
4. Air bekas kamar mandi yang mengenangi halaman tanpa adanya penampungan.
5. Untuk keperluan memasak, KA masih menggunakan kayu bakar yang memiliki
resiko besar bagi kesehatan.
6. Disebelah timur terdapat tumpukan kandang ayam yang sudah tidak dipergunakan
lagi. Bukan hanya tidak sedap dipandang mata, tetapi juga tidak bagus untuk
kesehatan karena bisa sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk.
7. Kurang tercukupinya kebutuhan gizi KA karena sehari hari hanya
mengkonsumsi nasi ditemani dengan tahu atau tempe saja. Hanya pada saat ada
upacara keagamaan besar saja mereka mengusahakan adanya daging dan sayur.

8. Istri KA yang tidak mempunyai penghasilan, karena hanya sebagai ibu rumah
tangga.
9. Ibu KK yang mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan.
Sedangkan potensi yang terdapat dalam KA yang memungkinkan untuk bisa mendapatkan
income generating :
1. Istri KA yang sebenarnya memiliki ketrampilan dalam membuat canang, hendaknya
dimanfaatkan agar bisa membantu mencari penghasilan tambahan.
2. Banyaknya bunga di halaman rumah, sebisa mungkin dimanfaatkan untuk
penghasilan tambahan.
3. Halamna yang masih luas, mungkin bisa dimanfaatkan untuk menanam tumbuhan
yang mempunyai potensi, misalnya untuk kebutuhan dapur bisa ditanami cabai, tomat
kunyit dan sebagainya.

Saran saran :
Hal-hal yang telah saya sarankan untuk mengatasi masalah KA adalah :
1. Pentingnya kebutuhan gizi keluarga agar terhindar dari gizi buruk dan segala jenis
penyakit, begitu pula balita yang harus dijaga asupan gizinya agar pertumbuhan anak
tidak terganggu.
2. Menambah pengetahuan KA mengenai label-label penyakit agar lebih efektif dalam
penangananya.
3. Memberikan KIE kepada KA tentang higienitas lingkungan dan memakai alas kaki.
4. Istri KA saya sarankan agar mencari penghasilan tambahan agar bisa membantu beban
suami.
5. Membuat saluran air agar air bekas mandi tidak mengenangi halaman.
6. Tumpukan kandang ayam sebaiknya dirapikan agar tidak merusak pemandangan dan
menjadi sarang nyamuk.
7. Selain itu, saya hendak memberi saran kepada tim peneliti dari Fakultas Kedokteran
Universitas Warmadewa untuk melakukan penelitian tentang kandungan air klebutan
yang digunakan oleh KA untuk keperluan minum sehari hari.

Anda mungkin juga menyukai