kemungkinan pengotor berupa cat yang Proses Pembuatan Tawas Dari Kaleng
menempel pada kaleng. Selanjutnya Bekas Minuman Ringan
dipotong kecil-kecil (± 1 cm) kemudian Sebanyak 3 gr potongan kaleng bekas
ditimbang sekitar 3 gr. dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 100ml
dan ditambahkan KOH (20% dan 40%).
Proses Pembuatan Tawas
Dilakukan proses pemanasan,untuk
Bahan dasar kaleng bekas yang telah
dipotong kecil-kecil (± 1 cm) dan telah mempercepat proses pelarutan antara
diamplas ditimbang sebanyak 5 gram. KOH dan kaleng bekas. Semakin tinggi
Dimasukkan ke dalam erlemeyer 100 ml, suhu dan luas permukaan zat maka
lalu di tambahkan larutan KOH 20% kelarutannya semakin besar (Purnawan,
sebanyak 50 ml. Proses pelarutan 2014).
dilakukan diatas hotplate dengan
temperatur < 80°C selama ± 30 menit Reaksi yang terjadi adalah reaksi
sampai semua gelembung-gelembung bersifat eksoterm karena menghasilkan
hilang. panas/kalor yang disertai dengan
Kemudian, larutan didinginkan hingga timbulnya gelombang-gelombang gas
suhunya mencapai suhu kamar. Setelah hidrogen dan asap pada proses pelarutan
dingin larutan disaring dengan (Wahyuni, 2017).
menggunakan kertas saring untuk Reaksi yang terjadi pada proses ini
menghilangkan pengotor yang ada.
adalah :
Filtrat hasil penyaringan ditampung dan
kedalamnya ditambahkan H2SO4 6 M 2 Al (s) + 2KOH (aq) + 6H2O (l)
sebanyak 30 ml. 2 KAl(OH)4 (aq) + 3 H2 (g).
Dengan penambahan H2SO4 6 M secara Sementara reaksi ioniknya adalah :
perlahan terjadi pembentukan kristal
2 Al (s) + 2OH- (aq) + 6H2O (l)
tawas berwarna putih. Untuk
mempercepat pembentukan butir kristal 2 Al(OH)4- (aq) + 3 H2 (g).
dilakukan pendinginan larutan di dalam Setelah gelembung gas hilang
es selama (45 menit ). Setelah terbentuk menandakan bahwa semua alumnium
Kristal yang cukup banyak dilakukan
bereaksi dan larut dalam KOH. Larutan
penyaringan kembali untuk memisahkan
sisa larutan dari kristalnya. Setelah itu tampak berwarna kehitaman yang
dilakukan pencucian dengan 20 ml diakibatkan pengotor-pengotor yang
etanol 70%. Kristal yang diperoleh masih tertinggal dalam kaleng seperti
dikeringkan dalam oven. Perlakuan yang dari cat (Sitompul,2017).
sama dilakukan untuk konsentrasi KOH
Setelah semua kaleng bekas larut,
40% dan H2SO4 8M.
pemanasan dihentikan dan dilakukan
penyaringan dengan tujuan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN memisahkan pengotor. Kemudian larutan
Karakterisasi Kaleng Bekas didinginkan sampai pada suhu kamar.
Minuman Ringan Lalu pada filtrat ditambahkan larutan
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan H2SO4 hingga berlebih dengan tujuan
dengan menggunakan Spektrofotometer menghasilkan tawas yang lebih baik dan
Serapan Atom, diperoleh bahwa kadar dalam jumlah yang lebih banyak. (variasi
aluminium dari kaleng bekas minuman 6M dan 8M).
ringan adalah sebesar 79%.
Reaksi yang terjadi pada proses ini Pengaruh KOH 40% dan Variasi
adalah : Konsentrasi Pelarut H2SO4 Terhadap
2 KAl(OH)4 (aq) + H2SO4 (aq) Jumlah Rendemen Tawas
2 Al(OH)3 (s) + 2 H2O (l) + K2SO4 (aq)\ Penggunaan KOH 40% dan H2SO4 6M
dan 8M terjadi peningkatan persen
Sedangkan reaksi ioniknya adalah : rendemen yang dihasilkan karena
kemampuan KOH 40% lebih baik dalam
2 Al(OH)4- (aq) + 2H+ (aq)
mengikat logam aluminium dan
2Al(OH)3 (s) + 2 H2O.
didukung dengan kemampuan H2SO4
Reaksi yang terjadi selanjutnya dengan dalam membentuk kristal tawas.
penambahan H2SO4 berlebih adalah : Semakin tinggi kadar KOH maka akan
2 Al(OH)3 (s) + 3 H2SO4 (aq) semakin cepat melarutkan kaleng bekas
Al2(SO4)3 (aq) + 6H2O (l) diiringi dengan semakin tinggi kadar
sedangkan reaksi ioniknya adalah : H2SO4 yang akan mempercepat
2 Al(OH)3 (s) + 6 H+ (aq) pembentukan Kristal tawas. Rendemen
2Al3+ (aq) + 6 H2O (l) tawas yang paling besar (terbanyak)
diperoleh pada konsentrasi KOH 40%
Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk
dan H2SO4 8 M karena persen rendemen
bereaksi kembali dengan K2SO4 hasil
tawas yang dihasilkan mendekati 100%.
reaksi sebelumnya membentuk kristal
tawas KAl(SO4)2.12H2O berwarna Berdasarkan penelitian ini dapat
putih, (Manurung, 2010). Reaksi yang disimpulkan bahwa untuk menghasilkan
terjadi pada proses ini adalah : persen rendemen tawas terbanyak harus
menggunakan lebih banyak kaleng .
Al2(SO4)3(aq) + K2SO4(aq) + 24H2O(l)
Dengan adanya penelitian ini kita dapat
2 KAl(SO4)2.12H2O
lebih memanfaatkan limbah kaleng yang
Dari hasil reaksi ini diperoleh tawas yang bisa bermanfaat dan bernilai
berwarna putih bersih yang sebelumnya ekonomis.
dibilas dengan alkohol 70%. Kemudian
Kristal tawas dikeringkan dalam oven. Hasil Analisis Kristal Tawas
Pengaruh KOH 20% dan Variasi Kadar Aluminium dalam tawas menurut
SNI 06-0032-2004 harus minimal 17%.
Konsentrasi Pelarut H2SO4 Terhadap
Oleh karena itu dilakukan pengujian
Rendemen Tawas kadar aluminium. Berdasarkan hasil
Terjadi peningkatan persen rendemen pengujian dengan menggunakan alat
tawas, namun masih belum maksimal, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA),
karena KOH dengan konsentrasi 20% ternyata diperoleh kadar aluminium
dalam tawas yaitu sebesar 4,57% yang
belum mampu melarutkan kaleng
merupakan tawas hasil penelitian.
minuman dengan sempurnah. Rendemen Sedangkan untuk kadar aluminium pada
tawas yang dihasilkan pada penelitian ini tawas yang dihasilkan ini menunjukkan
juga masih jauh dari 100%. Hal ini hasil yang lebih baik daripada tawas
menunjukkan bahwa pelarut KOH yang diproduksi secara komersial yang
dengan konsentrasi 20% belum mampu hanya 0,37%.
mengikat semua aluminium yang ada di
dalam kaleng sehingga perlu
ditingkatkan lagi konsentrasinya.