Anda di halaman 1dari 6

STUDI KASUS OPTIK

Penyelesaian Kasus Proses Refraksi pada Bidang Melingkar

Dosen Pembimbing:
Vicran Zharvan, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh:
Wanda Martina 200104502004
Agustin Wahyu Trisna Ningrum 200104501005
Astutianti Tangdiera 200104501010

PRODI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
PEMBAHASAN STUDI KASUS I

Gambar 1. Posisi titik P pada objek melingkar

Suatu benda diletakkan pada titik P seperti pada gambar di atas. Tentukan lokasi
bayangan A dari titik O setelah mengalami proses refraksi!
Pada gambar tersebut diperoleh bahwa sebuah benda diletakkan pada titik
P di depan suatu medium dengan indeks bias n. O adalah titik pusat lingkaran
berjari-jari R dan pusat O yang terletak di belakang medium. Untuk menentukan
lokasi bayangan A dari titik O setelah mengalami proses refraksi, dapat dilakukan
dengan menentukan terlebih dahulu sinar yang dilewatkan dari titik O menuju
benda pada titik P.

Gambar 1.1 Pembentukan refraksi dari permukaan datar menuju permukaan


melingkar
Setelah menentukan sinar yang dilewatkan dari titik O menuju benda pada
titik P, kemudian menentukan sudut datang sinar θ1 pada gambar tersebut dengan
menggunakan hukum Snellius, dimana n1 adalah indeks bias medium asal (udara)
dan n2 adalah indeks bias medium tujuan (medium dengan indeks bias n).
kemudian menentukan pula sudut pembiasan sinar θ2 dengan menggunakan
hukum Snellius.
Berdasarkan analisis Gambar 1.1, diketahui bahwa pada sinar datang
terbentuk sudut adalah i dan sinar bias terbentuk sudut r. Untuk nilai i, diperoleh:
𝑖 =𝛼−𝛾
ℎ ℎ (1.1)
𝑖= −
𝑅 𝑢
Dan nilai r, diperoleh:
𝑟=𝛼+𝜙
ℎ ℎ (1.2)
𝑟= +
𝑅 𝑣
Subtitusi nilai i dan r ke persamaan hukum Snellius. Dengan mengasumsikan
sudut-sudut yang terbentuk diangkat kecil, maka diperoleh:
𝑛1 sin 𝑖 = 𝑛2 sin 𝑟 (1.3)
𝜇1 sin 𝑖 = 𝜇2 sin 𝑟
𝜇1 𝑖 = 𝜇2 𝑟
ℎ ℎ ℎ ℎ
𝜇1 − = 𝜇2 +
𝑅 𝑢 𝑅 𝑣
𝜇1 𝜇1 𝜇2 𝜇2
− = +
𝑅 𝑢 𝑅 𝑣
𝜇1 − 𝜇2 𝜇1 𝜇2
= + (1.4)
𝑅 𝑢 𝑣
3
Nilai x atau v dapat diperoleh dengan menyubstitusi nilai 𝜇2 = 2 dan 𝜇1 adalah
indeks bias udara yaitu 1. Maka diperoleh:
𝜇1 − 𝜇2 𝜇1 𝜇2
= +
𝑅 𝑢 𝑣
𝜇1 − 𝜇2 𝜇1 𝜇2
= +
𝑅 20 + 𝑅 𝑣
1 − 1,5 1 1,5
= +
10 20 + 10 𝑥
1 1,5
−0,05 = +
30 𝑥
1,5
−0,05 = 0,03 +
𝑥
1,5
−0,08 =
𝑥
1,5
𝑥=−
0,08
𝑥 = −18,75 cm
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai 𝑥 = −18,75 𝑐𝑚.
Bayangan A dari titik O adalah titik yang terletak pada garis yang
menghubungkan titik O dengan titik perpotongan sinar, dengan jarak dari titik
perpotongan sinar ke titik A adalah 𝑟 ′ /𝑛, di mana n adalah indeks bias medium
tujuan. Tanda negatif pada hasil perhitungan menggambarkan bahwa x atau v
berada di belakang kelengkungan bidang dan/atau memiliki posisi pada kuadran
negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Ratnadewi, Randjawali, E., Zahriah, Zulkarnaini, Wibowo, R., Tuada, R. N., et al.
(2023). Fisika Optik Umum dan Mata. Sumater Utara: PT Global
Eksekutif Teknologi.
Sodeojo, P. (1992). Aza-Azas Ilmu FIsika Jilid 3 Optika. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Soma, N. (2023). Mari Belajar Cahaya, Cermin, dan Lensa. Pekalongan: PT
Nasya Expanding Management.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai