Anda di halaman 1dari 8

EVIDANCE BASED NURSING PRACTICE DAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN OLEH:
INKA SELVIA
2011436951

Hari/Tanggal Dinas : Jumat-Rabu / 26 Februari-3 Maret 2021


Pembimbing Akademik : Oswati Hasanah, M.Kep., Sp. Kep, An

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2021
EVIDANCE BASED NURSING PRACTICE 1

1. Judul penelitian:
Hubungan pemenuhan kebutuhan oksigen dengan kejadian gawat nafas pada bayi
prematur di ruang perinatologi/ neonatus RSD. Dr. Haryoto Lumajang.
2. Penelitian oleh: Mentari Anggraeni, Awatiful Azza, dan Komarudin.
3. Tujuan penelitian: untuk menganalisis hubungan pemenuhan kebutuhan oksigen
dengan kejadian gawat nafas pada bayi prematur di ruang perinatologi/ neonatus rsd.
Dr. Haryoto lumajang.
4. Metode: Penelitian ini menggunakan desain korelasional, Teknik sampling yang
digunakan adalah menggunakan non-probability sampling.
5. Hasil yang diukur: hubungan pemenuhan kebutuhan oksigen dengan kejadian gawat
nafas pada bayi prematur
6. Sampel: Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sampel sebanyak 43 bayi.
Penentuan sampel tersebut yakni bayi yang dilahirkan hari ke 1 sampai 24 jam
pertama dengan usia kehamilan 27 – 36 minggu yang memenuhi kriteria.
7. Hasil: hasil yang didapatkan yaitu Nilai p value sebesar 0,001 yang berarti ρ < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
8. Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara pemenuhan kebutuhan oksigen
dengan kejadian gawat nafas nafas pada bayi prematur di ruang perinatologi RSD. Dr.
Haryoto Lumajang.
9. Analisis keterkaitan hasil penelitian dalam menyelesaikan permasalahan kasus:
Setelah bayi mendapatkan Terapi Oksigen nasal canul 0,5-2 liter per menit selama 15-
20 menit, didapatkan hasil bayi yang mengalami gawat nafas berat mengalami
perbaikan kondisi yang di tunjukkan dengan penurunan score gawat nafas dan
menujukkan hasil monitor dengan kebutuhan oksigen terpenuhi .
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 1

1. Definisi tindakan
Terapi yang dapat mengurangi gawat nafas adalah pemberian terapi oksigen yang
bertujuan untuk stabilisasi sistem saturasi bayi, mengatasi keadaan hipoksia, dan
menurunkan kerja pernafasan. Pemberian terapi oksigen tergantung pada penyebab
dan jenis atau derajat gangguan nafas tersebut.kebutuhan oksigen bayi tidak terpenuhi
dikarenakan pada usia kehamilan yang prematur mengakibatkan bayi lahir dengan
system organ tubuh yang belum sempurna salah satunya adalah system organ
pernafasan yakni paru-paru yang imatur.
2. Tujuan tindakan: yaitu meningkatkan oksigenasi bayi sehingga saturasi oksigen
menjadi stabil dan masalah gangguan pertukaran gas dapat teratasi.
3. Alat dan bahan yang dibutuhkan: nasal kanul, tabung oksigen, pulsed oxymetry dan
lembar observasi.
4. Prosedur yang dilakukan

No Kegiatan
.
1 Tahap pra interaksi
- Mengumpulkan data rekam medis masing-masing responden
- Mencuci tangan
- Menyiapkan alat yang dibutuhkan seperti nasal kanul, tabung
oksigen, pulsed oxymetry dan lembar observasi.
2 Tahap orientasi
- Menyapa bayi dan memastikan kondisi bayi
3 Tahap kerja
- Menghubungkan nasal kanul ke sumber oksigen
- Memastikan oksigen keluar dari lubang nasal kanul
- Memasang nasal kanul ke hidung bayi
- Atur setingan pemberian oksigen sebanyak 0,5-2 liter per menit
- Fiksasi selang agar tidak bergeser dan tepat berada di hidung
bayi
- Terapi oksigen diberikan selama kurang lebih 15-20 menit.
4 Tahap terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Bereskan alat dan rapikan bayi
5 Dokumentasi
- Catat hasil pengukuran
- Catat kegiatan kedalam lembar keperawatan (jenis tindakan,
respon pasien, waktu, hasil yang didapatkan.
- Mencatat planning selanjutnya
- Mencatat perawat penanggung jawab/bertugas.
EVIDANCE BASED NURSING PRACTICE 2

