VEKTOR DI ℝ𝟐 DAN ℝ𝟑
Vektor-vektor pada bidang (ℝ2 ) dan ruang (ℝ3 ) dapat dinyatakan secara
geometris sebagai ruas-ruas garis berarah. Arah panah menentukan arah vektor dan
panjang panah menyatakan besarnya. Pangkal panah disebut titik pangkal vektor
dan titik ujung panah disebut titik ujung vektor. Vektor dinyatakan dengan huruf
kecil tebal, misalnya 𝒖, 𝒗, 𝒘. Semua skalar disini merupakan bilangan real.
Jika titik pangkal vektor 𝒗 adalah 𝐴 dan titik ujungnya adalah 𝐵 maka ditulis
⃗⃗⃗⃗⃗ .
𝒗 = 𝐴𝐵
Vektor-vektor yang panjang dan arahnya sama disebut ekivalen.
Jika 𝒗 dan 𝒘 ekivalen, ditulis 𝒗 = 𝒘.
Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol, dinotasikan 𝟎. Vektor nol
mempunyai arah ke segala arah.
Definisi 1.1
Jika v dan w dua vektor tak-nol maka jumlah 𝒗 + 𝒘 adalah vektor yang
ditentukan sebagai berikut. Letakkan vektor 𝒘 sedemikian sehingga titik
pangkalnya berimpit dengan titik ujung 𝒗. Vektor 𝒗 + 𝒘 disajikan dengan
panah dari titik pangkal 𝒗 ke titik ujung dari 𝒘. Gambar 1.1 (𝑎) dan 1.1 (𝑏)
mengilustrasikan definisi ini.
Definisi 1.2
Jika 𝒗 dan 𝒘 sebarang dua vektor maka pengurangan 𝒘 dari 𝒗 didefinisikan oleh
𝒗 – 𝒘 = 𝒗 + (−𝒘).
Secara geometris, pengurangan vektor 𝒘 dari 𝒗 dapat diperoleh seperti pada
Gambar 1.2 (𝑏) dan 1.2 (𝑐).
Bukti
(6) Misalkan 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ), 𝒘 = (𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 ) dan 𝑘 ∈ ℝ.
𝑘 (𝒗 + 𝒘) = 𝑘{(𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) + (𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 )}
= 𝑘 (𝑣1 + 𝑤1 , 𝑣2 + 𝑤2 , 𝑣3 + 𝑤3 )
= ( 𝑘 (𝑣1 + 𝑤1 ), 𝑘(𝑣2 + 𝑤2 ), 𝑘(𝑣3 + 𝑤3 ))
= (( 𝑘 𝑣1 + 𝑘𝑤1 ), ( 𝑘 𝑣2 + 𝑘𝑤2 ), (𝑘 𝑣3 + 𝑘𝑤3 ))
= (𝑘𝑣1 , 𝑘𝑣2 , 𝑘𝑣3 ) + (𝑘𝑤1 , 𝑘𝑤2 , 𝑘𝑤3 )
= 𝑘(𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) + 𝑘(𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 )
= 𝑘𝒗 + 𝑘𝒘
Bukti bagian lain sebagai latihan.
Panjang vektor 𝒗 disebut norm 𝒗 dan dinyatakan dengan ‖𝒗‖.
Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh bahwa
norm 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 ) di ℝ2 adalah ‖𝒗‖ = √𝒗12 + 𝒗22 dan
Definisi 1.4
Jika 𝒖 dan 𝒗 dua vektor tak-nol di ℝ2 atau ℝ3 dan 𝜃 adalah sudut antara 𝒖 dan 𝒗
maka hasil kali titik 𝒖. 𝒗 didefinisikan oleh
‖𝒖‖ ‖𝒗‖ cos 𝜃 jika 𝒖 ≠ 𝟎, 𝒗 ≠ 𝟎
𝒖. 𝒗 = {
0 jika 𝒖 = 𝟎 atau 𝒗 = 𝟎
Teorema 1.2
Misalkan 𝒖 dan 𝒗 dua vektor di ℝ2 atau ℝ3 .
1
(1) 𝒗. 𝒗 = ‖𝒗‖𝟐 sehingga ‖𝒗‖ = (𝒗. 𝒗)2
(2) Jika 𝒖 dan 𝒗 dua vektor tak-nol dan 𝜃 sudut antara 𝒖 dan 𝒗 maka
𝜃 lancip jika dan hanya jika 𝒖. 𝒗 > 0
𝜃 tumpul jika dan hanya jika 𝒖. 𝒗 < 0
𝜃 siku-siku jika dan hanya jika 𝒖. 𝒗 = 0.
Bukti
(1) Karena sudut 𝜃 antara 𝒗 dan 𝒗 adalah 0 maka 𝒗. 𝒗 = ‖𝒗‖‖𝒗‖ cos 0 = ‖𝒗‖𝟐 .
(2) Jelas ‖𝒖‖ > 𝟎, ‖𝒗‖ > 𝟎, dan 𝒖. 𝒗 = ‖𝒖‖‖𝒗‖𝑐𝑜𝑠𝜃
Jadi 𝒖. 𝒗 dan cos 𝜃 bertanda sama.
Karena 𝜃 memenuhi 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋 maka 𝜃 lancip jika dan hanya jika cos 𝜃 > 0
𝜃 tumpul jika dan hanya jika cos 𝜃 < 0
𝜃 siku-siku jika dan hanya jika cos 𝜃 = 0.
Teorema 1.3
Jika 𝒖 , 𝒗 dan 𝒘 vektor-vektor di ℝ2 atau ℝ3 dan 𝑘 skalar maka
(1) 𝒖. 𝒗 = 𝒗. 𝒖
(2) 𝒖. (𝒗 + 𝒘) = (𝒖. 𝒗) + (𝒖. 𝒘)
(3) 𝑘 (𝒖. 𝒗) = (𝑘𝒖). 𝒗 = 𝒖. (𝑘𝒗)
(4) 𝒗. 𝒗 > 0 𝑖𝑓 𝒗 ≠ 0
𝒗. 𝒗 = 0 𝑖𝑓 𝒗 = 0
Bukti sebagai latihan.
Definisi 1.5
Dua vektor 𝒖 dan 𝒗 disebut ortogonal, ditulis 𝒖 ⊥ 𝒗, jika 𝒖. 𝒗 = 0.
Contoh 1.1
Misalkan 𝒖 = (2, −1, 3) dan 𝒂 = (4, −1, 2).
Tentukan proyeksi ortogonal 𝒖 pada 𝒂 dan vektor komponen 𝒖 yang ortogonal
pada 𝒂.
Penyelesaian
𝒖. 𝒂 = (2)(4) + (−1)(−1) + (3)(2) = 8 + 1 + 6 = 15
‖𝑎‖2 = (4)2 + (−1)2 + (2)2 = 16 + 1 + 4 = 21
𝒖.𝒂 15 20 −5 10
Jadi, proyeksi ortogonal 𝒖 pada 𝒂 adalah ‖𝒂‖2
𝒂 = 21 (4, −1, 2) = ( 7 , , ).
7 7