HALAMAN JUDUL
OPTIMALISASI KEPATUHAN DAN TATA CARA TENAGA
PEMBERI ASUHAN PASIEN DALAM MELAKUKAN
PROSEDUR CUCI TANGAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD
LIMPUNG
Disusun oleh:
Nama : dr. Doni Ikhsan Matamari
NIP : 19900602 201903 1 005
Golongan/Angkatan : III/XXXI
No. Presensi : 40
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : RSUD LIMPUNG KABUPATEN BATANG
Coach : Bp Imam Kridarso
Mentor : Moh Fajeri S.Kep
Disusun oleh :
Nama : dr. Doni Ikhsan Matamari
NIP :19900602 201903 1 005
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Coach Mentor
Ir Imam Krisdarso,M.Si Ners Moh Fajeri S.Kep
Widyaiswara Ahli Pertama Kepala Pelayanan Medis
NIP.19600207 198603 1005 NIP. 19710428 199203 1002
Narasumber,
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karuniaNya, maka penulisan Rancangan Aktualisasi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XXXI Tahun 2019 yang
diselenggarakan di Badan Latihan Koprasi dan UMKM (BALATKOP) Provinsi Jawa
Tengah.
Dalam penyusunan rancangan ini, banyak pihak yang telah memberikan
dukungan, masukan, kritik, dan saran sehingga dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya.
2. BKD Kabupaten Batang beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
3. Pemerintah Kabupaten Batang
4. Bapak Penguji selaku narasumber atas saran masukan yang diberikan untuk
perbaikan rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Ir Imam Kridarso,M.Si,selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
6. Bapak Ners Moh Fajeri S.Kep selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan
dan diaktualisasikan di instansi.
8. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan
latsar.
9. Segenap karyawan RSUD Limpung Kabupaten Batang
10. Istri dan putra-putra tercinta serta keluarga besar yang telah mendukung dan
mendoakan selalu sejak awal mendaftar CPNS sampai sekarang,
11. Orang tua yang tiada henti memberikan doa dan semangat sejak awal mendaftar
CPNS, dan
12. Teman-teman peserta Latsar Golongan III Angkatan XXXI tahun 2019
iv
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari berbagai pihak guna
membuat rancangan laporan menjadi lebih baik. Sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat dijadikan dasar dalam pelaksanan dan pelaporan aktualisasi nilai dasar ASN,
serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
4. Sarana dan Prasarana................................................................................................................. 41
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ....................................................................................... 43
C. Role Model ......................................................................................................................... 45
BAB IV.................................................................................................................................................... 47
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI .................................................................................................. 47
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai Aneka 47
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.................................................................................. 59
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .......................................................... 60
BAB V..................................................................................................................................................... 62
PENUTUP ............................................................................................................................................... 62
A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................................... 64
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Identifikasi Isu dikaitkan dengan Agenda Ketiga Pelatihan Dasar CPNS
(Manajemen ASN, Whole of Government (WOG), dan Pelayanan Publik)
................................................................................................................ 113
Tabel 1.2 APKL dan USG ...................................................................................... 116
Tabel 1.3 Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan ....................................................... 118
Tabel 3.1 Data jumlah pegawai RSUD Limpung……………………………………….43
Tabel 4.1 Kegiatan dengan Keterkaitan ANEKA……………………………………….49
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ............................................................ 598
Tabel 4.3 Antisipasi Menghadapi Kendala-Kendala Aktualisasi ............................... 59
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), pegawai ASN memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana
Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa.
Oleh karena itu penting agar PNS memiliki profesionalisme dan kompetensi
yang memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk
wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib
menjalani masa percobaan yang dilaksanakan untuk membangun moral,
kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang.
Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di
tempat pelatihan dan di tempat tugas sehingga memungkinkan peserta
mampu mengaktualisasikan dan membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi),
dan merasakan manfaatnya. Karakter PNS profesional dibentuk dari sikap
dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya
sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan publik.
