Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus: Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Asfiksia

(Case study : nursing care in children with asphyxia)


Yeni Lusiyati, Dosen Pembimbing : Tulus Puji Hastuti, Susi Tentrem R T.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang
yenilusiyati@gmail.com

Abstrak :
Latar belakang : Asfiksia adalah keadaan tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur pada bayi baru lahir. Asfiksia perinatal adalah keadaan bayi baru lahir
yang ditandai dengan hipoksia dan hipercapnia dan juga asidosis metabolik.
Pasien asfiksia berisiko mengalami kematian, sehingga perlu diberikan
penanganan yang tepat salah satunya asuhan keperawatan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
pasien dengan asfiksia
Metode : Penelitian kali ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
study kasus dan proses keperawatan
Hasil : Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota
Magelang pada tanggal 21 Januari 2019 selama 2 hari. Penelitian dilakukan
dengan cara observasi dan melihat dari catatan lembar status pasien. Dari hasil
observasi diperoleh hasil klien tampak terganggu nafasnya, ada ketidak
seimbangan nutrisi dan terdapat risiko infeksi. Pada akhir observasi pasien sudah
menunjukkan peningkatan pada pernafasan, nutrisi, dan berkurangnya risiko
infeksi.
Kesimpulan : Asfiksia merupakan keadaan yeng terjadi pada bayi baru lahir yang
dapat menyebabkan kematian. Asfiksia dapat disebabkan oleh banyak hal. Jika
menjumpai kasus asfiksia ini penanganan terhadap bayi harus tepat. Bayi dengan
asfiksia yang dapat bertahan hidup nanti dapat mengalami kerusakan otak.
Kata kunci : Asuhan keperawatan, asfiksia, asfiksia neonatus, kerusakan otak

Abstract :
Background: Asphyxia is a state of being unable to breathe spontaneously and
regularly in newborns. Perinatal asphyxia is a newborn condition characterized by
hypoxia and hypercapnia and also metabolic acidosis. Asphyxia patients are at
risk of dying, so it is necessary to provide appropriate treatment, one of which is
nursing care.
Objective: This study aims to determine nursing care in patients with asphyxia
Method: This research uses descriptive method with a case study approach and
nursing process
Results: Results of research conducted at the Tidar Regional General Hospital in
Magelang City on January 21, 2019 for 2 days. The study was conducted by
observation and looking at the patient's status sheet notes. From the results of
observations, the client's results appear to be impaired by breathing, there are
nutritional imbalances and there is a risk of infection. At the end of the
observation the patient has shown an increase in breathing, nutrition, and reduced
risk of infection.
Conclusion: Asphyxia is a condition that occurs in newborns that can cause
death. Asphyxia can be caused by many things. If you find an asphyxia case, the
handling of the baby must be right. Babies with asphyxia who can survive can
later experience brain damage.
Keywords: Nursing care, asphyxia, neonatal asphyxia, brain damage

I. Pendahuluan :
Asfiksia adalah keadaan tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur pada bayi baru lahir. Asfiksia sendiri merupakan salah satu
penyebab kematian pada bayi baru lahir. Angka kematian bayi adalah total
kematian bayi berusia dibawah satu tahun pada 1000 kelahiran yang
hidup. Indonesia menempati posisi ke 4 tertinggi di lingkungan ASEAN.
Dibeberapa negara berkembang, bayi baru lahir yang mengalami asfiksia
sedang dan berat hampir 3%. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) menunjukkan hasil yang menurun sejak tahun 1991
hingga 2017, dari 68 kematian menjadi 24 kematian per 1000 kelahiran
hidup.
Menurut SDKI penyebab kematian bayi ada beberapa, diantara
asfiksia, berat bayi lahir rendah (BBLR) / prematuritas, dan sepsis. Untuk
itu,upaya menurunkan angka kematian bayi khususnya asfiksia ialah
dengan pertolongan persalinan dan perawatan antenatal yang harus sesuai
dengan standar dan juga perawatan neonatal. Pemerintah melalui
kementrian kesehatan republik indonesia sendiri sudah mengeluarkan
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 53 tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial guna menangani asfiksia
pada bayi baru lahir pada pasal 4 ayat 2 yang menyatakan bahwa
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial 0 sampai 6 jam meliputi :
a. Menjaga bayi agar tetap hangat
b. Dilakukan IMD ( Iniaiasi Menyusui Dini)
c. Pemotongan dan perawatan umbilical (tali pusat)
d. Pemberian vitamin K
e. Pemberian salep mata antibiotik
f. Pemberian imunisasi hepatitis b0
g. Pemeriksaan lengkap bayi baru lahir
h. Pemberian tanda identitas bayi
i. Pemantauan tanda bahaya
j. Penanganan asfiksia pad bayi baru lahir
k. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani didalam kondisi stabil dan
tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mumpuni
Bayi asfiksia sendiri jumlahnya cukup banyak yang dapat bertahan
hidup, tetapi nantinya dapat mengalami kerusakan otak. Hal tersebut
dikarenakan resusitasi yang tidak adekuat atau kesalahan prosedur.
Karenanya peneliti tertarik untuk membuat penelitian bayi dengan
asfiksia tersebut dengan mengobservasi pasien dengan asfiksia secara
langsung.

II. Metode
Penetilian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
studi kasus dan proses keperawatan. Popolasi pada panelitian ini adalah
bayi yang mengalami asfiksia sedang. Sempelnya sendiri ialah By. Ny. D
yang berada di Ruang Perinatal RSUD Tidar kota Magelang pada bulan
Januari 2019. Pengumpulan data dengan observasi dan studi
pendokumentasian.
Pendekatan proses keperawatan yang digunakan mencakup
beberapa beberapa tahapan, yaitu : Pengkajian, meliputi mengumpulkan
data pasien, dengan observasi keadaan pasien dan melihat lembar status
pasien. Yang kedua menentukan Diagnosa Keperawatan ialah data yang
sudah terkumpul selanjutnya di analisis sehingga didapatkan diagnosa
keperawatan. Yang ketiga ialah Intervensi Keperawatan yaitu menyusun
rencana tindakan keperawatan yang akan digunakan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang terjadi. Selanjutnya Implementasi Keperawatan
adalah untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan yang sudah
disusun sebelumnya. Tahapan yang terakhir adalah Evaluasi Keperawatan
untuk melakukan penilaian terhadap tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan dalam mengatasi masalah keperawatan

III. Hasil Penelitian


Disini peneliti akan memaparkan hasil penelitiannya berdasarkan
proses keperawatan. Pertama Pengkajian memperoleh data Bayi Ny. D
lahir tanggal 17 Januari 2019 melalui proses operasi Sectio Caesaria
dengan indikasi ibu Pre Eklamsia Berat. Pasien tidak langsung menangis
dan pernafasan tidak normal sehingga pasien mendapat perawatan intensif
dan dirawat didalam inkubator. Sementara itu ibu pasien harus mendapat
harus mendapat perawatan intensif dibangsal RSUD Tidar Magelang.
Pasien hanya di tunggu oleh nenek kakeknya karena ayah pasien
menunggu ibu pasien.
Dari hasil observasi dan studi lembar status pasien menunjakkan
Data Objektif : Bayi Ny. D berjenis kelamin perempuan dengan berat lahir
2712 gram, panjang badan 45 cm, lingkar lengan 12 cm, berat badan 21
januari 2669 gram dan tanggal 22januari 2641 gram, gerak bayi aktiv,
tangis kuat, refleks gerak baik dan tonus otot kuat; Bayi Ny. D terpasang
OGT, pasien mengkonsumsi Susu Pendamping ASI setiap 2jam, 12 cc,
residu ± 5cc,refleks hisap baik, hemoglobin 16.2 g/dL, angka leukosit 13.4
10^3/ul, hematokrit 46.8%, angka trombosit 165 10^6/ul, pasien lebih
banyak tidur sesekali menangis kerena lapar atau BAB/BAK dan berhenti
setelah kenyang atau popoknya diganti; Bayi Ny. D BAB ± 8 cc berwarna
normal bayi dan 2 kali setiap 8 jam, untuk BAK 3 kali ganti popok penuh
± 100 cc. Bayi Ny. D terpasang infus pada umbilical D10% 10 tpm,
CPAP PEEP 5F1O2 21%, suhunya 368 ºC nadi 131 x/menit SPO2 98%
respiratory rate 62 x/menit CRT 75.
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan Diagnosa Keperawatan.
Dari hasil analisa data pengkajian didapatkan diagnosa : Diagnosa yang
pertama ialah ketidakseimbangan pola nafas berhubungan dengan
keletihan otot pernafasan. Data objektif : RR 62 x/menit, nadi 131 x/menit,
nafas pendek pendek, terpasang O2 CPAP PEEP 5 F1O2 21%, SPO2 98%,
retraksi dada . Diagnosa kedua adalah hambatan pertukaran gas
berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Data Objektif :
nadi 131 x/menit, RR 62 x/menit, SPO2 98% dypsneu, retraksi dada,
terpasang CPAP PEEP5 F1O2 21%.
Diagnosa ketiga adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet kurang. Data objektif :
A : berat badan 2669 gr (turun dari 2712 gr), panjang badan 45 cm, lila 12
cm. B : hemoglobin 16.2 g/dL, angka leukosit 13.4 10^3/ul, hematokrit
46.8%, angka trombosit 165 10^6/ul. C : Refleks hisap baik, terpasang
OGT, gerak aktiv. D : PASI /2jam 12 cc, residu ± 5 cc. Diagnosa yang
keempat ialah risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. Data
Objektif : terpasang infus D10% 10 tpm pada umbilical, angka leukosit
13.4 10^3/ul, IT Ratio 3,6%.
Selanjutnya ialah menentukan Intervensi Keperawatan, tujuan
keperawatan dari masalah ketidakefektifan pola nafas ialah setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah dapat teratasi
dengan kriteria : ttv bayi normal, status pernafasan bayi dalam rentang
normal, pernafasan teratur. Intervensi : monitor tand-tanda vital, monitor
CPAP, menjaga kepatenan airway, monitor status pernafasan dan
oksigenasi. Yang kedua adalah tujuan dari masalah keperawatan hambatan
pertukaran gas yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam
masalah dapat teratasi dengan kriteria : pernafasan normal 30 – 60
x/menit, pernafasan teratur, tidak ada retraksi dada, tidak ada sianosis.
Intervensinya : monitor aliran O2, posisikan bayi pada punggung dengan
leher ekstensi untuk membuka jalan nafas, kolaborasi dengan tim medis
lain untuk pemberian O2.
Tujuan tindakan keperawatan pada masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam maslah teratasi dengan kriteria : asupan nutrisi
terpenuhi, berat badan bayi meningkat dan bertahan. Intervensi :
pemberian makan lewat sonde OGT, selalu cek residu, monitor berat
badan bayi. Untuk tujuan tindakan keperawatan yang ke empat yaitu pada
masalah risiko infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam adalah diharapkan maslah teratasi dengan kriteria hasil : bebas
dari tanda tanda infeksi. Intervensinya adalah dengan manajemen
lingkungan : basahi punggng, anjurkan keluarga cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien, observasi tanda tanda infeksi.
Pada bagian Impelementasi Keperawatan, rencana tindakan
keperawatan pada setiap masalah keperawatan yang sudah disusun
diimplementasikan semua pada tanggal 21 – 22 januari 2019 dan di
evaluasi setiap 24jam sekali. Yang terakhir adalah Evaluasi, adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan pada hari terakhir penelitian tiga masalah
keperawatan teratasi,yaitu maslah risiko infeksi, ketidakefektifan pola
nafas dan hambatan pertukaran gas, tetapi untuk masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
sehingga masih melanjutkan intervensi.

IV. Pembahasan
Disini penelitiannya akan dibahas pada masing masing tahapan
proses keperawatan yang sudah dilewati. Yang pertama adalah pengkajian,
proses pengkajian bisa menggunakan data subjektif dan data objektif.
Peneliti menggunakan pengkajian pola Gordon dan pemeriksaan head to
toe, namun pada penelitian ini hanya menggunakan data objektif karena
pasien masih bayi dan penanggung jawab tidak selalu berada disekitar
pasien. Dari data objektif didapatkan pasien lahir pada 17 januari 2019
secara Sectio Caesarea. Bayi segera setelah lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur, sehingga langsung mendapatkan perawatan
intensif untuk menghindari kematian pada bayi. Data tersebut seperti
pendapat asfiksia menurur Muslihatun 2010.
Selanjutnya diagnosa keperawatan, Diagnosa keperawatan
ketidakseimbangan pola nafas dengan data objektif RR 62 x/menit, nadi
131 x/menit, nafas pendek, terpasang O2 CPAP PEEP 5 F1O2 21%, retraksi
dada, SPO2 98%. Peneliti menetpkan masalah ini sesuai teori NANDA
(2018) bahwa batasan karakteristiknya meliputi pola nafas
abnormal,dispnea, penggunaan alat bantu pernafasan. Untuk fakor yang
berhubungannya ialah keletihan otot nafas, keletihan, hiperventilasi.
Peneliti menetapkan diagnosa ketidakseimbangan pola nafas berhubungan
denga keletihan otot pernafasan sesuai dengan teori NANDA (2018).
Untuk Diagnosa kedua hambatan pertukaran gas dengan data
objektif nadi 131 x/menit, RR 62 x/menit, SPO2 98%, dypsneu, retraksi
dada, terpasang CPAP PEEP 5 F1O2 21%. Sama seperti diagnosa pertama,
peneliti menetapkan masalah sesuai teori NANDA (2018) dengan batasan
karekteristik pola pernafasan abnormal, dispnea, takikardia. Dan fakor
yang berhubungan adalah ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Peneliti
menetapkan diagnosa hambatan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Selanjutnya diagnosa keperawatan
yang ketiga adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dengan data objektif berat badan 2669 gr (turun dari 2712 gr), PB 45 cm,
lila 12 cm, HB 16.2 g/dL, AL 13.4 10^3/ul, hematokrit 46.8 %, AT 165
10^6/ul. Refleks hisap baik, terpasang OGT, gerak aktiv, PASI /2jam 12
cc, residu ± 5cc. Peneliti menggunakan teori di NANDA (2018) dengan
batasan karakteristik penurunan berat badan dengan asupan makanan
adekuat, membran mukosa pucat, tonus otot menurun. Dan untuk faktor
yang berhubunganpun sesuai pada NANDA (2018) yaitu gangguan
psikososial, asupan diet kurang, faktor ekonomi, ketidakmampuan
mengabsorpsi makanan, ketidakmampuan makan. Dignosa yang keempat
adalah risiko infeksi dengan data objektif terpasang infus D10% 10tpm
pada umbilical, angka leukosit 13.4 10^3/ul. IT Ratio 3,6%. Pada diagnosa
ini juga menggunakan teori NANDA (2018) dengan faktor risiko obesitas,
malnutrisi, prosedur infasif, pertahanan tubuh primer tidak adekuat (pecah
ketuban dini, gangguan integrtas kulit, penurunan kerja siliaris),
pertahanan tubuh sekuner tidak adekuat (leukopenia, penurunan
hemoglobin, imunosupresi), terpajan pada wabah.
Pada rencana tindakan ini, peneliti menggunakan teori dari NIC
dan NOC. Pada semua diagnosa yang diangkat, peneliti mengambil tujuan
dan kriteria hasil dari teori Nursing Outcome Clasification (NOC).
Sedangkan untuk rencana tindakannya sendiri peneliti mengambil dari
Nursing Intervention Clasification (NIC).
Selanjutnya Implementasi, tindakan yang sudah direncanakan pada
intervensi dilakukan oleh peneliti untuk semua diagnosa dan mendapatkan
hasil pemeriksaan dan mengetahui perkembangan pasien. Dan pada
evaluasi keperawatan ini, perkembangan pasien dicatat setiap hari. Dari
catatan perkembangan masih ada yang belum sesuai dengan kriteria hasil
yang sudah dituangkan pada intervensi untuk itu intervensi tetap di
lanjutkan. Pada hari selanjutnya dan setelah dua hari penenlitian, catatan
perkembangan menunjukkan peningkatan keadaan bayi. Setelah dua hari
selanjutnya bayi Ny. D diijinkan pulang dan di berikan planing selanjutnya

V. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di RSUD Tidar Kota
Magelang pada pasien asfiksia masalah utamanya pada bayi Ny. D adalah
ketidakseimbangan pola nafas berhubungan dan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
Referensi

Rahmawati, Lisa. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian


Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di Ruang Medical Record RSUD Pariaman.
Vol.7 (1).

Irwanto, Irwanto. (2017). Asfiksia pada bayi baru lahir dan resusitsi. Vol. 2

Gerungan, Junita C, Syuul Adam, dkk. (201). Faktor faktor yang Berhubungan
Dengan Kejadian Asfiksia Neonattorum di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, Vol. 02 No. 1.

Mulidah, Siti, et al. (2006). Hubungan Antara Kelahiran Asfiksia dengan


Perkembangan Balit. Vol. 1 (2). Hal. 76-82.

Indah, Siti Nur, et al. (2016). Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan
dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Vol. 5 (5). Hal. 55-60.

Tyas, Suci C, et al. (2014). Analisis Hubungan Kunjungan Neonatal, Asfiksis dan
BBLR dengan Kematian Neonatal. Vol. 3 (2). Hal. 168-174.

Maharrani, Anindhita. (2018). Rapor Merah angka kematian bayi di Indonesia.


di akses di https://beritagar.id/artikel/berita/rapor-merah-angka-kematian-
bayi-di-indonesia pada tanggal 9 juli 2019 jam 22.38 WIB.

Utami, R.S. & Dewi Wulan. (2015). Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan
Gastroenteritis Dehidrasi Sedang. Vol. 2 (1). Hal. 60-68.

Windira, Arinta Kusuma, et al. (2012) Faktor Penyebab Kematian Bayi di


Kabupaten Sidoarjo. Vol. 1(1). Hal 33-42.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2015. Profil Kesehatan Indonesia


tahun 2014.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Mentri Kesehatan Republik


Indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan Esensial.

NANDA International. 2018. Diagnosa Keperawatan : definisi dan klarifikasi


(2018-2020). Jakarta : EGC.

NIC. 2015. Nursing Interventions Classification. Jakkarta : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai