Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Terapi Oksigen Dengan Head Box pada By. Ny. R
Di Ruang Dahlia RSUD Kabupaten Karanganyar

Hari : Minggu
Tanggal : 10 November 2019
Jam : 09.00 WIB

A. Keluhan Utama
Berat badan bayi lahir 1700 gr
B. Diagnosa medis
Neo BBLR
C. Diagnosa keperawatan
Gangguan pola nafas tidak efektif b.d respirasi
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS :-
DO : - Klien tampak sulit bernafas
- Klien tampak sesak nafas
- RR = 68x/menit
- Tampak otot bantu pernafasan
- Napas dalam sampai terlihat tulang iga
- BB 1700 gr
E. Dasar pemikiran
BBLR merupakan bayi yang termasuk dalam bayi dengan resiko tinggi. BBLR
dapat mengalami berbagai masalah seperti kesulitan bernafas, resiko infeksi, hipotermi,
dan gangguan nutrisi. Salah satu ntervensi yang dapat dilakukan adalah kaji frekuensi
pernafasan dan pola pernafasan. Perhatikan adanya apnea dan perubahan frekuensi
jantung, tonus jantung, tonus otot, dan warna kulit berkenaan dengan prosedur atau
perawatan. Berikan terapi oksigen sesuai indikasi head box 4-5 ltr/ menit.

F. Prinsip tindakan keperawatan

SOP PENGGUNAAN TERAPI OKSIGEN


DENGAN HEADBOX
Alat sederhana yang dapat memberikan oksigen ke hidung dan
PENGERTIAN
memungkinkan klien untuk bernafas melalui mulut atau hidungnya.
1. Mengatasi hipoksemia atau hipoksia
TUJUAN
2. Memenuhi kebutuhan oksigen pada bayi
1. Tabung oksigen lengkap dengan regulator
2. Head box dan slang oksigen
3. Humidifier (tabung pelembab berisi air steril)
PERSIAPAN 4. Flow meter
5. Aquadest
6. Tanda dilarang merokok
7. Alat tulis dan status pasien
PROSEDUR 1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur pada ibu/keluarga
3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai
ketentuan
4. Menghubungkan selang dari head box sederhana ke tabung
pelembab
5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari head box
6. Memasang head box / meletakkan head box di kepala bayi (seluruh
kepala bayi masuk kedalam head box)
7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik ( Oksigen
minimum 5 ltr/menit, maksimum 10 ltr/menit )
8. Memperhatikan / mengatur posisi head box / ukuran head box di
sesuaikan dengan berat badan bayi.
9. Mengobservasi pernapasan bayi setiap 30 menit, bila keadaan
membaik (pernapasan 40-60x/mnit ) oksigen diturunkan / dilepas,
bila bayi apnue ( cyanosis dan semakin sesak ) lapor dokter yang
merawat.
10. Evaluasi: Respon bayi terhadap pemberian oksigen
11. Dokumentasi ; Mencatat tindakan yang telah dilakukan ( waktu
pelaksanaan, hasil tindakan,reaksi/respon bayi/pasien terhadap
oksigen dan perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan /
status bayi/pasien.
12. Dokumentasikan pada catatan keperawatan (nama/inisial petugas dan
paraf).

KEWASPADAAN
a. Selang Head box tersumbat atau terlipat
b. Tabung pelembab kurang cukup terisi air
c. Oksigen sudah tidak mencukupi
Pemberian oksigen melebihi program medik / rendah.

G. Analisis tindakan
Pemberian oksigen melalui headbox dibutuhkan karena bisa mentoleransi
kebutuhan klien, terlepas dari kelemahannya yaitu tidak bisa mobile dan keterbatasan
tempat. Pemberian oksigen melalui headbox membutuhkan aliran yang tinggi untuk bisa
mencapai konsentrasi oksigen yang cukup dan mencegah penimbunan CO2. keuntungan
pemberian oksigen melalui Headbox flow rate 5-7 liter/menit dapat memenuhi kebutuhan
O2 dengan tepat sesuai kebutuhan pasien.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


1.Jika konsentrasi flow rates > 7 liter/menit, maka konsentrasi O 2 akan meningkat,
sehingga bisa menyebabkan bayi muntah.
2.Diperlukan flow rates yang tinggi untuk mencapai konsentrasi oksigen yang adekuat dan
mencegah penumpukan CO2.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


Monitor pernafasan
o Kaji frekuensi pernafasan dan pola pernafasan.
o Perhatikan adanya apnea dan perubahan frekuensi jantung, tonus jantung, tonus otot,
dan warna kulit berkenaan dengan prosedur atau perawatan.
o Lakukan pemantauan jantung dan pernafasan yang kontinyu.
o Berikan rangsangan taktil yang segera (misal gosokan punggung bayi) bila terjadi
apnea.
o Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Pencegahan aspirasi
o Bersihkan saliva yang berlebih pada mulut bayi.
o Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan pokok di bawah
bahu untuk menghasilkan sedikit
o Hiperektensi.

Terapi oksigen
• Berikan oksigen sesuai indikasi (head box).
• Monitor aliran oksigen (5-7 l/menit untuk head box).

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S :-
O: - Klien masih tampak sesak nafas
- RR = 60x/menit
- Tampak otot bantu pernafasan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
o Berikan oksigen sesuai indikasi (head box).
o Monitor aliran oksigen (5-7 l/menit untuk head box).

K. Evaluasi diri
Tindakan dilakukan sesuai SOP ( standar operasional prosedur).

L. Daftar pustaka / referensi

Nurarif AH, Kusuma H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa


Medis, NANDA, dan NIC-NOC. Yogyakarta : Media Action.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir untuk Bidan.
Jakarta : Depkes RI.

Mengetahui,
Mahasisawa praktikan Pembimbing Klinik/CI

(Farid Riyadi) (Ning Purwaningsih, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai