Anda di halaman 1dari 7

I.

Judul = Ergonomi

II. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh faktor lingkungan kerja tertentu terhadap kinerja
2. Mampu menganalisis dan merancang ruang kerja/ruang kuliah sesuai
dengan keterbatasan fisik dan psikologi manusia

III. Dasar Teori


Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia
ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Penerapan ergonomi
telah berkembang dari waktu ke waktu, akan tetapi berbagai masalah baru
juga muncul. Ergonomi telah diterapkan di berbagai bidang untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, kesehatan, dan keselamatan kerja.
Perbaikan terus- menerus dalam hal kualitas produk dan produktivitas
hanya dapat dicapai dengan cara analisis sistematik dan optimasi
semua proses produksi. Menurut Santoso (2004) terdapat 4 tujuan utama
ergonomi, yaitu:
 Memaksimalkan efisiensi karyawan
 Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja
 Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat
 Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan
Ergonomi memberikan kemudahan kepada manusia dalam berbagai
hal di dalam lingkungan kerja, sehingga manusia memiliki kemudahan,
kenyamanan, serta efisiensi dalam melakukan pekerjaannya. Dengan
begitu, kendala keterbatasan yang dimiliki oleh manusia dapat diatasi.
Kenyamanan kerja secara tidak langsung dipengaruhi lingkungan fisik
tempat kerja. Lingkungan fisik dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan
yang langsung berhubungan dengan pekerja misalnya ruangan kerja, meja,
kursi, dll dan lingkungan perantara misal rumah, kantor, pabrik dsb.
Lingkungan perantara meliputi lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi
manusia seperti temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan,
kebisingan, getaran mekanis, bau dan warna.
 Temperatur
Dalam keadaan normal manusia mempunyai suhu badan
sekitar 35 C-37 C. Batas penyesuaian dapat terjadi jika
perubahan suhu luar tubuh tidak melebihi 20 % untuk kondisi
panas dan 35 % untuk kondisi dingin dari keadaan normal
tubuh. Menurut Tichquer yang menyelidiki pengaruh
temperatur terhadap produktivitas, menyimpulkan bahwa
tingkat produksi paling tinggi dicapai pada kondisi temperatur
24 C-27 C.
 Kelembaban
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam
udara yang dinyatakan dengan prosentase. Kelembaban
dipengaruhi oleh temperatur udara. Kelembaban relatif yang
normal berkisar antara 20 - 60%.
 Sirkulasi Udara
Udara disekitar lingkungan kerja dikatakan kotor jika kadar
oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan bercampur
dengan gas-gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi
kesehatan tubuh.
 Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia
untuk melihat obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan
kesalahan. Beberapa kategori pencahayaan menurut Kep.
MenKes No. 1405 Tahun 2002:
1. Ruang penyimpanan ruang peralatan/instalasi yang
memerlukan pekerjaan yang kontinyu (Min 100 lux)
2. Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar (Min 200
lux)
3. Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun (Min 300 lux)
4. Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor,
pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
(Min 500 lux)
5. Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin
halus & perakitan halus (Min. 1000 lux)
6. Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin
dan perakitan yang sangat halus (Min 1500 lux dan tidak
menimbulkan bayangan)
7. Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus (Min
3000 lux dan tidak menimbulkan bayangan)
 Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki. Ada
tiga aspek yang menentukan tingkat gangguan kebisingan yaitu
: lama, intensitas dan frekuensi. Intensitas diukur dengan
decible (dB) yang menunjukkan besarnya arus energi
persatuan luas dan alatnya menggunakan Sound Level Meter.
Batas dengar terendah adalah 10 dB dan batas tertinggi 120
dB. Batas 100dB-120dB sangat menulikan, 40dB - 60dB sedang
sedangkan batas tenang 20dB-40dB.
 Bau-bauan
Bau-bauan dapat mengganggu konsentrasi kerja dan
mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur dan
kelembaban merupakan dua faktor yang mempengaruhi
kepekaan penciuman.
 Warna
Setiap warna ruangan kerja selalu berpengaruh terhadap
kemampuan mata untuk melihat obyek , juga berpengaruh
secara psikologi bagi para pekerja. Dalam perancangan warna
ruangan harus dianalisis tujuan penggunaan ruangan,
kebutuhan fisiologis dan psikologis.
IV. Bahan dan Alat
A. Bahan
Tidak ada
B. Alat
1. Termometer ruangan
2. Hygrometer
3. Lux-hi tester
4. Sound level meter

V. Cara Kerja
1. diukur suhu ruangan menggunakan termometer udara
2. diukur kelembaban ruangan dengan hygrometer ruangan
3. diamati dan dicatat faktor lain yang mempengaruhi kondisi
lingkungan kerja yang nyaman, misal sirkulasi udara, getaran
mekanis, bau-bauan dan warna.

VI. Data Pengamatan

VII. Pembahasan
Pada praktikkum ergonomi, praktikkan diharapkan dapat mengetahui
faktor lingkungan kerja tertentu terhadap kinerja serta mampu menganalisis dan
merancang ruang kerja/ruang kuliah sesuai dengan keterbatasan fisik dan
psikologi manusia. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Ergonomi juga menyinggung bagaimana
keterkaitan lingkungan dengan pekerjaan. Terdapat 2 lingkungan, yaitu
lingkungan fisik dimana lingkungan ini langsung berpengaruh terhadap proses
pekerjaan, seperti meja, kursi, alat, dll. Kemudian, lingkungan perantara seperti
temperatur, kelembapan, sirkuliasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan,
dan warna. Pada praktikkum kali ini bertempat di …… . Dilakukan perhitungan
untuk suhu ruangan dengan menggunakan thermometer dan didapatkan data
suhu ruangan sebesar ….. . (Suhu normal) Didapatkan suhu sebesar …. C yang
memenuhi kriteria suhu produktivitas yang baik - (Apabila suhu di atas normal /
di bawah normal) Kondisi ini bisa berpengaruh, seperti Temperatur yang terlalu
rendah akan menurunkan gairah kerja(di bawah normal), sedang temperatur
yang terlalu tinggi akan mempercepat timbulnya kelelahan tubuh(di atas
normal) bagi tubuh yang menyebabkan penurunan produktivitas dikarenakan
suhu produktivitas yang baik berkisar antara 24 – 27 derajat celcius. Kondisi ini
bisa dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti radiasi, angin, serta ketinggian
tempat dimana ketinggian tempat percobaan tergolong rendah sehingga suhu
lebih panas dibandingkan dengan ketinggian yang lebih tinggi. Kemudian
didapatkan data tekanan udara sebesar ….. melalui barometer. Tekanan udara ini
berkaitan dengan suhu. Tekanan udara normal adalah 1 atm atau 760 mmHg.
(Apabila tekanan udara stabil & normal) Tekanan udara yang terhitung cenderung
stabil sehingga suhu nya juga cenderung stabil - (Apabila ada perbedaan suhu
sedikit kalo gada skip aja & normal) Walaupun terdapat pada data terdapat
perbedaan pada suhu, namun gap dari data tidak terlalu besar, sehingga masih
bisa dikatakan stabil. Apabila suhu di sekitar tinggi, volume udara akan
mengembang sehingga tekanannya lebih rendah dari tekanan normal berlaku
sebaliknya.
 Lalu, dilakukan perhitungan kelembaban udara dengan hygrometer
dan didapatkan data sebesar ….. . (Apabila kelembapan normal)
Kelembapan normal berkisar pada 20-60%. Karena pada data
dihasilkan sebesar …. %, maka kelembapan udara pada tempat ini
dikatakan normal karena memenuhi range dari kelembapan normal -
(Apabila kelembapan tidak normal) Karena pada data dihasilkan
sebesar …. %, maka kelembapan udara pada tempat ini tidak dapat
dikatakan normal. Beberapa factor yang mempengaruhi
kelembaban, seperti suhu dan tekanan udara. Tekanan udara yang
tercatat ….. (lebih tinggi) sehingga udara yang terdapat di daerah
tersebut terbatas sehingga kelembaban makin tinggi (lebih rendah
sebaliknya). Suhu yang tinggi juga mengakibatkan kelembaban yang
semakin rendah akibat kandungan air berkurang karena dikenai
panas (sebaliknya). Oleh karena itu. diperlukan solusi seperti
memperbanyak ventilasi dan mengurangi beban panas. Kemudian,
dilakukan pengukuran data kebisingan menggunakan sound level
meter. Didapatkan data sebesar …. dB. Nilai tersebut digolongkan
pada tingkat ….. yang berkisar dari …. - …. dB. (Apabila normal)
Karena digolongkan pada tingkat …. , kebisingan yang ada di daerah
praktik tergolong rendah sehingga pendengaran dari pekerja tidak
akan terganggu dari lingkungan sekitar. (Apabila tidak normal)
Karena digolongkan pada tingkat …. , kebisingan di daerah tersebut
berpotensi untuk mengganggu pendengaran dari para pekerja.
Kebisingan yang ada pada daerah praktik seperti ….. . Oleh karena
itu, diperlukan alat-alat peredam suara, seperti busa telur untuk
aplikasi dalam ruangan dan ear plug untuk aplikasi luar ruangan.
Dilakukan pengukuran pencahayaan menggunakan lux-hi tester. Hasil
yang didapat yaitu sebesar …. Lux. (Apabila normal) Nilai tersebut
tergolong normal karena kategori pekerjaan di daerah tersebut
adalah …. dan batas minimum pencahayaan adalah … lux. (Apabila
tidak normal) Nilai tersebut tergolong tidak normal karena karena
kategori pekerjaan di daerah tersebut adalah …. dan batas
minimum pencahayaan adalah … lux. Hal ini dapat disebabkan
karena lampu ruangan yang usianya sudah tua sehingga tingkat
pencahayaan lampu sudah berkurang, tata letak dari barang-barang
yang ada di ruangan …… (intinya tata letak lampu dan barang2 yang
ada di ruangan tersebut) sehingga dapat menghalangi cahaya.
Kondisi ini dapat menyebabkan pengelihatan seseorang terganggu
dan dapat menurunkan efektivitas pekerjaan. Dibutuhkan solusi
seperti penggantian lampu dan tata letak barang yang sesuai.
Kemudian, dihitung luas ruangan sebesar …. m^2 dan luas perabotan
sebesar …. m^2 dengan menggunakan …. . Dari kajian, disebutkan
bahwa ambang standar kebutuhan ruang per orang Indonesia
minimal adalah 7,2 meter persegi. Oleh karena itu dengan luas yang
tersisa sebesar …. m^2 idealnya menampung sekitar …. orang.
Apabila melebihi kapasitas, maka akan terasa sesak yang membuat
ketidaknyamanan pekerja. Sirkulasi udara yang ada di daerah praktik
(apabila normal) tergolong normal, dimana tidak terdapat bau-
bauan, tanaman di sekitar sebanyak … buah sehingga menghasilkan
udara yang cukup segar, (kalo ada ventilasi) ventilasi juga terbuka
yang memungkinkan udara bersirkulasi dengan baik (apabila tidak
normal) tergolong tidak normal, dikarenakan ada bau-bauan yang
menyengat yang menandakan terdapat bahan-bahan yang tidak
baik untuk manusia, (jika tidak ada ventilasi) tidak terdapat
ventilasi/ventilasi sedikit yang menyebabkan udara tidak
bersirkulasi dengan baik yang bisa mengakibatkan penumpukan
debu di ruangan. Solusinya yaitu memperbanyak/menambah
ventilasi serta tanaman agar udara segar. Bau-bauan yang terdeteksi
(apabila normal) adalah bau …. Dari alat …. Tidak terdapat bau-bau
spesifik atau menyengat (apabila tidak normal) adalah bau …. Dari …
. Bau sangat menyengat sehingga mengganggu indera penciuman
pekerja. Diperlukan AC dan pengharum ruangan sebagai solusi.
Warna ruangan adalah warna … . (apabila normal) warna tersebut
tergolong normal karena sesuai dengan jenis pekerjaan yang
memerlukan cahaya terang, bisa ditambahkan beberapa hiasan agar
mengurangi kesan monoton (apabila tidak normal) warna tersebut
kurang cocok digunakan karena memberikan kesan ….. yang
mempengaruhi psikologis pekerja, sehingga diperlukan solusi untuk
mengecat ulang ruangan serta penambahan beberapa hiasan agar
mengurangi kesan monoton. (Apabila ergonomic sudah bagus) Dari
data di atas penilaian ergonomic sudah bagus, sehingga diharapkan
dapat terwujudnya tujuan ergonomic, yaitu memaksimalkan efisiensi
karyawan, Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja,
Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat, serta
Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan sehingga
keterbatasan yang dimiliki pekerja dapat diatasi – (apabila
ergonomic belum bagus) Dari data di atas penilaian ergonomic
kurang memenuhi syarat, maka dari itu diperlukan perbaikan
kedepannya agar setiap aspek yang dinilai dapat memenuhi syarat
sehingga pekerja dapat merasakan kenyamanan dan keamanan
dalam pekerjaannya yang tentunya akan berpengaruh pada
produktivitas pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai