Anda di halaman 1dari 15

OSTEOPOROSIS

Nama Kelompok
Nina Islamiyah ( 201304021 )
Abdul Aziz Z ( 201304047 )
Yulia Fatimatuzahro ( 201304074 )
Feby Ragiliana ( 201304099)
M. Arif Fandi ( 201304151 )
Restru Tri A ( 201304163 )
DEFINISI
 Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang

progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah


patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium
dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat.

( brunner & suddarth:2002)


ETIOLOGI
A. Faktor resiko yang tidak terhindarkan

- Jenis kelamin

- Ras

- Minuman bersoda

- Kafein

- Kurangnya nutrisi

- Pengobatan

- Usia

- Genetik

- Kurusnya tubuh

B. Resiko yang dapat dipengaruhi


 Konsumsi alkohol yang berlebihan

 Rokok
PATOFISIOLOGI
Sel tulang terdiri atas osteoblas, osteossit dan  osteoclas yang dalam aktifitasnya
mengatur homeostasis kalsium yang tidak  berdiri sendiri melainkan saling
berinteraksi.

Homeostasis kalsium pada  tingkat seluler didahului penyerapan tulang oleh


osteoclas  yang memerlukan waktu 40 hari disusul fase istirahat dan kemudian
disusul fase pembentukan tulang kembali oleh osteoblas yang memerlukan waktu
120 hari.

Dalam  penyerapannya osteoclas melepas transforming  Growth Factor yang


merangsang aktivitas awal osteoblas dalam keadaan normal kwantitas dan kwalitas
penyerapan tulang oleh osteoclas sama dengan kwantitas dan kwalitas pembentukan
tulang baru oleh osteoclas. Pada Osteoporosis penyerapan tulang lebih banyak dari
pada pembentukan baru.
MANIFESTASI KLINIK
Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata

Nyeri timbul secara mendadak

Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-

hari atau karena pergerakan yang salah


Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak

Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur pada vertebra

Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra

Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur

(Zavier, 2008)
PENCEGAHAN
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melindungi diri kita dari osteporosis, diantarnya
adalah :
 Menjaga asupan makanan, dan menyeimbangkan kebutuhan gizi. Jangan sampai berlebihan

tapi juga tidak kekurangan.


 Melakukan aktivitas fisik yang teratur, meskipun tidak berlebihan.

 Menjaga berat badan agar tetap seimbang dan tidak terlalu kurus

 Jika harus mengkonsumsi obat-obatan yang meningkatkan resiko osteoporosis, konsultasikan

pada dokter bagaimana menjaga tulang serta asupan tambahan yang mungkin diperlukan
 Menghentikan kebiasaan yang dapat meningkatkan resiko terserang osteoporosis.

 Jangan lupa melakukan tes BMD jika sudah mengalami menopause untuk mengetahui seberapa

jauh atau dekat diri anda dari osteoporosis.

(Tjahjadi,2009).
PENATALAKSANAAN
A. Makanan yang baik dikonsumsi

 Ikan

 Sayuran Hijau

 Kacang-kacangan

 Buah-buahan

B. Management Nyeri

 Relaksasi

 Distraksi

 Massage
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan. Dalam pengkajian riwayat keperawatan, perawat perlu
mengidentifikasi adanya :
 Rasa nyeri / sakit tulang punggung ( bagian bawah ), leher, dan pinggang.

 Berat badan menurun

 Biasanya diatas 45 tahun

 Jenis kelamin sering pada wanita

 Pola latihan dan aktivitas

 Keadaan nutrisi ( mis : kurang vitamin D dan C, serta kalsium )

 Merokok, mengkonsumsi alkohol dan kafein

 Adanya penyakit endokrin : diabetes melitus, hipertiroid, hiperparatiroid, sindrom

chusing, akromegali, hipogonadisme.


Lanjutan.....
2. Pemeriksaan Fisik
 Lakukan penekanan pada tulang punggung terdapat nyeri tekan atau nyeri

pergerakan.
 Periksa mobilitas pasien

 Amati posisi pasien yang nampak membungkuk

3. Riwayat psikososial. Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya


sering timbul kecemasan, takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep
diri. Perawat perlu mengkaji masalah – masalah psikologis yang timbul
akibat proses penuaan dan efek penyakit yang menyertainya.
Diagnosa keperawatan
 Nyeri b.d spasme otot, fraktur

 Konstipasi berhubungan dengan imobilitas atau terjadinya ileus ( obstruksi

usus )
 Resiko terhadap cidera : farktur b.d osteoporosis

 Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi

 ( Bunnert & Suddarth, 2002 )

 Risiko tinggi regimen terapeutik tidak efektif b.d insufisiensi pengetahuan,

faktor – faktor risiko, terapi nutrisi, dan prevensi.


 ( Lukman Nurna Ningsih )
INTERVENSI
 Anjurkan klien dengan istirahat di tempat tidur dengan posisi terlentang atau miring

ke samping selama beberapa hari.

R/ : Mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan pasien


 Kasur harus padat dan tidak lentur.

R/ : Mengurangi adanya risiko tulang membengkok


 Lakukan gerakan Fleksi lutut

R/ : Meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot.


 Berikan kompres hangat dan pijatan punggung

R/ : Memperbaiki relaksasi otot.


Lanjutan ....
 Pasien diminta untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan hindari gerakan

memuntir.

R/ : Pasien merasakan relaksasi

 Pasang korset lumbosakral untuk menyokong dan imobilisasi sementara, meskipun alat serupa

kadang terasa tidak nyaman dan kurang bisa ditoleransi oleh kebanyakan lansia.

R/ : Mengurangi resiko pembengkokan tulang

 Bila pasien sudah dapat menghabiskan lebih banyak waktunya di luar tempat tidur perlu

dianjurkan untuk sering istirahat baring

R/ : Mengurangi rasa tak nyaman dan mengurangi stres akibat postur abnormal pada otot yang

melemah.

 Pemberian obat analgetik

R/ : Meredakan dan mengurangi skala nyeri pada pasien


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai