I. Pendahuluan
Vektor adalah besaran matematis yang memiliki besar dan arah. Bedakan dengan skalar yang hanya
memiliki besar.
Vektor di 𝑅 𝑛 adalah himpunan semua 𝑛-tupel bilangan riil (𝑎1 , 𝑎2 … , 𝑎𝑛 ), dan dalam hal ini 𝑅 𝑛 disebut
ruang-𝑛 (𝑛-space). Entri-entri 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 disebut komponen dari vektor.
Secara aljabar, selain dalam bentuk tupel, vektor direpresentasikan dalam notasi vektor baris ataupun
vektor kolom. Contoh:
• Vektor baris: [𝑎, 𝑏], [𝑢, 𝑣, 𝑤], [𝑖, 𝑗, 𝑘], [1, −3], [2,7,5], [9,0,1,2], dll.
𝑥1
2 𝑥
1 2
• Vektor kolom: [ ] , [3] , [𝑥 ] , dll.
−4 3
7 𝑥
4
Secara geometri, vektor direpresentasikan sebagai ruas garis dengan panah pada ujungnya. Contoh:
vektor 𝑎 = [1,3] dan 𝑏 = [−3,2] direpresentasikan sebagai:
Vektor yang dapat direpresentasikan secara geometris adalah vektor pada 𝑅1 , 𝑅 2 dan 𝑅 3.
Diberikan vektor 𝑎 = (𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ) dan 𝑏 = (𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑛 ) dan skalar 𝑘. Operasi pada vektor 𝑎 dan
𝑏 dijelaskan sebagai berikut:
• Penjumlahan/pengurangan vektor
𝑎 ± 𝑏 = (𝑎1 ± 𝑏1 , 𝑎2 ± 𝑏2 , … , 𝑎𝑛 ± 𝑏𝑛 )
Perhatikan bahwa 0 pada sifat (ii) dan (iii) adalah vektor nol (lihat penjelasan tentang vektor nol
pada bagian pendahuluan).
Contoh:
2 3
2. Diberikan 𝑢 = [ 3 ] , 𝑣 = [−1], maka
−4 −2
Norm
Norm (atau panjang/besar) vektor 𝑎 = (𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ), dinotasikan sebagai ‖𝑎‖, diberikan oleh:
Perhatikan karena perkalian silang 𝑎 ⋅ 𝑎 = 𝑎12 + 𝑎22 + ⋯ + 𝑎𝑛2 maka norm 𝑎 juga dapat diperoleh
dari akar 𝑎 ⋅ 𝑎:
Sesuai dengan namanya, vektor unit adalah vektor yang memiliki norm 1. Arah vektor unit adalah
sebarang ataupun mengikuti arah vektor acuan.
Diberikan vektor 𝑎 = (𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ). Jika 𝑎 dibagi dengan norm-nya maka diperoleh vektor dengan
norm 1. Oleh karena itu vektor unit pada arah 𝑎 diberikan oleh:
𝑎
‖𝑎‖
𝑎
Dalam hal ini, vektor unit ‖𝑎‖ dikatakan sebagai normalisasi dari 𝑎.
Misalkan 𝐚 dan 𝐛 vektor tidak nol. Jika 𝜃 adalah sudut antara vektor 𝐚 dan 𝐛, maka berlaku:
𝑎⋅𝑏
cos 𝜃 = ‖𝑎‖‖𝑏‖ (2)
𝑎 ⋅ 𝑏 = ‖𝑎‖‖𝑏‖ cos 𝜃
1
Jika sudut antara vektor 𝐚 dan 𝐛 adalah 2
𝜋,
maka:
Jarak antara vektor a dan vektor b dalam 𝑅 𝑛 , dinotasikan sebagai 𝑑(𝐚, 𝐛), diberikan oleh:
𝑑(𝑎, 𝑏) = ‖𝑎 − 𝑏‖ = √(𝑎1 − 𝑏1 )2 + (𝑎2 − 𝑏2 )2 + ⋯ + (𝑎𝑛 − 𝑏𝑛 )2
Jarak yang diperoleh dengan rumus demikian disebut jarak euclid (euclidean distance).
Proyeksi ortogonal (tegak lurus) vektor a pada vektor b, dinotasikan sebagai proj(𝑎, 𝑏), merupakan
bayangan tegak lurus vektor a pada vektor b.
Pada contoh di atas, vektor 𝑐 adalah bayangan tegak lurus 𝑎 pada 𝑏. Vektor proyeksi 𝑐 = proj(𝑎, 𝑏)
diberikan oleh:
𝑎⋅𝑏
proj(𝑎, 𝑏) = 𝑏
‖𝑏‖2
dan norm-nya diberikan oleh:
Contoh:
1. Diberikan 𝑤 = (1, −3,4,2). Temukan norm 𝑤 dan vektor unit pada arah 𝑤.
Norm 𝑤:
‖𝑢‖ = √1 + 4 + 9 = √14,
‖𝑣‖ = √4 + 16 + 25 = √45,
diperoleh:
Sistem koordinat Cartesian untuk 𝑅 2 terdiri dari sumbu X dan sumbu Y, sedangkan untuk 𝑅 3
terdapat satu sumbu lagi yaitu sumbu Z. Menggambar sumbu X, Y, Z mengikuti aturan “jam”, yaitu X
pada arah jam 3, Y pada arah jam 12, dan Z pada arah tegak lurus keluar jam.
Walaupun titik dan vektor dinotasikan sebagai 𝑛-tupel, namun keduanya direpresentasikan secara
berbeda pada sistem koordinat Cartresian. Perbedaannya adalah pada cara penamaan tupel-nya.
Perhatikan perbedaan notasi titik dan vektor berikut ini:
Tidak sebagaimana titik yang posisinya tetap, sebuah vektor dapat diletakkan di mana saja pada
koordinat Cartesian. Jika pangkal vektor berada pada titik pusat (titik (0,0) pada 𝑅 2 atau (0,0,0) pada
𝑅 3) maka vektor demikian disebut vektor posisi. Pada gambar berikut, perhatikan bahwa vektor p
dapat diletakkan di mana saja. Vektor posisi ditunjukkan sebagai vektor berwarna merah.
Vektor-vektor 𝐢, 𝐣, 𝐤 adalah vektor-vektor unit yang masing masing searah dengan X positif, Y positif,
dan Z positif.:
Vektor 𝐢 (merah) dan 𝐣 (biru) pada 𝑅2 Vektor 𝐢 (merah), 𝐣 (biru), dan 𝐤 (hijau) pada 𝑅3
Representasi vektor (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 2 dalam 𝐢, 𝐣 adalah:
Operasi vektor dalam representasi 𝐢, 𝐣, 𝐤 sama dengan dalam representasi tupel (lihat bagian II).
𝑎2 𝑎3
Perhatikan bahwa koefisien dari 𝐢 diberikan oleh determinan matriks [𝑏 𝑏 ] = 𝑎2 𝑏3 − 𝑎3 𝑏2 ,
2 3
𝑎1 𝑎3
koefisien 𝐣 diberikan oleh determinan matriks [𝑏 𝑏 ] = 𝑎1 𝑏3 − 𝑎3 𝑏1, dan koefisien 𝐤 diberikan
1 3
𝑎1 𝑎2
oleh determinan matriks [𝑏 𝑏 ] = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1.
1 2
‖𝒂 × 𝒃‖ = ‖𝒂‖‖𝒃‖ sin 𝜃
Contoh:
Hasil kali silang untuk 𝐢, 𝐣, 𝐤 adalah sebagai berikut: