Anda di halaman 1dari 41

B.

Tinjauan Kasus

1) Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 April 2018 pukul 11.30Wita dirumah

keluarga KK dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan

keperawatan (Kunjungan Rumah/ Home Visit)

a. Data Umum

1) Kepala Keluarga

a)Nama : KK

b)Umur :46Th

c)Jenis Kelamin : Laki-laki

d)Pendidikan : SMA

e)Pekerjaan : Petani

f)Agama : Hindu

g)Suku/Bangsa : Bali/Indonesia

h)Alamat : Dsn Leba, Ds Perean Kangin,Kec.Baturiti,


Kab.Tabanan.
i)Kondisi : Sehat
2) Komposisi Keluarga

Berdasarkan hasil survey dan observasi kunjungan keluarga

didapatakan data sebagaimana tercatat dalam tabel 4.

Tabel 3:

Komposisi Keluarga Bapak KKDengan Hipertensi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Baturiti II

NO Nama L Umur Hub Pend Pekerjaan Imunisasi Kondisi Ket

P Th KK
1 KK L 46 Suam SMA Petani Lengkap Sehat

2 KS P 43 i Istri SMA Ibu Rumah Lengkap Sehat


Tangga
3 DS P 21 Anak SMK Swasta Lengkap Sehat

4 ND P 17 Anak SMA - Lengkap Sehat

5 DS L 10 Anak SD - Lengkap Sehat

6 KP P 76 Ortu SD Petani - Hipertensi

Sumber : Dari hasil observasi ke pasien

4) Penjelasan Genogram

Dalam keluarga KK (sebagai kepala keluarga) yang tinggal serumah sebanyak

enam orang, yang terdiri dari istrinya KS, anak pertama DS, anak kedua ND ,

dan anak ketiga DS,serta orang tuanya yaitu KP (penderita hipertensi). Suami

ibu KP sudah meninggal karena mengidap penyakit asma, ibu dari pasien KP

memiliki riwayat hipertensi dan sudah meninggal dunia .


a) Tipe Keluarga

Tipe keluarga Bapak KKtermasuk dalam keluarga besar (Extends

Family) yang terdiri dari istri, tiga orang anak, dan satu orang tua.

b) Latar Belakang Budaya (Etnis)

Dilihat dari latar belakang budaya, Bapak KK termasuk dalam

homogen yaitu budaya Bali yang dalam keseharinnya menggunakan

bahasa bali dengan anggota keluarga dan masyarakat sekitar/

lingkungannya.

c) Agama

Semua anggota Bapak KKdalam satu keyakinan yaitu menganut agama

Hindu dan biasa sembahyang setiap hari.

d) Status Sosial Ekonomi.

Data pendapatan dan pengeluaran keluarga Bapak KKdengan

Hipertensi pada ibu KP di Wilayah Keija Puskesmas Baturiti II

TABEL 4:
Pendapatan dan Pengeluaran pada Keluarga Bapak KK

No Nama Pekerjaan Pendapatan Pengeluaran Keterangan


Anggota (Rp)
Keluarga
KE Petani 2.000 000 Tidak Tetap
1
2.000 000 Untuk dapur,
listrik, biaya
sekolah,
kesehatan, dan
kadang-kadang
untuk upacara
agama

JUMLAH 2.000 000 2.000 000


SALDO - -

Keterangan:

Bapak KKbekerja sebagai petani, dengan penghasilan ± Rp 2.000

000 setiap bulannya. Penghasilannya tersebut digunakan untuk memenuhi

semua kebutuhan sehari-hari maupun bulanan seperti kebutuhan dapur,

biaya kesehatan ,listrik, biaya sekolah sebanyak ± Rp 2.000 000 dan untuk

kekurangan kekurangannya di bantu anaknya yang pertama yang sudah

bekerja.

e) Aktivitas Reaksi dan Waktu Luang

Ibu KP mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk rekreasi.Ibu

KP hanya di rumah saja karena sudah tidak bisa bekerja lagi.

b. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dalam tahap

perkembangan , yaitu tahap perkembangan keluarga dengan anak usia

sekolah dimana anak kedua dan ketiga masih sekolah..


2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi.

Semua tugas perkembangan yang ada pada tahap perkembangan dapat

terpenuhi dan terselesaikan dengan baik.

3 )Riwayat Keluarga

Pasien mengatakan dari orang tuanya ada yag menderita penyakit yang

sama dengan dirinya yaitu ibunya yang mengalami hipertensi.

b.

c. Data Lingkungan

1) Karakteristik Rumah

Pasien mengatakan rumah yang ditempatinya sekarang adalah milik sendiri

dengan luas ± 3,4 are/ 340 m2 dengan tipepermanen. Jumlah kamar yaitu 4

kamar tidur. 3x3 m, ada bale bali,kemudian ada jineng dan juga bangunan

pelinggih , satu dapur dengan ukuran 2x1,5 m , kamar mandi 2x1,5 meter.

Pencahayaan pada kamar pasien KP masih kurang, terdapat 2 jendela,

namun pasien tidak pernah membukanya. Pada kamar KK pencahayaan dan

ventilasi sudah bagus, terdapat 2 jendela,dan saat pendataan jendela tampak

terbuka . Kamar mandi dibersihkan setiap ± 1 minggu sekali atau kalau

sudah kotor.. Faslitas rumah terdiri dari lemari es, TV, rice cooker dan

kompor. Penerangan menggunakan lampu 18 watt. Pembuangan limbah

lewat sptic tank. Keluarga menggunakan air PAM untuk keperluan sehari-

hari dengan karakteristik air yaitu tidak berwarna, jemih dan tidak berbau,

3) Karakteristik Lingkungan dan Komunikasi

Keluarga Bapak KK tinggal di daerah pedesaan. Suasana rumah masih sangat


sejuk dan nyaman serta jauh dari kebisingan. Jarak rumah dengan pelayanan

puskesmas cukup dekat dan mudah, dijangkau ± 0,5 Km. Transportasi di

lingkungan rumah Bapak KK lancar,

4)Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Bapak KK mengatakan sudah menempati rumah yang ditempati

sekarang sejak dari orang tuanya.

4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga Bapak KK

mengatakan ikut dalam kegiatan apapun di banjar. Keluarga mengatakan

hubungan keluarga dengan tetangga dan lingkungannya baik.

5) Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga

Keluarga Bapak KK mengatakan saat keluarga mendapat masalah dan

kesulitan banyak mendapat dukungan dari kerabat dekat, dalam bidang

kesehatan keluarga banyak mendapat dukungan dari petugas kesehatan

(Puskesmas BaturitiII), dimana hubungan keluarga dengan tenaga kesehatan

terjalin baik, ini dapat dilihat dari sikap positif keluarga terhadap kunjungan

petugas kesehatan.

d. Struktur Keluarga

1) Pola Komunikasi

Komunikasi inter dan antar keluarga cukup baik dengan menggunakan

bahasa bali begitu juga komnikasi dengan petugas kesehatan keluarga

tampak kooperatif. Pola komunikasi yang diterapkan adalah langsung

interaksi dua arah dengan cara terbuka, dalam keluarga semua

mempunyai hak dalam bicara.


2) Strktur Kekuasaan

Dalam menghadapi masalah, keluarga biasa mengatasinya secara bersama-

sama dengan menerima pendapat dari masing- masing anggota sehingga

kekuasaan untuk mengambilkeputusan ada pada setiap anggota.

3) Struktur Peran

Setiap anggota keluarga dapat melakukan perannya masing- masing. Bapak

KKdijadikan sebagai panutan dalam keluarga, tidak ada pengaruh kelas

sosial, budaya perkembangan keluarga serta masalah kesehatan terhadap

peran keluarga. Tidak ada penyimpangan peran dan konflik dalam keluarga

serta saling menghargai satu sama lain.

4) Nilai dan Norma Keluarga

Etik dalam keluarga ditanamkan sejak dini pada anaknya, keluarga

menerapkan sistem demokrasi dengan memberikankebebasan kepada

anggota keluarga terutama dalam mengungkapkan masalahnya dengan

selalu melihat aturan yang ada. Sistem nilai keluarga tidak membentuk

nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan. Menurut keluarga masalah

kesehatan adalah masalah yang penting, dimana tidak ada aturan dalam

keluarga melarang anggotanya untuk berobat keunit pelayanan kesehatan.

Pasien KP mengatakan penyakit yang ia derita saat ini yakin sebagai

penyakit medis dan tidak ada hubungannya dengan magic.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Dalam menanggulangi masalah, keluarga biasanya saling bertukar pikiran


dalam membina keakraban dan saling menyayangi satu sam lainnya,

dimana keluarga sangatmendukung pasien KP untuk menjalani pengobatan

yang dilakukan sekarang. Keluarga mengatakan pasien KP rajin kontrol ke

Puskessmas Baturiti II..

2) Fungsi Sosialisasi

Dalam hal ini yang tua mengajarkan kepada yang muda bagaimana

berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Keluarga

mengatakn orang tua selalu bertanggung jawab dalam membesarkan anak-

anaknya dan, keluarga juga mengatakan pasien sering marah-marah, karena

khawatir dengan keadaannya akhirnya klien memeriksakan diri ke

Puskesmas Baturiti II setelah di periksa oleh dokter puskesmas, tensi klien

pada saat itu 180/100 mmHg, klien KP di diagnosa Hipertensi dan dokter

memberikan obat captopril 25mg 2x1 tablet/hari, dan menyarankan pasien

untuk melanjutkan pengobatan di Puskesmas. Semenjak itu ibu KP rajin

kontrol ke puskesmas sampai sekarang.

d) Praktik Diet Keluarga

Keluarga Bapak KKmengatakan di dalam keluarga tidak ada makanan

pantangan. Pasien ibu KP mengatakan ± 10 tahun yang lalu mengetahui

dirinya menderita tekanan

darah tinggi, semenjak itu pasien membatasi makan dan minum kopi, garam,

dan daging.

e) Kebiasaan Tidur dan Istirahat

Pasien ibu KP mengatakan biasa tidur mulai pukul 21,30 wita sampai pukul

06.30 wita, pasien KP biasa tidur siang ±2 jam.


f) Rekreasi

Pasien ibu KP mengatakan tidak mempunyai kebiasaan

untuk rekreasi.

g) Kebiasaan Penggunaan Obat-oabatan dalam Keluarga Keluarga KP

mengatakan tidak ada menggunakan obat- obatan dalam keluarga maupun

alkohol. Tetapi pasien ibu mengkonsumsi obat antihipertensi, dan pasien

memperlihatkan obat yang di dapat di Puskesmas yaitu obat amlodipine 5 mg 2 x

1 tablet/hari,parasetamol 500mg 3x1 tablet/hari dan vitamin B1 3x1/hari . Bila

pasien dan keluarga sakit mereka minum obat yang diberikan oleh dokter dari

Puskesmas atau dari dokter praktek swasta.

g) Perawatan Diri

Pasien ibu KP mengatakan masing-masing anggota keluarga mampu merawat

diri dengan baik, waktu melakukan kunjungan

, pasienKP dan keluarga tampak rapi dan bersih.

h) Praktek Lingkungan

Keluarga mengatakan tidak ada bahaya yang dirasakan baik dari tanah, air

maupun udara..

j) Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur

Pasien ibu KP mengatakan rutin untuk kontrol memeriksakan kesehatannya ke

Puskesmas Baturiti II

k) Kesehatan Gigi

Pasien ibu KP mengatakan anggota keluarga maupundirinya tidak ada yang

mengalami masalah dalam kesehatan gigi. Apabila ada keluarga yang


mengalami kesehatan gigi maka keluarga akan memeriksakan ke dokter gigi

atau Puskesmas.

l) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien ibuKP mengatakan keluarganya ada yang menderita hipertensi yaitu

ibunya dan bapak dari pasienKP mempunyai riwayat rematik.

m) Pelayanan Perwatan Kesehatan yang Diterima Keluarga mengatakan

pelayanan kesehatan yang diterima adalah pelayanan kesehatan dari

Puskesmas Baturiti II Keluaraga mengatakan puas dengan pelayanan yang

diberikan.

f. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan fisik pada pasien KP (Pasien)

a) Keadaan Umum

(1) Bentuk Tubuh : Agak bungkuk


(2) Bangun Tubuh : Kurus

(3) Kesadaran : Compos Mentis (CM)

(4) TBdanBB : 143cm dan 36 Kg

b) Gejala Kardinal

(1) Suhu : 36,2 °C

(2) Nadi : 80 x/mnt

(3) Tekanan Darah : 150/90 mmHg

(4) Pemapasan : 20 x/mnt

c) Keadaan Fisik
(1) Kepala : Bentuk kepala bulat, tidak ada

benjolan, warna rambut hitam dan

terdapat uban, penyebaran rambut

merata, ketombe tidak ada, kulit


(2) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah

muda, sklera putih, pergerakan bola

mata terkoordinasi.
(3) Muka : Bentuk simetris, tidak oedem, nyeri
tidak ada
tekan tidak

(4) Hidung : Tidak ada pemapasan cuping hidung, mukosa

hidung merah muda, sekret tidak ada, tidak

ada gangguan penciuman, nyeri tekan tidak

ada.

(5) Mulut : Mukosa bibir merah muda, lidahbersih,

stomatitis tidak ada.

(6) Telinga : Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen,

nyeri tekan tidak ada, pendengaran agak

terganggu..

(7) Leher : Bendungan vena jugularis tidak ada,

pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, nyeri

tekuk di rasakan pada leher..

(8) Thorax : Bentuk simetris, retraksi otot dadatidak ada,


wheezing tidak ada, ronchi tidak ada,

pergerakan otot dada simetris, bunyi nafas

vesikuler, bunyi jantung S1S2 tunggal regular,

nyeritekan tidak ada.

(9) Abdomen : Distensi tidak ada, tidak ada asites,nyeri tekan

tidak ada, bising usus ± 6

kali/menit

(10) Ekstremitas : Atas: pergerakan terkoordinasi,

sianosis tidak, odema tidak ada, nyeri

tidak ada.
Bawah: pergerakan terkoordinasi,

sianosis tidak, odema tidak ada,

sering merasa sakit pada lutut, nyeri

tekan
(11)Genetalia
: Tidak ada.
(12) Anus : Tidak terobservasi.

2) Pemeriksaan fisik pada KK (Kepala Keluarga)

a) Keadaan Umum

(1) Bentuk Tubuh : Tegak


(2) Bangun Tubuh : Sedang

(3) Kesadaran :Compos Mentis (CM)

(4) TbdanBB : 164cm dan 60 Kg

b) Gejala Kardinal

(1) Suhu : 36,0 °C

(2) Nadi : 80 x/mnt

(3) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

(4) Pemapasan : 20 x/mnt

c) Keadaan Fisik : Bentuk kepala bulat, tidak ada

(1) Kepala benjolan, warna rambut hitam dan

tidak terdapat uban, penyebaran

rambut merata, ketombe tidak ada,

kulit kepala bersih dan tidak ada

nyeri tekan.

: Bentuk simetris, konjungtiva merah


(2) Mata
muda, sklera putih, pergerakan bola

mata terkoordinasi.

(3) Muka : Bentuk simetris, tidak oedem, nyeri

tekan tidak ada.


(4) Hidung : Tidak ada pemapasan cuping hidung,

mukosa hidung merah muda, sekret

tidak ada, tidak ada gangguan

penciuman, nyeri tekan tidak ada.

: Mukosa bibir merah muda, lidah


(5) Mulut
bersih,
(6) Telinga stomatitis tidak ada

(8) Thorax : Bentuk simetris, retraksi otot dada tidak ada,

wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada, pergerakan

otot dada simetris, bunyi nafas vesikuler, bunyi

jantung S1S2 tunggal regular, nyeri tekan tidak

ada.

(9) Abdomen : Distensi tidak ada, tidak ada asites, nyeri tekan

tidak ada, bising usus ± 6kali/mnt.

: Atas: pergerakan terkoordinasi, sianosis tidak,

odema tidak ada, nyeri tidak ada.

Bawah:pergerakan terkoordinasi,

(10) Ekstremitas sianosis tidak, odema tidak ada, nyeri

tekan tidak ada.

(11) Genetalia : Tidak terobservasi.

(12) Anus : Tidak terobservasi.

3) Pemeriksaan fisik pada KS (Istri)

a) Keadaan Umum

(1) Bentuk Tubuh : Tegak

(2) Bangun Tubuh : Sedang

(3) Kesadaran :ComposMentis (CM)

(4) TBdanBB : 160cm dan 60 Kg

b) Gejala Kardinal
(1) Suhu : 36,0 °C
(2) Nadi : 80 x/mnt
(3) Tekanan Darah : 110/80 mmHg

(4) Pemapasan : 22 x/mnt


c) Keadaan Fisik
(1) Kepala : Bentuk kepala bulat, tidak ada

benjolan, warna rambut hitam dan tidak

terdapat uban, penyebaran rambut

merata, ketombe tidak ada, kulit

kepala
(2) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah

muda, sklera putih, pergerakan bola

mata terkoordinasi.
(3) Muka : Bentuk simetris, tidak oedem, nyeri

tekan tidak ada

(4) Hidung : Tidak ada pemapasan cuping hidung,

mukosa hidung merah muda, sekret

tidak ada, tidak ada gangguan

penciuman, nyeri tekan tidak ada.


(5) Mulut : Mukosa bibir merah muda, lidah
stomatitis tidak ada
bersih,
(6) Telinga : Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen,

nyeri tekan tidak ada,pendengaran baik

(7) Leher : Bendungan vena jugularis tidak ada,

pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, nyeri

tekan tidak ada.

(8) Thorax : Bentuk simetris, retraksi otot dada tidakada,

wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada,


pergerakan otot dada simetris, bunyi nafas

vesikuler, bunyi jantungS1S2 tunggal regular,

nyeri tekan tidakada.

(9) Abdomen : Bentuk lonjong, ibu SU hamil 9 bulan, tidak

ada nyeri tekan.

Atas: pergerakan terkoordinasi, sianosis

(10) Ekstrenminitas : tidak, odema tidak ada, nyeri tidak ada.

Bawah:

pergerakanterkoordinasi,sianosis

tidak, odema tidak ada, nyeritidak ada.

(11) Genetalia : Tidak terobservasi.

(12) Anus : Tidak terobservasi.

4) Pemeriksaan fisik pada DS (Anak Pertama)

a) Keadaan Umum

(1) Bentuk Tubuh : Tegak


(2) Bangun Tubuh : Sedang

(3) Kesadaran : Compos Mentis (CM)

(4) TBdanBB : 160cm dan 55 Kg

b) Gejala Kardinal

(1) Suhu : 36,2 °C

(2) Nadi : 80 x/mnt

(3) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

(4) Pemapasan : 20 x/mnt

c) Keadaan Fisik
(1) Kepala : Bentuk kepala bulat, tidak ada

benjolan, warna rambut hitam,

penyebaran rambut merata, ketombe

tidak ada, kulit kepala bersih dan tidak


ada nyeri tekan.

: Bentuk simetris, konjungtiva merah


(2) Mata
muda, sklera putih, pergerakan bola

mata terkoordinasi.
(3) Muka : Bentuk simetris, tidak oedem, nyeri

tekan tidak ada.

(4) Hidung : Tidak ada pemapasan cuping hidung,

mukosa hidung merah muda, sekret tidak ada,

tidak ada gangguan penciuman, nyeri tekan tidak

ada.

(5) Mulut : Mukosa bibir merah muda, lidah bersih,stomatitis

tidak ada.

(6) Telinga : Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, nyeri

tekan tidak ada, pendengaran baik.

(7) Leher : Bendungan vena jugularis tidak ada, pembesaran

kelenjar tiroid tidak ada, nyeri tekan tidak ada.

(8) Thorax : Bentuk simetris, retraksi otot dada tidak ada,

wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada, pergerakan

otot dada simetris, bunyi nafas vesikuler, bunyi

jantung S1S2 tunggal regular, nyeri tekan


tidakada.

(9) Abdomen : Distensi tidak ada, tidak ada asites,nyeri tekan

tidak ada, bising usus ± 6kali/mnt.

(10) Ekstremitas: Atas: pergerakan terkoordinasi, sianosis tidak,

odema tidak ada, nyeri tidak ada.

Bawah : pergerakan terkoordinasi, sianosis tidak,

odema tidak ada, nyeri tidak ada.

(11) Genetalia : Tidak terobservasi

(12) Anus : Tidak terobservasi

5) Pemeriksaan fisik pada ND (Anak Kedua)

a.Keadaan Umum

(1) Bentuk Tubuh : Tegak


(2) Bangun Tubuh : Sedang

(3) Kesadaran : Compos Mentis (CM)

(4) TBdanBB : 155cm dan 48 Kg

b) Gejala Kardinal

(1) Suhu : 36,0 °C

(2) Nadi : 80 x/mnt

(3) Pemapasan : 20 x/mnt

c) Keadaan Fisik
(1) Kepala : Bentuk kepala bulat, tidak ada

benjolan, warna rambut hitam,

penyebaran rambut merata, ketombe

tidak ada, kulit kepala bersih dan tidak


ada nyeri tekan.

: Bentuk simetris, konjungtiva merah


(2) Mata
muda, sklera putih, pergerakan bola

mata terkoordinasi.
(3) Muka : Bentuk simetris, tidak oedem, nyeri

tekan tidak ada.

(4) Hidung : Tidak ada pemapasan cuping hidung,


mukosa hidung merah muda, sekret tidak

ada, tidak ada gangguan penciuman, nyeri

tekan tidak ada.

(5) Mulut : Mukosa bibir merah muda, lidah bersih,stomatitis

tidak ada.

(6) Telinga : Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, nyeri

tekan tidak ada, pendengaran baik.

(7) Leher : Bendungan vena jugularis tidak ada, pembesaran

kelenjar tiroid tidak ada, nyeri tekan tidak ada.

(8) Thorax : Bentuk simetris, retraksi otot dada tidak ada,

wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada, pergerakan

otot dada simetris, bunyi nafas vesikuler, bunyi


jantung S1S2 tunggal regular, nyeri tekan tidak

ada.

(9) Abdomen : Distensi tidak ada, tidak ada asites,nyeri tekan

tidak ada, bising usus ± 6kali/mnt.

(10) Ekstremitas: Atas: pergerakan terkoordinasi, sianosis tidak,

odema tidak ada, nyeri tidak ada.

Bawah : pergerakan terkoordinasi, sianosis tidak,

odema tidak ada, nyeri tidak ada.

(11) Genetalia : Tidak terobservasi

(12) Anus : Tidak terobservasi

6). Pemeriksaan fisik pada DS (anak ketiga)

a)Keadaan Umum

(1) Bentuk tubuh ; Tegak

(2)Bangun Tubuh : Sedang

(3)Kesadaran :Compos Mentis (CM)

(4)TB dan BB : 140 cm dan 39 kg

b)Gejala Kardinal

(1) Suhu :3

(2) Nadi : 80 x/mnt

(3) pernapasan : 20 x/mnt

c) Keadaan Fisik

(1) Kepala : Bentuk kepala bulat ,tidak ada benjolan,warna

rambut hitam
,penyebaran rambut merata,ketombe tidak ada ,kulit kepala

Bersih dan tidak ada nyeri tekan.

(2) Mata : Bentuk simetris,konjungtiva merah muda,sklera putih

pergerakan bola mata terkoordinasi.

(3) Muka : Bentuk simetris,tidak oedem,nyeri tekan tidak ada.

(4) Hidung :Tidak ada pernapasan cuping hidung,mukosa hidung

merah

Muda,sekret tidak ada,tidak ada gangguan penciuman

nyeri tekan tidak ada.

(5) Mulut : Mukosa bibir merah muda,lidah bersih,stomatitis tidak ada

(6) Telinga: Bentuk telinga simetris,tidak ada serumen,nyeri tekan

tidak ada, pendengaran baik.

(7) Leher:Bendungan vena jugularis tidak ada,pembesaran kelenjar

Tiroid tidak ada.

(8) Thorax: Bentuk simetris,retraksi otot dada tidak ada,wheezing tidak

ada,rohkhi tidak ada,pergerakan otot dada simetris,bunyi

nafas vesikuler,bunyi jantung S1S2 tunggal reguler,nyeri

tekan tidak ada .

(9) Abdomen: Distensi tidak ada,tidak ada asites, nyeri tekan tidak

ada,bising usus ± 6 kali/mnt.

(10) Ekstremitas : Atas: pergerakan terkoordinasi, sionosis tidak

ada,odema tidak ada,nyeri tidak ada.

(11) Genitalia: Tidak terobservasi.

(12) Anus: Tidak terobservasi.


g. Koping Keluarga

1) Stresor Jangka Pendek dan Panjang

Pasien ibu KP mengatakan tidak khawatir dengan keadaanya karena

pasien merasa biasa-biasa saja.

2) Kemampuan Keluarga untuk Berespon Terhadap Situasi/

Stresor

Keluarga mengatakan bila menghadapi masalah pasien berusaha

menenangkan diri dengan cara mengobrol dengan masyarkat sekitar.

3) Penggunaan Strategi Koping

Keluarga mengatakan apabila ada masalah dalam keluarga maka dicari

pemecahan dengan cara berbincang-bincang dan musyawarah dengan

anggota keluarga yang lain.

4) Strategi Adaptasi Disfungsional

Dalam keluarga mengatakan tidak ada yang bersifat otoriter dan

melakukan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

h. Analisa Data
Tabel 5:
Analisa Data Keluarga Bapak KKDengan Hipertensi Pada Ibu KP
Di Wilayah Kerja Puskesmas Baturiti II
Tanggal 26 April 2018

No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1 2 3 4
1. a. Pasien mengatakan a. Keluarga tampak antusias Kurang
tidakmengetahui dalam bertanya mengenai pengetahuan
tentang pengertian penyakit hipertensi tentang penyakit
dari penyakit b. Pengetahuan keluarga Hipertensi
hipertensi tentan g penyakit
b. Pasien mengatakan hipertensi masih kurang
tidak mengetahui baik itu tentang.
tentang penyebab dari pengertian,penyebab,
penyakit hipertensi tanda dan gejala, cara
c. Pasien mengatakan pencegahandan
tidak mengetahui pengobatan hipertensi
tentang tanda dan c. Tekanan darah ibu
gejala dari penyakit KP:150/90 mmHg
hipertensi
d. Pasien mengatakan
tidak mengetahui
tentang cara
pencegahan
hipertensi. danpda
pengobatan dari
penyakit hipertensi
2. a. Pasien mengatakan a, Keluarga tampak Ketidakmampuan
sakit kepala,pusing antusias bertanya tentang Keluarga dalam
dan nyeri tekuk pada perawatan pasien dengan merawat
leher bagian belakang hipertensi. penderita
dan di rasannya tiba b. Pengetahuan keluarga hipertensi
tiba. tentang perawatan pasien
b Keluarga mengatakan hipertensi masih kurang.
tidak mengetahui cara c Tekanan darah Ibu KP
perawatan penyakit 150/90 mmHg .
hipertensi agar tidak Nadi
kambuh. 80x/mnt,pernafasan
Sumber : Hasil dari observasi dan wawancara kepada keluarga dan pasien KP

i. Rumusan Masalah

1) Kurang pengetahuan tentang penyakit hipertensi.

2) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat penderita hipertensi..


Tabel 6:
Skoring KurangPengetahuan Tentang Penyakit Hipertensi

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 2 3 4 5
1. Sifat masalah 3/3x1 1 Kurang pengetahuan
(aktual) keluarga dapat dilihat dari
keluarga antusias bertanya
tentang hipertensi, mulai
dari pengertian, penyebab,
tanda gejala dan pengobatan
2. Kemungkinan 2/2x2 2 Keluarga dan pasien
masalah dapat sangat kooperatif dalam
diubah (mudah) mendengarkan penjelasan
yang diberikan dan
menanyakan tentang hal-
hal yang belum dimengerti,
pasien akan melakukan
anjuran-anjuran yang di
sarankan dalam proses
penyembuhan
3. Petensi 3/3x1 1 Tingginya keinginan
masalah untuk keluarga untuk
dicegah (tinggi) mengetahui tentang
penyakit hipertensi,
penyebab dan tanda gejala
dan cara perawatannya.
4. Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga Bapak KK
masalah mengatakan masih banyak
(masalah yang memerlukan informasi
harus segera tentang penyakit yang
ditangani) diderita pasien KP

TOTAL SKOR 5

Tabel 7:

Storing ketidak mampuan keluarga merawat penderita


hipertensi
No Kriteria Perhitunga Stor Pembenaran

n
1 2 3 4 5
1. Sifat masalah 3/3x1 1 Ketidak mampuan kelu
(aktual) arga dapat di lihat dari
keluarga antusias
bertanya tentang perawa
tan penyakit hipertensi.

2. Kemungkinan 2/2x2 2 Keluarga dan pasien sangat


Kooperatif dalam
masalah dapat mendengarkan penjelasan
yang diberikan dan
diubah (mudah) menanyakan apa saja yang
harus di lakukan dalam
perawatan hipertensi saat
kambuh,
3. Petensi 3/3x1 1 Tingginya keinginan
masalah untuk keluarga untuk mengetahui
dicegah(tinggi) cara perawatan penyakit
hipertensi saat kambuh.

4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga bapak KK


masalah mengatakan masih banyak
(masalah yang memerlukan informas
harus segera di tentang perawatan prnyakit
tangani) hipertensi yang di derita
pasien ibu KP.

Total Skor 5

j. Diagnosa Keperawatan Keluarga

1) Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal

masalah kesehatan ditandai dengan keluarga Bapak KKmengatakan

masih kurang memahami tentang pengertian dan penyebab penyakit

hipertensi, keluarga Bapak KKmengatakan masih belum mengerti

tentang tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatan hipertensi,

pengeahuan keluarga tentang penyakit hipertensi masih kurang, baik

itu tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan,

dan pengobatan hipertensi.

2) Hambatan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidak


sanggupan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah ditandai

dengan keluarga mengatakan tinggal di rumah yang jadi satu dengan

gudang took bangunan. Keluarga mengatakan jarang untuk menyapu/

membersihkan kamar mandi 2 minggu sekali, rumah tampak kurang

bersih dan berantakan, penataan dari perabotan yang kurang rapi,

kamar mandi tampak kotor, alaman rumah tampak kotor dan terdapat

bahan-bahan bangunan, kamar tidur dari keluarga Bapak KKtampak

berantakan dan penataan perabotan yang kurang rapi.

2. Perencanaan

a. Prioritas daiagnosa keperawatan berdasarkan skoring tertinggi

1) Kuarang pengetahuan tantang penyakit hipertensi

2) Hambatan pemeliharaan rumah


BAB III

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antara teori dengan

kenyataan yang ditemukan di lapangan. Dalam pembahasan ini meliputi seluruh

proses keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pada tahap awal dari proses keperawatan ini yaitu pengkajian.

Dalam proses pengumpulan data penulis tidak mengalami kesulitan karena

pasien dan keluarga sangat kooperatif dan mau menerima petugas yang

datang ke rumahnya sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati.

Pada teori terdapat empat belas diagnosa keperawatan, yang sudah sesuai

dengan teori. Kedua belas diagnosa yang lain tidak ditemukan dikasus,

karena tidak ada data yang menunjang diagnosa tersebut Diagnosa yang di

temukan yaitu kurang pengetahuan, hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan keluarga dalam mengenal penyakit Hipertensi. Hal ini terbukti

dengan keluarga mengatakan belum memahami tentang pengertian dan tanda

gejala, komplikasi, pengobatan dan pencegahan Hipertensi. Selain itu

keluarga juga mengatakan masih belum mengerti tentang tanda dan gejala,
cara pencegahan dan pengobatan Hipertensi. Diagnosa keperawatan yang

kedua yaitu hambatan dalam pemeliharaan rumah, hal ini terbukti dengan

lingkungan di sekitar dan di dalam rumah pasien kurang bersih dan rapi,

selain itu pencahayaan dan ventilasi di setiap kamar sangatlah kurang.

B. Perancanaan

Rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada perawat untuk

membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, perencanaan

merupakan langkah kedua dari proses keperawatan, dalam hal ini penulis

berpedoman pada nilai skor tertinggi. Dimana dari hasil penskoran yang

dibuat bersama pasien dan keluarga, kurangnya pemahaman keluarga

tentang penyakit Hipertensi didapatkan diagnosa kurang pengetahuan

dengan skor 5 sebagai diagnosa yang menjadi prioritas pertama, karena

dengan diberikan informasi yang cukup mengenai penyakit Hipertensi

diharapkan keluarga mampu mengambil tindakan dalam mengatasi masalah

yang sedang dihadapi. Selain itu juga ditemukan diagnosa hambatan dalam

pemeliharaan rumah sebagai prioritas masalah yang kedua dengan skor 31/3,

diharapakan keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumahnya, dan

menjaga agar rumah tetap bersih, penataan perabotan yang rapi,

pencahayaan dan ventilasi udara yang cukup.

Dalam penyusunan perencanaan bersama pasien, penulis tidak mengalami

kesulitan karena pasien sudah menyadari keadaannya dan mau berpartisipasi

dalam perencanaan ini. Perencanaan yang dibuat disesuaikan dengan potensi

yang ada pada keluarga Bapak KE. Tindakan keperawatan lebih


menekankan pada kemandirian pasien dan keluarga dalam melaksanakan

dan mengambil lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan dengan

memeberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan bagi pasien.

C. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan me ru pakan tindak

lanjut dan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan

tindakan keperawatan antara tinjauan teori dengan kasus sudah sesuai,

dengan harapan keluarga dapat melaksanakan lima tugas keluarga dalam

bidang kesehatan. Semua pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah

disusun dalam rencana sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam

pelaksanaan penulis lebih banyak memberi penyuluhan dan motivasi bagi

keluarga untuk meningkatkan pengetahuan serta mampu memodifikasi

rumah, mejadirumah sehat.

Pada saat melaksanakan penyuluhan pasien dan keluarga sangat

kooperatif mendengarkan penjelasaan yang telah diberikan dan mau

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Persiapan dari petugas antara

lain persiapan dari, penguasan materi dan sarana yang dipakai dalam

penyuluhan, penyuluhan Hipertensi dan penyuluha tentang diet Hipertensi.

Secara umum semua pelaksanaan sudah dilaksanakan susuai perencanaan.

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi yang dapat

dilakukan adalah evaluasi keberhasilan tindakan dalam jangka pendek dan tujuan
jangka panjang. Dari hasil evaluasi pertama yaitu kurang pengetahuan sudah

teratasi dapat diobservasi dari kemampuan keluarga yang dapat menyebutkan

tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan penyakit

Hipertensi. Keluarga mampu mengulang kembali .tentang penjelasan yang

diberikan. Keluaraga mampu menyediakan menu sesuai diet yang dianjurkan.

Diagnosa kedua yaitu hambatan dalam pemeliharaan rumah teratasi, ini

dapat diobservasi dari keluarga mampu menjelaskan pengertian rumah sehat,

keluarga dapat menjelaskan syarat rumah sehat, keluarga mampu menjelaskan

manfaat rumah sehat, keluarga mengambil keputusan untuk memelihara

lingkungan agar tetap bersih, keluarga dapat menata perabotan rumahnya dengan

rapi dan tetep bersih, keluarga mau untuk selalu membuka jendela kamamya.

Keberhasilan evaluasi diagnosa tersebut dapat dikatakan berhasil,

walaupun penulis tidak merawat pasien secara penuh, maka dari itu diperlukan

pengawasan dari petugas puskesmas serta dukungan dari keluarga untuk tetap

merawat pasien.

Dari hasil evaluasi, dalam pelaksanaan berdasarkan pada lima tugas

keluarga dalam bidang kesehatan, yaitu memberikan penyuluhan, memodifikasi

lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada proses pengumpulan data, data yang ditemukan dalam kasus

hampir semua ada dalam teori dan penulis tidak mengalami kesulitan dalam

pengumpulan data karena pasien cukup kooperatif dan mau menerima

petugas kesehatan yang datang ke rumah pasien. Petugas datang ke rumah

pasien sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati. Pada teori

ditemukan lima belas diagnosa keperawatan sedangkan pada kasus muncul

dua diagnosa keperawatan sesuai dengan data yang mendukung.

Pada perencanaan prioritas diagnosa didasarkan atas nilai

skortertinggi yang disusun bersama keluarga dan kurang pengetahuan dapat

dilihat dari kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal penyakit

Hipertensi. Sehinga didapatkan diagnosa kurang pengetahuan sebagai

diagnosa yang menjadi prioritas utama (skor 5). Sedangkan yang menjadi

prioritas kedua adalah hambatan dalam pemeliharaan rumah (3 1/3). Dalam

penyusunan perencanaan bersama pasien, penulis tidak mengalami kesulitan

karena pasien sudah menyadari keadaannya dan mau ikut berpartisipasi

dalam penyusunan perencanaan. Tindakan keperawatan lebih menekankan


pada kemandirian pasien dalam melaksanakan dan mengembangkan lima

tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

Dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan

perencanaan, dimana keluarga sudah mampu melaksanakan lima

tugaskeluarga dalam bidang kesehatan pada saat memberikan tindakan

keluarga kooperatif, hal ini dapat diobservasi saat memberikan penyuluhan

pasien dan keluarga mau mendengarkan, bertanya bila ada hal-hal yang

belum dimengerti, serta mampu menjelaskan kembali penjelasan yang telah

diberikan oleh putagas. Keluarga termotivasi untuk melakukan tindakan

yang disarankan oleh petugas misalnya menata lingkungan dengan baik,

tetap menjaga kebersihan, sehingga suma tindakan sudah dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan.

Dalam evaluasi pada diagnosa pertama yaitu kurang pengetahuan

sudah teratasi dapat diobservasi dan kemampuan keluarga yang dapat

menyebutkan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara

pencegahaan Hipertensi setelah diberikan brosur dan penyuluhan tentang

Hipertensi. Keluarga mampu mengulang kembali tentang penjelasan yang

diberikan, keluarga mampu menyediakan menu sesuai diet yang dianjurkan.

Diagnosa terakhir yaitu hambatan dalam pemeliharaan rumah teratasi, ini

terlihat dari keluarga mampu menjelaskan pengertian rumah sehat, keluarga

dapat menjelaskan syarat rumah sehat, keluarga mampu menjelaskan

manfaat rumah sehat, keluarga mengambil keputusan untuk memelihara

lingkungan agar tetap bersih, keluarga dapat menata perabotan rumahnya

dengan rapi dan tetep bersih, keluarga mau untuk selalu membuka jendela
kamarnya.

B. Saran

Adapun saran yang bisa diberikan yaitu kepada

1. Puskesmas

Menjadwalkan kunjungan rumah dengan program yang sudah ada di

Puskesmas Baturiti II (Kota Denpasar).

2. Keluarga

Untuk keluarga diharapkan, keluarga dapat mempertahankan

pengobatan yang sedang dijalani di Puskesmas Baturiti II

3. Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan di lingkungan sekitar.


DAFTAR PUSTAKA

Arif Muattqin. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Betan, Y., & Dion, Y, Y, (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga: Konsep dan
Prkatik. Yogyakarta: Nuha Medika

Carpenito,L.J. (2013). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 13. Jakarta: ECG

Dedi Alamsyah & Ratna Muliawati. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta: Nuhun Medika
Harmoko, S.kep. Ns. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun

2013. Diperoleh tanggal 26 Mei 2015, dari

http://www.litbangdepkes,go,id/sites/download/rkd2013/LaporanRiskesda

s2013.pdf

Ns. Andrea Saferi Wijaya, S.Kep & Ns. Yessie Mariza Putri, S.Kep. (2013).

Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

Puskesmas Dense! I (Kota Denpasar). (2015). Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas. Denpasar Selatan


Setiadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan Keluarga Yogyakarta: Graha Ilmu

Riskedas. (2013). Prevalensi Hipertensi di Indonesia Diperoleh tanggal 16 Mei

2015, dari http://repository.uin-susja.ac.id

Yunita Indah Prasetyaningrum, S.Gz. (2014). Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti.

Jakarta: Fmedia

Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Topik : Hipertensi

Sasaran : Keluarga Bapak K.K

Waktu : 15.00 WITA

Hari/tanggal : Kamis, 26 April 2018-05-31

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang hipertensi selama 30 menit keluarga dapat

memahami tentang perawatan hipertensi

2. Tujuan Instruksional khusus

Keluarga mampu

a. Memberikan pengertian hipertensi dengan benar

b. Menjelaskan penyebab hipertensi dengan benar


c. Menyebutkan dan menjelaskan enam dari delapan tanda dan gejala

hipertensi yang benar

d. Menyebutkan dan menjelaskan dua dari 4 bahaya/akibat hipertensi dengan

benar

e. Menyebutkan dan menjelaskan empat dari enam cara perawatan hipertensi

B. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

C. Media

1. Brosur

D. Materi

1. Pengertian Hipertensi

2. Penyebab Hipertensi

3. Tanda dan Gejala Hipertensi

4. Bahaya atau akibat Hipertensi

5. Cara Perawatan Hipertensi

(Materi Terlampir)

E. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara lisan dengan materi pertanyaan

1. Sebutkan pengertian hipertensi!

2. Jelaskan penyebab hipertensi!

3. Sebutkan dan jelaskan tanda dan gejala hipertensi!


4. Sebutkan dan Jelaskan bahaya/akibat yang bisa ditimbulkan dari hipertensi!

5. Sebutkan dan Jelaskan Cara perawatan hipertensi!

F. Kegiatan Penyuluhan

Hari/ Tahapan Kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan Keluarga

tanggal/jam Penyuluhan

Kamis , 26 1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam pada 1. Keluarga Membalas

April 2018 (5 menit) Keluarga salam

Pukul 15.00 2. Menyampaikan tujuan Keluarga mendengarkan dan


Wita penyuluhan memperhatikan petugas

1. Inti (30 1. Menjelaskan 1. Keluarga mendengarkan

mentit) kepadakeluarga tentang dan memperhatikan

pengertian, penyebab, penjelasan dengan

tanda dan gejala, seksama dan bertanya

bahaya/akibat dari tentang hal yang belum

hipertensi serta cara dimengerti seperti cara

perawatan hipertensi. perawatan hipertensi.

2. Menanyakan kepada 2. Keluarga menjawab

keluarga tentang pertanyaan

pengertian, penyebab,
tanda dan gejala,

bahaya/akibat dari

hipertensi serta cara

perawatan hipertensi.

1. Penutup(5 1. Ucaran terma kasih dan 1. Keluarga Membalas

Menit) salam. salam dan terima kasih

Lampiran 2

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah peningkatan tekanan darah melebihi 140

mmHg( sistole) dan 90 mmHg (diastole)

2. Penyebab Hipertensi

a. Usia

b. Jenis Kelamin

c. Riwayat Keluarga

d. Alkohol dan Rokok

e. Stres

f. Kegemukan

g. Obat-obatan

h. Konsumsi garam yang berlebih

i. Makanan yang mengandung lemak tinggi

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


a. Nyeri kepala yang kadang-kadang disertai mual dan muntah

b. Pengelihatan kabur

c. Telinga Mendengung

d. Mimisan

e. Pusing

f. Bengkak pada tungkai

g. Mudah lelah tiba-tiba\

h. Tekanan darah meningkat(lebih dari 140/90 mmHg)

4. Bahaya/akibat hipertensi

a. Gangguan pengelihatan

b. Gagal ginjal

c. Stroke

d. Pembesaran jantung

5. Cara Perawatan Hipertensi

a. Kurangi stres

b. Menghentikan kebisasaan kurang baik seperti: merokok dan minum minuman

beralkohol

c. Kurangi makan garam dan makanan yang mengandung lemak tinggi

Dengan melakukan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan

penumpukan garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi. Pengurangan mengkonsunsi garam dengan tidak

menambahakan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam. Menghidari

bahan makanan seperti abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, udang kering, telur

asin, acar sayur-sayuran dan kacang-kacangan hasilnya dimasak dengan garam


dapur serta bumbu-bumbuan yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi,

viksin. Bahan makanan yang dianjurkan yaitu telur maksimal 1 butir sehari,

beras, kentang, singkong, sayuran. Kacang-kacangan yang hasilnya diolah dan

dimasak tanpa garam dapur serta buah-buahan segar seperti mengkudu,

bangkuang dan mentimun.

d. Jaga Berat Badan

Dengan berolah raga dan melkukan gerak badan yang teratur.

e. Obat-Obatan

Penggunaan obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan sangat

penting bagi mereka yang hipertensinya tidak dapatdikendalikan dengan diet

rendah garam dan perubahan kebiasaan gaya hidup. Dan apabila minum obat

tidak teratur bahkan lupa minum obat hipertensi maka akan bisa meninmbulkan

komplikasi.

5. daftar pustaka

Ns. Andrea Saferi Wijaya, S.Kep & Ns. Yessie Mariza Putri, S.kep.(2013).

Keperawatan Medikal Bedah.

Anda mungkin juga menyukai