Oleh :
Feby Ragiliana 201304099
D3 Keperawatan Semester 3 Tingkat 2
6. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. A termasuk keluarga kecil yang terdiri dari Kepala Keluarga, istri, 2 orang anak
7. Suku Bangsa :
Seluruh Anggota Keluarga berasal dari suku Makassar, Indonesia
8. Agama :
Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan mereka taat beribadah dan menjalankan
perintah Allah SWT
9. Status Sosial Ekonomi keluarga :
Kepala Keluarga : 500.000,-/bln
Istri (ibu K) : 250.000,-/bln
Anak ke-1 : -
Anak ke-2 : -
Untuk pendapatan KK dengan Istri, dijadikan satu sehingga menjadi Rp.750.000,-/bln dengan
rata-rata pengeluaran Rp.600.000,-/bln. Dilihat dari penghasilan anggota keluarga dan harta
benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut mempunyai status social ekonomi
rendah
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Setiap hari KK dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya
menonton TV, berkumpul dengan keluarga dan melepas lelah diruang keluarga, untuk anak
ke-1 dan ke-2 sering keluar bermain dengan teman-temannya disore hari.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn.A mempunyai 2 orang anak, anak pertama perempuan dengan umur 14 thn, anak
kedua laki-laki dengan umur 12 thn, maka keluarga Tn.A berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
12. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Adanya masalah kesehatan yang dihadapi oleh Ny.K menderita gastritis, dan adanya
stress/trauma keluarga yang mengganggu anak-anaknya.
13. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun. Riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
· Kepala Keluarga : Klien pernah sakit apendisitis sehingga harus operasi dan rawat
inap selama 8 hari di Rumah Sakit dan sekarang sudah sembuh.
· Istri : Klien memiliki penyakit magh/gastritis, namun jika penyakitnya kambuh tidak
mengharuskan klien berobat dan rawat inap di RS akan tetapi cukup membeli obat diapotek
· Anak ke-1 : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat
inap di RS
· Anak ke-2 : klien pernah mengalami cedera di kepala dan pergelangan tangan dislokasi
akibat jatuh pada saat bermain, tapi tidak dibawa ke RS untuk berobat akan tetapi hanya
diberi obat gosok dan diurut saja pergelangan tangannya dan kepala yang cedera hanya
diberikan antiseptic yang dibeli sendiri dari apotek. Namun klien masih terkadang
mengeluhkan tangannya terasa nyeri apabila banyak digerakkan saat bermain. Biasanya saat
kambuh, klien cukup diberi minyak gosok pada daerah yang terasa sakit yang kemudian
digunakan untuk istirahat sampai sembuh dengan sendirinya.
14. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari keluarga Tn.A tepatnya anak ke-2 (kakak KK) pernah mengidap sakit DBD, sedangkan
dari keluarga Ny.K tepatnya anak ke-2 (adik Ny.K) mengidap penyakit diare.
C. Pengkajian Lingkungan
15. karakteristik rumah
Luas tanah : 5 x 6 m2 Luas Rumah : 4 x 5 m2
Tipe Rumah : Rumah panggung/rumah kayu dengan jumlah ruang 1 kamar tidur, 1 ruang
tamu sekaligus ruang keluarga, 1 dapur, kamar mandi diluar rumah, dan WC umum. Jumlah
jendela 3, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal. Peletakan
perabot rumah tangga tidak tertata dengan rapi. Tidak ada septic tank, pembuangan langsung
ke selokan besar, jarak antara wc dengan sumber air kurang lebih 10 meter, sumber air
minum PAM.
16. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW
Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah perkotaan
sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Penduduk setempat juga
mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang menginap harap lapor
pada RT/RW. Saat terjadi wabah DBD, malaria, atau pun diare diadakan kerja bakti.
17. Mobilitas Geografis Keluarga
Sejak Tn.A menikah dengan Ny.K, keluarga Tn.A sudah 2 kali pindah pertama di Panampu
dan yang kedua di kecamatan Mariso dan tidak pernah pindah lagi.
18. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari, pada saat sore dan malam hari klien dan keluarganya selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitar.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota keluarga saling menyayangi
satu sama lain keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan MCK, tempat tidur, sumber air
bersih, dan sepeda sebagai sara transportasi, sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti
penyuluhan kesehatan diposyandu misalnya : penyuluhan tentang DBD,diadakannya
imunisasi, sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.
Struktur keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa
makassar dan Indonesia. Komunikasi antara keluarga lebih sering mulai sore hari karena
hampi semua anggota keluarga pulang kerja disore hari.
21. Struktur Kekuatan Keluarga
Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara berperilaku yang baik , sopan
santun, tata karma, cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Untuk kekuatan keluarga
masih tetap berada pada Tn.A jika ada masalah diselesaikan dengan baik oleh Tn.A dan
istrinya beserta kedua anaknya.
22. Struktur Peran
Tn.A :
- peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat
- peran formal : menjadi kepala keluarga, suami, ayah
Ny.K :
- peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu
dilingkungan tempat tinggal
- peran formal : sebagai ibu rumah tangga, istri. Ibu
Anak ke-1 :
- peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar
- peran formal : sebagai anak
Anak ke-2 :
- peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar
- peran formal : sebagai anak
23. Nilai dan Norma keluarga
Keluarga kurang menyadari pentingnya menjaga kesehatan, mereka membiasakan cuci
tangan sebelum makan, akan tetapi kebersihan lingkungan disekitarnya tidak dijaga dengan
baik, kecukupan gizi dalam keluarga juga kurang terpenuhi dilihat dari makanan yang sering
dikonsusmsi tiap harinya dikarenakan ekonomi rendah (tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna).
E. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih saying. Klien selalu mendukung apa
yang dilakukannya selama dalam batas kewajaran dan tidak melangga etika dan sopan
santun. Diterapkannya demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antara anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan etika sopan santun dalam berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan mengenai penanganan
jika mengalami kekambuhan penyakit kurang. Terbukti saat Ny.K kambuh penyakitnya dia
hanya membeli obat di apotek tanpa berobat ke dokter dulu, dan juga ketika anaknya
mengalami cedera hanya diberi minyak gosok di area yang sakit, lalu digunakan untuk
istirahat sampai terasa baik.
b. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
- anggota kelurga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota kelurga dan mengerti
tentang sumber-sumber kelurga yang dimiliki
- keluarga kurang menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat
mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Terbukti dari lingkungan sekitar banyak
terdapat tumpukan sampah, tidak terdapat juga empat sampah.
- Keluarga kurang mengerti dan menyadari tentang pentingnnya hygien sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat. Terbukti jendela rumah jarang dibuka.
- Keluarga secara keseluruhan kurang mampu mempertahankan kondisi kesehatan mereka.
Terbukti pemenuhan gizi seimbang kurang, tidur tidak teratur, mengatur waktu antara bekerja
dan berkumpul dengan keluarga kurang baik, terbukti keluarga mengutamakan pekerjaan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
- pegetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit mengerti mengenai hal-
hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuhan
- jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan,
maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan pada tenaga kesehatan.
Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat,
pemenuhan kebutuhan dan konsumsi obat antiseptic, generic, dll dari apotek atau warung
kepada anggota keluarga yang sakit.
- Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang sering dikonsumsi dan
cocok bagi masing-masing anggota keluarga. Apabila penyakit yang diderita dirasa parah,
keluarga langsung membawa ke tenaga kesehatan.
- Keluarga memberikan perhatian, kasih saying dan support agar dapat membantu proses
penyembuhan.
d. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
- keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya
- anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit. Namun, terkadang
maslah kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan selalu mencari
solusi jika keluarga sakit.
- Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang menyerang anggota keluarga
yang lain.
- Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif
- Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang dilakukan jika
maslah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak dapat mengambil keputusan.
27. fungsi reproduksi
a. jumlah anak yang dimiliki Tn.A ada 2 orang yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki
b. keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran anak
yang satu dengan yang lainnya.
c. Tn.A dan Ny.K menggunakan metode program KB alami
28. fungsi ekonomi
- keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari pendapatan yang
diterima per bulan, namun keluarga kurang mampu menyisihkan pendapatannya untuk
keperluan yang tidak terduga
- keluarga kurang mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti posyandu,
puskesmas dll.
F. Stress dan Koping Keluarga
29. stressor jangka pendek dan jangka panjang
- stressor jangka pendek : kerusakan rumah akibat banjir dan trauma adanya banjir susulan
- stressor jangka panjang : kekambuhan penyakit magh/gastritis pada Ny.K
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku sedikit cemas karena tidak dapat tenang dan
nyaman beristirahat dirumahnya.meskipun demikian keluarga telah berusaha memperbaiki
rumahnya sehingga layak untuk dihuni dan tetap waspada dengan adanya banjir susulan yang
bisa datang lagi. Untuk stressor jangka panjang keluarga (terutama Ny.K) berusaha mencegah
kekambuhan penyakitnya. Namun terkadang Ny.K tetap mengkonsumsi makanan yang
menjadi pantangannya misalnya makanan pedas dan asam.
31. strategi koping yang digunakan
Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan musyawarah.
32. strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan, perlakuan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan anak, memberikan ancaman dalam menyelesaikan masalah.
Pemeriksaan Fisik
1. Tn.A (kepala keluarga)
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
Ø KEPALA
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit sawo matang
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
- Mulut dan faring
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
Ø LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
Ø DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
Ø ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan
peristaltik usus baik.
Ø EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
2. Ny.K (Istri)
TD : 120/80 mmHg
R : 26 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
Ø KEPALA
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit putih bersih
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
- Mulut dan faring
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
Ø LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
Ø DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
Ø ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan
peristaltik usus baik.
Ø EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
2. Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau trauma yang
dirasakan.
IMPLEMENTASI
Hari/T Dx Implementasi
anggal
Kamis 1 1. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan kecemasannya
/ Hasil : keluarga mengungkapakan kecemasannya
23/12 2. Menganjurkan keluarga untuk mengurangi stressor yang menyebabkan
/2010 kecemasan seperti anjurkan keluarga untuk tidak berfokus terhadap kejadian
banjir yang paling berkesan dan merusak harta benda.
Hasil ; keluarga mendengarkan dengan baik apa yang disrankan, dan ingin
mencoba melaksanakan apa yang telah dingajurkan perawat
Kamis 2 1. Menjelaskan tentang penyakit gastritis, meliputi: pengertian, tanda dan
/ gejala, penyebab, penanganan dan pencegahan serta akibat bila penanganan
23/12 tidak tepat atau tdk segera ditangani dengan bahasa yang mudah dipahami.
/2010 Hasil : klien tampak mendengarkan dan dengan seksama dan klien mengatakan
agak mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan kepada keluarga mengenai hal-hal yang dapat dilakukan saat
penyakit ny.x kambuh.
Hasil : klien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan perawat, dan
klien mengatakan akan melaksanakan apa yang disarankan.
EVALUASI
No. Hari/tgl DIAGNOSA EVALUASI