Anda di halaman 1dari 11

Bab 2

BESARAN VEKTOR

A. Pendahuluan
Penjumlahan perpindahan sebuah benda tidak sama
dengan penjumlahan biasa. Perpindahan dihitung berdasarkan
titik awal dan akhir dari sebuah benda. Besaran dengan sifat-
sifat seperti ini disebut dengan besaran vektor.

Gambar 2.1. Vektor navigasi pada monitor pesawat

Vektor merupakan besaran yang mempunyai besar dan


arah. Selain perpindahan ada banyak contoh besaran yang
termasuk dalam besaran vektor seperti: gaya, kecepatan,
percepatan, medan listrik, momentum, dan medan magnetik.
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa
mampu memahami konsep besaran dan satuan.

1
B. Besaran Vektor
Menurut arahnya besaran dalam ilmu fisika dibagi 2
yakni besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar hanya
memiliki nilai saja seperti massa, suhu, energi, dan massa jenis.
Sedangakan besaran vektor merupakan besaran yang
mempunyai nilai dan arah, contohnya perpindahan, kecepatan,
gaya, impuls, momentum, momen gaya, medan listrik, medan
magnet, dan lain-lain. Seseorang tidak dapat mengatakan ia
berpindah 5 m karena informasi ini belumlah lengkap.
Harusnya ditambahkan dengan arahnya yakni seseorang
berpindah 5 m ke depan dan sebagainya. Dalam operasi
menggunakan besaran vektor ada operasi penjumlahan dan
operasi perkalian. Untuk operasi penjumlahan, hasil
penjumlahan dari sejumlah vektor disebut vektor resultan
(berasal dari kata Result) yang sering disimbolkan dengan R.

C. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan vektor tentu tidak sama dengan
penjumlahan biasa ataupun penjumlahan besaran skalar.
Penjumlahan Vektor secara umum bisa dilakukan melalui 2
cara yakni secara geometri dan secara analitis.

Penjumlahan Vektor Secara Geometris


Penjumlahan vektor secara geometris bisa dibagi
menjadi 2 yaitu penjumlahan vektor metode poligon dan
metode jajar genjang. Penjumlahan vektor secara poligon dapat
dilihar pada gambar 2.1 bagian a. Penjumlahan vektor secara
jajar genjang dilakukan dengan menempatkan sebuah vektor
berada di satu titik awal yang sama. Kemudian membuat garis
bayangannya (A’ dan B’). Setelah itu menghubungkan titik
pangkal dan ujug pertemuan garis bayangannya. Penjumlahan
vektor secara jajar genjang dapat dilihat pada gambar 2.1
bagian b.
Besaran Vektor |

A A

B B B’
R R

A’
(a) (b)

Gambar 2.1 Metode grafis penjumlahan vektor

Berikut merupakan salah satu contoh langkah kerja


dalam menentukan
Langkah 1.
Gambar panah untuk mewakili vektor pertama (9 blok ke
timur) menggunakan penggaris dan busur derajat.
Langkah 2.
Sekarang gambar panah untuk mewakili vektor kedua (5 blok
ke utara). Tempatkan ekor vektor kedua di kepala vektor
pertama.
Langkah 3.
Jika ada lebih dari dua vektor, lanjutkan proses ini untuk setiap
vektor yang akan ditambahkan. Perhatikan bahwa dalam
contoh kita, kita hanya memiliki dua vektor, jadi kita telah
selesai menempatkan panah dari ujung ke ujung.
Langkah 4.
Gambar panah dari ekor vektor pertama ke kepala vektor
terakhir. Ini adalah resultan, atau jumlah, dari vektor-vektor
lainnya.
Gambar 2.2 Langkah kerja dalam menentukan penjumlahan
vektor dengan metode grafis
(Sumber gambar: nigerianscholars.com)

Penjumlahan Vektor Secara Analitis


Penjumlahan vektor secara analitis bisa menggunakan
rumus cosinus maupun menggunakan penguraian vektor.
Untuk penggunaan rumus cosinus biasanya dapat
menyelesaikan penjumlahan 2 vektor dalam sekali kerja.
Sedangkan dengan metode penguraian dapat menyelesaikan
penjumlahan beberapa vektor dalam sekali perhitungan.
Penggunaan kedua metode ini disesuaikan dengan model soal
dan efektifitas waktu dalam pengerjaan.

Metode Rumus Cosinus


Perhatikan gambar 2.2. Untuk menyelesaikan soal
dengan menggunakan rumus cosinus maka dapat
menggunakan persamaan:
𝑅 = √𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos 𝛼 (2.1)
Sedangkan jika ingin mengetahui besar sudut resultan
terhadap sumbu x positif dapat menggunakan rumus sinus
yaitu:
𝐵
sin 𝛽 = 𝑅 sin 𝛼 (2.2)
Besaran Vektor |

Gambar 2.2 Penjumlahan vektor metode rumus cosinus

Contoh 2.1
Hitung selisih dua buah vektor yang besarnya 5 dan 3 satuan
yang mengapit sudut 600 !
Penyelesaian
𝑅 = √𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos 𝛼
𝑅 = √52 + 32 + 2.5.3 cos 60
𝑅 = √19 satuan

Metode Penguraian Vektor


Sebuah vektor terdiri dari komponen-komponennya
(bisa x, y, ataupun z. Dalam menyelesaikan dengan
menggunakan metode ini maka yang pertama dilakukan
adalah menjumlahkan komponen-komponen yang sejenis.
Selanjutnya adalah menghitung besar dan arah dari vektor
tersebut.

Gambar 2.3. Penguraian vektor ke dalam sumbu x, dan y


Penguraian vektor A pada bidang koordinat kartesius dapat
diuraikan menjadi Ax dan Ay.
𝐴𝑥 = 𝐴 cos 𝜃
𝐴𝑦 = 𝐴 sin 𝜃

∑ 𝐴 = √∑ 𝐴𝑥 2 + ∑ 𝐴𝑦 2 (2.3)
𝐴
tan 𝜃 = 𝐴𝑦 (2.4)
𝑥

Contoh 2.2
Tiga vektor digambarkan seperti gambar berikut. Hitung
resultan dari vektor-vektor ini !

Solusi:
Vektor Sudut Fx Fy

10 N 37o 10 cos 37o = 8 10 sin 37o= 6


25 N 270o 25 cos 270o= 0 25 sin 270o = -25
15 N 127o 15 cos 127o = -9 15 sin 127o = 12

Jumlah ∑ 𝐹𝑥 = -1 N ∑ 𝐹𝑦 = -7 N
Maka resultan dari ketiga verktor adalah:
2 2
∑ 𝐹 = √∑ 𝐹 + ∑ 𝐹
𝑥 𝑦

= √(−1)2 + (−7)2
= 5√2 𝑁
Besaran Vektor |

D. Perkalian Vektor
Sama seperti penjumlahan, dalam operasi perkalian vektor juga
memililki aturan sedemikian rupa sehingga dapat
mengantisipasi seseorang dalam melakukan kesalahan
mengoperasikan perkalian vektor. Aturan dalam perkalian
vektor yaitu sebagai berikut.
1. Perkalian vektor dengan skalar. Perkalian skalar c
dengan suatu vektor V menghasilkan cV.
2. Perkalian titik atau sering disebut dengan “dot product”
adalah perkalian dua vektor yang didefenisikan sebagai:
a. 𝑏 = 𝑎𝑏 cos 𝜃 (2.5)
𝜃 adalah sudut apit terkecil antara vektor a dan b. Hasil
perkalian titik adalah sebuah skalar.
3. Perkalian silang atau sering disebut dengan “cross
product” adalah perkalian dua vektor yang
didefensisikan sebagai:
|𝑎 × 𝑏| = |𝑐| = 𝑎𝑏 sin 𝜃 (2.6)
Arah vektor c ditentukan dengan metode aturan tangan
kanan.

Contoh soal:
1. Suatu vektor kecepatan a mempunyai besar 3 satuan
arah utara. Berapa besar dan arah vektor berikut:
𝒂
a. -4a b. 5a c. 3
Penyelesaian:
a. -4a = -2 (3) = -6. Besar vektor ini adalah 6 satuan
arahnya ke selatan (tanda negatif)
b. 5a = 5 (3) = 15. Besar vektor ini adalah 15 satuan
dan arahnya ke utara.
𝒂 𝟏
c. 3
= 3
(3) = 1. Besar vektor ini adalah 1 satuan
dan arahnya ke utara.
2. Suatu vektor p dalam bidang xy mempunyai besar
10 satuan dan arah 210o terhadap sumbu x positif.
Vektor q mempunyai besar 5 satuan dan arahnya
searah dengan sumbu y. Hitung besar perkalian titik
dan perkalian silang kedua vektor itu!
Jawab:
Sudut terkecil antara 2 vektor tersebut adalah 210o –
90o = 120o, sehingga diperoleh:
1
𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑎𝑏 cos 120𝑜 = (10)(5) (− 2) = −25 sat
1
|𝑎 × 𝑏| = 𝑎𝑏 sin 120𝑜 = (10)(5) ( √3) = 25√3 sat
2

E. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan. Jika
𝑨
A adalah sebarang vektor maka 𝑎 = 𝐴 adalah vektor
satuannya. Arah vektor ini sama dengan arah vektor A.

A
a
Gambar 2.5. Vektor satuan

Vektor satuan dalam arah sumbu x, y, dan z diberi symbol


dengan i, j, k. Perkalian titik dan perkalian silang antar
vektor satuan dalam koordinat kartesius adalah sebagai
berikut:
𝒊∙𝒊 =𝒋∙𝒋=𝒌∙𝒌=1
𝒊 ∙ 𝒋 = 𝒋. 𝒌 = 𝒊. 𝒌 = 0
𝒊×𝒊 =𝒋×𝒋=𝒌×𝒌=0
𝒊×𝒋=𝒌
𝒋 × 𝒊 = −𝒌
𝒋×𝒌=𝒊
𝒌 × 𝒋 = −𝒊
𝒊 × 𝒌 = −𝒋
𝒌×𝒊 =𝒋
Coba anda buktikan hasil diatas! Ingat bahwa sudut antara
2 vektor satuan adalah 90o.
Besaran Vektor |

F. Koordinat Polar
Dalam koordinat plar (2 dimensi) posisi suatu titik
dinyatakan dalam komponen (r, θ). Dengan r adalah jarak
dari pusat koordinat terhadap titik tersebut dan θ adalah
sudut apit antara garis r dan sumbu x positif. Hubungan
antara posisi suatu titik dalam koordinat kartesius (x,y) dan
koordinat polar (r, θ) adalah:
𝑥 = 𝑟 cos 𝜃
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃
𝑟 = √𝑥 2 + 𝑦 2
𝑦
tan 𝜃 =
𝑥
Vektor satuan dalam koordinat polar: er dan eθ. Dalam
tulisan tangan sering disebut 𝑒̂𝑟 𝑒̂𝜃 (sering dibaca topi).
Hubungan antara vektor satuan dalam koordinat kartesius
dan koordinat polar adalah:
𝑒𝑟 = (cos 𝜃) 𝒊 + (sin 𝜃) 𝒋
𝑒𝜃 = −(sin 𝜃) 𝒊 + (cos 𝜃) 𝒋

G. Rangkuman

1. Vektor merupakan besaran yang mempunyai besar dan


arah.
2. Penjumlahan vektor memiliki 2 metode yaitu metode
grafis dan analitis
3. Untuk menyelesaikan soal dengan menggunakan rumus
cosinus maka dapat menggunakan persamaan:
𝑅 = √𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos 𝛼
4. Penjumlahan vektor dengan metode analitis dapat
diselesaikan dengan persamaan:

∑ 𝐹 = √∑ 𝐹𝑥 2 + ∑ 𝐹𝑦 2
𝐹𝑦
tan 𝜃 =
𝐹𝑥
5. Hubungan antara posisi suatu titik dalam koordinat
kartesius (x,y) dan koordinat polar (r, θ) adalah:
𝑥 = 𝑟 cos 𝜃
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃
6.

H. Latihan
1. Vektor A = 3 N dan vektor B = 4 N. Sudut apit antara 2
vektor ini adalah 600. Besar dan arah A + B !
2. Tentukanlah sudut apit dari 2 buah vektor yang memiliki
panjang 5 m dan Resultannya adalah 5√3 m!
3. Hitunglah nilai dari T1 dan T2 pada gambar berikut!

4. Suatu benda bergerak 6 m ke Barat daya, 8 m ke Timur, dan


10 m kea rah 60o dari Utara ke Timur. Hitung besar vektor
resultan perpindahan tersebut secara grafis dan analitis !
5. Anggap titik di atas gedung yang tinggi sebagai pusat sumbu
koordinat. Sebuah pesawat mainan terbang ke titik itu pada
arah 30o terhadap sumbu x ke bawah. Suatu saat posisinya
100 m dari titik tersebut. Berapakah posisi itu jika dinyatakan
dalam koordinat (x,y)
6. Sebuah titik B berada pada koordinat (4, 5, 3). Tuliskan vektor
̅̅̅̅ dan berapa besarnya jik titik O adalah pangkal koordinat!
𝑂𝐴
7. Buktikan bahwa untuk sebarang vektor a, persamaan berikut
adalah benar!
a. 𝒂 ∙ 𝒂 = 𝒂𝟐
b. 𝒂 × 𝒂 = 0
8. Sebuah vektor 𝑎 = 2𝑖 + 3𝑗 − 6𝑘. Tentukan sudut antara vektor
ini dengan sumbu x, sumbu y, dan sumbu z !
9. Diketahui 3 buah vektor:
𝑎 = 2𝑖 + 𝑗 − 𝑘
Besaran Vektor |

𝑏 = 𝑖 − 𝑖 − 2𝑘
𝑐 =𝑖−𝑖+𝑘
Hitunglah !
a. 𝑎 × 𝑐
b. 𝑎 ∙ (𝑏 × 𝑐)
10. Diketahui 3 buah vektor:
𝑎 = 3𝑖 − 𝑗 − 3𝑘
𝑏 = 𝑖 − 3𝑗 + 4𝑘
𝑐 = −𝑖 − 2𝑗 + 2𝑘
Hitung besar vektor r dan sudut antara vektor ini dengan
sumbu z, jika r = 2a + b – c !

Anda mungkin juga menyukai