Anda di halaman 1dari 3

1

MENGGANTUNG SLINKY
Nabila Chazima Dinawati1
Program Studi Tadris Fisika, IAIN Palngaka Raya

Abstrak: Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Dapat dipastikan tanpa pengembangan
sumber daya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Banyaknya
masyarakat yang memanfaatkan air yang berkualitas kurang baik dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penyakit keropos
tulang, korosi gigi, anemia dan kerusakan ginjal. Ini terjadi karena adanya logam – logam berat yang bersifat toksik (racun) yang
terlarut dalam air tersebut. Air yang layak konsumsi mempunyai kadar keasaman (pH) skitar 6,5 sampai 7,5. Merujuk dari hal diatas,
maka dirancang suatu peralatan yang sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas air dengan membuat peralatan saringan
penjernihan air yang terbuat dari arang aktif tempurung kelapa yang disusun secara berlapis. Alat ini dapat digunakan oleh penduduk
karena tidak membutuhkan biaya yang mahal dan perawatannya juga tidak rumit, sehingga air yang dihasilkan lebih jernih, bersih
dan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dari rancangan alat ini memperoleh hasil tingkat keasaman air (pH) yaitu 7,36 dan
kejernihan air yaitu 7,36 lux. Dapat disimpulkan dari derajat keasaman (pH) yaitu 7,36 bahwa air hasil uji coba ini dapat di konsumsi
atau layak konsumsi karena masih dalam rentangan layak konsumsi yaitu 6,5 sampai 7,5.

Kata Kunci : Air, Penjernih Air, pH

Abstract: Water is an inseparable element from the life of living things. It is certain that without the development of water resources
consistently human civilization will not reach the level enjoyed to date. Many people who use water that is of poor quality in the long
term can cause bone loss, tooth corrosion, anemia and kidney damage. This happens because of the heavy metals which are toxic
(poisons) dissolved in the water. Consumable water has an acidity (pH) of around 6,5 to 7,5. Referring to the above, a simple device
was designed to improve water quality by making water purification filters made of coconut shell charcoal arranged in layers. This tool
can be used by residents because it does not require expensive costs and maintenance is also not complicated, so that the water
produced is clearer, cleaner and can be used for daily needs. From the design of this tool obtained the results of the level of water
acidity (pH) that is 7,36 and water clarity is 198 lux. It can be concluded from the degree of acidity (pH) that is 7,36 that the water from
the trial results can be consumed or is suitable for consumption because it is still in a range of consumption that is 6,5 to 7,5.

Keywords: Water, Water Purifier, pH

I. PENDAHULUAN
Air merupakan unsur utama bagi kehidupan manusia di Karbon aktif merupakan karbon amorf dari pelat-pelat datar
planet ini. Manusia mampu bertahan hidup tanpa makan dalam disusun oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu
beberapa minggu, tetapi tanpa air manusia akan mati dalam kisi heksagonal datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya
beberapa hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern, air yang luas permukaan berkisar antara 300 m2/g hingga 3500
juga mempakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, m2/g dan ini berhubungan dengan struktur pori internal
pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air merupakan sehingga mempunyai sifat sebagai adsorbe (Meilita
kebutuhan pokok makhluk hidup. Bila manusia, hewan, dan Taryana,2002).
tumbuhan kekurangan air, maka akan mati. Pokoknya, pengaruh Proses aktivasi merupakan suatu perlakuan terhadap arang
air sangat luas bagi kehidupan, khususnya air untuk makan dan yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara
minum (honimb, 2007). memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat,
yang bisa diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah
suatu daerah. Namun tidak semua air dapat langsung digunakan, besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Pada umumnya
misalnya saja air gambut. Hal ini karena air gambut jika karbon aktif dapat di aktivasi dengan 2 cara, yaitu dengan cara
berdasarkan parameter baku mutu air tidak memenuhi aktivasi kimia dengan hidroksida logamalkali, garam-garam
persyaratan kualitas air bersih. Pengolahan air baku menjadi air karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan
bersih memiliki beberapa proses tahapan. Proses koagulasi dan khususnya ZnCl2, CaCl2, asam-asam anorganik seperti H2SO4
flokulasi misalnya, proses ini belum berjalan dengan optimum dan H3PO4 dan aktivasi fisika yang merupakan proses pemutusan
seiring dengan semakin meningkatnya beban pengolahan akibat rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas pada
dari perubahan kualitas dari sumber air baku. Salah satu upaya suhu 800°C hingga 900°C .( S.C. KIM, I.K.1996)
yang dilakukan adalah dengan meningkatkan efisiensi dalam Faktor faktor yang berpengaruh terhadap proses aktivasi
proses koagulasi dan flokulasi dengan asumsi beberapa bahan adalah waktu aktivasi, suhu, aktivasi, ukuran partikel, rasio
alternatif dapat dikembangkan sabagai pengganti koagulan. activator dan jenis aktivator yang dalam hal ini akan
Limbah tempurung kelapa merupakan salah satunya. Limbah mempengaruhi daya serap arang aktif . Tujuan penelitian ini adalah
tempurung jelapa tersebut di jadikan sebagai bahan dasar dan membuat alat penjernih air dengan bahan karbon aktif dengan
merupakan bahan karbon aktif.
2

proses aktivasi kimia dan mencari kondisi optimum untuk Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi
mendapatkan air yang layak konsumsi (M. Tawalbleh, 2005). bahan orgranik menjadi arang, pada proses karbonisasi akan
melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, CH4, H2,
I. METODOLOGI formaldehid, methana, formik dan acetil acid serta zat yang tidak
A. Alat dan bahan terbakar seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan
pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat
Dalam proses pembuatan penjernih air menggunakan arang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses
aktif di perlukan alat dan bahan sebagai berikut : karbonisasi. (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/tugas-
Alat : Pipa paralon, dan galon iad-3-tekhnologi-energi biomassa).
Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan
Bahan : Tempurung kelapa disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan
B. Cara Pembuatan Arang Aktif aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan
1. Bersihkan tempurung kelapa dari bahan-bahan lain untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan
tanah dan kerikil dan keringkan dibawah sinar matahari, hidrokarbon atau mengoksidasi molekul- molekul permukaan
selanjutnya bakarlah tempurung pada panci selama 1-2 sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun
jam. kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh
2. Arang hasil pembakaran rendam pada air. terhadap daya adsorpsi. (Ajayi dan Olawale, 2009)
Proses yang melibatkan oksidasi selektif dari bahan
3. Selanjutnya lakukan pencucian dengan air suling/air bersih
hingga kotoran atau bahan ikutan dapat dipisahkan baku dengan udara, juga digunakan baik untuk pembuatan arang
aktif sebagai pemucat maupun sebagai penyerap uap. Bahan
4. Hamparkan pada rak dengan suhu kamar untuk ditiriskan
baku dikarbonisasi pada temperatur 400-500°C untuk
dan keringkan di bawah sinar matahari selama 3 jam.
mengeleminasi zat-zat yang mudah menguap. Kemudian
5. Arang aktif selanjutnya ditumbuk sehingga mencapai
dioksidasi dengan gas pada 800-1000oC untuk mengembangkan
ukuran sebesar gula pasir atau dibuat ukuran berupa
pori dan luas permukaan. (Ami Cobb ,2012)
potongan dengan ukuran kira kira 1x1 cm2
Adapun pembuatan arang aktif melalui dua cara:
6. Arang aktif dianalisis kualitasnya, kemudian diujicobakan
1. Proses Kimia
untuk penjernihan limbah berwarna.
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu,
kemudian dibuat pada. Selanjutnya pada tersebut dibentuk menjadi
II. ANALSIS DATA DAN PEMBAHASAN batangan dan dikeringkan serta dipotong- potong. Aktifasi
dilakukan pada temperature 100°C. Arang aktif yang dihasilkan,
A. Analisis Data dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300°C.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih
diperoleh hasil berupa data tingkat kejernihan dan kadar keasaman dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.
air. Berikut adalah hasil data yang disajikan dalam bentuk tabel: Pada aktifasi kimia ini arang hasil karbonisasi direndam
dalam larutan aktifasi sebelum dipanaskan. Pada proses
Tabel 1. Tingkat kejernihan dan keasaaman air.
pH air outlet 7,36 aktifasi kimia, arang direndam dalam larutan pengaktifasi
selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600-
pH air inlet 6,67
900oC selama 1-2 jam.
Kejernihan air outlet 198 lux
Kejernihan air inlet 35,0 lux 2. Proses Fisika
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya
B. Pembahasan
arang tersebut digiling, diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan
Secara umum pembakaran dapat didefinisikan sebagai
cara pemanasan pada temperatur 1000°C yang disertai pengaliran
proses atau reaksi oksidasi yang sangat cepat antara bahan
uap. Pada aktifasi fisika ini yaitu proses menggunakan gas aktifasi
bakar(fuel) dan oksidator dengan menimbulkan panas atau nyala.
misalnya uap air atau CO2 yang dialirkan pada arang hasil
Reaksi pembakaran bahan bakar padat adalah sebagai berikut:
karbonisasi, (menurut Ami Cobb, 2012), proses ini biasanya
Bahan bakar padat + O2  Gas buang + abu - ∆H
berlangsung pada temperatur 800 – 11000C.
Proses pembakaran padatan terdiri dari beberapa
tahap seperti pemanasan,pengeringan, devolatilisasi dan
Adapun setelah dilakukan percobaan, maka diperoleh hasil
pembakaran arang. Selama proses devolatisasi, kandungan
sebagaimana pada hasil tingkat kejernihan dan kadar keasaaman
volatile akan keluar dalam bentuk gas seperti: CO, CO2, CH4 dan
(pH. Semakin baik arang aktif yang digunakan maka semakin baik
H2. (Amin,S.,2000).
pula air yang dihasilkan. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
Laju/kecepatan pembakaran : − rA atau dmA/dt, dimana
mA adalah berat biomassat yang terbakar, maka: tingkat kejernihan air adalah 198 lux dan kadar keasaman(pH)air
adalah 7,36. Setelah di uji dari bau dan kadar keasaaman, air
n
-rA= - dmA/dt = km A limbah yang menjadi sampel penjernih layak untuk di konsumsi,
tetapi masih dengan perbaikan dalam penyusunan bahan.
Dimana : k = konstanta laju pembakaran
n = pangkat reaksi
3

III. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa:
Semakin baik arang aktif yang digunakan maka semakin baik
pula air yang dihasilkan. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
tingkat kejernihan air adalah 198 lux dan kadar keasaman(pH)air
adalah 7,36. Setelah di uji dari bau dan kadar keasaaman, air
limbah yang menjadi sampel penjernih layak untuk di konsumsi,
tetapi masih dengan perbaikan dalam penyusunan bahan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Kemudian Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hadma Yuliani,M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah fisika dasar yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta diskusi pada saat kuliah
berlangsung. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh asisten praktikum yang telah memberikan arahan
selam praktikum berlangsung. Tidak lupa Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok
praktikum fisika dasar yang telah banyak membantu dalam
kesuksesan praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
Allorerung, D., dan A. Lay. 1998. Kemungkinan pengembangan
pengolahan buah

kelapa secara terpadu skala pedesaan. Prosiding Konferensi


Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung 21 – 23 April 1998 Pp.327 –
340.

Darmaji, P. 2000. Optimasi produk dan sifat fungsional asap cair


kayu karet. Agritech.

Fakultas Teknologi Pertanian . UGM. Yogyakarta. 20(3): 148.

Darmaji, P. 2002. Optimasi proses pembuatan tepung asap.


Agritech. Fakultas

Teknologi Pertanian. UGM. Yogyakarta. 22(4): 174-175.

http://b1r1n6.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

http:// tumoutou.net/702_04212/gustan_pari.htm. 10 Agustus 2008.

http://www.scribd.com/doc/4142857/Asap-Cair. 19 September 2008.


\
Kobe, K.A. and Goin, F. L, 1939, “Exothermal Decomposition
Temperature of wood”,Ind. Eng. Chem., 31, 1171-1172.

KIM, I.K. HONG, I.S. CHOI and C.H. KIM, Journal of Ind. and Eng.
Chemistry, 2 (2) 1996) 116-121

Maga, J.A. 1988. Smoke in Food Processing. CRC Press, Boca Raton.
Florida.

MEILITA TARYANA, Arang Aktif (Pengenalan dan Proses


Pembuatannya),
.

Anda mungkin juga menyukai