DISUSUN OLEH:
Nama : Augie Davin Siagian
NIM : 012100003
Kelompok :B
Rekan Kerja : 1. Desalsa Anggoro Diani
2. Nasywa Hasna Aisyi
Program Studi : D-IV Teknokimia Nuklir
Acara : Pembuatan Karbon Aktif dari Limbah Kulit Pisang
Dosen : Harum Azizah Darojati, M.T.
Tanggal Pelaksanaan Praktikkum : 15 November - 5 Desember 2023
Tanggal Pengumpulan Laporan : 12 Desember 2023
II. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu menghasilkan produk karbon aktif dari proses pengolahan
limbah kulit pisang
b. Mengetahui dan memahami analisis uji kualitas karbon aktif
Keunggulan karbon aktif adalah sangat baik dalam pengolahan air limbah, desain
proses yang sederhana, ketahanan terhadap korosif (asam dan alkali) dan lingkungan
beracun, potensi adsorpsi yang tinggi dalam pemurnian gas dan cairan serta
penggunaannya sebagai katalis pendukung. Struktur karbon memiliki gugus fungsi utama
seperti karboksil, karbonil, fenol, lakton dan kuinon yang bertugas untuk menyerap
kontaminan. Oksigen, hidrogen, sulfur dan nitrogen juga hadir dalam bentuk gugus fungsi
atau atom kimia dalam struktur karbon aktif. Sifat adsorpsi tergantung pada kelompok
fungsional karbon aktif yang ada, yang terutama berasal dari proses aktivasi dan
pemanasan (Bhatnagar, dkk., 2013; Yousef dkk., 2019 dalam Heidarinejad, dkk., 2019).
Pembuatan karbon aktif terdiri dari 3 proses (D.N.K.P. Negara, dkk., 2018):
• Dehidrasi
Pengeringan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan air
yang di bawah sinar matahari atau di dalam furnace.
• Karbonisasi
Karbonisasi adalah proses untuk mengubah bahan baku menjadi karbon melalui
dekomposisi termal
• Aktivasi
Aktivasi adalah proses pembentukan dan/atau pembesaran pori-pori pada material
penjerap. Proses ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
➢ Proses Aktivasi secara fisika
Aktivasi secara fisika dilakukan dengan memasukkan bahan baku pada
reaktor suhu tinggi (600 ± 1000oC) dan proses ini terjadi saat karbon
bereaksi dengan uap air / udara dimana akan dihasilkan oksida karbon yang
tersebar pada permukaan karbon secara merata. Terbentuknya struktur pori
di dalam material karbon tersebut merupakan hasil kerja aktifator. Reaksi
mula-mula pada karbon amorf dan menyebabkan pori yang tertutup akan
terbuka. Proses oksidasi lebih jauh menyebabkan pori-pori terbentuk
semakin banyak dalam material karbon
➢ Aktivasi secara kimia
Aktivasi secara kimia dilakukan dengan pengisian bahan kimia seperti
ZnCl2, CaCl2, H2SO4, dan NaOH. Prinsip kerjanya adalah pengikisan
karbon menggunakan bahan kimia untuk mengintensifkan proses aktifasi
tersebut dapat dilakukan dengan pemanasan. Pada cara ini activating yang
digunakan reagen sebagai bahan kimia dimana sebelum proses karbonisasi
dilakukan, dengan demikian cara aktifasi kimia ini lebih mudah dilakukan.
Mutu arang aktif yang dihasilkan tergantung dari bahan baku, bahan
pengaktif, dan cara pembuatannya. Untuk menaikkan aktifasi daya adsorbsi
arang banyak digunakan bahan kimia. Menurut Othmer, bahan kimia yang
baik digunakan adalah Ca(OH)2, CaCl2, HNO3, ZnCl2, H2SO4, dll. Aktivasi
kimia dilakukan dengan mencampur material karbon dengan reagent
pengaktif. Selanjutnya campuran dikeringkan dan dipanaskan.
Pengujian mutu karbon aktif perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuannya dalam pengaplikasiannya. Beberapa pengujian untuk mengetahui
kelayakan karbon aktif sesuai yang tertuang dalam SNI 06-3730-1995 adalah uji daya serap
iodin, kadar air, kadar abu, dan lain-lain sesuai dengan yang tertuang pada standar tersebut.
Pada praktikum kali ini, uji yang dilakukan adalah uji gugus fungsi, kadar air, dan
penyerapan asam asetat. Uji gugus fungsi ditujukan untuk mengetahui apakah gugus
karbon aktif secara teoritis terdapat pada karbon aktif hasil uji. Sedangkan uji kadar
air berfungsi untuk mengetahui kandungan air dalam sampel dan uji penyerapan asam
asetat ditujukan untuk mengetahui karakteristik penyerapan karbon aktif sebagai
adsorben.
V. LANGKAH KERJA
1. Preparasi bahan
Limbah kulit pisang dibersihkan dan dipotong kecil-kecil
2. Dehidrasi
Limbah kulit pisang dijemur selama 4 hari
3. Karbonisasi
4. Aktivasi
Arang yang diperoleh
ditimbang dan dibuat Dicampurkan larutan KOH
Dibuat larutan KOH 30%
menjadi tepung dengan dengan arang pada
(w/v)
cara ditumbuk, diayak, dan perbandingan 3:1
ditampung pada wadah
Filtrat dititrasi
Dicatat volume
dengan NaOH 0,5 Larutan disaring
titrasi
M
Diulangi hingga
bobot konstan
60000 𝑚𝑔
(0,5 𝑀 − 0,4094 𝑀) × × 0,025 𝐿
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑗𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑚𝑜𝑙
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
= 135,9
𝑔𝑟 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓
60000 𝑚𝑔
(0,5 𝑀 − 0,375 𝑀) × × 0,025 𝐿 𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑗𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑚𝑜𝑙 = 187,5
1 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓
180
160
140
120
100
aktif)
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
waktu aktivasi (jam)
Uji T 1 sampel
Hipotesis :
Ho = Daya serap sampel tidak berbeda secara signifikan
Ha = Daya serap sampel berbeda secara signifikan
Waktu
Daya serap (mg asam Banyak Rata- Standar
aktivasi s mean t val df alfa t crit
asetat/gr karbon aktif) sampel rata Deviasi
(jam)
2 135,9
4 174,9 3 166,1 26,9020 15,5319 1,9444 2 0,05 2,920
6 187,5
Kesimpulan :
t val < t crit sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Uji gugus fungsi
Spektrum FTIR
90
80
70
60
50 C-H
%T
25
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7
waktu aktivasi (jam)
VII. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mampu menghasilkan produk karbon aktif
dari proses pengolahan limbah kulit pisang dan mengetahui serta memahami analisis uji
kualitas karbon aktif. Karbon aktif merupakan adsorben yang banyak digunakan karena
selain proses pembuatannya yang mudah dan tidak memakan biaya yang tinggi, luas
permukaan yang dimiliki juga tinggi. Kemampuan penjerapan yang sangat baik menjadikan
karbon aktif sebagai salah satu material yang banyak dipilih dalam proses-proses seperti
pengolahan air, penangkapan karbon, atau aplikasi lain seperti superkapasitor, energy
storage, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, melihat potensi karbon aktif yang sangat luas
dalam dunia industri, pada praktikum ini dilakukan sintesis karbon aktif dari limbah kulit
pisang sebagai bahan penjerap. Pembuatan karbon aktif dari limbah biomassa membantu
mengurangi keberadaan limbah sehingga ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan.
Pada praktikum ini, dilakukan 3 tahap untuk membuat karbon aktif, yaitu dehidrasi,
karbonisasi, dan aktivasi. Tahap dehidrasi terdiri dari pengecilan ukuran dari limbah kulit
pisang dan pemanasan di bawah sinar matahari serta dalam oven pada suhu 100oC. Tujuan
dari tahap ini adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan. Pengecilan
ukuran dilakukan agar proses penguapan berjalan lebih optimal. Dilanjutkan dengan tahap
karbonisasi untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi arang. Proses yang terjadi adalah
oksidasi senyawa-senyawa organik terutama karbohidrat seperti pada reaksi di bawah ini.
𝐶𝑥 𝐻𝑦 𝑂𝑛 + 𝑂2 → 𝐶 + 𝐶𝑂 + 𝐻2 𝑂
Pada proses ini senyawa organik akan terdekomposisi secara termal melalui pembakaran
tidak sempurna yang menghasilkan material padat berwarna kehitaman, yaitu karbon. Pada
praktikum, pembentukan karbon di dalam kaleng bakar ditandai dengan tidak adanya asap
yang dihasilkan dari reaksi tersebut.
Pada proses ini tidak dilakukan kontrol temperatur serta lama waktu pembakaran
karena hanya menggunakan alat bakar sederhana dan tidak menggunakan furnace yang
memiliki kontrol terhadap kedua parameter tersebut. Beberapa karbon yang dihasilkan juga
ada yang menjadi abu diperkirakan karena melewati batas waktu pembakaran. Selanjutnya,
tahap aktivasi dimana menggunakan aktivator KOH 30% (w/v) dengan perbandingan massa
KOH:karbon yaitu 3:1. Aktivator KOH dipilih karena memiliki luas permukaan dan volume
pori yang lebih besar dibandingkan dengan activator lain seperti ZnCl2 dan H3PO4 sesuai
dengan penelitian Ahmed dan Theydan pada tahun 2014. Umumnya, konsentrasi KOH yang
digunakan berkisar 10 – 30%. Pada praktikum ini dipilih 30% karena dengan meningkatkan
banyaknya KOH maka pembentukan mikropori akan semakin banyak sehingga memperluas
permukaan dari karbon aktif dan meningkatkan daya adsorpsinya.
Pada proses ini divariasikan 3 jenis lama waktu aktivasi, yaitu 2, 4, dan 6 jam.
Reaksi yang terjadi dalam proses aktivasi menggunakan KOH terbagi menjadi beberapa
tahap. Tahap pertama adalah reaksi dehidrasi KOH menjadi K2O dan air. Dilanjutkan
dengan reduksi K2O dengan produk logam K bebas. Atom K bebas ini akan menembus
lapisan karbon dan menyebabkan terjadinya perluasan pada permukaan. Kemudian, atom K
akan mengalami reaksi oksidasi menjadi K2O kembali dan terhidrasi karena keberadaan air
menjadi KOH seperti semula. Selain itu, mekanisme reaksi overall yang diajukan oleh Cha
adalah sebagai berikut.
6𝐾𝑂𝐻 + 2𝐶 → 2𝐾 + 3𝐻2 + 2𝐾2 𝐶𝑂3
K2CO3 akan terdekomposisi menjadi CO2, K, K2O, dan CO sehingga perlu dilakukan
pembilasan pada material karbon agar senyawa-senyawa hilang dari permukaan karbon dan
membuka pori-pori permukaan.
VIII. KESIMPULAN
a. Telah dihasilkan karbon aktif dengan waktu aktivasi 2, 4, dan 6 jam dari limbah
kulit pisang melalui beberapa proses, seperti dehidrasi, karbonisasi, dan aktivasi.
b. Terdapat beberapa analisis produk karbon aktif, seperti uji adsorpsi asam asetat
yang digunakan untuk mengetahui jumlah asam asetat yang dapat dijerap oleh
karbon aktif pada variasi waktu aktivasi yang berbeda dengan daya adsorpsi sebesar
135,9; 174,9; dan 187,5 mg asam asetat/gr karbon aktif pada waktu aktivasi 2, 4,
dan 6 jam secara berturut-turut. Kemudian, uji gugus fungsi dilakukan untuk
mengetahui gugus fungsi karbon aktif yang dihasilkan dan efek lama waktu aktivasi
terhadap gugus fungsi karbon aktif. Dihasilkan 4 gugus fungsi karakteristik dari
karbon aktif, yaitu O-H stretching (3183,416 cm-1), C-H stretching (2958,067 cm-
1
), C=C stretching (1568,888 cm-1), dan O-H bending (1377,77 cm-1). Kemudian,
dilakukan uji kadar air pada masing-masing waktu aktivasi dan menghasilkan nilai
41,716; 27,6; dan 22,75% pada waktu aktivasi 2, 4, dan 6 jam.