Anda di halaman 1dari 13

PENILAIAN PENCEMARAN AIR

INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN


KELOMPOK 3

ARPAN TOMBILI
ASRIANI
NUR ILMA HIDAYAT
ARIEF P. MUHAMMAD
INGGIT ICHRANA M.
WAHYU FAJRIANA HIPTA
MUHAMAD SUBHAN
FAKTA MASALAH
Perkembangan IPTEK yang begitu pesat
berpotensi menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup dan kesehatan
masyarakat
Salah satunya bersumber dari aktivitas industri
dalam eksploitasi sumber daya alam dan proses
produksi, termasuk industri pengolahan makanan
Aktivitas industri pengolahan makanan dan
aktivitas pemukiman penduduk yang limbahnya
dibuang langsung kedalam sungai, memberikan
pengaruh terhadap kualitas air dan organisme di
perairan.
FAKTA MASALAH (2)
Banyaknya sumber pencemar dan kesadaran
masyarakat yang masih kurang mengenai
pentingnya kesehatan lingkungan, serta tidak
adanya IPAL memperparah kondisi lingkungan di
sekitarnya
Parameter penting dari limbah cair industri yang
dipakai sebagai indikator pencemaran lingkungan
antara lain pH, DO, BOD, COD, minyak/lemak,
amonia, sulfida, TSS, klor bebas, debit air limbah
industri yang dihasilkan dalam proses produksi
serta organisme di perairan seperti
makrozoobenthos.
PERTANYAAN MASALAH
Bagaimanakah gambaran jenis bahan pencemar
industri pengolahan makanan ?
Bagaimanakah gambaran tingkat pencemaran
akibat industri pengolahan makanan ?
Bagaimanakah gambaran jenis bahan pencemar
industri pengolahan makanan ?
Bagaimanakah potensi dampak bagi lingkungan
dan kesehatan akibat industri pengolahan
makanan ?
Tindakan pengendalian apa yang tepat dilakukan?
TUJUAN
Untuk mengetahui jenis bahan pencemar
Untuk mengetahui tingkat pencemaran
Untuk mengetahui potensi dampak bagi
lingkungan dan kesehatan
Untuk mengetahui tindakan pengendalian
yang tepat
HASIL/DATA PENELITIAN
PARAMETER
DAMPAK
SUMBER PENCEMARAN BAKU TINGKAT TINDAKAN
JURNAL (Lingkungan
PENCEMAR (Kimia dan MUTU PENCEMARN MITIGASI
dan Kesehatan)
Biologi Air)
Analisis dan Limbah Cair BOD 75 mg/L 95 mg/L Dampak Manajemen
Prediksi Beban Pabrik COD 150 mg/L 105 mg/L Lingkungan : industri yaitu
Pencemaran Pengalengan (Kepmen penurunan pembangunan
Limbah Cair Ikan LH No. 06 kualitas berkelanjutan
Pabrik Tahun perairan (sustainable
Pengalengan Ikan 2007) Gangguan development)
(Arief PM) terhadap merupakan
Studi BOD 6 mg/L 19 mg/L pertumbuh tangungjawab
Limbah an biota mutlak setiap
Kandungan TDS, COD 12 mg/L 32 mg/L
BOD, COD, Dan cair dari (Permenke perairan industri
Amonia Pada Air industri s RI No.492 Secara (pengembang).
Tanah Dangkal ekonomi,
pengolah Tahun Peran
(M. Subhan ) 2010) dapat
an menimbulk Pemerintah
daging an kerugian untuk
skala besar meningkatkan
Kajian Limbah Cair COD 50 mg/L Bervariasi
terhadap perhatian dan
karakteristik industri (PP No. 82 pada tiap
pembudida tanggung jawab
kimia air, fisika tapioka Tahun lokasi : 137
yaan pengembang
air dan debit 2001) mg/L,
komoditas terhadap
sungai akibat 1045,25 mg/L
perairan pengelolaan
pembuangan dan 167,27 kualitas
limbah tapioka
lingkungan
(Nur Ilma)
TINGKAT TINDAKAN
JURNAL SUMBER PARAMETER BAKU MUTU DAMPAK
PENCEMARAN MITIGASI
Kajian Kualitas Air Limbah BOD 2 mg/L 19 mg/L Dampak Pembinaan
Tanah Dangkal Di cair COD 10 mg/L 32 mg/L Kesehatan : melalui
Area Industri Tepung industri (Air Kelas I PP Berkembang pnyuluhan
Aren Tepung No. 82 Tahun biaknya peraturan
(Inggit Ichrana) Aren 2001) mikroorganis perundang-
Pengaruh limbah me yang dapat undangan
Limbah BOD 3 mg/L >4 mg/L
industri tahu menjadi pngelolaan
cair COD 25 mg/L >53 mg/L
terhadap kualitas air media bagi limbah cair
industri (Air Kelas II
sungai di kabupaten mikroba industri
Tahu PP No. 82
Klaten pathogen dan
Tahun 2001)
(Asriani) maupun untuk pngendlian
Pabrik Tahu dan hidup pncemaran
Limbah BOD 3 mg/L 4,42 mg/L
Aktivitas Masyarakat Beberapa air, serta
cair COD 25 mg/L 38,40 mg/L
di daerah sekitar penyakit yang penerapan
industri (Air Kelas II
Sungai Air Hitam ditimbulkan kebijakan
Tahu PP No. 82
Kecamatan Payung adalah insentif
Tahun 2001)
(Wahyu Fajriana) penyakit usus, dan/atau
Makrobentos Family Biotic 5,31-6,96
cholera, disinsentif.
Index : 5,01-
leptospirosis,t
7,25 (Cukup-
ypoid lever,
Buruk)
shigellosis
Pengaruh Limbah Limbah Makrobentos Indeks Adanya penyakit gatal-
Cair Tahu Terhadap cair Saprobitas Makrobentos gatal/kulit dan
Kelimpahan industri (organisme Tubifex sp., lain-lain
Makrobenthos Di Tahu toleran Chironomus sp.
Sungai Elo Pencemarn) Melanoides sp.
(Arpan Tombili) (Tcemar Berat)
Penjelasan Tabel
Parameter pencemar dominan dari industri pengolahan
makanan yaitu BOD, COD, dan makrobentos
Tingkat pencemaran berdasarkan jenis indsutri pangan
menunjukkan perbedaan tingkat pencemaran
berdasarkan bahan olahan indutri
Tingkat pencemaran tervesar terjadi pada industri
tapioka, dimana angka COD pada 137 mg/L, 1045,25
mg/L dan 167,27 dmana baku mutu 50 mg/L (PP No. 82
Tahun 2001)
FAKTOR PENYEBAB
Industri yang memprioritaskan keuntungan financial
dengan mengesampingkan produk sisa pengolahan
(limbah)
Pembuangan Limbah industri pengolahan makanan secara
langsung ke badan air tanpa proses pengolahan
Ketidakmampuan sungai untuk melakukan proses
pembersihan diri (self purification) terutama terhadap
pencemaran limbah bahan organik, karena limbah yang
masuk melampaui daya dukung sungai
Pengawasan dari pemerintah yang belum/tidak maksimal
Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
pada air tanah dan sungai yaitu topografi tanah, struktur
tanah, elevasi permukaan tanah, dan jarak sumber
pencemar dengan sumber air.
PREDIKSI DAMPAK
DAMPAK LINGKUNGAN DAMPAK KESEHATAN
Tingginya angka BOD, COD akan Berubahnya daya guna air yang
mempengaruhi kualitas air, tidak layak lagi digunakan sebagai
sehingga timbul bau amis /bau sumber air minum
busuk serta berubahnya warna Berkembang biaknya
air, dari hasil penguraian protein
dan lemak oleh bakteri pembusuk mikroorganisme yang dapat
menjadi media bagi mikroba
Gangguan terhadap
pertumbuhan dan pathogen maupun untuk hidup
perkembangbiakan biota perairan dan berkembang
Secara ekonomi, bentuk Beberapa penyakit yang
pencemaran ini dapat ditimbulkan dari pencemaran air
menimbulkan kerugian skala besar adalah penyakit usus, cholera,
terhadap pembudidayaan leptospirosis,typoid lever,
komoditas perairan (khususnya ikan
shigellosis penyakit gatal-
dan udang)
gatal/kulit dan lain-lain.
SOLUSI
1) Manajemen industri yaitu pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) merupakan tangungjawab mutlak setiap industri
(pengembang), sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian dan
fungsi lingkungan dalam menopang kehidupan di dalamnya. Oleh karena
itu, pengembang harus menerapkan program proses produksi bersih
(clean production) dan minimasi limbah, prosedur pelaksanaan baku
(Standard Operational Procedure) pembuangan air limbah dalam badan
air, serta pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Contoh: Penanganan limbah dengan metode pembuatan biogas.
2) Peran Pemerintah dalam Pengendalian Pencemaran dimana untuk
meningkatkan perhatian dan tanggung jawab pengembang terhadap
pengelolaan kualitas lingkungan (badan air dan tanah/lahan), diperlukan
pengetahuan, komitmen, dan peranserta pejabat pengambil kebijakan
secara lebih nyata.
3) Pembinaan yang dilakukan melalui penyuluhan peraturan perundang-
undangan pengelolaan limbah cair industri dan pengendalian
pencemaran air, serta penerapan kebijakan insentif dan atau disinsentif.
KESIMPULAN
Pembuangan limbah cair industri secara langsung ke
sungai tanpa proses pengolahan akan mempengaruhi
kondisi perairan
Penilaian pencemaran air (khususnya dengan
menggunakan indikator BOD, COD dan Makrobentos),
membuktikan adanya pencemaran air akibat industri
pengolahan makanan parameter dengan variasi tingkat
pencemaran yang berbeda-beda, mulai dari tercemar
ringan, tercemar sedang hingga tercemar berat.
Selain menimbulkan dampak lingkungan, pencemaran
perairan juga sangat berpotensi menimbulkan dampak
bagi kesehatan masyarakat
SARAN
Perlu dilakukan upaya pengendalian lingkungan
tercemar dengan melibatkan BLHD setempat dan
sektor terkait.
Perlu dilakukan pengolahan limbah industri
sebelum dibuang/dilepas ke lingkungan dan
dilakukan penindakan terhadap industri yang
membuang limbahnya secara langsung ke
lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Perlu dilakukan pemantauan lingkungan secara
berkala oleh istansi terkait.

Anda mungkin juga menyukai