1. Judul penelitian: Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Bayi Premature dengan
Respiratory Distress syndrome dengan Intervensi Inovasi Pengaturan Posisi Prone
Terhadap Peningkatan Pertukaran Gas di ruang NICU RSUD Taman Husada Bontang
Tahun 2016.
2. Penelitian oleh: Palupi Setyo H, Tri Wahyuni, dan Joni Kaba.
3. Tujuan penelitian: melakukan analisa terhadap kasus kelolaan pada bayi premature
dengan respiratory distress syndrome dengan terapi inovasi pengaturan posisi prone
terhadap peningkatan pertukaran gas diruang NICU Rsud Taman Husada Bontang.
4. Metode: studi kasus pasien tunggal.
5. Hasil yang diukur: saturasi oksigen.
6. Sampel: 1 orang nayi premature yang merupakan pasien kelolaan.
7. Hasil: Hasil analisis menunjukan bahwa adanya peningkatan pertukaran gas pada
pasien yang terlihat pada kenaikan saturasi oksigen dari sebelum dan sesudah posisi
prone serta klinis dari bayi yang mulai membaik.
8. Kesimpulan: setelah dilakukan pemberian posisi prone pada bayi prematur yang
beresiko mengalami RDS (respiratory distress syndrome), didapatkan hasil
pertukaran gas mulai membaik, hal ini ditandai dengan nilai saturasi oksigen yang
membaik.
9. Analisis keterkaitan hasil penelitian dalam menyelesaikan permasalahan kasus: dari
penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemberian posisi prone pada bayi prematur
yang beresiko mengalami sindrom gawat nafas dapat memperbaiki status pertukaran
gas pada bayi, ditandai dengan status oksigenasi yang membaik dan nilai saturasi
oksigen yang membaik pula. Tetapi untuk memastikan tingkat keberhasilan
intervensi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan AGD
(analisis gas darah), sehingga hal yang menjadi penyebab bisa diatasi dan masalah
keperawatan dapat teratasi.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 2

1. Definisi tindakan
Posisi Prone yaitu posisi bayi ketika lahir lutut fleksi dibawah abdomen dan
posisi badan telungkup. Menurut Hegner dan Cadwel posisi prone pada bayi
merupakan posisi yang sangat menghemat energi , karena posisi ini akan menurunkan
kehilangan panas dibandingkan posisi supine. Hal ini disebabkan posisi prone, kaki
bayi fleksi sehingga menurunkan metabolisme tubuh akibatnya terjadi penurunan
kehilangan panas. Penyebab lain juga dikarenkan pada posisi prone wajah bayi
menyentuh selimut atau tempat tidur sehingga wajah bayi tidak terpapar dengan udara
dan memungkinkan terjadinya penurunan kehilangan panas melalui proses radiasi.
Posisi prone pada neonatus yang menggunakan ventilasi mekanik telah
diketahui akan meningkatkan oksigenasi berdasarkan evidance based dan literatur.
Posisi prone dapat meningkatkan oksigen pada pasien dengan RDS . Posisi ini lebih
baik untuk perkembangan otot diafragma, dapat mencegah alveoli menajadi kolpas
2. Tujuan tindakan: untuk meningkatkan oksigenasi bayi prematur yang mengalami
RDS sehingga pertukaran gas dapat membaik.
3. Alat dan bahan yang dibutuhkan: peneliti sebagai terapis dan lembar observasi.
4. Prosedur yang dilakukan

No Kegiatan
.
1 Tahap pra interaksi
- Mengumpulkan data rekam medis masing-masing responden
- Mencuci tangan
- Menyiapkan alat yang dibutuhkan seperti lembar observasi.
2 Tahap orientasi
- Menyapa bayi dan melihat kesiapan bayi
3 Tahap kerja
- Siapkan bayi
- Berikan posisi prone pada bayi, seperti digambar
- Observasi bayi selama diberikan tindak posisi prone
- Tindakan ini dilakukan saat bayi terjaga
- Ajak bayi komunikasi (jika memungkinkan)
- Untuk prematur dibutuhkan waktu tiap 3 jam untuk perubahan
posisi hal ini berkaitan dengan konversi energi pada bayi
prematur terutama bayi dengan RDS
- Sedangkan untuk bayi yang normal tindakan perubahan posisi
dapat dilakukan selama 30 menit dengan catatan bayi dalam
kondisi baik, tindakan ini tetap melibatkan ibu atau orang tua.
4 Tahap terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Rapikan bayi
5 Dokumentasi
- Catat kegiatan kedalam lembar keperawatan (jenis tindakan,
respon pasien, waktu, hasil yang didapatkan.
- Mencatat planning selanjutnya
- Mencatat perawat penanggung jawab/bertugas.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, M.,Azza, A., & Komarudin. (2017). Hubungan pemenuhan kebutuhan oksigen
dengan kejadian gawat nafas pada bayi prematur di ruang perinatologi/ neonatus rsd.
Dr. Haryoto lumajang. Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, hal: 1-10.

Setyo H, P., Wahyuni, T., & Kaba, J. (2016). Analisis praktik klinik keperawatan pada bayi
premature dengan respiratory distresssyndrome dengan intervensi inovasi pengaturan
posisi prone terhadap peningkatan pertukaran gas di ruang nicu rsud taman husada
bontang tahun 2016. Karya Ilmiah Akhir Ners. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah, Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai