Di sebuah bangsal Rumah sakit P di kota J tempat penulis kerja di awal tahun 1993 terjadi
pelanggaran etcikakeperawatan.Kondisisaatitu di
rumahsakittersebutmemangjumlahperawatdanpasienmemangtidaksebanding, itu pun
jumlahperawat di tiapruangan 2 sampai 3 danmasihlulusan SPK atau SPKC.
Lainnyatenagakeperawatandiambildarilulusan SD dan SMP.
Sedangkanjumlahpasientiapruanganantara 30 sampai 60 pasien .Setiap shift jaga sore ataumalam
1 atau 2 orang perawatjugakejadiankasusiniberawalsaattemansaya yang berinisial Y
memberidanmembimbingminumobat oral padasaatjaga sore, memangadasalahsatupasien yang
seringmenipupadasaatminumobatdengancarapura –
puraminumobatkemudiankalautidakketahuanperawatmembuangataumemuntahkankembaliobatter
sebutkemudianmemasukkanobattersebut di sakubajunya , pasientersebutbernama D.
padasaatmemberiobatpadapasien D perawat Y tersebutberpesan agar
obatnyadiminumtidakdibuang. Pasientersebutjugamengatakan“ Ya Pak”.
Sambilmemberiobatpadapasienlainnyaperawat Y tersebuttetapmemperhatiakanpasien D tersebut,
sampaipadasuatuketikapasien D membelakangiperawat Y kemudianmengusapmulutnya.
Melihatkejadiantersebutparawat Y
memanggildanmenarikbajupasienkemudianmengecek sakubajupasienternyatabenaradabeberapa
butirobat di sakutersebut. Melihatkejadiantersebutperawat Y
kontanmembentakdanmemarahipasien,
takcumaituperawattersebutpenamparmulutpasienbeberapa kali sampaiakhirnyapasien D
tersebutmengatakan “ampun Pak”!
kemudiandisuruhlahpasientersebutmeminumkembaliobetnyadanmenyarankanuntuktidakmengula
ngiperbuatannya.
Penyelesaianmasalahdenganprinsipbenefisiensi
Padaskenari di atasdenganprinsipbenefisiensi.
“Benefisiensiberartihanyamengerjakansesuatu yang baik.
Kebaikanjugamemerlukanpencegahandarikesalahanataukejahatan,
penghapusankesalahanataukejahatandanpeningkatankebaikanolehdiridan orang lain. Kadang-
kadangdalamsituasipelayanankesehatankebaikanmenjadikonflikdenganotonomi”
KELOMPOK
NELA RESIANA