Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIK PEMBERIAN OKSIGEN PADA ANAK DAN

NEBULISASI PADA ANAK

Di susun oleh :

Nama : Asmi iradia

NIM : 19010048

Pembimbing : Novita Sari

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
2019
PEMBERIAN OKSIGEN PADA ANAK

A.Pengertian Pemberian Oksigen

Oksigen (O2) adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk
hidup, khususnya diperairan. Dalam perairan oksigen merupakan gas terlarut yang kadarnya
bervariasi tergantung pada suhu dan salinitas. Oksigen dapat berfungsi dari difusi oksigen
yang terdapat diatmosfer dan aktifitas fotosintesis tumbuhan air maupun fitoplankton dengan
bantuan energi matahari. Difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air
akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun (Effendi, 2003).

Menurut Khiatuddin (2003), oksigen juga dapat berasal dari oksidasi karbohidrat sebagai
sumber energi dalam metabolisme tubuh dan pembakaran karbohidrat tersebut mengeluarkan
karbondioksida dan air, yang sebelumnya digunakan dalam proses pembentukan karbohidrat
melalui proses fotosintesis.

Pemberian oksigen adalah suatu tindakan untuk memberikan oksigen ke dalam jaringan paru-
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Tiga cara
pemberian oksigen yaitu melalui kateter nasal, kanul nasal, dan masker nasal.

B.Macam-macam terapi oksigen

1. Inkubator
Inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu tertentu yang
dipakai untuk memerami telur, mikrob dan menghangatkan bayi yang lahir premature
Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu waktu untuk memudahkan pengaturan
suhu yang dikehendaki.Saat menggunakan inkubator untuk pengeraman mikrob
sebaiknya tidak terlalu penuh atau overload karena hal itu dapat memperbesar risiko
kontaminan Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum menggunakan inkubator adalah
mengatur alat dan bahan dan memasukkannya ke dalam inkubator dengan susunan
tertentu supaya efektif dan tidak terjadi kontaminasi Inkubator Bayi adalah sebuah tempat
tertutup yang suhu lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan
bayi.Inkubator Bayi juga membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga kondisi di
dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang diinginkan
 Dengan flow yang tinggi dibutuhkan 10 menit untuk menstabilkan oksigen
 Pada saat jendela incubator terbuka kadar oksigen menurun sangat cepat
 Tidak direkomendasikan hanya pada bayi yang prematur
Ada banyak alasan mengapa bayi mungkin perlu berada di dalam inkubator. bayi yang butuh
menggunakan inkubator bayi bisa termasuk:

 Bayi Lahir Prematur


 Bayi dengan Masalah Pernapasan
 Infeksi Tertentu pada Bayi
 Dampak dari Diabetes Gestasional
 Bayi dengan Penyakit Kuning
 Proses Melahirkan Panjang atau Traumatis
 Berat Badan Lahir Rendah
 Sembuh dari Operasi

Tujuan pemberian inkubator pada bayi

 Memberikan suhu yang hangat secara berkelanjutan pada bayi


 Neonatus dengan berat badan <1500 yang tidak mampu melakukan kangaroo
mothercare/KMC
 Perawatan untuk bayi dengan sakit berat :
seperti sepsis dan ganguan nafas berat.

2. Head box
Headbox adalah kerudung plastik bening yang mengelilingi kepala bayi dan menyediakan
oksigen hangat dan dilembabkan. Bayi dalam headbox harus terus dikaji dan dilakukan
observasi pada setiap jam. pengawasan tersebut silakukan terhadap kemungkinan
komplikasi yang disebabkan dari penggunaan headbox yaitu hipoksemia, hyperoxaemia,
hipotermia, hipertermia dan iritasi dan tekanan ke leher.

Ketika memberikan oksigen ke dalam head box akan tergantung pada:

1. Situasi klinis.

2. Konsentrasi oksigen yang dibutuhkan.

3. Karakteristik operasional inkubator yang digunakan.Bayi yang membutuhkan oksigen


40% atau lebih akan diberikan melalui head box karen ahasilnya lebih optimal .

Oxypod atau Oxygen Box Atau Head Box adalah Box khusus untuk terapi
oksigen pada bayi premature

 Flow 5-7 L/ Menit


 Flow >7L/ Menit,ribut,ayi muntah
 FiO2dapat berkisar 21%-100%.Harus disertai oxygen analyzer

Laju aliran oksigen <4L/mnt pada head box kecil & 3L/mnt pada head box
sedang dan besar berhubungan dengan retensi C02

Tujuan

 Mengatasi hipoksemia dan hipoksia


 Memenuhi kebutuhan oksigen pada bayi.

Persiapan
 Tabung oksigen lengkap dengan regulator
 Head box dan slang oksigen
 Humidifire (tabung pelembab berisi air steril)
 flow meter
 Aquadest
 Tanda dilarang merokok
 Alat tulis dan status pasien.

Prosedur

 mencuci tangan
 menjelaskan prosedur pada ibu /keluarga
 Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan
 Menghubungkan selang dari head box sederhan ke tabung pelembab
 Memeriksa apakah oksigen keluar dari head box
 Memasang head box/ meletakkan head box dikepala bayi (seluruh kepala bayi masuk
kedalam head box).
 Menetapkan kadar oksingen sesuai program medik (minimum 5ltr/menit maksimum 10
ltr/menit)
 Memperhatikan /mengatur posissi head box /ukuran head box disesuaikan dengan
berat badan bayi
 Mengobservasi pernafasan bayi setiap 30 menit, bila keadaan membaik (pernapasan 40-
60x/menit) oksigen diturunkan /dilepaskan, bila bayi apnoe (cyanosis dan semakin
sesak) lapor dokter yang merawat
 Evaluasi: respon bayi terhadap pemberian olsigen
 Dokumentasi: mencatat tindakan
 Meletakkan tanda "DILARANG MEROKOK" Pada tempat yang dapat terlihat jelas
 Dokumentasikan pada catatan keperawatan (nama /inisial Petugas dan paraf).

3. Nasal Kanul

Nasal kanul yaitu:

Salah satu model terapi oksigen dengan meletakkan selang dengan dua cabang pada masing-
masing lubang hidung sebagai alat bantu pernapasan.

Cara pemakaian nasal kanul:


 Letakkan kanul pada wajah klien dengan lubang kanul masuk ke hidung dan karet
pengikat masuk ke kepala.
 Jika kanul ingin tetap berada di tempatnya, plesterkan pada bagian wajah.
 Alasi selang dengan kasa di bagian karet pengikat, pada bagian telinga dan tulang pipi
jika dibutuhkan.
Tujuan Penggunaan Nasal Kanul

Penggunaan model terapi oksigen nasal kanul bertujuan untuk membantu pasien memenuhi
kebutuhan pasokan oksigen di dalam tubuh, terutama jika pasien mengalami hipoksia. Sebelum
pasien menggunakan nasal kanul.

Beberapa hal yang patut diperhatikan, di antaranya:

 Buat rencana perawatan dengan dokter.


 Usahakan pasien sudah mendapat penjelasan lengkap dari dokter seputar prosedur
nasal kanul.
 Persiapkan alat-alat lainnya, seperti tabung oksigen yang dilengkapi dengan socket dan
juga manometer, serta humidifier sebagai alat untuk melembabkan udara.
Pastikan semua alat yang digunakan dapat berfungsi dengan baik tanpa terkecuali. Pemasangan
nasal kanul pada lubang hidung pasien harus dilakukan dengan posisi selang dan teknik yang
benar demi kenyamanan pasien. Pemasangan ini juga harus sesuai dengan indikasi pasien yang
sebelumnya sudah diperiksa oleh dokter.

Risiko Menggunakan Nasal Kanul

Penggunaan kanula hidung sebagai alat untuk terapi oksigen merupakan tindakan yang cukup
aman. Namun, dokter tetap harus melakukan pemantauan secara teratur dan mewaspadai
adanya kemungkinan risiko komplikasi setelah pasien melakukan terapi oksigen nasal kanul,
seperti:

 Iritasi kulit.
 Komplikasi pada mukosa hidung.
 Mengalami hiperoksia, yaitu kadar oksigen di dalam tubuh terlalu tinggi.
 Mengalami hiperkapnia, yaitu ketidaknormalan tekanan parsial karbon dioksida
(PaCO2) di dalam darah.
Jika pasien mengalami gangguan setelah melakukan nasal kanul, segera beri tahu dokter untuk
mendapat tindakan yang tepat sekaligus mencari tahu penyebab yang mendasarinya.

4. Masker kanul

Masker kanul yaitu :

alat medis yang menyediakan metode untuk mentransfer gas pernafasan oksigen dari tangki
penyimpanan ke paru-paru. Masker oksigen dapat menutupi hidung dan mulut (oral nasal
mask) atau seluruh wajah (full-face mask). Mereka mungkin terbuat dari plastik, silikon, atau
karet.

Cara penggunaan masker

 Tempatkan masker kearah wajah klein dan letakkan dari batang hidung kebawah.
 Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutup wajah sehingga
sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata dan atau sekitar pipi dan dagu.
 Ikatkan karet pengikat melingkar pada kepala klien sehingga masker terasanyaman.
 Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat, pada bagian telinga dan tulang pipi jika
dibutuhkan
Tujuan Pemberian oksigen

 Memenuhi kebutuhan oksigen.


 Mencegah terjadi hipoksia.
 Meningkatkan efisiensi kerja pernafasan
 Menurunkan kerja jantung
Persiapan alat
 Tabung oksigen.
 Flow meter.
 Humidifier berisi air steril.
 Kateter nasal, kanul nasal, dan masker nasal (standard an non breathing)
 Vaselin/jeli (pelumas steril yang larut dalam air).
 Sarung tangan.
 Spatel lidah.
 Plester.
 Kasa.
 Senter tanda “dilarang merokok”.
Prosedur
 Periksa instruksi dokter mengenai terapi oksigen pada anak
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur.
 Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga.
 Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 liter per
menit, kemudian observasi humidifier dengan melihat gelembung air.
 Atur posisi klien semifowler atau sesuai indikasi.
 Pakailah sarung tangan steril.

Yang harus diperhatikan


 Periksa klien terhadap pemberian oksigen setiap 6-8 jam.
 Kaji cuping, sepetum, dan mukosa hidung; serta periksa kecepatan aliran oksigen
setiap 6-8 jam.
 Pertahankan tinggi air pada humidifier.
 Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan respons klien.

NEBULISASI PADA ANAK

a). Pengertian nebulisasi


Nebulisasi adalah suatu tindakan atau kegiatan nebul baginorang yang mengalami asma
tapi ada sekret di tenggorokannya atau didaerah jalannya nafas atau tindakan pemberiaan obat
obatan melalui rute per inhalasi menggunakan mesin jet nebulizer.
Nebulisasi adalah terapi inhalasi (menghirup) obat yang membuat cairan menggunakan alat
nebulizer jika ditemukan tanda-tanda penyempitan saluran nafas. Tanda penyempitan saluran
nafas dapat ditemukan dengan memakai alat bantu stetoskop atau dengan pendengaran orang
yang berada didekat pasien .
Tanda penyempitan saluran nafas yang dapat didengar langsung adalah bunyi saat
mengeluarkan nafas,perbedaan bunyi ini menggambarkan saluran pernafasan yang terjadi
,pada bayi atau anak dibawah umur 2 tahun sering dijumpai bunyi “grok”.

KOMPLIKASI

Henti napas
Spasme bronkus atau iritasi saluran nafas
Akibat efek obat yang digunakan seperti salbutamol (short acting beta-2agonist) dosis
tinggi akan menyebabkan gangguan pada system sekunder penyerapan obat .hipokatatemi
dan distrimia dapat ditemukan pada pasien dengan kelebihan dosis

Cara untuk mengatasi sesak napas


Alat yang digunakan untuk melakukan nebulisasi adalah nebulizer,nebulizer adalah alat
mesin yang mengubah obat cair menjadi uap untuk dihirup kedalam paru-paru.Fungsi
nebulizer adalah untuk melegakan saluran nafas yang menyempit,nebulizer terdiri dari mesin
kompresor udara wadah kecil untuk obat cair dan selang elastis yang menghubungkan
kompresor udara ke wadah obat,diatas wadah obat terdapat corong atau masker yang akan
digunakan untuk menghirup obat.
Ada dua versi daya nebulizer yaitu menggunakan listrik dan menggunakan baterai yang
umumdigunakan sebagai terapi pengobatan penyakit pernafasan kronis baik untuk anak-anak
maupun orang dewasa,disbanding dengan inhaler uap yang dihasilkan nebulizer amat sangat
kecil sehingga obat akan bias lebih cepat meresap kebagian paru-paru yang ditargetkan.

