Di susun oleh :
NIM : 19010048
Oksigen (O2) adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk
hidup, khususnya diperairan. Dalam perairan oksigen merupakan gas terlarut yang kadarnya
bervariasi tergantung pada suhu dan salinitas. Oksigen dapat berfungsi dari difusi oksigen
yang terdapat diatmosfer dan aktifitas fotosintesis tumbuhan air maupun fitoplankton dengan
bantuan energi matahari. Difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air
akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun (Effendi, 2003).
Menurut Khiatuddin (2003), oksigen juga dapat berasal dari oksidasi karbohidrat sebagai
sumber energi dalam metabolisme tubuh dan pembakaran karbohidrat tersebut mengeluarkan
karbondioksida dan air, yang sebelumnya digunakan dalam proses pembentukan karbohidrat
melalui proses fotosintesis.
Pemberian oksigen adalah suatu tindakan untuk memberikan oksigen ke dalam jaringan paru-
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Tiga cara
pemberian oksigen yaitu melalui kateter nasal, kanul nasal, dan masker nasal.
1. Inkubator
Inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu tertentu yang
dipakai untuk memerami telur, mikrob dan menghangatkan bayi yang lahir premature
Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu waktu untuk memudahkan pengaturan
suhu yang dikehendaki.Saat menggunakan inkubator untuk pengeraman mikrob
sebaiknya tidak terlalu penuh atau overload karena hal itu dapat memperbesar risiko
kontaminan Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum menggunakan inkubator adalah
mengatur alat dan bahan dan memasukkannya ke dalam inkubator dengan susunan
tertentu supaya efektif dan tidak terjadi kontaminasi Inkubator Bayi adalah sebuah tempat
tertutup yang suhu lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan
bayi.Inkubator Bayi juga membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga kondisi di
dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang diinginkan
Dengan flow yang tinggi dibutuhkan 10 menit untuk menstabilkan oksigen
Pada saat jendela incubator terbuka kadar oksigen menurun sangat cepat
Tidak direkomendasikan hanya pada bayi yang prematur
Ada banyak alasan mengapa bayi mungkin perlu berada di dalam inkubator. bayi yang butuh
menggunakan inkubator bayi bisa termasuk:
2. Head box
Headbox adalah kerudung plastik bening yang mengelilingi kepala bayi dan menyediakan
oksigen hangat dan dilembabkan. Bayi dalam headbox harus terus dikaji dan dilakukan
observasi pada setiap jam. pengawasan tersebut silakukan terhadap kemungkinan
komplikasi yang disebabkan dari penggunaan headbox yaitu hipoksemia, hyperoxaemia,
hipotermia, hipertermia dan iritasi dan tekanan ke leher.
1. Situasi klinis.
Oxypod atau Oxygen Box Atau Head Box adalah Box khusus untuk terapi
oksigen pada bayi premature
Laju aliran oksigen <4L/mnt pada head box kecil & 3L/mnt pada head box
sedang dan besar berhubungan dengan retensi C02
Tujuan
Persiapan
Tabung oksigen lengkap dengan regulator
Head box dan slang oksigen
Humidifire (tabung pelembab berisi air steril)
flow meter
Aquadest
Tanda dilarang merokok
Alat tulis dan status pasien.
Prosedur
mencuci tangan
menjelaskan prosedur pada ibu /keluarga
Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan
Menghubungkan selang dari head box sederhan ke tabung pelembab
Memeriksa apakah oksigen keluar dari head box
Memasang head box/ meletakkan head box dikepala bayi (seluruh kepala bayi masuk
kedalam head box).
Menetapkan kadar oksingen sesuai program medik (minimum 5ltr/menit maksimum 10
ltr/menit)
Memperhatikan /mengatur posissi head box /ukuran head box disesuaikan dengan
berat badan bayi
Mengobservasi pernafasan bayi setiap 30 menit, bila keadaan membaik (pernapasan 40-
60x/menit) oksigen diturunkan /dilepaskan, bila bayi apnoe (cyanosis dan semakin
sesak) lapor dokter yang merawat
Evaluasi: respon bayi terhadap pemberian olsigen
Dokumentasi: mencatat tindakan
Meletakkan tanda "DILARANG MEROKOK" Pada tempat yang dapat terlihat jelas
Dokumentasikan pada catatan keperawatan (nama /inisial Petugas dan paraf).
3. Nasal Kanul
Salah satu model terapi oksigen dengan meletakkan selang dengan dua cabang pada masing-
masing lubang hidung sebagai alat bantu pernapasan.
Penggunaan model terapi oksigen nasal kanul bertujuan untuk membantu pasien memenuhi
kebutuhan pasokan oksigen di dalam tubuh, terutama jika pasien mengalami hipoksia. Sebelum
pasien menggunakan nasal kanul.
Penggunaan kanula hidung sebagai alat untuk terapi oksigen merupakan tindakan yang cukup
aman. Namun, dokter tetap harus melakukan pemantauan secara teratur dan mewaspadai
adanya kemungkinan risiko komplikasi setelah pasien melakukan terapi oksigen nasal kanul,
seperti:
Iritasi kulit.
Komplikasi pada mukosa hidung.
Mengalami hiperoksia, yaitu kadar oksigen di dalam tubuh terlalu tinggi.
Mengalami hiperkapnia, yaitu ketidaknormalan tekanan parsial karbon dioksida
(PaCO2) di dalam darah.
Jika pasien mengalami gangguan setelah melakukan nasal kanul, segera beri tahu dokter untuk
mendapat tindakan yang tepat sekaligus mencari tahu penyebab yang mendasarinya.
4. Masker kanul
alat medis yang menyediakan metode untuk mentransfer gas pernafasan oksigen dari tangki
penyimpanan ke paru-paru. Masker oksigen dapat menutupi hidung dan mulut (oral nasal
mask) atau seluruh wajah (full-face mask). Mereka mungkin terbuat dari plastik, silikon, atau
karet.
Tempatkan masker kearah wajah klein dan letakkan dari batang hidung kebawah.
Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutup wajah sehingga
sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata dan atau sekitar pipi dan dagu.
Ikatkan karet pengikat melingkar pada kepala klien sehingga masker terasanyaman.
Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat, pada bagian telinga dan tulang pipi jika
dibutuhkan
Tujuan Pemberian oksigen
KOMPLIKASI
Henti napas
Spasme bronkus atau iritasi saluran nafas
Akibat efek obat yang digunakan seperti salbutamol (short acting beta-2agonist) dosis
tinggi akan menyebabkan gangguan pada system sekunder penyerapan obat .hipokatatemi
dan distrimia dapat ditemukan pada pasien dengan kelebihan dosis
NEBULIZER
Nebulizer adalah alat medis untuk mengubah obat cair menjadi uap agar lebih mudah dihirup
oleh paru-paru. Alat ini akan mengantarkan obat cair dalam bentuk butiran uap air yang
sangat kecil supaya langsung masuk ke dalam paru-paru.
Proses penghantaran obat cair akan berbeda tergantung dari jenis nebulizer yang dipakai.
Namun umumnya, seperti ini cara pakai nebulizer untuk bayi dan anak kecil di rumah:
Bisa memggunakan nebulizer kapan saja jika diperlukan, atau tetapkan jadwal khusus di
waktu-waktu tertentu ketika bayi sedang mengantuk. Misalnya setelah makan, sebelum tidur
siang, atau sebelum tidur malam.
Perawatan dengan nebulizer bisa makan waktu sekitar 15 menit. Maka sebisa mungkin,
jauhkan segala hal yang dapat mengganggu/menghentikan terapi di tengah jalan. Minta
anak-anak Anda yang lain untuk bermain di dalam kamarnya untuk sementara, matikan
ponsel atau ubah dalam mode sunyi, pastikan kompor atau oven di dapur tidak menyala, dan
selesaikan tugas-tugas lainnya sebelum mulai memasangkan nebulizer untuk bayi.
Cuci tangan Anda sebelum mulai perawatan.
Sebelum menuang obat cair ke dalam tabung nebulizer, baca baik-baik instruksi di
labelnya. Beberapa jenis obat mungkin sudah siap pakai dalam bentuk cair, sementara
yang lainnya masih dalam bentuk bubuk atau puyer yang harus dilarutkan dulu dengan
air atau cairan saline.
Pastikan selang penyalur obatnya terpasang dengan baik di kedua ujungnya; satu di
tabung obat, dan satunya lagi di ujung alat hirup. Masker sering digunakan untuk anak-
anak karena mereka lebih terbiasa bernapas lewat hidung daripada mulut. Namun, alat
hirup yang berbentuk empeng bisa bantu menenangkan bayi yang rewel selama
perawatan.
Dudukkan anak tegak di pangkuan Anda agar ia bisa menarik napas lebih dalam,
sehingga obat dapat terhirup ke seluruh bagian paru-parunya.
Pegang masker dekat di wajahnya. Meski kebanyakan masker nebulizer untuk bayi
sudah dilengkapi tali pengait untuk mengamankan posisi masker, bayi umumnya tidak
merasa nyaman dengan tali tersebut. Akan lebih mudah bagi Anda untuk memegang
masker langsung di wajahnya, dan pastikan itu menutupi hidung dan mulut mereka.
Nyalakan mesin nebulizernya.
Selama obat tersalurkan lewat selang, pastikan Anda tetap memegang masker di wajah
anak agar tidak ada uap obat yang lolos keluar.
Selesaikan terapi ketika uap sudah semakin sedikit dan obat cair dalam tabungnya juga
sudah habis. Lepaskan masker dari wajah anak Anda.
Bersihkan dan sterilkan nebulizer setiap habis pakai. Nebulizer yang tidak dibersihkan
rentan menjadi sarang bakteri dan jamur yang dapat terhirup masuk ke paru-paru bayi
ketika ia harus pakai nebulizer lagi nantinya. Lepas semua komponen mesin dan rendam
selama 15 menit dalam air hangat yang sudah dicampur sabun atau desinfektan.
Keringkan dengan baik setelahnya.
Simpan nebulizer di tempat yang bersih dan kering.
Umumnya, efek samping dari pemakaian nebulizer tergantung pada cairan obat sesak napas
yang digunakan.
Lain lagi dengan saline atau larutan garam steril, jenis obat lain yang biasa dipakai dengan
alat ini. Beberapa efek samping yang biasanya muncul akibat pemakaian saline dengan
nebulizer adalah:
batuk bertambah parah
sakit tenggorokan
rasa sesak di bagian dada.