Abstrak :
Latar belakang : Asfiksia adalah keadaan tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur pada bayi baru lahir. Asfiksia perinatal adalah keadaan bayi baru lahir
yang ditandai dengan hipoksia dan hipercapnia dan juga asidosis metabolik.
Pasien asfiksia berisiko mengalami kematian, sehingga perlu diberikan
penanganan yang tepat salah satunya asuhan keperawatan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
pasien dengan asfiksia
Metode : Penelitian kali ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
study kasus dan proses keperawatan
Hasil : Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota
Magelang pada tanggal 21 Januari 2019 selama 2 hari. Penelitian dilakukan
dengan cara observasi dan melihat dari catatan lembar status pasien. Dari hasil
observasi diperoleh hasil klien tampak terganggu nafasnya, ada ketidak
seimbangan nutrisi dan terdapat risiko infeksi. Pada akhir observasi pasien sudah
menunjukkan peningkatan pada pernafasan, nutrisi, dan berkurangnya risiko
infeksi.
Kesimpulan : Asfiksia merupakan keadaan yeng terjadi pada bayi baru lahir yang
dapat menyebabkan kematian. Asfiksia dapat disebabkan oleh banyak hal. Jika
menjumpai kasus asfiksia ini penanganan terhadap bayi harus tepat. Bayi dengan
asfiksia yang dapat bertahan hidup nanti dapat mengalami kerusakan otak.
Kata kunci : Asuhan keperawatan, asfiksia, asfiksia neonatus, kerusakan otak
Abstract :
Background: Asphyxia is a state of being unable to breathe spontaneously and
regularly in newborns. Perinatal asphyxia is a newborn condition characterized by
hypoxia and hypercapnia and also metabolic acidosis. Asphyxia patients are at
risk of dying, so it is necessary to provide appropriate treatment, one of which is
nursing care.
Objective: This study aims to determine nursing care in patients with asphyxia
Method: This research uses descriptive method with a case study approach and
nursing process
Results: Results of research conducted at the Tidar Regional General Hospital in
Magelang City on January 21, 2019 for 2 days. The study was conducted by
observation and looking at the patient's status sheet notes. From the results of
observations, the client's results appear to be impaired by breathing, there are
nutritional imbalances and there is a risk of infection. At the end of the
observation the patient has shown an increase in breathing, nutrition, and reduced
risk of infection.
Conclusion: Asphyxia is a condition that occurs in newborns that can cause
death. Asphyxia can be caused by many things. If you find an asphyxia case, the
handling of the baby must be right. Babies with asphyxia who can survive can
later experience brain damage.
Keywords: Nursing care, asphyxia, neonatal asphyxia, brain damage
I. Pendahuluan :
Asfiksia adalah keadaan tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur pada bayi baru lahir. Asfiksia sendiri merupakan salah satu
penyebab kematian pada bayi baru lahir. Angka kematian bayi adalah total
kematian bayi berusia dibawah satu tahun pada 1000 kelahiran yang
hidup. Indonesia menempati posisi ke 4 tertinggi di lingkungan ASEAN.
Dibeberapa negara berkembang, bayi baru lahir yang mengalami asfiksia
sedang dan berat hampir 3%. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) menunjukkan hasil yang menurun sejak tahun 1991
hingga 2017, dari 68 kematian menjadi 24 kematian per 1000 kelahiran
hidup.
Menurut SDKI penyebab kematian bayi ada beberapa, diantara
asfiksia, berat bayi lahir rendah (BBLR) / prematuritas, dan sepsis. Untuk
itu,upaya menurunkan angka kematian bayi khususnya asfiksia ialah
dengan pertolongan persalinan dan perawatan antenatal yang harus sesuai
dengan standar dan juga perawatan neonatal. Pemerintah melalui
kementrian kesehatan republik indonesia sendiri sudah mengeluarkan
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 53 tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial guna menangani asfiksia
pada bayi baru lahir pada pasal 4 ayat 2 yang menyatakan bahwa
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial 0 sampai 6 jam meliputi :
a. Menjaga bayi agar tetap hangat
b. Dilakukan IMD ( Iniaiasi Menyusui Dini)
c. Pemotongan dan perawatan umbilical (tali pusat)
d. Pemberian vitamin K
e. Pemberian salep mata antibiotik
f. Pemberian imunisasi hepatitis b0
g. Pemeriksaan lengkap bayi baru lahir
h. Pemberian tanda identitas bayi
i. Pemantauan tanda bahaya
j. Penanganan asfiksia pad bayi baru lahir
k. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani didalam kondisi stabil dan
tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mumpuni
Bayi asfiksia sendiri jumlahnya cukup banyak yang dapat bertahan
hidup, tetapi nantinya dapat mengalami kerusakan otak. Hal tersebut
dikarenakan resusitasi yang tidak adekuat atau kesalahan prosedur.
Karenanya peneliti tertarik untuk membuat penelitian bayi dengan
asfiksia tersebut dengan mengobservasi pasien dengan asfiksia secara
langsung.
II. Metode
Penetilian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
studi kasus dan proses keperawatan. Popolasi pada panelitian ini adalah
bayi yang mengalami asfiksia sedang. Sempelnya sendiri ialah By. Ny. D
yang berada di Ruang Perinatal RSUD Tidar kota Magelang pada bulan
Januari 2019. Pengumpulan data dengan observasi dan studi
pendokumentasian.
Pendekatan proses keperawatan yang digunakan mencakup
beberapa beberapa tahapan, yaitu : Pengkajian, meliputi mengumpulkan
data pasien, dengan observasi keadaan pasien dan melihat lembar status
pasien. Yang kedua menentukan Diagnosa Keperawatan ialah data yang
sudah terkumpul selanjutnya di analisis sehingga didapatkan diagnosa
keperawatan. Yang ketiga ialah Intervensi Keperawatan yaitu menyusun
rencana tindakan keperawatan yang akan digunakan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang terjadi. Selanjutnya Implementasi Keperawatan
adalah untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan yang sudah
disusun sebelumnya. Tahapan yang terakhir adalah Evaluasi Keperawatan
untuk melakukan penilaian terhadap tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan dalam mengatasi masalah keperawatan
IV. Pembahasan
Disini penelitiannya akan dibahas pada masing masing tahapan
proses keperawatan yang sudah dilewati. Yang pertama adalah pengkajian,
proses pengkajian bisa menggunakan data subjektif dan data objektif.
Peneliti menggunakan pengkajian pola Gordon dan pemeriksaan head to
toe, namun pada penelitian ini hanya menggunakan data objektif karena
pasien masih bayi dan penanggung jawab tidak selalu berada disekitar
pasien. Dari data objektif didapatkan pasien lahir pada 17 januari 2019
secara Sectio Caesarea. Bayi segera setelah lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur, sehingga langsung mendapatkan perawatan
intensif untuk menghindari kematian pada bayi. Data tersebut seperti
pendapat asfiksia menurur Muslihatun 2010.
Selanjutnya diagnosa keperawatan, Diagnosa keperawatan
ketidakseimbangan pola nafas dengan data objektif RR 62 x/menit, nadi
131 x/menit, nafas pendek, terpasang O2 CPAP PEEP 5 F1O2 21%, retraksi
dada, SPO2 98%. Peneliti menetpkan masalah ini sesuai teori NANDA
(2018) bahwa batasan karakteristiknya meliputi pola nafas
abnormal,dispnea, penggunaan alat bantu pernafasan. Untuk fakor yang
berhubungannya ialah keletihan otot nafas, keletihan, hiperventilasi.
Peneliti menetapkan diagnosa ketidakseimbangan pola nafas berhubungan
denga keletihan otot pernafasan sesuai dengan teori NANDA (2018).
Untuk Diagnosa kedua hambatan pertukaran gas dengan data
objektif nadi 131 x/menit, RR 62 x/menit, SPO2 98%, dypsneu, retraksi
dada, terpasang CPAP PEEP 5 F1O2 21%. Sama seperti diagnosa pertama,
peneliti menetapkan masalah sesuai teori NANDA (2018) dengan batasan
karekteristik pola pernafasan abnormal, dispnea, takikardia. Dan fakor
yang berhubungan adalah ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Peneliti
menetapkan diagnosa hambatan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Selanjutnya diagnosa keperawatan
yang ketiga adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dengan data objektif berat badan 2669 gr (turun dari 2712 gr), PB 45 cm,
lila 12 cm, HB 16.2 g/dL, AL 13.4 10^3/ul, hematokrit 46.8 %, AT 165
10^6/ul. Refleks hisap baik, terpasang OGT, gerak aktiv, PASI /2jam 12
cc, residu ± 5cc. Peneliti menggunakan teori di NANDA (2018) dengan
batasan karakteristik penurunan berat badan dengan asupan makanan
adekuat, membran mukosa pucat, tonus otot menurun. Dan untuk faktor
yang berhubunganpun sesuai pada NANDA (2018) yaitu gangguan
psikososial, asupan diet kurang, faktor ekonomi, ketidakmampuan
mengabsorpsi makanan, ketidakmampuan makan. Dignosa yang keempat
adalah risiko infeksi dengan data objektif terpasang infus D10% 10tpm
pada umbilical, angka leukosit 13.4 10^3/ul. IT Ratio 3,6%. Pada diagnosa
ini juga menggunakan teori NANDA (2018) dengan faktor risiko obesitas,
malnutrisi, prosedur infasif, pertahanan tubuh primer tidak adekuat (pecah
ketuban dini, gangguan integrtas kulit, penurunan kerja siliaris),
pertahanan tubuh sekuner tidak adekuat (leukopenia, penurunan
hemoglobin, imunosupresi), terpajan pada wabah.
Pada rencana tindakan ini, peneliti menggunakan teori dari NIC
dan NOC. Pada semua diagnosa yang diangkat, peneliti mengambil tujuan
dan kriteria hasil dari teori Nursing Outcome Clasification (NOC).
Sedangkan untuk rencana tindakannya sendiri peneliti mengambil dari
Nursing Intervention Clasification (NIC).
Selanjutnya Implementasi, tindakan yang sudah direncanakan pada
intervensi dilakukan oleh peneliti untuk semua diagnosa dan mendapatkan
hasil pemeriksaan dan mengetahui perkembangan pasien. Dan pada
evaluasi keperawatan ini, perkembangan pasien dicatat setiap hari. Dari
catatan perkembangan masih ada yang belum sesuai dengan kriteria hasil
yang sudah dituangkan pada intervensi untuk itu intervensi tetap di
lanjutkan. Pada hari selanjutnya dan setelah dua hari penenlitian, catatan
perkembangan menunjukkan peningkatan keadaan bayi. Setelah dua hari
selanjutnya bayi Ny. D diijinkan pulang dan di berikan planing selanjutnya
V. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di RSUD Tidar Kota
Magelang pada pasien asfiksia masalah utamanya pada bayi Ny. D adalah
ketidakseimbangan pola nafas berhubungan dan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
Referensi
Irwanto, Irwanto. (2017). Asfiksia pada bayi baru lahir dan resusitsi. Vol. 2
Gerungan, Junita C, Syuul Adam, dkk. (201). Faktor faktor yang Berhubungan
Dengan Kejadian Asfiksia Neonattorum di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, Vol. 02 No. 1.
Indah, Siti Nur, et al. (2016). Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan
dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Vol. 5 (5). Hal. 55-60.
Tyas, Suci C, et al. (2014). Analisis Hubungan Kunjungan Neonatal, Asfiksis dan
BBLR dengan Kematian Neonatal. Vol. 3 (2). Hal. 168-174.
Utami, R.S. & Dewi Wulan. (2015). Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan
Gastroenteritis Dehidrasi Sedang. Vol. 2 (1). Hal. 60-68.