Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 1

VEKTOR DI ℝ𝟐 DAN ℝ𝟑

Vektor-vektor pada bidang (ℝ2 ) dan ruang (ℝ3 ) dapat dinyatakan secara
geometris sebagai ruas-ruas garis berarah. Arah panah menentukan arah vektor dan
panjang panah menyatakan besarnya. Pangkal panah disebut titik pangkal vektor
dan titik ujung panah disebut titik ujung vektor. Vektor dinyatakan dengan huruf
kecil tebal, misalnya 𝒖, 𝒗, 𝒘. Semua skalar disini merupakan bilangan real.
Jika titik pangkal vektor 𝒗 adalah 𝐴 dan titik ujungnya adalah 𝐵 maka ditulis
⃗⃗⃗⃗⃗ .
𝒗 = 𝐴𝐵
Vektor-vektor yang panjang dan arahnya sama disebut ekivalen.
Jika 𝒗 dan 𝒘 ekivalen, ditulis 𝒗 = 𝒘.
Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol, dinotasikan 𝟎. Vektor nol
mempunyai arah ke segala arah.

Definisi 1.1
Jika v dan w dua vektor tak-nol maka jumlah 𝒗 + 𝒘 adalah vektor yang
ditentukan sebagai berikut. Letakkan vektor 𝒘 sedemikian sehingga titik
pangkalnya berimpit dengan titik ujung 𝒗. Vektor 𝒗 + 𝒘 disajikan dengan
panah dari titik pangkal 𝒗 ke titik ujung dari 𝒘. Gambar 1.1 (𝑎) dan 1.1 (𝑏)
mengilustrasikan definisi ini.

Gambar 1.1 Penjumlahan vektor


Gambar 1.1 (𝑐) menunjukkan bahwa 𝒗 + 𝒘 = 𝒘 + 𝒗 sehingga tampak bahwa
penjumlahan dua vektor bersifat komutatif.
Didefinisikan 𝟎 + 𝒗 = 𝒗 + 𝟎 = 𝒗 untuk sebarang vektor 𝒗.

Jika 𝒗 sebarang vektor tak-nol maka vektor 𝒘 yang memenuhi 𝒗 + 𝒘 = 𝟎 adalah


vektor yang panjangnya sama dengan panjang vektor 𝒗 tetapi arahnya berlawanan,
dinotasikan dengan 𝒘 = − 𝒗 (Gambar 1.2 (𝑎))
Didefinisikan − 𝟎 = 𝟎.

Definisi 1.2
Jika 𝒗 dan 𝒘 sebarang dua vektor maka pengurangan 𝒘 dari 𝒗 didefinisikan oleh
𝒗 – 𝒘 = 𝒗 + (−𝒘).
Secara geometris, pengurangan vektor 𝒘 dari 𝒗 dapat diperoleh seperti pada
Gambar 1.2 (𝑏) dan 1.2 (𝑐).

Gambar 1.2 Pengurangan vektor


Definisi 1.3
Jika 𝒗 vektor tak-nol dan 𝑘 skalar tak-nol maka hasilkali skalar 𝑘𝒗 didefinisikan
sebagai vektor yang panjangnya |𝑘| kali panjang vektor 𝒗 dan arahnya sama dengan
arah 𝒗 jika 𝑘 > 0 dan berlawanan arah dengan vektor 𝒗 jika 𝑘 < 0.
Didefinisikan 𝑘𝒗 = 𝟎 jika 𝑘 = 0 atau 𝒗 = 𝟎.
Contoh hasilkali skalar disajikan pada Gambar 1.3 berikut ini.
Gambar 1.3 Hasilkali skalar

Vektor pada sistem koordinat kartesius


Masalah vektor sering disederhanakan dengan menggunakan sistem
koordinat kartesius. Misalkan 𝒗 sebarang vektor pada bidang ℝ2 dan 𝒗 diposisikan
sedemikian sehingga titik pangkalnya berimpit dengan titik asal sistem koordinat
kartesius. Koordinat (𝑣1 , 𝑣2 ) dari titik ujung vektor 𝒗 disebut komponen dari 𝒗,
ditulis 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 ).
Dua vektor (𝑣1 , 𝑣2 ) dan (𝑤1 , 𝑤2 ) ekivalen jika dan hanya jika
𝑣1 = 𝑤1 dan 𝑣2 = 𝑤2 .
Jika 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 ) dan 𝒘 = (𝑤1 , 𝑤2 ) maka 𝒗 + 𝒘 = (𝑣1 + 𝑤1 , 𝑣2 + 𝑤2 ).
Jika 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 )) dan 𝑘 sebarang skalar maka 𝑘𝒗 = (𝑘𝑣1 , 𝑘𝑣2 )
Setiap titik 𝑃 pada ruang ℝ3 dinyatakan dengan urutan tiga bilangan
(𝑥, 𝑦, 𝑧) yang disebut koordinat 𝑃.
Jika vektor 𝒗 di ruang ℝ3 diposisikan sedemikian sehingga titik pangkalnya
berimpit dengan titik asal sistem koordinat kartesius maka koordinat-koordinat titik
ujungnya disebut komponen-komponen dari 𝒗 dan ditulis 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ).
Jika 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) dan 𝒘 = (𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 )dua vektor di ruang ℝ3 maka
(1) 𝒗 dan 𝒘 ekivalen jika dan hanya jika 𝑣1 = 𝑤1, 𝑣2 = 𝑤2 , dan 𝑣3 = 𝑤3 .
(2) 𝒗 + 𝒘 = (𝑣1 + 𝑤1 , 𝑣2 + 𝑤2 , 𝑣3 + 𝑤3 )..
(3) 𝑘𝒗 = (𝑘𝑣1 , 𝑘𝑣2 , 𝑘𝑣3 )dengan 𝑘 sebarang skalar.
Jika 𝑃1 = (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan 𝑃2 = (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) maka
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃2 − ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃1 = (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) − (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) = (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 ).
Jadi, ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 ).
Norm Vektor
Teorema 1.1
Jika 𝒖, 𝒗 dan 𝒘 vektor-vektor di ℝ2 atau ℝ3 , 𝑘 dan 𝑙 skalar maka
(1) 𝒖 + 𝒗 = 𝒗 + 𝒖
(2) (𝒖 + 𝒗) + 𝒘 = 𝒖 + (𝒗 + 𝒘)
(3) 𝒖 + 𝟎 = 𝟎 + 𝒖 = 𝒖
(4) 𝒖 + (−𝒖) = 𝟎
(5) 𝑘 (𝑙 𝒖) = (𝑘𝑙) 𝒖
(6) 𝑘(𝒗 + 𝒘) = 𝑘 𝒗 + 𝑘𝒘
(7) (𝑘 + 𝑙) 𝒖 = 𝑘 𝒖 + 𝑙 𝒖
(8) 1 𝒖 = 𝒖

Bukti
(6) Misalkan 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ), 𝒘 = (𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 ) dan 𝑘 ∈ ℝ.
𝑘 (𝒗 + 𝒘) = 𝑘{(𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) + (𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 )}
= 𝑘 (𝑣1 + 𝑤1 , 𝑣2 + 𝑤2 , 𝑣3 + 𝑤3 )
= ( 𝑘 (𝑣1 + 𝑤1 ), 𝑘(𝑣2 + 𝑤2 ), 𝑘(𝑣3 + 𝑤3 ))
= (( 𝑘 𝑣1 + 𝑘𝑤1 ), ( 𝑘 𝑣2 + 𝑘𝑤2 ), (𝑘 𝑣3 + 𝑘𝑤3 ))
= (𝑘𝑣1 , 𝑘𝑣2 , 𝑘𝑣3 ) + (𝑘𝑤1 , 𝑘𝑤2 , 𝑘𝑤3 )
= 𝑘(𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) + 𝑘(𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 )
= 𝑘𝒗 + 𝑘𝒘
Bukti bagian lain sebagai latihan.
Panjang vektor 𝒗 disebut norm 𝒗 dan dinyatakan dengan ‖𝒗‖.
Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh bahwa
norm 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 ) di ℝ2 adalah ‖𝒗‖ = √𝒗12 + 𝒗22 dan

norm 𝒘 = (𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 )di ℝ3 adalah ‖𝒘‖ = √𝒘12 + 𝒘22 + 𝒘23 .


Jika 𝑃1 = (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan 𝑃2 = (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) dua titik di ℝ3 maka jarak antara 𝑃1 dan
𝑃2 adalah norm vektor ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 .
Norm
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃2 − ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃1 = (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) − (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 )
= ((𝑥2 − 𝑥1 ), (𝑦2 − 𝑦1 ), (𝑧2 − 𝑧1 ))
Jadi, jarak antara 𝑃1 dan 𝑃2 adalah 𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2
Dari definisi hasilkali 𝑘𝒖, panjang vektor 𝑘𝒖 adalah |𝑘| kali panjang 𝒖.
Jadi, ‖𝑘𝒖‖ = |𝑘|‖𝒖‖.

Hasilkali Titik (Dot Product)


Misalkan 𝒖 dan 𝒗 dua vektor tak-nol di ℝ2 atau ℝ3 dan asumsikan vektor-vektor
ini diposisikan sedemikian sehingga titik pangkalnya berimpit.
Sudut antara 𝒖 dan 𝒗 didefinisikan sebagai sudut 𝜃 yang ditentukan oleh 𝒖 dan
𝒗 yang memenuhi 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋.

Definisi 1.4
Jika 𝒖 dan 𝒗 dua vektor tak-nol di ℝ2 atau ℝ3 dan 𝜃 adalah sudut antara 𝒖 dan 𝒗
maka hasil kali titik 𝒖. 𝒗 didefinisikan oleh
‖𝒖‖ ‖𝒗‖ cos 𝜃 jika 𝒖 ≠ 𝟎, 𝒗 ≠ 𝟎
𝒖. 𝒗 = {
0 jika 𝒖 = 𝟎 atau 𝒗 = 𝟎

Misalkan 𝒖 = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) dan 𝒗 = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ).


Dengan aturan cosinus diperoleh ‖𝒗 − 𝒖‖𝟐 = ‖𝒖‖𝟐 + ‖𝒗‖𝟐 − 𝟐‖𝒖‖‖𝒗‖𝒄𝒐𝒔 𝜽
𝟐‖𝒖‖‖𝒗‖𝒄𝒐𝒔 𝜽 = ‖𝒖‖𝟐 + ‖𝒗‖𝟐 − ‖𝒗 − 𝒖‖𝟐
2𝒖. 𝒗 = (𝑢1 2 + 𝑢2 2 + 𝑢3 2 ) + (𝑣1 2 + 𝑣2 2 + 𝑣3 2 )
−{(𝑣1 2 + 𝑢1 2 − 2𝑢1 𝑣1 ) + (𝑣2 2 + 𝑢2 2 − 2𝑢2 𝑣2 ) + (𝑣3 2 + 𝑢3 2 − 2𝑢3 𝑣3 )}
Jadi, 𝒖. 𝒗 = 𝑢1 𝑣1 + 𝑢2 𝑣2 + 𝑢3 𝑣3 .

Teorema 1.2
Misalkan 𝒖 dan 𝒗 dua vektor di ℝ2 atau ℝ3 .
1
(1) 𝒗. 𝒗 = ‖𝒗‖𝟐 sehingga ‖𝒗‖ = (𝒗. 𝒗)2
(2) Jika 𝒖 dan 𝒗 dua vektor tak-nol dan 𝜃 sudut antara 𝒖 dan 𝒗 maka
𝜃 lancip jika dan hanya jika 𝒖. 𝒗 > 0
𝜃 tumpul jika dan hanya jika 𝒖. 𝒗 < 0
𝜃 siku-siku jika dan hanya jika 𝒖. 𝒗 = 0.
Bukti
(1) Karena sudut 𝜃 antara 𝒗 dan 𝒗 adalah 0 maka 𝒗. 𝒗 = ‖𝒗‖‖𝒗‖ cos 0 = ‖𝒗‖𝟐 .
(2) Jelas ‖𝒖‖ > 𝟎, ‖𝒗‖ > 𝟎, dan 𝒖. 𝒗 = ‖𝒖‖‖𝒗‖𝑐𝑜𝑠𝜃
Jadi 𝒖. 𝒗 dan cos 𝜃 bertanda sama.
Karena 𝜃 memenuhi 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋 maka 𝜃 lancip jika dan hanya jika cos 𝜃 > 0
𝜃 tumpul jika dan hanya jika cos 𝜃 < 0
𝜃 siku-siku jika dan hanya jika cos 𝜃 = 0.

Teorema 1.3
Jika 𝒖 , 𝒗 dan 𝒘 vektor-vektor di ℝ2 atau ℝ3 dan 𝑘 skalar maka
(1) 𝒖. 𝒗 = 𝒗. 𝒖
(2) 𝒖. (𝒗 + 𝒘) = (𝒖. 𝒗) + (𝒖. 𝒘)
(3) 𝑘 (𝒖. 𝒗) = (𝑘𝒖). 𝒗 = 𝒖. (𝑘𝒗)
(4) 𝒗. 𝒗 > 0 𝑖𝑓 𝒗 ≠ 0
𝒗. 𝒗 = 0 𝑖𝑓 𝒗 = 0
Bukti sebagai latihan.

Definisi 1.5
Dua vektor 𝒖 dan 𝒗 disebut ortogonal, ditulis 𝒖 ⊥ 𝒗, jika 𝒖. 𝒗 = 0.

Misalkan 𝒖 dan 𝒗 vektor tak-nol di ℝ2 atau ℝ3 .


Terdapat vektor-vektor 𝒘𝟏 , 𝒘𝟐 dengan 𝒘𝟏 adalah kelipatan vektor 𝒗 dan 𝒘𝟐 ⊥ 𝒗
sedemikian sehingga 𝒖 = 𝒘𝟏 + 𝒘𝟐 .
Vektor 𝒘𝟏 disebut proyeksi ortogonal 𝒖 pada 𝒗 dan vektor 𝒘𝟐 disebut komponen
vektor 𝒖 ortogonal pada 𝒗.
𝒖.𝒗
Akan ditunjukkan proyeksi ortogonal 𝒖 pada 𝒗 adalah 𝑤1 = ‖𝒗‖2
𝒗 dan
𝐮.𝒗
komponen vektor 𝒖 ortogonal pada 𝒗 adalah 𝑤2 = 𝒖 − ‖𝑣‖2 𝒗.

Vektor 𝒘𝟏 adalah kelipatan vektor 𝒗 sehingga 𝒘𝟏 = 𝑘𝒗 untuk suatu skalar 𝑘.


Karena 𝒖 = 𝒘𝟏 + 𝒘𝟐 maka 𝒘𝟐 = 𝒖 − 𝑘𝒗.
Karena 𝒘𝟐 ⊥ 𝒗 maka 𝒘𝟐 . 𝒗 = 𝟎.
Akibatnya, (𝒖 − 𝑘𝒗). 𝒗 = 𝟎.
Dengan menggunakan sifat hasilkali titik diperoleh (𝒖. 𝒗 − 𝑘𝒗. 𝒗) = 𝟎.
Jadi, 𝑘(𝒗. 𝒗) = 𝒖. 𝒗.
Akibatnya,
(𝒖. 𝒗) (𝒖. 𝒗)
𝑘= =
(𝒗. 𝒗) ‖𝒗‖𝟐
𝒖.𝒗 𝐮.𝒗
Jadi, 𝑤1 = ‖𝒗‖2
𝒗 dan 𝑤2 = 𝒖 − ‖𝑣‖2 𝒗.

Contoh 1.1
Misalkan 𝒖 = (2, −1, 3) dan 𝒂 = (4, −1, 2).
Tentukan proyeksi ortogonal 𝒖 pada 𝒂 dan vektor komponen 𝒖 yang ortogonal
pada 𝒂.
Penyelesaian
𝒖. 𝒂 = (2)(4) + (−1)(−1) + (3)(2) = 8 + 1 + 6 = 15
‖𝑎‖2 = (4)2 + (−1)2 + (2)2 = 16 + 1 + 4 = 21
𝒖.𝒂 15 20 −5 10
Jadi, proyeksi ortogonal 𝒖 pada 𝒂 adalah ‖𝒂‖2
𝒂 = 21 (4, −1, 2) = ( 7 , , ).
7 7

dan komponen vektor 𝒖 ortogonal pada 𝒂 adalah


𝒖.𝒂 20 −5 10 −6 −2 11
𝒖 − ‖𝒂‖2
𝒂 = (2, −1, 3) − ( 7 , , ) = (7 , , ).
7 7 7 7

Anda mungkin juga menyukai