PENDAHULUAN
1
(27,6%) diare (9,4%) sistem pencernaan (4,3%) tetanus (3,4%) saraf (3,2%)
gejala tidak jelas (4,1%) (SDKI, 2012).
Tercatat angka kematian bayi di NTB 1.299 kasus pada tahun 2013,
sementara tahun 2014, turun menjadi 1.069 kasus dengan proposi 10,3 per
1.000 kelahiran hidup. Upaya yang dilakukan pemerintah provinsi bersama
kabupaten/kota dalam menekan angka kematian ibu dan bayi ini dengan
mengoptimalkan peran posyandu dan poskesdes.Factor penyebab angka
kematian ibu dan bayi selain disebabkan oleh pernikahan dini, bisa juga
disebabkan karena masyarakat masih menggunakan jasa dukun beranak ketika
melahirkan (DIKES NTB, 2014).
Untuk itu penyusun tertarik untuk mengambil kasus pada By. Ny”K”
dengan Bayi Baru Lahir Normal menggunakan metode 7 Langkah Varney.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
2
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan tindakan segera pada By. Ny”K” dengan Asuhan Bayi
Baru Lahir Normal.
1.3 Manfaat
1.3.1 Teoritis
Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai asuhan kebidanan
pada By. Ny“K”. Selain itu dapat menambah pengalamam penulis
dalam menerapkan ilmu yang sudah didapat dari bangku kuliah
tentang dokumentasi asuhan dengan pendekatan manajemen 7 langkah
varney.
1.3.2 Praktis
1. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam memberikan
asuhan kebidanan bayi baru lahir melalui praktik laboratorium di
kampus.
2. Bagi Lahan Praktek
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien melalui
kualitas asuhan yang diberikan.
3. Bagi Mahasiswa
Penulis berharap hasil laporan ini dapat menambah pengetahuan
bagi masyarakat terutama tentang bayi baru lahir. Selain itu, dapat
dijadikan sebagai acuan untuk bayi baru lahir dalam mendeteksi
3
dini faktor risiko yang dapat terjadi, sehingga bayi bisa terhindar
dari penyulit .
4. Bagi Klien
Memberikan informasi kepada klien tentang bayi baru lahir
normal dan cara perawatannya
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Fisiologi BBL
Menurut Prawirohardjo, 2011 Fisiologi bayi baru lahir yaitu saat
bayi dilahirkan dan sirkulasi fetoplasenta berhenti berfungsi, bayi
mengalami perubahan fisiologis yang besar sekali dan sangat cepat.
Segera setelah pola pernafasan bergeser dari satu inspirasi episodic
dangkal menjadi pola inhalasi lebih dalam dan teratur.
Neonatus mulai bernafas dan menangis segera setelah lahir yang
menunjukkan terbentuknya mekanisme pada thoraks sewaktu melalui
jalan lahir. Penurunan kadar oksigen dan kenaikan karbondioksida
merangsang kemoreseptor pada sinus karotis (stimulasi kimiawi) dan
rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan
gerakan pernafasan (stimulasi sensorik).
Dengan terpotongnya tali pusat bayi maka sirkulasi plasenta
terhenti. Aliran darah ke atrium kanan menurun sehingga tekanan
jantung menurun, tekanan darah di aorta hilang sehingga tekanan
5
jantung kiri meningkat. Paru-paru mengalami retensi dan aliran darah
keparu-paru meningkat yang menyebabkan tekanan ventrikel kiri
meningkat. Hal tersebut mengakibatkan duktus botalii tidak berfungsi
dan foramen ovale menutup.
Dalam 24 jam pertama neonatus akan mengeluarkan tinja yang
berwarna hijau kehitam-hitaman. Ini dinamakan mekonium. Frekuensi
pengeluaran tinja pada neonatus dipengaruhi oleh pemberian makanan
atau minuman. Enzim pada saluran pencernaan biasanya sudah ada
pada neonatus kecuali enzim amilase.
Enzim hepar pada neonatus belum aktif betul misalnya enzim
G6PD yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
Neonatus memiliki luas permukaan tubuh yang luas sehingga
metabolisme perkilogram berat badannya besar. Pada jam-jam
pertama, energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari
kedua energi berasal dari pembakaran lemak.
Apabila neonatus mengalami hipotermia, tubuhnya akan
mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan cara pembakaran
cadangan lemak coklat yang memberikan energi lebih banyak dari
pada lemak biasa.
Hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi, hal ini terlihat
dari adanya pembesaran kelenjar mammae, kadang-kadang adanya
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai darah haid.
Ginjal pada neonatus baru bisa memproses air yang didapat setelah
5 hari kelahiran. Ginjal pada neonatus belum sepenuhnya berfungsi
karena jumlah nefronnya masih belum sebanyak orang dewasa dan
tidak seimbangnya antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal. Aliran darah ginjal pada neonatus relatif kurang
bila dibandingkan dengan orang dewasa.
6
3. Penilaian Klinik
Tujuannya adalah mengetahui derajat vitalitas dan mengukur
reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi adalah
kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial dan
kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi seperti
pernapasan, denyut jantung, sirkulasi dan refleks-refleks primitif
seperti menghisap dan mencari putting susu.
7
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.
h. Pernafasan ± 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerahmerahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup.
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Nilai APGAR > 7.
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis.
o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
p. Reflek sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
q. Reflek moro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik.
r. Refleks grasping (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.
b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang, serta adanya labia mayora dan labia minora.
t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam
24 jam pertama dan bewarna hitam kecoklatan.
(Dewi, 2011).
8
b. Memotong dan merawat tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
d. Identifikasi
e. Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata
dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam
keadaan kritis dan dokter memberikan instruksi khusus.
Seluruh
Apperence Badan merah, badan dan
1 Biru/pucat
(Penampilan) ekstremitas biru ekstremitas
merah
Respiration Tidak
5 Tidak Teratur Teratur
(Pernafasan) bernafas
9
Catatan :
NA 1 menit lebih atau sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4-6 bayi mengalami asfiksia sedang – ringan
NA 1 menit 0-3 asfiksia berat
9. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Lingkar kepala oksipito – frontal harus selalu diukur dan
dicatat pada semua neonatus.
10
2) Deteksi apakah ada caput suksedanum (cairan efusion terletak
di atas periosteum dan terdiri dari cairan edema, melewati
batas sutura, tidak tamapk jelas), atau sefalohematoma (cairan
yang berupa darah terletak di bawah periosteum dan tidak
melewati sutura, tamapk jelas dan lembek jika diraba).
3) Sutura tulang tengkorak harus diperiksa untuk melihat apakah
sutura melebar atau tumapng tindih. Fontanella yang terbuka
penuh menunjukkan adanya kenaikan tekanan intrakranial
(TIK) yang bisa disebabkan oelh perdarahan intrakranial,
edema otak, atau hidrosefalus.
4) Periksa adanya massa massa di garis tengah yang keluar dari
tulang kepala mungkin suatu omfalokel dan perlu pemeriksaan
yang lengkap.
5) Ubun – ubun yang cekung menandakan bayi dehidrasi dan
terlalu cembung disertai badan demam menandakan bayi
terkena infeksi.
b. Mata
Adanya perdarahan subkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak,
kesimetrisan kedua mata, keluarnya sekret mata, pergerakan
kelopak mata yang seimbang.
c. Telinga
1) Posisi, rotasi dan letak telinga harus dicatat. Letak telinga yang
lebih rendah harus cepat diperiksa dengan teliti kemungkinan
adanya tanda dismorfik lainnya.
2) Pada bayi sangat prematur, pinnanya pendek, datar, dan mudah
terlipat ke belakang.
3) Pada bayi matur, heliks luar dari pinna akan membentuk
kurvatura yang jelas.
4) Telinga harus diamati dengan teliti untuk memastikan tidak
ada kelainan pada kanalis auditoris eksterna.
11
d. Mulut
Pemeriksaan yang harus diperiksa meliputi lengkung palatum dan
bibir ( labioskisis atau labiognatopalatoskisis), bentuk dan gerakan
lidah, adanya massa abnormal di daerah mulutdan faring
membutuhkan perhatian segera terhadap kemungkinan terjadi
obstruksi jalan nafas.
e. Leher
Apakah ada gumapalan atau pembengkakan pada leher, deteksi
adanya kemungkinan hematoma sternokleidomastoideus, duktus
tiroglosus, higroma koli.
f. Dada
1) Bentuk, pembesaran buah dada, adanya massa pada dinding
dada.
2) Pernafasan : nafas yang bunyi (grunting) terjadi karena udara
yang dikeluarkan bayi mengenai glotis yang tertutup sebagian
dan merupakan petunjuk terjadinya proses – proses yang
menyebabkan kolaps atau atelektasis. Stridor terjadi karena
berbagai sebab obstruksi jalan nafas, akan tetapi pada bayi
yang pernapasannya sangat lemah mungkin tidak terdengar
atau sulit didiagnosis.
3) Gerakan dinding dada yang asimetris pada pernafasan tterjadi
pada beberapa lesi diafragma atau ruangan intra pleura
unilateral. Retraksi supra sernal bisa terjadi pada distres
respirasi berat.
4) Mendengarkan suara jantung bayi dengan menggunakan
stetoskop, irama dan keteraturannya untuk mendeteksi
kelainan bunyi jantung, normal : 120 – 160 kali/menit.
5) Pernafasan normalnya : 40-60 kali/menit.
g. Abdomen
1) Inspeksi apakah ada pembesaran pada perut ( membuncit yang
terjadi kemungkinan karena pembesaran hati, limfe, tumor,
12
asites). Pembesaran hati tampak dari pemebesaran 1-2 cm di
bawah batas kosta kanan. Sedang limpa biasanya tidak teraba.
2) Hernia diafragmatika dapat menyebabkan abdomen
membentuk skapoid akibat protrusi isi abdomen ke dalam
rongga toraks. Usu yang tampak di permukaan usus
memberikan adanya obstruksi usus, khususnya bila terjadi
emesis bilius (muntah empedu)atau aspirat lambung.
3) Periksa tali pusat, jangan sampai terjadi pedarahan dari tali
pusat, bernanah, ataupun berbau. Permukaan tali pusat juga
perlu diperhatikan, warna kemerahan disertai suhu meningkat
merupakan tanda infeksi tali pusat.
h. Alat kelamin
1) Wanita : bila cukup bulan. labia mayora lebih menonjol
dibandingkan labia minora dan umumnya menutupi labia
minora. Tonjolan mukosa vagina umumnya tejadi karena
pengaruh hormonalibu terhadap janin. Pada bayi prematur, labia
minoranya lebih menonjol dan klitoris relatif mengalami protusi
ke dalam lipatan labia. Pada bayi wanita normalnya gonad
berada dalam kanalis inguinalis atau lipatan labia yang tidak
teraba.
2) Laki – laki : harus diperiksa apakah ada hipospadia atau
epispodia. Penis yang terlalu kecil menunjukkan
hipopituitarisme. Testis bayi laki – laki cukup umur biasanya
berada dalam kantong skrotum. Penurunan skrotum yang tidak
komplet dan testis pada kanalis inguinalis dapat diketahui
melalui palpasi.
3) Pastikan pula, bahwa tidak ada kelainan, misalnya bayi wanita
tidak mengalami maskulinisasi , atau bayi yang memiliki alat
kelamin dua, jenis kelamin tidak dapat ditentukan samapi
dilakukan pemeriksaan yang lebih komplit lagi.
13
i. Punggung
Punggung harus diinspeksi dan kolumna vertebralis harus
dipalpasi. Harus dicatat keabnormalannya seperti :
meningomielokel, skoliosis dan defek kulit pada linea mediana.
Deteksi pula adanya spina bifida, pilonidal sinus atau dimple.
j. Ekstremitas
Inspeksi yang cermat biasanya cukup untuk memastikan apakah
bentuk ekstremitas baik.Beberapa abnormalitas struktur yang jelas
atau pemendekkan anggota gerak dapat dievaluasi lebih lanjut
dengan palpasi dan pemeriksaan radigrafi. Harus dicatat juga
kontraktur sendi, asimetris, atau distorsi. Abnormalitas jari – jari
(pemendekkan, lancip, sindaktili, polidaktili), lipatan palmar,
hipoplasi kuku merupakan petunjuk penting adanya sindrom
dismorfik.
k. Anus
Diperhatikan apakah ada lubang pada anus atau tidak, ini bisa kita
tunggu sampai bayi mengeluarkan mekonium dalam 24 jam
(asuhan sayang bayi). Pastikan tidak terjadi atresia ani dan
obstruksi usus.
l. Kulit
1) Pada bayi prematur (usia kehamilan 23 –28 minggu) dengan
sedikit lemak subkutan, kulit bayi akan transulen dan terlihat
vena –vena superfisial. Karena stratum korneum sangat tipis,
kulit bayi prematur mudah terluka oleh Karena tindakan atau
manipulasi yang tampaknya tidak berbahaya sehingga
menyebabkan kerusakan stratum korneum dan permukaan
kasar.
2) Saat usia kehamilan 35 –36 minggu bayi dilapisi verniks.
Lapisan verniks tipis muncul pada kehamilan matur dan
biasanya menghilang pada postmatur.
3) Bayi postmatur memiliki kulit seperti kertas dengan kerut –
kerut tajam pada badan dan ekstremitas. Pada bayi postmatur
14
juga terdapat kuku jari atau pengelupasan kulit pada distal
ekstremitas.
4) Kulit bayi juga ditumbuhi oleh lanugo, yang banyak terdapat
pada punggung.
5) Perlu diinspeksi seluruh kulit untuk mencari adanya tanda
lahir, ataupun bercak-bercak pada kulit seperti milia (papula
keputihan 1 –2 mm, umumnya ditemukan pada wajah bayi)
dan bercak mongol ( suatu daerah hiperpigementasi yang tidak
menonjol (datar), lebih banyak terjadi di seluruh pantat atau
badan; umumnya terjadi pada bayi kulit hitam atau oriental.
15
lebih besar. Sementara itu pasokan vitamin K dari ASI rendah,
sedangkan pasokan vitamin K dari makanan tambahan dan sayuran
belum dimulai.Hal ini menyebabkan bayi baru lahir cenderung
mengalami defisiensi vitamin K sehingga beresiko tinggi untuk
mengalami perdarahan intracranial (HTA, 2003).
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuscular di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah
perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat
dialami sebagian bayi baru lahir (APN, 2008).
16
tahun 2006. Proses Inisiasi Menyusui Dini merupakan proses alami
yang seharusnya dilakukan setelah seorang ibu melahirkan bayinya.
Ada beberapa hal yang akan terjadi selam proses ini adalah:
a. Sesat setelah ari-ari dipotong, bayi langsung diletakkan didada ibu
tanpa membersihkan bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit.
Suhu badan ibu yang baru melahirkan 1 derajat lebih tinggi.
Namun jika si bayi kedinginan, otomatis suhu badan ibu menjadi 2
derajat , dan jika si bayi kepanasan , suhu badan ibu akan turun 1
derajat. Setelah diletakkan didada ibu, biasanya bayi akan diam
selama 20-30 menit, hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir
keadaannya setelah terauma melahirkan.
b. Bayi merasa lebih tenang, otomatis kaki bayi mulai bergerak-gerak
seperti hendak merangkak.Gerakan ini pun bukanlah gerakan
tanpa makna karena kaki bayi pasti akan menginjak-menginjak
perut ibunya diatas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk
menghentikan perdarahan ibu. Lama dari proses ini tergantung dari
bayi.
c. Bayi mencium tangannya
Bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban dan wilayah sekitar
putting ibu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium
bau tangannya membantu mengarahkan kemana dia akan bergerak.
Ketika sudah mendekati puting ibu, bayi akaan menjilat-jilat dada
ibu. Jilatan ini berfungsi membersihkan dada ibu dari bakteri-
bakteri jahat dan begitu masuk ketubuh bayi akan di ubah menjadi
bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga
tergantung dari bayi karena hanya bayi yang tahu seberapa banyak
dia harus membersihkan dada ibu
d. Bayi meremas-remas putting susu ibu. Ini untuk merangsang ASI
segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga
tergantung dari bayi.
e. Mulailah bayi menyusu.
17
2.2 MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN 7 LANGKAH VARNEY
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien. (Hellen Varney, 2000)
1. Pengkajian data
Pada langkah ini dikomunikasikan semua informasi yang akurat
dan semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini
merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan
menentukan proses interperatsi yang benar atau yang tidak pada tahap
selanjutnya, dalam pendekatan ini harus komperhensif meliputi data
subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kondisi klien yang sebenarnya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a. Anamnesis dan observasi langsung: berbicara dengan pasien,
menyatakan pertanyaan – pertanyaan mengenai identitas pasien,
data demografi, kondisi pasien dan mencatat riwayatnya (riwayat
kesehatan termasuk faktor herediter, riwayat menstruasi, riwayat
obstetri dan ginekologi, riwayat nifas dan laktasi sebelumnya,
biopsikospiritual), pengetahuan pasien, mengamati prilaku pasien
dan apakah pasien terlihat sehat atau sakit, merasa aman atau nyeri.
b. Pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
c. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan laboraturium, USG,
Rontgen, dan sebagainya
d. Catatan medik/dan lain-lain bila diperlukan
18
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
kita dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.Rumusan
diagnosa tetapi membutuhkan penanganan.Masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang sedang di alami wanita yang diindentifikasi oleh
bidan sesuai hasil pengkajian. Interpretasi data tersebut sebatas lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur atau tata nama
diagnosis kebidanan yang diakui oleh profesi dan berhubungan langsung
dengan praktik kebidanan, serta didukung oleh pengambilan keputusan
klinis (clinical judgment) dalam praktek kebidanan yang dapat
diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
19
4. Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera atau Masalah
Potensial
Cara ini dilakukan setelah masalah dan diagnosis potensial
diidentifikasi. Penetapan kebutuhan ini dilakukan dengan cara
mengantisipasi dan menetukan kebutuhan apa saja yang akan diberikan
pada pasian.Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota TIM
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
7. Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian dievaluasi untuk
menilai keefektivitasnya. Apakah rencana tindakan yang disusun telah
dilaksanakan berhasil dan membawa perubahan pada Pasien. Evaluasi
dapat dilaksanakan pada akkhir pemeriksaan atau pada awal pemerikasaan
yang mana sebelumnya telah diberikan asuhan untuk mengkaji apakah
asuhan yang diberikan sebelumyna berhasil atau tidak. (Wildan dan Aziz,
2008)
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“K” DENGAN BAYI BARU
LAHIR NORMAL DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS TANJUNG
KARANG KOTA MATARAM
I. LANGKAH I: PENGKAJIAN
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas
a. Identitas bayi
Nama : Bayi Ny.“K”
Umur bayi : 0 hari
Tgl/ jam lahir : 22-12-2018
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal MRS : 22-12-2018
Anak ke :3
b. Indentitas orang tua
Nama Ibu : Ny.“K” Nama Ayah : Tn.“S”
Umur : 34 Tahun Umur : 40 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Sasak / Indonesia Suku : Sasak
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : pedagang Pekerjaan : instalasi
Alamat : selaparang Alamat : selaparang
21
b. Keluahan Utama/Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan kehamilannya cukup bulan dan bayinya lahir secara
spontan (normal) di Puskesmas tanjung karang..
c. Riwayat Keluhan Utama
Bayi Ny.“K” lahir spontan di puskesmas tanjung karang pada tanggal 22
desember 2018 pukul 03.20 wita dengan jenis kelamin perempuan, tidak
ada kelainan
d. Riwayat Antenatal
- Penyakit / kesehatan ibu dan pengobatan
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
berat seperti Diabetes Militus, hipertensi, jantung,
asma, TBC, HIV, malaria atau penyakit lainnya.
Selama hamil (trimester I, II, III)
Trimester I : Ibu mengatakan pada 3 bulan usia kehamilanya
mengalami mual dan muntah tetapi tidak sampai
menggangu aktivitas ibu. Ibu medapatkan Vitamin
dan obat anti mual.
Trimester II : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya di
bidan 2 kali, ibu tidak mual dan muntah lagi, ibu
mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah, dan
ibu sudah merasakan gerakan janin.
Trimester III : Ibu mengatakan sering kencing, ibu masih sering
memeriksakan kehamilannya di bidan. Ibu
mengatakan sangat menantikan kelahiran bayinya
dan ibu merasa senang dengan kehamilannya.
22
pauk (tahu, tempe, ikan laut, telur dan daging),
sayur-sayuran, buah-buahan serta tambahan susu.
Obat / jamu : ibu mengatakan tidak pernah minum amu pada
saat hamil.
Merokok : Ibu mengatakan tidak pernah merokok pada waktu
hamil.
Aktivitas : Pedagang
e. Riwayat proses persalinan
Umur kehamilan : 38 – 39 minggu
Kehamilan tunggal / kembar : Tunggal
Letak bayi : Persentasi Kepala
Tanda gawat janin sebelum lahir : Tidak ada
Lama persalinan kala I (penyulit kala I) : 5 jam
Lama persalinan kala II (penyulit kala II) : 30 menit
Ketuban pecah : Jam 03.00
Warna air ketuban : Jernih
Jumlah : 500 cc
Bau : Amis
Tempat bersalin : puskesmas tanjung karang
Apgar score : 7-8
Ditolong oleh : Bidan
BBL/PBL : 2500 gr / 49 cm
Menetek pertama kali / IMD : Segera setelah bayi lahir
Jenis dan indikasi obat yang diberikan selama persalinan : Tidak ada
Resusitasi : Tidak ada
Imunisasi : HB-0 (Tgl 26 desember
2018)
f. Pola kebiasaan sehari – hari
1. Nutrisi
Makan dan Minum
Frekuensi : 1 – 2 kali tiap 2 jam
Porsi : Sampai kenyang
23
Jenis makanan : ASI
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Hitam
Keluhan : Tidak ada
b. BAK
Frekuensi : 5 ‒ 6 kali/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
3. Personal hygiene
Mandi : tidak ada
Keramas : tidak ada
Ganti pakaian : 1 kali/hari
g. Riwayat imunisasi
Tabel 3.1 Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisas Tgl Tgl Tgl Tgl keterangan
Imunisasi Imunisasi Imunisasi Imunisasi
Tidak
BCG diberikan
Tidak
Polio diberikan
Tidak
DPT diberikan
26 desember Diberikan
HB 0
2018
Tidak
Campak diberikan
24
2. DATA OBYEKTIF
Keadaan umum : Bayi menangis kuat dan baik
Diagnosa medis : Bayi Ny “K” usia 0 hari dengan keadaan umum baik.
Tindakan medis : Rawat Gabung
- Pemeriksaan bayi
1) Keadaan umum
Aktivitas : Aktif
Warna kulit : Kemerahan
Tangisan : Kencang dan kuat
2) Tanda vital
Suhu : 36,8ºC
Pernafasan : 45x/menit
Detak jantung : 140x/menit
Berat badan saat ini : 2500 gr
Panjang badan saat ini : 49cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar lengan : 11 cm
- Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi : Terdapat rambut di kepala, rambut berwarna hitam, tidak
terdapat benjolan dan kelainan.
Palpasi : Tidak ada massa atau area lunak di tulang tengkorak.
fontanel dan sutura dalam keadaan normal
b. Mata
Inspeksi : Kelopak mata terbuka, refleks mengedip ada, pupil
bereaksi bila ada cahaya, conjungtiva merah muda, tidak
ada tanda-tanda infeksi.
c. Telinga
25
Inspeksi : Normal bersih, posisi telinga berada garis lurus dengan
mata, kulit telinga tidak kendur, pembentukkan tulang
rawan terbentuk dengan baik dan kokoh, tidak terdapat
kotoran.
d. Hidung
Inspeksi : Normal, posisi hidung di garis tengah, terdapat dua lubang
pada hidung, dan bernafas melalui hidung.
e. Mulut
Inspeksi : Tidak ada sumbing, bibir dan mulut normal, bibir
berwarna merah, terdapat refleks rooting positif, sucking
positif, swallowing positif.
f. Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat pergerakan sendi bebas.
Palpasi : Tiroid di garis tengah, tidak ada limfe, tidak ada benjolan
dan pembengkakan
g. Dada
Inspeksi : Pola nafas normal, puting susu menonjol, tidak ada
pembesaran mamae, puting susu pada garis sejajar dan
tidak ada puting tambahan
Auskultasi : Frekuensi suara nafas normal , denyut jantung terdengar
normal 148x/menit
h. Abdomen
Inspeksi : Abdomen bundar dan simetris
Palpasi : Abdomen teraba lunak
Perkusi : Pada saat perut bayi diketuk tidak ada tanda perut
bayi kembung.
Auskultasi : Bising usus positif
Lain-lain : Tidak ada
i. Bahu, tangan dan lengan
Inspeksi : Jumlah lengan dan tangan 2 jumlah jari lengkap 10,
warna kemerahan, gerakan tungkai aktif, serta
lengan simetris dan aktif.
26
j. Genetalia
Inspeksi : Jenis kelamin perempuan, labia mayora sudah
menutupi labia minora dan vagina berlubang.
k. Tungkai dan kaki
Inspeksi : Jumlah kaki lengkap ada dua, bergerak aktif, jumlah
jari lengkap ada 10, refleks babynsky ada, refleks
walking tidak ada.
l. Punggung
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
m. Anus
Inspeksi : Terdapat lubang anus, dan pengeluaran mekonium
24 jam
n. Kulit
Inspeksi : Warna kulit kemerahan, erdapat verniks, tidak
terdapat lanugo, tidak terdapat bercak hitam (tanda
lahir).
- Pemeriksaan penunjang
Labolatorium : Tidak dilakukan
DS :
Ibu mengatakan kehamilannya cukup bulan dan bayinya lahir secara spontan
(normal) pada tanggal 26 desember 2018 pukul 03.20 Wita dengan jenis kelamin
perempuan.
DO :
- Keadaan umum bayi baik
- Warna kulit kemerahan
- Menangisa spontan
- Tanda-tanda vital :
27
- Suhu : 36,8ºC - Panjang Badan : 49cm
- Pernapasan : 45x/menit - Lingkar dada : 33 cm
- Detak Jantung : 140 x/menit - Lingkar kepala : 32 cm
- Berat Badan : 2500 gr - Lingkar lengan : 11 cm
- Apgar score :7-8
III. LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Hari/Tgl : 26-12-2018
Pukul : 04.20Wita
1. Potensial terjadi hipotermi
2. Potensial terjadi hipetermi
3. Potensial terjadi infeksi
28
Tanggal : 26-12-2018
Pukul : 04.24 WITA
1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa
keadaan bayi baik, S: 36,8ºC, RR: 45x/menit, Jantung: 140 x/menit, BB:
2500 gr, PB: 49 cm, Lida: 33 cm, Lika: 32 cm, Lila: 11 cm dan masih dalam
batas normal, tidak ada kelainan, jenis kelamin bayi : perempuan. Ibu
mengetahui keadaan bayinya.
2. Menjaga kehangatan bayi dengan cara menyelimuti bayi dengan kain bersih
dan hangat, mengganti popok bayi jika terasa basah.
3. Memberikan Pendidikan Kesehatan kepada ibu mengenai :
a. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI saja selama 6 bulan
tanpa ada tambahan makanan. Untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai
diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan
pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Bayi menyusu setiap 2
jam selama 10 – 15 menit disetiap payudara. Manfaat ASI sebagai :
nutrisi, daya tahan tubu, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan jalinan
kasih sayang, penghematan biaya obat-obatan, tenaga, sarana kesehatan.
b. Teknik menyusui yang benar
Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai, pengang bayi pada
belakang bahunya, tidak pada dasar kepala, putar seluruh badan bayi
sehingga menghadap ke ibu, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau
bagian bawah payudara ibu. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting
susu dan areola, meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu,
menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan
bayi di belakang badan ibu dan yang satu didepan, kepala bayi
menghadap payudara, memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus, memegang payudara dengan ibu jari dan jari yang lain
menompang di bawah, jangan menekan puting, rangsang mulut bayi
29
dengan membuka mulut bayi dengan cara menyentuh pipi dengan puting
susu/menyentuh sudut mulut bayi, setelah bayi membuka mulut,
dekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian masukkan
puting susu sebagian besar areola ke mulut bayi, setelah bayi menghisap,
anjurkan ibu untuk tidak memegang/menyangga payudaranya lagi,
anjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui, ajari ibu cara
melepas isapan bayi, dengan cara jari kelingking dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut/dagu bayi di tekan ke bawah, setelah menyusu,
oleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola dan biarkan kering
dengan sendirinya. Kemudian sendawakan bayi dengan cara, bayi
digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan sampai bayi bersendawa. Bayi ditengkurapkan
dipangkuan ibu dengan menyangga dahi bayi, kemudiaan punggung atas
ditepuk perlahan.
c. Cara perawatan bayi baru lahir
- Memberikan ASI saja sesuai keinginan bayi, diberikan dari umur 0 – 6
bulan setiap 2 – 3 jam/paling sedikit setiap 4 jam mulai dari hari
pertama.
- Menjaga sepenuhnya bayi agar bayi selalu bersama ibunya, agar bayi
merasa aman, nyaman, hangat.
- Menjaga dan merawat tali pusat dengan cara di bersihkan dan
dikeringkan tanpa menambahkan bubuk-bubuk ramuan.
- Tetap menjaga kebersihan bayi dengan cara tetap menjaga kehangatan
bayi. Mengganti popok dan selimut sesuai keperluan bayi, bayi tidak
terlalu panas dan terlalu dingin sehingga menyebabkan dehidrasi.
- Mengukur suhu tubuh bayi, suhu jangan terlalu dingin atau panas,
jangan < 36,5 dan > 37,5.
d. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
- Apabila bayi tidak dapat menyusu, sulit minum, malas minum.
Kemungkinan bayi mengalami : kelainan bibir dan langit-langit,
adanya infeksi pada bibir.
30
- Apabila bayi merintih, lemah, atau kurang aktif, kemungkinan bayi
mengalami panas (demam) atau kedinginan.
- Apabila warna kulit bati : sianosis (warna kulit membiru mulai dari
muka sampai ke seluruh tubuh), warna kulit bayi sangat kunin mulai
dari kepala turun ke bagian bawah tubuh bayi.
- Apabila perut bayi kembung, muntah, kemungkinan bayi mengalami
gangguan saluran pencernaan bagian atas buntu, sedangkan apabila
bayi tidak mengeluarkan mekonium kemungkinan buntu pada saluran
pencernaan bagian bawah.
- Apabila bagian tali pusat bayi dan dinding perut disekitar tali pusat
berwarna kemerahan, berbau busuk terdapat pus/nanah, keluar
darah/perdarahan.
S:
1. Ibu mengatakan bayinya sudah mulai menetek dengan aktif
31
2. Ibu mengatakan ASInya keluar lancar dan banyak.
O:
1. Keadaan umum By. Ny.”K” baik
2. Bayi mulai bergerak aktif.
3. Bayi menangis secara spontan.
4. Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,8ºC
Pernafasan : 45 x/menit
Berat badan saat ini : 2500 gr
Panjang badan saat ini : 49 cm
Lingkar dada : 33cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Detak jantung : 140 x/menit
P:
1. Mengobservasi keadaan umun dan tanda-tanda vital bayi :
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,8oC BB :2500 gr
Pernafasan : 45x/menit PB : 49cm
Detak jantung : 140x/menit
2. Membedong bayi dan memberikan kepada ibunya untuk disusukan
Bayi sudah dibedong dan disusukan pada ibunya dengan cara menetek.
3. Mengevaluasi pemahaman ibu tentang ASI Eksklusif.
ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI saja selama 6 bulan
tanpa ada tambahan makanan. Bayi menyusu setiap 2 jam selama 10 – 15
menit disetiap payudara. Manfaat ASI sebagai : nutrisi, daya tahan tubu,
meningkatkan kecerdasan, meningkatkan jalinan kasih sayang,
penghematan biaya obat-obatan, tenaga, sarana kesehatan.
32
4. Mengevaluasi cara ibu menyusui bayinya :
Pastikan ibu merasa rileks dan nyaman. Posisi kepala bayi harus lebih
tinggi dibandingkan tubuh ibu. Ibu dapat menyangga dengan tangan
ataupun mengganjal dengan bantal. Tempatkan hidung bayi sejajar dengan
puting. Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka
dekatkan bayi kepayudara ibu.
5. Menjaga kehangatan bayi dengan cara menyelimuti bayi dengan kain
bersih dan hangat, mengganti popok bayi jika terasa basah.
6. Melakukan perawatan tali pusat
Tali pusat sudah dirawat dengan cara membungkus tali pusat dengan kasa
steril (kering) keadaannya baik bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
34
2. Interpretasi Data Dasar
Menurut tinjauan kasus pada Bayi Ny”K” umur satu hari, lahir secara
normal dengan usia kehamilan 39 minggu, kehamilan tunggal dengan
diagnosa di dapatkan Bayi baru lahir normal hari pertama, keadaan ibu baik
dan bayi bergerak aktif. Aterm adalah umur kehamilan ibu antara 37-42
minggu (259 sampai 293 hari), sedangkan bayi cukup bulan adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu. Dan diagnosa ini di dapatkan
dari pengumpulan dari data subyektif dan obyektif.
Diagnosa ini dapat di ketahui dari hasil pengumpulan data dasar ( data
subyektif dan data obyektif ). Pada langkah ini mengidentifikasi terhadap
diagnosis atau maslah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan
sehingga dapat di rumuskan diagnosis maupun masalah yang sfesifik. Baik
rumusan diagnosis maupun masalah keduanya harus di tangani (Dewi, 2011).
Ciriciri bayi baru lahir yaitu: Lahir aterm antara 37-42 minggu, berat
badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm,
lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung
120-160 x/menit, pernafasan ± 40-60 x/menit, kulit kemerahmerahan dan
licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai
APGAR > 7, gerak aktif, bayi lahir langsung menangis, reflek rooting
(mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut)
sudah terbentuk dengan baik, reflek sucking (hisap dan menelan) sudah
terbentuk dengan baik, reflek moro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik, refleks grasping (menggenggam) sudah baik,
eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan bewarna hitam kecoklatan (Dewi, 2011).
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangn,
karna pada tinjauan kasus diagnosa di dapatkan dari data subyektif dan
obyektif.
35
3. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin terjadi pada By.
Ny. : “K” adalah hipotermi, hipetermi, dan infeksi.
Masalah potensial yang dapat terjadi jika bayi tidak dihangatkan yaitu,
hipotermi, hipertermi, dan infeksi dimana hipotermia didefinisikan sebagai
suhu inti tubuh di bawah 36C (Rutter 1999) sedangkan hipertermi adalah
keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu tubuh
mencapai sekitar 37,8°C peroral atau 38,8°C perrectal secara terus
menerus disertai kulit panas dan kering. Lalu infeksi adalah suatu keadaan
saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman) sehingga menimbulkan gejala
demam atau panas tubuh sebagai suatu reaksi tubuh menolak antigen (kuman)
agar dapat melumpuhkan atau mematikan kuman tersebut (Dewi, 2011).
Setelah melakukan pengkajian data tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
5. Perencanaan
Selanjutnya membuat rencana asuhan menyeluruh pada By. Ny. “K”
dengan cara jaga kehangatan bayi, berikan pendidikan kesehatan tentang ASI
esklusif, tehnik menyusui yang benar, cara perawaan bayi baru lahir,
tandatanda bahaya bayi baru lahir. Selanjutnya pelaksanaan dari rencana
asuhan yang diberikan menjaga kehangatan bayi dengan di selimuti atau di
bedong, memakaikan topi, mengoleskan minyak telon, dan mengganti baju
36
atau popok bayi jika basah, memberikan pendidikan kesehatan pentingnya asi
eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan apapun,
tanda bahaya BBL seperti malas minum, kurang aktif, panas atau suhu tubuh
bayi rendah, berat lahir rendah (1500-2500 gr) dengan kesulitan minum.
Pada langkah ini dilakukan rencana asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah- langkah sebelumnya langkah ini merupakan kelanjutan dari
menejemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
terkait ,tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut.
Perencanaan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. “K” dilakukan sesuai
dengan diagnose, masalah dan kebutuhan pasien yaitu:
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya bahwa keadaan bayi baik, S:
36,8ºC, RR: 44x/menit, Jantung: 140 x/menit, BB: 2500 gr, PB: 49 cm,
Lida: 33 cm, Lika: 32 cm, Lila: 11 cm dan masih dalam batas normal,
tidak ada kelainan, jenis kelamin bayi : perempuan
2. Jaga kehangatan bayi.
3. Berikan Pendidikan Kesehatan kepada ibu mengenai :
a. ASI Eksklusif
b. Teknik menyusui yang benar
c. Cara perawatan bayi baru lahir
d. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
Perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan identifikasi.
Beberapa data yang tidak lengkap agar di pelaksanaan secara menyeluruh
dapat berhasil (Dewi, 2011). Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan ,karna sesuai dengan teori.
6. Pelaksanaan
Dalam penatalaksanaan pada bayi baru lahir salah satunya yaitu tetap
mempertahankan suhu tubuh bayi dan pemberian ASI awal, setelah
melakukan pengkajian data tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
(Dewi, 2011).
37
7. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan bayi sudah dijaga kehangatannya dengan
dibedong, dipakaikan topi, dioleskan minyak telon, mengganti baju atau
popok bayi yang basah, memberikan pendidikan kesehatan kepada By. Ny.
“N” tentang pentingnya ASI ekslusif, sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberi
makanan tambahan, Tehnik menyusui yang benar, dengan cara: Atur posisi
bayi, Oleskan air susu di daerah sekitaran puting agar putting susu tidak keras
dan lecet, Perut dan dada bayi menempel di perut ibu, telinga, bahu, lengan
dan kaki sejajar. Tangan bayi yang satunya berada dibelakang punggung ibu,
Sokong payudara sampai semua areola masuk semua kemulut bayi,
Melepaskan putting susu dengan menekan di bagian dagu, Setelah itu letakkan
bayi didada ibu, dagu bayi di atas bahu ibu dan jangan menutupi saluran
pernafasan bayi kemudian di tepuk punggung bayi selama 10-15 menit (Dewi,
2011). Dan ibu sudah mengerti tentang keadaan bayinya.
38
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil laporan dapat saya simpulkan bahwa :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data baik data subjektif maupun
data objektif.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh By.
Ny ”N” adalah masalah bayi baru lahir .
3. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi diagnosa / masalah potensial
didapatkan bahwa tidak terdapat masalah potensial pada By. Ny “N”
4. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera bahwa tidak
ada kebutuhan segera pada By. Ny ”N” karena By. Ny ”N” normal.
5. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan rencana asuhan pada By. Ny
”N”dengan bayi baru lahir normal.
6. Mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan tindakan yaitu penjelasan
tentang bayi baru lahir sehingga masalah yang dihadapi By. Ny ”N” teratasi
dengan baik.
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari tindakan yang dilakukan adalah
masalah teratasi sesuai dengan rencana yang disusun yaitu kedaan umum
bayi baik.
B. SARAN
1. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam memberikan asuhan
kebidanaan bayi baru lahir melalui praktik laboratorium di kampus.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien melalui kualitas
asuhan yang diberikan.
3. Bagi Mahasiswa
39
Penulis berharap hasil laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi
masayarakat terutama tentang bayi baru lahir. Selain itu, dapat dijadikan
sebagai acuan untuk bayi baru lahir dalam mendeteksi dini factor resiko
yang dapat terjadi, sehingga bayi bisa terhindar dari penyulit.
4. Bagi klien
Memberikan informasi kepada klien tentang bayi baru lahir normal dan
cara perawatanya.
40
DAFTAR PUSTAKA
41