Disusun Oleh:
Pembimbing :
Arief Adhiksana, S.ST.,M.T
Nikmatul Hikmah
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DISUSUN OLEH :
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Ketua Prodi D3 Petro Oleo Kimia
ii
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Julfian S. Tanjung
Manager Laboratorium Coal Division
iii
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
RINGKASAN
iv
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah
dan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan di PT.
Geoservices Environmental Division Balikpapan, Kalimantan Timur. Penulis telah
melakukan serangkaian kegiatan mulai tanggal 9 Juli selama masa praktek kerja
lapangan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan
di Politeknik Negeri Samarinda, Jurusan Teknik Kimia Program Studi Petro dan Oleo
Kimia.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
saya yang telah memberikan doa serta dukungan hingga kegiatan ini dapat diselesaikan,
Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan
serta laporan praktek kerja lapangan, diantaranya:
v
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
11. Ibu Nikmatul Hikma, Selaku Quality Officer Environmental Laboratory sekaligus
Pembimbing PKL.
12. Bapak Prasetyo Hadi., selaku HSE PT. Geoservices Balikpapan.
13. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Geoservoces Coal Laboratory Balikpapan divisi
enviromental (Mba Yeni, Mba Grifty, Mba Susmi, Mas Sobirin, Mas Hardi, Mas
Dedy, Mas Nova, Mas Malik, Mas Yono, Mas Tio, Mas Zainal, Mas Aldi,dan Mas
Nurdin) yang telah membantu dan membimbing selama kegiatan magang industri.
14. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Geoservices Coal Laboratory Balikpapan
khususnya divisi batubara (Mas Ari, Mas Busman,Mas ijay, Mas Jay Mas Adul
Aziz, Mas Septi, Mas Mehong, Pak Joko, Mas Abut, Mas Irwan, Pak Rahmat, Mas
Ribut, Mas Sandi, Mas Galih, Pak Devri, Pak Puja, Mas Daud, dan Mas Dias) yang
telah membantu dan membimbing selama kegiatan PKL.
15. Teman Seperjuangan PKL di PT. Geoservices Balikpapan (Robiyatul A. dan Agus
kinanti).
16. Teman – teman D-III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda.
Penulis
vi
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
DAFTAR ISI
A. Laboratorium......................................................................................................... 4
B. Eksplorasi .............................................................................................................. 5
C. Enginering ............................................................................................................. 5
D. Survey ................................................................................................................... 5
1.4 Ruang Lingkup Divisi Laboratorium ................................................................. 5
BAB II .............................................................................................................................. 8
TATA LETAK PERUSAHAAN, ORGANISASI, DAN SEGI EKONOMIS
PERUSAHAAN ............................................................................................................... 8
2.1. Tata Letak Perusahaan........................................................................................ 8
BAB IV ........................................................................................................................... 36
PENUTUP ...................................................................................................................... 36
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 36
viii
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
BAB I .............................................................................................................................. 38
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 38
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 38
BAB II ............................................................................................................................ 40
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 40
2.1. Batubara............................................................................................................ 40
ix
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
BAB V ............................................................................................................................. 70
PENUTUP ...................................................................................................................... 70
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 70
x
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Nilai Student’s t untuk 95% confidence level dan distribusi dua sisi 57
Tabel 4.6. Data Pengamatan dan Hasil Uji Akurasi & Presisi ............................ 66
xi
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Environmental Lab
DAFTAR GAMBAR
Laporan Umum
xii
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1971 di Bandung berdasarkan prakarsa dana
swasta, yaitu dana patungan antara Mr. H.L. Ong dengan Mr. Durban L. Ardjo yang
memiliki kesamaan latar belakang pendidikan dan disiplin ilmu Geochemistry dan
Metallurgical Engineering, yang memperoleh gelar kesarjanaan dari Colorado,
Amerika Serikat pada tahun 1965 dan 1968. Sebagai perusahaan bermodal swasta,
PT. Geoservices terus berupaya untuk mengembangkan usahanya yang saat itu
masih berorientasi pada bidang usaha jasa pemeriksaan dan pengujian laboratorium,
seperti Geological Consultant, Geophysics, Geochemical, Mineralogical,
Palaentological dan Surveying.
Kini PT. Geoservices telah menjadi perusahaan survey (1982) dengan peralatan
dan kemampuan teknis lengkap serta profesionalisme tinggi dalam
pelayanan.PT.Geoservices juga melakukan jasa survey dengan kualitas dan
kuantitas luas serta tingkat ketelitian tinggi. Hampir seluruh kegiatan pengujian dan
pemeriksaan laboratorium terjamah oleh PT. Geoservices, yang juga melaksanakan
kegiatan survey pemetaan industri, pemeriksaan dan pengawasan kualitas barang
komoditi sampai pada pekerjaan geoteknik dan penilaian pada analisa dampak
lingkungan (amdal), serta marine konsultasi hingga marine survey yang semuanya
dilaksanakan oleh beberapa divisi di PT. Geoservices, yaitu: Coal Laboratories,
Mineralogical, Geochemical, Geophysics, Marine, Environmentaldan Surveying.
Berkat kemampuan dan Integritas tinggi, PT. Geoservices telah dipercaya oleh
konsumen untuk menyelenggarakan Cargo Supertendingdalam rangka memberikan
1
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
pelayanan dan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas barang serta membantu
terlaksanannya ketentuan-ketentuan standar perdagangan industri yang telah
ditetapkan secara global. Sertifikasi yang dimiliki PT. Geoservices telah diakui baik
dalam skala nasional maupaun global, sehingga para importir, eksportir, banker
serta pihak manapun telah memberikan kepercayaan penuh kepada perusahaan ini.
Sebagai perusahaan swasta, hal yang juga tidak diabaikan oleh PT. Geoservices
adalah turut membantu mensukseskan program pemerintah untuk memperluas
lapangan pekerjaan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM)
terutama dari lingkungan sekitar, serta turut mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan memperhatikan penghasilan dari staf dan karyawannya.
2
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
3
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
4. Laboratorium Mineral
4
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
B. Eksplorasi
1. Geologi
2. Geofisika
C. Enginering
1. Geothermal
2. Pemboran Mineral
3. Geoteknik dan Pemboran Air
4. Enginering
D. Survey
1. Marine Survey
2. Survey Pemetaan
3. Marine Inspection
4. Cargo Superintendence and Inspection
5. Appraisal
6. Inspection and Witnessing
7. Insurance Survey
8. Technical Consultancy
9. Non-Destructive Testing (NTD)
10. Warehouse Management
11. Petroleum and Petrochemical Services
1. Batubara
a. Proximate
b. Total Sulfur
5
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
3. Air Limbah
a. pH
b. Conductivity
c. Total padatan tersuspensi ( TDS )
d. Total padatan terlarut ( TSS )
e. Penentuan logam-logam
f. Amoniak
g. Sianida
h. Klorida
6
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
7
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB II
TATA LETAK PERUSAHAAN, ORGANISASI, DAN SEGI EKONOMIS
PERUSAHAAN
8
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Pada ruang lantai 1 terdapat beberapa ruangan yaitu ruang direktur, ruang
general manager area Kaltim, ruang manaer Lab, ruang dokumen quality, ruang
quality officer, ruang invoice dan purchasing Balikpapan, ruang keuangan
Balikpapan dan wilayah, ruang IT, ruang marine, ruang logistic wilayah, ruang
deputy, ruang accounting, ruang deputy, ruang assisten General Manager, ruang
quality assurance dan ruang dapur.
9
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Buddy S. Gobbel
Hana Mulyana
Manajer Puncak Teknis
Quality Officer
Muh. Syahrir
Manajer
Manajer administrasi
Laboratorium Manajer Mutu Lokasi
Julfian S. Tanjung Julfian S. Tanjung
Manajer Teknis
Deputy Deputy
Manajer Lab. Manajer Lab.
Batubara Lingkungan
Pengawas
Pengawas Account Officer Pengawas
Staff Administrasi Lab. Account Officer Lab. Pengawas Preparasi Pengambilan
Laboratorium Lab. Lab.
Batubara Batubara Batubara Contoh
Batubara Lingkungan Lingkungan
Batubara
Kepala Regu
Kepala Regu Preparasi dan
Kepala Regu
Pemngambilan Kepala Regu penyimpanan
preparasi
Analis Contoh Contoh
Laboratorium
Batubara Analis Lab.
Petugas Preparasi Lingkungan
Ditinjau dari lama praktek kerja lapangan selama dua bulan dalam
lingkup laboratorium lingkungan struktur pendapatan pada laboratorium PT.
10
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
11
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam mendefinisikan batubara harus ditinjau dari beberapa aspek antara lain,
sifat fisikanya, asal kejadian dan pemanfaatannya. Untuk memberikan gambaran
mengenai pengertian batubara secara umum oleh beberapa penulis dapat diuraikan
sebagai berikut.
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70% berat
volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonan termasuk
inherent moisture.Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak
kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan lain-
lain.Selanjutnya bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan
(dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik
sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya.
Pengertian lain batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar,
yang terbentuk dari endapan, batuan organic yang terutama terdiri dari karbon,
hydrogen dan oksigen.Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi
antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas
selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.Batubara dapat diartikan
sebagai endapan batuan yang terbakar, dibentuk dari pelapukan bahan tanaman-
tanaman, adalah sebuah zat kimia yang komplek yang dapat ditemui dalam berbagai
bentuk. (sumber World Coal Institute).
12
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
2. Thiesen (1947)
3. Speekman (1958)
13
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Secara umum, setelah sisa tanaman tersebut terkumpul dalam suatu kondisi
tertentu yang mendukung (banyak air), pembentukan dari peat (gambut) umumnya
terjadi.Dalam hal ini peat tidak dimasukkan sebagai golongan batubara, namun
terbentuknya peat merupakan tahap awal dari terbentuknya batubara.Proses
pembentukan batubara sendiri secara singkat dapat didefinisikan sebagai suatu
perubahan dari sisa-sisa tumbuhan yang ada, mulai dari pembentukan peat
(peatifikasi) kemudian lignit dan menjadi berbagai macam tingkat batubara, disebut
juga sebagai proses coalifikasi, yang kemudian berubah menjadi antrasit.
Pembentukan batubara ini sangat menentukan kualitas batubara, dimana proses
yang berlangsung selain melibatkan metamorfosis dari sisa tumbuhan, juga
tergantung pada keadaan pada waktu geologi tersebut dan kondisi lokal seperti
iklim dan tekanan. Jadi pembentukan batubara berlangsung dengan penimbunan
akumulasi dari sisa tumbuhan yang mengakibatkan perubahan seperti pengayaan
unsur karbon, alterasi, pengurangan kandungan air, dalam tahap awal pengaruh dari
mikroorganisme juga memegang peranan yang sangat penting.
14
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
tekanan yang tinggi tersebut mengalami proses perubahan fisika dan kimiawi dan
mengubah tumbuhan tersebut menjadi gambut dan kemudian batubara.
Mutu dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama
waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik’.Proses awalnya
gambut berubah menjadi lignite (batubara muda) atau ‘brown coal’ (batubara
coklat), ini adalah batubara dengan jenis maturitas organic rendah.Dibandingkan
dengan jenis batubara lainnya, batubara muda agak lembut dan warnanya bervariasi
dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun,
batubara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturuitas
organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batubara ‘sub-bitumen’.
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih
keras dan warnannya lebih hitam dan membentuk ‘bitumen’atau’antrasit’.Dalam
kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organic yang semakin tinggi terus
berlangsung hingga membentuk antrasit.
Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia
(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan).
peatification coalification
Biokimia geokimia
15
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu
yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika, kimia,
ataupun keadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk dari
tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya,serta bentuk lapisan batubara.
a. Teori In Situ
16
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
b. Teori Drift
a. Posisi Geotektonik
17
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
b. Topografi (Morfologi)
c. Iklim
e. Umur Geologi.
18
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
f. Tumbuh-tumbuhan
g. Dekomposisi
j. Metamorfosis Organik
20
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Keterangan:
Cellulosa ( zat organik ) yang merupakan pembentuk batubara.
Unsur C dalam lignit lebih sedikit dibanding bitumine.
Semakin banyak unsure C lignit semakin baik mutunya.
Unsur H dalam lignit lebih banyak dibandingkan pada bitumine.
Semakin banyak unsure H lignit makin kurang baik mutunya.
Senyawa CH4 ( gas metan ) dalam lignit lebih sedikit dibanding dalam
bitumine. Semakin banyak CH4 lignit semakin baik kualitasnya.
21
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Pada tahun 1930-an diperkenalkan suatu teknik baru yang menjadi bagian dari
ilmu petrologi batubara, yaitu pengukuran refleksi maceral (mineral pada batuan)
dan kegunaanya adalah sebagai parameter derajat batubara. Pada tahun 1953,
Stopes memperkenalkan konsep maceral yang dapat diartikan sebagai komponen
terkecil dalam batubara. Konsep maceral ini yang tetap dipakai sampai sekarang.
Pada waktu itu para ahli mencoba mencari hubungan antara komposisi petrologi
dengan sifat-sifat keteknikan dari batubara. Seperti diketahui bahwa batubara
yang kaya akan kelompok maceral vitrinite dan liptinie mempunyai perbedaan
nyata dalam sifat pencarian, penggasan dan pembakaran, jika dibandingkan
dengan batubara yang kaya akan inertinite.
d. Tingkat oksidasi
22
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
a. Lignin
Hingga saat ini, sangat sedikit bukti kuat yang mendukung teori bahwa
lignin merupakan unsur organik utama yang menyusun batubara.
b. Karbohidrat
23
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
c. Protein
d. Resin
f. Tanin
g. Alkaloida
h. Porphirin
i. Hidrokarbon
Unsur ini terdiri atas bisiklik alkali, hidrokarbon terpenting, dan pigmen
kartenoid.Sebagai tambahan, munculnya turunan picene yang mirip dengan
sistem aromatik polinuklir dalam ekstrak batubara dijadikan tanda inklusi
material sterane-type dalam pembentukan batubara. Ini menandakan bahwa
struktur rangka tetap utuh selama proses pematangan, dan tidak adanya
perubahan serta penambahan struktur rangka yang baru.
24
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Selain material organik yang telah dibahas diatas, juga ditemukan adanya
material inorganik yang menyusun batubara.Secara umum mineral ini dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur mineral inheren dan unsur mineral
eksternal.Unsur mineral inheren adalah material inorganik yang berasal dari
tumbuhan yang menyusun bahan organik yang terdapat dalam lapisan
batubara.Sedangkan unsur mineral eksternal merupakan unsur yang dibawa dari
luar kedalam lapisan batubara, pada umumya jenis inilah yang menyusun bagian
inorganik dalam sebuah lapisan batubara.
1. Sifat Fisika
a. Berat jenis
Berat jenis dari batubara juga sangat tergantung dari jumlah dan jenis
mineral yang terkandung dalam suatu batubara, abu, dan kekompakkannya.
Berat jenis yang rendah menyebabkan sifat kebakaran yang baik.
b. Kekerasan
25
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
c. Warna
d. Goresan
Goresan batubara berkisar antara terang sampai cokelat tua. Lignit
mempunyai goresan hitam keabuan dan batubara jenis bitumine
mempunyai warna goresan hitam.
e. Serpihan
2. Sifat Kimia
a. Karbon
b. Hidrogen
26
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
dalam batubara jenis lignit berkisar antara 5-6%, sekitar 4,5-5,5% dalam
batubara jenis bitumine dan sekitar 3-3,5% dalam batubara jenis antrasit.
c. Oksigen
d. Nitrogen
e. Sulfur
Sulfur dalam batubara terdapat sebagai sulfide besi yang sering disebut
sebagai senyawa pyritic sulphur. Sulfur dalam batubara biasanya berjumlah
kecil dan kemungkinan berasal dari protein tanaman asalnya yang
diperkaya bakteri sulfur.
Kehadiran sulfur dalam batubara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam
beberapa hal mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi, seperti padapyritic
sulphur, organic sulphur dan sulphate sulphur. Pyritic sulphur biasanya
berjumlah 20-80% dari jumlah totalnya, yang biasanya berasosiasi dengan
konsentrasi sulfat selama prosespertumbuhannya. Endapan sulfat terutama
berupa kalsium dan besi mempunyai jumlah sulfat relatif lebih kecil dari
jumlah sulfur. Kehadiran sulfur sangat membahayakan proses pembakaran
karena dapat mengakibatkan polusi.
27
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
1. Batubara Lignite
2. Batubara Subbitumine
3. Batubara Bitumine
Jenis batubara ini banyak ditemukan. Ciri-ciri batubara ini, berwarna hitam
mengkilat, mempunyai kadar kalori yang tinggi, mengandung karbon yang
relatif tinggi dan kandungan air, abu dan sulfur yang rendah. Batubara ini
mudah terbakar dan banyak mengeluarkan asap, bila dibakar dan memberi
warna nyala yang kuning.
4. Batubara Antrasite
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh
28
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Klorin pada suhu kamar berbentuk gas. Pada suhu di bawah -34℃
berbentuk cair dan pada suhu dibawah -103℃ berbentuk kristal kekuningan.
Untuk mendapatkan gas klorin dapat dilakukan dengan melakukan reaksi
elektrolisis garam dapur atau dengan cara menambahkan larutan asam klorida
(HCL) pada lempeng mangan oksida (MnO2). Dari beberapa hasil penelitian
diketahui bahwa elektrolisa garam merupakan cara paling efektif dalam
memperoleh gas klorin.
29
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
uap. Kadar klorin lebih kecil dari 0.2% dianggap rendah, sedangkan kadar klorin
lebih besar dari 0.5% dianggap tinggi.
Klorin digunakan untuk desinfeksi air termasuk air untuk mandi, kolam renang
fan juga air minum. Klorin digunakan sebagai desinfektan air minum karena
mempunyai efek dapat membunuh bakteri Ecoli serta giardia dan harganya murah.
Penambahan klorin dalam air minum dimulai sejak 1800. Sejak tahun 1904,
penambahan klorin pada air minum menjadi standar yang harus dipenuhi penyedia
layanan air minum hingga sekarang. Cairan klorin juga dapat digunakan sebagai
cairan pembersih alat-alat rumah tangga dan juga di bidang kesehatan. Larutan
klorin 0,5% telah sejak lama digunakan untuk dekontaminasi alat alat bedah seperti
jahit set dan partus set.
2. Pemutih
Pada proses produksi kertas dan pakaian, klorin digunakan sebagai cairan
pemutih (bleaching). Di pasaran, klorin dikemas sebagai agent pemmutih pakaian
dengan berbagai merk. Bahan dasarnya dibuat dari natrium hidroksida dan gas klor
( gas klorin dialirkan ke dalam larutan natrium hidroksida sehingga membentuk
natrium hipoklorit (NaOCl) yang disebut zat pemutih.
3. Senjata kimia
Karena efeknya yang sangat iritatif, gas klorin telah digunakan sebagai senjata
kimia pada perang dunia ke II.
1. Pengkaratan ( korosi )
Klorin adalah salah satu elemen batubara yang dapat menimbulkan korosi
(pengkaratan) dan masalah fouling/slagging (pengkerakkan) pada ketel uap)
2. Penipisan Lapisan ozon
30
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
31
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Analisa dengan ISE dilakukan setelah sample telah berubah fasa ke cair
kemudian penambahan larutan ISA ke dalam sample dan larutan standar klorin di
gunakan untuk kalibrasi larutan standar. Elektroda yang digunakan sesuai dengan
element yang akan di analisa.
32
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
33
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Pada saat kontak dengan larutan analit, bahan aktif membran akan
mengalami disosiasi menjadi ion-ion bebas pada antarmuka membran dengan
larutan. Jika anion yang Pada saat kontak dengan larutan analit, bahan aktif
membran akan mengalami disosiasi menjadi ion-ion bebas pada antarmuka
membran dengan larutan. Jika anion yang berada dalam larutan dapat menembus
batas antarmuka membran dengan larutan yang tidak saling campur, maka akan
terjadi reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran sampai
mencapai kesetimbangan elektrokimia berada dalam larutan dapat menembus
batas antarmuka membran dengan larutan yang tidak saling campur, maka akan
terjadi reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran sampai
mencapai kesetimbangan elektrokimia.
1. Neraca Digital
2. Stirer
3. Transpet
34
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
formulir pengujian dan diserahkan kebagian administrasi untuk diinput dan dicetak
lalu dikoreksi oleh Supervisor Laboratorium. Hasilnya kemudian dibuat laporan
report of analysis (certificate). Seterfikasi ini kemudian diparaf oleh Supervisor
Laboratorium dan ditanda tangani oleh Manager Laboratorium.
35
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Untuk dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang bergerak dibidang
yang sama, sebaikanya PT Geoservices Balikpapan terus meningkatkan mutu
pelayanannya.
36
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Disusun Oleh:
GUSTI PUTRA
17 614 053
2019
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB I
PENDAHULUAN
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan. Batubara digunakan sebagai pembangkit energi pada industri.
Mutu dari batubara akan sangat penting dalam menentukan peralatan yang
dipergunakan pada industri.
Lokasi Indonesia yang strategis melahirkan suatu struktur geologi yang memiliki
kekayaan potensi pertambangan batubara yang besar di dunia. Salah satu daerah
penghasil tambang terbesar di Indonesia terletak di Kalimantan. Banyaknya tambang
batubara yang terdapat di Kalimantan, maka dibutuhkan suatu pengelolaan yang
memiliki kualitas dan spesifikasi dalam proses penanganan hasil galian tambang
batubara sehingga dapat mengetahui zat-zat yang berguna dan zat-zat yang tidak
dibutuhkan sehingga berpotensi sebagai pengganggu, bahkan sebagai racun. Walaupun
dampaknya tidak terlalu terlihat, namun dalam beberapa tahun dampak pengelolaan
tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas lingkungan dan keseimbangan
ekosistem disekitarnya.
Salah satu bagian terpenting dari sebuah proses tentang penggunaan batubara
adalah proses analisa dari produk yang dihasilkan atau analisa lain mengenai limbah
batubara dan lain sebagainya. Analisa ini dilakukan oleh pihak Laboratorium. Pada
masing-masing analisa terdapat standar atau metode yang digunakan sebagai acuan
untuk mengontrol kualitas agar dapat memenuhi speksifikasi permintaan pasaran. Untuk
menjamin hasil analisa yang dikeluarkan, pihak Laboratorium harus melakukan
validasi/verifikasi. Validasi/verifikasi metode digunakan untuk mengkonfirmasi atau
membuktikan bahwa metode yang digunakan dalam suatu penelitian memenuhi
persyaratan sehingga dapat dinyatakan bahwa data yang diperoleh selama penelitian
merupakan hasil yang baik dan dapat dipercaya. Tujuan utama dari validasi/verifikasi
38
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
untuk menjamin metode analisis yang digunakan mampu memberikan hasil yang cermat
dan dapat dipercaya.
1.2. Tujuan
39
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Batubara
40
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
1. Trace element mayor: As, B, Cd, Pb, Hg, Mo, Se, Cl, F, Sb, Se.
3. Trace element minor: Ba, Sr, Na, Mn, Co, Li, Br, Ge, Be, Tl, Ag, Te.
2.2 Klorin
Klorin adalah salah satu elemen batubara yang dapat menimbulkan korosi
(pengkaratan) dan masalah fouling/slagging (pengkerakkan) pada ketel uap. Kadar
klorin lebih kecil dari 0.2% dianggap rendah, sedangkan kadar klorin lebih besar dari
0.5% dianggap tinggi.
Klorin adalah unsur halogen paling banyak terdapat di akam namun jarang
ditemui dalam bentuk bebas. Pada umumnya, klorin ditemukan dalam bentuk garam
halida dan ion klorida. Sumber utama klorin adalah air laut. Dalam air laut klorin
41
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
berbentuk ion klorida. Pada proses pembuatan garam, ion klorida akan berikatan dengan
unsur natrium membentuk garam natrium klorida atau garam dapur.
Klorin pada suhu kamar berbentuk gas. Pada suhu di bawah -34℃ berbentuk
cair dan pada suhu dibawah -103℃ berbentuk kristal kekuningan. Untuk mendapatkan
gas klorin dapat dilakukan dengan melakukan reaksi elektrolisis garam dapur atau
dengan cara menambahkan larutan asam klorida (HCL) pada lempeng mangan oksida
(MnO2). Dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa elektrolisa garam merupakan
cara paling efektif dalam memperoleh gas klorin.
2.3. Validasi
Validasi merupakan suatu uji kinerja metode standar. Validasi ini dilakukan
terhadap suatu metode sebelum diterapkan di laboratorium. Validasi sebuah metode
bermaksud untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu
melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid. Disamping itu
validasi juga bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium memiliki data kinerja.
Hal ini dikarenakan laboratorium yang berbeda memiliki kondisi dan kompetensi
personil serta kemampuan peralatan yang berbeda. Sehingga, kinerja antara satu
laboratorium dengan laboratorium lainnya tidaklah sama. Didalam validasi metode,
kinerja yang akan diuji adalah keselektifan seperti uji akurasi (ketepatan) dan presisi
(kecermatan). Dua hal ini merupakan hal yang paling minimal yang harus dilakukan
dalam validasi sebuah metode.
42
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
2.4. Verifikasi
Verifikasi Metode adalah Suatu cara untuk mengkonfirmasi bahwa metode yang
bersangkutan (metode baku atau standar misalnya ISO; ASTM; SNI dll) memenuhi
persyaratan tujuan penggunaannya, yaitu dengan melalui cara menguji metode dan
mengumpulkan bukti-bukti yang objektif.
Verifikasi merupakan suatu uji kinerja metode standar. Metode standar adalah
metode yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi atau badan
standardisasi nasional suatu Negara. Metode standar ini diterima secara luas, misalnya :
ISO, ASTM, BSN, SNI dan lain sebagainya. Verifikasi ini dilakukan terhadap suatu
metode standar sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi sebuah metode bertujuan
untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan
pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid. Disamping itu juga
bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium memiliki data kinerja. Hal ini
dikarenakan laboratorium yang berbeda memiliki kondisi dan kompetensi personil serta
kemampuan peralatan yang berbeda. Sehingga kinerja antara satu laboratorium dengan
laboratorium lainnya berbeda.
Di dalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan, seperti
uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan). Suatu metode yang presisi belum
menjadi jaminan bahwa metode tersebut dikatakan akurat. Begitu jugasebaliknya, suatu
metode yang tepat (akurat) belum tentu presisi.
43
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Presisi dari suatu metoda pengujian adalah derajat kesesuaian diantara hasil
uji individu (berdiri sendiri) , jika metoda uji diterapkan berulang-ulang terhadap
multi sampling dari suatu contoh homogen. Cara penentuannya di ukur sebagai
simpangan baku atau simpangang baku relatif (Koefisien variasi). Presisi dapat
dinyatakan keterulangan (Repeatibility) dan ketertiruan (Reproducibility).
Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif. Presisi
dapat dinyatakan sebagai :
1. Keterulangan (repeatability)
2. Ketertiruan (reproducibility)
Hasil analisa adalah X1 , X2 , X3 , … Xn
∑1n(xn − x̅)2
SD (Standar deviasi)= √
n-1
Dimana :
SD = Standar Deviasi
44
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
SD
RSD = × 100%
x̅
Kriteria Penerimaan :
% = 10−2
ppm = 10−6
ppb = 10−9
45
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
B. uji Akurasi
Cara perhitungan :
√ 𝑛
±𝑡 = (𝑥̅ − 𝜇 ) 𝑆𝐷
Dimana :
t = t-hitung
x̅ = nilai rata – rata yang diperoleh
µ = nilai CRM
SD = Standar Deviasi
Cara perhitungan :
(̅̅̅ 𝑥2 )
𝑥1 − ̅̅̅
±𝑡 =
1 1
𝑆𝑝 √ +
𝑛1 𝑛2
Dimana :
46
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
𝑡 = t hitung
x̅1 = nilai rata-rata metode yang divaidasi
x̅ 2 = nilai rata-rata metode standar atau baku
n1 = Jumlah pengulangan metode yang divalidasi
n2 = Jumlah pengulangan metode standar
Sp = Standar Deviasi Gabungan
S1 = Standar Deviasi metode yang divalidasi
S2 = Standar Deviasi metode standar
Cara perhitungan :
(𝐶1 − 𝐶2 )
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = × 100%
𝐶3
Dimana :
C1 = Koncentrasi Spike
C2 = Konsentrasi contoh sebenarnya
C3 = Konsentrasi analit yang ditambahkan
C. Linearitas
47
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko.
Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter
pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel
yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.
48
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Sebaliknya, jika S/N lebih dari 10, artinya konsentrasi Spike biasanya terlalu
tinggi dan MDL perhitungan tidak mewakili limit deteksi yang sesungguhnya.
Dalam kasus seperti ini, sampel harus di Spike pada level yang lebih rendah.
Rasio S/N dihitung berdasarkan persamaan:
̅
S⁄ = X
N SD
Dimana
S/N= Signal per Noise
x̅ = Nilai rata-rata suatu pengukuran
SD = Standar deviasi
Prinsip kerja alat ini adalah Pembakaran sampel di lakukan pada sistem
tertutup dengan tekanan 20-30 atm, yang kemudian di kontakan dengan fuse
wire yang telah terhubung dengan unit pengapian melalui kabel penghubung.
Sampel yang terbakar akan menghasilkan gas/uap hasil pembakaran yang
selanjutnya terkondensasi melalui proses pendinginan dengan air pendingin yang
tersirkulasi dan uap akan terserap oleh larutan basa untuk menghasilkan sampel
dalam kondisi cair.
49
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
1. Bom Pembakar
2. Unit Pengapian
Wadah untuk menampung bom dan air pendingin yang cukup untuk
menghilangkan panas pada proses pemakaran yang iasanya bekerja pada
suhu min 10 ℃ danPastikan flow air konstan.
4. Fuse wire
Ion selektif electrode (ISE) adalah electrode membrane yang selektif merespon
keberadaaan ion lain dalam larutan, juga spesifik menyelidiki keberadaan gas dan ion
dalam larutan. Yang paling umum digunakan yaitu ion selektif elektrode untuk pH. Ion
lain yang dapat diukur menggunakan ISE seperti,flour, bromide dan gas-gas dalam
larutan seperti NH3, CO2 dan NO2. Ion selektif electroda memberikan respon potensial
tertentu pada ion yang spesifik. Untuk potensial standart digunakan potensial dari ion
H+ yang dipakai pada pH meter. Perbedaan potensial yang dihasilkan diantara dua
electrode akan tergantung pada aktivitas ion yang spesifik dalam larutan. Aktivitas ion
terkait pada konsentrasi ion spesifik, sehingga memungkinkan untuk analisis ukuran ion
yang spesifik.
Pada saat kontak dengan larutan analit, bahan aktif membran akan
mengalami disosiasi menjadi ion-ion bebas pada antarmuka membran dengan
larutan. Jika anion yang berada dalam larutan dapat menembus batas antarmuka
membran dengan larutan yang tidak saling campur, maka akan terjadi reaksi
pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran sampai mencapai
kesetimbangan elektrokimia.
51
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Ion selektif electrode memberikan respon potensial tertentu pada ion yang
spesifik. Untuk potensial standart digunakan potensial dari ion H+yang dipakai
pada pH meter.
Dengan mengukur potensial listrik yang dihasilkan oleh membrane pada ion
tertentu dan di bandingkan dengan refrence elektrode. Kekuatan beda potensial
yang dihalkan seanding dengan konsentrasi dari ion yang terukur (Selektif).
Elektroda ion selektif merupakan sebuah elektroda dimana potensial membrannya
merupakan fungsi konsentrasi dari satu ion tertentu.
52
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB III
PELAKSANAAN TUGAS KHUSUS
3.1.1. Alat
1. Bomb Pembakar.
2. Neraca Analitik.
3. ISE Meter.
4. Elektroda Klorin
5. Gelas Beaker.
6. Pipet Ukur.
7. Pipet Volume.
8. Labu Ukur.
3.1.2. Bahan
1. Sample Batubara dengan ukuran 250μm
2. Air Deionisasi
3. Natrium Karbonat (Na2CO3 2%)
4. Natrium Nitrat (NaNO3 5 M)
5. Standar Induk Klorida 1000 ppm
6. Oksigen
7. Acirs M1
53
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
3. Siapkan larutan standar kerja 20 ; 50 dan 100 µg dalam Gelas Piala 200
mL (dengan memipet masing masing 2; 5 dan 10 mL dari 10 µg /mL),
500 dan 1000 µg( 5 dan 10 mL dari 100 µg /mL).
8. Kalibrasi dengan larutan Standar dan baca larutan standar dari hasil
kalibrasi. Jika hasil pembacaan tidak berbeda 5 % dari nilai standar
lanjutkan ke sampel.
54
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
3. Pasang bom seperti biasa da nisi dengn oksigen hingga tekanan 2-3 MPa
(20-30 atm). Tempatkan ke dalam bucket dengan air yang
mengalir.Alirkan arus listrik ke elektroda dan sampel dibakar. Biarkan
bom dalam air dingin selama 15 menit agar dingin dan mengabsorpsi
uap.
5. Bilas bom, elektroda, dan cawan ke 100 mL, gelas kimia dengan sedikit
air, jaga volume dibawah 95 mL.
C. Sampel
D. Slope
1. Siapkan larutan slope (C1) dengan memipet 1 mL larutan induk 1000
ppm ke dalam gelas kimia 100 mL. Tambahkan 2 mL larutan NaNO3 5
M dan encerkan dengan air deionisasi hingga 100 mL. selanjutnya
tentukan potensial larutan (mV C1).
2. Siapkan larutan slope (C2) dengan memipet 10 mL larutan induk
1000ppm ke dalam gelas kimia 100 mL. Tambahakan 2 mL larutan
NaNO3 5 m dan encerkan dengan air deionisasi hingga 100 mL.
selanjutan tentukan potensial larutan (mV C2).
3. Tentukan nilai slope dengan mengurangkan mV C1 dengan mV C2 (C1-
C2).
55
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
1. Siapkan larutan standar kerja yang memberikan respon linear sesuai hasil uji
linearitas
2. Siapkan 7 buah sampel atau reagent water yang di Spike atau diperkaya dengan
Klorin . Besarnya konsentrasi Spike adalah 1–5 kali nilai MDL estimasi
(perkiraan).
3. Siapkan pula 1 buah blanko reagent.
4. Baca dengan menggunakan Ion Selektif Elektroda (ISE)
5. Hitung standar deviasi dari hasil pembacaan.
1 2
∑ (x −x
̅)
SD = √ n n n-1
56
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
∑1n(xn − x̅)2
SD = √
n-1
6. Hitung % RSD berdasarkan persamaan
𝑆𝐷
% 𝑅𝑆𝐷 = × 100 %
𝑥
7. Hitung RSD Horwitz berdasarkan persamaan
𝑅𝑆𝐷 𝐻𝑜𝑟𝑤𝑖𝑡𝑧 = 2(1−0.5 𝑙𝑜𝑔 𝑐 )
8. Hitung 2/3 RSD Horwitz berdasarkan persamaan
Tabel 3. 1. Nilai Student’s t untuk 95% confidence level dan distribusi dua sisi
F t F t F t F t
5 2.570 18 2.101 31 2.040 44 2.015
6 2.447 19 2.093 32 2.037 45 2.014
7 2.365 20 2.086 33 2.035 46 2.013
8 2.306 21 2.080 34 2.032 47 2.012
9 2.262 22 2.074 35 2.030 48 2.011
10 2.228 23 2.069 36 2.028 49 2.010
11 2.201 24 2.064 37 2.026 50 2.009
12 2.179 25 2.060 38 2.024 55 2.004
13 2.160 26 2.056 39 2.023 60 2.000
57
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
f = derajat kebebasan (n – 1)
58
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1000
Pembacaan alat
800
600
y = 0,9712x
400 R² = 0,9999
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Konsentrasi
59
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Dimana :
𝑛 × Σ𝑥𝑦 − (Σ𝑥)(Σ𝑦)
=
√(𝑛 × Σ𝑥 2 − (Σ𝑥)2 )(𝑛 × Σ𝑦 2 − (Σ𝑦)2
5 × 1226588 − (1670)(1613,4)
=
√( 5 × 1262900 − 2788900)(5 × 1191360 − 2603060)
6132940 − (1670)(1613,4)
=
√( 6314500 − 2788900)(5956800 − 2603060)
6132940 − (1670)(1613,4)
=
√( 6314500 − 2788900)(5956800 − 2603060)
60
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
6132940 − 2694378
=
√( 3525600)(3353740)
3438562
=
3438596,479
= 𝟎, 𝟗𝟗𝟗𝟗𝟖𝟗
Konsentrasi %
Kode Sampel Hasil Analisa (Xn - X) (Xn-X)²
– Blanko Recovery
µg
Blank 0,3
1 9,77 9,4700 94,7 1,1271 1,2705
2 9,77 9,4700 94,7 1,1271 1,2705
3 7,94 7,6400 76,4 -0,7029 0,4940
4 8,24 7,9400 79,4 -0,4029 0,1623
5 10,4 10,1000 101 1,7571 3,0876
6 7,34 7,0400 70,4 -1,3029 1,6974
7 7,04 6,7400 67,4 -1,6029 2,5692
Rata-rata 8,3429 ∑ 10,5513
Menghitung Nilai Rata-rata
∑1𝑛(𝑥)
𝑥̅ =
𝑛
Dimana :
𝑥̅ = Rata-rata
x = Data Konsentrasi - Blanko
𝑛 = Jumlah data
∑1𝑛(𝑥) 58,4
𝑥̅ = = = 𝟖, 𝟑𝟒𝟐𝟗
𝑛 7
61
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
= 3.143 × 1.3261
= 4.1679
62
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
4.1.3. Data Pengamatan dan Hasil Perhitungan Uji Akurasi dan Presisi
Tabel 4.5. Data konversi dari Adb ke Db
Kode Hasil
konsentrasi (Xn - X) (Xn-X)²
Sampel pembbacaan
adb (µg/g) db (µg/g)
Blank 15,5 1,71
1 143,5 146 5 28
2 136 138 -2 3
3 137 139 -1 1
4 150,5 153 12 154
5 132,5 135 -5 24
6 142,5 145 4 18
7 136 138 -2 3
8 130,5 133 -7 48
9 137,5 140 0 0
63
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
10 131,5 134 -6 35
Rata-rata 140,24 ∑ 314,448
Dimana:
db = Konsentrasi dalam basis kering
Adb = Konsentrasi setelah dikering udarakan
∑1𝑛(𝑥) 1402,4
𝑥̅ = = = 140,24
𝑛 10
Menentukan ± t-Hitung
√𝑛
± t − Hitung = (x − μ) ×
𝑆𝐷
√10
= (140,24 − 140) ×
5,910
= 0,24 × 0,5351
= 0,128417
Menentukan ± t-Tabel
Dimana :
n : Jumlah data
f : Derajat kebebasan (n-1)
± t − Tabel = 2.262
64
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
𝑆𝐷
% 𝑅𝑆𝐷 = × 100 %
𝑥
5,91089
= × 100 %
140,240
= 0,42148 × 100 %
= 4,215%
Dimana :
C : Konsenrasi x Fraksi
= 2(1−0.5 (−3,8531) )
= 22.92655
= 7,6029
Repeatibility
4,215< 5,068
65
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Reproducibility
Hasil
Nilai CRM Selisih
No Pembacaan
Ppm Min Nilai Max ±
1 146 110 140 170 6
2 138 110 140 170 2
3 139 110 140 170 1
4 153 110 140 170 13
5 135 110 140 170 5
6 145 110 140 170 5
7 138 110 140 170 2
8 133 110 140 170 7
9 140 110 140 170 0
10 134 110 140 170 6
Rata-rata 140 Kesimpulan
Akurasi (CRM masuk rentang dan t-table >
5,91 Ya
Stdev t-hitung )
%RSD 4,215 Repeatibility (%RSD < 2/3 RSDHorwitz) Ya
RSDHorwitz 7,60 Reproducibility ( %RSD<RSDHorwitz) Ya
2/3
5,07 Ya
RSDHorwitz Presisi
± t-Hitung 0,128 Repetability method ( r = 66.3 µg/g ) Ya
± t-Tabel 2,262 Reproducibility Method ( R = 365.3 µg/g ) Ya
66
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar Klorin (CL2) pada batubara
menggunakan metode pembacaan ISE (Ion Selektif Elektroda). Penetapan kadar klorin
tersebut mengacu pada metode/standar ASTM D 4208 2017 dengan menggunakan alat
Oxygen Combustion Vessel dan Ion Selektif Elektroda. Dilakukannya percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui kadar klorin pada batubara.
