J DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN DI RW 11 KELURAHAN SEKELOA
Disusun Oleh :
Mulyanto
D522129
FAKULTAS KEPERAWATAN
2023
Form Pengkajian Keperawatan Keluarga
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. A
2. Alamat dan telepon : Kelurahan Sekeloa - RT02/RW11
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Karyawan swasta
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hubungan Umur Pendidikan
1 Apandi L Kepala Keluarga 65 tahun SD
2 Jubaedah P Ibu 64 tahun SMP
3 Imas P Anak ke-1 43 tahun SMP
4 Adi S L Anak ke-2 39 tahun SMA/Sederajat
Genogram :
6. Suku bangsa :
Keluarga adalah orang Indonesia asli yang berasal dari suku Sunda.
7. Agama :
Klien dan keluarga beragama Islam. Apabila shalat tiba maka klien dan suami klien
segera melaksanakan shalat sebagaimana mestinya. Pada bulan suci Ramadhan,
klien melaksanakan shalat sunat Tarawih di mesjid terdekat.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah Ny. J dan keluarga kurang lebih 8 m2. Tiper rumah yang dihuni yakni
rumah modern. Didalam rumah terdapat 5 ruangan lengkap beserta dapur, ruang
tidur, ruang tamu dan kamar mandi. Semua rumah sudah menggunakan lantai
sebagai alasnya, rumah disertai pintu, jendela, dan ventilasi udara. Sumber air
berasal dari pdam, jarak septik tank kurang dari 10 meter dari rumahnya.
Denah rumah :
Halaman Depan
Kamar 1
Ruang Keluarga
Jemuran Baju
Lt. 2
Dapur dan Kamar 2
ruang makan
WC
Tangga Tangga
D. Struktur Keluarga
1. Sistim pendukung keluarga :
Ny. J tinggal bersama anak pertamanya dan kedua cucuya. Kondisi anak
pertamanya sehat tanpa ada penyakit yang menyertainya saat ini. Fasilitas
pendukung kesehatan yang tersedia di rumah hanya adaya obat herbal yang didapat
dari kebun yang dikelola oleh suaminya. Selain itu untuk menjaga keluarga dari suhu
dingin Ny. J dan keluarga memiliki baju tebal dan sandal yang digunakan khusus
untuk di rumah. Keluarga aktif di posbindu dan mengenal baik kader keehatan di
lingkungan rumahnya.
2. Pola komunikasi keluarga :
Komunikasi yang dilakukan oleh Ny. J dan keluarga cukup baik tanpa adanya
hambatan selain kesibukan di waktu-waktu tertentu. Apabila waktu sore menjelang
atau waktu bekerja suaminya selesai maka Ny. J dan suami terkadang bercakap-
cakap didalam rumah atau di area kebun yang dikelola oleh suaminya.
3. Struktur kekuatan keluarga :
Apabila ada masalah, maka keputusan diambil oleh kepala rumah tangga. Akan
tetapi terkadang keputusan selalu di diskusikan dengan anggota keluarga lainnya.
4. Struktur peran :
Tn. A sebagai kepala keluarga telah menjalankan perannya dengan baik. Walau
tidak memiliki pekerjaan yang menetap, tapi masih bertangun jawab dengan
mengelola kebun yang dititipkan padanya. Ny J sebagai ibu rumah tangga juga
mendukung suaminya dengan cara menemaninya di kebun. Selain itu sebagai ibu
rumah tangga, Ny J selalu menyiapkan makanan dan kebutuhan lainnya untuk
suaminya. Anak pertamanya memiliki seorang anak yang sudah kuliah dan balita.
Terkadang Ny. J merawat cucunya yang masih balita selagi ibunya bekerja.
Sedangkan Tn. Ad sudah bekerja dan memiliki keluarga.
5. Nilai atau nama keluarga :
Ny. J apabila sakit terasa selalu di antar oleh anaknya untuk konsultasi kedokter
praktik. Apabila penyakitnya masih bisa di tangani oleh keluarga maka keluarga
membeli obat ke apotek terdekat.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Keluarga menyadari penyakit yang diderita oleh Tn. A dan Ny. J, maka dari itu
keluarga selalu memeriksakan dirinya ke posbindu bersama-sama.
2. Fungsi sosialisasi :
Keluarga yakni seorang muslim yang taat beribadah. Sebagai kepala keluarga Tn. A
adalah sosok yang disiplin dan mempertahankan norma-norma yang diterapkan bagi
seorang muslim.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan :
Keluarga mengenal penyakit yang dialami oleh klien, Ny. J hanya mengetahui
bahwa penyakit yang dimiliki olehnya yakni darah tinggi/hipertensi. Akan tetapi
tidak mengerti pengertian dari darah tinggi/hipertensi, tanda dan gejala khas
hipertensi, penyebab terjadinya hipertensi. Keluarga memiliki persepsi bahwa
penyakit hipertensi hanya disebabkan oleh makanan asin.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat :
Keluarga mengetahui sifat masalah akan tetapi tidak mengetahui seberapa
luasnya masalah yang dihadapi.
Masalah kesehatan hanya dirasakan oleh klien dan tidak mempengaruhi
anggota keluarga lainnya.
Klien mengatakan bahwa klien ingin sembuh dari penyakit yang dialaminya
saat ini, akan tetapi suami klien yang memiliki masalah kesehatan tidak
kooperatif dengan pengobatan yang seang dijalaninya saat ini.