NEBULIZER

Nebulizer adalah alat medis untuk mengubah obat cair menjadi uap agar lebih mudah dihirup
oleh paru-paru. Alat ini akan mengantarkan obat cair dalam bentuk butiran uap air yang
sangat kecil supaya langsung masuk ke dalam paru-paru.
Proses penghantaran obat cair akan berbeda tergantung dari jenis nebulizer yang dipakai.
Namun umumnya, seperti ini cara pakai nebulizer untuk bayi dan anak kecil di rumah:
Bisa memggunakan nebulizer kapan saja jika diperlukan, atau tetapkan jadwal khusus di
waktu-waktu tertentu ketika bayi sedang mengantuk. Misalnya setelah makan, sebelum tidur
siang, atau sebelum tidur malam.
Perawatan dengan nebulizer bisa makan waktu sekitar 15 menit. Maka sebisa mungkin,
jauhkan segala hal yang dapat mengganggu/menghentikan terapi di tengah jalan. Minta
anak-anak Anda yang lain untuk bermain di dalam kamarnya untuk sementara, matikan
ponsel atau ubah dalam mode sunyi, pastikan kompor atau oven di dapur tidak menyala, dan
selesaikan tugas-tugas lainnya sebelum mulai memasangkan nebulizer untuk bayi.
 Cuci tangan Anda sebelum mulai perawatan.
 Sebelum menuang obat cair ke dalam tabung nebulizer, baca baik-baik instruksi di
labelnya. Beberapa jenis obat mungkin sudah siap pakai dalam bentuk cair, sementara
yang lainnya masih dalam bentuk bubuk atau puyer yang harus dilarutkan dulu dengan
air atau cairan saline.
 Pastikan selang penyalur obatnya terpasang dengan baik di kedua ujungnya; satu di
tabung obat, dan satunya lagi di ujung alat hirup. Masker sering digunakan untuk anak-
anak karena mereka lebih terbiasa bernapas lewat hidung daripada mulut. Namun, alat
hirup yang berbentuk empeng bisa bantu menenangkan bayi yang rewel selama
perawatan.
 Dudukkan anak tegak di pangkuan Anda agar ia bisa menarik napas lebih dalam,
sehingga obat dapat terhirup ke seluruh bagian paru-parunya.
Pegang masker dekat di wajahnya. Meski kebanyakan masker nebulizer untuk bayi
sudah dilengkapi tali pengait untuk mengamankan posisi masker, bayi umumnya tidak
merasa nyaman dengan tali tersebut. Akan lebih mudah bagi Anda untuk memegang
masker langsung di wajahnya, dan pastikan itu menutupi hidung dan mulut mereka.
 Nyalakan mesin nebulizernya.
 Selama obat tersalurkan lewat selang, pastikan Anda tetap memegang masker di wajah
anak agar tidak ada uap obat yang lolos keluar.
 Selesaikan terapi ketika uap sudah semakin sedikit dan obat cair dalam tabungnya juga
sudah habis. Lepaskan masker dari wajah anak Anda.
 Bersihkan dan sterilkan nebulizer setiap habis pakai. Nebulizer yang tidak dibersihkan
rentan menjadi sarang bakteri dan jamur yang dapat terhirup masuk ke paru-paru bayi
ketika ia harus pakai nebulizer lagi nantinya. Lepas semua komponen mesin dan rendam
selama 15 menit dalam air hangat yang sudah dicampur sabun atau desinfektan.
Keringkan dengan baik setelahnya.
 Simpan nebulizer di tempat yang bersih dan kering.

Umumnya, efek samping dari pemakaian nebulizer tergantung pada cairan obat sesak napas
yang digunakan.

Penggunaan obat bronkodilator, misalnya, mungkin akan menyebabkan efek samping


tertentu. Menurut NHS, berikut adalah beberapa efek dari pemakaian bronkodilator:
 tangan gemetar
 sakit kepala
 detak jantung tidak beraturan
 kram otot
 mual
 mulut kering
 batuk
 diare

Lain lagi dengan saline atau larutan garam steril, jenis obat lain yang biasa dipakai dengan
alat ini. Beberapa efek samping yang biasanya muncul akibat pemakaian saline dengan
nebulizer adalah:
 batuk bertambah parah
 sakit tenggorokan
 rasa sesak di bagian dada.

Anda mungkin juga menyukai