Anda di halaman 1dari 11

IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e.

ISSN:2614-5081
DOI : 10.20885/ijcr.vol6.iss1.art1 Vol.6, No. 2, Hal. 1-11

Adsorbtive Removal of Pb(II) from Water by Activated Carbon from Salacca


Edulis Peel: Adsorbtion Kinetics and Isotherm

Adsorpsi Pb(II) dari Air dengan Karbon Aktif dari Kulit Salak Pondoh:
Kinetika dan Isoterm Adsorbsi

Mai Anugrahwati*, Rika Awalin Safitri dan Febi Indah Fajarwati

a,b
Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang KM.14,5, Yogyakarta 55584, Indonesia
*Corresponding author: mai.anugrahwati@uii.ac.id

Diterima: 15 April 2021, Direvisi: 11 Mei 2021, Diterbitkan: 16 Juni 2021

Abstract

In this research, salacca edulis peel was synthesized into activated carbon as Pb2+ ion adsorbent. This
conversion process involved an affordable method of carbonization and activation using KOH. The
adsorbent material obtained was then characterized by FTIR and used in the study of kinetics and
adsorption isotherms in solutions containing Pb2+. The characterization results indicated functional
groups that may be involved in adsorption such as O-H. In the adsorption application, the determination
of the concentration of Pb2+ was analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The
optimum adsorption time condition in this study was 15 minutes with adsorption capacity reaching 90%
where the adsorption kinetics followed pseudo second order while the adsorption isotherm was in
accordance with the Langmuir isotherm equation.

Key words : Salacca edulis peel, KOH activation, Pb2+, kinetics, isotherm

Abstrak

Dalam penelitian ini kulit salak pondoh disintesis menjadi karbon aktif sebagai adsorben ion Pb2+.
Proses perubahan ini melibatkan metode karbonisasi dan aktivasi yang terjangkau menggunakan
KOH. Material adsorben yang diperoleh selanjutnya dikarakterisasi dengan FTIR dan digunakan pada
kajian kinetika dan isotherm adsorbsi pada larutan yang mengandung Pb2+. Hasil karakterisasi
menunjukkan gugus fungsi yang mungkin terlibat dalam adsorpsi seperti O-H. Pada aplikasi adsorpsi,
penentuan konsentrasi Pb2+ dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Kondisi
waktu optimum adsorpsi dalam penelitian ini adalah 15 menit dengan kapasitas adsorpsi mencapai
90% dimana kinetika adsorbsi mengikuti pseudo orde dua sedangkan isotherm adsorpsinya sesuai
dengan persamaan isoterm Langmuir.
Kata kunci: Kulit salak pondoh, aktivasi dengan KOH, Pb2+, kinetika, isoterm

1
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11

PENDAHULUAN memiliki banyak keunggulan adalah


Limbah cair dari berbagai industri adsorpsi menggunakan karbon aktif yang
seperti pelapisan, penambangan, merupakan material dengan banyak pori-
pencampuran logam, produsen pestisida pori, sehingga dapat digunakan sebagai
dan industry minyak berpotensi penjerap suatu zat baik cairan ataupun gas
mengandung logam berat yang berbahaya (Arie dkk., 2016).
bagi lingkungan (Igwe dan Abia 2006; Kadar karbon pada karbon aktif
Kaewsarn dkk., 2008). Salah satu contoh berkisar antara 85-95%. Banyak biomassa
logam berat yang terdapat dalam limbah dari limbah pertanian yang berpotensi
industri adalah logam timbal (Pb). Timbal menjadi bahan baku karbon aktif seperti biji
yang dibuang tanpa pengolahan akan kurma, sabut kelapa, kulit salak, dan biji
mencemari lingkungan khususnya perairan salak (Aziz, 2016).
dalam bentuk Pb(OH)2 dan dapat Salak merupakan produk hasil
memberikan efek negatif pada kesehatan pertanian di Indonesia, dengan jumlah
seperti disfungsi kognitif pada anak, produksi mencapai 896.504 ton dengan
hipertensi, penyakit sistem imun dan sistem jumlah tanaman 38.024.008 batang pada
reproduksi (Zhang dkk., 2020). Gejala tahun 2018 dan total nilai ekspor mencapai
keracunan logam Pb lainnya: mual, anemia, 1,4 juta dolar AS (Republika, 2019).
dan sakit perut (Manahan, 1990). Dari besarnya hasil tanaman buah
Oleh sebab itu, sangat penting untuk salak tersebut juga meningkatkan limbah
menghilangkan kandungan logam berat dari buah salak, termasuk kulit salak. Di
tersebut dari air limbah sebelum di buang mana kulit ini dapat dimanfaatkan menjadi
ke lingkungan. Dari penelitian sebelumnya, bahan baku karbon aktif karena
pencemaran logam berat dapat diatasi mengandung selulosa (Dewi, 2012).
dengan beberapa metode seperti ion Berdasarkan studi literatur, saat ini
exchange, sedimentasi, reverse osmosis, belum banyak diteliti pemanfaatan kulit
elektrolisis, membran ultrafiltrasi dan salak pondoh untuk adsorpsi timbal. Oleh
sebagainya. Akan tetapi biaya yang mahal, karenanya, kulit salak pondoh akan
banyaknya waktu yang diperlukan dan digunakan sebagai bahan baku alternatif
kurang efektifnya performa metode pembuatan karbon aktif yang terjangkau
tersebut menjadi beberapa kelemahan melalui karbonisasi dan aktivasi dengan
(Yahaya & Don, 2014; Zein dkk., 2010; KOH kemudian diaplikasikan pada
damein dkk., 2014; Guyo dkk., 2015). penjerapan Pb2+ dari air dengan studi
Salah satu metode pengolahan limbah yang kinetika dan isotherm adsorbsinya.

2
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11

METODE PENELITIAN Aktivasi Karbon


Alat dan Bahan Proses aktivasi dilakukan dengan
Bahan utama yang akan digunakan perbandingan kulit salak:KOH (20% b/b)
untuk penelitian ini adalah kulit salak yang 1:4 dengan masa perendaman selama 20
diperoleh dari daerah Turi, Sleman, jam. Selanjutnya kulit salak dikeringkan
Yogyakarta. Bahan kimia yang digunakan selama 24 jam dan dikarbonisasi akhir pada
antara lain KOH, serbuk Pb(NO3)2, suhu 300 oC selama 1 jam (Hartanto, 2010).
akuades, NaOH 10 M, dan HNO3 (semua Padatan yang dihasilkan dicuci dengan HCl
bahan dalam grade p.a. dari Merck, 1 M dan akuades hingga air pencucian
Germany). mencapai pH 6-7 dan diakhiri dengan
Alat-alat yang digunakan meliputi : pengeringan dalam oven 110 oC selama 2
neraca analitik, Oven, penyaring buchner, jam (Apecsiana, 2016).
pH universal, ayakan 100 mesh, cawan Uji Kinetika Adsorbsi
porselen, lumpang dan mortar, magnetic Uji kinetika adsorpsi dilakukan
stirrer, muffle furnace, kaca arloji, spatula, pada temperatur ruangan. Sebanyak 0,04 g
pengaduk kaca, pipet ukur, pipet tetes, adsorben (karbon aktif) disaring terlebih
erlenmeyer 100 mL, labu ukur, gelas dahulu dengan ayakan 100 mesh kemudian
beaker, spektrometer inframerah (Nicolet dimasukkan ke dalam botol gelas 50 mL.
Avatar 360 IR) dan spektrometer serapan Selanjutnyadhdhddddh 10 mL larutan
atom (SSA) (BUCK Scientific 205). timbal (II) dengan konsentrasi 100 mg/L
Karbonisasi sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam
Kulit salak dicuci sampai bersih, botol tersebut. Larutan timbal ini dibuat
dikeringkan dibawah sinar matahari selama dari pelarutan PbNO3 dalam aquades.
3 hari dan dipotong kecil. Setelah itu Campuran adsorben dalam larutan Pb
karbonisasi dilakukan dalam furnace digojog dengan shaker dalam waktu 5, 15,
selama 1 jam pada suhu 300 oC agar 30, 45, 60 dan 75 menit kemudian
menjadi arang (Hartanto, 2010). Kemudian didiamkan selama 5 menit dan disaring
arang kulit salak didinginkan dalam dengan kertas saring Whatman 42.
desikator selama ±30 menit. Karbon Konsentrasi Pb (II) setelah proses adsorbs
digerus dan diayak menggunakan ayakan dianalisis dengan Spektroskopi Serapan
100 mesh agar dapat memiliki ukuran yang Atom (SSA) (BUCK Scientific 205).
seragam (Alifaturrahma, 2017). Kapasitas adsorpsi Pb dihitung dengan
menggunakan persamaan:

3
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11

(𝐂𝐢 − 𝐂𝐞) dahulu untuk menghilangkan kotoran yang


𝒒𝒆 = ×𝑽
𝐖 menempel dan menghilangkan air yang
Dimana:
terdapat di dalamnya. Karbonisasi
qe : kapasitas adsorpsi (mg/g)
dilakukan untuk membuka pori-pori,
Ci : konsentrasi awal logam (mg/L)
menguapkan air yang tidak hilang saat
Ce : konsentrasi akhir logam (mg/L)
dijemur, zat volatile, dan zat-zat organik
W : massa dari adsorben (g)
lainnya.
V : volume larutan logam (L)
Proses karbonisasi akan
(Safrianti, 2012).
memperbanyak pori-pori yang terbentuk
Guna menentukan konsentrasi Pb dalam
akibat adanya oksidasi bahan organic pada
larutan sampel, kurva standar Pb dibuat dari
kulit salak pondoh menjadi uap yang
Pb(NO2)3.
tersusun atas senyawa-senyawa yang lebih

Uji Isotherm Adsorbsi sedehana. Selain itu, ada pula proses


Uji isoterm dilakukan pada dehidrasi yang terlibat dalam pembuatan
temperatur ruangan menggunakan massa arang ini, yaitu proses untuk
dan ukuran partikel karbon aktif yang sama menghilangkan kadar H2O (air) dimana
dengan uji kinetic. Adsorben dimasukkan bahan baku dipanaskan hingga mencapai
ke dalam 6 botol kaca 50 mL kemudian temperatur lebih dari 100 oC (Alfiany,
ditambahkan 10 mL larutan timbal (II) 2013). Proses dehidrasi dilakukan
dengan variasi konsentrasi yaitu 100, 150, bersamaan dengan proses karbonasi
200, 250, 350, dan 450 mg/L. Selanjutnya kemudian diikuti dengan proses aktivasi.
digojog dalam shaker dengan kecepatan Aktivasi bertujuan untuk
290 rpm. Waktu yang digunakan yaitu pada meningkatkan volume dan memperbesar
waktu optimum. Setelah selesai campuran diameter pori setelah proses karbonisasi
didiamkan selama 5 menit dan disaring serta dapat meningkatkan penyerapan ion
dengan kertas saring Whatman 42. ke dalam pori. Metode aktivasi dibagi dapat
Konsentrasi logam berat dianalisis dilakukan secara kimia dan secara fisika.
menggunakan SSA (BUCK Scientific 205) Dalam penelitian ini aktivasi dilakukan
dan untuk perhitungan dibuat kurva dengan cara kimia guna merobak bahan
kalibrasi larutan standar. organic selama karbonisasi, menghambat
timbulnya tar, serta mendukung terjadinya
PEMBAHASAN dekomposisi senyawa organic, air,
Kulit salak sebagai bahan utama endapan hidrokarbon yang dihasilkan,
perlu dibersihkan dan dijemur terlebih pelarutan mineral anorganik dan tar

4
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11

sehingga pori-pori karbon dapat lebih pencucian. Dilanjutkan dengan pencucian


terbuka dan permukaannya terlindungi menggunakan akuades bertujuan untuk
(Alfiany, 2013). menghilangkan larutan KOH yang masih
Melalui tahap aktivasi ini akan tersisa di dalam karbon aktif. Kemudian
diperoleh karbon yang mempunyai daya karbon aktif dioven kembali pada suhu 110
o
serap tinggi atau sering disebut dengan C selama 2 jam untuk mengeringkan
karbon aktif. Dari proses aktivasi akan karbon aktif.
didapatkan kenaikan luas permukaan dan Setelah proses tersebut, karbon aktif
memperoleh karbon yang berpori (Idrus, dapat memiliki beberapa gugus fungsi
2013). seperti karbonil, eter, dan karboksil yang
Dalam penelitian ini, proses terikat pada permukaan karbon sehingga
aktivasi kimia dilakukan dengan aktivator bersifat reaktif terhadap unsur ataupun
basa yaitu KOH. Aktivator basa cocok senyawa di dalam air limbah dan
digunakan untuk material yang mempengaruhi keberhasilan adsorbsi.
mengandung karbon yang cukup tinggi. Gambar 5.2 menunjukkan struktur kimia
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa karbon aktif dengan gugus fungsionalnya.
aktivator basa baik digunakan untuk
material yang mengandung karbon tinggi
seperti kulit salak (Esterlita dkk., 2015)
dimana kadar karbon dalam kulit salak
Gambar 1. Struktur kimia karbon aktif
adalah 25.5%, material volatile 63.5%, air (Sumber : Shafeeyan, dkk., 2010).
5,8% dan abu 5,2% (Winata, dkk., 2021).
Penelitian sebelumnya telah
Arang yang telah teraktivasi
mencatat bahwa karbon aktif yang
kemudian dikeringkan dalam oven untuk
dihasilkan dari aktivasi KOH memiliki pori
menguapkan sisa larutan KOH. Adsorben
dengan kategori mesopore yang
yang diperoleh dalam penelitian ini
mendukung proses adsorbs. Selain itu,
memiliki pH 6 dimana biasanya ion logam
aktivasi ini juga dikenal dengan produk
berat teradsorbsi pada kisaran pH 4 hingga
samping berupa tar yang lebih sedikit
7.
(Marsh dan Rodriguez-Reinoso, 2006).
Pencucian dengan HCl
dimaksudkan untuk menghilangkan sisa
larutan KOH yang merupakan basa kuat
sehingga perlu dicuci dengan asam kuat
untuk membantu mempercepat proses

5
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11

Pada material C muncul bilangan


gelombang pada 1622,23 cm-1 dan pada
sampel AC muncul pada bilangan
gelombang 1619,94 cm-1 menunjukkan
keberadaan gugus C=O yang khas pada
Gambar 2. Hasil karakterisasi menggunakan karbon aktif. Pada sampel C dan AC juga
FTIR material C (karbon) dan AC (karbon
aktif). memperlihatkan bilangan gelombang yang
menunjukkan adanya gugus C-O yaitu,
Gambar 2. Menunjukkan spectra
secara berturut-turut pada bilangan
FTIR material karbon (C) dan karbon aktif
gelombang 1380,37 cm-1 dan 1383,77 cm-1
(AC) Pada sampel karbon (C) menunjukan
dimana puncak serapan pada bilangan
pita serapan yang lebar dan kuat pada
1300-1000 cm-1 mengindikasikan
bilangan gelombang 3440,03 cm-1,
keberadaan gugus C-O (Shafeeyan, 2010).
sedangkan setelah aktivasi (AC) bilangan
Keberadaan gugus C-O dan bilangan
gelombang turun menjadi 3427,62 cm-1.
gelombang yang bergeser menunjukkan
Puncak serapan pada bilangan gelombang
adanya ikatan C=O yang tidak stabil (Sari,
3200 cm-1 – 3600 cm-1 menunjukkan
2017).
adanya gugus fungsi O-H hidroksil
Pembentukan gugus C=C selama
(merujuk pada O-H stretching) yang ada
karbonisasi ditandai dengan adanya
pada kulit salak seperti gugus fungsi
kemunculan spektrum pada bilangan
alkohol dan fenol. Banyaknya senyawa O-
gelombang 1500-1400 cm-1. Sehingga
H juga menandakan bahwa sampel
dapat dilihat bahwa gugus fungsi yang
berpotensi berinteraksi dengan adsorbat
terdapat dalam karbon aktif dari kulit salak
(Dewi, 2012). Saat peningkatan suhu pada
pondoh tersebut yaitu gugus C=O, C=C,
karbonisasi akan menyebabkan gugus O-H
dan O-H.
terurai membentuk struktur baru yaitu
Uji Kinetika Adsorpsi
rantai karbon (Caroline, 2015). Dilihat dari
Uji adsorpsi menggunakan
spektra FTIR yang masih menunjukkan
adsorben karbon aktif pada larutan Pb2+
adanya gugus O-H pada karbon aktif
dengan variasi waktu dilakukan untuk
menandakan bahwa gugus O-H belum
mengetahui keterkaitan antara waktu
terurai total saat karbonisasi, sehingga
terhadap kapasitas adsorpsi Pb2+. Gambar 3
pembentukan rantai karbon tidak merata
menunjukkan % adsorbsi pada variasi
menyisakan sejumlah O-H pada permukaan
waktu 5, 15, 30, 45, 60, dan 75 menit.
karbon aktif.

6
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11

92 persamaan reaksi pseudo orde satu dan


91
pseudo orde dua. Tabel 1 menunjukkan
% Adsorbsi 90
89 persamaan yang dihasilkan dari pseudo
88
87
orde 1 dan pseudo orde dua adsorbsi Pb2+
86 pada karbon aktif.
85
0 20 40 60 80
Waktu (menit) Tabel 1. Parameter adsorpsi orde satu dan
orde dua
Gambar 3. Kurva penurunan ion Pb2+ Persamaan R2 k (min-1ppm-1)
terhadap waktu kontak.
Pseudo y = 0,005x 0,42 0,005
Orde 1 – 0,2181
Waktu optimum terjadi pada waktu
Pseudo y= 0,9974 0,0409
ke 15 menit dan 60 menit dengan kapasitas Orde 2 0,0409x +
adsorbsi mencapai 90,9%. Pada waktu ke 0,0141

30 menit dan 45 menit adsorbsi karbon aktif


Kinetika pseudo orde satu diperoleh
menurun menjadi 86,84% dan 85,48%. Hal
dari ln (qe-qt) versus t sedangkan kinetika
ini karena adanya kemungkinan bahwa
pseudo orde dua diperoleh dari t/qt versus t.
waktu kontak yang berlebih menimbulkan
dari persamaan garis linieritas diatas dapat
adanya kondisi adsorben yang lewat jenuh
diketahui nilai slope dan gradiennya.
sehingga kemungkinan interaksi antara
Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat
logam Pb2+ dengan permukaan karbon aktif
diketahui nilai k dan R2. Nilai k dan R2
yang belum stabil menyebabkan ion logam
berguna untuk menentukan orde yang
kembali terlepas dari permukaan karbon
digunakan dilihat dari nilai k dan R2 yang
aktif (desorpsi). Kemudian adsorpsi
mendekati 1.
meningkat kembali pada waktu ke 60 menit
Berdasarkan data Tabel 1. dapat
dan menurun pada waktu ke 75 menit.
dilihat bahwa dalam penelitian ini adsorpsi
Secara teoritis, semakin lama waktu
yang diamati mengikuti kinetika adsorpsi
interaksi antara karbon aktif dengan Pb2+,
pseudo orde dua. Hal ini dikarenakan nilai
seharusnya semakin banyak permukaan
dari k dan R2 pada orde 2 lebih mendekati
adsorben bersinggungan dengan logam
1 dibandingkan pada kinetika adsorpsi orde
tersebut sehingga semakin banyak pula
satu.
logam yang dapat teradsorp (Gultom,
Model kinetika pseudo orde kedua
2014).
mengindikasikan adanya proses kemisorosi
Kinetika adsorpsi ion Pb2+ oleh
dalam reaksi dimana mekanisme adsorpsi
karbon aktif dievaluasi berdasarkan
yang terjadi adalah reaksi tak balik

7
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11
(irreversible) yang melibatkan ikatan kimia Tabel 2. Perbandingan tipe isoterm adsorpsi.
(kimisorpsi) antara adsorben dengan Perbandingan Isoterm Adsorpsi
Isoterm Langmuir Isoterm Freundlich
adsorbat dan membentuk lapisan R2 Qm KL R2 Kf N
(mg/g (L/m (mg/g
monolayer. ) g) )
Isoterm Adsorpsi K 0,69 1,528 0,040 0,04 0,454 9,960
A 17 818 562 46 151 159
Tipe isoterm adsorpsi dapat
Perbandingan adsorpsi isotherm
digunakan untuk mengetahui mekanisme
karbon terhadap ion Pb2+ tipe Langmuir dan
adsorpsi karbon terhadap ion Pb2+ dimana
Freundlich diperlihatkan pada Tabel 2.
adsorpsi fase padat cair seperti ini biasanya
Linieritas tertinggi, yaitu R2 = 0,6917
menganut tipe isoterm Freundlich dan
diperoleh dari adsorpsi Pb2+ pada karbon
Langmuir. Isoterm Langmuir untuk
aktif dimana penentuan penggunaan model
menentukan kapasitas adsorpsi maksimum
isoterm adsorpsi yang sesuai untuk suatu
yang terjadi pada monolayer atau satu lapis
adsorpsi dapat diketahui dengan melihat
dipermukaan padatan adsorben, karena
koefisien korelasi (R2) yang paling
mengandung sejumlah tertentu situs aktif.
mendekati nilai 1.
Sedangkan pada isoterm Freundlich
Berdasarkan perbandingan dari
diasumsikan bahwa energi permukaan itu
kedua tipe isoterm adsorpsi di Tabel 2.,
heterogeny dan dapat digunakan untuk
adsorpsi pada penelitian ini mengikuti tipe
menentukan kapasitas adsorpsi maksimum
isoterm adsorpsi Langmuir karena
yang terjadi pada multilayer atau banyak
linearitas isoterm adsorpsi tipe Langmuir
lapisan. Sedangkan ikatan yang terjadi
lebih mendekati nilai 1 dibandingkan
antara molekul adsorbat dengan permukaan
dengan isoterm Freundlich. Dengan
adsorben dapat terjadi baik secara fisisorpsi
demikian mekanisme interaksi antara Pb2+
maupun kimisorpsi (Nafi’ah, 2017).
dengan permukaan karbon aktif dari kulit
Penentuan isotherm adsorpsi logam
salak pondoh ini kemungkinan bersifat
Pb2+ dibuat berdasarkan data adsorpsi pada
kemisorpsi dan terjadi pada lapisan tunggal
variasi konsentrasi logam Pb2+ sehingga
(monolayer) dengan membentuk ikatan
dapat dibuat kurva persamaan garis lurus
kovalen koordinasi antara ion Pb2+ dengan
isotherm Langmuir dan isotherm
gugus hidroksil (-OH) (Nafi’ah, 2017).
Freundlich. Dari variasi data tersebut
Pada persamaan Langmuir Qm
kemudian dibandingkan linearitas kurva
menunjukkan kapasitas adsorpsi
dengan melihat koefisien korelasi (R2) yang
maksimum yang dapat dijerap oleh
tertinggi.
adsorben sedangkan KL menunjukkan

8
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11
energi adsorpsi. Nilai KL positif Arie, A.A., Vincent, Putranto, A., 2016.
Activated carbons from KOH-
menandakan reaksi tidak spontan
activation of salacca peels as low cost
sedangkan nilai KL negatif menandakan potential adsorbents for dye removal.
Adv. Mater. Lett. 7, 226–229.
reaksi spontan. Pada adsorpsi ini diperoleh
https://doi.org/10.5185/amlett.2016.6
kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 194
1,5288 mg/g dan nilai KL yaitu, 0,0405 Alfiany, H., Syaiful Bahri, dan
L/mg yang menunjukkan reaksi Nurakhirawati, 2013, Kajian
Penggunaan Arang Aktif Tongkol
berlangsung tidak spontan dimana Jagung sebagai Adsorben Logam Pb
kemungkinan diperlukan adanya energi dengan beberapa Aktivator Asam,
Jurnal Natural Science, 2(3), 75-86.
untuk terjadi adsorpsi. Kespontanan suatu
reaksi dapat dipengaruhi oleh tekanan dan Alifaturrahma, P., dan Okik H., C., 2017,
Pemanfaatan Kulit Pisang Kepok
suhu. Sebagai Adsorben Untuk
Menyisihkan Logam Cu, Jurnal
KESIMPULAN Ilmiah Teknik Lingkungan, 8(2).
Berdasarkan penelitian yang telah
Apecsiana, F., H., Kristianto dan A.,
dilakukan dapat disimpulkan bahwa kulit Andreas, 2016, Adsorpsi Ion Logam
salak pondoh dapat diubah menjadi karbon Tembaga Menggunakan Karbon Aktif
dari Bahan Baku Kulit Salak,
aktif melalui serangkaian proses Prosiding Seminar Nasional Teknik
karbonisasi dan aktivasi menggunakan Kimia Kejuangan, ISSN 1693-4393.

KOH. Hasil karakterisasi karbon aktif yang Aziz, Tamzil, dkk, 2016, Penurunan Kadar
dihasilkan dengan FTIR menunjukkan FFA dan Warna Minyak Jelantah
Menggunakan Adsorben Dari Biji
adanya gugus O-H, C=O, C-O dan C=C. Kurma dan Kulit Salak, Jurnal Teknik
Uji kinetika dan isotherm adsorpsi pada Kimia, 22 (1), 43-48.

penelitian ini menunjukkan bahwa adsorbsi Caroline, S., Matthew A, Adebayo, Eder C.
Lima, Renato Cataluna PascalS. Thue,
mengikuti kinetika pseudo orde dua dan Lizie D.T. Prola, M.J. Puchana-Rosero,
model isoterm Langmuir yang Fernando M. Machado, FlavioA, Pavan,
G.L. Dotto, 2015, Microwave-Assisted
menunjukkan adsorpsi bersifat kimia. Activated Carbon From Cocoa Shell as
Adsorbent For Removal of Sodium
Diclofenac and Nimesulide
DAFTAR PUSTAKA FromAqueous Effluents, Journal of
Andreas, A., Kristianto, H., Demir, E., Hazardous Materials, Vol. 289.
Demir, R., 2018. Activated porous
carbons derived from the Indonesian Dewi, S., dan Indah N., 2012, Sabut Kelapa
snake fruit peel as anode materials for sebagai Penyerap Cr(VI) dalam Air
sodium ion batteries. Mater. Chem. Limbah, Jurnal Teknik Waktu, 10(1),
Phys. 217, 254–261. 23-27.
https://doi.org/10.1016/j.matchemphy
Esterlita, M. O.; Herlina, N., 2015,
s.2018.06.076
Pengaruh Penambahan Aktivator

9
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11
ZnCl2, KOH, dan H3PO4 dalam Rizki, Adi Prima. 2015. Isoterm Langmuir,
Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah Model Kinetika dan Penentuan Laju
Aren (Arenga pinnata), Jurnal Teknik Reaksi Adsorpsi Besi Dengan Arang
Kimia, 4(1), 47-52. Aktif Dari Ampas Kopi. Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik -
Guyo, U., Mhonyera, J., dan Moyo, M., Universitas Mulawarman.
2015, Pb (II) adsorption from aqueous
solutions by raw and treated biomass Safrianti, I., Nelly W., dan Titin A., Z.,
of maize stover–a comparative study, 2012, Adsorpsi Timbal (II) Oleh
Process Safety and Environmental Selulosa Limbah Jerami Padi
Protection. 93, 192-200. Teraktivasi Asam Nitrat : Pengaruh
pH dan Waktu Kontak, Jurnal Kimia
Hartono, S., dan Ratnawati, 2010, Khatulistiwa, 1(1), 1-7.
Pembuatan Karbon Aktif Dari
Tempurung Kelapa Sawit Dengan Sari, Indah, Uchi Inda P., dan M. Turmuzi
Metode Aktivasi Kimia, Jurnal Sains Lubis, 2017, Pembuatan Karbon Aktif
Materi Indonesia, 12, 1, p. 12-16 dari Kulit Salak (Salacca Zalacca)
dengan Proses Fisika menggunakan
Idrus, R., Lapanporo, B.P., & Putra, Y.G. Uap dengan Pemanas Microwave,
2013. Pengaruh Suhu Aktivasi Jurnal Teknik Kimia USU, 6(4), 45-
terhadap Kualitas Karbon Aktif 49.
Berbahan Dasar Tempurung Kelapa.
Jurnal Prisma Fisika, 1(1), 50-55. Shafeeyan, M., S., Wan Mohd Ashri Wan
Daud, Amir hossein, Housh manddan,
Igwe, J., C., dan Abia, A., A., 2006, A Shamiri, Ahmad, 2010, A Review On
Bioseparation Process for Removing Surface Modification Of Activated
Heavy Metals from Waste Water Carbon For Carbon Dioxide
Using Biosorbents, African Journal of Adsorption, Journal of Analytical and
Biotechnology, 5(12), 1167- 1179. Applied Pyrolysis, 89(2), 143-151.

Manahan, S., E, 1990, Environment Winata, dkk., 2021, Synthesis of activated


Chemistry, 4 ed, Jewis Publisher, carbon from salacca peel with
Michigan, p. 17-18. hydrothermal carbonization for
supercapacitor application, Materials
Marsh, Harry and Rodriguez-Reinoso, today: Proceedings, 44, 3, p.3268-
Francisco, 2006, Activated Carbon, 3272
Elsevier Science & Technology
Books, pp. 322-31. Yahaya, Y.A., dan Don, M.M., 2014,
Pycnoporus sanguineus as potential
Nafi’ah, Rohmatun dan Bekti Nugraheni, biosorbent for heavy metal removal
2017, Kinetika Adsorpsi Timbal from aqueous solution: A review.
dengan Adsorben Sabut Siwalan Journal of Physical Science, 25(1), 1-
Terxanthasi, Cendekia Journal of 32.
Pharmacy, 1(1).
Zein, R., Hidayat, D.A., Elfia, M.,
Republika, 2019, Nazarudin, N. dan Munaf, E., 2014,
https://republika.co.id/berita/pzdf473 Sugar palm Arenga pinnata Merr
68/ekonomi/pertanian/19/10/11/pz7m (Magnoliophyta) fruit shell as
xr423-kementan-pacu-peremajaan- biomaterial to remove Cr (III), Cr
tanaman-salak-sleman, diakses pada 1 (VI), Cd (II) and Zn (II) from aqueous
Juni 2021. solution, Journal of Water Supply:

10
IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research p. ISSN: 2354-9610, e. ISSN:2614-5081
Vol.6, No. 1, Hal. 1-11

Research & Technology-AQUA,


63(7), 553-559.

Zhang, M., Yin, Q., Ji, X., Wang, F., Gao,


X., Zhao, M., 2020. High and fast
adsorption of Cd(II) and Pb(II) ions
from aqueous solutions by a waste
biomass based hydrogel. Sci. Rep. 10,
3285. https://doi.org/10.1038/s41598-
020-60160-w

11

Anda mungkin juga menyukai