Keluarga tidak menjadikan masalah kesehatan sebagai ancaman di masa
yang akan datang
Keluarga menerima masalah kesehatan yang sedang dihadainya dengan
positif
Keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang tersedia dengan mudah
Keluarga percaya dengan tenaga medis, hanya saja kepala keluarga tidak
tampak percaya dengan tenaga medis karena penyakit yang dialami
sebelumnya.
Keluarga mendapatkan informasi yang benar terhadap penyakit yang
dialaminya.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, termasuk
kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada di masayarakat :
Keluarga mengetahui sifat penyakit, akan tetapi tidak mengetahui
perkembangan perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
kesehatannya.
Keluarga memiliki sumber daya dan menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia di lingkungan masyarakat dengan rutin datang ke Posbindu.
Keluarga cukup terampil mengenai perawatan yang bersifat tradisional dan
herbal untuk melakukan perawtaan dasar.
Keluarga tidak memiliki pandangan negatif terhadap perawatan yang
dilakukan.
Keluarga dapat melihat keuntungan dalam memelihara lingkungan seperti
rutin membersihkan rumah.
Keluarga mengetahu upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Keluarga tidak banyak mengetahui terkait tindakan medis dan efek samping
yang ditimbulkannya, maka tidak ada ketakutan yang muncul terkait
diagnostik, pengobatan, dan penegahan.
Keluarga memandang bahwa tidak semua pengobatan kimia akan berhasil,
akan tetapi pencegahan penyakit sesuai pengetahuan keluargalah yang
harus di pertahankan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki
Keluarga mengetahui keuntungan dan manfaat besar dalam memelihara
lingkungannya.
Keluarga mengetahui betapa pentingnya hygene dan sanitasi di rumahnya.
Keluarga hanya sedikit mengetahui upaya pencegahan penyakit secara dasar
terhadap penyakit-penyakit yang ringan.
Keluarga memandang hygene dan sanitasi adalah salah satu bagian yang
penting untuk dilakukan
Keluarga memiliki kesibukan masing-masing. Tn. A dan Ny. J terkadang
dalam waktu luang selalu mempersiapkan makanan untuk dihidangkan
secara bersama-sama.
4. Fungsi reproduksi :
Tn. A dan Ny. J memiliki 2 anak, keluarga tidak berkeinginan menambah umlah anak
karena menikuti program pemerintah, selain itu faktor usia menjadi pengaruh besar
tidak menambah jumlah anak. Metoda yang dilakukan keluarga sebelumnya yakni
KB, hanya saja karena Ny. J saat ini sudah menopause maka KB dihentikan.
5. Fungsi ekonomi :
Keluarga mengelola kebun yang dititipkan, hasil dari kebun tersebut dimanfaatkan
sebagai bahan pangan untuk di konsumsi. Terkadang anaknya selalu memberikan
uang pada Ny. J dan Tn. A untuk kebutuhan sandang dan pangan dalam sehari-
harinya.
Ekstremitas atas Warna kulit sawo matang, tidak Warna kulit kuning langsat,
terdapat perlukaan, turgor kulit tidak terdapat perlukaan, turgor
elastis, CRT<2 detik. Kulit kulit elastis, CRT<2 detik. Kulit
tangan teraba kasar khususnya tangan teraba halus Reflek
pada bagian telapak tangan. menggenggam baik.
Reflek menggenggam baik.
Kebas pada bagian jari-jari
tangan.
Hasil pengkajian : Klien termasuk dalam kategori A yakni mandiri dalam makan, BAB
dan BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
Penilaian SPMSQ
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Kesusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan MMSE (Mini Mental Status
Exam):
Orientasi, Registrasi, Perhatian, Kalkulasi, Mengingat, Bahasa
Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
< 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Hasil analisis : Klien memiliki skor 21, dimana pada 21 yakni adanya
kerusakan aspek fungsi mental ringan
H. Harapan Keluarga
Ny. J memiliki harapan dengan adanya tenaga kesehatan yang datang mengunjungi
rumah maka akan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialaminya saat ini.
A: Masalah tertasi
P:
Anjurkan klien untuk
melakukan diet hipertensi
Anjurkan klien untuk
memahami tentang
pencegahan hipertensi
Anjurkan klien untuk
melakukan senam hipertensi
sebagai langkah preventif
Anjurkan klien untuk
melakukan kontrol hipertensi
pada fasiitas kesehtaan
terdekat
I:
Menganjurkan klien untuk
melakukan diet hipertensi
Menganjurkan klien untuk
memahami tentang
pencegahan hipertensi
Menganjurkan klien untuk
melakukan senam hipertensi
sebagai langkah preventif
Menganjurkan klien untuk
melakukan kontrol hipertensi
pada fasiitas kesehtaan
terdekat
E:
Klien mengerti untuk
melakukan diet hipertensi
klien memahami tentang
pencegahan hipertensi
Klien memahami dan dapat
melakukan senam hipertensi
sebagai langkah preventif
Klien mau melakukan kontrol
hipertensi pada fasiitas
kesehtaan terdekat
R:
Keluhan klien berkurang dan
hipertensi yang dialami dapat di
kotrol dengan melakukan diet
hipertensi yang didiskusikan dan
melakukan senam hipertensi sebagai
langkah pecegahan