𝑅𝑚
= 𝑓 × 𝜀0 × 𝑃
𝐴
0,824 𝑐𝑝𝑠
= 0,6 × 𝜀0 × 0,107
340,75 𝑑𝑝𝑠
𝑐𝑝𝑠
𝜀0 = 0,0377
𝑑𝑝𝑠
2. Dampak keberadaan radon jika melebihi batas yang diperbolehkan adalah terjadinya
peningkatan radiasi latar belakang yang dapat menambah nilai paparan pada makhluk
hidup. Dosis tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya efek stokastik pada
manusia. Radon merupakan radionuklida yang meluruh secara peluruhan alfa. Apabila
gas radon berlebih, maka kemungkinan terhirupnya gas tersebut akan semakin besar. Gas
radon yang terhidup meluruh menghasilkan partikel alfa yang dapat mengionisasi
jaringan tubuh terutama paru-paru. Akibatnya timbul kanker paru-paru. Maka dari itu,
peningkatan konsentrasi radon dari semestinya dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya efek stokastik dari radiasi, yaitu kanker paru-paru.
3. Udara masuk melalui vinyl tubing 5/16” dan dialirkan menuju dissecant yang berisi
drierite untuk mengurangi kelembapan udara. Setelah itu udara keluar pada 1/8” tube
yang dihubungkan pada sebuah inlet port yang telah dipasang filter. Filter ini berguna
untuk menyaring partikulat halus sehingga yang masuk ke dalam detektor adalah udara
yang hanya mengandung gas radon. Kemudian, udara dialirkan menuju test chamber oleh
air pump dan gas radon meluruh di dalamnya. Gas radon yang meluruh menghasilkan
partikel alfa dengan energi tertentu dimana memiliki kemungkinan 50% untuk
berinteraksi dengan detektor. Partikel alfa yang berinteraksi dengan detektor akan
menghasilkan sinyal listrik sebagai readout yang sebanding dengan tenaganya. Setelah
itu, udara dialirkan menuju outlet port dan dilepas ke udara melalui outlet tube.
• Grafik 2
Gambar tersebut merupakan grafik kesetimbangan transien yang terjadi ketika t1/2
induk (8 hrs) > t1/2 anak (0,8 hrs). Pada gambar, garis tipis yang mengalami
kenaikan merupakan profil pertumbuhan radionuklida anak yang
direpresentasikan sebagai aktivitas tiap waktunya. Profil pertumbuhan
radionuklida anak naik hingga mencapai aktivitas maksimumnya (saat tmax) dan
turun melandai setelah mencapai titik tersebut. Kemudian, garis yang menurun
secara linier merupakan profil peluruhan radionulida induk yang menurun setiap
waktunya. Sedangkan, garis tebal merupakan profil aktivitas total anak dan induk
setiap waktunya. Dapat terlihat bahwa profil aktivitas total mengalami kenaikan
hingga waktu tertentu saat mencapai nilai maksimum dan kemudian mengalami
penurunan. Kenaikan tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan anak > laju
peluruhan induk akibat waktu paruh induk yang lebih besar sehingga aktivitas
total yang dihasilkan lebih besar dibanding pada waktu sebelumnya hingga
aktivitas total maksimum dan setelahnya laju pertumbuhan anak mengalami
penurunan sehingga laju pertumbuhan anak akan berangsur-angsur menyamai laju
peluruhan induk dan menyebabkan profil aktivitas total menjadi menurun. Ketika
laju pertumbuhan anak telah menyamai laju peluruhan induk, maka telah tercapai
kesetimbangan. Terlihatnya penurunan nilai profil pertumbuhan anak maupun
peluruhan induk disebabkan rasio antara waktu paruh induk dan anak tidak terlalu
besar. Hubungan kesetimbangan transien ditunjukan oleh persamaan berikut.
𝐴𝑃 = 𝐴𝑃0 𝑒 −𝜆𝑃 𝑡
𝜆𝐷
𝐴𝐷 = 𝐴𝑃0 (𝑒 −𝜆𝑃 𝑡 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 )
𝜆𝐷 − 𝜆 𝑃
𝜆𝐷
𝐴𝐷+𝑃 = 𝐴𝑝0 𝑒 −𝜆𝑝 𝑡 + 𝐴𝑝0 (𝑒 −𝜆𝑃 𝑡 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 )
𝜆𝐷 − 𝜆𝑃
Saat t sangat besar
𝜆𝐷 −𝜆𝑃 𝑡
𝐴𝐷 𝐴𝑃0 𝜆𝐷 − 𝜆𝑃 (𝑒 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 )
=
𝐴𝑃 𝐴𝑃0 𝑒 −𝜆𝑃 𝑡
𝜆𝐷 −𝜆𝑃 𝑡
𝐴𝐷 𝜆𝐷 − 𝜆𝑃 (𝑒 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 )
=
𝐴𝑃 𝑒 −𝜆𝑃 𝑡
Dimana
𝑒 −𝜆𝑃 𝑡 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 ≈ 𝑒 −𝜆𝑃 𝑡
Sehingga
𝐴𝐷 𝜆𝐷
=
𝐴𝑃 𝜆𝐷 − 𝜆𝑃
• Grafik 3
Gambar tersebut merupakan grafik “no equilibrium” yang terjadi ketika t1/2 anak
(8 hrs) > t1/2 induk (0,8 hrs) yang menyebabkan induk meluruh lebih cepat hingga
nilai nya sangat kecil dibanding dengan anaknya. Pada gambar, garis linier
merupakan profil peluruhan radionuklida induk yang menggambarkan penurunan
aktivitas induk setiap waktunya. Pada garis yang mengalami kenaikan, merupakan
profil pertumbuhan radionuklida anak yang menggambarkan kenaikan aktivitas
anak pada waktu tertentu hingga mencapai Aktivitas maksimumnya dan menurun
kembali. Garis yang berada paling atas merupakan profil aktivitas total anak dan
induk pada setiap waktunya. Gambar tersebut merupakan keadaan tidak ada
kesetimbangan karena rate decay baik dari induk ataupun rate decay dari anak
tidak sama pada setiap waktunya. Hal tersebut ditunjukan ketika anak telah
melewati fase aktivitas maksimum, induk meluruh dengan cepat hingga mencapai
nilai terkecilnya, sedangkan anak meluruh dengan lambat mendekati garis profil
peluruhan aktivitas total sehingga laju keduanya tidak sama dan disebut tidak
memiliki kesetimbangan. Profil aktivitas total tidak menunjukkan kenaikan nilai
pada titik tertentu seperti pada kesetimbangan transien maupun sekuler karena
laju pertumbuhan anak < laju peluruhan induk pada setiap waktu dimana
diakibatkan oleh aktivitas induk yang berkurang dengan sangat cepat (efek waktu
paruh bernilai kecil) sedangkan nilai aktivitas anak naik secara perlahan (efek
waktu paruh bernilai besar) sehingga aktivitas gabungan tiap waktunya akan
selalu bernilai kurang dari aktivitas pada waktu sebelumnya dan membentuk
profil aktivitas gabungan yang nilainya menurun setiap waktunya. Pada waktu
tertentu ketika aktivitas induk telah bernilai sangat kecil, profil aktivitas anak
akan mendekati profil aktivitas gabungan sehingga model peluruhan dapat
didekati dengan profil peluruhan anak.
𝐴𝑃 = 𝐴𝑃0 𝑒 −𝜆𝑃 𝑡
𝜆𝐷
𝐴𝐷 = 𝐴𝑃0 (𝑒 −𝜆𝑃 𝑡 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 )
𝜆𝐷 − 𝜆 𝑃
𝜆𝐷
𝐴𝐷+𝑃 = 𝐴𝑝0 𝑒 −𝜆𝑝 𝑡 + 𝐴𝑝0 (𝑒 −𝜆𝑃 𝑡 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 )
𝜆𝐷 − 𝜆𝑃
Saat t tertentu (asumsikan tmin hingga seterusnya), nilai Ap ≈ 0, sehingga
𝜆𝐷
𝐴𝐷+𝑃 = 0 + 𝐴𝑃0 (𝑒 −𝜆𝑃 𝑡 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 )
𝜆𝐷 − 𝜆𝑃
𝜆𝐷
𝐴𝐷+𝑃 = 𝐴𝑃0 (𝑒 −𝜆𝑃 𝑡 − 𝑒 −𝜆𝐷𝑡 ), 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 ∶ 𝑡 ≥ 𝑡𝑚𝑖𝑛
𝜆𝐷 − 𝜆𝑃
Volume = 50 L
Energi = 796 keV
Probabilitas = 85,47%
Asumsi :
o Laju cacah background = 0,2 cps
o Ketidakpastian volume = 5%
o Efisiensi detektor = 1
o εr diasumsikan bernilai 1 karena tidak ada data pencacahan standard pada soal
Dit : Kadar Cs dalam air laut
Jawab :
𝑅𝑠 − 𝑅𝑏 71,2 𝑐𝑝𝑠 − 0,2 𝑐𝑝𝑠
𝐴𝑠 = = = 83,07 𝐵𝑞
𝜀𝑎 × 𝜀𝑟 × 𝑃 1 × 1 × 0,8547
𝜎𝑅 2
𝜎𝐴 = √( ) × 𝐴 = 0,015 × 83,07 𝐵𝑞 = 1,246 𝐵𝑞
𝑅
𝐴𝑠 83,07 𝐵𝑞 𝐵𝑞
𝐶𝑐𝑠 = = = 1,6614
𝑉 50 𝐿 𝐿
𝜎𝐴 2 𝜎𝑉 2
𝜎𝐶 = √( ) + ( ) × 𝐶
𝐴 𝑉
1,246 𝐵𝑞 2 5% 2 𝐵𝑞 𝐵𝑞
𝜎𝐶 = √ ( ) + ( ) × 1,6614 = 0,0867
83,07 𝐵𝑞 100% 𝐿 𝐿
𝐵𝑞
𝐶𝑐𝑠 = 1,6614 ± 0,0867
𝐿
𝐵𝑞
Jadi konsentrasi Cs yang didapat adalah 1,6614 ± 0,0867 𝐿
Saat kalibrasi efisiensi untuk penentuan sampel lingkungan tidak digunakan sumber
radioaktif Eu-152 karena perhitungan konsentrasi aktivitas radionuklida sampel
menggunakan standar CRM yang jenis radionuklida terkandungnya relatif sama lebih
akurat akibat kesesuaian energi antara radionuklida sampel dengan radionuklida standar.
Efisiensi pada detektor dipengaruhi oleh energi sehingga pada energi yang sama nilai
efisiensi akan sama pula. Dibanding dengan menggunakan Eu-152, perlu dilakukan
pembuatan grafik energi vs efisiensi yang nantinya didapatkan persamaan garis untuk
menghitung efisiensi sampel. Hal tersebut hanya pendekatan saja, belum tentu nilai
efisiensi pada energi tersebut sesuai dengan nilai sebenarnya sehingga dapat
menyebabkan perhitungan konsentasi aktivitas menjadi tidak akurat. Oleh karena itu,
pengukuran aktivitas melalui kalibrasi efisiensi menggunakan standar CRM lebih akurat
akibat kesesuaian efisiensi pada tiap radionuklida anaknya.
Jawab :
𝑁𝑠 × 𝑒 −𝜆𝑡𝑑 𝑠
𝑊𝑠 = × 𝑊𝑠𝑡𝑑
𝑁𝑠𝑡𝑑 × 𝑒 −𝜆𝑡𝑑 𝑠𝑡𝑑
Karena nilai μ > 0,05 (tingkat kepercayaan 95%), sesuai dengan P-Value, maka
dinyatakan bahwa konsentrasi SRM perhitungan tidak berbeda secara signifikan
dengan nilai yang diketahui sehingga dapat dikatakan metode perhitungan serta
analisis memiliki tingkat akurasi yang tinggi.