Anda di halaman 1dari 14

Laporan Seminar TA

Penentuan Alternatif Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari


Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Ayam di Wilayah
Kec.Mandirancan, Kab.Kuningan, Jawa Barat.

Mohammad Firdaus N K

Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan Jl. Dr.
Setiabudhi No.193 Bandung
Email : Firdausnurkamal@gmail.com

Abstrak
Sejalan dengan pesatnya perkembangan ekonomi di berbagai sektor dengan
pertumbuhan yang signifikan, maka kegiatan dalam berbagai sektor terus tumbuh
dan berkembang. Oleh karena itu berbagai kebutuhan masyarakan akan pangan,
meningkat. Melalu Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sebagai salah satu industri
yang juga turut berperan penting akan kebutuhan pangan terutama daging ayam.
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) ini akan memiliki dampak lingkungan yaitu
limbah cair berupa darah dan limbah cair hasil pencucian, serta limbah cairnya
yang ditimbulkan. Tugas akhir bertujuan untuk merencanakan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri pemotongan hewan (RPH) ayam.
Tahapan perencanaan dimulai dari studi literatur, survei lapangan, pengumpulan
data, analisis data, pemilihan alternatif teknologi pengolahan, perencanaan IPAL
dan kesimpulan. Alternatif teknologi yang digunakan antara lain kolam aerasi,
lumpur aktif dan biofilter anaerobik-aerobik. Pemilihan teknologi pengolahan
digunakan metode skoring dan didapatkan alternatif terpilih adalah teknologi
biofilter Anaerobik-aerobik dengan hasil skoring 15. Unit – unit pengolahan yang
direncanakan terdiri dari bak pemisah lemak, bak ekualisasi, reaktor anaerobik,
reaktor aerobik, bak pengendapan akhir, bak klorinisasi dan bak bioindikator.

Kata Kunci : Air Limbah, Biofilter Aerobik, Biofilter Anaerobik, IPAL, RPH.
I. PENDAHULUAN berbagai sektor terus tumbuh dan
Sejalan dengan pesatnya berkembang. Oleh karena itu
perkembangan ekonomi di berbagai berbagai kebutuhan masyarakan
sektor dengan pertumbuhan yang akan pangan, sandang dan papan
signifikan, maka kegiatan dalam terus meningkat. Sejalan dengan

1
terus meningkatnya kebutuhan penurunan kualitas ini di tandai
pangan, diantaranya kebutuhan dengan adanya endapan dan bahan
akan protein, kalsium, zat besi, pelarut sehingga menyebabkan
magnesium, vitamin dan lainnya, perubahan warna (lebih keruh) serta
maka kebutuhan akan daging bau yang cukup menyengat. Saat
terutama ayam akan terus ini pada produksi pemotongan
meningkat. Dengan ini maka akan ayam di RPH tersebut bisa
bertambahnya Rumah Pemotongan mencapai ± 20.000ekor ayam per
Hewan sebagai salah satu industri hari. Untuk menghindari dampak
yang juga turut berperan penting dari pembuangan air limbah RPH
akan kebutuhan daging terutama Ayam, maka diperlukan usaha
daging ayam. Dengan adannya dalam pengolahan air limbah
Rumah Pemotongan Hewan ini sebelum dibuang ke badan air
maka akan selalu ada dampak sehingga dapat menurunkan
lingkungan yang akan timbul, konsentrasi zat – zat pencemar
seperti limbah cair berupa darah seperti BOD, COD, TSS, Minyak
dan limbah cair hasil pencucian, dan Lemak, total N dan pH. Maka
serta limbah cairnya yang dari itu, diperlukannya perencanaan
ditimbulkan. Hal ini disebabkan pengolahan air limbah dari industri
karena dampak dari pemcemaran pemotongan ayam agar tidak
limbah cair tersebut adalah mencemari lingkungan sekitar.
terganggunya kualitas lingkungan Perencanaan sistem teknologi
dan masyarakat sekitar, baik secara pengolahan limbah meliputi opsi
langsung maupun tidak langsung. teknologi pengolahan, pemilihan
Kondisi lingkungan/badan air saat unit pengolahan air limbah juga
ini pada daerah sekitar tempat mempertimbangkan kemampuan
kegiatan Rumah Potong Hewan dalam menyisihkan polutan,
yang berlokasi di Dusun pahing, kemudahan operasional dan
RT 03/RW 02, Desa Mandirancan, ekonomi.
Kecamatan Mandirancan, Pada perencanaan rancang
Kabupaten Kuningan terlihat bangun Instalasi Pengolahan Air
mengalami penurunan kualitas, Limbah (IPAL) harus sesuai

2
dengan pedoman teknis dari Pengolahan Limbah
Kementrian Pekerjaan Umum dan Untuk memilih jenis
Perumahan rakyat serta harus teknologi tambahan/penunjang
memperhatikan baku mutu sesuai dalam proses IPAL yang akan
dengan Peraturan Menteri digunakan untuk pengolahan air
Lingkungan Hidup Republik limbah, hal yang perlu diperhatikan
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 antara lain adalah karakteristik air
Tentang Baku Mutu Air limbah. limbah, jumlah limbah serta standar
II. STUDI PUSTAKA kualitas air olahan yang diharapkan.
1. IPAL RPH Ayam Dengan mempertimbangkan hal
Instalasi Pengolahan Air Limbah tersebut maka parameter-parameter
(IPAL) digunakan untuk tercemar dan teknologi pengolahaan
pengelolahan air limbah yang dapat dipilih adalah sebagai
pemotongan hewan (RPH) berikut :
sebelum dibuang langsung ke a) Oil and Grease/ Minyak dan
badan air/sungai. Limbah lemak
tersebut berupa feses, urin, isi Berdasarkan sifat fisiknya,
rumen atau isi lambung, darah, minyak dan lemak merupakan
daging atau lemak dan air senyawa yang tidak larut dalam air
cuciannya yang dapat bertindak namun dapat larut dalam pelarut
sebagai media pertumbuhan dan yang kepolarannya lemah atau
perkembangan mikroba pelarut non-polar (Ngili, 2009).
sehingga limbah tersebut mudah Minyak mempunyai berat jenis lebih
mengalami pembusukan kecil dari air sehingga akan
(Suharto, 2010). Karakteristik membentuk lapisan tipis di
air limbah RPA dapat permukaan air. Kondisi ini dapat
digolongkan menjadi tiga mengurangi konsentrasi oksigen
bagian, yaitu karakteristik fisik, dalam air karena fiksasi oksigen
karakteristik kimia dan bebas terhambat (Hardiana dan
karakteristik biologis Mukimin, 2014). Teknologi untuk
(Kunoputranto, 1985) pengolahan oil and grease
2. Jenis Kontaminan dan Proses diantaranya bak pemisah lemak dan

3
grease trap. yang mempunyai kandungan zat
b) BOD (Biological Oxygen tersuspensi tinggi tidak boleh
Demand) dibuang langsung ke badan air
BOD merupakan parameter karena disamping dapat
pengukuran jumlah oksigen yang menyebabkan pendangkalan juga
dibutuhkan oleh bekteri untuk dapat menghalangi sinar matahari
mengurai hampir semua zat organik masuk kedalam dasar air sehingga
yang terlarut dan tersuspensi dalam proses fotosintesa mikroorganisme
air buangan. Teknologi pengolahan tidak dapat berlangsung. Teknologi
yang dapat dipilih antara lain lumpur pengolahan yang dapat dipilih antara
aktif, Biofilter anaerobic-aerobik, lain Screening dan Communition,
Tricking filter, Rotating biological sedimentasi, Floatasi, filtrasi, dan
contactors (RBC), Aerated lagoons Koagulasi.
(kolam aerasi) dan Saringan pasir. 3. Hasil Perencanaan Sebelumnya
c) COD (Chemical Oxygen Perencanaan Instalasi Pengolahan
Demand) Air Limbah (IPAL)
COD merupakan jumlah oksigen menggunakan proses Biofilter
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi Anaerobik-Aerobik yang
zat-zat organik yang ada pada dilakukan oleh Said & Yudo
limbah, seperti amonia dan (2006) dari kegiatan Rumah
nitrit.Teknologi pengolahan yang Hewan kususnya ayam di
dapat dipilih antara lain lumpur aktif, industri PT JIEP di Kelurahan
Biofilter anaerobik-aerobik, Tricking Jatinegara, Kecamatan Cakung
filter, Rotating biological contactors dapat dihasilkan kualitas yang
(RBC), Aerated lagoons (kolam cukup baik. Hasil pengukuran
aerasi) dan Saringan pasir. parameter air limbah sebelum
d) Total Suspended Solid (TSS) dan sesudah pengolahan dapat
Zat yang tersuspensi biasanya dilihat pada Tabel 2.1
terdiri dari zat organik dan anorganik Tabel 2. 1 Hasil Pengukuran Parameter Air
Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan
yang melayang-layang dalam air,
Influent Olahan Efisiensi
No Parameter
secara fisika zat ini sebagai penyebab (mg/l) (mg/l) (%)
1 COD 558 75,24 86,52
kekeruhan pada air. Limbah cair
2 (Angka 304 52,13 82,85

4
KMnO 4 ) provinsi
3 BO D 5 261 29,26 88,79

4 TSS 373 22,0 94,10


5 pH 6,98 7,31 -
Sumber : Said &
IV. ME
IV.1 Ker
III.

Kegiatan rumah potong


Kerangka perencanaan diawali
hewan ayam (RPH) ayam yang
dengan ide perencana yang didapat
menjadi lokasi studi perencanaan
dari adanya gap analysis antara
instalasi pengolahan air limbah ini
kondisi ideal dan kondisi eksisting
berlokasi di Desa Mandirancan,
yang ada, setelah didapatkan ide
Kec. Mandirancan Kab. Kuningan
perencanaan maka dilakukan
Provinsi Jawa Barat tepatnya
observasi lapangan guna untuk
terletak pada 6°49'4.61"S dan
menentukan sumber data primer,
108°28'33.54"E. Tinggi wilayah
sedangkan data skunder didapat diluar
perencanaan adalah 32 meter dari
data-data yang didapatkan melalui
permukaan laut. Luas lahan usaha
observasi lapangan secara langsung

5
Gambar 4. 1 Kerangka Perencanaan

IV.2 Metode Pemilihan kriteria. Untuk lebih


Teknologi jelasnya adalah sebagai
Pemilihan berikut :
teknologi menggunakan 1) Kemudahan kontruksi : Angka 1,
metode skoring, yaitu sangat kompleks; angka 2, cukup
dengan membandingkan kompleks; angka 3, sedang; angka
ketiga alternatif 4, cukup sederhana; angka 5,
teknologi berdasarkan sangat sederhana
kriteria perencanaan 2) biaya investasi : Angka 1, sangat
yaitu desain kontruksi, besar; angka 2, cukup besar;
biaya investasi, operasi angka 3, sedang; angka 4, cukup ;
dan perawatan (O&M) kecil 5, sangat kecil.
serta kinerja/efesiensi. 3) operasi dan perawatan (O&M) :
Skor spesifik untuk Angka 1, sangat sulit; angka 2,
setiap pengolahan cukup sulit; angka 3, sedang;
dilakukan dengan angka 4, cukup mudah; angka
memberikan skor angka sangat mudah. angka 4, cukup
1 sampai 5 untuk setiap
mudah; angka 5 4) kinerja/efesiensi : Angka 1, sangat

6
buruk; angka 2, buruk; angka 3, V.1 Karakteristik Air Limbah
sedang; angka 4, baik; angka 5, Karakteristik air imbah
sangat baik. Rumah Pemotongan Ayam (RPH)
V. DATA DAN PEMBAHASAN dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5. 1 Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Limbah RPH Ayam


Hasil
Baku Mutu
No. Parameter Satuan Analisa Keterangan
Air Limbah
Lab
1 BOD Mg/L 100 510 Tidak memenuhi
baku mutu
2 COD Mg/L 200 1465 Tidak memenuhi
baku mutu
3 Total Suspended Mg/L 100 415 Tidak memenuhi
Solid (TSS) baku mutu
4 Oil and Grease Mg/L 15 39,7 Tidak memenuhi
baku mutu
5 Amonia (NH3-N) Mg/L 25 11,4 memenuhi baku
mutu
6 pH - 6-9 6,72 Memenuhi baku
mutu
Sumber : PT. Sucifindo Tahun 2021

Berdasarkan hasil Analisa


laboratorium parameter pencemar V.2 Pemilihan Teknologi
yang ditetapkan pada peraturan alternatif Pengolahan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Pemilihan teknologi
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 menggunakan metode skoring dari 3
Lampiran ke 45 Tentang Baku Mutu (tiga) alternatif teknologi pengolahan
Air limbah telah melebihi baku mutu utama yaitu kolam aerasi, lumpur
seperti BOD, COD, Total Suspended aktif dan biofilter anaerobik-aerobik.
Solid (TSS) dan Oil and Grease Masing-masing alternatif dapat
Sehingga perlu diolah agar dilihat pada Gambar 5.1 serta hasil
memenuhi baku mutu yang skoring pemilihan teknologi
ditetapkan. pengolahan dapat dilihat pada Tabel
5.2.

7
Gambar 5. 1 Diagram Alir Alternatif Pengolahan

Tabel 5. 2 Skoring Alternatif Teknologi Pengolahan

Teknologi Pengolahan
NO Kriteria Perencanaan Biofilter Anaerobik-
Kolam Aerasi Lumpur Aktif
Aerobik
Kemudahan kontruksi
1 2 4 3
2 Biaya investasi 4 3 4
3 Operasi dan Perawatan 3 3 4
4 Kinerja 4 4 4
Jumlah 13 14 15
Sumber : Hasil pengolahan data, 2022.
Berdasarkan penentuan perencanaan sistem pengolahan air
skoring, teknologi yang digunakan limbah Rumah Pemotongan Hewan
pada pengolahan air limbah RPH (RPH) Ayam yang akan
yaitu pengolahan biofilter anaerobik- direncanakan dapat dilihat pada
aerobik, dengan hasil skor 15 (lima Gambar 5.2.
belas). Maka diagram alir

8
..
Gambar 5. 2 Diagram Alir Perencanaan IPAL Biofilter Anaerobik-Aerobik

V.3 Simulasi Penyisihan Efluent 95%, COD 65%-90% dan


Alternatif Terpilih 80%-90% TSS.
1. Bak Pemisah Lemak 5. Bak Biofilter Aerobik
Bak pemisah lemak mampu Unit pengolahan ini memiliki
menangkap lemak hingga efisiensi penyisihan
80%, dalam perhitungan ini konsentrasi BOD 75%-95%,
diasumsikan efisiensi TSS 80% - 95% dan COD
penyisihan sebesar 75%. 50% - 90%.
2. Bak Ekualisasi 6. Bak Pengendapan Akhir
Bak Ekualisasi memiliki Fungsi utama dari bak
fungsi untuk meningkatkan pengendapan akhir yaitu
efektivitas pengolahan untuk memisahkan atau
dengan meratakan mengendapkan kotoran
konsentrasi dan debit influen. padatan yang ada di dalam air
3. Bak Pengendapan Awal limbah agar air olahan
Unit pengolahan ini memiliki menjadi jernih.
efisiensi penyisihan berkisar 7. Bak Klorinasi
50-70% untuk TSS (Qasim, Fungsi bak khlorinasi adalah
1985) dan 25-40% BOD untuk mengontakkan
(Metcalf, 1991). senyawa disinfektan dengan
4. Bak Biofilter Anaerobik air limbah untuk membunuh
Unit pengolahan ini memiliki mikroorgamisma patogen di
efisiensi penyisihan dalam air limbah
konsentrasi BOD pada unit 8. Bak Bioindikator
anaerobik berkisar 70% - berfungsi sebagai indikator

9
jika memang peralatan sampai mati menandakan
instalasi pengolahan air bahwa sistem IPAL tersebut
limbah (IPAL) bekerja tidak berfungsi dengan baik.
dengan sempurna maka ikan Untuk lebih jelasnya,
akan terus hidup berenang, simulasi penyisihan effluent
tetapi jika keadaan ikan akan alternatif terpilih yang
terbalik posisinya atau direncanakan dapat dilihat pada
pingsan bahkan ada yang Tabel 5.3.
Tabel 5. 3 simulasi penyisihan effluent alternatif terpilih

Efisensi Efluent
Unit Oil & grease BO COD TSS
D
Bak Pemisah lemak 75% - - -
Bak Ekualisasi - - - -
Bak Pengendapan Awal - 25% - 60%
Bak Biofilter Anaerobik - 80% 80% 80%
Bak Biofilter Aerobik - 80% 80% 80%
Bak Pengendapan Akhir - - - -
Bak Klorinasi - - - -
Bak Bioindikator - - - -
Sumber: Hasil pengolahan data, 2022.
Contoh hitungan : (RPH) Ayam menggunakan
Bak pemisah lemak teknologi biofilter anaerobik-aerobik
Efisiensi=39.7 Mg / L×75 % dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan
¿ 29.76 Mg/L rancangan simulasi alur proses
Konsentrasi lemak dam minyak Instalasi Pengolahan Air Limbah
setelah penyisihan (IPAL) biofilter anaerobik-aerobik
= 39,7 mg/L – 29.76 Mg/L untuk Rumah Pemotongan Hewan
= 9.94 Mg/L (RPH) Ayam dapat dilihat pada
Untuk lebih jelasnya, Gambar 5.3.
efisiensi instalasi Pengolahan Air
Limbah Rumah Pemotongan Hewan

10
Tabel 5. 4 Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan
(RPH) Ayam
Konestrasi Setelah Pengolahan (Mg/L)
Konsentrasi
Paramete Sebelum Bak Pengendapan Bak Biofilter Bak Biofilter Bak Pengendapan
Bak pemisah lemak Bak Ekualisasi Bak Klorinasi Bak Bioindiaktor
r Pengolahan Awal Anaerobik aerobik Akhir

(Mg/L)
Penyisihan buangan Penyisihan buangan Penyisihan buangan Penyisihan buangan Penyisihan buangan Penyisihan buangan Penyisihan buangan Penyisihan buangan

Minyak
dan 39.7 29.76 9.94 - 9.94 - 9.94 - 9.94 - 9.94 - 9.94 - 9.94 - 9.94
lemak
BOD 510 - 510 - 510 127.5 382.5 306 76.5 61.2 15.3 - 15.3 - 15.3 - 15.3
COD 1465 - 1465 - 1465 - 1465 1136 293 234.4 58.6 - 58.6 - 58.6 - 58.6

TSS 415 - 415 - 415 166 132.8 33.2 26.56 6.64 - 6.64 - 6.64 - 6.64

Amonia
11,4 - 11,4 - 11,4 - 11,4 - 11,4 - 11,4 - 11,4 - 11,4 - 11,4
(NH3-N)
pH 6,72 - 6,72 - 6,72 - 6,72 - 6,72 - 6,72 - 6,72 - 6,72 - 6,72

Sumber : Hasil pengolahan data, 2022.

Gambar 5. 3 Rancang Simulasi Proses Biofilter Anaerobik-Aerobik

Dari hasil perencanaan kualitas yang cukup baik dan sudah


Instalasi Pengolahan Air Limbah memenuhi syarat sesuai dengan
(IPAL) dengan teknologi biofilter Peraturan Menteri Lingkungan
anaerobik-aerobik di Rumah Hidup Republik Indonesia Nomor 5
Pemotongan Hewan Ayam (RPA) Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air
yang telah dilakukan dapat dilihat Limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
bahwa pengolahan air limbah RPH rumah pemotongan hewan lampiran
Ayam dengan proses biofilter XLV yakni TSS 100 mg/l, COD 200
anaerobik- aerobik dapat dihasilkan mg/l, BOD 100 mg/l , Oil and Grease

11
15, Amonia (N H 3−N ) 15 mg/l dan Didapatkan biofilter anaerobik-
pH 6-7 yang digunakan sebagai aerobik sebagai teknologi
acuan baku mutu air limbah pada pengolahan air limbah RPH Ayam
perencanaan ini. dengan skor tertinggi yaitu 14
(empat belas).
VI. Kesimpulan
3. pengolahan air limbah Rumah
Pada Perencanaan Teknologi
Pemotongan Hewan (ayam)
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dengan proses biofilter anaerobik-
Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
aerobik dapat dihasilkan kualitas
Ayam di Wilayah Kec.Mandirancan,
yang cukup baik dan sudah
Kab.Kuningan, Jawa Barat dapat
memenuhi syarat sesuai dengan
diambil kesimpulan bahwa:
peraturan Menteri Lingkungan
1. Berdasarkan hasil Analisa
Hidup Republik Indonesia Nomor
laboratorium parameter pencemar
5 Tahun 2014 Lampiran ke 45
yang ditetapkan pada peraturan
Tentang Baku Mutu Air limbah.
Menteri Lingkungan Hidup
Untuk lebih jelasinya dapat dilihat
Republik Indonesia Nomor 5
pada tabel 6.1
Tahun 2014 Lampiran ke 45
Tentang Baku Mutu Air limbah Tabel 6. 1 Hasil Pengukuran Parameter Air Limbah
Sebelum dan Sesudah Pengolahan dengan proses
telah melebihi baku mutu seperti biofilter anaerobik-aerobik

BOD, COD, Total Suspended Influ Olah


Baku
Penyisi Mutu
Solid (TSS) dan Oil and Grease N Param ent
han
an
Air
o eter (mg/l (mg/
Limbah
Sehingga perlu pengolahan agar )
(mg/l)
l) (mg/l)
memenuhi baku mutu yang Oil and 15
1 39.7 29.76 9.94
grease
ditetapkan.
2 BOD 510 494.7 15.3 100
2. Pemilihan alternatif dilakukan 3 COD 1465 1435.74 58.6 200

4 TSS 100
dengan metode skoring dari tiga 415 408.36 6.64

Amonia 25
5 11,4 - 11,4
alternatif pengolahan utama yaitu (NH3-N)

6 pH 6,72 - 6,72 6-9


terpilih kolam aerasi, lumpur akitf Sumber: Pengolahan data, 2022.

dan biofilter anaerobik-aerobik.

12
13
DAFTAR PUSTAKA Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Rumah Potong Hewan. Jakarta,
Hardiana, Setyani dan Mukimin, Aris. Indonesia.
2014. Pengembangan Metode Analisi Pemerintah Republik Indonesia. 2021.
Parameter Minyak dan Lemak Pada Undang – Undang Nomor 5 Tahun
Contoh Uji Air. Balai Besar Teknologi 2021 Tentang Penyelenggaraan
Pencegahan Pencemaran Industri. Perlindungan dan Pengelolaan
Semarang. Lingkungan Hidup. Jakarta, Indonesia.
Metcalf dan Eddy. 1991. Wastewater Sasse, L. 1998. Decentralized Wastewater
Engineering: Treatment and Reuse Treatment in Developing Countries
Edisi III. New York: McGraw Hill Inc. (DEWATS). Bremen Overseas
.1 ______________. 2003. Wastewater Research and Developing Association
Engineering: Treatment and Reuse (BORDA).
Edisi IV. New York: McGraw Hill Inc. Sasse, L., Gutterer, B., Panzerbieter, T.,
2 ______________. 2014. Wastewater dan Reckerzügel, T. 2009.
Engineering: Treatment and Reuse Decentralised Wasterwater Treatment
Edisi V. New York: McGraw Hill Systems (DEWATS) and Sanitattion
Inc.3.. in Developing Countries. BORDA.
Sururi, R. M., Rachmawati, S.Dj.,
Ngili Y. 2009. Biokimia: Metabolisme Sholichah, M. (2008). Perbandingan
dan Bioenergetika. Yogyakarta (ID) : Efektifitas Klor dan Ozon sebagai
GrahaIlmu Desinfektan pada Sampel Air dari
Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Unit Filtrasi Instalasi PDAM Kota
Undang – Undang Nomor 5 Tahun Bandung. Prosiding Seminar Nasional
2014 Tentang tentang Baku Mutu Air Sains dan TeknologiII 2008
Universitas Lampung.

13

Anda mungkin juga menyukai