67
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Prinsip yang digunakan dalam metode uji ASTM D 4208-2017 adalah Total
Klorin ditentukan dengan membakar seberat contoh dalam bom oksigen dengan larutan
basa sebagai pengabsorbsi uap Klorin. Bom dibilas dengan air ke gelas kimia, dan kadar
Klorin ditetapkan dengan elektroda selektif ion Klorin. Dari percobaan ini diperoleh
persamaan garis regresi y = 0,9712x dengan koefisien korelasi (R) = 0.99989. Hasil
tersebut menunjukkan pengukuran yang sangat baik dimana syarat harga R yang baik
bila batas keberterimaannya adalah R > 0,995. Harga koefisien korelasi (R)
menunjukkan adanya hubungan yang linier antara konsentrasi dengan respon alat yang
berarti dengan meningkatnya konsentrasi akan meningkat pula respon alat.
Tujuan pembuatan daerah linier ini adalah untuk mengetahui daerah rentang
kerja yang baik. Hal ini sangat perlu dilakukan karena pada daerah ini akan didapatkan
metode verifikasi yang tepat dari suatu analisis.
Uji Methode Detection Limit (MDL) yaitu untuk mengetahui jumlah terkecil
analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan.
Pada uji MDL yang telah dilakukan ditentukan dengan metode signal-to-noise yaitu
dengan penentuan rasio S/N. Pada tabel 4.4 terdapat hasil perhitungan dari uji MDL
untuk sample klorin Pada uji MDL diperoleh rata-rata hasil pembacaan sebesar 8,34.
Diperoleh nilai SD sebesar 1,326 serta hasil perhitungan Limit Deteksi sebesar 4,168,
nilai LOQ sebesar 13,26, nilai S/N sebesar 6,3 dan rata-rata %recovery yang diperoleh
sebesar 83%. Dari hasil-hasil tersebut, level spike tinggi, level spike rendah, S/N dan
rata-rata %recovery dapat diterima dimana syarat keberterimaan level spike tinggi yaitu
10x MDL > target spike, level spike rendah yaitu MDL < target spike, S/N berada pada
nilai 2,5-10 dan %recovery 80-120%
Pada uji akurasi dan presisi diperoleh data hasil pembacaan sebanyak 10 data.
Uji akurasi dan presisi dilakukan dengan menggunakan sample Acirs M1 (Reference
Material). Uji akurasi dapat diartikan sebagai kedekatan hasil analisis terhadap nilai
sebenarnya sehingga uji akurasi dianggap baik apabila hasil pembacaan oleh alat
mendekati nilai acuan. Presisi dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan)
atau reproducibility (ketertiruan) tergantung pada proses analisanya . Repeatability
dapat diterima apabila %RSD lebih kecil dari 2/3 RSDHorwitz. Sedangkan
reproducibility dapat diterima apabila %RSD lebih kecil dari RSDHorwitz.
68
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
Data pengamatan uji akurasi dan presisi ini dapat dilihat pada tabel 4.6. Pada
tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil pembacaan 140,24 dimana hasil tersebut
masuk dalam rentang nilai/kadar reference material yang digunakan. Diperoleh nilai
%RSD sebesar 4,215 nilai RSDHorwitz sebesar 7,60 dan nilai 2/3 RSDHorwitz sebesar
5,07 sehingga repeatability dan reproducibility dapat diterima karena telah memenuhi
syarat yaitu %RSD < 2/3 RSDHorwitz dan %RSD < RSDHorwitz`
69
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa kurva kalibrasi yang diperoleh dapat
menghubungkan antara respon alat dengan konsentrasi analit secara
proposional dan baik pada rentang kerja yang diberikan yang telah dibuktikan
dengan koefisien korelasi kurva kalibrasi klorin ≥ 0,995
2. Hasil uji MDL menunjukkan bahwa level spike tinggi, level spike rendah,
S/N dan rata-rata %recovery dapat diterima
3. Hasil uji akurasi dan presisi menunjukkan bahwa hasil pembacaan pada alat
masuk pada rentang nilai yang telah ditentukan serta repeatability dan
reproducibility dapat diterima sehingga uji akurasi dan presisi yang telah
dilakukan dapat diterima.
5.2.Saran
1. Kebersihan alat dalam pembuatan larutan standar dan labu ukur perlu dijaga
kebersihannya agar tidak ada kontaminasi.
2. Semoga ditahun yang akan mendatang, pihak perusahaan dapat menjalin
kerjsasama dengan pihak kampus.
3. Semoga mahasiswa/mahasiswi yang akan melakukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) mendatang, sebelum melakukan kegiatan dalam laboratorium agar
diberi penjelasan terlebih dahulu tentang teori-teori Validasi atau Verifikasi
agar lebih mudah dalam melakukan analisa di laboratorium.
70
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik. Jakarta:
Haris, D.C and Daniel, 1978. Quantitative Chemical Analysis. New York.
http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2012/10/20/komposisi-batubara/
71
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Geoservices Coal Division
Balikpapan, Kalimantan Timur Enviromental Lab
LAMPIRAN
72