Contoh:
Penjumlah dua atau tiga buah vektor yang terletak segaris. Jika diketahui vektor A, B dan C
sebagai berikut:
2. Penjumlahan Vektor Secara Geometri
Untuk menjumlahkan vektor secara geometri, ada banyak cara antara lain metode jajaran
genjang, metode segitiga, metode polygon dan metode analisis.
1) Metode jajaran genjang
Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan dengan melukis sebuah jajaran genjang
dengan kedua vektor tersebut sebagai sisi-sisinya. Adapun resultannya diperoleh dari
diagonal jajaran genjang, yaitu titik pangkalnya sama dengan kedua titik pangkal vektor
tersebut. Cara melukiskan gambar resultan dua buah vektor dengan metode jajaran
genjang sebagai berikut:
- Letakkan titik tangkap vektor 1 dan 2 pada satu titik sesuai nilai dan arah masing-
masing vektor.
- Tariklah garis dari ujung vektor satu sejajar dengan vektor yang lain dan sebaliknya.
- Tariklah garis dari titik pangkal kedua vektor sampai ke titik potong garis sejajar
vektor tersebut.
Contoh:
2) Metode Segitiga
Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan dengan melukis sebuah segitiga. Metode
segitiga hanya cocok diterapkan untuk mencari resultan dua buah vektor. Untuk lebih
jelasnya perhatikan animasi berikut.
3) Metode Poligon
Metode poligon dapat digunakan untuk menjumlahkan dua buah vektor atau lebih, metode
ini merupakan pengembangan dari metode segitiga. Langkah-langkah menentukan resultan
beberapa vektor dengan metode poligon adalah sebagai berikut:
4) Metode Analitis
Metode yang paling baik (tepat) untuk menentukan resultan beberapa vektor dan arahnya
adalah metode analitis. Metode ini, mencari resultan dengan cara perhitungan bukan
pengukuran, yaitu menggunakan rumus kosinus dan mencari arah vektor resultan dengan
menggunakan rumus sinus.
a) Menentukan Resultan Vektor Menggunakan Rumus Kosinus
Untuk menentukan vektor resultan secara matematis dapat, anda gunakan rumus kosinus,
yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
R : resultan vektor
F1 : vektor pertama
F2 : vektor kedua
a : sudut apit antara kedua vektor
Contoh soal:
Dua buah vektor gaya masing-masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120o. Tentukan
besar resultan kedua vektor tersebut!
Pembahasan
Data:
F1 = 8 N
F2 = 4 N
a = 120o
R = ...
Catatan rumus:
cos (180o - a) = - cos a
Sehingga untuk nilai cos 120o:
cos 120o = cos (180o - 60o) = - cos 60o = - 1/2
b) Menentukan Resultan Vektor Menggunakan Rumus Sinus
Anda ketahui bahwa vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk
menentukan arah dari vektor resultan terhadap salah satu vektor komponennya dapat
digunakan persamaan sinus. Diketahui dua buah vektor, F1 dan F2 membentuk sudut a.
Sudut antara vektor resultan (R) dengan vektor F1 adalah b, sedangkan sudut antara
resultan (R) dan vektor F2 adalah a - b. Secara matematis persamaan ini dapat ditulis
sebagai berikut.
Keterangan:
R : resultan vektor
F1 : vektor pertama
F2 : vektor kedua
a : sudut apit antara kedua vektor
Contoh soal:
Dua buah gaya F1 dan F2 masing-masing besarnya 50 N dan 30 N saling mengapit sudut
60o. Tentukan arah dan resultan kedua vektor tersebut?
Pembahasan
Diketahui :
F1 = 50 N
F2 = 30 N
a = 60o
Ditanya: R dan b ?
Jawab:
arah vektor resultan adalah
jadi resultannya 70 N ke arah 38,2o terhadap F2.
5) Penguraian Vektor
Jika dua buah vektor atau lebih dapat diresultan menjadi satu buah vektor resultan maka
berlaku juga sebaliknya. Sebuah vektor dapat diuraikan kembali menjadi dua buah vektor
yang disebut vektor komponen. Vektor dapat diproyeksikan pada sumbu koordinat X, Y
atau kartesian. Uraian vektor pada sumbu Y disebut komponen vektor sumbu Y demikian
halnya dengan sumbu X, vektor komponennya disebut komponen vektor sumbu X.
Perhatikanlah cara menguraikan sebuah vektor atau lebih pada sumbu X dan sumbu Y
berikut:
a. Perpaduan dua buah vektor atau lebih dengan analitis vektor
Sejumlah vektor yang terletak membentuk sudut tertentu terhadap bidang horizontal
(sumbu X) atau vertikal (sumbu Y) akan lebih mudah jika seluruh vektor komponen
dijumlahkan pada sumbu masing-masing dibanding dengan menggunakan cara grafis.
Metode ini dikenal dengan cara analitis. Untuk lebih jelasnya perhatikan langkah-langkah
berikut:
1. Lukislah uraian vektor komponen X dan Y dari masing-masing vektor
untuk menentukan arah vektor resultan digunakan nilai tangen vektor komponen
X dan Y:
Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor
b. Arah resultan terhadap sumbu X
[Sin 37o = (3/5), Sin 53o = (4/5)]
[Cos 37o = (4/5), Cos 53o = (3/5)]
Pembahasan
a. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah
lurus pada sumbu x atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan
Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan
tadi, dihapus saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:
Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y:
b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x:
tan q = SFy/SFx
tan q = -7/-1 = 7
q = arc. tan 7 = 81,87o
3. Perkalian Vektor
Operasi vektor tidak hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan vektor saja,
operasi perkalian juga berlaku pada vektor. Perkalian vektor yang akan kita pelajari ada
tiga macam, antara lain perkalian vektor dengan skalar, perkalian titik (dot product), dan
perkalian silang (cross product). Apakah perbedaan dari ketiga perkalian vektor tersebut?
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah uraian di bawah ini.
a. Perkalian Vektor dengan Skalar
Dari pengertian kecepatan, kita bisa menghitung perpindahan yang dialami motor dengan
persamaan:
s = v.t
Dari penjelasan sebelumnya, kita tahu bahwa kecepatan merupakan besaran vektor,
sedangkan waktu merupakan besaran skalar. Berdasarkan persamaan tersebut, perkalian
kecepatan dengan waktu menghasilkan perpindahan yang termasuk besaran vektor. Jadi
kesimpulannya, hasil kali antara vektor dengan skalar adalah vektor.
Perkalian vektor dengan skalar mempunyai arti yang sederhana. Hasil kali suatu skalar k
dengan sebuah vektor_A dituliskan k_A didefinisikan sebagai sebuah vektor baru
yang besarnya adalah besar k dikalikan dengan besar A. Sementara arah vektor ini
searah vektor_A jika k positif, dan berlawanan dengan arah vektor_A jika k negatif. Selain
dilakukan perkalian dengan skalar, vektor dapat pula dibagi dengan skalar. Bagaimanakah
cara membagi vektor dengan skalar? Perhatikan sebuah bus yang bergerak sejauh 500 m
ke selatan dalam waktu 20 sekon. Berapakah kecepatan bus tersebut? Seperti kejadian di
depan, kita dapat mencari kecepatan bus tersebut dengan rumus kecepatan. Kecepatan bus
tersebut adalah 25 m/s ke selatan.
Contoh soal:
Suatu vektor A digambarkan sebagai berikut:
Gambarkan vektor B jika:
a. B = 2A
b. B = -2A
Jawab:
a. B = 2A berarti panjang vektor menjadi dua kali panjang semula dan arahnya sama
dengan arah A
b. B = -2A berarti panjang vektor menjadi duakali panjang semula dan arahnya
berlawanan dengan arah A
b. Perkalian Titik (dot product)
Berdasarkan proyeksi vektor ini, dapat dikenal dua jenis perkalian vektor. Pertama,
perkalian vektor dengan proyeksi sejajar dinamakan perkalian titik (dot product).
Hasil perkalian vektor ini merupakan besaran skalar.
Komponen vektor pada vektor B cos a. Dari definisi perkalian titik tersebut, perkalian titik
antara A dan B dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
a = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B
Pada perkalian dot product berlaku sifat komutatif. Dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian
titik dua buah vektor adalah sebuah skalar.
c. Perkalian Silang (cross product)
Perkalian vektor dengan proyeksi yang tegak lurus dinamakan perkalian silang (cross
product). Hasil perkalian vektor ini merupakan besaran vektor.
Perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif.
Untuk menentukan arah vektor hasil perkalian silang dapat digunakan kaedah tangan
kanan.
Contoh perkalian silang adalah momen gaya (torsi).
Contoh soal:
Dua vektor a dan b masing-masing mempunyai besar 12m dan 9m. Sudut yang dibentuk
oleh kedua vektor adalah 30o. Gambarkan dan carilah hasil dari perkalian:
a.
b.
Pembahasan:
Tim Siswapedia
26/02/2018Dibaca: 193 kali
Menjumlahkan Dua Vektor Yang Mengapit Sudut
Halaman ini merupakan lanjutan dari halaman sebelumnya yang
berjudul memahami cara penjumlahan vektor dimana halaman ini juga
merupakan halaman keempat yang membahas tentang besaran
vektor.
Nah, yang menjadi pembahasan saat ini adalah bagaimana jika dua
buah vektor membentuk sudut sebesar Tetha?. Bagaimana cara
menyelesaikannya?.
Cara menyelesaikannya yaitu dengan menggunakan metode
jajargenjang yang kita buat seperti pada gambar 2.
Dimana R merupakan resultan/hasil penjumlahan vektor A dan B.
Jajargenjang pada gambar nomor 2 kemudian kita proyeksikan pada
sumbu-x dan y sehingga menghasilkan garis C dan D (lihat nomor 3).
Dimana nilai C = B cos ? dan D = B sin ?.
Sekarang perhatikan segitiga pada gambar 4 yang diberi warna
kuning. Berdasarkan teorema Phytagoras, maka…
Sehingga besar resultan vektor |R| menjadi
Dari persamaan (1) dan (2) di atas, maka dapat kita peroleh