Latif Sahubawa
Jurusan Perikanan & Kelautan Fak. Pertanian UGM
E-mail : Latifsahubawa200 4@y ahoo. com
Abstrak
Kata kunci: beban pencemaran, air limbah, baku mutu, kualitas perairan laut.
Abstract
Research airn lo know the characteristic, pollution impact and also plvu,oocl industr.v v,ustev,u-
ter pollution distribution in the Batu Gong seawater territorial of Ambon Bugtrula Bav. Pursuunt to
research resull, average assess oJ-plywood industry wastewater parameler theJbllowing; lemperature
= 35,8oC, 7"S.S = 12.783 mg / l; pH : 5, 6; BOD -: 610 mg / l; COD : 759.50 mg / l; total o.f'phenol
: 0,480 mg /l and Hg : 0,00083 mg / l lssess the pH, BOD5, COD have overloacl the perntunent
boundar.t,Erulitv OJ'plyvvlsd industry liEtid waste (Kepmen LH. No. 03, Yeur' 1991).
Juli 2008 SAHUBAWA, L.:ANALISIS DAN PREDIKSI BEBAN 7T
Charge of liquid waste in.f-act ( Dp): 88. 125 mt/day, charge oJ'rnaximurn liquid waste (DM)
: 11,164.99 mt/month, and charge the actual liquidwaste ( DA): 2,643.840 m3/month (so, DA
more than DM). Fact polltttion load (daily-BPA and montQl.t-BPAI) oJ'parameter TSS, COD, and
total phenol industry wastewater less than daily maximum pollution lood and monthly (BPM
and BPMI) each the porameter. BPA and BPA,o.f'parameter BOD5 y'as rnote than oJ'maximunt
pollution load.
Highest Tbmperature average of'seuwater is 27.4"C (stasion II), TSS is 30.830 Mg/l (stasion
V), pH is 8.0 (stasion VD, BODS is 1070.00 mg/l (stasion II), COD is 1349.00 mg/l (stasiort II), total
of phenol is 0.325 (stasion II), Hg:0.00080 mg/l (stasion II), salinitas,s -t-?.0 pp^ (stasion IV).
Parameter BODS, COD, and phenol more than the Permanent Boundary Quality rl'Fishery AEra-
culture (Kepmen LH. No. 82 Year 2001)
Average assess the Index of Diversitas Plankton at location A (stusion II), location B (between
stasion III and IV), location C (between stasion V and VI) each: 1.40; 1.66 qnd 2.03. Location A and
B was more than pollution limit value (hard pollution) (Lee,l978). Fish Nutrition Vctlue Coeficient
average ) at Location B and C are 1.43 and 1.38, less than normaly value 1.7 (Lucky, 1977). Sardiene
species that much catching was Stelaphorus spp. of the four species.
Metode Penelitian
I - Xry Kepmen LH No. 03 Tahun
Tata laksana: (1). Pra penelitian (penyusunan
leet).
dan pengumpulan data sekunder, usulan pene- DA:DpxH
litian, periapan alat dan bahan, surat jalan dan Keterangan:
izin penelitian), (2). Penelitian: (a). Observasi DA - debit limbah cair sebenamya (m3ibu-
lapangan dan penentuan stasion penelitian, lan).
(b). Pengamatan proses pengolahan kayulapis Dp - hasil pengukuran debit limbah cair
serta identifikasi sumber-sumber pencemaran (m3/hari).
limbah cair, (c). Pengukuran debit limbah cair H : jumlah hari kerja pada bulan yang
kayulapis, (d). Pengambilan sampel limbah bersangkutan.
cair dan air laut, (e). Pengukuran parameter Beban pencemaran maksimum (BPM)
in-situ (suhu, salinitas air limbah dan air laut), dan beban pencemaran sebenarnya (BPA)
(f). Pengawetan sampel air limbah dan air laut berdasarkan Baku Mutu Limbah Cair Industri
untuk analisis pH, TSS, BOD5, COD, total fe- (dan khususnya industri Kayulapis) (Kepmen
nol, Hg, plankton), untuk selanjutnya dianalisis LH No. 03 tahun l99l).
di Lab. Kimia PAU Pangan dan Gizi UGM,
(g). Pengamatan koefisien nilai nutrisi ikan di BPM-(CM)jxDmxf
Lab. Biologi Balai Penelitian Perikanan Laut Keterangan:
Ambon. (3). Pasca penelitian (pengolahan dan BPM : beban pencemaran maksimum.
analis i s/sintes i s data serta penyusunan I aporan). (CM)j: kadar maksimum unsur pencemar-j
(mg/l).
Parameter: (l). Kualitas limbah cair industri Dm : debit limbah cair maksimum se-
kayulapis: suhu, pH, TSS, BOD5, COD, total bagaimana yang tercantum dalarn
fenol, merkuri (Hg), (2). Kualitas perairan laut: Lampiran I - XIV Kepmen LH
suhu, salinitas, pH, TSS, BOD', COD, total No. 03 Tahun 1991, sesuai dengan
fenol, rnerkuri (Hg), indeks diversitas plankton, industri bersangkutan (mr/satuan
koefisien nilai nutrisi (NVC) ikan. produk).
Juli 2008 SAHUBAWA, L.:ANALISIS DAN PREDIKSI BEBAN 73
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair Industri Kayulapis (Kepmen LH. No. 03
Tahun 1991)
Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas kadar parameter pencemar sebenarnya (CA),
produksi kayulapis dan produk lainnya yang lebih besar dari kadar pencemar maksimum
dihasilkan industri dengan debit limbah cair (CM)i, sehingga pada suatu waktu akan terjadi
dan kualitas limbah cair yang dihasilkan (hari- gejala kesuburan perairan berlebihan (eutrofi-
anlbulanan) belum menimbulkan dampak ling- kasi).
kungan (perubahan kualitas air dan kehidupan
biota akuatik) yang signifikan. Dengan kata Karakteristik Fisik-kimia Limbah Cair
lain, kapasitas produksi kayu lapis dan produk Kayulapis serta Badan Air Laut.
lainnya masih dapat ditingkatkan (Sahubawa, Kadar parameter fisik dan kirnia limbah
2004). cair industri kayu lapis serta badan air laut, se-
Tingginya beban pencemaran sebenarnya perti terlihat pada Tabel 2. Berdasar Tabel 2, ter-
BOD.)v dibandingkan dengan beban pencemaran lihat bahwa kadar BOD5 dan COD limbah cair
maksimum, menunjukkan bahwa kapasitas Industri Kayu Lapis telah melampaui ambang
proses penguraian/degradasi bahan-bahan batas Baku Mutu Limbah Cair Industri Kayu
organik yang mudah terurai (biodegradable) Lapis (Kepmen LH. No. 03 Tahun 1991). Kadar
secara alami sangat terbatas. Hal ini sangat BOD5, COD dan fenol dalam badan air laut
dimungkinkan karena limbah cair industri kayu telah melampaui ambang batas Baku Mutu Air
lapis yang dihasilkan tidak diolah sebelum Laut untuk Biota Laut (Budidaya Perikanan)
dibuang ke lingkungan (badan air). Apabila (Kepmen LH. No. 85 Tahun 2001). Sedangkan
debit limbah cair dan beban pencemaran se- pH, Hg, temperatur, TSS dan salinitas masih di
benarnya lebih tinggi dari debit limbah cair dan bawah ambang batas baku mutu.
beban pencemaran maksimum, harus dilakukan Jika dibandingkan antara kualitas limbah
evaluasi dan pengawasan ketat terhadap semua cair industri kayu lapis dengan kualitas badan
kegiatan industri, terutama kapasita produksi, air laut, ternyata kadar parameter kunci (pH,
pengelolaan limbah (termasuk reuses) serta TSS, BOD5, COD dan fenol) lebih rendah dari
penanganan mesin-mesin produksi. Apabila badan air laut (terutama pada stasion II dan III).
upaya pengendalian terhadap debit limbah cair Hal ini dapat terjadi karena badan air penerima
yang dibuang, serta pengurangan kapasitas limbah cair industri drjadikan sebagai tempat
produksi terpasang tidak mengatasi beban penampungan awal dan akhir.
pencemaran badan air, kegiatan industri harus Di samping itu, badan air penerima lim-
diaudit. Hal ini menunjukkan bahwa industri bah cair telah dibendung sebagai areal khusus
tidak layak operasi. penamplrngan limbah sehingga akumulasi
Berdasarkan hasil perbandingan BPM limbah cair serta partikel debu semakin hari
dan BPA dengan BPMi dan BPAi (lihat semakin bertambah, sehingga konsentrasi zat
Tabel I ), ternyata nilai BPMi & BPAi lebih pencemar semakin meningkat. Kondisi spesi-
kecil dibandingkan dengan nilai BPM, BPA. fik limbah cair industri kayu lapis di tempat
Meskipun demikian, beban pencemaran badan penampungan ini adalah berwarna coklat ke-
air penerima akan semakin rneningkat, karena hitaman, pekat, bau menusuk serta tidak ada
limbah cair industri dibuang secara kontinyu tanda-tanda kehidupan biota laut (terutama
setiap hari (24 jum) tanpa pengendalian vo- ikan). Kadar parameter pencemar dalam badan
lume debit dan pengelolaan air limbah. Selain air laut cenderung menurun dengan semakin
itu juga, terdapat palung laut di sekitar per- jauh posisi stasion pengamatan dari saluran
airan kawasan Industri Kayu Lapis yang me- akhir pembuangan limbah cair. Posisi antar
mungkinkan terjadi akumulasi polutan dalam stasion pengamatan di dalam badan air laut
jumlah besar. Kondisi ini dapat mengakibatkan berjarak 50 meter.
{o\
Tabel 2. Kadar parameter fisik dan kimia limbah cair industri kayu lapis serta badan air laut
5
v,
z9
hJ
Juli 2008 SAHUBAWA, L.:ANALISIS DAN PREDIKSI BEBAN 77
Karakteristik Biologik (plankton dan nek- C. Rerata koefisien nilai nutrisi terbesar ditemui
ton/ikan) Perairan Perikanan Batu Gong pada lokasi B yaitu 1,43 dan pada lokasi C yaitu
Kawasan Industri Kayu Lapis PT. Jati 1,38. Skala nilai batas pencemaran berdasarkan
Dharma Indah koefisien nilai nutrisi yaitu: < 1,7 (tercemar)
Pencacahan plankton dilakukan pada 3 dan > 1,7 (tidak tercemar). Dengan demikian,
(tiga) lokasi pengamatan dengan jumlah indivi- perairan perikanan Batu Gong kawasan industri
du berturut-turut: lokasi A: 188.412 individu, kayulapis telah tercemar.
B : 857.182 individu, dan C: 67 .105 individu,
berasal dari 20 spesies, tergolong dalam 5 klas
yaitu Bacil I ariophyceae, Cromanodae, Cope- KESIMPULAN DAN SARAN
paoda, Malacostraca, dan Spiratricfta. Indeks
dominasi jenis terbesar pada lokasi A diper- Kesimpulan
lihatkan spesies Chaetoceres (43,7 %o), serta Debit limbah cair sebenarnya (DA) :
lokasi B dan C spesies Coscinodiscrzs dengan 2.643,84mr/bulan belum melampaui debit
nilai 53,Uoh dan 31,8o/o. Secara keseluruhan, limbah cair maksimum (DM) : 8.931,99 m3l
spesies dominan di lokasi penelitian adalah bulan). Beban pencemaran sebenarnya (BPA)
Cosc inodiscus dengannilai 43,soh. per bulan parameter COD : 0,63; fenol : 0, I 0
Indeks diversitas jenis plankton pada mgll dan TSS : 0,0004 mg/l, belum melam-
lokasi A: 1,40 dan B : 1,66 sangat rendah, paui beban pencemaran maksimum (BPM)
tetapi pada lokasi C:2,03 sedikit lebih besar masing-masing parameter tersebut yaitu: 0,70
dibanding dengan nilai batas pencemaran (yaitu mgll; 0,1 8 mgll dan 0,0028 mg/ I ). Sedangkan
- 2). Jika dikaitkan dengan nilai ambang batas parameter BPA.BODT: 0,51 mg/l lebih besar
pencemaran tersebut, lokasi pengamatan A dan dari BPM.BOD' : 0,28 mg/l.
B telah tecemar, sedangkan lokasi C belum BPAi parameter COD : 0,067 mgll;, fenol
tercemar(Lee, 1978). Kondisi ini menunjukkan : 0,001 mg/l dan TSS : 0,00004 mg/l), belum
bahwa semakinjauh stasion pengamatan, beban melampaui BPMi masing-masing parameter:
pencemar semakin menurun. Hal ini tercermin 0,074 mdl;0,030 mg/l dan 0,0003 mg/l), ter-
dari kadar parameter COD, BOD, total fenol kecuali parameter BOD, dimana BPAi.BOD5
dan Hg yang semakin kecil, bahkan tidak ter- (0,054 mg/l) lebih besar dari BPMi.BOD'
deteksi. Walaupun demikian, pada umumnya (0,003 mg/l). dengan demikian BPAi dan BPMi
tingkat pencemaran badan air telah melampaui masih lebih rendah dari pada BPA dan BPM.
ambang batas baku mutu. Hal ini dibuktikan Konsentrasi tertinggi parameter kunci
dengan tingginya kadar parameter pencemar badan air laut, masing-masing BOD5 : 1070,0
kunci (BOD' dan COD) yang melampaui am- mg/l; COD : 1349,0 mg/l dan total fenol :
bang batas baku mutuAir Laut untuk Biota Laut 0,325 mg/l ditemui pada stasion II. Sedangkan
(Budidaya perikanan). Sementara itu, kondisi pada limbah cair kayulapis (stasion I), kadar
air laut di kawasan industri berwarna coklat BOD5, COD dan fenol masing-masing: 610
kehitaman serta berlendir. mg/l; 759,50 mgfl dan 0,48 mg/I.
Total hasil tangkapan ikan pada lokasi Kadar parameter pencemar air (lihat poin
pengamatan yaitu 55 ekor, yang terdiri atas c) telah melampui ambang batas, baik pada
lokasi B:29 ekor dan C :26 ekor. Jumlah spe- baku mutu Air laut untuk budidaya perikanan
sies ikan yang tertangkap sebanyak 4 (empat), (80,0 mg/l), maupun baku mutu lirnbah cair
masing-masing: Decaplerus rusell i, Decapterus industri kayulapis (100,0 mg/1).
macrosonta, Rastreliger spp., Slel aphorus spp. Indeks diversitas plankton lokasi A : I ,40
Koefisien nilai nutrisi ikan terbesar yaitu 2,05 dan lokasi B : 1,66 lebih rendah dari batas
dari spesies Stelaphorus spp, pada lokasi B dan nilai normal (2,0), terkecuali pada lokasi C
terendah 0,79 juga Stelaphorrls spp. pada lokasi :2,03 lebih besar dari nilai normal. Rata-rata
78 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. l5;No.2
nilai koefisien nutrisi ikan lokasi B - 1,43 dan Lingkungan Hidup No. 03. Tahun I99l
lokasi C :1,38, lebih rendah dari batas nilai dalam H impunan Peraturan Lingkungan
normal 1,7. H idu. Dilengkapi Panduan Pelingkupan
untuk Penyusunan Kerangka Acuan
Saran Andal, p330-333.
Untuk mengendalikan beban pencemaran Kepmen LH. No. 82 tahun 2001. Beban
badan air laut, industri kayulapis harus meng- Pencemaran Limbah Cair Industri untuk
atur debit serta mengolah limbah cair sebelum Industri yang telah Beroperasi dan yang
dibuang kedalam badan air. Diperluas. Himpunan Peraturan Perun-
Untuk mengetahui distribusi dan kadar dang-Undangan Lingkungan Hidup.
bahan polutan dalam badan air laut, jarak antar Kantor Menteri Negara Lingkungan
stasion pengamatan harus di perbesar dan atau Hidup RI.
memgperbanyak jumlah stasion pengamatan. Keith L.H., 1979, Identification and Analysis
Of Oryanic Pollution in Water. An Ar-
bor Sciences Publishers Inc. Michigan
DAFTAR PUSTAKA -48106, pp.695-698.
Sahubaw a,L., 2004. Pengendalian Pencemaran
Anonimous 2003a. Progrom Pengendalian di Kawasan Budidaya Perikanan. Maka-
Pencemaran Air. Kementerian Negara /ai, Disampaikan dalam TOT Pengen-
Lingkungan Hidup RI. dalian Pencemaran Wilayah Pesisir
Anonimous, 2003b. Sepuluh Tahun (/,993 dan Laut. Subdit Pengenalian Pence-
-2003) Strategi Pengelolaan ll/ilayah maran Pesisir dan Laut Direktorat Bina
Pesisir dan Laut. Kantor Menteri Negara Pesisir Ditjen KP3K DKP RI. Jakarta,
Lingkungan Hidup RI., Jakarta. l2 hal.
Lee, C.D., 1978. Benthic Microinvertebrates Soemarwoto O., 1985, Ekologi Lingkungan
and Fish Fish Biological Indicators Hidup dan Pembangunan. Penerbit
of water Quality of with Reference to Djambatan Jakarta, pp.l -2,11-14.
Community Diversity Index. Bangkok: Soerjani M. ; R. Ahmad dan R. Munir, 1997.
Conference on water Pollution Control Lingkungan Sumberdaya Alam dan
in The Developing, pp.57-59. Kependudukan dalam Pembangunan.
Kepmen LH. No. 03 Tahun l99l . Lampiran Penerbit UI. Press. Jakarta.pp.2l-23,
nV Surat Keputusan Menteri Negara 37-38.