BESARAN VEKTOR
A. Pendahuluan
Penjumlahan perpindahan sebuah benda tidak sama
dengan penjumlahan biasa. Perpindahan dihitung berdasarkan
titik awal dan akhir dari sebuah benda. Besaran dengan sifat-
sifat seperti ini disebut dengan besaran vektor.
1
B. Besaran Vektor
Menurut arahnya besaran dalam ilmu fisika dibagi 2
yakni besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar hanya
memiliki nilai saja seperti massa, suhu, energi, dan massa jenis.
Sedangakan besaran vektor merupakan besaran yang
mempunyai nilai dan arah, contohnya perpindahan, kecepatan,
gaya, impuls, momentum, momen gaya, medan listrik, medan
magnet, dan lain-lain. Seseorang tidak dapat mengatakan ia
berpindah 5 m karena informasi ini belumlah lengkap.
Harusnya ditambahkan dengan arahnya yakni seseorang
berpindah 5 m ke depan dan sebagainya. Dalam operasi
menggunakan besaran vektor ada operasi penjumlahan dan
operasi perkalian. Untuk operasi penjumlahan, hasil
penjumlahan dari sejumlah vektor disebut vektor resultan
(berasal dari kata Result) yang sering disimbolkan dengan R.
C. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan vektor tentu tidak sama dengan
penjumlahan biasa ataupun penjumlahan besaran skalar.
Penjumlahan Vektor secara umum bisa dilakukan melalui 2
cara yakni secara geometri dan secara analitis.
A A
B B B’
R R
A’
(a) (b)
Contoh 2.1
Hitung selisih dua buah vektor yang besarnya 5 dan 3 satuan
yang mengapit sudut 600 !
Penyelesaian
𝑅 = √𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos 𝛼
𝑅 = √52 + 32 + 2.5.3 cos 60
𝑅 = √19 satuan
∑ 𝐴 = √∑ 𝐴𝑥 2 + ∑ 𝐴𝑦 2 (2.3)
𝐴
tan 𝜃 = 𝐴𝑦 (2.4)
𝑥
Contoh 2.2
Tiga vektor digambarkan seperti gambar berikut. Hitung
resultan dari vektor-vektor ini !
Solusi:
Vektor Sudut Fx Fy
Jumlah ∑ 𝐹𝑥 = -1 N ∑ 𝐹𝑦 = -7 N
Maka resultan dari ketiga verktor adalah:
2 2
∑ 𝐹 = √∑ 𝐹 + ∑ 𝐹
𝑥 𝑦
= √(−1)2 + (−7)2
= 5√2 𝑁
Besaran Vektor |
D. Perkalian Vektor
Sama seperti penjumlahan, dalam operasi perkalian vektor juga
memililki aturan sedemikian rupa sehingga dapat
mengantisipasi seseorang dalam melakukan kesalahan
mengoperasikan perkalian vektor. Aturan dalam perkalian
vektor yaitu sebagai berikut.
1. Perkalian vektor dengan skalar. Perkalian skalar c
dengan suatu vektor V menghasilkan cV.
2. Perkalian titik atau sering disebut dengan “dot product”
adalah perkalian dua vektor yang didefenisikan sebagai:
a. 𝑏 = 𝑎𝑏 cos 𝜃 (2.5)
𝜃 adalah sudut apit terkecil antara vektor a dan b. Hasil
perkalian titik adalah sebuah skalar.
3. Perkalian silang atau sering disebut dengan “cross
product” adalah perkalian dua vektor yang
didefensisikan sebagai:
|𝑎 × 𝑏| = |𝑐| = 𝑎𝑏 sin 𝜃 (2.6)
Arah vektor c ditentukan dengan metode aturan tangan
kanan.
Contoh soal:
1. Suatu vektor kecepatan a mempunyai besar 3 satuan
arah utara. Berapa besar dan arah vektor berikut:
𝒂
a. -4a b. 5a c. 3
Penyelesaian:
a. -4a = -2 (3) = -6. Besar vektor ini adalah 6 satuan
arahnya ke selatan (tanda negatif)
b. 5a = 5 (3) = 15. Besar vektor ini adalah 15 satuan
dan arahnya ke utara.
𝒂 𝟏
c. 3
= 3
(3) = 1. Besar vektor ini adalah 1 satuan
dan arahnya ke utara.
2. Suatu vektor p dalam bidang xy mempunyai besar
10 satuan dan arah 210o terhadap sumbu x positif.
Vektor q mempunyai besar 5 satuan dan arahnya
searah dengan sumbu y. Hitung besar perkalian titik
dan perkalian silang kedua vektor itu!
Jawab:
Sudut terkecil antara 2 vektor tersebut adalah 210o –
90o = 120o, sehingga diperoleh:
1
𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑎𝑏 cos 120𝑜 = (10)(5) (− 2) = −25 sat
1
|𝑎 × 𝑏| = 𝑎𝑏 sin 120𝑜 = (10)(5) ( √3) = 25√3 sat
2
E. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan. Jika
𝑨
A adalah sebarang vektor maka 𝑎 = 𝐴 adalah vektor
satuannya. Arah vektor ini sama dengan arah vektor A.
A
a
Gambar 2.5. Vektor satuan
F. Koordinat Polar
Dalam koordinat plar (2 dimensi) posisi suatu titik
dinyatakan dalam komponen (r, θ). Dengan r adalah jarak
dari pusat koordinat terhadap titik tersebut dan θ adalah
sudut apit antara garis r dan sumbu x positif. Hubungan
antara posisi suatu titik dalam koordinat kartesius (x,y) dan
koordinat polar (r, θ) adalah:
𝑥 = 𝑟 cos 𝜃
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃
𝑟 = √𝑥 2 + 𝑦 2
𝑦
tan 𝜃 =
𝑥
Vektor satuan dalam koordinat polar: er dan eθ. Dalam
tulisan tangan sering disebut 𝑒̂𝑟 𝑒̂𝜃 (sering dibaca topi).
Hubungan antara vektor satuan dalam koordinat kartesius
dan koordinat polar adalah:
𝑒𝑟 = (cos 𝜃) 𝒊 + (sin 𝜃) 𝒋
𝑒𝜃 = −(sin 𝜃) 𝒊 + (cos 𝜃) 𝒋
G. Rangkuman
∑ 𝐹 = √∑ 𝐹𝑥 2 + ∑ 𝐹𝑦 2
𝐹𝑦
tan 𝜃 =
𝐹𝑥
5. Hubungan antara posisi suatu titik dalam koordinat
kartesius (x,y) dan koordinat polar (r, θ) adalah:
𝑥 = 𝑟 cos 𝜃
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃
6.
H. Latihan
1. Vektor A = 3 N dan vektor B = 4 N. Sudut apit antara 2
vektor ini adalah 600. Besar dan arah A + B !
2. Tentukanlah sudut apit dari 2 buah vektor yang memiliki
panjang 5 m dan Resultannya adalah 5√3 m!
3. Hitunglah nilai dari T1 dan T2 pada gambar berikut!
𝑏 = 𝑖 − 𝑖 − 2𝑘
𝑐 =𝑖−𝑖+𝑘
Hitunglah !
a. 𝑎 × 𝑐
b. 𝑎 ∙ (𝑏 × 𝑐)
10. Diketahui 3 buah vektor:
𝑎 = 3𝑖 − 𝑗 − 3𝑘
𝑏 = 𝑖 − 3𝑗 + 4𝑘
𝑐 = −𝑖 − 2𝑗 + 2𝑘
Hitung besar vektor r dan sudut antara vektor ini dengan
sumbu z, jika r = 2a + b – c !