Di Era Globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek
termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas sejalan
dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap paradigma pelayanan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitative. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat
terhadap kesehatan semakin kritis, peduli dan meningkat
kebutuhannya,terutama pada pelayanan kesehatan umum masyarakat yang
optimal, efektif dan efisiensi di RSUD dengan berdasarkan pada prinsip nilai-
nilai yang terkandung pada pasal 3 Undang-undang nomor 5 tahun 2014 dan
berdasarkan serta erat relevansinya dengan nila-nilai dasar ANEKA, yaitu :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
11
pelayanan kesehatan di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah,.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau
infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena
perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Data menunjukkan
tingginya angka infeksi nosokomial baik di dunia maupun Indonesia. Dari
data surveilans WHO dinyatakan bahwa angka kejadiannya sebesar 5%
pertahun di seluruh dunia. (DEPKES RI, 2008)
Mencuci tangan telah dianggap sebagai salah satu tindakan
terpenting untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah
infeksi selama lebih dari 150 tahun, Sebuah penelitian pada 40 rumah sakit
melaporkan kepatuhan tenaga kesehatan yang melakukan hand hygiene
sebelum dan setelah ke pasien bervariasi antara 24% sampai 89% (rata-rata
56,6%). Penelitian ini dilakukan setelah dipromosikannya program WHO
dalam pengendalian infeksi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun
2007, prevalensi nasional perilaku benar dalam cuci tangan adalah hanya
sebesar 23,2%.
Dari studi yang dilakukan di salah satu rumah sakit di kota Malang
didapatkan data hasil kultur specimen pasien rawat inap didapatkan
mikroorganisme terbanyak adalah Acinobachter Baumanii dan Escherichia
Coli yang merupakan kuman terbanyak terdapat pada tangan manusia.
Tenaga pemberi asuhan pasien memiliki andil yang sangat besar terhadap
terjadinya infeksi nosokomial karena kontak secara langsung dengan pasien
dan berinteraksi secara langsung dengan pasien selama 24 jam. Hasil
penelitian tersebut juga menyatakan bahwa kepatuhan petugas di rawat inap
lebih rendah dibandingkan dengan bagian lain. (Elies et al, 2014)
Dengan alasan tersebut diatas maka penulis menyusun laporan
aktualisasi ini dengan judul “Peningkatan Kepatuhan Dan Tata Cara Tenaga
Pemberi Asuhan Pasien Dalam Melakukan Prosedur Cuci Tangan di Instalasi
Rawat Inap”
12
B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan, dan
Rumusan Masalah
1. Identifikasi Isu, Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di RSUD
Limpung Kabupaten Batang sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan sesuai dengan peran dan
kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rancangan
kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarakan identifikasi isu
dengan mempertimbangkan keaktualan, problematik, kekhalayakan dan
kelayakan isu tersebut (metode APKL). Kemudian prioritas isu ditentukan
dengan mengukur tingkat urgensi (urgency), keseriusan masalah
(seriously), dan perkembangan masalah tersebut jikan tidak dipecahkan
(growth) yang dikenal dengan metode USG. Prioritas isu yang telah
ditentukan kemudian diidentifikasi berdasarkan sumber isu, aktor yang
terlibat, peran masing-masing aktor yang terlibat dan keterkaitan dengan
mata pelatihan, dan kegiatan-kegiatan yang digagas untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada di RSUD Limpung Kabupaten Batang.
13
tangan di tangan
instalasi rawat
inap,
14
dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan,
keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah.
15
Tabel 1.2 APKL dan USG
+ + + + Memenuhi Syarat 3 4 4 11 3
Isu “kurang optimal kepatuhan dan tata cara tenaga pemberi asuhan pasien dalam
Dari kelima isu yang problematik tersebut setelah melalui perhitungan APKL dan
USG ditetapkan isu paling prioritas yaitu “kurang optimalnya kepatuhan dan tata cara
tenaga pemberi asuhan pasien dalam melakukan prosedur cuci tangan di instalasi rawat
inap” dengan skore 14. Judul rancangan yang saya ambil adalah “Optimalisasi kepatuhan
16
dan tata cara tenaga pemberi asuhan pasien dalam melakukan prosedur cuci tangan di
instalasi rawat inap”.
17
2. Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode
USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3 Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan
No Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana optimalisasi kepatuhan dan tata cara tenaga pemberi asuhan
pasien dalam melakukan prosedur cuci tangan di instalasi rawat inap?
2. Bagaimana cara mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang
tekandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi (ANEKA)?
3. Bagaimana Keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi dari isu
yang diangkat?
18
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
1. Optimalisasi kepatuhan dan tata cara tenaga pemberi asuhan pasien
dalam melakukan prosedur cuci tangan di instalasi rawat inap.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
(ANEKA) dalam Optimalisasi kepatuhan dan tata cara tenaga pemberi
asuhan pasien dalam melakukan prosedur cuci tangan di instalasi rawat
inap RSUD Limpung.
3. Mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi dari isu yang
diangkat
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi.
b. Menjadi dokter yang dapat menjalankan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang
memiliki integritas dan profesional di lingkungan RSUD Limpung
Kabupaten Batang.
2. Bagi Instansi (RSUD LIMPUNG)
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi,
dan inovasi serta mutu pelayanan di RSUD Limpung Kabupaten
Batang
b. Terwujudnya visi dan misi RSUD Limpung Kabupaten Batang.
3. Bagi Masyarakat dan Petugas Yang Berada di RSUD Limpung
a. Meningkatkan perilaku hidup sehat
b. Mengetahui keutamaan Cici tangan
c.Mampu melakukan cuci tangan dengan baik dan benar
19
d.Mengurangi tingkat penularan infeksi nosocomial yang ada di rumah
sakit
20
BAB II
LANDASAN TEORI
21
yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara. Bagi PNS yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya
menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai
mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah konkrit dalam
melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita
dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan
pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu
semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan
22
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan
menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh
luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi
juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila
adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan
nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa
para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-
masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam
mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling,
membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering
sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan
tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan
musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi
perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam
23
negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang
berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
24
dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua
komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
dan syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai
bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945
tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu kegiatan
bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau kegiatan
semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan,
mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga aset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang
bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS akan
dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
25
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
26
2) komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
3) Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas
4) Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
5) Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada
suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yangtelah
dibuat.
6) Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yng harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
7) kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja
tidak optimal.
8) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
9) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian
yang yang dimiliki
2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap
bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila (Latief et
al., 2015).
b. Nilai-nilai Nasionalisme
Adapun nilai-nilai nasionalisme jumlahnya ada 5 yang sesuai
dengan sila Pancasila, diantaranya:
1) Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan yang Maha Esa,
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
c) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan yang Maha Esa,
27
d) Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
yang Maha Esa,
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa,
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,warna kulit dan
sebagainya,
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira,
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain,
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan,
h) Berani membela kebenaran dan keadilan,
i) Bangsa Indonesia merasa dirinyaa sebagai bagian dari seluruh umat
manusia,
j) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan,
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan,
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,
28
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia,
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika,
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
a) Sebagai wara negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama,
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan,
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah,
f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah,
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan,
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur,
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama,
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.
5) Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur,yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan,
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama,
29
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
d) Menghormati hak orang lain,
e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri,
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain,
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah,
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau Tidak
menggunakan hak milikmerugikan kepentingan umum,
i) Suka bekerja keras,
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama,
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil (LAN, 2015). Etika lebih dipahami sebagai refleksi
atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik (LAN, 2015). Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015). Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
30
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan,
dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas,
serta dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015). Ketiga dimensi tersebut
dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.
31
4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015) menyatakan bahwa
proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa
juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah
satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
32
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010), yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah
dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
33
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
34
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i. Adil
35
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu
memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
36
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,.
Kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan,
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun diluar
kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Pelayanan Publik
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk
memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik
yang merupakan amanat UUD RI 1945. Pengertian pelayanan publik menurut
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
37
barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayan publik.
Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau
melayani keperluan orang atau masyarakat dan atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
penerima layanan.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (orang, masyarakat, organisasi lain);
c. Kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.
38
BAB III
A. Profil Organisasi
1. Gambaran Umum
Berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28 B, bahwa setiap
orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pembangunan kesehatan adalah
integral dari pembangunan nasional. Untuk tercapainya keberhasilan
pembangunan nasional tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan
yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait,
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 75 tahun 2014 bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memiliki peranan penting
dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsitem upaya kesehatan.
Pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Limpung yang awalnya
merupakan Unit Rawat Inap Puskesmas Limpung yang kemudian oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Batang dikembangkan menjadi RSUD Limpung
yang mulai operasional pada Januari 2017.
Tujuan utama didirikannya RSUD Limpung adalah untuk meningkatan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Batang khususnya Batang
bagian Timur dan selatan, yang meliputi Kecamatan Limpung, Tersono,
Gringsing, Banyuputih, Subah, Pecalungan, Reban dan Bawang.
RSUD Limpung terletak di Jalan Dr Sutomo No. 17.A, Desa Limpung,
Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.Lokasi RSUD Limpung sangat
strategis karena berada di jalur pertemuan antar kecamatan di Batang bagian
timur.
Rumah Sakit Umum Daerah Limpung Kabupaten Batang mempunyai tugas
dan fungsi sebagai berikut :
39
1. Tugas
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Fungsi
a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan;
b. Pelayanan medis;
c. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
d. Pelayanan dan asuhan keperawatan;
e. Pelayanan rujukan;
f. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
g. Pelaksanaan pendidikan dan latihan;
h. Pengelolaan administrasi umu dan keuangan.
40
berlaku, agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal dari pelayanan
yangdiberikan.
3) Berkesinambungan, mengandung makna bahwa pelayanan yang
diberikan kepada pasien terkoordinasi dengan baik setiap saat, diantara
tim kesehatan. Pelayanan satu mempunyai akses ke pelayanan yang
lainnya sesuai kebutuhan pasien yang tepat waktu dan tepat tempat.
Karena riwayat penyakit terdokumentasikan dengan lengkap, akurat dan
terkini.
4) Terjangkau, mengandung makna bahwa pelayanan yang diberikan
mudah murah bagi seluruh lapisan masyarakat. Mudah dituju dari
berbagai daerah. Murah biaya dalam pelayanan
3. Struktur Organisasi
DIREKTUR
KELOMPOK JABATAN
KASUBBAG TATA USAHA
41
Sarana dan prasarana yng dimiliki oleh RSUD Limpung sampai
dengan 31 Desember 2018 dapat kami informasikan sebagai berikut di bawah
ini.
1. LuasLahan 15.000 m2
2. Bangunan Gedung
a. IGD
b. Rawat Jalan
(1.) Poliklinik Penyakit Dalam 1 unit
(2.) Poliklinik Obsgyn 1 unit
(3.) Poliklinik Bedah 1 unit
(4.) Poliklinik Anak 1 unit
(8.) Poliklinik Fisioterapi 1 unit
(9.) Poliklinik Umum 1 unit
c.RawatInap
(1.) Arjuna ( Dewasa Pria) 1 unit
(2.) Arimbi (Bedah) 1 unit
(3.) Srikandi (Dewasa Wanita) 1 unit
(4.) Nakula (Anak-anak) 1 unit
(5.) Ruang Khusus 2 unit
d. Gedung HICU
e. Gedung IBS
f. GedungVK
g. Gedung Perinatal
h. Gedung Radiologi
i. Gedung Laboratorium
j. Gedung Gizi
k. Gedung IPSRS
l. Gedung Administrasi
m. Gedung RM
n. Gedung IPAL
o. Gedung Genzet
42
p. Mushola
q. Gedung Gudang Barang
r. Tower Air
3. Ambulance
a. Hyundai mover 2 Unit
b. Isuzu Elf (Jenazah) 1 Unit
4. Tempat tidur 42 TT
5. Kendaraan Dinas Roda 4 2 Unit
6. Kapasitas Listrik 340 Kva
7. Genset 650 Kva
No Uraian jumlah
1 PNS 47
2 CPNS -
3 PTT -
4 Kontrak/BLUD 105
5 Kemitraan 11
6 WKDS 3
Jumlah 166
43
Rincian kegiatan penulis sebagai calon Dokter Pertama yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
139/KEP/M.PAN/11/2003 yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap;
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan medik rawat jalan;
22. Membuat catatan medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat 1;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
44
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaam laboratorium;
32. Melakukan tugas jaga panggilan/ on calls;
33. Melakukan tugas jaga di tempat / rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.
C. Role Model
Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik
untuk dicontoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Tokoh yang menjadi role model bagi penulis adalah dr.Lie Agustinus
Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV. Beliau merupakan sosok yang sangat
menginspirasi penulis di bidang kesehatan. Lahir di padang, Sumatera Barat 16
april 1946. Beliau lulusan University Hospital, cologne Jerman, Free University
Berlin Jerman. dr.Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV seorang
keturunan tionghoa dengan nama Lie Tek Bie, tapi kecintaan dan
kepeduliannya terhadap masyarakat indonesia dibuktikan dengan
mendirikan yayasan doctorSHARE, dan Rumah Sakit Apung (RSA) yang
memberikan pelayanan kesehatan secara gratis dan cuma-cuma kepada
masyarakat di daerah miskin dan terpencil di indonesia yang tidak
terjangkau oleh pelayanan kesehatan secara reguler.
45
Dibawah yayasan doctor SHARE dan Rumah Sakit Apung (RSA),
dr.Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV memberikan pelayanan
medis diatas kapal motor (KM). dr.Lie telah banyak melakukan pengobatan
pembedahan di berbagai penjuru nusantara, seperti kepulauan kei maluku,
pulau panggang kep.seribu, bangka tengah, ketapang dan pontianak, bali, nusa
tenggara timur.
46
BAB IV
47
Gagasan 1. Memberikan sosialisasi pada tenaga medis lainnya
tentang cuci tangan pada saat upacara.
Pemecahan isu
2. Membuat lembar observasi kepatuhan cuci tangan
di Instalasi Rawat Inap
3. Melakukan evaluasi dan koreksi secara acak
kepada tenaga pemberi asuhan pasien tentang
tata cara cuci tangan sesuai standar WHO di
Instalasi Rawat inap
4. Membuat stiker mengenai tata cara cuci tangan
5. Evaluasi pemasangan stiker cara cuci tangan yang
baik
48
Tabel 4.1 Kegiatan dengan Keterkaitan ANEKA
49
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
dan dan membuat MUTU
membuat dengan kejelasan Inovatif
materi dan secara inovatif
sosialisasi agar isi dapat
dipahami secara
bersama
Saya mencetak .
d. Mencetak materi sesuai ANTI KORUPSI
materi dengan anggaran kejujuran
yang ada,jujur
tanpa
memanfaatkan
untuk kepentingan
yang lain
50
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
di Instalasi dan terjangkau bagi LIMPUNG dengan
Rawat Inap a. Konsultasi Saya berkonsultasi Akuntabilitas seluruh lapisan pemberian lembar
dengan dengan atasan Respect masyarakat observasi
atasan untuk menggunakan
kegiatan Bahasa yang MISI sebagai berikut :
sopan dengan Membangun
penuh tanggung sumber daya
jawab untuk manusia rumah
mendapat sakit yang
persetujuan professional
Saya berkonsultasi
b. Konsultasi dengan tim PPI Etika Publik
dengan menggunakan Inovatif
pemegang Bahasa yang
program (tim sopan untuk
PPI) terkait arahan dan juga
dengan cuci inovatif
tangan
Saya merancang .
c. Merancang dan membuat Etika publik
dan dengan baik dan Kebersamaan
membuat secara inovatif
lembar agar dapat
observasi dipahami secara
bersama
51
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
kepatuhan rawat inap secara
cuci tangan teliti,cermat
,sistematis dengan
mempertimbangkan
berbagai aspek.
52
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
asuhan cuci tangan masyarakat memahirkanya
pasien sesuai standar sehingga tercipta
tentang tata pelayannan yang
cara cuci MISI sebagai berikut : prima
tangan sesuai Saya berkonsultasi Akuntabilitas Membangun sumber
standar WHO a) Konsultasi dengan atasan Tanggung Jawab daya manusia rumah
di Instalasi dengan atasan menggunakan sakit yang professional
Rawat inap untuk kegiatan Bahasa yang
sopan dengan
penuh tanggung
jawab untuk
mendapat
persetujuan
53
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
kegiatan kejelasan dan
secara inovatif
agar isi dapat
dipahami secara
bersama
KOMITMEN
Saya melakukan MUTU
e) Evaluasi kegiatan dengan Profesionalisme
kegiatan professional dan ,cermat dan teliti
tanggung jawab (orientasi mutu)
Dalam melakukan
evaluasi dan NASIONALISME
koreksi secara acak Keaadilan social
secara teliti tanpa (Sila ke 5)
membedakan
keanekaragaman
petugas yang ada
di RSUD.
4 Membuat Adanya stiker Dengan rumusan visi Menjadi rumah sakit
stiker mengenai tata Menjadi rumah sakit unggulan
mengenai tata cara cuci tangan unggulan dengan Bertujuan untuk
cara cuci yang baik pelayanan prima, meningkatkan
tangan berkesinambungan, fasilitas yang ada di
dan terjangkau bagi RSUD Limpung
seluruh lapisan supaya baik
54
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
masyarakat petugas medis
maupun masyarakat
a. Konsultasi Saya berkonsultasi ETIKA PUBLIK yang ada d situ
dengan dengan atasan Respek diharapkan bias
atasan untuk menggunakan MISI sebagai berikut : melakukan cuci
kegiatan Bahasa yang Meningkatkan tangan yang baik
sopan dengan sarana dan dari stiker yang ada
penuh tanggung prasarana rumah
jawab untuk sakit dalam
mendapat memperluas
persetujuan jangkauan
ETIKA PUBLIK pelayanan
b. Konsultasi Saya berkonsultasi Kerjasama kesehatan.
dengan dengan tim PPI
pemegang agar terjalin
program (tim kerjasama yang
PPI) terkait baik
.
Saya merancang AKUNTABILITAS
c. Merancangan dan membuat kejelasan
dan membuat metode dengan
stiker kejelasan agar isi
dapat dipahami
secara bersama
Sama
55
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
disediakan dengan
penuh tanggung
jawab
Komitmen Mutu
e. Melakukan Melakukan Perbaikan
evaluasi evaluasi dengan berkelanjutan
kegiatan baik dan
di tempat yang
ditentukan
5 Evaluasi dan Terlaksana Dengan rumusan visi Menjadi rumah sakit
monitoring evaluasi dan Menjadi rumah sakit unggulan
pemasangan monitoring unggulan dengan Dengan evaluasi
stiker cara pemasangan pelayanan prima, dan monitoring ini
cuci tangan stiker cara cuci berkesinambungan, diharapkan RSUD
yang baik tangan yang baik dan terjangkau bagi ini meningkat mutu
seluruh lapisan dari sarana
masyarakat prasarana dan
. memudahkan
MISI sebagai berikut : petugas medis dan
a. Konsultasi Saya berkonsultasi . masyarakat.
dengan dengan atasan AKUNTABILITAS Membangun sumber
atasan untuk menggunakan Tanggung Jawab daya manusia rumah
kegiatan Bahasa yang sopan sakit yang professional
dengan penuh
tanggung jawab
untuk mendapat
persetujuan
56
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
Tahapan
Substansi Visi Dan Misi Nilai Organisasi
Kegiatan
dengan ANEKA Organisasi
pemegang Bahasa yang
program (tim sopan untuk
PPI) terkait arahan
.
Saya merancang KOMITMEN
c. Membuat dan membuat MUTU
rancangan metode dengan Inovatif,
dan metode kejelasan dan
monitoring secara inovatif
evaluasi agar isi dapat
berupa ceck dipahami secara
list bersama
bentuk form
evaluasi
saya meninjau
d. Meninjau secara berkala KOMITMEN
secara berkala evaluasi monitoring MUTU
stiker yang pemasangan (Orientasi mutu)
sudah menitik beratkan
terpasang secara
professional ,jujur
dan bertanggung
jawab.
Saya mengevaluasi
kekurangan secara Anti Korupsi
e. Evaluasi jujur,cermat dan Kejujuran
kegiatan teliti
57
58
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di wilayah kerja Kara RSUD Limpung n.
Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No Kegiatan Habituasi minggu ke- Portofolio/
bukti
kegiatan
59
Keterangan :kegiatan yang dilaksanakan
Tidak melakukan kegiatan
60
No Kegiatan Kendala Antisipasi
pemberi
asuhan
pasien
tentang tata
cara cuci
tangan
sesuai
standar WHO
di Instalasi
Rawat inap
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia saat ini. Dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, terdapat 3 fungsi ASN yaitu
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu
bangsa. Terdapat beberapa nilai-nilai dasar yang harus dikuasai oleh ASN. Nilai-
nilai dasar tersebut diantaranya akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi. Kelima nilai-nilai dasar tersebut harus dimiliki oleh ASN
agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ASN yang professional
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja merupakan rancangan
kegiatan utuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah dirumuskan
melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada dapat berasal dari
individu, unit kerja maupun dari organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat
diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian dilakukan identifikasi dengan
metode USG. Isu yang diangkat yaitu kurang optimalny kepatuhan dan tata cara
tenaga pemberi asuhan pasien dalam melakukan prosedur cuci tangan di instalasi
rawat inap. Dari isu tersebut muncul gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam
5 kegiatan. Adapun kegiatan tersebut sebagai berikut: ,Memberikan sosialisasi
pada tenaga medis lainnya tentang cuci tangan pada saat upacara. Membuat
lembar observasi kepatuhan cuci tangan di Instalasi Rawat Inap. Melakukan
evaluasi dan koreksi secara acak kepada tenaga pemberi asuhan pasien tentang
tata cara cuci tangan sesuai standar WHO di Instalasi Rawat inap. Membuat stiker
mengenai tata cara cuci tangan. Evaluasi pemasangan stiker cara cuci tangan
yang baik
Jika kegiatan tersebut tidak terlaksanan maka akan timbul dampak seperti :
Meningkatnya penularan infeksi nosocomial d Rawat Inap baik bagi petugas
62
maupun keluarga pasien; Menurunya perilaku hidup sehat bagi petugas medis
DAFTAR PUSTAKA
63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Identitas Diri
6. Nomor HP 081212902835
7. Alamat Kantor Jl. Dr Soetomo 17 A, Limpung
Kabupaten Batang
64
65