Anda di halaman 1dari 32

Bensin terdiri dari campuran kompleks hidrokarbon.

Sebagian besar adalah alkana


dengan 4-10 atom karbon per molekul. Jumlah yang lebih kecil dari senyawa aromatik
yang ada. Alkena dan alkuna juga dapat muncul dalam bensin. Bensin yang paling
sering diproduksi oleh distilasi fraksional minyak bumi, juga dikenal sebagai minyak
mentah (itu juga dihasilkan dari batubara dan minyak serpih). Minyak mentah
dipisahkan sesuai dengan titik didih yang berbeda ke dalam fraksi. Proses distilasi
fraksional menghasilkan sekitar 250 mL bensin untuk setiap liter minyak mentah. Hasil
bensin dapat digandakan menjadi dua kali lipat dengan mengubah fraksi titik didih yang
lebih tinggi atau lebih rendah menjadi hidrokarbon dalam kisaran bensin.
Dua proses utama yang digunakan untuk melakukan konversi ini adalah
cracking(cracking adalah proses pemecahan molekul hidrokarbon yang kompleks
menjadi hidrokarbon yang lebih ringan) dan isomerisasi.
Dalam cracking, fraksi berberat molekul tinggi dan katalis dipanaskan sampai titik di
mana ikatan karbon-karbon putus. Produk dari reaksi termasuk alkena dan alkana
dengan berat molekul yang lebih rendah daripada yang muncul dalam fraksi aslinya.
alkana dari reaksi cracking ditambahkan ke bensin untuk meningkatkan hasil bensin
dari minyak mentah. Contoh dari reaksi cracking adalah:
alkana C13H28 (l) alkana C8H18 (l) + alkena C2H4 (g) + alkena C3H6 (g)
Dalam proses isomerisasi, alkana rantai lurus diubah menjadi isomer rantai bercabang,
yang membakar lebih efisien. Misalnya, pentana dan katalis dapat bereaksi untuk
menghasilkan 2-methylbutane dan 2,2-dimethylpropane. Juga, beberapa isomerisasi
terjadi selama proses cracking, yang meningkatkan kualitas bensin.
Dalam mesin pembakaran internal, kompresi campuran bensin-udara campuran
memiliki kecenderungan untuk menyalakan secara prematur daripada membakar
dengan lancar. Hal ini menciptakan ketukan(istilah untuk nyala mesin) mesin. Angka
oktan bensin adalah ukuran ketahanan untuk menyala. Angka oktan ditentukan dengan
membandingkan karakteristik bensin untuk isooctane (2,2,4-trimethylpentane) dan
heptana. Isooctane diberikan sebuah angka oktan 100. Ini adalah senyawa yang
bercabang dan membakar dengan lancar, dengan sedikit penyalaan. Di sisi lain,
heptana diberi nilai oktan dari nol. Ini adalah senyawa tak bercabang dan nyalanya
buruk. bensin biasa memiliki angka oktan sekitar 70. Dengan kata lain, bensin memiliki

sifat nyala yang sama campuran isooctane 70% dan 30% heptana. Cracking,
isomerisasi, dan proses lainnya dapat digunakan untuk meningkatkan nilai oktan bensin
menjadi sekitar 90. agen anti-nyala dapat ditambahkan untuk lebih meningkatkan nilai
oktan. Tetraetil timbal, Pb (C2H5) 4, adalah salah satu agen tersebut, yang
ditambahkan ke gas pada kecepatan hingga 2,4 gram per galon bensin. Namun
peraliha ke bensin tanpa timbal telah mewajibkan penambahan senyawa lain yang lebih
mahal, seperti aromatik dan alkana bercabang , untuk mempertahankan angka oktan
tinggi.
Pompa bensin di beberapa negara biasanya menunjukkan nomor oktan sebagai ratarata dari dua nilai yang berbeda. Sering kali Anda mungkin melihat nilai oktan dikutip (R
+ M) / 2. Salah satu nilai research octane number (RON), yang ditentukan dengan
mesin uji berjalan pada kecepatan rendah 600 rpm. Nilai lainnya adalah motor octane
number (MON), yang ditentukan dengan mesin uji berjalan pada kecepatan yang lebih
tinggi dari 900 rpm. Jika, misalnya, bensin yang memiliki RON dari 98 dan MON dari 90,
maka angka oktan ditulis akan menjadi rata-rata dari dua nilai atau 94.
Bensin oktan tinggi tidak selalu mengungguli bensin beroktan rendah dalam mencegah
deposito mesin dari pembentukan, menghilangkan , atau membersihkan mesin dari
endapan.
Jadi Bilangan oktan didasarkan pada ketahanan bahan bakar untuk tahan terhadap
nyala, semakin tinggi bilangan oktan, maka akan semakin tahan terhadap pembakaran.
Bilangan oktan yang rendah berarti bensin diberi sedikit nyala saja akan langsung
terpicu terbakar dengan banyak atau tak terkendali.
Komponen utama bensin adalah n-heptena (C7H16) dan isooktana (C8H18). Kualitas
bensin ditentukan oleh kandungan isooktana (bilangan oktan). Bilangan oktan untuk nheptana = 0 dan isooktana = 100.
Fungsi kandungan isooktana pada bensin:
1.Mengurangi ketukan (knocking) pada mesin
2.Meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga energi yang dihasilkan lebih besar.
Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan:
1.Memperbesar kandungan isooktana
2.menambah zat akditif antiketukan (TEL, MTBE dan etanol).
*Tetraethylleed (TEL) Pb(C2H5)4
Untuk mengubah Pb dari padat ke gas ditambahkan zat adiktif lain yaitu etilen bromida

(C2H5Br) yang nantinya akan bereaksi membentuk uap PbBr2. Namun Pb nantinya dapat
membahayakan kesehatan karna merupakan logam berat.
*Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE)
Memiliki bilangan oktan 118, dan lebih aman disbanding TEL karena tidak mengandung
logam berat namun tetap berpotensi mencemari lingkungan karena sulit diuraikan
Mikroorganisme.
*Etanol
Memiliki bilangan oktan 123 dan lebih unggul disbanding TEL dan MTBE karena tidak
mencemari udara dan mudah diuraikan mikroorganisme. Selain itu bahan baku untuk
membuat etanol juga dari fermentasi tumbuh-tumbuhan yang melimpah dialam dan dapat
dibudidayakan.
Kegunaan minyak bumi dan Residunya
1.Kegunaan Minyak Bumi
a.Bahan Bakar Gas
Terdapat 2 jenis gas dalam bentuk cair untuk bahan bakar:
- Liquifed Natural Gas (LNG)
Gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan 10% etana
- Liqufied Petroleum Gas (LPG)
Dikenal dengan gas elpiji dengan koponen utama propana (C3H8) dan Butana (C4H10)
Umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri, selain itu juga digunakan
sebagai bahan baku pembuatan plastik dan zat adiktif bensin.
b.Pelarut dalam industri (exp:petrolium eter)
c.Bahan bakar kendaraan bermotor (exp: bensin, solar)
d.Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin (exp: kerosin, minyak
tanah)
e.Bahan bakar untuk mesin diesel dan bahan baku pembuatan bensin.
f.Minyak pelumas
g.Bahan pembuatan sabun dan detergen
h.Residu minyak bumi, yang terdiri atas:
Parafin: digunakan dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin
Aspal : digunakan sebagai pengeras jalan
Residu minyak bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi
senyawa alkena yaitu etena atau butadiena yang dapat diolah lebih lanjut menjadi senyawa
karbon lain seperti senyawa polietena (plastik) dan senyawa etanol. Residu minyak bumi
juga digunakan sebagai bahan dasar industri petrokimia.

Bilangan Oktan III


Bilangan Oktan
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi
ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah
terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan
70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)

= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk
memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang
sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk
menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai
bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
-Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui
proses reforming Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.
-Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
-Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu
digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang
dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Bensin dan bilangan Oktan II


Bensin dan Bilangan Oktan
Komponen utama bensin adalah n-heptena (C7H16) dan isooktana (C8H18). Kualitas bensin
ditentukan oleh kandungan isooktana (bilangan oktan). Bilangan oktan untuk n-heptana = 0 dan
isooktana = 100.
Fungsi kandungan isooktana pada bensin:
1.Mengurangi ketukan (knocking) pada mesin
2.Meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga energi yang dihasilkan lebih besar.
Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan:
1.Memperbesar kandungan isooktana
2.menambah zat akditif antiketukan (TEL, MTBE dan etanol).
*Tetraethylleed (TEL) Pb(C2H5)4
Untuk mengubah Pb dari padat ke gas ditambahkan zat adiktif lain yaitu etilen bromida
(C2H5Br) yang nantinya akan bereaksi membentuk uap PbBr2. Namun Pb nantinya dapat
membahayakan kesehatan karna merupakan logam berat.
*Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE)
Memiliki bilangan oktan 118, dan lebih aman disbanding TEL karena tidak mengandung logam
berat namun tetap berpotensi mencemari lingkungan karena sulit diuraikan Mikroorganisme.
*Etanol
Memiliki bilangan oktan 123 dan lebih unggul disbanding TEL dan MTBE karena tidak
mencemari udara dan mudah diuraikan mikroorganisme. Selain itu bahan baku untuk membuat
etanol juga dari fermentasi tumbuh-tumbuhan yang melimpah dialam dan dapat dibudidayakan.
Kegunaan minyak bumi dan Residunya
1.Kegunaan Minyak Bumi

a.Bahan Bakar Gas


Terdapat 2 jenis gas dalam bentuk cair untuk bahan bakar:
- Liquifed Natural Gas (LNG)
Gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan 10% etana
- Liqufied Petroleum Gas (LPG)
Dikenal dengan gas elpiji dengan koponen utama propana (C3H8) dan Butana (C4H10)
Umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri, selain itu juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan plastik dan zat adiktif bensin.
b.Pelarut dalam industri (exp:petrolium eter)
c.Bahan bakar kendaraan bermotor (exp: bensin, solar)
d.Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin (exp: kerosin, minyak tanah)
e.Bahan bakar untuk mesin diesel dan bahan baku pembuatan bensin.
f.Minyak pelumas
g.Bahan pembuatan sabun dan detergen
h.Residu minyak bumi, yang terdiri atas:
Parafin: digunakan dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin
Aspal : digunakan sebagai pengeras jalan
Residu minyak bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa
alkena yaitu etena atau butadiena yang dapat diolah lebih lanjut menjadi senyawa karbon lain
seperti senyawa polietena (plastik) dan senyawa etanol. Residu minyak bumi juga digunakan
sebagai bahan dasar industri petrokimia.

Bensin & Bilangan oktan


Bilangan Oktan
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk
gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan
api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar
secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan
yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di
dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita
hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang
memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami
pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi padaheptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari 87% oktana dan 13% heptana (atau
campuran molekul lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka tingkat kompresi
tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio
kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.
Umumnya skala oktan di dunia adalah Research Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi
bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur.
Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:

87 Bensin standar di Amerika Serikat

88 Bensin tanpa timbal Premium

92 Bensin standar di Eropa, Pertamax

94 Premix-TT

98 PertamaxPlus
Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Menambahkantetraethyl
lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin
"murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini. Untuk
mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen
bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk
hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan
campuran bensin.
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl tertiary butyl
ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain
dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di
dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.
Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai
sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempattempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari
sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan
MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah diperoleh
dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol
semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin
meningkat

Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untukkendaraan bermotor roda
dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7
(heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri
dari hidrogen dan karbonyang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2, H2O, dan
energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ.
Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa
disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak
mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya
yang berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki sifat yang
berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling ringan; bertambahnya atom C dalam rantai
tersebut akan membuatnya semakin berat. Empat molekul pertama hidrokarbon
adalah metana,etana, propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya
berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5
sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.
Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga pemisahan
hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan
minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.

Bilangan oktan
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya.
Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran.
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi
ketukan sewaktu terbakar dalam bensin. Nilai bilangan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah
terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30 n-heptana dan
70 isooktana akan mempunyai bilangan oktan :
=(30/100x0) + (70/100x10) = 70
Bilangan oktan bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh
karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik

pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka
kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai
bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Angka oktan beberapa bahan bakar:

Senyawa Angka Senyawa Angka oktan

n-heptana 0 metilsikloheksana 104

2-metil hekasna 41 benzena 108

3-metil heksana 56 metilbenzena 124

2,2-dimetil pentana 89 1-heptena 68

2,3-dimetil pentana 87 5-metil-1-heksena 96

2,4-dimetil pentana 77 2-metil-2-heksana 129

3,3-dimetil pentana 95 2,4-dimetil-1-pentena 142

3-etil pentana 64 4,4-dimetil-1-1pentena 144

2,2,3-trimetil butana 113 2,3-dimetil-2-pentena 165

n-heksana 26 2,4-dimetil-2-pentena 135

sikloheksana 77 2,2,3-trimetil-1-butena 145


Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh pistonsampai dengan
volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena
besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan
api dari busi keluar. Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi tentang seberapa besar tekanan
yang bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara spontan. Jika campuran gas ini terbakar
karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau
ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang
memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami
pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari campuran setara dengan
campuran 87% oktana dan 13% heptana. Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka tingkat
kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki
ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.

Analisis kimia dan produksi


Sebuah pumpjack di Amerika Serikat
Sebuah oil rig di Teluk Meksiko
Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak mentahlewat distilasi, belum
dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi
campuran hasil akhir. Setiap barel minyak bumi umumnya menghasilkan 74 liter bensin (46% basis
volume), namun besaran ini tergantung pada kualitas minyak bumi dan kualitas bensin yang akan
dihasilkan.[1]
Semua bahan bakar yang disebut dengan bensin umumnya terdiri dari hidrokarbon,
dengan atom karbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12). [2][3]

Karakteristik

Mudah menguap pada temperatur normal.

Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.

Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).

Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l). [4]

Dapat melarutkan oli dan karet.

Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).

Sedikit meninggalkan jelaga setelah dibakar.

Cara kerja bensin dalam mesin


Bensin bekerja di dalam mesin pembakaran yang ditemukan oleh Nikolaus Otto. Mesin pembakaran
dikenal pula dengan nama Mesin Otto. Cara kerja bensin di dalam mesin pembakaran:

Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian bercampur dengan udara. Pada mesin
modern, peran karburator digantikan oleh sistem injeksi. Sebuah sistem pembakaran baru yang bisa
meminimalisiremisi gas buang kendaraan.
Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar.
Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan oleh piston hingga
mencapai volume yang sangat kecil.

Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi.

Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan.


Dalam kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan dengan sempurna. Salah satu
masalah yang sering muncul adalah ketukan di dalam mesin, atau disebut sebagai "mesin ngelitik"
atau knocking. Jika dibiarkan, knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Knocking terjadi
karena campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena tekanan tinggi di dalam
mesin, bukan karena percikan api dari busi.
Penyebab knocking ada beberapa macam, yaitu:

Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.

Ruang bakar sudah kotor dan berkerak.

Penyetelan pengapian yang kurang tepat.

Zat aditif dalam bensin


Jenis aditif
Untuk memperlambat pembakaran bahan bakar, dulu digunakan senyawa Pb seperti TEL (Tetra Ethyl
Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Eter). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaanya sudah
diganti dengan senyawa organik seperti etanol.
Antioksidan digunakan untuk menghambat pembentukkan kerak yang dapat menyumbat saringan dan
saluran bensin. Bensin banyak mengandung senyawa olefin yang mudah bereaksi dengan oksigen
membentuk kerak yang disebut gum. Jadi, bensin perlu ditambahkan antioksidan, seperti alkil fenol.
Pewarna untuk membedakan berbagai jenis bensin. Contohnya pewarna kuning untuk bensin premium.
Pewarna sebaiknya tidak mempengaruhi kualitas bensin.
Antikorosi untuk mencegah korosi pada logam yang bersentuhan dengan bensin, seperti logam tangki
dan saluran bensin. Contoh antikorosi adalah asam karboksilat.
Deterjen karburator untuk mencegah/membersihkan kerak dalam karburator. Endapan kerak berasal
dari partikel padat/asap pembakaran dan gum. Adanya kerak dapat menurunkan kinerja mesin sehingga
kendaraan boros bahan bakar dan mesin cendrung tersandat. Deterjen karburator mengandung
berbagai senyawa, seperti amina dan amida.
Antikerak PFI (Port Fuel Injection) Untuk membersihkan kerak pada system PFI kendaraan. Kerak dapat
menghambat pengambilan bensin sehingga kendaraan sulit dinyalakan dan kurang tenaga. Pembentukan
kerak berawal sewaktu mesin dimatikan. Panas yang ada menyebabkan penguapan sisa bahan bakar,
yang meninggalkan senyawa berat seperti olefin. Olefin bereaksi dengan oksigen membentuk kerak
gum. Contoh antikerak PFI adalah dispersan polimer yang mengandung senyawa, seperti polibutena
amina dan polieter amina.

Zat pencemaran hasil pembakaran BBM


Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang dapat
mengakibatkan pencemran udara.

CO2

CO dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, bersifat racun.

NOx (NO, NO2). Pembakaran bahan bakar dalam suhu yang tinggi di mana nitrogen dalam udara
ikut teroksidasi. NOx dapat menyebabkan hujan asam dan smog fotokimia

Pb pada penggunaan bensin yang mengandung aditif senyawa timbal bersifat racun
Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan menimbulkan dua masalah utama. Masalah pertama adalah
asap dan ozon di kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon dan gas rumah kaca.
Idealnya, ketika bensin dibakar di dalam mesin kendaraan, akan menghasilkan CO 2dan H2O saja.
Kenyataannya pembakaran di dalam mesin tidaklah sempurna, dalam proses pembakaran bensin,
dihasilkan juga:

Karbon monoksida, CO, yang merupakan gas beracun.


Nitrogen oksida, NOx, sebagai sumber utama asap di perkotaan yang jumlah kendaraannya
sangat banyak.

Hidrokarbon yang tidak terbakar.


Oleh karena alasan-alasan inilah, para ilmuwan sekarang sedang berusaha untuk mengganti bahan
bakar bensin dengan bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan, karena jika H2 ini direaksikan
dengan O2 hanya akan menghasilkan uap air.

Nama produk bensin


Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan Oktan. Beberapa jenis bensin yang
dikenal di Indonesia diantaranya:

Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.

Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.

Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.

Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk kebutuhan balap

[5]

mobil.

Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.

Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.

Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.

Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.

Performance 92, produksi Total yang memiliki Oktan 92.

Performance 95, produksi Total yang memiliki Oktan 95

MAKALAH ALTERNATIF ZAT ADITIF MINYAK BUMI

KATA PENGANTAR

[6]

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan baik. Dalam makalah ini kami mengulas sedikit tentang minyak bumi dan membahas
tentang alternatif pengganti zat aditif minyak bumi yang merugikan baik paada lingkungan
maupun kesehatan manusia.

Sebagai makhluk sosial tentu kami tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dalam pembuatan makalah ini pihak-pihak tersebut telah
membantu kami menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya adalah kedua orang tua
kami yang senantiasa mendukung dengan memberikan bantuan tenaga, moril, maupun materi.

Kami menyadari bahwa meskipun kami telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam
pembuatan makalah ini , pasti masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu
kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan pembaca sekalian.

Magetan,29 Desember 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR .........................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang ...............................................................................................................4
2. Rumusan masalah .........................................................................................................4
3. Tujuan penulisan ............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian minyak bumi ...............................................................................................5
B. Pembentukan minyak bumi ..........................................................................................5
C. Produk pengolahan minyak bumi dan manfaatnya ......................................................6
D. Pengertian zat aditif .....................................................................................................9
E. Jenis-jenis zat aditif dan dampak buruknya .................................................................9
F. Emisi minyak bumi dan dampaknya ...........................................................................17
G. Bahan bakar alternatif ................................................................................................18
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................................23
2. Saran .........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar belakang
Beberapa produk olahan minyak bumi diantaranya adalah bensin dan solar yang
digunakan sebagai bahan bakar mesin dan kendaraan. Penggunaan keduanya dalam
kehidupan seharihari oleh masyarakat tidak murni 100% bensin atau 100% solar, melainkan
telah tercampur dengan zat aditif. Tujuan penambahan zat aditif ini diantaranya untuk
menghemat bahan bakar itu sendiri mengingat bahwa minyak bumi adalah sumber daya alam
yang tidak bisa diperbaharui. Selain tujuan tersebut, penambahan zat aditif juga bertujuan untuk
meningkatkan kinerja mesin seperti mengurangi ketukan pada mesin kendaraan bermotor pada
penggunaan bensin. Tetapi ada beberapa zat aditif yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan karena menyebabkan kendaraan mengeluarkan gas buang yang mengandung zatzat atau partikel-partikel berbahaya. Menyadari hal tersebut, para ahli di bidang ini berusaha
untuk menemukan alternatif untuk menggantikan zat aditif berbahaya dengan zat aditif yang
lebih ramah pada lingkungan dan kesehatan, atau bahkan alternatif untuk menggantikan 100%
penggunaan bahan bakar bensin atau solar dengan bahan bakar alternatif.

2. Rumusan masalah
a) Apa pengertian minyak bumi ?
b) Bagaimana pembentukan minnyak bumi ?
c) Apa saja yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi ?
d) Apa saja zat aditif yang ditambahakan pada bensin, solar dan pelumas ?
e) Apa saja dampak negatif zat aditif pada bahan bakar ?
f)

Apa saja zat buangan berbahaya dari penggunaan bahan bakar kendaraan ?

g) Apa saja alternatif pengganti zat aditif bahan bakar dan bahan bakar itu sendiri?
3. Tujuan penulisan

1) Dapat mengetahui sekilas tentang minyak bumi, pembentukan, dan produk olahannya sebelum
membahas lebih jauh tentang zat aditif yang ditabahkan.
2) Dapat mengetahui berbagai macam zat aditif pada beberapa hasil olahan minyak bumi.
3) Dapat mengetahui dampak negatif dari zat aditif pada bahan bakar dan dapat mengetahui
dampak minyak bumi secara umum.
4) Dapat mengetahui zat-zat buangan produk olahan minyak bumi yang berbahaya bagi tubuh
manusia dan lingkungan.
5) Dapat mengetahui alternatif pengganti zat aditif bahan bakar dan alternatif bahan bakar serta
bahan pembuatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian minyak bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas
hidrokarbon. Minyak bumi adalah suatu capuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas
hidrokarbon.

