ABSTRACT
Kandungan zat organik dalam air limbah tahu berpotensi mencemari lingkungan,
sehingga perlu adanya pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu upaya awal
untuk menangani hal tersebut adalah melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan
melakukan identifikasi cemaran Limbah cair tahu tersebut, khususnya pada limbah tahu
industry rumahan UD.Sudama yang berada di Kabupaten Jember. Metode penelitian ini
dilakukan dengan mengambil sampel air limbah industri tahu langsung di tempat industri.
Pengujian yang dilakukan meliputi parameter DO0, DO5, BOD, COD, TSS, TDS, IMHOFF,
Kekeruhan, Kesadahan, Alkalinitas, pH, Suhu dan Daya Hantar Listrik. Hasil pengujian pada
limbah cair industry tahu UD.Sudama yaitu nilai parameter berurutan dari DO, BOD, COD,
TSS, TDS, IMHOFF, Kekeruhan, Kesadahan Sementara, Kesadahan Total, Alkalinitas, pH,
Suhu dan Daya Hantar Listrik adalah 6.818 mg/L, 3.977 mg/L, 3.917,25 mg/L, 15.900 mg/L,
1.300 mg/L, 338,5 mg/L, 1,2 mg/L, 396,67 NTU, 166 ppm, 1 mg/L, 60,48 mg/L CaCO 3, 4,43,
27,7°C dan 2.246 µS/cm. Hasil yang didapat dalam pengujian, air limbah tahu telah melewati
batas Baku mutu dari Kementerian Lingkungan Hidup yaitu peraturan KepMen LH Nomor 5
Tahun 2014 tentang Kegiatan Industri Tahu.
Kata Kunci: Industri Tahu, Limbah cair, DO, BOD, COD, TSS,TDS, IMHOFF, Kekeruhan,
Kesadahan, Alkalinitas, pH, Suhu, dan Daya Hantar Listrik
gggjkjk
Tommy EC Firmansyah
1
Laporan Jurnal Praktikum Sistem Manajemen Lingkungan
Jurnal Manajemen Lingkungan Vol. 1, (November 2019)
akibat buangan industri yang tidak Limbah tahu mempunyai kandungan 8640
memenuhi standard baku mutu yang telah mg/L COD, 297,5 mg/L total Nitrogen,
ditetapkan. Industri tahu adalah salah satu rasio COD : N yaitu 203 : 7 (Myrasandri
industri skala kecil dan menengah yang dan Syafila, 2012). Bila air limbah tahu
juga mengalami perkembangan cukup langsung dibuang ke sungai akan
pesat. Saat ini di Indonesia terdapat 84,000 menyebabkan pencemaran, merusak
unit industri tahu dengan kapasitas habitat biota serta mengurangi estetika
produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun (Indah et all, 2014).
yang tersebar di seluruh Indonesia Jika dibandingkan dengan nilai
terutama di Pulau Jawa. ambang batas yang diperbolehkan dalam
Permasalahan yang timbul adalah peraturan KEP-51/MENKLH/10/1995
perkembang industri tahu tersebut tidak untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan
diiringi dengan kesadaran lingkungan yang industri3), yaitu BOD : 50 mg/l, COD: 100
memadai. Industri tahu pada umumnya mg/l, TSS: 200 mg/l dapat dilihat dengan
merupakan industri rumah tangga yang sangat jelas bahwa limbah cair tahu telah
membuang hasil limbahnya secara melewati batas ambang yang
langsung kelingkungan tanpa didahului diperbolehkan. Untuk dapat memenuhi
dengan pengolahan, sehingga sangat baku mutu yang dipersyaratkan, limbah
berpotensi menimbulkan pencemaran. cair tahu harus diolah dengan
Limbah industri tahu ini dapat berupa menggunakan teknologi yang tepat.
limbah padat dan cair, tetapi limbah cair Teknologi yang digunakan dapat dilakukan
memiliki tingkat pencemaran lebih besar dalam proses dengan menggunakan prinsip
dari pada limbah padat. in pipe, yakni dengan peningkatan efisiensi
Karakteristik limbah cair industri proses produksi sehingga limbah yang
tahu meliputi dua hal, yaitu karakteristik keluar dapat dikurangi kandungan
fisika dan kimia. Karakteristik Fisika organiknya sejak awal. Teknologi
meliputi padatan total, padatan tersuspensi, terbarukan dalam penanganan limbah
suhu, warna, dan bau. Karakteristik kimia diperlukan dalam mengolah limbah supaya
meliputi bahan organik, bahan anorganik memenuhi baku mutu atau bahkan
dan gas. digunakan kembali menjadi produk yang
Limbah tahu mengandung bahan lain (Waste to Product) misalnya energy
organik yang tinggi, dikarenakan bahan atau dikenal dengan istilah waste to
baku pembuatan tahu (kedelai) energy.
mengandung protein hingga 40 – 60%. Pada saat sekarang ini industri tahu
gggjkjk
Tommy EC Firmansyah
1
Laporan Jurnal Praktikum Sistem Manajemen Lingkungan
Jurnal Manajemen Lingkungan Vol. 1, (November 2019)
tempe masih banyak merupakan industri mengatasi pencemaran dari limbah yang
kecil skala rumah tangga yang tidak dihasilkan industri tahu tersebut.
dilengkapi dengan unit pengolah air METODOLOGI PENELITIAN
limbah. Pengolahan limbah masih Praktikum penelitian identifikasi
merupakan beban bagi pengrajin, terutama limbah melalui berbagai uji meliputi
biaya perawatannya. Hal ini dikarenakan parameter DO0, DO5, BOD, COD, TSS,
masih kurangnya pembinaan kepada para TDS, IMHOFF, Kekeruhan, Kesadahan,
pelaku industri tahu tersebut, sehingga Alkalinitas, pH, Suhu dan Daya Hantar
limbah yang tercipta dari pengolahan tahu Listrik dilaksanakan pada hari Rabu, 23
tersebut langsung dibuang ke badan Oktober 2019 Pukul 14.00 – 20.00 WIB;
lingkungan. Jika hal ini terus menerus Jumat, 25 Oktober 2019 Pukul 14.00 –
dilakukan, maka akan dapat menimbulkan 20.00 WIB dan Rabu 30 Oktober 2019
efek negatif kepada lingkungan, yaitu Pukul 13.30 – 20.00 WIB di Laboratorium
tercemarnya perairan maupun udara Kualitas Air TPKL Fakultas Teknologi
disekitar industri tahu tersebut, karena Pertanian Universitas Jember.
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Alat dan Bahan
limbah cair tahu tersebut sangat berbau Bahan yang digunakan dalam setiap
dan mengandung bahan pencemar yang parameter uji limbah cair tahu dan alat
tinggi. yang digunakan berbeda beda sesuai
Penelitian ini bertujuan untuk dengan parameter uji yang dilakukan
mengetahui nilai cemaran yang berasal antara lain yaitu:
dari limbah cair tahu di industri rumahan 1. Pengukuran Uji DO dan BOD
produksi tahu UD.Sudama yang terletak di Alat yang digunakan untuk penentuan
Desa Arjasa Kabupaten Jember. Desa ini DO dan BOD antara lain Erlenmenyer,
hanya ada 2 industri tahu, yang pada tahun Corong, Cawan Gooch, Cawan
2019 industri tahu skala kecil dengan total Alumunium, neraca Analitik, Oven,
kapasitas produksi hingga mencapai 250 Desikator, Alat Titrasi, Pipet, kertas
kg per harinya. Berkembangnya industri saring, Botol Winkler. Bahan yang
tahu di ini, disamping telah menjadi motor digunakan aquades, Alkali-iodida-Azida,
penggerak ekonomi desa, disisi lain telah Indikator Kanji atau Amilum 5%, MnSO4
memicu timbulnya permasalahan 50%, Na2S2O2 0,025 N.
lingkungan yang serius akibat dari 2. Pengukuran Uji COD
pembuangan Sehingga diharapkan dapat Alat yang digunakan untuk penentuan
diambil tindakan berupa penanggulangan COD antara lain Spektrofotometer, labu
gggjkjk
Tommy EC Firmansyah
1
Laporan Jurnal Praktikum Sistem Manajemen Lingkungan
Jurnal Manajemen Lingkungan Vol. 1, (November 2019)
takar 500 ml atau 1000 ml, reaktor COD, aquadest, H2SO4, NaOH 0,1 N dan
reagen COD (LR, MR atau HR) Natrium Karbonat.
3. Pengukuran Uji TSS 8. Pengukuran Uji Alkalinitas
Penentuan TSS menggunakan gelas Penentuan parameter alkalinitas
ukur, oven, desikator, neraca analitik, menggunakan alat erlenmenyer 250 ml,
botol sampel, cawan, dan pipet, sedangkan pipet, buret, dna labu takar. Bahan lain
bahan yang digunakan yaitu sampel air yang digunakan yaitu aquadest, H2SO4
minum isi ulang dan kertas saring 0,45 0,1 N, indikator phenolphthalein (PP),
µm. Metil orange atau metil jingga.
4. Pengukuran Uji TDS 9. Pengukuran pH
Alat yang digunakan pada penentuan Pada penentuan pH, digunakan alat
TDS antara lain gelas ukur, oven, berupa pH meter portable, pH meter
desikator, neraca analitik, botol sampel, dengan elektroda gelas kombinasi, dan
cawan, pipet, dan TDS meter, sedangkan multiparameter, sedangkan bahan yang
bahan yang digunakan yaitu sampel air digunakan yaitu limbah cair dan aquadest.
minum isi ulang dan kertas saring 0,45 10. Pengukuran Suhu
µm. Pada pengukuran suhu digunakan
5. Pengukuran Uji IMHOFF beberapa alat, yaitu multiparameter dan
Penentuan parameter zat padat gelas beaker 500 ml. Sedangkan bahan
terendap menurut Imhoff menggunakan yang digunakan, yaitu sampel limbah.
alat kerucut Imhoff, alat-alat yang 11. Pengukuran Uji Daya Hantar Listrik
digunakan untuk analisis zat padat Penentuan parameter daya hantar
tersuspensi. listrik alat yang digunakan yaitu
6. Pengukuran Uji Kekeruhan konduktometer dengan sel platina pada
Penentuan parameter kekeruhan multiparameter, gelas beker 500ml, dan
menggunakan alat yaitu turbidimeter TN- termometer. Bahan lain yang digunakan
100 dan cuvet. Sedangkan bahan lain yang yaitu limbah cair dan aquadest.
digunakan yaitu aquadest. Metode Kerja
7. Pengukuran Uji Kesadahan Tahapan analisa dimulai dari
Penentuan kesadahan sementara dan menyiapkan alat dan bahan untuk masing-
kesadahan tetap menggunakan alat masing parameter uji. Berikutnya
erlenmenyer 250 ml, desikator, Column melakukan analisis parameter sesuai
chromatograpy, Labu takar dan pipet. dengan prosedur kerja yang telah
Bahan lain yang digunakan adalah ditentukan. Kemudian melakukan
gggjkjk
Tommy EC Firmansyah
1
Laporan Jurnal Praktikum Sistem Manajemen Lingkungan
Jurnal Manajemen Lingkungan Vol. 1, (November 2019)
DO0 Limbah Cair Tahu dari DO0 namun pada hasil yang didapatkan
6.818
Pengulangan 1 justru terjadi perbedaan, Menurut Nusanthary
DO0 Limbah Cair Tahu
6.704 et al (2012) menyatakan bahwa perbandingan
Pengulangan 2
selisih yang jauh dari DO 0 ke DO5 atau
DO5 Limbah Cair Tahu
0 sebaliknya dapat dilihat dari prosedur yang
Pengulangan 1
DO5 Limbah Cair Tahu digunakan, secara manual banyak terjadi hal
3.977
Pengulangan 2 yang riskan terjadi pada pengujian DO selain
BO0 Aquadest 5.909 itu jenis limbah yang digunakan sebagai
BO5 Aquadest 8.998
Berdasarkan data hasil dari tabel diatas dapat sampel juga menentukan hasil dari nilai DO 0
diketahui bahwa nilai DO0 pada sampel ke DO5.
limbah cair tahu lebih besar jika dibandingkan Biological Oksigen Demand (BOD)
dengan aquadest. Hal ini menunjukan bahwa Tabel 3. Hasil Pengukuran Uji BOD Limbah
mikroorganisme yang ada dapat melakukan Cair Tahu
aktifitas menggunakan oksigen lebih banyak Baku
pada aquadest. Selain itu, pada DO5 terjadi Jenis Sampel ƠT(mg/L) Mutu
kesalahan yang diakibatkan oleh kurang teliti (mg/L)
Limbah Cair
dan hati hati praktikan dalam melakukan 3.917,25 150
Tahu
prosedur Uji DO hal ini berkemungkinan
Berdasarkan data hasil dari tabel diatas dapat
terdapat oksigen yang masuk pada tabung
diketahui bahwa nilai BOD pada sampel
winkler sebelum diinkubasi selama 5 hari
limbah cair tahu jauh lebih besar jika
yang menimbulkan hasil pada DO5 bernilai 0
dibandingkan dengan baku mutu. Hal ini
pada pengulangan 1. Namun pada
menunjukan bahwa sampel limbah terlampau
pengulangan 2 menghasilkan nilai yang cukup
jauh melewati batas wajar BOD yang telah
fantastis yaitu 3.977 mg/L jika dibandingkan
diatur oleh Permen.LH/No.5/Thn.2014 yang
dengan hasil dari BO5 pada aquadest bernilai
menyatakan bahwa baku mutu BOD limbah
8.998 mg/L . Hal ini menunjukan bahwa hasil
tahu sebesar 150 mg/L yang mengindikasi
dari limbah cair tahu lebih kecil dibandingkan
bahwasanya oksigen yang digunakan oleh
pembandingnya yaitu aquadest yang artinya
mikroorganisme dalam limbah cair tahu
pada proses inkubasi selama 5 hari tersebut
sangatlah besar untuk dapat mengoksidasi zat
pada ruangan tertutup dan suhu dingin yang
terlarut dalam air.
bertujuan untuk menghambat aktivitas dan
Chemical Oksigen Demand (COD)
pertumbuhan mikroorganisme dalam sampel
Tabel 4. Hasil Pengukuran Uji COD Limbah
sehingga jumlahnya sama atau tidak
Cair Tahu
terlampau jauh dari sebelum di inkubasi
Baku
sehingga dapat diindikasikan bahwa jumlah Hasil
Jenis Sampel Mutu
oksigen yang digunakan oleh (mg/L)
(mg/L)
mikroorganisme selama inkubasi hanyalah Limbah Cair 15.900 300
gggjkjk
Tommy EC Firmansyah
1
Laporan Jurnal Praktikum Sistem Manajemen Lingkungan
Jurnal Manajemen Lingkungan Vol. 1, (November 2019)
diketahui bahwa nilai IMHOFF sebesar 1, Berdasarkan data hasil dari tabel diatas dapat
mg/L yang menunjukan bahwa hasil yang diketahui bahwa kesadahan sementara sebesar
didapatkan cukup kecil yang artinya jika 166 ppm dan kesadahan tetap 1 mg/L. Dari
limbah semakin banyak endapan yang hasil ini jika dibandingkan dari nilai
dihasilkan maka akan berdampak semakin kesadahan sementara dan tetap telah
buruk untuk menjadi pencemar bagi menunjukan kesesuaiannya. Tujuan Uji
lingkungan dan korelasinya pun pada Kesadahan pada limbah Cair yaitu untuk
kekeruhan yang semain tinggi sehingga dari mengetahui tingkat mineral Ca dan Mg dari
hasil tersebut masihlah wajar karena endapan larutan. Jika ditinjau dari baku mutu yang
hanyalah cukup kecil prosentasenya dari total ditetapkan oleh Permenkes Nomor
1 L limbah cair tahu. 416/MENKES/PER/IX/1990 nilai standar
kesadahan harulah kurang dari 300 mg/L
Kekeruhan sehingga hasil yang telah didapatkan
Tabel 8. Hasil Pengukuran Uji Kekeruhan menunjukan bahwa kesadahan pada limbah
Limbah Cair Tahu cair tahu masih tergolong aman untuk
Jenis Sampel Hasil (NTU) lingkungan dan tidak berpotensi menimbulkan
Limbah Cair Tahu 396,67 pencemaran.
Berdasarkan data hasil dari tabel tersebut
Alkalinitas
dapat diketahui bahwa nilai Kekeruhan
Tabel 10. Hasil Pengukuran Uji Alkalinitas
didapatkan sebesar 396,67 NTU yang
Limbah Cair Tahu
menunjukan bahwa hasil telah sesuai jika
Alkalinita Alkalinita
dibandingkan dengan hasil dari uji IMHOFF
s s Total
yang telah dilakukan dimana endapan yang
Jenis Sampel Sementar (mg/L
dihasilkan akan langsung berdampak pada
a (mg/L CaCO3)
nilai kekeruhan yang didapatkan dengan
CaCO3)
demikian hasil telah sesuai. Penelitian lain
Limbah Cair
pun menyatakan bahwa semakin banyak - 60,48
Tahu
kandungan koloid maka semakin keruh Berdasarkan data hasil dari tabel diatas dapat
sampel yang dihasilkan (Sianturi, 2008). diketahui bahwa tidak didapatkan hasil
Kesadahan alkalinitas sementara dan didapatkan hasil
Tabel 9. Hasil Pengukuran Uji Kesadahan pada alkalinitas tetap sebesar 60,48 mg/L
Limbah Cair Tahu CaCO3. Tujuan dari uji alkalinitas yaitu untuk
Kesadaha Kesadaha mengetahui kemampuan limbah cair dalam
n n Tetap menetralkan asam dan basa. Dari hasil ini
Jenis Sampel
Sementar (mg/L) dapat diketahui bahwa kemampuan limbah
a (ppm) cair tahu dalam menetralkan asam sebesar
Limbah Cair 60,48 mg/L CaCo3 yang berati sampel limbah
166 1
Tahu
gggjkjk
Tommy EC Firmansyah
1
Laporan Jurnal Praktikum Sistem Manajemen Lingkungan
Jurnal Manajemen Lingkungan Vol. 1, (November 2019)
cair ini bersifat basa. Menurut Sutisna (1995) Berdasarkan data hasil dari tabel diatas dapat
Nilai Alkalinitas perairan alami hampir tidak diketahui bahwa limbah cair tahu memiliki
pernah melebihi 500 mg/L CaC, Sehingga dari tingkat daya hantar listrik yang cukup begitu
hasil tersebut limbah cair tahu masih besar yaitu 2.246 µS/cm. Daya hantar listrik
tergolong aman untuk lingkungan dan tidak merupakan kemampuan suatu cairan untuk
berpotensi besar dalam pencemaran. menghantarkan arus listrik. Menurut Wenno
pH dan Suhu et al. (2012) Pengukuran daya hantar listrik
Tabel 11. Hasil Pengukuran Uji pH dan Suhu bertujuan untuk menukur kemampuan ion-ion
Limbah Cair Tahu dalam limbah cair untuk menghantarkan
Bak listrik serta memprediksi kandungan mineral
Suhu u dalam air. Menurut Efendi. (2003) nilai daya
Jenis Sampel pH
(°C) Mut hantar listrik perairan yaitu 20-1500 µS.
upH Sehingga dari hasil yang didapat limbah cair
Limbah Cair tahu memiliki daya hantar listrik yang sangat
27,7 4,43 6-9
Tahu baik dengan hasil yang cukup begitu besar
Berdasarkan data hasil dari tabel diatas dapat
namun jika hanya pada konsentrasi limbah
diketahui bahwa limbah cair tahu memiliki
cair saja yang mencemari lingkungan tanpa
Suhu sebesar 27,7 °C dan pH sebesar 4,43.
adanya bahan lain kemungkinan lain dapat
Tujuan Uji pH yaitu untuk mengetahui tingkat
berimbas buruk mengenai aliran listrik yang
derajat keasaman yang dimiliki oleh limbah
mudah tersalurkan melalui limbah cair dengan
ini. Hasil suhu relatif normal seperti suhu
konsentrasi tinggi.
ruang yang berkisar pada rentang suhu
PENUTUP
tersebut namun untuk pH melebihi ambang
batas yang telah diatur dan ditetapkan oleh Kesimpulan
Permen.LH /No.5 /Thn.2014 yaitu baku mutu Nilai hasil uji air limbah industri tahu
untuk pH Limbah cair tahu untuk sebesar 6- parameter DO0, DO5, BOD, COD, TSS, TDS,
9.dari hasil pH yang didapatkan dibawah baku IMHOFF, Kekeruhan, Kesadahan, Alkalinitas,
mutu yaitu sebesar 4,43 yang mengindikasi pH, Suhu dan Daya Hantar Listrik pada
sifat limbah yang sangat asam. Hal ini dapat industri rumahan tahu UD.Sudama beberapa
menimbulkan pencemaran jika dalam jumlah parameter menunjukkan nilai yang melebihi
besar limbah cair tahu mengkontaminasi batas kadar maksimal yang diijinkan, sehingga
lingkungan sekitar yang dapat berdampak dapat mencemari badan perairan sekitar jika
besar bagi lingkungan. dilakukan terus menerus. Sebaiknya sebelum
Daya Hantar Listrik (EC) air limbah dibuang di badan perairan, terlebih
Tabel 12. Hasil Pengukuran Uji Daya Hantar dahulu dilakukan pengolahan agar dapat
Listrik Limbah Cair Tahu mengurangi kadar cemaran dan lebih aman
Jenis Sampel Hasil (µS/cm) terhadap lingkungan.
Limbah Cair Tahu 2.246
gggjkjk
Tommy EC Firmansyah
1
Laporan Jurnal Praktikum Sistem Manajemen Lingkungan
Jurnal Manajemen Lingkungan Vol. 1, (November 2019)