Anda di halaman 1dari 11

E-ISSN : 2615 – 3866

Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018


Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

PENERAPAN PENGGUNAAN SERBUK BIJI KELOR


SEBAGAI KOAGULAN PADA
PROSES KOAGULASI FLOKULASI
LIMBAH CAIR PABRIK TAHU
DI SENTRA INDUSTRI TAHU KOTA MALANG

Harimbi Setyawati1), ST. Salamia, LA2), Sanny Andjar Sari3)


1)
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Nsional Malang
2),3)
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Nsional Malang

Abstrak, Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik yang sangat tinggi.
Senyawa-senyawa organik di dalam limbah cair tersebut berupa protein, karbohidrat, lemak
dan minyak. Berdasarkan analisa limbah cair industri kecil tahu di karangploso diketahui
bahwa limbah cair industri tahu mengandung COD (1247 mg/l), BOD (997 mg/l), TSS
(587,5 mg/l) dan pH 3,7. Oleh sebab itu, limbah cair tersebut harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan untuk mengurangi kandungan pencemar yang menyertai
limbah tersebut. Salah satu koagulan alternatif yang dapat digunakan adalah serbuk biji
kelor. Kegiatan pengabdian ini menggunakan serbuk biji kelor dengan kadar air 10 %.
Variasi dosis koagulan yang digunakan 2000, 3000, 4000, 5000 mg/500 ml limbah cair tahu,
ukuran koagulan 70 mesh dengan pH awal adalah 3,7. Waktu pengandukan optimum yang
diperoleh adalah 2-3 menit dengan penurunan COD 280 mg/L, BOD 112 mg/L, TSS 100,4
pada dosis koagulan 2000 mg/500 ml, dan ukuran partikel koagulan 70 mesh dengan pH
akhir adalah 3,9 , sehingga dapat disimpulkan bahwa biji kelor dapat digunakan sebagai
koagulan yang efektif karena persentase penurunan yang diperoleh di atas 50 %.

Kata Kunci: Limbah Cair Industri Tahu, Biji Kelor, COD, BOD dan TSS

Industri tahu pada umumnya yang menyebabkan unsur hara didalam


tanah menjadi tidak seimbang yang
menghasilkan air limbah yang polutif,
akan berdampak pada bulir padi
dengan kadar BOD 900-3500 mg/l dan
menjadi puso atau kosong (Novarina,
COD 1700-7300 mg/l. Limbah cair
2015). Untuk menurunkan nilai BOD
tahu ini pada umumnya langsung
dan COD limbah, perlu dilakukan
dibuang ke sungai yang menyebabkan
pengurangan zat-zat organik yang
kematian organisme perairan karena
terkandung di dalam limbah sebelum
kekurangan oksigen. Jika dibuang ke
dibuang ke perairan (Jatu, 2010).
sawah akan menghasilkan gas metan

21
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

Tahu merupakan salah satu Dalam kegiatan pengabdian


makanan tradisional yang digemari masyarakat ini akan dilaksanakan
oleh seluruh lapisan masyarakat penyuluhan kepada pemilik maupun
Indonesia. Tahu mengandung gizi karyawan di industri tahu tentang
yang baik diantaranya mengandung mengoptimalkan kinerja serbuk biji
protein, karbohidrat, dan lemak. kelor sebagai koagulan organik dalam
Industri tahu di Indonesia rata-rata menurunkan COD, BOD, TSS (Total
masih dilakukan dengan teknologi Suspended Solid), dan juga turbiditas
yang sangat sederhana sehingga pada limbah cair industri tahu.
tingkat efisiensi penggunaan sumber Pengabdian masyarakat ini
daya (air dan bahan baku) dirasakan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
masih rendah dan tingkat produksi 1. Memberikan informasi tentang
limbahnya juga relatif tinggi. kemampuan optimum serbuk biji
Limbah cair yang dihasilkan kelor sebagai koagulan organik
dari industri tahu mengandung bahan dalam menurunkan COD, BOD,
organik tinggi dan kadar BOD sebesar TSS (Total Suspended Solid),
997 mg/L, COD sebesar 1247 mg/L, dalam limbah industri tahu.
dan TSS yang cukup tinggi sebesar 2. Menambah pengetahuan mengenai
587,5 mg/L, sedangkan menurut pengolahan limbah cair industri
Pergub Jatim tahun 2013 kadar buang tahu di Indonesia.
air limbah yaitu BOD sebesar 150 3. Mengoptimalkan pengolahan
mg/L, COD sebesar 300 mg/L, dan limbah cair industri tahu dengan
TSS sebesar 200 mg/L. Jika limbah menggunakan serbuk biji kelor.
langsung dibuang ke badan air, jelas
sekali akan menurunkan daya dukung Limbah Cair industri Tahu
lingkungan. Sehingga industri tahu Limbah padat industri tahu
memerlukan suatu pengolahan limbah belum dirasakan dampaknya karena
untuk mengurangi resiko beban limbah padat industri tahu bisa
pencemaran yang ada.[subekti sri, dimanfaatkan sebagai pakan ternak..
2011]. [hanry,] Sedangkan limbah cair
Biji kelor dapat dipergunakan merupakan bagian terbesar dan
sebagai salah satu koagulan alami berpotensi mencemari lingkungan.
alternatif yang tersedia secara lokal. Limbah cair industri tahu
Efektivitas koagulasi biji kelor mengandung bahan-bahan organik
ditentukan oleh kandungan protein yang pada umumnya sangat tinggi.
kationik. Keuntungan penggunaan Senyawa-senyawa organik di dalam air
koagulan alami seperti serbuk biji limbah buangan tersebut dapat berupa:
kelor adalah tanaman tersebut mudah - Protein
ditemukan didaerah iklim tropis. - Karbohidrat
Selain itu, koagulan alami dapat - Lemak
membentuk flok yang lebih kuat - Dan minyak
terhadap gesekan pada saat aliran Di antara senyawa-senyawa tersebut,
turbulen dibandingkan dengan protein dan lemaklah yang jumlahnya
koagulan kimia.[S.D.R utami,2012]. paling besar di dalam limbah cair tahu.

22
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

Semakin lama, jumlah dan jenis bahan menghasilkan zat beracun. Bila
organik yang terkandung ini akan dibiarkan begitu saja, air limbah akan
semakin banyak, dalam hal ini akan berubah warnanya menjadi cokelat
menyulitkan pengelolaan limbah, kehitaman dan berbau busuk. Apabila
karena beberapa zat sulit diuraikan air limbah ini merembes ke dalam
oleh mikroorganisme di dalam air tanah yang dekat dengan sumur maka
limbah tahu tersebut.[ayu,2013] air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan
A. Karakteristik Limbah Cair Industri lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke
Tahu sungai maka akan mencemari sungai
Karakteristik buangan industri tahu dan bila masih digunakan akan
meliputi dua hal, yaitu menimbulkan gangguan
- Karakteristik Fisika kesehatan.[coniwanti,2013].
Meliputi padatan total, padatan Selain itu, pencemaran bahan
tersuspensi, suhu, warna, dan organik limbah industri tahu adalah
bau. gangguan terhadap kehidupan biotik.
- Karakteristik kimia Turunnya kualitas air perairan akibat
Meliputi bahan organik, bahan meningkatnya kandungan bahan
anorganik dan gas. organik. [fibria,2007]
Suhu buangan industri tahu berasal
dari proses pemasakan kedelai. Koagulasi-Flokulasi
[coniwanti, 2013] Suhu air limbah Koagulasi-flokulasi merupakan
tahu berkisar 37-45°C, kekeruhan 535- suatu proses yang diperlukan untuk
585 FTU, warna 2.225-2.250 menghilangkan material limbah
Pt.Co,amonia 23,3-23,5 mg/1, BOD5 berbentuk suspense atau koloid.
6.000-8.000 mg/1 dan COD 7.500- Koloid merupakan suatu partikel-
14.000 mg/1. [fibria,2007] Senyawa- partikel yang tidak dapat mengendap
senyawa tersebut mencapai 40% - 60% dalam waktu tertentu dan tidak dapat
protein, 25% – 50% karbohidrat, dan dihilangkan dengan proses perlakuan
10% lemak. Air buangan industri tahu fisika biasa.[coniwanti,2013]
kualitasnya bergantung dari proses Koagulasi itu sendiri adalah
yang digunakan. Apabila air prosesnya proses destabilisasi partikel senyawa
baik, maka kandungan bahan organik koloid dalam limbah cair. Dapat
pada air buangannya biasanya rendah. dikatakan pula suatu proses
Komponen terbesar dari limbah cair pengendapan dengan menambahkan
tahu yaitu protein (Ntotal) sebesar bahan koagulan ke dalam limbah cair
226,06 434,78 mg/l. [coniwanti, 2013] sehingga terjadi endapan pada dasar
B. Dampak Limbah Industri Tahu tangki pengendapan.[suharto,2011]
Limbah cair yang dihasilkan pada Prinsip dasar proses koagulasi
proses pembuatan tahu mengandung adalah terjadinya gaya tarik menarik
padatan tersuspensi maupun terlarut, antara ion-ion negatif disuatu pihak
akan mengalami perubahan fisika, dengan ion-ion positif di pihak lain.
kimia dan akan menimbulkan Yang bertindak sebagai ion negatif
gangguan terhadap kesehatan karena adalah partikel-partikel yang terdiri

23
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

dari zat-zat organik (partikel koloid), kimia dalam dosis yang tinggi dapat
mikoorganisme dan bakteri. menyebabkan endapan yang sulit
[bangun,2013] untuk ditangani. Sehingga koagulan
Sedangkan flokulasi merupakan alami adalah salah satu alternatif yang
proses kelanjutan dari proses dapat digunakan sebagai pengganti
koagulasi, dimana mikroflok hasil koagulan kimia. Koagulan alami yang
koagulasi mulai menggumpalkan biasa digunakan pada umumnya
partikel-partikel koloid menjadi flok- berasal dari biji
flok yang lebih besar yang dapat tanaman.[coniwati,2013]. Syarat
diendapkan dan proses ini dibantu koagulan, yaitu:
dengan pengadukan lambat. 1. Kation trivalen
Proses koagulasi-flokulasi tidak 2. Non toksik
dapat dipisahkan dalam pengolahan 3. Tidak terlarut pada batasan pH
limbah cair industri karena kedua netral
proses ini selalu dilakukan bersama. Pada proses koagulasi, partikel-
Pembentukan makroflok dalam proses partikel koloid menarik ion-ion positif
flokulasi terjadi karena tumbukan- dari zat kimia yang ditambahkan
tumbukan antara partikel sebagai koagulan. Koagulan dengan
koloid.[bangun,2013] konsentrasi yang pekat membentuk
lapisan pada permukaan partikel
Koagulan koloid. Lapisan tersebut dikelilingi
Koagulan adalah bahan kimia oleh ion-ion negatif dan secara
yang dibutuhkan air untuk membantu perlahan-lahan bercampur dengan ion-
proses pengendapan partikel-partikel ion positif. Lapisan ion positif dikenal
kecil yang tak dapat mengendap dengan istilah lapisan kokoh,
dengan sendirinya. Koagulan yang sedangkan lapisan yang mengelilingi
biasa digunakan dalam industri ion positif dikenal dengan lapisan
pengolahan air adalah koagulan kimia difus. Lapisan difus ini kemudian
seperti tawas, PAC, ferri klorida, ferri terkontraksi dan menghilangkan
sulfat, dan polymer kation. Meskipun lapisan kokoh, sehingga menyebabkan
koagulan kimia lebih efektif dari terjadinya gaya tarik-menarik antar
koagulan alami akan tetapi koagulan partikel-partikel koloid.

Gambar 1. Biji Kelor

24
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

Moringa oliefera di Indonesia alternatif yang tersedia secara lokal.


dikenal seabagi kelor. Tumbuhan ini Biji kelor yang dipergunakan adalah
termasuk jenis tumbuhan perdu yang yang matang atau tua yang memiliki
dapat memiliki batang 7-11 meter. kadar air kurang dari 10%.[riko,2013]
Kelor dapat berkembang biak dengan Efektivitas koagulasi biji kelor
baik pada daerah yang mempunyai ditentukan oleh kandungan protein
ketinggian tanah 300-500 meter. kationik. Zat aktif yang terkandung
[indra,2010] Buah kelor berbentuk dalam biji kelor yaitu 4αL-
polong segitiga memanjang sekitar 30- rhamnosyloxy-benzyl-
50 cm, yang biasa disebut klentang. isothiocyanate.[coniwanti, 2013]
buah kelor berisi 15-25 biji berwarna berikut adalah struktur kimia 4αL-
coklat kehitaman. [nila,2013] rhamnosyloxy-benzyl-isothiocyanate:
Biji kelor dapat dipergunakan
sebagai salah satu koagulan alami

Gambar 2. Struktur Kimia 4αL-Rhamnosyloxy-Benzyl-Isothiocyanate


[wahyudi,2012]

Zat aktif itu mampu kebanyakkan koloid di indonesia


mengadsorbsi partikel-partikel air bermuatan listrik negatif, karena
limbah. Dengan pengubahan bentuk banyak berasal dari material organik.
menjadi bentuk yang lebih kecil, maka Ion koagulan dengan muatan serupa
zat aktif dari biji kelor tersebut akan dengan muatan koloid akan ditolak,
semakin banyak karena luas sebaliknya ion yang berbeda muatan
permukaan biji kelor semakin besar. akan ditarik. Prinsip perbedaan muatan
Apabila kandungan air di dalam biji antara koagulan dan koloid inilah yang
kelor besar, maka kemampuannya menjadi dasar proses koagulasi.
dalam menyerap limbah cair semakin Semakin tinggi ion yang berbeda
kecil karena zat aktif tersebut tidak muatan semakin cepat terjadi
berada di permukaan biji kelor tetapi koagulasi [saleh hidayat,2012]
tertutupi oleh air sehingga kelembaban Keuntungan penggunaan
biji kelor harus kecil .[ayu,2013] koagulan alami seperti serbuk biji
Serbuk biji kelor ketika diaduk kelor adalah tanaman tersebut mudah
dengan air, protein terlarutnya ditemukan didaerah iklim tropis.
memiliki muatan positif. Fakta ini Selain itu, koagulan alami dapat
sangat menguntungkan karena membentuk flok yang lebih kuat

25
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

terhadap gesekan pada saat aliran Dalam proses koagulasinya, serbuk


turbulen dibandingkan dengan biji kelor memberikan pengaruh yang
koagulan kimia.[S.D.R utami,2012] kecil terhadap derajat keasaman dan
Koagulan serbuk biji kelor memiliki konduktifitas. Bahan koagulan dalam
keuntungan tambahan yaitu bersifat serbuk biji kelor adalah protein
antimikroba. [syahru rahmadani,2013] kationik yang larut dalam air. Hal ini
Mekanisme yang paling mungkin menunjukkan bahwa larutan ini
terjadi dalam proses koagulasi dengan didominasi oleh tegangan positif
serbuk biji kelor [Moringa oleifera] meskipun merupakan campuran
adalah adsorpsi dan netralisasi heterogen yang kompleks.
tegangan koloid.[hadi purnomo,2012]. [coniwanti,2013].

Tabel 1. Unsur-Unsur Alami Yang Terkandung Per 100 Gram Biji Kelor
Kering
No Komposisi Berat Satuan
1 Air 4.08 gr gram
2 Protein 38.4 gr gram
3 Minyak dan Lemak 34.7 % %
4 Ekstrak 16.4 gr gram
5 Serat 3.5 gr gram
6 Abu 3.2 gr gram

Tabel 2. Unsur-Unsur Kimia Yang Terkandung Biji Kelor


N Komposisi Jumlah (%)
1 Kalsium 3,76
2 Sukrosa 5,5
3 Kalium 1,43
4 Magnesium 0,96
5 CaO 0,4
6 P2O5 1,1
7 K2O 0,8

METODE 1. Pembuatan koagulan serbuk biji


Bahan baku dalam percobaan kelor kadar air 10%
ini adalah limbah cair industri tahu Serbuk biji kelor yang akan
yang dihasilkan dari proses digunakan sebagai koagulan
penggumpalan pada proses pembuatan sebelumnya diturunkan kadar
tahu. Limbah cair yang diambil adalah airnya hingga menjadi 10%. Serbuk
limbah cair tahu berat dari biji kelor terlebih dahulu diayak
Prosedur Penelitian menggunakan ayakan mesh ukuran
70 mesh. Setelah itu serbuk biji

26
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

kelor yang sudah diayak ukuran 70 - Sampel kemudian diaduk


mesh dioven ± 2 jam dengan suhu cepat dengan waktu tertentu
105 oC, setelah itu dilakukan (2,3,4 dan 5 menit) dengan
penimbangan hingga mencapai kecepatan pengadukan 100
kadar 10%. rpm, diikut dengan
2. Proses penurunan BOD, COD, dan pengadukan lambat 40 rpm
TSS pada air limbah industri tahu. selama 15 menit. Setelah
Prosedur penelitian terhadap pengadukan, diendapkan
berbagai variasi dosis koagulan selama 25 menit setelah itu,
terhadap nilai turbidity, TSS, BOD penyaringan denga kertas
dan COD limbah cair industeri tahu saring.
- Sampel limbah cair industri tahu - Setelah sedimentasi dan
- Analisa COD, BOD, TSS dan penyaringan hasil diambil dan
pH untuk sampel awal limbah. dilakukan analisa kembali. Dan
- Limbah dimasukkan ke dalam 4 diambil kesimpulan
buah beaker glass dengan
volume masing-masing 500 ml HASIL DAN PEMBAHASAN
- Penambahan koagulan biji 1. COD
kelor dalam sampel dengan Dari uji analisa sampel ada
dosis tertentu (2000, 3000, beberapa sample yang sesuai
4000, dan 5000 mg/L), dengan standard kelayakan limbah
dilanjutkan dengan proses industri tahu di Jawa Timur,
koagulasi-flokulasi dengan alat berdasar pada PERGUBJATIM-72-
flokulator. 2013, didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Analisa Sampel Tentang COD


Massa Nilai COD (mg/L)
20 menit 40 menit 60 menit 80 menit
Waktu
100 gram 32 288 416 512
200 gram 160 290 736 832
300 gram 192 305 800 864
400 gram 256 320 832 896

27
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

Gambar 4. Hasil Uji Analisa Tentang COD

Chemical Oxygen Demand atau proses penyerapan, setelah waktu


kebutuhan oksigen kimia (KOK) optimum didapatkan maka proses
adalah jumlah oksigen (mgO2) yang penyerapan cenderung berkurang, hal
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat dikarenakan adanya kemungkinan
organik yang ada dalam satu liter sebagian kecil dari adsorben ikut
sampel air. Nilai COD yang terbawa oleh larutan sehingga
diperbolehkan untuk industri tahu kemampuan penyerapan berkurang.
berdasarkan PERGUBJATIM-72-2013 Selain itu juga disebabkan adsorben
adalah 300 mg/L. Dari hasil analisa telah mencapai titik jenuh dalam
sample ada beberapa sample yang proses adsorpsi, sehingga proses
tidak memenuhi ambang batas nilai penyerapan menurun setelah tercapai
COD berdasarkan PERGUBJATIM- waktu optimum.
72-2013. Waktu kontak optimum pada Waktu kontak berbanding lurus
penelitian ini adalah 20 menit, pada dengan bertambahnya massa dimana
waktu kontak 0-20 menit terjadi semakin banyak semakin banyak
penurunan kadar COD yang massa adsorben semakin tinggi pula
signifikan. Penurunan nilai adsorbsi kadar COD, hal ini disebabkan karena
terjadi secara terus menerus pada massa arang aktif sekam padi yang
waktu kontak 40-80 menit. Hal ini diberikan terlalu banyak sehingga
sesuai dengan teori yang telah antar arang aktif sendiri saling
diuraikan diatas bahwa semakin lama berdesakan dan menyebabkan interaksi
waktu kontak akan semakin baik arang aktif sekam padi dengan limbah
dalam proses adsorbsi hingga cair tahu kurang efektif.
didapatkan waktu optimum dalam

28
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

Pada penelitian ini didapatkan waktu 2. BOD


kontak optimum adalah 20 menit Dari uji analisa sampel sesuai dengan
dengan massa adsorben optimum 100 standard kelayakan limbah industri
gram. Dimana terjadi penurunan yang tahu di Jawa Timur, berdasar pada
signifikan dari nilai COD limbah awal PERGUBJATIM-72-2013, didapatkan
adalah 992 mg/L menjadi 32 mg/L. hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Analisa Sampel Tentang BOD


Massa Nilai BOD (mg/L)
Waktu 20 menit 40 menit 60 menit 80 menit
100 gram 16,6 25 47 59,5
200 gram 27,6 31,6 39,9 48,7
300 gram 50,6 54,8 57,5 61,1
400 gram 66 72,3 75,7 81,9

Gambar 5. Hasil Uji Analisa Tentang BOD

Biochemical Oxygen Demand sebesar 150 mg/L. Dari hasil analisa


menunjukkan jumlah oksigen terlarut sample, semua sample memenuhi
yang dibutuhkan oleh organisme hidup standart kelayakan berdasarkan
untuk memecahkan atau mengoksidasi PERGUBJATIM-72-2013. Dengan
bahan-bahan buangan dalam air. Nilai waktu kontak optimum 20 menit. Hal
BOD berdasarkan PERGUBJATIM- ini sesuai dengan teori yang telah
72-2013 yang diperbolehkan adalah dijelaskan di tinjauan pustaka bahwa

29
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

semakin lama waktu kontak akan Semakin banyak massa yang


semakin baik dalam proses adsorbsi ditambahkan maka semakin tinggi
hingga didapatkan waktu optimum pula nilai BOD yang didapatkan. Hal
dalam proses penyerapan, setelah ini sesuai dengan teori yang telah
waktu optimum didapatkan maka dijelaskan bahwa massa arang aktif
proses penyerapan cenderung sekam padi yang diberikan terlalu
berkurang, hal dikarenakan adanya banyak sehingga antar arang aktif
kemungkinan sebagian kecil dari sendiri saling berdesakan dan
adsorben ikut terbawa oleh larutan menyebabkan interaksi arang aktif
sehingga kemampuan penyerapan sekam padi dengan limbah cair tahu
berkurang. Selain itu juga disebabkan kurang efektif.
adsorben telah mencapai titik jenuh Setelah dilakukan uji analisa
dalam proses adsorpsi, sehingga pendahuluan dan analisa terhadap hasil
proses penyerapan menurun setelah pengabdian yang dilakukan, maka
tercapai waktu optimum. secara menyeluruh dapat digambarkan
melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Perbandingan uji analisa pendahuluan dengan hasil penelitian


Parameter Nilai Awal Nilai Akhir Selisih
COD (mg/L) 992 32 960
BOD (mg/L) 180 16,6 163,4

Data diatas menunjukkan bahwa arang dikarenakan adsorben telah jenuh


aktif dari sekam padi, layak digunakan dan mengalami desorbsi serta antar
untuk proses adsorbsi limbah cair arang aktif sendiri saling
industri tahu. berdesakan sehingga interaksi
arang aktif dengan limbah cair tahu
KESIMPULAN DAN SARAN kurang efektif.
Kesimpulan 3. Massa aktif arang aktif sekam padi
1. Proses adsorpsi limbah cair industri rata-rata adalah sekitar 20 menit.
tahu menggunakan adsorben arang Setelah itu diduga arang aktif
aktif dari sekam padi dengan sekam padi telah atau mulai
ukuran partikel 100 mesh, dapat mengalami kejenuhan.
menurunkan kadar COD dan BOD. 4. Massa arang aktif optimum adalah
Penggunaan arang aktif dari sekam 100 gram. Semakin banyak massa
padi yang tepat akan menyerap adsorben yang ditambahkan
polutan-polutan yang ada pada semakin tinggi pula nilai COD
limbah dengan maksimal. dan BOD, hal ini disebabkan
2. Semakin lama waktu kontak dan karena massa arang aktif sekam
semakin banyak massa adsorben padi yang diberikan terlalu
maka semakin tinggi pula kadar banyak sehingga antar arang aktif
COD dan BOD. Hal ini sendiri saling berdesakan dan

30
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny

menyebabkan interaksi arang Purnawan, Candra, dkk. Penurunan


aktif sekam padi dengan limbah kadar protein limbah cair tahu
cair tahu kurang efektif. dengan pemanfaatan karbon
bagasse teraktivasi.Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Manusia dan Lingkungan, Vol.
Buhani. Modifikasi Silika Dengan 21, No.2, Juli 2014: 143-148
Aminopropiltrimetoksisilan Putra ,Riandy, dkk. Adsorpsi Ion
Melalui Proses Sol Gel Untuk Mn(II) Pada Zeolit yang
Adsorpsi Ion Cd(Ii) Dari Disintesis dari Abu Dasar
Larutan. J. Sains MIPA, Batubara Termodifikasi Ditizon.
Desember 2010, Vol. 16, No. 3, Prosiding Seminar Nasional
Hal.: 177 – 183 ISSN 1978- Teknik Kimia “Kejuangan”
1873 ISSN 1693-4393 Pengembangan
Handayani, Novarina Irnaning, Teknologi Kimia untuk
dkk. Teknologi pengolahan Pengolahan Sumber Daya Alam
limbah cair industri tahu sebagai Indonesia Maret 2015
sumber energi dan mengurangi Swastha, Jatu Taufiq.
pencemaran air. Seminar Kemampuang Arang Aktif Dari
Nsional Pangan Lokal, Bisnis Kulit Singkong da Dari Tongkol
dan Eko-Industri semarang. 1 Jagung Dalam Penurunan Kadar
Agustus 2015 COD dan BOD Limbah Pabrik
Irmanto, Suyata. Penurunan Kadar Tahu. Semarang 2010
Amonia, Nitrit, dan Nitrat W. J. Weber Jr. Adsorption
Limbah Cair Industri Tahu processes. The university of
Menggunakan Arang Aktif Dari michigan, USA.
Ampas Kopi. Jurnal Molekul,
Vol. 4. No. 2. November, 2009 :
105 - 114 105 Jatyaraga,
Bagas Arya, dkk. Pengaruh
massa magnesium silikat
(magnesol) dan waktu
operasi pada proses
pemurnian biodiesel.
Peraturan Gubenur Jawa
Timur Nomor 72 Tahun
2013. 2013. Jawa Timur.

31

Anda mungkin juga menyukai