Hidrokarbon

yang

terkandung

dalam

minyak

bumi

terutama

alkana,

kemudiansikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena dan


berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon
bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan
nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam. Minyak bumi merupakan
sumber hidrokarbon utama di alam.

B. Pembentukan minyak bumi


Apabila makhluk hidup mati, maka 99,9 % senyawa karbon dan makhluk hidup akan
kembali mengalami siklus sebagal rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1 %senyawa karbon
terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakalsenyawa-senyawa
fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio inimengalami perpindahan dan
akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang
hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut danmembentuk molekul
besar (geopolimer).
Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalamperut bumi.
Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik danmakhluk hidup

sudah merupakan senyawa mati. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu
pemendaman akan berkisar antara 50 - 150 C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis
akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulai terurai akibat panas bumi,
komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk. Jika kedalaman melebihi
3000 m dan suhu di atas 150C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas
bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk. Fosil molekul yang
sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan(migrasi) karena kondisi lingkungan atau
kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata se-jauh 5cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap
pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akanbermigrasi membentuk suatu sumur minyak.

C. Produk pengolahan minyak bumi dan manfaatnya

Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang
sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah,
gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan
pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan
lancar. Dibawah ini adalah tabel fraksi minyak bumi dan beberapa produk hasil olahan minyak
bumi beserta pemanfaatannya:

Fraksi

Ukuran Molekul

Titik Didih (oC)

Kegunaan

Gas

C1 C5

-160 30

Bahan

bakar

(LPG),

sumber hidrogen
Petoleum

C5 C7

30 90

eter
Bensin

Pelarut, binatu kimia (dry


cleaning)

C5 C12

30 200

Bahan baka motor

C12 - C18

180 400

Baha

bakar

mesin

diesel,

bahan

bakar

(gasoline)
Kerosin,
minyak

diesel/solar
Minyak

industi, untuk cracking


C16 ke atas

350 ke atas

C20 ke atas

Za

Pelumas

pelumas
Parafin

padat

dengan Lilin dan lain-lain

titik cai rendah


aspal

C25 ke atas

Residu

Baha bakar dan untuk


pelapis jalan raya

1.

LPG
Liquefied Petrolium Gas (gas minyak bumi yang dicairkan) berasal dari campuran berbagai
unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C 3H8) dan butana
(C4H10) serta mengandung juga etana (C2H6) dan pentana (C5H12) . Manfaat Elpiji : Elpiji
di Indonesia dipakai terutama sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas), bahan
bakar kendaraan bermotor, dan dipergunakan sebagai bahan pendingin. Sifat Elpiji : Cairan dan
gasnya sangat mudah terbakar ,tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
,dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder, dapat menguap jika
dilepas dan menyebar dengan cepat,lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak
menempati daerah yang rendah. Resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada
tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran.

2.

Bensin
Bensin mengandung senyawa hidrokarbon dengan jumlah atom karbon antara 5 sampai 12
yang berasal dari fraksi nafta dan fraksi minyak gas berat (gasoline) hasil penyulingan minyak
bumi.Senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam bensin dapat berupa alkana rantai lurus,
alkanaa rantai bercabang, sikloalkanaa, aromatik, dan alkena. Kualittas bensin dinyatakan
dengan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan berbagai cara,
diantaranya dengan menambahkanTetra Ethyl Lead (TEL) dan mengubah struktur senyawa
hidrokarbon yang terdapat dalam bensin.
Cara-cara pengubahan yang dapat dilakukan adalah catalytic naphtha reforming, fluidised
catalytic cracking, isomerisation, dan alkylation. Contoh gambar bensin. Bensin jenis gasoline,

biasa

digunakan

sebagai

bahan

bakar

kendaraan

bermotor.Bensin

jenis

Naptha

atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri. Beberapa naphta
digunakan sebagai : Pelarut karet, Bahan awal etilen, Dalam kemiliteran digunakan sebagai
bahan bakar jet dan dikenal sebagai jP-4, Pelarut dry cleaning (pencuci)

3.

Kerosin
Kerosin merupakan cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin
diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari minyak mentah pada suhu 150 oC dan 275oC
(rantai karbon dari C12sampai C15). Manfaat kerosin adalah sebagai bahan bakar untuk
memasak dan alat penerang dikenal dengan istilah minyak tanah terbatas di negara
berkembang, membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa, di gunakan juga sebagai
campuran dalam cairan pembasmi serangga Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan bensin melalui proses cracking. Kerosin jenis bensol digunakan sebagai
bahan bakar kapal terbang atau pesawat terbang disebut avtur. Serta bakar mesin jet.

4.

Minyak solar atau minyak diesel


Minyak solar atau minyak diesel adalah fraksi minyak bumi dengan titik didih antara 250340oC (rantai karbon C14 sampai rantai karbon C16). Minyak solar merupakan fraksi minyak gas
ringan. Umumnya, minyak solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi.
Kualitas

minyak

solar

dinyatakan

dengan bilangan

setana.Saat

ini,

Pertamina

telah

memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan nama dagang Pertamina
DEX (Diesel Environment Extra). Manfaat minyak solar : digunakan sebagai bahan bakar untuk
mesin diesel. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.

5.

Minyak pelumas atau minyak oli


Minyak pelumas atau minyak oli berasal dari fraksi minyak gas berat. Titik didih fraksi ini
lebih dari 350oC. Memiliki rantai karbon mulai dari C17 keatas. Manfaat minyak pelumas : Minyak
solar digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin, mencegah karat, dan mengurangi gesekan.

6.

Aspal
Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik
yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon

yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lainnya.
Secara kuantitatif biasanya 80% masa aspal adalah karbon, 10% hidrtogen, 6% belerang, dan
sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel,dan vanadium. Aspal bermanfaat
sebagai bahan material pengeras jalan raya.

7.

Parafin
Parafin (CnH2n+2) merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang memiliki bilangan oktan
yang rendah. Jumlah parafin pada minyak bumi hanya sedikit. Untuk menaikkan bilangan
oktannya dapat dilakukan dengan proses lanjutan. Parafin memiliki rantai cabang. Parafin juga
baik digunakan untuk internal combustion engine. Lilin parafin merujuk pada benda padat
dengan n = 20 40. Manfaat Parafin : Digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan,
kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.

D. Pengertian zat aditif

Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu bahan atau zat lain. Pembahasan
kali ini lebih dikhususkan pada zat aditif yang ditambahkan pada minyak bumi yang telah
berupa produk olahannya seperti bensin, minyak solar, dan minyak pelumas. Masing-masing
zat aditif mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Zat aditif pada bensin berguna untuk
menaikkan angka oktan, sedangkan zat aditif pada solar berfungsi untuk menaikkan angka
setana, dan zat adtif pada minyak pelumas mempunyai berbagai macam fungsi seperti anti
foam atau meminimalisir busa.

E. Jenis jenis zat aditif dan dampak buruknya

a. Zat aditif pada bensin


Mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya
dan dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan

semakin tinggi nilai oktannya.Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka,
yaiu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan
menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu
isooktana dan n-hepatana. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan dibei nilai
oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan ketukan paling banyak.Misalnya bensin
Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan
80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super
mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina
meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan
80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95.
Zat aditif peningkat bilangan oktan bensin diantaranya adalah :
1.

Tetra Ethyl Lead (TEL)


Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita adalah Tetraethyl

lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah
Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif
lain, yaitu etilen bromide (C2H2Br). Penambahan 2 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin
dapat

menaikkan

nilai

oktan

sebesar

15

poin. Penambahan

aditif

TEL

dapat

berupa Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25%
1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana.
Penggunaan TEL sebagai zat aditif pada bensin dapat berakibat buruk bagi kehidupan. TEL
mengandung logam berat Pb yang terbakar lewat knalpot dan cerobong pabrik. Oleh karena itu
Jika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang
mengalami stres, Pb diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga
menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan Pb bisa berbahaya.
Bahaya Pb bagi kesehatan diantaranya adalah :
1) Pb yang ditimbun dalam tulang seorang perempuan hamil, berisiko mengakibatkan kesehatan
janin dan pertumbuhan balita terganggu, seperti, bayi cacat, bahkan keguguran.
2)

Jika berhasil lahir selamat, balita yang mendapatkan asupan timbal terus-menerus dari udara
maupun air susu ibu, akan terhambat perkembangan sistem sarafnya dan beresiko terserang
penyakit neurotik

3)

Sukar belajar, dan penurunan tingkat IQ. Peningkatan kadar pebe dalam darah dari 10 menjadi
20 5g/dl, menurunkan IQ rata-rata dua poin.

4) Pada remaja,Pb meningkatkan kelakuan kriminal.

5) Pada perempuan dewasa, selain mengganggu sistem reproduksi, juga mengganggu daur
menstruasi.
6)

Pada laki-laki, Pb menurunkan jumlah dan kualitas sperma. Sperma cacat, membawa risiko
bayi cacat. Libido laki-laki yang darahnya tercemar pebe akan turun dan dapat menyebabkan
disfungsi ereksi.

7) Pada kaum lansia, Pb mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur.

Dampak penambahan TEL bagi lingkungan :


Penggunaan octane booster non-oxygenated atau

TEL

bisa

meningkatkan

emisi

kendaraan. Pb dapat mengkontaminasi tanah dan mencemari hasil pertanian yang dikonsumsi
manusia. Sebuah laporan menyebutkan, penggunaan bahan bakar bertimbal melepaskan 95%
timbal yang mencemari udara di negara berkembang.
2.

Senyawa Oksigenat (pengganti / alternatif TEL)


Di Amerika dan beberapa negara- negara Eropa Barat, penggunaan TEL sebagai aditif anti

ketuk di dalam bensin makin banyak digantikan oleh senyawa organic beroksigen (oksigenat)
seperti alkohol (methanol, etanol, isopropil alkohol) dan eter(Metil Tertier Butil Eter (MTBE), Etil
Tertier Butil Eter (ETBE) dan Tersier Amil Metil Eter (TAME)). Oksigenat adalah senyawa
organic cair yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk menambah angka oktan dan
kandungan oksigennya. Selama pembakaran, oksigen tambahan di dalam bensin dapat
mengurangi emisikarbon monoksida, CO dan material-material pembentuk ozon atmosferik.
Selain itu 14senyawa oksigenat juga memiliki sifat-sifat pencampuran yang baik dengan
bensin. Semua oksigenat mempunyai angka oktan di atas 100 dan berkisar antara 106
RON untuk TBA dan 122 RON untuk methanol.
2.1 Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Senyawa eter yang telah banyak digunakan adalah MTBE, sedangkan ETBE dan TAME
masih terbatas karena teknologi prosesnya masih belum banyak dikembangkan.Methyl Tertier
Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih
aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam timbel. MTBE memiliki sifat yang
paling mendekati bensin ditinjau dari nilai kalor, kalor laten penguapan dan rasio stoikimoetri
udara per bahan bakar. Tetapi penggunaan MTBE berdampak buruk bagi manusia dan
lingkungan yaitu bersifat karsinogenik bagi manusia dan menimbulkan masalah pencemaran air
tanah karena MTBE merupakan zat nondegradable (sukar terurai dalam tanah) dan tidak larut
dalam air, sehingga penggunaannya sebagai zat aditif bensin banyak ditinjau lagi.
2.2

Metanol

Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah didapat danpenggunaannya sebagai aditif
bensin tidak menimbulkan pencemaran udara. Namun perbedaan struktur molekul methanol
yang sangat berbeda deari struktur hidrokarbonbensin menimbulkan permasalahan dalam
penggunaannya, antara lain kandunganoksigen yang sangat tinggi dan rasio stoikiometri udara
per bahan bakar. Nilaibakarnya pun hanya 45% dari bensin. Metanol merupakan cairan alkohol
yang tak berwarna dan bersifat toksik. Pada kadar tertentu (kurang dari 200 ppm)
methanol dapat menyebabkan iritasi ringan pada mata, kulit dan selaput lendir dalam
tubuh manusia. Efek lain jika keracunan methanol adalah meningkatnya keasaman darah yang
dapat mengganggu kesadaran. Emisi gas buang metanol juga bersifat karsinogenik pada
manusia.
2.3

Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat meningkatkan
efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak
mencemari udara dengan logam timbel dan lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Etanol
memiliki angka oktan yang hampir sama dengan metanol. Daya toleransi etanol terhadap air
lebih baik daripada metanol. Di negara- negara yang mempunyai kelebihan produksi pertanian
etanol dibuat dari fermentasi produk pertanian. Etanol juga bersifat toksik. Di dalam tubuh
manusia keberadaan etanol diproses di dalam hati di mana enzim dehidrogenasi mengubah
etanol menjadi asetal dehida. Akumulasi asetal dehida itu dapat mengganggu sistem kesadaran
otak manusia. Namun begitu penggunaan etanol sebagai aditif bensin dinilai relatif lebih aman
dibanding metanol.
3.

MMT (Metilsiklopentadienil Manganese Tricarbonil)


Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl (MMT) adalah senyawaorganologam

yang digunakan sebagai pengganti bahan aditif TEL, dan telah digunakan selam dua puluh
tahun terakhir di Kanada, Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa lainnya. RVP- nya
rendah yaitu 2,43 psi dan penggunaannya dibatasi hingga 18 mg Mn/liter bensin. Indeks
pencampuran RVP yang rendah menguntungkan dalam proses pencampuran bensin karena
mengurangi tekanan uap bahan bakar RVP sehingga emisi uap selama operasi dan
penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor berkurang.
Penggunaan MMT hingga 18 mg Mn/liter bensin dapat meningkatkan angka oktan bensin
sebesar 2 poin, namun masih kurangmenguntungkan jika dibandingkan dengan peningkatan
angka oktan yang lebih tinggi yang dihasilkan senyawa oksigenat. Dalam penerapannya MMT
memiliki tingkat toksisitas yang lebih rendah daripada TEL. MMT berdampak buruk pada mesin
yaitu dapat merusak mesin. Pemakaian MMT cenderung meningkatkan konsentrasi gas buang
dengan jumlah senyawa hydrocarbon yang tidak terbakar ( HC ), serta gas Karbon Monoksida

( CO ). Selain itu MMT menyebabkan gangguan kesehatan karena mengandung logam berat
mangan yang bersifat neurotoksik. MMT merusak struktur kandungan air dalam tanah.
4.

Naphtalena

Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatikhidrokarbon,


tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya
menjadi aditif bensin untuk meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat
pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada
bagian-bagian mesin.
Penggunaan Naftalena sebagai aditif memang belum terkenal karena masih dalam tahap
penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui akibat burukpenggunaan naftalena
terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatif aman untuk digunakan.
5.

Benzena
Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan piyang

tetap. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran
penting pada bensin. Sebagai salah satu zat aditif pada bensin, benzena menaikkan angka
oktan bensin dan mengurangi ketukan mesin. Maka, bensin sebelum tahun 1950-an
mengandung beberapa persen benzena didalamnya. Zat aditif itu kemudian digantikan
oleh tetra etil timbal. Setelah tetraetil timbal tidak digunakan lagi karena beracun bagi
lingkungan, benzena kembali populer sebagai zat aditif di beberapa negara. Di Amerika Serikat,
kandungan benzena pada bensin dibatasi pada angka 1%, begitu juga dengan di Eropa.
6)

High Octane Mogas Component (HOMC)

HOMC adalah zat yang digunakan untuk menggantikan posisi timbal (Pb) dalam Bahan
Bakar Minyak (BBM) untuk meningkatkan nilai oktan. HOMC yang digunakan dalam bahan
BBM akan berubah menjadi benzene pada akhir proses pembakaran BBM dalam kendaraan
bermotor. Benzene yang dihasilkan dari proses tersebut akan mencemari udara dan berpotensi
terhirup oleh manusia.

Dampak benzena bagi kesehatan :

1. Benzena yang terhirup dalam jumlah melebihi ambang batas akan memunculkan berbagai
macam jenis kanker. Hasil penelitian yang dilakukan di Eropa, Amerika, dan Meksiko telah
menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara peningkatan kadar
benzene di udara dengan peningkatan kasus kanker dan leukemia penduduk

setempat .
2. Dalam penelitian lainnya di Amerika Serikat, telah terbukti bahwa menghirup benzenewalaupun
dalam ambang batas dapat menyebabkan abnormalitas kromosom
pada sel sperma.

b. Zat aditif pada solar


Penggunaan solar sebagai bahan bakar mesin diesel menghasilkan gas buang dengan
kandungan NOx, Sox ,hidrokarbon dan partikulat-partikulat. Gas buang yang dihasilkan oleh
kendaraan diIndonesia masih berada diatas baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah
Indonesia.
Emisi partikulat yang dikeluarkan oleh mesin diesel ini sangat berbahaya dibandingkan
dengan emisi yang dikeluarkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena
partikulat yang di keluarkan oleh mesin diesel mempunyai kadar toksisitas relatifpaling tinggi,
yaitu 106,7dibandingkan dengan emisi CO yang memiliki toksisitas relatif=1. Ukuran partikulat
atau jelaga(PM-10) yang lebih kecil dari 10 m yang menyebabkan mudah terhirup ke paru
-paru bersama udara. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas buang
seperti NOx, SOx, dan partikulat adalah dengan meningkatkan Cetane Number (CN) pada
solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat.
Bahan bakar diesel (solar) memiliki 3 jeniskategori, yaitu : Solar kategori 1 : memiliki
CN minimum 48 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 5000ppm. Solar kategori
II: memiliki CN minimum 52 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 300ppm. Solar
kategori III: memiliki CN minimum 54 serta bebas kandungan sulfur.Untuk meningkatkan CN
dapat dilakukan dengan cara menambahkan aditif pada bahan bakar solar, diantaranya adalah :

1) Metil Ester Nitrat


Metil ester nitrat dapat dibuat melalui sintesis metil ester dengan proses nitrasi dan refluks.
Nitrasi dilakukan pada temperatur 55C dengan rasio volume HNO3 15N : H2SO4 10N yaitu
1:2, 1:3, dan 1:4. Refluks dilakukan selama 45 menit pada temperatur 50-70C. Analisa hasil
sintesis meliputi Infra Red (IR), angka setana, densitas, viskositas kinematik., flash point, fire
point, dan derajat keasaman. Hasil metil ester nitrat yang didapat adalah cairan bewarna kuning
kecoklatan, dan diperoleh yield terbesar pada rasio volume 1:2 pada sintesis metil ester yaitu

sebesar 66,02%. Hasil analisa IR menunjukan sintesis metil ester dengan proses nitrasi dan
refluks menunjukkan adanya senyawa nitrat pada spektra 1554 cm-1. Uji produk metil ester
nitrat pada bahan bakar solar dengan penambahan aditif 0,5-2,5% diperoleh peningkatkan
angka setana sekitar 0,296-3,796. Pada uji tersebut diperoleh kenaikkan densitas sekitar 00,006 g/cm3, viskositas kinematik sekitar 0-0,355 mm2/s, flash point sekitar 0-3C, dan fire
point sekitar 0-2C. Sedangkan pada uji tersebut mengalami penurunan derajat keasaman
sekitar 0-0,53.

2)

Senyawa 2-etil heksil nitrat (EHN) dan ditersier butil peroksida (DTBP)
Aditif peningkat bilangan cetane minyak diesel yang efektif adalah senyawagolongan nitrat
dan peroksida. Penambahan 0,1-0,5% EHN atau DTBP dapat meningkatkancetane
number antara 5-10. EHN telah diproduksi secara komersil]. 2-EHN adalah senyawa organik
yang memiliki gugus nitrat pada ujung rantai karbonnya.2-EHN digunakan karena tidak stabil
secara termal dan terdekomposisi dengan cepat pada temperatur yang tinggi pada ruang
pembakaran. Produk yang terdekomposisi membantu dimulainya pembakaran bahan bakar,
dengan waktu penyalaan yang lebih pendek dibandingkan dengan bahan bakar tanpa aditif.
Penambahan 2-EHN pada bahan bakar solar dengan dosis 0,05%-0,4% akan memberikan
kenaikan CN sebesar 4-7. Selain itu, adapula isopropilnitrat, isoamil nitrat, isoheksil
nitrat, dodecyl nitrat.

b. Zat aditif pada minyak pelumas


Zat aditif minyak pelumas dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat memperbaiki atau
menguatkan spesifikasi atau karateristik minyak lumas dasar oil. Pembagian Aditif Minyak
Pelumas berdasarkan Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi menjadi tiga jenis diantarnya :
1.

Aditif Utama

a)

Anti foam
Berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung udara) oli diakibatkan kinerja mesin
terutama di poros engkol dan efek pemberian aditif detergent. Sehingga menghambat kinerja
pelumasan mesin.

b) Anti Oxidant
Berfungsi menghentikan atau memperlambat reaksi kimia antara molekul hidrocarbon
dalam pelumas dan oksigen dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme utama yang
bertanggung jawab pada kerusakan pelumas, berupa pembentukan endapan, sludge, soot and
corrosive wear dan lain sebagainya. mengakibatkan mengentalnya oli secara berlebihan yang
dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang mengental (sludge).

c) Anti Wear
Berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesekan
antar metal pada mesin, sehingga oli tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar panas
mesin.
d) Anti Corrosion
Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan oksidasi udara dengan cara melapisi metal
meskipun mesin dalam keadaan tidak bekerja.
e) Detergent
Sebagai pembersih dan penetralisir zat-zat yang berbahaya, membentuk lapisan pelindung
pada permukaan logam, mencegah endapan, mengurangi timbulnya deposit, mengendalikan
korosi serta membersihkan karbon sisa pembakaran agar karbon tidak menempel di komponen
mesin.
f)

Dispersant
Mengendalikan timbulnya lumpur yang terbentuk dari suhu rendah pada mesin bensin.
Lumpur tersebut terbentuk dari campuran karbon, kumpulan hasil pembakaran, bahan bakar
yang tidak terbakar dan air. Dispersants juga berfungsi sebagai pelindung agar jelaga (soot)
tidak menggumpal, dan mengendalikan peningkatan viskositas, menetralisir sisa pembakaran
yang dapat mengakibatkan mengentalnya plumas secara berlebihan.

g) Friction Modifier
Berfungsi meningkatkan kinerja pelumasan pada metal yang bergesekan agar tidak cepat
aus.
h) Pour Point Depressant
Berfungsi mencegah oli membeku atau mengental pada saat suhu dingin. Pour Point
Depressants (PPD) dapat mencegah pembentukan krital pada suhu rendah. Contoh PPD
adalah poly-metacrilates, etylen vynil-acetate copolimers, poly-fumarates. Penekanan pour
point tergantung terutama pada karakterisitik base oil dan konsentrasi polimer. PPD lebih efektif
jika dipergunakan dalam minyak dasar viskositas rendah.
i)

TBN.
Berfungsi menetralisir keasaman dalam pelumas yang diakibatkan karena suhu tinggi mesin
motor.

2.

Viscosity Index Improver

Aditif ini berfungsi menyetabilkan kekentalan pelumas pada saat suhu mesin mulai tinggi,
sehingga pelumas tidak gampang encer pada suhu tinggi. Pelumas yang mamakai aditif ini
sering disebut oli multigrade.
3.

Oil Flow Improver


Aditif ini berfungsi memperlancar aliran pelumas, terutama pada saat mesin start pagi hari.
Sehingga mesin tidak mengalami kesulitan pada saat start.

F. Emisi minyak bumi dan dampaknya

A) Emisi gas buang yang dihasilkan dari produk olahan minyak bumi seperti bensin dan solar
yang dikeluarkan melalui kendaraan bermotor dan bermesin diesel, diantaranya adalah :

Karbon dioksida (CO2)

Karbon monoksida (CO)

Sulfur dioksida (SO2)

Nitrogen oksida (NOx) dan Volatile Organic Compounds (VOC)

Materi partikulat

Timbal dan berbagai racun di udara seperti benzena, formaldehida, asetaldehida, dan 1,3butadiena dapat dilepaskan saat beberapa jenis minyak dibakar.

B) Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia diantaraanya:

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca dan sumber global warming.

SO2 menyebabkan hujan asam, yang berbahaya bagi tanaman dan hewan yang hidup di air,
dan juga memperburuk atau menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit jantung,
terutama pada anak-anak dan orang tua.

NOx dan VOC berkontribusi mempengaruhi tingkat ozon, juga mengganggu dan merusak
paru-paru.

Material partikulat memperburuk kondisi kota dan pemandangan, dan, bersama dengan ozon,
berkontribusi menyebabkan gangguan asma dan bronkitis kronis, terutama pada anak dan

orang tua. Partikel yang sangat kecil, atau "material partikel halus" diduga menyebabkan
emfisema dan kanker paru-paru.

Timbal dapat menyebabkan dampak kesehatan yang parah, terutama bagi anak-anak.
Meracuni udara dan bersifat karsinogen.

G)

Bahan bakar alteratif


Sumber energi alternatif mulai populer di seluruh dunia, menggangtikan sumber energi
fosil yang perlahan-lahan mulai habis. Untuk mengurangi tekanan atas lingkungan dan
kekhawatiran atas menipisnya cadangan minyak bumi, serta untuk memperkecil dampak buruk
minyak bumi bagi kesehatan,ada beberapa sumber energi alternatif yang berpotensi untuk
menggantikan peran minyak dan gas.
Hal yang membuat bahan bakar alternatif menjadi perhatian adalah karena tidak seperti
bahan bakar minyak, bahan bakar alternatif berasal dari sumber yang dapat diperbaharui dan
sudah tersedia (renewable and readily available resources). Sumber bahan bakar alternatif
(BBA) melimpah mulai dari batang tebu, minyak jarak hingga kelapa sawit. Penggunaan BBA
juga mengurangi tekanan terhadap lingkungan hidup karena sedikit mengotori udara.
Sayangnya ongkos produksi yang masih tinggi menyebabkan nilai ekonomis BBA masih di
bawah BBM.

1) Bioethanol
adalah salah satu bentuk energi terbaharui yang dapat diproduksi dari tumbuhan. Etanol dapat
dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, misalnya tebu, kentang, singkong, danjagung.
Ethanol adalah pengganti bensin yang ramah lingkungan karena menghasilkan gas emisi

karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya. (sampai 85% lebih
rendah).
Telah muncul perdebatan, apakah bioetanol ini nantinya akan menggantikan bensin yang ada
saat ini Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan
kualitas emisi.. Kekhawatiran mengenai produksi dan adanya kemungkinan naiknya harga
makanan yang disebabkan karena dibutuhkan lahan yang sangat besar,ditambah lagi energi
dan

polusi

yang

dihasilkan

dari

keseluruhan

produksi

etanol,

terutama

tanaman

jagung. Menurut Dr Tatang H Soerawidjaja dari Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, ada 3
kelompok bahan baku etanol alami yaitu nira bergula, pati, dan bahan serat alias lignoselulosa.
Semua bahan baku etanol itu mudah didapatkan dan dikembangkan di Indonesia karena
negara ini memiliki lahan luas dan subur.
Beberapa bahan baku pembuatan bioethanol diantaranya :

Klobot jagung
Pemanfaatan jagung sebagai bioetanol untuk mengurangi ketergantungan pada premium.
Etanol adalah hasil fermentasi bahan sebelum diolah lebih lanjut menjadi bioetanol pengganti
premium. Jagung berpotensi memproduksi etanol lebih baik lantaran rendemennya paling
tinggi, 55%. Biaya produksinya pun murah. Untuk menghasilkan satu liter etanol cuma
diperlukan 2,5 kg jagung seharga Rp1.000/kg. Proses fermentasinya membutuhkan uap air 3,8
kg seharga Rp304 dan listrik 0,2 kwh (Rp200). Jika harga pekerja dihitung Rp300 per liter,
maka biaya produksi etanol per liter hanya Rp3.304.
Menurut Karin O Hgren dari Departemen Teknik Kimia, Lund University, Swedia, tak hanya
pati jagung yang berfungsi menjadi bahan baku bioetanol. Kulit jagung atau klobot dapat
dijadikan bahan utama bioetanol. Klobot mengandung 2 jenis gula yaitu glukosa dan silosa
yang

diperoleh

dengan

merebus

awal

lalu

dihidrolisis.

Selanjutnya

biarkan

ragi

roti Saccharomyces cerevisiae bekerja. Hasilnya, 20% etanol. Jagung yang kaya serat cuma
salah satu bahan bioetanol.

Tebu
Tebu mengandung gula sehingga mudah diproses menjadi bioetanol. Satu ton tebu mampu
menghasilkan 70-90 liter etanol. Bagas tebu (sisa batang tebu yang diperas airnya, red) juga
bisa menghasilkan ethanol sekitar 27-33 liter etanol/ton tebu dan daun keringnya menghasilkan
11-16 liter etanol/ton. Setiap hektar lahan tebu menghasilkan tebu setara dengan 750 liter
bioetanol. Dengan perhitungan seperti itu, tebu bisa menjadi andalan bahan baku bioetanol di
masa depan.

Limbah kapas
Sebelum diproses, limbah kapas didiamkan lebih dari 1 bulan hingga melunak. Maksudnya
agar kandungan silosa, manosa, galaktosa, dan glukosa meningkat. Dari satu ton limbah kapas
dituai 360 liter etanol.

Jerami
Kini, dengan penelitian lebih lanjut, jerami ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan. Hebatnya, tak hanya memberikan nilai tambah, pemanfaatan
jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon ke atmosfer
dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel. Terobosan ini telah dilirik produsen
ethanol di China. Apalagi, sebagai salah satu negara terbesar, setiap tahun sekitar 230 juta ton
batang jerami dibuang begitu saja. Karena itu, di sana sudah ada tiga fasilitas pengolahan
jerami yang telah dibangun sampai saat ini. Meski begitu, untuk mengolah jerami bukan hal
yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai
dalam proses pembuatan biomassa. Untuk itu, para peneliti memanfaatkan larutan alkali
sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian. Semua
dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan butuh sedikit air, sehingga secara
keseluruhan prosesnya sederhana, cepat, efektif biaya, dan ramah lingkungan.Metode ini juga
digunakan untuk memproduksi ethanol di lebih dari 30 negara. Namun, bahan yang diolah
adalah tebu, jagung, dan kedelai yang notebene merupakan sumber pangan utama manusia,
bukan bahan buangan.

Merang
Bahan baku etanol lain adalah limbah pertanian merang padi. Menurut penelitian Seung DoKim dari Department of Chemical Engineering & Materials Science, Michigan State University,
Amerika Serikat, satu kilogram merang menghasilkan 0,28 liter etanol. Merang mengandung
selulosa dan hemiselulosa. Honda Motor telah memanfaatkan etanol asal merang pada awal
2006

Limbah tomat dan nanas


Penelitian bioetanol berbahan tomat apkir dilakukan oleh I Del Campo dariBiomass Energy
Department, CENERNational Renewable Energy Centre, Spanyol. Tomat mengandung 50,20%
gula. Setelah fermentasi menghasilkan 18% etanol.Biomass Resources Corp di Amerika Serikat
mengembangkan etanol dari ekstraksi limbah pabrik nanas.

Singkong dan sagu


Umbi ubijalar juga pantas dilirik. 1.000 kg ubijalar menghasilkan 150-200 kg gula. Dengan
proses fermentasi lanjutan menghasilkan 125 liter bioetanol. Itu berarti rendemen ubijalar
12,5%. Potensi lain dimiliki oleh sagu yang memilki rendemen 9%. Dari 1 ton sagu dihasilkan
120-160 liter gula atau 90 liter etanol. Singkong atau ubikayu paling berpotensi sebagai bahan
bioetanol. Proses produksi etanol sangat mudah, tak perlu investasi alat Dengan
keanekaragaman hayati amat tinggi, Indonesia punya banyak pilihan untuk memproduksi
biopremium.

2)

Biodiesel

Biodiesel merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang. Mesin
kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masih murni, maupun biodiesel yang telah
dicampur dengan minyak. Hingga saat ini setidaknya terdapat empat BBA yang dapat
digunakan pada mesin diesel yaitu biodiesel, e-diesel, water-in-diesel emulsion, dan gas-toliquid diesel fuel. Dari keempat BBA tersebut, biodiesel merupakan yang paling populer saat ini
karena kelimpahruahan bahan bakunya. Selain kelimpahan bahan baku, keuntungan lain yang
didapat dari penggunaan biodiesel dalam transportasi adalah sifat pelumasannya yang lebih
baik sehingga mengurangi tingkat keausan pada komponen injeksi bahan bakar. Nilai setana
(cetane number)yang lebih tinggi juga meningkatkan kualitas pembakarannya diatmbah dengan
gas buang yang lebih bersih (particulate matter rendah). Sedangkan nilai minusnya selain
ongkos produksinya yang tinggi adalah adanya sedikit peningkatan NOx, pengurangan tenaga
mesin (power loss), stabilitas yang rendah (sehingga mengurangi masa simpan dan masa
pakai) serta kemampuan alir pada temperatur rendah (cold flow properties) yang buruk.
Berikut ini beberapa bahan baku untuk pembuatan bakar alternatif biodiesel :

Jarak pagar
Jarak pagar dipandang menarik sebagai sumber biodiesel karena kandungan minyaknya
yang tinggi, tidak berkompetisi untuk pemanfaatan lain (misalnya jika dibandingkan
dengan kelapa

sawit atau tebu),

dan

memiliki

karakteristik agronomi yang

sangat

[1]

menarik.Kandungan minyak bijinya dapat mencapai 63% , melebihi kandungan minyak


biji kedelai (18%), linseed (33%), rapa (45%), bunga matahari (40%) atau inti sawit(45%).
Minyaknya didominasi oleh asam oleat (44.7%) dan asam linoleat (32.8%) sementara asam
palmitat (14.2%) dan asam stearat (7%) adalah tipe asam lemakjenuhnya. Sebagai biodiesel,

minyak biji jarak pagar perlu diproses dengan metilasi terlebih dahulu, sebagaimana minyak
nabati lain. Selanjutnya, ia dapat digunakan tersendiri atau, yang lebih umum, dicampurkan
dengan minyak diesel dari sumber mineral dengan komposisi 30:70.

Kelapa
Minyak kelapa memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan biodisel karena ketersediaannya yang berlimpah.. Bahan bakar alternatif itu bisa
digunakan oleh masyarakat umum dan merupakan sumber energi bagi alat pertahanankeamanan milik TNI.Teknologi biodiesel dari bahan baku utama buah kelapa diharapkan dapat
mengurangi kelangkaan bahan bakar minyak solar di Indonesia,.
.Kelebihan biodiesel asal kelapa ini, selain ramah lingkungan, harganya relatif murah sekitar
4.000 rupiah per liter.

3)

Gas Alam
Gas alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang
properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan akan lebih ramah
lingkungan dibandingkan dengan minyak.

4)

Listrik
Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai. Tenaga listrik

dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini menghasilkan tenaga tanpa ada
pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari sumber tenaga ini masih tercipta dari batu
bara dan meninggalkan gas karbon.

5) Hidrogen
Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk kendaraan.
Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya.
Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.

6) Propana

Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan gas
alam dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar.
Propana menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin, namun penciptaan metananya
lebih buruk 21 kali lipat.

7) Methanol
Methanol yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada
kendaraan. Methanol dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa depan karena
hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini produsen kendaraan
tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.

8) P-Series
P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran
(MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup tinggi.
Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi
lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yang menciptakan
kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zat aditif pada bahan bakar menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan
tetapi dampak buruk itu dapat dikurangi oleh zat aditif penggantinya. Zat- zat aditif alternatif
mempunyai sisi positif dan negatifnya masing-masing pada lingkungan dan kesehatan.
Alternatif pengganti bahan bakar dari minyak bumi masih jarang digunakan karena
keterbatasan pengetahuan dan biaya produksi yang mahal serta kurangnya sosialisasi tentang
bahan bakar alternatif.

B. Saran
Sebaiknya penggunaan zat aditif yang merugikan segera digantikan dengan yang lebih
ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan serta yang sekiranya dapat digunakan
oleh seluruh masyarakat indonesia, agar terwujud bangsa yang sehat serta lingkungan yang

bersih dan sehat. Dan sebisanya megurangi atau menggunakan minyak bumi sesuai keperluan
jika memang tidak memungkinkan untuk menggunakan bahan bakar alternatif.

Anda mungkin juga menyukai