Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN TBC

PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. BIODATA
Nama Kepala Keluarga :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Alamat :

2. KOMPOSISI KELUARGA
No Nama Umur JK Hubungan Pendidikan Pekerjaan
dengan KK

3. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari Suku …....... atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah Bahasa …........

4. AGAMA
Seluruh anggota keluarga …....... menganut agama Islam.

5. STATUS EKONOMI KELUARGA


Penghasilan keluarga didapat dari hasil …....... dengan pendapatan kurang lebih
Rp…................./bulan. Uang ini digunakan setiap
bulannya untuk kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, kebutuhan makan, ba
yar
pajak, bayar rekening listrik, dan biaya transportasi. Penghasilan keluarga sudah
cukup memenuhi kebutuhan.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
Tahap perkembangan keluarga saat ini pada tahap VI yaitu keluarga mulai melepas
anak usia dewasa. Tugas perkembangan keluarga yaitu :
Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
Penataan kembali peran ortu dan kegiatan rumah

2. TAHAP PERKEMBANGAN SAAT INI


Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap
perkembangan.

3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA


Kejadian Kesakitan Saat Ini
…....... menderita penyakit TB Paru …....... tahun yang lalu, kemudian sudah
minum obat OAT selama 6 bulan, namun …....... tidak pernah cek kesehatan lagi
apakah kuman TB sudah benar-benar hilang atau tidak.
Kejadian Kecacatan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat fisik.
Kejadian Kematian Satu Tahun Terakhir
Terdapat anggota keluarga yang meninggal dunia pada satu tahun terakhir yaitu
adik dari bapak mertua …....... yang berusia 60 …....... tahun meninggal dunia karena
sakit stroke.
Kejadian Penyakit Kronis
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit kronis.
Kejadian Sakit Satu Tahun Terakhir
…....... menderita penyakit TB Paru sejak 2 ½ …....... tahun yang lalu.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. KARAKTERISTIK RUMAH
Perumahan
Jenis rumah permanen dengan luas bangunan 40 m2. Status rumah milik pribadi
dengan atap rumah menggunakan asbes. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas
lantai dengan pencahayaan kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah pada
siang hari sehingga tampak gelap dan lembab. Penerangan di rumah menggunakan
listrik. Lantai di rumah menggunakan
ubin. Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan kotor. Bagian-
bagian rumah terdapat ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan kamar mandi yang
bergabung dengan WC.
Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-sampah
rumah tangga tersebut diikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi dibuang
di tempat pembuangan sampah yang ada di dekat rumahnya.
Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pompa tangan untuk keperluan MCK. Untuk
keperluan air minum keluarga …....... membeli air minum yang sudah matang
di warung (air mineral). Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa, tidak ada endapan,
dan tidak berbau.
Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan tinja
dengan sumber air yaitu 10 meter.
Pembuangan Air Limbah
Keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah dengan kondisi menga
lir melalui selokan dan berakhir ke sungai/kali.
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
Terdapat fasilitas kesehatan di lingkungan rumah yaitu
puskesmas, posyandu, balai pengobatan mandiri, dokter praktek, dan bidan/mantri
praktek. Fasilitas kesehatan tersebut dapat terjangkau keluarga dengan berjalan kaki
atau naik kendaraan bermotor.

2. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS


Hubungan antar tetangga …....... baik, saling menghomati, kerukunan terjaga, bila ada
yang memiliki kesulitan maka saling membantu dengan gotong royong.

3. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA


Keluarga …....... selama ini sebagai penduduk asli …....... dan tidak pernah pindah
rumah.

4. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT


Interaksi dengan keluarga paling sering terjadi yaitu saat pagi hari dan malam hari,
biasanya interaksi terjadi saat menonton TV.
…....... mengikuti kegiatan sosial di kampung serperti: pengajian setiap malam Jum’at.

5. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA


Jumlah anggota keluarga yaitu …....... orang yang terdiri dari KK, istri, …....... orang
anak kandung yang terdiri dari …....... anak laki-laki dan …....... anak perempuan
D. STRUKTUR KELUARGA
1. POLA KOMUNIKASI
Pola komunikasi kurang efektif. Cara berkomunikasi yang sering diterapkan dalam
keluarga yaitu secara langsung Dalam komunikasi, yang paling dominan adalah ….......
dengan menggunakan bahasa sunda. Interaksi yang berlangsung biasanya hanya
sekedar. Tidak ada konflik dalam keluarga tentang pola interaksi.

2. STRUKTUR KESEHATAN KELUARGA


Menurut …......., hanya …....... yang sakit dan anggota keluarga lainnya dalam
keadaan sehat.

3. STRUKTUR PERAN
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu …....... sebagai kepala keluarga,
sebagai bapak untuk anak-anaknya, sebagai kakek dari cucu-cucunya, dan sebagai
pencari nafkah. Sedangkan anak sebagai anggota keluarga dan sebagai istri/suami
bagi pasangannya, serta menjadi orangtua dari anak-anaknya. …....... berperan
sebagai ibu dan nenek.
Tidak ada perubahan peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam
keluarga.

4. NILAI DAN NORMA DALAM KELUARGA


…....... bersuku Jawa. Dalam keluarga tidak ada nilai-
nilai tertentu dan nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan karena
menurut keluarga kesehatan merupakan hal yang penting.

E. FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI AFEKTIF
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga ap
apabila salah satu anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap kehilangan
yaitu berduka, namun selama ini keluarga saling menguatkan dan menjaga satu sama
lain.

2. FUNGSI SOSIALISASI
Anggota keluarga tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat
dan tidak ada yang mempunyai kedudukan berpengaruh di masyarakat
dalam keluarga ….......
3. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak
dan biaya untuk berobat.
4. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara musyawarah.
Di dalam keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah
….......Di dalam masalah kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga kesehatan
seperti dokter/perawat untuk memecahkan masalah kesehatan keluarga. Anggota
keluarga yang paling dipercaya kepada keluarga adalah ibu.

Kemampuan mengenal masalah kesehatan


…....... sudah mengerti tentang tanda dan gejala penyakit …....... yang pernah
dideritanya.

Merawat anggota keluarga yang sakit


Anggota keluarga kurang mengerti tentang perawatan pada …....... yang sedang
sakit, dimana …....... masih mempunyai kebiasaan merokok dan tidak ada yang
melarangnya walaupun sudah mengerti …....... memiliki penyakit TB.

Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat


Keluarga kurang mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dimana
rumah terlihat kotor dan kurang terawat kebersihannya.

Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan


di
masyarakat
Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa ke
fasilitas kesehatan seperti puskesmas, dokter praktek, bidan/mantri praktek.

Pola Pemenuhan Aktivitas Sehari - Hari


a. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Menurut …....... pengadaan makanan sehari-hari dalam keluarga dengan
memasak. Komposisi jenis makanannya adalah nasi, lauk pauk, protein hewani, dan
protein nabati, sayuran, dan air minum. Cara penyajian makanan yaitu tertutup.
Dalam keluarga …....... tidak terdapat pantangan terhadap makanan. Pengelolaan air
minum dalam
keluarga dengan cara membeli air aqua, kebiasaan keluarga dalam mengelola
makanan yaitu dipotong dahulu kemudian dicuci. Kebiasaan makan dalam
keluarga yaitu sendiri-sendiri.

b. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur


Dalam keluarga …....... anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang
hari. Selama ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan tidur.

c. Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi dan Exercise


Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur karena tidak memiliki
dana. Dalam keluarga …....... memanfaatkan waktu luangnya dengan menonton
tv saja di rumah. Keluarga …....... memiliki waktu khusus untuk berolahraga biasanya
olahraga yang dilakukan dengan jalan-jalan kecil dekat rumah.

d. Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri


Pemeliharaan kebersihan diri dalam anggota keluarga yaitu mandi 2x/hari, sikat
gigi 3x/hari, cuci rambut1x/hari. Keluarga mandi dengan menggunakan sabun,
sikat gigi menggunakan pasta gigi, dan cuci rambut menggunakan shampo.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
(1) Stressor jangka pendek
Klien mengeluh batuknya kambuh lagi.
(2) Stressor jangka panjang
Klien menderita pernyakit TB yang sudah lama dan berpotensi kambuh lagi jika
pengobatannya kurang teratur.

KEMAMPUAN KELUARGA BERRESPON TERHADAP STRESSOR


Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
petugas kesehatan

STRATEGI KOPING YANG DIGUNAKAN


Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.

STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL


Jika sakit, …....... beristirahat dan tidur.

G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
BB/TB ` : 45 kg/ 165cm
: TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, RR: 25 X/mnt, suhu:36°C

Kepala : Rambut bersih, warna hitam beruban, rontok, wajah pucat.


Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Pernafasan cuping hidung
Mulut : mukosa bibir kering, gigi norrmal
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena jugularis
Dada : ada tarikan intercostae, suara paru ronchi, tedrapat retraksi dinding dada, suara nafas
irregular
Perut : bulat datar, bising usus 12 x/ menit, hepar dan lien tak teraba., suara perut
timpani.
Ekstrimitas : tidak ada odema pada ekstrimitas baik ekstrimitas bagian atas
maupun ekstrimitas bagian bawah.

H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dari petugas
kesehatan dan pengobatan secara maksimal untuk mengobati penyakitnya.

ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Kemungkinan
Keperawatan Etiologi
1 Data Subjektif : Resiko terjadinya Ketidakmampuan
- …....... mengatakan sakit TB penularan TB keluarga merawat
Paru sejak 2 ½ tahun yang Paru pada anggota keluarga
lalu. anggota keluarga yang sakit
- …....... mengatakan obatnya yang lain
diminum secara teratur
selama 6 bulan pada 2 ½
tahun yang lalu, namun masih
menjadi perokok aktif.
- Klien mengatakan dalam 1 hari
menghabiskan rokok 12
batang/hari.
- …....... mengatakan tidak
pernah periksa ke
Puskesmas lagi sejak obatnya
habis 6 bulan.
- …....... mengatakan saat ini
sedang masuk angin, flu, dan
batuk-batuk.

Data Objektif :
- Kesadaran compos mentis
- Tanda-tanda vital: TD
110/70 mmHg, Nadi 80
x/menit, Pernafasan
25x/menit, irreguler, bunyi
nafas sedikit ronchi, Suhu 360C
2. - Berat Badan 45 kg, TB 165 cm Ketidakmampuan
- Tn. I tampak kurus, kondisi Tidak efektifnya keluarga merawat
rumah sempit, pencahayaan bersihan jalan anggota keluarga
redup, udara lembab, gelap, nafas pada .......... yang sakit
dan kotor.
Data Subjektif:
- …....... mengatakan sudah
lama batuk-batuk sekitar 2
minggu karena masuk angin.
- …....... mengatakan batuknya
sudah sembuh
dan sekarang kambuh lagi akibat
masuk angin.
- …....... mengatakan
baru membeli obat di warung
kalau batuknya dirasa agak
parah.
- …....... mengatakan
mengetahui tentang
penyakit TB Paru .
- …....... mengatakan tidak
pernah membuka jendela
karena sudah ada kipas angin.

Data Objektif:
- Tekanan Darah 110/70
mmHg, Nadi 86 x/menit,
Pernafasan 25x/menit, bunyi
paru terdengar sedikit bunyi
ronki, Suhu 360C
- Berat Badan: 45 kg
- Tinggi Badan: 165 cm
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Masalah keperawatan Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga
yang lain b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
N Kriteria Perhitu Sko Pembenaran
o ngan r
1 Sifat 2/3×1 2/3 Ditangani segera karena resiko
Masalah : penularan TB Paru pada anggota keluarga yang
Resiko lain, …....... riwayat TB
Paru 2 ½ tahun yang lalu minum obat OAT
selama 6 bulan, dan tidak pernah berobat lagi.

2 2/2×2 1 Dapat dirubah dengan penyuluhan


Kemungki penularan TB Paru dengan
nan menganjurkan …....... tidak
masalah membuang dahak sembarangan dan rajin me
untuk membuka jendela pada pagi hari dan siang hari.
dirubah:
3 Mudah 2/3 x 1 2/3
Resiko penularan sulit dicegah karena kondisi
Potensi rumah yang
pencegaha sempit dan interaksi antara anggota
n keluarga yang lain kurang dari 1
4 masalah: 2/2 x 1 1 meter dan …....... lupa untuk menutup mulut
Sedang jika batuk

Menonjoln Masalah perlu ditangani segera


ya karena resiko penularan pada anggota keluarga
masalah: yang lain dengan melakukan pemeriksaan pada
Masalah anggota keluarga yang lain (screening
dirasakan kesehatan) dan anjurkan keluarga untuk
dengan a memanfaatkan fasilitas (puskesmas) yang
da terdekat dan sesuai kemampuan.
upaya/seg
era
ditangani
Total Skor 3 1
/3
2. Masalah keperawatan Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada …....... b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah : 3/3 x1 1 Masalah ini bersifat aktual karena
Aktual …....... mengeluh batuk-batuk selama 2
minggu, sesak nafas dan mudah
lelah. Jika tidak ditangani segera
dapat
2 Kemungkinan 2/2×2 1 mengakibatkan penyakit menjadi
masalah untuk semakin parah.
dirubah: Pelayanan kesehatan dekat dari
Mudah rumah dan terjangkau, dana untuk
berobat tersedia karena murah.
3 2/3 x 1 2 Dengan informasi yang diberikan
Potensi keluarga dapat mngerti tentang TB
pencegahan Paru dan mencegah penularan.
masalah: Tn. I adalah penderita TB Paru
Sedang dengan minum obat OAT selam 6 bulan
pada 2 ½ tahun yang lalu dan sudah
minum obat OAT selama 6
bulan. Saat ini Tn.I belum pernah
4 2/2 x 1 1 kontrol kesehatan lagi di Puskesmas.
Keluarga belum ada
Menonjolnya upaya untuk mengatasi
masalah: masalah/kondisi …....... karena belum
Masalah ada waktu sehingga kemungkinan
Dirasakan penularan cukup tinggi.
berat,harus Keluarga merasa ada masalah dan
segera perlu segera ditangani karena
ditangani sudah merasakan gejala-
gejala penyakit.
Total Skor 4
2/3
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Evaluasi
Keperawatan
1 Resiko terjadinya -Tujuan Umum 1. Menjelaskan Respon
penularan TB : pengertian dan gejala verbal dari
Paru pada Setelah serta penyebab dari keluarga
anggota keluarga dilakukan penyakit TB Paru. dengan
yang lain b.d Tindakan 2. Tanyakan menyebutkan
Ketidakmampuan keperawatan kembali tentang tentang
keluarga merawat selama 2 pengertian, tanda dan pengertian
anggota keluarga minggu gejala serta penyakit TB
yang Diharapkan penyebab dan akibat Paru, tanda
sakit. pengetahuan dari penyakit TB Paru dan gejala
keluarga 3. Berikan pujian serta
…....... yang positif/jawaban penyebabnya
bertambah. yang tepat

2 Tidak efektifnya Setelah 1.Jelaskan pengertian, Respon


bersihan jalan dilakukan tanda dan gejala, serta verbal
nafas pada tindakan penyebab dari penyakit dari keluarga
…....... keperawatan TB terkait
b.d selama 2 Paru pengertian,
ketidakmampuan minggu 2.Tanyakan penyebab,
keluarga merawat diharapkan kembali tentang tanda dan
anggota keluarga jalan nafas Tn. pengertian, tanda dan gejala TB
dengan I efektif. gejala, serta Paru.
masalah penyakit penyebab dari
TB Paru. penyakit TB Paru
3.Berikan reinforcement
positif atas
kemampuan keluarga
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang TB paru


Respon: …....... mengatakan TB paru adalah penyakit batuk
2. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang TB paru
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
3. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang penyebab TB Paru
Respon: …....... mengatakan penyebabnya karena merokok.
4. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang penyebab TB paru
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
5. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: …....... mengatakan tanda dan gejala TB paru adalah sesak nafas dan batuk-
batuk.
6. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang tanda dan gejala TB
Paru
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
7. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru
Respon: …....... mengatakan cara penularan TB paru yaitu jika kita minum pada gelas
yang sama.
8. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang cara penularan TB
Paru
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
9. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mengetahui seseorang terkena
TB Paru
Respon: …....... mengatakan cara mengetahui seseorang terkena TB paru yaitu dengan
cara berobat ke Puskesmas.
10. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang cara mengetahui
seseorang terkena TB Paru
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
11. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan agar tidak menular
kepada orang lain
Respon: …....... mengatakan cara mencegah agar tidak menular kepada orang lain yaitu
jangan minum pada gelas yang sama, nanti bisa menular penyakit TB paru.
12. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang cara pencegahan agar
tidak menular kepada orang lain
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
13. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mencegah dan mengobati TB
Paru
Respon: …....... mengatakan cara mencegahnya dengan cara minum jangan pada gelas
yang sama dan cara mengobatinya dengan berobat ke Puskesmas.
14. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang cara mencegah dan
mengobati TB Paru
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
15. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang obat-obatan TB Paru dan efek
sampingnya
Respon: …....... mengatakan tidak nafsu makan dan air kencingnya berwarna kuning
saat minum obat OAT.
16. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang obat-obatan TB Paru
dan efek sampingnya
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.
17. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang akibat bila minum obat tidak teratur
atau terputus
Respon: …....... mengatakan akibat bila tidak minum obat tidak teratur atau terputus
yaitu nanti bisa kambuh lagi dan makin parah penyakitnya.
18. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya …....... tentang akibat bila minum obat
tidak teratur atau terputus
Respon: …....... mendengarkan penjelasan yang diberikan.

*
EVALUASI KEPERAWATAN
S O A P
…....... …....... dapat menyimak Masalah
mengatakan penjelasan yang diberikan teratasi
sudah dengan penuh perhatian. sebagian
mengetahui …....... dapat
masalah TB paru, menjelaskan kembali tentang
dan akan periksa TB paru baik mengenai
dahak ke tanda dan gejala, penyebab,
Puskesmas maupun akibat penyakit TB
paru, serta …....... akan
memeriksakan dahak Intervensi
kembali untuk mengetahi dilanjutkan
apakah …....... terkena TB
paru lagi atau tidak.
…....... mengatakan
akan membuka jendela
kamar setiap pagi dan akan
meningkatan penerangan di
kamarnya agar matahari
dapat masuk ke dalam
kamar.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PADA SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DENGAN
PERILAKU KEKERASAN

Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Suku Bangsa :
Alamat :
Diagnosa Medis : Schizofrenia
Tanggal Pengkajian :

B. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat :
Hubungan dengan Klien :

C. Alasan Masuk/Faktor Presipitasi


Pada saat dikaji pada tanggal .......... klien mengatakan , klien di bawa kerumah sakit
oleh ayahnya karena klien bertengkar dengan temannya yang tidak memberikan
pinjaman motor. Perilaku saat dikaji penampilan rapi, berbicara cepat dan keras, klien
sangat aktif, perasaan gembira berlebihan ketika diberi stimulus sedih klien menangis
sambil marah-marah. interaksi selama wawancara kooperatif. Masalah keperawatan:
Perilaku kekerasan.

D. Faktor Predisposi
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa. Masalah
keperawatan : Tidak ada maslah.
1. Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan pernah mengalami pengobatan sebelumnya namun tidak berhasil,
putus obat. Masalah keperawatan: Putus obat.

2. Trauma
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik oleh ayahnya. Masalah
keperawatan : Perilaku kekerasan

3. Keluarga Yang Gangguan Jiwa


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga mengalami penyakit yang serupa dengan
klien. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

4. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan


Klien mengatakan pernah di pukul oleh ayahnya ,klien suka berjudi, mabuk-mabukan
dan narkoba. Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan.

E. Pemeriksaan Fisik
Pada saat pengkajian terdapat Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital diantaranya
terdapat Tekanan Darah klien 110/80 mmhg, Nadi 80 kali permenit, respirasi 22 kali
permenit, suhu 36,5 derajat celsius, berat badan 65 kg, tinggi badan 160 cm dan tidak
ada keluhan fisik dari klien. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

1. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien menyukai anggota tubuhnya. Masalah keperawatan: Tidak ada masalah

b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa klien merasa puas dengan jenis kelaminnya sebagai
laki-laki. Masalah keperawatan: Tidak ada masalah

c. Peran
Klien mengatakan perannya dalam keluarga sebagai anak.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

d. Ideal diri
Klien mengatakan harapannya ingin cepat pulang dan bertemu dengan
keluarganya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya sekarang ini. Masalah
keperawatan : Harga diri rendah
2. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya yaitu keluarga dan
pacarnya. Peran serta dalm kegiatan keluarga maupun masyarakat klien sebagai anak
muda, Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam bergaul baik dalam keluarga,
masyarakat, dan teman sebayah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan, klien beragama islam dan mengakui allah SWT sebagai
Tuhannyah. Masalah keperawatan: tidak ada
masalah.

b. Kegiatan beribadah
Saat dikaji klien mengatakan jarang sholat 5 waktu. Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah.

F. Status mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

2. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara cepat, bersuara lantang dan keras. Masalah
keperawatan : Perilaku kekerasan

3. Aktivitas motorik
Pada saat dikaji klien mondar-mandir berbicara cepat, suara keras dan lantang.
Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan.

4. Alam perasaan
Pada saat dikaji klien mengatakan betah berada di sini,tapi klien juga
mengatakan ingin pulang dan bertemu dengan ibunya. Masalah keperawatan : Tidak
ada masalah.

5. Afek
Saat dikaji efek klien masih labil jika diberi stimulus menyenangkan klien
tertawa bahagia, jika diberi stimulus menyedihkan klien menangis sambil marah-
marah. Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan

6. Interaksi Saat Wawancara


Klien saat di wawancara kooperatif, setiap pertanyaan bisa dijawab dengan
suara lantang serta keras dan bebicara cepat. Masalah keperawatan: Perilaku
kekerasan.

7. Presepsi
Pada saat dikaji selama dirawat klien mengatakan tidak pernah mengalami
halusinasi. Masalah keperawatan: Tidak ada masalah.

8. Proses pikir
Pembicaraan klien tidak berpindah-pindah terfokus pada topik pembicaraan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

9. Isi pikir
Pada saat dikaji, klien tidak berfikiran Waham. masalah keperawatan : Tidak
ada masalah.

10. Tingkat kesadaran


Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang sekitar. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.

11. Memori
a. Jangka panjang
Klien masih mengingat kejadian dimasa lalu, klien pernah mengalami
penganiayaan fisik oleh ayahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan.

b. Jangka pendek
Klien masih ingat kegiatan yang diakukan dari tadi pagi sampai saat dikaji.
Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah

c. Saat ini
Klien dapat menyebutkan nama saya kembali saat berkenalan.Masalah
keperawatan: tidak ada masalah.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Konsentrasi klien baik,perhatian pasien tertuju pada mata pengkaji. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.

13. Kemampuan penilaian


Klien mampu memberi keputusan,contohnya klien mencuci tangan sebelum
makan.Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
14. Daya tilik diri
Klien mengakui dirinya sedang sakit jiwa Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah

G. Kebutuhan perencanaan pulang


1. Makaan
Klien makan 3X sehari, jenis makanan sesuai yang diberikan, mampu
merapihkan alat makan setelah makan. Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
BAB/BAK, Klien mampu mengontrol BAB&BAK dengan pergi ke toilet Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.

2. Mandi
Klien dapat mandi sendiri sesuai jadwal yang di tentukan ruangan,
klien juga mampu menggunakan alat mandi. Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.

3. Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri, dan pakaian tidak terbalik. Maaslah
keperawatan : Tidak ada masalah.

4. Nafsu makan
Klien mengatakan nafsu makan klien bertambah baik.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

5. Berat badan
Klien mengatakn berat badan klien bertambah dari 65 kg menjadi 67
kg Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

6. Istirahat tidur
Klien mengatakan tidurnya nyenyak, dan sebelum tidur klien suka
berdo’a terlebih dahulu. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

7. Penggunaan obat
Penggunaan obat diberikan oleh perawat. Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah.

8. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan ketika sakit klien dibawa ke rumah sakit. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
9. Aktivitas di dalam rumah
Klien megatakan suka membantu ibunya di sawah. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.

10. Aktivitas diluar rumah


Klien mengatakan sering bermain dengan teman-temannya bermain
PS. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

H. Mekanisme Koping
Adaptif , Klien mengatakan apabila klien ada masalah, klien suka bercerita kepada
Ibunya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
Mal adaptif. Klien mengatakan jika klien tersinggung atau sakit hati klien akan marah-
marah dan memukul orangnya. Masalah keperawatan : Perilaku
Kekerasan

I. Masalah Psikologi Dan Lingkungan


Masalah dengan keluarga / lingkungan Klien mengatakan klien selalu berhubungan
baik dengan keluarga maupun masyarakat. Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.
Pendidikan
Klien mengatakan putus sekolah sampai smp.
masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
Pekerjaan
Klien mengatakan, klien malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya karena klien
tidak bekerja. Masalah Keperawatan : Harga diri Rendah.
Ekonomi
Klien belum bekerja.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
Pelayanan kesehatan
Apabila klien sakit,klien dibawa ke rumah sakit.Masalah keperawatan: tidak ada
masalah keperawatan.

J. Pengetahuan Tentang Penyakit


Klien menyadari, klien sakit jiwa. Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.

K. Aspek Medis
Diagnosa medis: Hebephrenic scizofrenia.
theraphy medic
Tabel 3.1
No Theraphy Dosis Cara pemberian Waktu
1 Cholopomazine 1X1/100mg Oral 18.00 WIB
2 Haloperidol 3x1/5mg Oral 07.00,12.00,18.00
WIB
3 Trihexyphenidal 3x1/2mg Oral 07.00,12.00,18.00
WIB

M. Analisa data
Tabel 3.2
Data yang perlu dikaji Masalah Keperawatan

DS: DS:Klien mengatakan mudah Perilaku kekerasan


tersinggung, apabila
tersinggung klien akan
memukul orangnya.
DO : - Bicara kasar
- Suara lantang
- Tampak menampar
rekannya karena
tidak mau mengikuti Harga diri rendah
suruhannya.
DS: Klien mengatakan, klien malu
dan tidak berguna karena
klien tidak bekerja.
DO: - Suara Lantang
- Mata Merah dan Melotot

L. Masalah Keperawatan Yang Muncul


1. Perilaku kekerasan
2. Harga diri rendah
2. Diagnosa keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Tabel 3.3
Diagnosa Rencana tindakan keperawatan Rasional TTD
Keperawatan

Tujuan Kriteria Intervensi


Perilaku Pasien mampu: Setelah dilakukan 1X Sp 1 (tgl .......) 1. Mengetahui
kekerasan 1. Mengidentifikasi pertemuan klien
1. Identifikasi penyebab,tanda dan
2. penyebab dan tanda mampu: penyebab tanda gejala gejala serta akibat
perilaku kekerasan . 1. Menyebutkan serta akibat perilaku perilak kekerasan.
3. menyebutkan jenis
2. penyebab tanda dan kekerasan. 2. Membuat lebih
perilaku kekerasan gejala ,akibat perilaku
2. Latih cara fisik 1 rileks dan mencegah
yang dilakukan. kekerasan. tarik nafas dalam. terjadinya perilaku
4. menyebutkan 3. Memperagakan cara
3. masukan dalam kekerasan.
akibat dari perilaku fisik 1 untuk jadwal kegiatan. 3. Dengan adanya
kekerasan. jadwal kegiatan pasien
5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku tidak akan terfokus
mengontrol perilaku kekerasan. pada masalah yang
kekerasan. dihadapinya dan akan
6. mengontrol perilaku membuat
kekerasan secara perkembangan
fisik,sosial/verbal, kesehatan jiwa pasien
spiritual,terapi menjadi lebih baik lagi
psikofarmaka.

Setelah dilakukan 1X Sp 2 (tgl .......) o Kegiatan yang lalu


pertemuan klien
1. Evaluasi kegiatan merupakan indikator
mampu: yang lalu (sp 1). unuk melanjutkan
1. Menyebutkan 2. Latih cara fisik 2, intervensi sebelumnya.
kegiatan yang sudah pukul kasur atau
o Mengalihkan perilak
dilakukan. bantal. kekerasan.
2. Memperagakan cara
3. Masukan dalam
o Dengan adanya jadwal
fisik 2 untuk jadwal kegiatan pasien. kegiatan pasien tidak
mengontrol perilaku akan terfokus pada
kekerasan. masalah yang di
hadapinya dan akan
membawa
perkembangan jiwanya
menjadi lebih baik.
Setelah 1X pertemuan Sp (3 tgl ........) Kegiatan yang lalu
pasien mampu: 1. Evaluasi kegiatan merupakan indikator
1. Menyebutkan yang lau (sp 1 dan 2). untuk melnjutkan
kegiatan yang sudah
2. Latih cara intervensi sebelumnya.
dilakukan. sosial/verbal. Mengajrkan klien untuk
2. melatihsosial/verbal
- Menolak dengan bersosialisasi dan
untukmengontrol baik. berkomunikasi dengan
perilaku kekerasan. - Meminta dengan baik.
baik. Dengan adanya jadwal
- Mengungkapkan kegiatan,pasien tidak
dengan baik. akan erfokus pada
3. Masukan dalam masalah yang di
jadwal harian. hadapinya dan akan
membuat
perkembangan untuk
kesehatan jiwanya.

Setelah Sp 4 (Tgl ............) Kegiatan yang lalu


1X pertemuan.pasien
o Evaluasi kegiatan yang merupakan indikator
mampu: lalu (sp 1,2,3) untuk melanjutkan
1. Menyebutkan o Latih secara spritual intervensi selanjutnya.
kegiatan yang sudah dengan cara berdo’a
dilakukan. dan sholat.
2. Memperagakan cara
o Masukan dalam jadwal Metode distraksi
spritual. harian pasien. untuk perilaku
kekerasan.
Dengan adanya
jadwal kegiatan pasien
tidak akan terfokus
pada maslah yang
dihadipinyadan akan
membuat
perkembangan untuk
kesehatan jiwanya.

Setelah 1X pertemuan Sp 5(tgl.........) 1. Kegiatan yang lalu


pasien mampu: Evaluasi kegiatan lalu merupakan indikator
1. Menyebutkan (sp 1,2,3,4) untuk melanjutkan
kegiatan yang sudah Latih patuh obat secara intervensi selanjutnya.
dilakukan. teratur dengan 5b 2. Memberikan
2. Memperagakan - Susun jadwal pengetahuan cara
cara patuh obat. minum obat secara mengkonsumsi obat
teratur. yang baik dan benar.
- Masukan dalam
jadwal harian pasien.
Gangguan Klien mampu : Setelah 1 X pertemuan SP 1 gangguan konsep
1. Pengungkapan diri
konsepHarga1. Mengidntifikasi klien mampu: diri harga diri rendah. dan pemahaman
Diri Rendah. kemampuan dan aspek1. Mengetahui kegiatan terhadap presepsi
positif yang dimiliki. yang sudah dilakukan. 1. Identifikasi diperlukan untuk
2. Menilai 2. Melatih berbicara kemampuan positif membawa perubahan
kemampuan yang dengan orang lain. yang dimiliki. yang akan datang.
dapat digunakan a) Diskusikan pada a. Menentukan
3. Menetapkan atau pasien bahwa pasien kegiatan yang
memilih kegiatan masih memiliki dilakukan klien secara
sesuai dengan sejumlah kemampuan berkesinambungan.
kemampuan. dan aspek positif . b. Menambah
4. Melatih kegiatan b) Aspek positif pada kemapuan klien yang
yang sudah dipilih pasien dalam kegiatan positif.
sesuai kemampuan. sehari- hari. 2. Menambah kegiatan
5. Merencanakn klien yang akan
kegiatan yang sudah 2. Nilai kemampuan dilakukan.
dilatihnya. pertama yang a. Membantu kegiatan
telah dipilih. klien dengan secara
a) Diskusikan dengan mandiri.
pasien untuk b. Membantu memilih
menetapkan kegiatan beberapa kegiatan
yang sudah dipilih pasien sesuai
yang akan dilatih. kemampuannya.
b) Bersama pasien c. Dengan
memberikan beberapa mendapatlkan pujian
kegiatan yang akan klien akan lebih
dilakukan pasin. semangat dalam
c) Berikan dukungan menggali aspek positif
atau pujian yang nyata yang dimilikinya.
sesuai kemajuan yang3. Dengan adanya
di perlihatkan pasien. jadwal kegiatan klien
tidak akan terfokus
3. Masukan dalam pada masalah yang
jadwal kegiatan pasien. dihadapinya dan akan
. membuat
perkembangan
kesehatan jiwa.
Setelah dilakukan 1X SP 2 gangguan konsep1. Kegiatan yang lalu
pertemuan klien diri harga diri rendah. merupakan indikator
mampu: 1. Evaluasi kegiatan untuk meneruskan
1. Menyebutkan yang lalu (SP1) intervensi selanjutnya.
kegiatan yang akan
2. Pilih kemampuan2. Menambah aktivitas
dilakukan. kedua yang dapat dan kreativitas klien
2. Membuat jadwal dilakukan 3. Meningkatkan
kegiatan sehari-hari
3. Latih kemampuan aktivitas klien dan
yang dipilih memperkecil rasa
yang biasa dilakukan
4. Masukkan dalam ketidak percayaan diri
klien jadwal kegiatan klien klien
4. Dengan adanya
jadwal kegiatan, klien
tidak akan terfokus
pada masalah yang
dihadapinya dan akan
membuat
perkembangan
kesehatan jiwa pasien
menjafi lebih baik lagi.
Setelah 1x pertemuan SP 3 gangguan konsep1. Kegiatan yang lalu
klien mampu: diri: harga diri rendah merupakan indicator
1. Menyebutkan :. untuk meneruskan
kegiatan yang sudah
1. Evaluasi kegiatan intervensi selanjutnya.
dilakukan. yang lalu (SP1&2). 2. Menambah aktivitas
2. Menyebutkan manfaat
2. Memilih dan kreativitas klien
dari program kemampuan ketiga3. Dengan adanya
pengobatan. yang dapat dilakukan. jadwal kegiatan, pasien
3. Masukkan dalam tidak akan terfokus
jadwal kegiatan klien pada masalah yang
dihadapinya dan akan
membuat
perkembangan
kesehatan jiwa pasien
menjadi lebih baik.
4. Implementasi dan Evaluasi
Nama Klien :
Diagnosa Medis : Skizofrenia hebefrenik
Tabel 3.4
Tgl No Diagnosa Rencana Tindakan keperawatan Evaluasi
Diagnosa Keperawatan Keperawatan
... 1 Perilaku SP1 Perilaku Melakukan SP1 perilak S: klien mengatakan
kekerasan kekerasan kekerasan: mudah tersinggung,
- Mengidentifikasi apabila tersinggung klien
penyebab perilaku akan menampar orangnya.
kekerasan. O:
- Mengidentifikasi - Klien menampar
tanda dan gejala perilaku rekannya.
kekerasan. - pembicaraan cepat.
- Mengidentifikasi - bicara klien cepat,
perilaku kekerasan. keras,dan lantang.
- -Menyebutkan cara
- muka tampak merah
mengontrol perilaku dan mata melotot.
kekerasan. A: mengenal penyebab PK
- Membantu latihan serta cara mengontrolnya
caraperilaku dengan latihan fisik 1 tarik
kekerasan:Latihan nafas nafas dalam.
dalam SP1P tercapai.
- Memasukan dalam P:
jadwal harian.
Perawat:
Lanjutkan SP2 pada hari
.........., .......... pada pukul
..........
Klien:
Motivasi klien untuk
latihan marah tarik nafas
dalam sesuai jadwal
harian.

... SP2 Perilaku Melakukan SP2 Perilaku S: Klien mengatakan sudah


Kekerasan Kekerasan bisa mengontrol PK dengan
- Mengevaluasi jadwal tarik nafas dalam dan
kegiatan harian klien memukul kasur/bantal.
- Melatih klien O:
mengontrol prilaku
- Suara klien
kekerasan dengan cara lantang,cepat,dan suara
fisik 2 : pukul kasur dan keras.
bantal. - Pandangan mata tajam
- Masukan dalam A: Klien sudah mampu
jadwal harian pasien. mengontrol PK dengan cara
fisik 1 dan 2 ,SP2 tercapai.
P:
Perawat:
Lanjutkan SP3 diruang
perawatan klien.
K:
Klien:
Motivasi klien untuk
latihan mengontrol marah
dengan memukul bantal
dan kasur sesuai jadwal
harian.

... SP3 Melakukan SP3 perilaku S: klien mengatakn sudah


Perilaku kekerasan – bisa mengontrol PK dengan
kekerasan - Mengevaluasi jadwal cara tarik nafas
kegiatan harian pasien. dalam,memukul
- Melatih klien kasur,bantal,dan
mengontrol PK secara menolak,meminta dan
sosial/verbal. mengungkapkan dengan
baik.
O:
- klien terlihat tenang.
- suara klien sudah
tidak terlalu keras dan
cepat.

A:SP3 tercapai
P:
Perawat:
Lanjutkan sp4.
Klien:
Motivasi klien untuk
latihan secara
sosial/verbal sesuai jadwal
... SP4 SP4 perilaku kekerasan: harian.
Perilaku - Mengevaluasi jadwal
kekerasan. kegiatan hairan klien. S:klien mengatakan sudah
- Melatih klien bisa dan melakukan cara
mengontrol perilaku mengontrol PK dengan
kekerasan dengan cara tarik nafas
spiritual. dalam,memukul bantal
- -menganjurkan klien dan kasur,dengan cara
memasukan dalam jadwal sosial/verbal.kalo saya
kegiatan harian klien. marah sebaiknya saya
istigfar dan rajin sholat
5waktu.
O:
- klien kooperatif
- -kontak mata baik.
- suara klien tidak
lantang.

A: SP4 tercapai
P:
Perawat:
Lanjutkan SP5.
Klien:
Motivasi klien untuk sholat
5waktu sesuai jadwal
... 2 Gangguan SP5 perilaku Melakukan SP5 perilaku sholat.
konsep diri : kekerasan. kekerasan:
Harga diri - Mengevaluasi jadwal S: klien mengatakan “saya
rendah. kegiatn harian klien. minum obat 3kali sehari”
- Melatih klien O:
mengontrol perilaku
- Kontak mata baik.
kekerasan dengan cara
- Klien kooperatif.
minum obat. - Klien tenang.
- Menganjurkan klien Klien memasukan jadwal
memasukan dalam minum obat setiap pukul 7
kegiatan harian klien. pagi,12 siang,dan jam 6
malam.
A: SP5 tercapai.
P:
Perawat:
- evaluasi sp 1,2,3,4,5.
Klien:
Motivasi klien untuk
minum obat sesuai jadwal
SP 1 SP 1 klien mampu: harian.
1. mengidentifikasi
kemampuan positif yang S : Klien mengatakan tidak
dimiliki. berguna karena tidak
2. Menilai kemampuan bekerja.
pertama yang telah O: klien terlihat pesimis.
dipilih. A: SP 1
3. Masukan dalam jadwal P : Lanjutkan SP 2.
kegiatan pasien. 1. Mengevaluasi
kegiatan yang lalu
(SP 1).
2. Memilih
kemampuan yang
dapat dilakukan.
3. Melatih kemampuan
SP 2 SP 2 klien mampu: yang dipilih.
1. Mengevaluasi
kegiatan yang lalu S: Klien mengatakan,klien
(SP 1). memiliki kemampuan yang
2. Memilih dimilikinya.
kemampuan yang 0: klien tampak optimis
dapat dilakukan. dan percaya diri.
3. Melatih A: Maslah teratasi.
kemampuan yang P: lanjut SP 3 Mengevaluasi
dipilih. SP yang lalu (SP 1 dan SP
4. Memasukan dalam 2).
jadwal kegiatan 1. Memilih
klien. kemampuan ketiga
yang dapat
dilakukan.
2. Masukan dalam
jadwal kegiatan
klien.
SP 3 SP 3 gangguan konsep diri
harga diri rendah : S: Klien mengatakan bisa
1. Mengevaluasi SP melakukan pekerjaan
yang lalu (SP 1 dan Rumah seperti menyapu
SP 2). dan membantu ibunya ke
2. Memilih sawah.
kemampuan ketiga O: klien terlihat lebih
yang dapat percaya diri.
dilakukan. A: Masalah teratasi.
3. Masukan dalam P: Pertahankan SP 1, 2,
jadwal kegiatan dan 3.
klien.

B. Pembahasan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada .......... akibat Skizofrenia
Hebefrenik dengan Perilaku kekerasan akibat yang sudah dilaksanakan pada tanggal
.......... sampai dengan tanggal .........., penulis menggunakan atau mengaplikasikan
beberapa teori dan pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan tujuan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah yang
sedang di hadapinya. Dalam bab ini penulis akan membahas setiap tahap proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi pada .......... dengan perilaku kekerasan. Penulis melakukan
pengkajian tidak hanya terfokus pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan saja
tetapi semua aspek dikaji sehingga tidak hanya perilaku kekerasan saja yang muncul
tetapi diagnosa yang lainnya ada sesuai yang ditemukan penulis. Dalam melaksanakan
proses keperawatan penulis mendapatkan dukungan dari klien, dan perawat ruangan.
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini dalam proses keperawatan merupakan langkah awal
yang dilakukan penulis dalam asuhan keperawatan dan memulainya dengan membina
trust dengan mengunakan komunikasi terapeutik. Satu kali pertemuan klien dapat
membina trust terhadap perawat dikarenakan klien cukup kooperatif. Dalam
pengumpulan data didapatkan data dari klien, perawat ruangan, dan dokumentasi
diruangan. selama pengkajian .......... Perilaku saat dikaji penampilan rapi, berbicara
cepat dan keras, klien sangat aktif, perasaan gembira berlebihan ketika diberi stimulus
sedih klien menangis sambil marah-marah afek klien labil pada saat dikaji klien
berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari ujung rambut sampai ujung kaki,
hubungan klien dengan keluarga, masyarakat dan teman sebayah cukup baik, topik
pembicaraan klien tidak berbelit-belit, dalam diri klien di temukan adanya tanda dan
gejala perilaku kekerasan sesuai dengan teori Yosef Iyus (2010) tanda dan gejala
perilaku kekerasan salah satunya yaitu mata merah dan melotot, pandangan tajam
muka merah dan tegang.
Pada Faktor predisposisi di dalam teori menurut Iyus (2010) yang
termasuk dalam factor predisposisi yaitu, satu teori biologi yang salah satunya
terdapat genitik faktor atau disebut faktor keterunan, sedangkan dalam pengkajian
klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
seperti klien. Adapun, faktor presipitasi menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang
dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali berkaitan dengan adanya riwayat
perilaku anti sosial penyalah gunaan obat dan alkohol. pada saat pengkajian klien
mengatakan klien pernah menggunakan obat- obatan terlarang dan alkohol.
Mekanisme koping klien yaitu proyeksi dimana klien akan marah jika keinginan klien
tidak dituruti dan akan menyalahkan orang tersebut sesuai dengan teori menurut
Stuart dan Laria yang di kutif oleh Damaiyanti, Iskandar yaitu mekanisme koping
Proyeksi. Mekanisme Koping Proyeksi adalah menyalahkan orang lain mengenai
kesukaran atau keinginan yang tidak baik.
Respon adaptif klien dalam teori dan pengkajian tidak ada kesenjangan dimana respon
adaptif atau respon positif dalam mengalami masalah klien selalu bercerita kepada
ibunya sesuai dengan teori dimana hubungan sosialnya tidak terganggu, dan respon
maladaptif atau respon negatif yang terdapat padi diri klien, tidak ada kesenjangan
dengan teori dimana status rentang emosi dan ungkapan marah yang di
manisfestasikan dengan fisik. Pada saat pengkajian Klien mengatakan jika klien
tersinggung atau sakit hati klien akan marah-marah dan memukul orangnya.selain
diagnosa keperawatan perilaku kekerasan terdapat dari hasil pengkajian , dalam aspek
harga diri , klien mengatakan malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya, dan
klien ingin bekerja.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah interpretasi ilmiah dari data pengkajian yang
digunakan untuk mengarahkan perencanan, implementasi,
dan evaluasi keperawatan. Untuk membuat diagnose keperawatan apakah
actual, resiko atau kesejahteraan dalam keperawatan jiwa maka ditentukan dengan
membuat pohon masalah yang terdiri dari core problem, causa, effect dimana core
problem adalah diagnose keperawatan actual berdasarkan prioritas.
(Damaiyanti Mukhripah, Iskandar 2012:3-4)
Adapun diagnosa keperawatan yang
muncul pada klien perilaku kekerasan adalah:
Risiko mencedrai diri, orang lain, dan lingkungan.

Perubahan sensori dan presepsi halusinasi

Jadi, diagnosa pada perilaku kekerasan adanya perubahan sensori dan presepsi
halusinasi. Sedangkan pada saat di lapangan penulis tidak menemukan tanda dan
gejala halusinasi pada klien seperti klien berbicara sendiri, klien mendengar suara-
suara.

Tetapi penulis menemukan masalah yang lain yaitu Harga diri rendah penulis
menemukan masalah ini pada saat dikaji pada aspek harga diri dimana klien
mengatakan merasa malu dengan keadaannya sekarang, dan pada saat penulis
menanyakan pekerjaannyah, klien mengatakan klien malu dan merasa tidak berguna
bagi keluarganya karena klien tidak bekerja.

3. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap ini penulis menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai
dengan masalah klien yaitu perilaku kekerasan dan gangguan konsep diri harga diri
rendah .Dalam hal ini diharapkan klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki, menilai kemampuan yang dapat digunakan, melatih kegiatan yang
sudah dilatih dan menggunakan obat dengan baik dan benar.
Dalam perencanaan keperawatan penulis tidak mendapatkan kesulitan
dikarenakan klien cukup kooperatif. Pada tahap perencanaan penulis berusaha
merumuskan perencanaan dengan mengarah pada penyelesaian masalah keperawatan
berdasarkan teori-teori sebagai sumber litiatur sesuai dengan kondisi klien. Didalam
perencanaan sesuai teori terdapat rencana tindakan Sp adapun SP pada diagnosa
keperawatan perilaku kekerasan sebanyak 5 SP dan pada gangguan konsep diri : harga
diri rendah sebanyak 3 SP.
Klien melakukan sp1, yaitu :
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
5. Membantu klien mempraktikan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fi
sik 1: Latihan nafas dalam.
Klien melakukan sp 2,yaitu :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : Pukul kasur dan
bantal.
3. Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien.
Klien melakukan sp 3, yaitu :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2. Melatih klien Mengontrol cara perilaku kekerasan dengan cara sosial/ verbal.
3. Menganjurkan klien utuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.

Klien melakukan sp 4, yaitu :


1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spritual.
3. Menganjurkan klien untuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.
Klien melakukan sp 5, yaitu :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat.
3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam kegiatan harian.
Dalam melaksanakan rencana tindakan keperawatan, klien mampu
melakukan Sp1 sampai dengan Sp5 sesuai dengan perencanaan . tidak mengalami
kesulitan dalam menlakukan tindakan keperawatan pada diagnosa perilkau
kekerasan. Dan pada diagnosa Harga diri rendah klien juga mampu melakukan sp1
sampai dengan SP 3. SP 1 gangguan konsep diri : harga dirirendah Klien mampu :
SP 1 Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.
1. Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki
a. Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif
seperti kegiatan pasien di rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
b. atau kegiatan sehari – hari pasien.
2. Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
a. Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan yang sudah dipilih
yang akan dilatih
b. Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan
dilakukan pasien
c. Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan
pasien.
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan
b. Beri pujian atas tindakan yang dapat dilakukan klien setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
d. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
e. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien
SP 2 gangguan konsep diri harga diri rendah.
5. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
6. Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
7. Latih kemampuan yang dipilih.
8. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
SP 3 gangguan konsep diri: harga diri rendah :
4. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1&2).
5. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
6. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
4. Implementasi
Dalam tahap implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan
dengan rencana tindakan keperawatan yang telah di susun. pada waktu implementasi
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan impelemntasi dilapangan
dan tidak banyak menemukan hambatan karena pada awal pengkajian penulis dan
klien sudah membina trust dengan menerapkan hubungan terapeutik. Sehingga
dengan adanya hubungan saling percaya dapat mempermudah penulis untuk
melangkah pada proses keperawatan selanjutnya. Dalam melaksanakan tindakan
keperawatan berdasarkan implementasi perencanaan sesuai dengan urutan standar
asuhan keperawatan. Dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan
diagnosa gangguan konsep diri harga diri rendah, klien mampu melakukan tindakan
keperawatannya sesuai dengan SP 1 klien merasa tidak berguna dan malu karena
keadaanya dan kondisi klien yang tidak bekerja setelah dilakukannya SP 1 sampai
dengan SP 3 hanya saja poada saat dikaji klien terkadang menangis dan marah marah
karena klien sedih dan merasa tidak berguna bagi kedua orang tuanya. Tetapi pada
akhir SP klien melakukan SP 1 sampai dengan SP 3. Dan klien mengtakan klien
mampu membantu orang tuanya pergi ke sawah, ini salah satu tanda berhasilnya
rencana tindakan atau strategi pelaksanaan pada klien. adapun yang menunjang
dalam pelaksanaan adalah klien bersikap kooperatif. Bukti klien bersikap kooperatif
adalah klien mau mengikuti terapi aktivitas kelompok (TAK) yang dilaksanakan pada
hari .......... tanggal .......... sesuai dengan perencanaan dan selama kegiatan
berlangsung klien cukup kooperatif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
kegiatan. Penulis mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan yang dilakukan yaitu SP 1 sampai dengan SP 5 untuk diagnosa perilaku
kekerasan dan untuk diagnosa gangguan konsep diri : harga diri rendah dengan SP1
sampai dengan SP3.

5. Evaluasi
Dalam tahap evaluasi penulis mendapatkan dukungan dari klien itu sendiri
yang mau bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahap proses keperawatan untuk menilai
keberhasilan tindakan keperawatan. Evaluasi yang di dapat setelah melakukan
asuhan keperawatan pada klien secara terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan evaluasi selama 5 hari mulai tanggal .......... sampai dengan .......... pada
.......... dengan perilaku kekerasan implementasi dilakukan Sp1 sampai dengan Sp 5.

Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahap proses keperawatan pada


ke dua diagnosa baik diagnosa perilaku kekerasan dan diagnosa gangguan konsep diri :
harga diri rendah . untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan. Evaluasi yang
dilakukan pada klien dilaksanakan pada akhir pertemuan dan selanjutnya dievaluasi
dalam satu kali pertemuan pun beberapa rencana tindakan dapat dilakukan dan pada
tahap evaluasi menunjukan keberhasilan yang cukup memuaskan dalam arti setiap
kriteria evaluasi dapat tercapai. Pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan sudah
teratasi ditandai dengan klien sudah tenang, bicara tidak cepat ,suara tidak keras,
apabila ingin marah klien beristigfar, dan mengungkapkan keinginannya dengan
baik.dan pada diagnosa gangguan konsep diri: harga diri rendah ditandai dengan klien
optimis akan kemampuan dirinya, percaya diri, dan memiliki pemikiran dan perilaku
positif.

Anda mungkin juga menyukai