Anda di halaman 1dari 17

DIKTAT PELAJARAN

MATEMATIKA
UNTUK KELAS XI SEMESTER GENAP SMK NEGERI 1 KANDEMAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

DISUSUN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 UNTUK KONDISI KHUSUS


(PEMBELAJARAN PADA MASA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19)

DISUSUN OLEH:

NAMA : KUSNANDAR, S.Pd., M.Pd.


NIP : 19840212 20003 1 002

SMK NEGERI 1 KANDEMAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI JAWA TENGAH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... ii


TUJUAN DIKTAT ............................................................................................................................................... iii
BAB 1 VEKTOR ................................................................................................................................................. 1
Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................................................... 1
Topik Pelajaran ............................................................................................................................................... 1
A. Vektor pada Dimensi Dua (Bidang) .................................................................................................. 2
B. Operasi Vektor pada Dimensi Dua (Bidang).................................................................................... 4
C. Vektor pada Dimensi Tiga (Ruang) ................................................................................................... 7
D. Operasi Vektor pada Dimensi Tiga (Ruang) .................................................................................... 9
Latihan 1 ........................................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 13

ii
TUJUAN DIKTAT

Tujuan pembuatan diktat pelajaran matematika kelas XI semester genap ini adalah:
1. menyediakan alternatif sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan belajar peserta didik dan kondisi lingkungan pembelajaran;
2. membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif sumber belajar;
3. memfasilitasi guru untuk mengefektifkan pembelajaran.

iii
BAB 1 VEKTOR

Kompetensi Dasar
3.6 Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi dua
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi dua
3.7 Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi tiga
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi tiga

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi vektor pada bab ini, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi dua
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi dua
3. Menentukan nilai besaran vektor pada dimensi tiga
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai besaran vektor pada dimensi tiga

Topik Pelajaran
Pada bab ini akan dibahas materi vektor. Topik yang akan dibahas yaitu konsep vektor pada dimensi
dua, operasi vektor pada dimensi dua, konsep vektor pada dimensi tiga, operasi vektor pada dimensi
tiga. Berikut adalah peta konsep pembelajaran pada materi vektor ini.

Materi Prayarat Vektor

Operasi pada
Konsep Vektor
Vektor

Penerapan dalam
Masalah Kontekstual

1
Penjelasan Materi Pelajaran

Dalam matematika, vektor adalah ruas garis berarah. Vektor memiliki besar/nilai dan arah. Vektor
juga memiliki titik awal yang disebut titik pangkal dan titik akhir yang disebut titik ujung. Arah dari titik
pangkal menuju titik ujung menyatakan arah vektor, sedangkan jarak dari titik pangkal ke titik ujung
menyatakan panjang/besar/nilai vektor.
Vektor biasa dinotasikan dengan huruf kecil bergaris atas/bawah atau bergaris tanda panah atas.
Vektor juga bisa dinyatakan dengan pasangan huruf kapital sebagai titik pangkal dan titik ujung vektor
dengan tanda panah atas.
Vektor-vektor yang mempunyai panjang yang sama dan arah yang sama dinamakan ekivalen
meskipun terletak pada kedudukan yang berbeda, sedangkan vektor-vektor yang mempunyai panjang
yang sama tetapi arah yang berbeda disebut berlawanan. Berikut adalah contoh vektor.

𝑣
𝑢

A
−𝑣

⃗ atau ⃗⃗⃗⃗⃗
i. vektor 𝑢 𝐴𝐵 ii. vektor ekivalen iii. vektor yang berlawanan

A. Vektor pada Dimensi Dua (Bidang)


Vektor dapat dinyatakan dalam komponen-komponen (x dan y atau x, y, dan z) vektor tersebut,
yaitu pasangan terurut dalam bidang Certesius (sistem koordinat). Vektor yang pangkalnya berupa titik
O (0, 0) dan ujungnya suatu titik lain disebut vektor posisi. Vektor juga dapat dinyatakan dalam
kombinasi linear, yaitu vektor i searah sumbu X dan vektor j searah sumbu Y (serta vektor k searah
sumbu Z pada dimensi 3).
Perhatikan titik A dan B pada koordinat Cartesius berikut.

