MATEMATIKA
UNTUK KELAS XI SEMESTER GENAP SMK NEGERI 1 KANDEMAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
DISUSUN OLEH:
ii
TUJUAN DIKTAT
Tujuan pembuatan diktat pelajaran matematika kelas XI semester genap ini adalah:
1. menyediakan alternatif sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan belajar peserta didik dan kondisi lingkungan pembelajaran;
2. membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif sumber belajar;
3. memfasilitasi guru untuk mengefektifkan pembelajaran.
iii
BAB 1 VEKTOR
Kompetensi Dasar
3.6 Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi dua
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi dua
3.7 Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi tiga
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi tiga
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi vektor pada bab ini, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi dua
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi dua
3. Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi tiga
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi tiga
Topik Pelajaran
Pada bab ini akan dibahas materi vektor. Topik yang akan dibahas yaitu konsep vektor pada dimensi
dua, operasi vektor pada dimensi dua, konsep vektor pada dimensi tiga, operasi vektor pada dimensi
tiga. Berikut adalah peta konsep pembelajaran pada materi vektor ini.
Operasi pada
Konsep Vektor
Vektor
Penerapan dalam
Masalah Kontekstual
1
Penjelasan Materi Pelajaran
Dalam matematika, vektor adalah ruas garis berarah. Vektor memiliki besar/nilai dan arah. Vektor
juga memiliki titik awal yang disebut titik pangkal dan titik akhir yang disebut titik ujung. Arah dari titik
pangkal menuju titik ujung menyatakan arah vektor, sedangkan jarak dari titik pangkal ke titik ujung
menyatakan panjang/besar/nilai vektor.
Vektor biasa dinotasikan dengan huruf kecil bergaris atas/bawah atau bergaris tanda panah atas.
Vektor juga bisa dinyatakan dengan pasangan huruf kapital sebagai titik pangkal dan titik ujung vektor
dengan tanda panah atas.
Vektor-vektor yang mempunyai panjang yang sama dan arah yang sama dinamakan ekivalen
meskipun terletak pada kedudukan yang berbeda, sedangkan vektor-vektor yang mempunyai panjang
yang sama tetapi arah yang berbeda disebut berlawanan. Berikut adalah contoh vektor.
𝑣
𝑢
⃗
A
−𝑣
⃗ atau ⃗⃗⃗⃗⃗
i. vektor 𝑢 𝐴𝐵 ii. vektor ekivalen iii. vektor yang berlawanan
Titik A (1, 3) dan titik B (5, 2). Dari titik O (0, 0) ke titik A dapat dibuat vektor, yaitu ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝐴 atau 𝑎,
yang dinamakan vektor posisi. Begitu pun dari titik O (0, 0) ke titik B dapat dibuat vektor posisi ⃗⃗⃗⃗⃗𝑂𝐵 atau
𝑏⃗. Dari titik A dan B dapat dibuat vektor, yaitu 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐵𝐴
⃗⃗⃗⃗⃗ .
2
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵
𝑏⃗
𝑥1
Misal 𝑎 = (𝑦 ) = 𝑥1 i + 𝑦1 j, panjang vektor 𝑎 yang dinotasikan 𝑎 dapat ditentukan dengan:
1
𝑎 = √𝑥12 + 𝑥22
𝑥2 − 𝑥1
Misal titik A (𝑥1 , 𝑦1 ) dan B (𝑥2 , 𝑦2 ), diperoleh komponen vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = (𝑦 − 𝑦 ). Panjang vektor
2 1
⃗⃗⃗⃗⃗ dapat ditentukan dengan:
𝐴𝐵
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
Contoh:
Diketahui titik A(3, -5) dan B(-2, 7), tentukan:
a. komponen ⃗⃗⃗⃗⃗𝐴𝐵;
b. ⃗⃗⃗⃗⃗
panjang/besar 𝐴𝐵
Alternatif penyelesaian:
3 −2
𝑎 = ( ), 𝑏⃗ = ( )
−5 7
⃗⃗⃗⃗⃗ = ( −2 − 3 −5
a. 𝐴𝐵 )=( )
7 − (−5) 12
b. 𝐴𝐵⃗⃗⃗⃗⃗ = √(−5) + (12)2 = √25 + 144 = √169 = 13
2
3
B. Operasi Vektor pada Dimensi Dua (Bidang)
Secara aljabar, vektor seperti matriks. Operasi vektor juga seperti operasi yang berlaku pada matriks,
misalnya penjumlahan, pengurangan, dan perkalian dengan skalar.
1. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua vektor dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara grafis/geometri dan
analitis/aljabar. Misalkan dua buah vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ dijumlahkan hasilnya 𝑎 + 𝑏⃗.
a. Secara geometri
Misalkan diketahui vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ sebagai berikut.
𝑏⃗
𝑎
Vektor 𝑎 + 𝑏⃗ dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu cara/aturan segitiga vektor atau jajar
genjang vektor.
1). Dengan cara penjumlahan segitiga atau segitiga vektor, yaitu pangkal 𝑏⃗ digeser ke ujung 𝑎
sehingga 𝑎 + 𝑏⃗ merupakan vektor yang menghubungkan pangkal 𝑎 dengan ujung 𝑏⃗.
𝑏⃗ 𝑎 + 𝑏⃗
𝑏⃗
𝑎
𝑎
2). Dengan cara penjumlahan jajar genjang atau jajar genjang vektor, yaitu pangkal 𝑏⃗ digeser
ke pangkal 𝑎, kemudian dilukis jajar genjang, sehingga 𝑎 + 𝑏⃗ merupakan diagonal dari ujung
persekutuan sisi jajar genjang.
𝑎 + 𝑏⃗
𝑏⃗ 𝑏⃗
𝑎
𝑎
b. Secara aljabar
Vektor dinyatakan dalam bentuk komponennya. Vektor 𝑎 + 𝑏⃗ adalah vektor yang komponennya
merupakan hasil penjumlahan komponen-komponen 𝑎 dan 𝑏⃗.
𝑎1 𝑏 𝑎 + 𝑏1
Misalkan 𝑎 = (𝑎 ) dan 𝑏⃗ = ( 1 ), maka 𝑎 + 𝑏⃗ = ( 1 ).
2 𝑏2 𝑎2 + 𝑏2
2. Selisih Vektor
Selisih atau pengurangan vektor 𝑏⃗ dari vektor 𝑎 didefinisikan sebagai penjumlahan vektor -𝑏⃗ (lawan
dari 𝑏⃗) pada vektor 𝑎, ditulis: 𝑎 + (-𝑏⃗) = 𝑎 – 𝑏⃗.
4
Secara geometri:
𝑎
𝑏⃗ -𝑏⃗
-𝑏⃗
𝑎
𝑎 – 𝑏⃗
Secara aljabar:
𝑎1 𝑏 𝑎 − 𝑏1
Misalkan 𝑎 = (𝑎 ) dan 𝑏⃗ = ( 1 ), maka 𝑎 – 𝑏⃗ = ( 1 ).
2 𝑏2 𝑎2 − 𝑏2
sebanyak k suku
Contoh
a. Vektor secara geometri (grafis/gambar)
𝑎 2𝑎 1
𝑎 -3𝑎
2
5
Contoh:
6 3
Tentukan hasil kali dua vektor 𝑎 = ( ) dan 𝑏⃗ = ( ) dengan sudut antara kedua vektor tersebut
1 6
adalah 60!
Alternatif penyelesaian:
6
𝑎 = ( ) maka a1 = 6 dan a2 = 1, sehingga 𝑎 = √𝑎12 + 𝑎22 = √62 + 12 = √36 + 1 = √37
1
3
𝑏⃗ = maka b1 = 3 dan b2 = 6, sehingga 𝑏⃗ = √𝑏12 + 𝑏22 = √32 + 62 = √9 + 36 = √45
6
Diperoleh:
𝑎.𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos
= √37. √45 . cos 600
1
= √1665 .
2
1
= √185.9 .
2
1
= 3√185 .
2
3
= √185
2
3
Jadi, hasil kali kedua vektor adalah 2 185 .
b. Sudut antara kedua vektor tidak diketahui
𝑎1 𝑏
Misalkan vektor 𝑎 = (𝑎 ) dan 𝑏⃗ = ( 1 ). Perkalian antara vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 𝑎.𝑏⃗ yang
2 𝑏2
didefinisikan sebagai berikut:
𝑎. 𝑏⃗ = a1.b1 + a2.b2
Contoh:
5 3
Diberikan vektor 𝑎 = ( ) dan 𝑏⃗ = ( ). Tentukan hasil kali vektor 𝑎 dan 𝑏⃗!
7 −2
Alternatif penyelesaian:
5
𝑎 = ( ) maka a1 = 5 dan a2 = 7
7
⃗𝑏 = ( 3 ) maka b1 = 3 dan b2 = -2
−2
Diperoleh:
𝑎.𝑏⃗ = a1.b1 + a2.b2 = 5.3 + 7(-2) = 15 + (-14)
=1
Jadi, hasil kali vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 1.
Dari kedua bentuk perkalian skalar dua vektor tersebut dapat kita cari besar sudut yang dibentuk
oleh kedua vektor, yang dirumuskan sebagai berikut.
𝑎.𝑏⃗. cos = a1.b1 + a2.b2
𝑎1 .𝑏1 + a2 .𝑏2
cos = ⃗|
|𝑎⃗|.|𝑏
6
3). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor yang tegak lurus (membentuk sudut 900), maka 𝑎.𝑏⃗ = 0.
4). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor dan 𝑎.𝑏⃗ > 0, maka sudut antara dua vektor tersebut adalah
sudut lancip.
5). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor dan 𝑎.𝑏⃗ < 0, maka sudut antara dua vektor tersebut adalah
sudut tumpul.
6). Berlaku sifat komutatif: 𝑎.𝑏⃗ = 𝑏⃗.𝑎
7). Berlaku sifat distributif: 𝑎.(𝑏⃗ + 𝑐 ) = 𝑎.𝑏⃗ + 𝑎.𝑐
Unsur dan operasi vektor di bidang (dimensi 2 atau R 2), berlaku juga pada vektor di ruang (dimensi 3
atau R3), hanya berbeda banyak komponennya. Kalau vektor pada dimensi 2 memuat 2 unsur (x dan
y, atau 𝑖 dan 𝑗), vektor pada dimensi 3 memuat 3 unsur (x, y, dan z, atau 𝑖, 𝑗, dan 𝑘).
1. Vektor Posisi
Vektor posisi titik P adalah vektor 𝑂𝑃⃗⃗⃗⃗⃗ yaitu vektor yang berpangkal di O(0, 0, 0) dan berujung di titik
⃗⃗⃗⃗⃗ dapat ditulis sebagai berikut :
P(x, y, z). Secara aljabar vektor 𝑂𝑃
x
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 = y atau ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 = (x y z)
z
Vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 = (x y z) pada dimensi tiga dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor satuan
𝑖, 𝑗, dan 𝑘 sebagai berikut:
7
x
⃗⃗⃗⃗⃗ = y = x𝑖 + y𝑗 + y𝑘
𝑂𝑃
z
Sebuah vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 dengan koordinat titik pangkal A(x1, y1, z1) dan koordinat titik ujung
B(x2, y2, z2) memiliki vektor posisi sebagai berikut:
𝑥2 𝑥1 𝑥2 − 𝑥1
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = 𝑂𝐵 – 𝑂𝐴 = ( 2 ) − ( 1 ) = (𝑦2 − 𝑦1 )
𝑦 𝑦
𝑧2 𝑧1 𝑧2 − 𝑧1
2. Panjang Vektor
a1
Misalnya 𝑎 = a 2 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘, panjang vektor 𝑎 dinotasikan 𝑎 dengan 𝑎 = √𝑎12 + 𝑎22 + 𝑎32 .
a
3
Jika diketahui vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dengan koordinat titik A(x1, y1, z1) dan B(x2, y2, z2) maka panjang ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dapat
dinyatakan sebagai jarak antara titik A dan B yaitu :
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ = ( x 2 − x1 ) 2 + ( y 2 − y1 ) 2 + ( z 2 − z1 ) 2
Contoh
Tentukan besar/panjang vektor berikut.
a. ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dengan titik A(1, 4, 6) dan B(3, 7, 9)
b. 𝑎 = 2𝑖 + 𝑗 + 3𝑘
Alternatif penyelesaian:
1 3
3 1 3−1 2
a. Diketahui A = 4 dan B =
7 , maka ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = (7 ) - ( 4) = ( 7−4) = ( 3)
6 9 9 6 9−6 3
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ = √(3 − 1)2 + (7 − 4)2 + (9 − 6)2 = √22 + 32 + 32 = √22
Jadi, panjang AB adalah 22 .
3. Kesamaan Vektor
Misal :
a1 b1
𝑎 = a 2 atau 𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 dan 𝑏⃗ = b2 atau 𝑏⃗ = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2𝑗 + 𝑏3 𝑘
a b
3 3
𝑎 = 𝑏⃗ jika dan hanya jika a1 = b1, a2 = b2, a3 = b3 .
8
4. Vektor Negatif
Misal :
a1 b1
𝑎 = a 2 atau 𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘, dan 𝑏⃗ = b2 atau 𝑏⃗ = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘
a b
3 3
𝑎 = −𝑏⃗ jika dan hanya jika a1 = − b1, a2 = −b2, a3 = −b3 .
5. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar/panjangnya nol satuan dan arahnya tak tentu (berupa
titik).
0
⃗ = (0, 0, 0) atau 𝑂
Vektor nol pada dimensi 3 dilambangkan dengan 𝑂 ⃗ = 0 .
0
a1 b1
a. Jika dua vektor 𝑎 = a 2 dan vektor 𝑏⃗ = b2 adalah vektor-vektor tidak nol di R3 (ruang) maka
a b
3 3
operasi penjumlahannya didefinisikan sebagai berikut :
a1 b1 a1 + b1
𝑎 + 𝑏⃗ = a 2 + b2 = a 2 + b2
a b a +b
3 3 3 3
Contoh
Hitunglah jumlah dari dua buah vektor berikut !
2 −1
a. 𝑎 = − 3 dan 𝑏⃗ = 4
5 − 2
b. 𝑎 = 2𝑖 + 𝑗 – 4𝑘 dan 𝑏⃗ = 3𝑖 + 5𝑗 + 𝑘
Alternatif penyelesaian:
2 − 1 2 + (−1) 1
a. 𝑎 + 𝑏⃗ = − 3 + 4 = − 3 + 4 = 1
5 − 2 5 + (−2) 3
b. 𝑎 + 𝑏⃗ = (2 + 3)𝑖 + (1 + 5)𝑗 + (-4 + 1) 𝑘 = 5𝑖 + 6𝑗 – 3𝑘
9
2. Selisih Dua Vektor pada R3
a1 b1
a. Jika dua vektor 𝑎 = a 2 dan vektor 𝑏⃗ = b2 maka operasi pengurangan kedua vektor
a b
3 3
didefinisikan sebagai berikut :
a1 b1 a1 − b1
𝑎 − 𝑏⃗ = a 2 − b2 = a 2 − b2
a b a − b
3 3 3 3
Contoh
Hitunglah 𝑎 − 𝑏⃗ jika :
8 3
a. 𝑎 = 6 dan 𝑏⃗ = 1
7 4
b. 𝑎 = 8 i + 6 j + 9 k dan 𝑏⃗ = 3 i + 5 j + 2 k
Alternatif penyelesaian:
8 3 8 − 3) 5
a. 𝑎 − 𝑏⃗ = 6 - 1 = 6 − 1 = 5
7 4 7 − 4) 3
b. 𝑎 − 𝑏⃗ = (8 - 3) i + (6 - 5) j + (9 - 2) k = 5 i + j + 7 k
a1
a. Hasil kali vektor 𝑎 = a 2 dengan suatu skalar c didefinisikan sebagai berikut :
a
3
c.a1
c.𝑎= c.a 2
c.a
3
b. Hasil kali vektor 𝑎 = a1 i + a2 j + a3 k dengan skalar c didefinisikan sebagai berikut :
c.𝑎 = c.a1 i + c.a2 j + c.a3 k
Contoh
5 3.5 15
1. Diberikan vektor 𝑎 = 2 , maka 3.𝑎= 3.2 = 6
4 3.4 12
2. Diberikan vektor 𝑏⃗ = 2 i + j - 3 k , maka 4.𝑏⃗= 4.2 i + 4. j - 4.3 k = 8 i + 4 j - 12 k
10
4. Perkalian Skalar Dua Vektor / Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian skalar dari dua vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ didefinisikan dengan rumus :
𝑎. 𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos
Contoh
1. Hitunglah perkalian skalar antara 𝑎 = 2 i + 3 j + 5 k dan 𝑏⃗ = 2 i + j + 3 k
Alternatif penyelesaian:
𝑎 . 𝑏⃗ = a1b1 + a2b2 + a3b3
= 2.2 + 3.1 + 5.3
= 4 + 3 + 15
= 22
1 2
2. Jika 𝑎 = 3 dan 𝑏⃗ = 1 , hitunglah 𝑎 . 𝑏⃗!
5 6
Alternatif penyelesaian:
𝑎 . 𝑏⃗ = 1 . 2 + 3 . 1 + 5 . 6
= 2 + 3 + 30
= 35
3. Hitunglah 𝑎 . 𝑏⃗ jika diketahui 𝑎 = 3, 𝑏⃗ = 4 dan sudut antara 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 60 !
Alternatif penyelesaian:
𝑎 . 𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos 60
= 3 . 4 . 12
=6
a.b a1b1 + a 2 b2 + a3 b3
cos = =
ab (a1 + a 2 + a3 )(b1 2 +b2 + b3 )
2 2 2 2 2
11
Contoh
Hitunglah besar sudut di antara 𝑎 = i + 2 j + 2 k dan 𝑏⃗ = 2 i + 3 j - 6 k !
Alternatif penyelesaian:
a.b a1b1 + a 2 b2 + a3 b3
cos = =
ab (a1 + a 2 + a3 )(b1 2 +b2 + b3 )
2 2 2 2 2
1.2+2.3+2(−6)
=
√(12 +22 +22 )(22 +32 +(−6)2 )
−4 −4
= = = −0,190
√9.49 21
Dari daftar diperoleh = 180 - 79 = 101
Latihan 1
3 1
2. Jika 𝑎 = − 1 ; 𝑏⃗ = 10 maka hitunglah 2𝑎 – 3𝑏⃗!
0 2
⃗⃗⃗⃗⃗ | !
3. Diketahui titik P(3, -2, 4). Hitunglah |𝑂𝑃
4. Diketahui : 𝑎 = 3 i - 2 j + k
𝑏⃗ = i + 3 j - 2 k
Hitunglah perkalian vektor 𝑎 dan 𝑏⃗!
1 3
5. Diketahui : 𝑎 = − 2 ; 𝑏⃗ = 1 . Hitunglah:
3 − 2
a. 𝑎 . 𝑏⃗;
b. Besar sudut antara 𝑎 dan 𝑏⃗.
6. Diketahui: 𝑎 = 2 i - 3 j + p k
𝑏⃗ = 6 i + 2 j - 4 k
𝑎 . 𝑏⃗ = 10
Hitunglah nilai p!
12
DAFTAR PUSTAKA
Kasmina dan Toali. 2016. Matematika untuk SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.
Kasmina dan Toali. 2017. Matematika untuk SMK/MAK Kelas XI Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.
Manullang, S., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Sinaga, B., Simanjorang, M., dan
Sinambela, P. N. J. M. 2017. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Edisi Revisi.
Jakarta: Kemdikbud.
Markaban. 2009. Relasi dan Fungsi: Bahan Ajar Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang
Dasar. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2014. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta:
Kemdikbud.
Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2016. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta:
Kemdikbud.
Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2017. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta:
Kemdikbud.
Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S.,
Simanjorang, M., dan Bayuzetra, Y. T. 2014. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 2
Edisi Revisi. Jakarta: Kemdikbud.
Sukino. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Wirodikromo, S. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Erlangga.
13