Titik A (1, 3) dan titik B (5, 2). Dari titik O (0, 0) ke titik A dapat dibuat vektor, yaitu ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝐴 atau 𝑎,
yang dinamakan vektor posisi. Begitu pun dari titik O (0, 0) ke titik B dapat dibuat vektor posisi ⃗⃗⃗⃗⃗𝑂𝐵 atau
𝑏⃗. Dari titik A dan B dapat dibuat vektor, yaitu 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐵𝐴
⃗⃗⃗⃗⃗ .

2
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵

𝑏⃗

Vektor-vektor tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.


𝑎 = 𝑂𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗
1
= (1 3 ) = ( ) (dalam bentuk komponen)
3
= i + 3j (dalam bentuk kombinasi linear)
𝑏⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
= 𝑂𝐵
5
= (5 2 ) = ( )
2
= 5i + 2j
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = 𝐴𝑂 ⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝑂𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ = – 𝑂𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗ = – 𝑎 + 𝑏⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝑂𝐵
= 𝑏⃗ – 𝑎
5 1 4
=( )–( )=( )
2 3 −1
= 4i – j

𝑥1
Misal 𝑎 = (𝑦 ) = 𝑥1 i + 𝑦1 j, panjang vektor 𝑎 yang dinotasikan 𝑎 dapat ditentukan dengan:
1
𝑎 = √𝑥12 + 𝑥22
𝑥2 − 𝑥1
Misal titik A (𝑥1 , 𝑦1 ) dan B (𝑥2 , 𝑦2 ), diperoleh komponen vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = (𝑦 − 𝑦 ). Panjang vektor
2 1
⃗⃗⃗⃗⃗ dapat ditentukan dengan:
𝐴𝐵
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗  = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2

Contoh:
Diketahui titik A(3, -5) dan B(-2, 7), tentukan:
a. komponen ⃗⃗⃗⃗⃗𝐴𝐵;
b. ⃗⃗⃗⃗⃗
panjang/besar 𝐴𝐵

Alternatif penyelesaian:
3 −2
𝑎 = ( ), 𝑏⃗ = ( )
−5 7
⃗⃗⃗⃗⃗ = ( −2 − 3 −5
a. 𝐴𝐵 )=( )
7 − (−5) 12
b. 𝐴𝐵⃗⃗⃗⃗⃗  = √(−5) + (12)2 = √25 + 144 = √169 = 13
2

3
B. Operasi Vektor pada Dimensi Dua (Bidang)
Secara aljabar, vektor seperti matriks. Operasi vektor juga seperti operasi yang berlaku pada matriks,
misalnya penjumlahan, pengurangan, dan perkalian dengan skalar.

1. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua vektor dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara grafis/geometri dan
analitis/aljabar. Misalkan dua buah vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ dijumlahkan hasilnya 𝑎 + 𝑏⃗.
a. Secara geometri
Misalkan diketahui vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ sebagai berikut.

𝑏⃗
𝑎

Vektor 𝑎 + 𝑏⃗ dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu cara/aturan segitiga vektor atau jajar
genjang vektor.
1). Dengan cara penjumlahan segitiga atau segitiga vektor, yaitu pangkal 𝑏⃗ digeser ke ujung 𝑎
sehingga 𝑎 + 𝑏⃗ merupakan vektor yang menghubungkan pangkal 𝑎 dengan ujung 𝑏⃗.

𝑏⃗ 𝑎 + 𝑏⃗
 𝑏⃗
𝑎
𝑎
2). Dengan cara penjumlahan jajar genjang atau jajar genjang vektor, yaitu pangkal 𝑏⃗ digeser
ke pangkal 𝑎, kemudian dilukis jajar genjang, sehingga 𝑎 + 𝑏⃗ merupakan diagonal dari ujung
persekutuan sisi jajar genjang.

𝑎 + 𝑏⃗
𝑏⃗ 𝑏⃗

𝑎
𝑎
b. Secara aljabar
Vektor dinyatakan dalam bentuk komponennya. Vektor 𝑎 + 𝑏⃗ adalah vektor yang komponennya
merupakan hasil penjumlahan komponen-komponen 𝑎 dan 𝑏⃗.
𝑎1 𝑏 𝑎 + 𝑏1
Misalkan 𝑎 = (𝑎 ) dan 𝑏⃗ = ( 1 ), maka 𝑎 + 𝑏⃗ = ( 1 ).
2 𝑏2 𝑎2 + 𝑏2

Sifat penjumlahan vektor


Jika 𝑎, 𝑏⃗, dan 𝑐 adalah suatu vektor, maka:
1). 𝑎 + 𝑏⃗ = 𝑏⃗ + 𝑎 (sifat komutatif)
2). (𝑎 + 𝑏⃗) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏⃗ + 𝑐 ) (sifat asosiatif)
3). Setiap vektor memiliki elemen identitas, yaitu vektor nol sehingga 𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎
4). Setiap vektor memiliki invers yaitu vektor negatif/berlawanan sehingga 𝑎 + (-𝑎) = 0

2. Selisih Vektor
Selisih atau pengurangan vektor 𝑏⃗ dari vektor 𝑎 didefinisikan sebagai penjumlahan vektor -𝑏⃗ (lawan
dari 𝑏⃗) pada vektor 𝑎, ditulis: 𝑎 + (-𝑏⃗) = 𝑎 – 𝑏⃗.

4
Secara geometri:
𝑎
𝑏⃗ -𝑏⃗
-𝑏⃗
𝑎 
𝑎 – 𝑏⃗

Secara aljabar:
𝑎1 𝑏 𝑎 − 𝑏1
Misalkan 𝑎 = (𝑎 ) dan 𝑏⃗ = ( 1 ), maka 𝑎 – 𝑏⃗ = ( 1 ).
2 𝑏2 𝑎2 − 𝑏2

3. Perkalian Vektor dengan Skalar


Jika 𝑎 suatu vektor dan k adalah skalar (bilangan real), maka perkalian vektor 𝑎 dengan skalar k
yaitu k𝑎 atau 𝑎k merupakan suatu vektor yang panjangnya |k𝑎| dan mempunyai arah dengan
kemungkinan:
a. searah dengan 𝑎 jika k > 0;
b. berlawanan arah dengan 𝑎 jika k < 0;
c. vektor nol jika k = 0.
Perkalian vektor ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
k𝑎 = 𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + ⋯ + 𝑎

sebanyak k suku

Contoh
a. Vektor secara geometri (grafis/gambar)

𝑎 2𝑎 1
𝑎 -3𝑎
2

b. Vektor secara aljabar (komponen)


4
Misalkan 𝑎 = ( ), maka:
2
4 8
2𝑎 = 2( ) = ( )
2 4
1 1 4 2
𝑎= ( )=( )
2 2 2 1
4 -12
-3𝑎 = -3( ) = ( )
2 -6

4. Perkalian Skalar Dua vektor


Operasi perkalian skalar dua vektor atau perkalian titik (dot product) akan menghasilkan suatu skalar
(bilangan real). Perkalian skalar dua vektor dapat dikerjakan sesuai dua kondisi berikut.
a. Sudut antara kedua vektor diketahui
𝑎1 𝑏
Misalkan vektor 𝑎 = (𝑎 ), 𝑏⃗ = ( 1 ), dan sudut yang dibentuk oleh 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah . Perkalian
2 𝑏2
antara vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 𝑎.𝑏⃗ yang didefinisikan sebagai berikut:
𝑎. 𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos 

5
Contoh:
6 3
Tentukan hasil kali dua vektor 𝑎 = ( ) dan 𝑏⃗ = ( ) dengan sudut antara kedua vektor tersebut
1 6
adalah 60!

Alternatif penyelesaian:
6
𝑎 = ( ) maka a1 = 6 dan a2 = 1, sehingga 𝑎 = √𝑎12 + 𝑎22 = √62 + 12 = √36 + 1 = √37
1
 3
𝑏⃗ =   maka b1 = 3 dan b2 = 6, sehingga 𝑏⃗ = √𝑏12 + 𝑏22 = √32 + 62 = √9 + 36 = √45
6
Diperoleh:
𝑎.𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos 
= √37. √45 . cos 600
1
= √1665 .
2
1
= √185.9 .
2
1
= 3√185 .
2
3
= √185
2
3
Jadi, hasil kali kedua vektor adalah 2 185 .
b. Sudut antara kedua vektor tidak diketahui
𝑎1 𝑏
Misalkan vektor 𝑎 = (𝑎 ) dan 𝑏⃗ = ( 1 ). Perkalian antara vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 𝑎.𝑏⃗ yang
2 𝑏2
didefinisikan sebagai berikut:
𝑎. 𝑏⃗ = a1.b1 + a2.b2

Contoh:
5 3
Diberikan vektor 𝑎 = ( ) dan 𝑏⃗ = ( ). Tentukan hasil kali vektor 𝑎 dan 𝑏⃗!
7 −2
Alternatif penyelesaian:
5
𝑎 = ( ) maka a1 = 5 dan a2 = 7
7
⃗𝑏 = ( 3 ) maka b1 = 3 dan b2 = -2
−2
Diperoleh:
𝑎.𝑏⃗ = a1.b1 + a2.b2 = 5.3 + 7(-2) = 15 + (-14)
=1
Jadi, hasil kali vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 1.

Dari kedua bentuk perkalian skalar dua vektor tersebut dapat kita cari besar sudut yang dibentuk
oleh kedua vektor, yang dirumuskan sebagai berikut.
𝑎.𝑏⃗. cos  = a1.b1 + a2.b2
𝑎1 .𝑏1 + a2 .𝑏2
cos  = ⃗|
|𝑎⃗|.|𝑏

Sifat perkalian skalar dua vektor


Berdasarkan perkalian skalar dua vektor tersebut, dapat ditentukan sifat-sifat hasil kali skalar dua
vektor sebagai berikut.
1). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor yang arahnya sama, maka 𝑎.𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗|.
2). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor yang arahnya berlawanan, maka 𝑎.𝑏⃗ = -|𝑎||𝑏⃗|.

6
3). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor yang tegak lurus (membentuk sudut 900), maka 𝑎.𝑏⃗ = 0.
4). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor dan 𝑎.𝑏⃗ > 0, maka sudut antara dua vektor tersebut adalah
sudut lancip.
5). Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ merupakan dua vektor dan 𝑎.𝑏⃗ < 0, maka sudut antara dua vektor tersebut adalah
sudut tumpul.
6). Berlaku sifat komutatif: 𝑎.𝑏⃗ = 𝑏⃗.𝑎
7). Berlaku sifat distributif: 𝑎.(𝑏⃗ + 𝑐 ) = 𝑎.𝑏⃗ + 𝑎.𝑐

C. Vektor pada Dimensi Tiga (Ruang)


Untuk menentukan kedudukan atau letak titik di dalam ruang (dimensi 3 atau R3) dapat digunakan
sistem sumbu koordinat X, Y, dan Z dengan masing-masing sumbu saling tegak lurus dan berpotongan
di sebuah titik O yang disebut pusat sumbu koordinat.

Vektor OP dinyatakan dengan bentuk sebagai berikut.


⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑥𝑝 𝑖 + 𝑦𝑝 𝑗 + 𝑧𝑝 𝑘 merupakan bentuk kombinasi linear dari 𝑖, 𝑗, dan 𝑘, dengan 𝑖, 𝑗, dan 𝑘
a. 𝑂𝑃
merupakan vektor satuan dalam koordinat ruang (𝑖 = vektor satuan pada sumbu X, 𝑗 = vektor
satuan pada sumbu Y, dan 𝑘 = vektor satuan pada sumbu Z).
𝑥𝑝
b. 𝑂𝑃 = (𝑦𝑝 ) merupakan bentuk komponen vektor.
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑧𝑝

Unsur dan operasi vektor di bidang (dimensi 2 atau R 2), berlaku juga pada vektor di ruang (dimensi 3
atau R3), hanya berbeda banyak komponennya. Kalau vektor pada dimensi 2 memuat 2 unsur (x dan
y, atau 𝑖 dan 𝑗), vektor pada dimensi 3 memuat 3 unsur (x, y, dan z, atau 𝑖, 𝑗, dan 𝑘).

1. Vektor Posisi
Vektor posisi titik P adalah vektor 𝑂𝑃⃗⃗⃗⃗⃗ yaitu vektor yang berpangkal di O(0, 0, 0) dan berujung di titik
⃗⃗⃗⃗⃗ dapat ditulis sebagai berikut :
P(x, y, z). Secara aljabar vektor 𝑂𝑃
 x
 
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 =  y  atau ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 = (x y z)
z
 
Vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 = (x y z) pada dimensi tiga dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor satuan
𝑖, 𝑗, dan 𝑘 sebagai berikut:

7
 x
 
⃗⃗⃗⃗⃗ =  y  = x𝑖 + y𝑗 + y𝑘
𝑂𝑃
z
 
Sebuah vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 dengan koordinat titik pangkal A(x1, y1, z1) dan koordinat titik ujung
B(x2, y2, z2) memiliki vektor posisi sebagai berikut:
𝑥2 𝑥1 𝑥2 − 𝑥1
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = 𝑂𝐵 – 𝑂𝐴 = ( 2 ) − ( 1 ) = (𝑦2 − 𝑦1 )
𝑦 𝑦
𝑧2 𝑧1 𝑧2 − 𝑧1

2. Panjang Vektor
 a1 
 
Misalnya 𝑎 =  a 2  = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘, panjang vektor 𝑎 dinotasikan 𝑎 dengan 𝑎 = √𝑎12 + 𝑎22 + 𝑎32 .
a 
 3
Jika diketahui vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dengan koordinat titik A(x1, y1, z1) dan B(x2, y2, z2) maka panjang ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dapat
dinyatakan sebagai jarak antara titik A dan B yaitu :
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗  = ( x 2 − x1 ) 2 + ( y 2 − y1 ) 2 + ( z 2 − z1 ) 2

Contoh
Tentukan besar/panjang vektor berikut.
a. ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dengan titik A(1, 4, 6) dan B(3, 7, 9)
b. 𝑎 = 2𝑖 + 𝑗 + 3𝑘
Alternatif penyelesaian:
1  3
    3 1 3−1 2
a. Diketahui A =  4  dan B =  
7 , maka ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = (7 ) - ( 4) = ( 7−4) = ( 3)
6 9 9 6 9−6 3
   
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗  = √(3 − 1)2 + (7 − 4)2 + (9 − 6)2 = √22 + 32 + 32 = √22
Jadi, panjang AB adalah 22 .

b. 𝑎 = √22 + 12 + 32 = √14


Jadi, panjang vektor 𝑎 adalah √14.

3. Kesamaan Vektor

Dua buah vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ dikatakan sama apabila keduanya


𝑎 𝑏⃗ mempunyai besar (panjang) dan arah yang sama.
Diperoleh: 𝑎 = 𝑏⃗

Misal :
 a1   b1 
   
𝑎 =  a 2  atau 𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 dan 𝑏⃗ =  b2  atau 𝑏⃗ = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2𝑗 + 𝑏3 𝑘
a  b 
 3  3
𝑎 = 𝑏⃗ jika dan hanya jika a1 = b1, a2 = b2, a3 = b3 .

8
4. Vektor Negatif

Vektor negatif dari 𝑎 adalah vektor yang besarnya sama dengan


𝑎 𝑏⃗ vektor 𝑎 tetapi arahnya berlawanan dan ditulis −𝑎.
Diperoleh: 𝑎 = −𝑏⃗.

Misal :
 a1   b1 
   
𝑎 =  a 2  atau 𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘, dan 𝑏⃗ =  b2  atau 𝑏⃗ = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘
a  b 
 3  3
𝑎 = −𝑏⃗ jika dan hanya jika a1 = − b1, a2 = −b2, a3 = −b3 .

5. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar/panjangnya nol satuan dan arahnya tak tentu (berupa
titik).
0
 
⃗ = (0, 0, 0) atau 𝑂
Vektor nol pada dimensi 3 dilambangkan dengan 𝑂 ⃗ = 0 .
0
 

D. Operasi Vektor pada Dimensi Tiga (Ruang)


1. Penjumlahan Vektor dalam Ruang

 a1   b1 
   
a. Jika dua vektor 𝑎 =  a 2  dan vektor 𝑏⃗ =  b2  adalah vektor-vektor tidak nol di R3 (ruang) maka
a  b 
 3  3
operasi penjumlahannya didefinisikan sebagai berikut :
 a1   b1   a1 + b1 
     
𝑎 + 𝑏⃗ =  a 2  +  b2  =  a 2 + b2 
a  b  a +b 
 3  3  3 3 

b. Jika vektor 𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 dan vektor 𝑏⃗ = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘 maka operasi penjumlahannya


didefinisikan sebagai berikut :
𝑎 + 𝑏⃗ = (𝑎1 + 𝑏1 )𝑖 + (𝑎2 + 𝑏2 )𝑗 + (𝑎3 + 𝑏3 )𝑘

Contoh
Hitunglah jumlah dari dua buah vektor berikut !
 2   −1
   
a. 𝑎 =  − 3  dan 𝑏⃗ =  4 
 5   − 2
   
b. 𝑎 = 2𝑖 + 𝑗 – 4𝑘 dan 𝑏⃗ = 3𝑖 + 5𝑗 + 𝑘
Alternatif penyelesaian:
 2   − 1   2 + (−1)   1 
       
a. 𝑎 + 𝑏⃗ =  − 3  +  4  =  − 3 + 4  =  1 
 5   − 2   5 + (−2)   3 
       
b. 𝑎 + 𝑏⃗ = (2 + 3)𝑖 + (1 + 5)𝑗 + (-4 + 1) 𝑘 = 5𝑖 + 6𝑗 – 3𝑘

9
2. Selisih Dua Vektor pada R3

 a1   b1 
   
a. Jika dua vektor 𝑎 =  a 2  dan vektor 𝑏⃗ =  b2  maka operasi pengurangan kedua vektor
a  b 
 3  3
didefinisikan sebagai berikut :
 a1   b1   a1 − b1 
     
𝑎 − 𝑏⃗ =  a 2  −  b2  =  a 2 − b2 
 a  b   a − b 
 3  3  3 3 

b. Jika vektor 𝑎 = a1 i + a2 j + a3 k dan vektor 𝑏⃗ = b1 i + b2 j + b3 k maka operasi pengurangan


kedua vektor didefinisikan sebagai berikut :
𝑎 − 𝑏⃗ = (a1 − b1) i + (a2 − b2) j + (a3 − b3) k

Contoh
Hitunglah 𝑎 − 𝑏⃗ jika :
8  3
   
a. 𝑎 =  6  dan 𝑏⃗ = 1
7  4
   
b. 𝑎 = 8 i + 6 j + 9 k dan 𝑏⃗ = 3 i + 5 j + 2 k

Alternatif penyelesaian:
 8   3   8 − 3)   5 
       
a. 𝑎 − 𝑏⃗ =  6  -  1  =  6 − 1  =  5 
 7   4   7 − 4)   3 
       
b. 𝑎 − 𝑏⃗ = (8 - 3) i + (6 - 5) j + (9 - 2) k = 5 i + j + 7 k

3. Perkalian Skalar dengan Vektor

 a1 
 
a. Hasil kali vektor 𝑎 =  a 2  dengan suatu skalar c didefinisikan sebagai berikut :
a 
 3
 c.a1 
 
c.𝑎=  c.a 2 
 c.a 
 3
b. Hasil kali vektor 𝑎 = a1 i + a2 j + a3 k dengan skalar c didefinisikan sebagai berikut :
c.𝑎 = c.a1 i + c.a2 j + c.a3 k
Contoh
5  3.5  15 
     
1. Diberikan vektor 𝑎 =  2  , maka 3.𝑎=  3.2  =  6 
 4  3.4  12 
     
2. Diberikan vektor 𝑏⃗ = 2 i + j - 3 k , maka 4.𝑏⃗= 4.2 i + 4. j - 4.3 k = 8 i + 4 j - 12 k

10
4. Perkalian Skalar Dua Vektor / Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian skalar dari dua vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ didefinisikan dengan rumus :

𝑎. 𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos 

Apabila  = 0 maka 𝑎 . 𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗


Apabila  = 90 maka 𝑎 . 𝑏⃗ = 0
Apabila  = 180 maka 𝑎 . 𝑏⃗ = −𝑎.𝑏⃗

Apabila vektor dinyatakan dalam bentuk komponen :


 a1   b1 
   
𝑎 =  a 2  dan 𝑏⃗ =  b2 
a  b 
 3  3
Diperoleh:

𝑎 . 𝑏⃗ = a1b1 + a2b2 + a3b3

Contoh
1. Hitunglah perkalian skalar antara 𝑎 = 2 i + 3 j + 5 k dan 𝑏⃗ = 2 i + j + 3 k
Alternatif penyelesaian:
𝑎 . 𝑏⃗ = a1b1 + a2b2 + a3b3
= 2.2 + 3.1 + 5.3
= 4 + 3 + 15
= 22
1  2
   
2. Jika 𝑎 =  3  dan 𝑏⃗ =  1  , hitunglah 𝑎 . 𝑏⃗!
 5 6
   
Alternatif penyelesaian:
𝑎 . 𝑏⃗ = 1 . 2 + 3 . 1 + 5 . 6
= 2 + 3 + 30
= 35
3. Hitunglah 𝑎 . 𝑏⃗ jika diketahui 𝑎 = 3, 𝑏⃗ = 4 dan sudut antara 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 60 !
Alternatif penyelesaian:
𝑎 . 𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos 60
= 3 . 4 . 12
=6

5. Sudut antara Dua Vektor


Dari definisi: 𝑎 . 𝑏⃗ = 𝑎.𝑏⃗. cos 
𝑎 . 𝑏⃗ = a1b1 + a2b2 + a3b3
Diperoleh:

a.b a1b1 + a 2 b2 + a3 b3
cos  = =
ab (a1 + a 2 + a3 )(b1 2 +b2 + b3 )
2 2 2 2 2

11
Contoh
Hitunglah besar sudut di antara 𝑎 = i + 2 j + 2 k dan 𝑏⃗ = 2 i + 3 j - 6 k !
Alternatif penyelesaian:
a.b a1b1 + a 2 b2 + a3 b3
cos  = =
ab (a1 + a 2 + a3 )(b1 2 +b2 + b3 )
2 2 2 2 2

1.2+2.3+2(−6)
=
√(12 +22 +22 )(22 +32 +(−6)2 )
−4 −4
= = = −0,190
√9.49 21
Dari daftar diperoleh  = 180 - 79 = 101

Latihan 1

⃗⃗⃗⃗⃗ jika A (2, -3, 4) dan B (3, 2, -1)!


1. Tentukan komponen vektor 𝐴𝐵

3 1
   
2. Jika 𝑎 =  − 1 ; 𝑏⃗ = 10  maka hitunglah 2𝑎 – 3𝑏⃗!
0 2
   

⃗⃗⃗⃗⃗ | !
3. Diketahui titik P(3, -2, 4). Hitunglah |𝑂𝑃

4. Diketahui : 𝑎 = 3 i - 2 j + k
𝑏⃗ = i + 3 j - 2 k
Hitunglah perkalian vektor 𝑎 dan 𝑏⃗!

 1   3 
   
5. Diketahui : 𝑎 =  − 2  ; 𝑏⃗ =  1  . Hitunglah:
 3   − 2
   
a. 𝑎 . 𝑏⃗;
b. Besar sudut antara 𝑎 dan 𝑏⃗.

6. Diketahui: 𝑎 = 2 i - 3 j + p k
𝑏⃗ = 6 i + 2 j - 4 k
𝑎 . 𝑏⃗ = 10
Hitunglah nilai p!

12
DAFTAR PUSTAKA

Kasmina dan Toali. 2016. Matematika untuk SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.

Kasmina dan Toali. 2017. Matematika untuk SMK/MAK Kelas XI Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.

Manullang, S., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Sinaga, B., Simanjorang, M., dan
Sinambela, P. N. J. M. 2017. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Edisi Revisi.
Jakarta: Kemdikbud.

Markaban. 2009. Relasi dan Fungsi: Bahan Ajar Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang
Dasar. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2014. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta:
Kemdikbud.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2016. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta:
Kemdikbud.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2017. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta:
Kemdikbud.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S.,
Simanjorang, M., dan Bayuzetra, Y. T. 2014. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 2
Edisi Revisi. Jakarta: Kemdikbud.

Sukino. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta: Erlangga.

Wirodikromo, S. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai