Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIKA

NUR NINA MUSA


KELAS XI IPA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunlah sebuah
makalah pada mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa tentang
Pengetahuan Manusia Tentang Alam Semesta. Makalah ini telah disusun dengan
sistematis dan sebaik mungkin.
Dengan selesainya makalah ini, tidak lupa diucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada Ibu Evelina
Astra Patriot, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa.
Demikian makalah yang telah dibuat. Mohon kritik dan sarannya apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
VEKTOR

A. Pengertian Vektor
Besaran vektor merupakan suatu besaran yang memiliki atau
mempunyai nilai (besar) dan arah. Besaran Vektor atau sering disebut juga
dengan Vektor ini merupakan suatu besaran fisika yang memiliki besar dan
arah.
B. Cara Menggambarkan Vektor
Sebuah vektor itu digambarkan dengan sebuah anak panah (→) yang
terdiri atas pangkal, panjang dan arah anak panah. Perhatikan gambar contoh
vektor berikut ini:

(a) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 5 N ke arah kanan

(b) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 10 N ke arah kiri.

C. Cara Menuliskan Notasi Vektor


Penulisan simbol atau lambang vektor tersebut juga dapat dilakukan
dengan 2 cara antara lain sebagai berikut:
1. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau dengan satu
huruf namun di atasnya diberi tanda anak panah.

3
2. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau juga satu huruf
yang ditebalkan

Huruf pertama (A) merupakan titik asal vektor, atau disebut juga
dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di belakang (B) ialah arah vektor
atau titik terminal atau disebut juga dengan sebutan ujung vektor.

D. Besar Vektor

Dari penjelasan diatas , kita sudah mengetahu bahwa selain memiliki


arah, vektor tersebut juga memiliki besar yang dinyatakan ialah sebagai
besar vektor. Besar vektor tersebut menyatakan nilai dari suatu vektor. Besar
vektor dinyatakan dengan cara melalui simbol huruf yang ditulis miring
tanpa ditebalkan serta juga tanpa tanda anak panah (→) di atasnya, atau
dituliskan dengan sebagai harga mutlak (| |) vektor tersebut.

E. Vector Basis dan Vektor Satuan


1. Vektor Basis adalah vektor yang panjangnya satu satuan dan arahnya
searah dengan sumbu koordinat.

4
2. Vektor satuan adalah suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vector
satuan dari :

2.2 Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah


vektor baru yang dapat menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan atau
dikurangkan.

Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode, yaitu:


A. Metode jajaran genjang
B. Metode segitiga
C. Metode poligon (segi banyak)
D. Metode uraian

A. Metode Jajaran Genjang


Cara menggambarkan vektor resultan dengan metode jajaran genjang
adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 : Resultan vektor A + B, dengan metode jajaran genjang

5
Langkah-langkah :
1. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal
berimpit.
2. Lukis sebuah jajaran genjang dengan kedua vektor tersebut sebagai
sisi-sisinya.
3. Resultannya adalah sebuah vektor yang merupakan diagonal dari
jajaran genjang tersebut dengan titik pangkal sama dengan titik
pangkal kedua vektor tersebut.
Besar Vektor R adalah :

R=|R|=

θ adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan vektor B .

Catatan :

a. Jika vektor A dan B searah, berarti θ = 0° dan cos 0° = 0, maka : R =


A+B
b. Jika vektor A dan B berlawanan arah, berarti θ = 180° dan cos
180° = -1, maka = R = A - B
c. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, berarti θ = 90° dan cos 90° =
0, maka:R=0

B. Metode Segitiga

Bila ada dua buah vektor A dan B akan dijumlahkan dengan cara
segitiga maka tahap-tahap yang harus dilakukan adalah :

6
Gambar 2.4 : Resultan vektor A + B, dengan metode segitiga

Langkah-langkah :
1.Gambarkan vektor A.
2.Gambarkan vektor B dengan cara meletakkan pangkal vektor B pada
ujung vektor A.
3.Tariklah garis dari pangkal vektor A ke ujung vektor B.
4.Vektor resultan merupakan vektor yang memiliki pangkal di vektor A
dan mempunyai ujung di vektor B.

Jika yang ditanyakan R = A – B, maka digunakan caranya sama,


hanya vektor B digambarkan berlawanan arah dengan vektor B
yang sekarang.

C. Metode poligon
Pada metode ini, tahapannya sama dengan metode segitiga,
hanya saja metode ini digunakan untuk menjumlahkan lebih dari dua
vektor.

Contoh :
D. Metode Uraian
Setiap vektor yang akan dijumlahkan atau dikurangkan harus
diuraikan menjadi komponen terhadap sumbu x dan komponen
terhadap sumbu y.

Gambar 2.5 : Komponen – komponen sebuah vektor

7
2.3 Macam-Macam Perkalian Vektor
Operasi vektor tidak hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan
vektor saja operasi perkalian juga berlaku untuk vektor. Lalu apa saja
jenis-jenis perkalian vektor itu? Dalam fisika, perkalian vektor dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
A. Perkalian Vektor dengan Skalar
B. Perkalian Titik (Dot Product) C.
Perkalian Silang (Cross Product)

Ketiga jenis perkalian tersebut memiliki aturan, rumus serta sifat yang
berbeda-beda. Untuk memahami mengenai tiga macam perkalian vektor
tersebut, lanjutkan menyimak penjelasan dibawah ini.

A. Perkalian Vektor dengan Skalar


Untuk memahami mengenai perkalian vektor, kita ambil contoh
seperti berikut:
Seorang anak sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan
50 km/jam ke arah utara. Maka setelah beberapa waktu, anak dan
motor tersebut telah mengalami perpindahan. Kita tahu bahwa
kecepatan adalah perpindahan per selang waktu. Dari pengertian ini
maka besar perpindahan yang dialami si anak dapat dihitung dengan
rumus atau persamaan sebagai berikut:
s = vt

Keterangan:

s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)
kita tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor sedangkan waktu
adalah besaran skalar. Berdasarkan persamaan di atas, perkalian
kecepatan dengan waktu menghasilkan perpindahan yang termasuk
besarn vektor. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa :

Hasil perkalian antara vektor dan skalar

adalah vektor.
Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti
yang sederhana. Misalkan hasil kali antara skalar k dengan sebuah
vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan perkalian tersebut
dituliskan sebagai berikut :

B = kA

Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah besar k


dikalikan dengan besar A. Dan arah vektor B searah dengan vektor A
jika k positif dan berlawanan arah dengan A jika k negatif.

Perkalian Vektor Satuan dengan Skalar

Aturan di atas juga berlaku untuk perkalian vektor satuan dengan


skalar baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi. Aturannya
adalah sebagai berikut:
2 Dimensi 3 Dimensi

r = xi + yj r = xi + yj + zk

kr = kxi + kyj kr = kxi + kyj + kzk

Sifat Perkalian Vektor dan Skalar

Perkalian antara vektor dengan skalar mempunyai sifat distributif yaitu:

k(A + B) = kA + kB

B. Perkalian Titik (Dot Product)

Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar di bawah


ini
Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A . B
didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen
vektor B yang searah vektor A.pada gambar di atas, komponen
vektor B yang searah vektor A adalah B cos α. Dari definisi tersebut,
secara matematis perkalian titik antara vektor A dan B dapat
dituliskan dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:

A . B = AB cos α = |A||B| cos α


Keterangan:

α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan


0o ≤ α ≤ 180o
A = |A| besar vektor A B
= |B| besar vektor B

Dari definisi perkalian titik tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Hasil perkalian titik dua buah vektor adalah skalar.

Perkalian Titik Pada Vektor Satuan

Perhatikan gambar di atas, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang saling
tegak lurus satu sama lain dengan kata lain besar α = 90 o dan nilai ketiga vektor
tersebut adalah 1. Maka hasil perkalian titik pada vektor satuan tersebut adalah
sebagai berikut:
i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 (berhimpit)
i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 (tegak lurus)
A.B (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
=
A.B=Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj
+ Ayj . Bzk + Azk . Bxi + Azk .Byj + Azk . Bzk
→ karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A.B=Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0 + 0 + 0 + Azk . Bzk
A.B=Axi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
→ karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka
A.B=AxBx + AyBy + AzBz
Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat
mencari hasil perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan.
misalkan terdapat dua vektor berikut ini:

A = Axi + Ayj + Azk

B = Bxi + Byj + Bzk

Sifat Perkalian Titik

Perkalian titik memiliki sifat distributif, yaitu:

A.(B + C) = A.B + A.C

Dan juga memiliki sifat komutatif, yaitu:

A.B = B.A

3. Perkalian Silang (Cross Product)

Untuk memahami tentang perkalian silang, perhatikan gambar di bawah


ini

Perkalian silang dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A x B


didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang
tegak lurus vektor A. pada gambar di atas, komponen vektor B yang tegak lurus
vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara matematis perkalian silang
antara Sifat
Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak gerak benda yang lintasannya lurus
dan kecepatannya konstan (tetap). Contoh gerak GLB adalah mobil yang bergerak
pada jalan lurus dan berkecepatan tetap.
Persamaan yang digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :

s = v.t

Keterangan :

s adalah jarak atau

perpindahan (m) v adalah

kelajuan atau kecepatan

(m/s) t adalah waktu yang

dibutuhkan (s)

Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu kita bahas tentang
perbedaan perpindahan dan jarak tempuh.

Perpindahan adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal menuju titik akhir
sedangkan Jarak tempuh adalah Panjang lintasan yang ditempuh benda selama
bergerak.

Perhatikan gambar dibawah ini

Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia kembali ke C. Pada


peristiwa di atas Pepindahannya adalah AB – BC = 200 m – 90 m = 110 m.
Sedangkan jarak yang ditempuh adalah AB + BC = 200 m + 90 m = 290 m.
Apabila perpindahan dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan kelajuan
juga berbeda.

Kecepatan didefinisikan sebagai besarnya perpindahan tiap satuan waktu dan


Kelajuan didefinisikan sebagai besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan waktu.
Perumusan yang digunakan pada kecepatan dan kelajuan adalah sama.

Karena dalam hal ini yang kita bahas adalah gerak lurus maka besarnya
perpindahan dan jarak yang ditempuh adalah sama. Berdasarkan pada alasan ini
maka untuk sementara supaya mudah dalam membahas, kecepatan dan kelajuan
dianggap sama.

Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan rata-rata.
Kecepatan ratarata didefinisikan besarnya perpindahan yang ditempuh dibagi
dengan jumlah waktu yang diperlukan selama benda bergerak.

v rata-rata = Jumlah jarak atau perpindahan / jumlah waktu

Karena dalam kehidupan sehari-hari tidak memungkinkan adanya gerak lurus


beraturan maka diambillah kecepatan rata-rata untuk menentukan kecepatan pada
gerak lurus beraturan.

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Adalah gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan


yang berubah secara teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari
pohonnya, gerak benda dilempar ke atas.

GLBB dibagi menjadi 2 macam :

a. GLBB dipercepat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB
dipercepat adalah gerak buah jatuh dari pohonnya.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB dipercepat adalah
Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB dipercepat

b. GLBB diperlambat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh
GLBB diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas.

Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat

Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat


Persamaan yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut :

Untuk menentukan kecepatan akhir

Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai berikut:

Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan diatas adalah saat GLBB
dipercepat tanda yang digunakan adalah + .

Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah - , catatan penting disini
adalah nilai percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat bernilai
positif karena dirumusnya sudah menggunakan tanda negatif.

Gerak Peluru ( Parabola )

Pengertian Gerak Parabola (Peluru)

Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi
kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi
oleh gravitasi.

Karena gerak peluru termasuk dalam pokok bahasan kinematika (ilmu fisika yang
membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya), maka pada
pembahasan ini, Gaya sebagai penyebab gerakan benda diabaikan, demikian juga
gaya gesekan udara yang menghambat gerak benda. Kita hanya meninjau gerakan
benda tersebut setelah diberikan kecepatan awal dan bergerak dalam lintasan
melengkung di mana hanya terdapat pengaruh gravitasi.

Jenis-jenis Gerak Parabola

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak parabola.

Pertama, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal


dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak gerakan benda yang
berbentuk demikian. Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang ditendang
oleh pemain sepak bola, gerakan bola basket yang dilemparkan ke ke dalam
keranjang, gerakan bola tenis, gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan
gerakan peluru atau rudal yang ditembakan dari permukaan bumi.

Kedua, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada
ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau
benda yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.

Ketiga, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari
ketinggian tertentu dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah.

Pengertian Gerak Peluru

Gerak peluru merupakan perpaduan antara GLB pada sumbu X (horizontal) dan
GLBB pada sumbu Y (vertikal) yang dipengaruhi oleh gravitasi sehingga
menimbulkan gerak vertikal ke atas dan gerak jatuh bebas dan sudutnya kurang
dari 90º.

Variabel – variabel :
V0 : Kecepatan awal (m/s) g : Percepatan gravitasi bumi (m/s
V0x : Kecepatan awal pada sumbu x (m/s) hmax : Tinggi
maksimum V0y : Kecepatan awal pada sumbu y (m/s)
tmax : Waktu maksimum θ : Sudut elevasi ( º )
smax : Jarak maksimum X = V0x . t

V0 cos θ .

tY =

V0y .t – 1/2

g . t2

= V0 sin θ . t - 1/2 . g . t2

Hmax =

Tmax =

Smax =

GERAK MELINGKAR

Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran
(disekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak
melingkar beraturan.

Kecepatan pada gerak melingkar beraturan besarnya selalu tetap namun arahnya
selalu berubah, arah kecepatan selalu menyinggung lingkaran, maka v selalu tegak
lurus garis yang ditarik melalui pusat lingkaran ke sekeliling lingkaran tersebut.

* Pengertian radian.

1 (satu) radian adalah besarnya sudut tengah lingkaran yang panjang busurnya
sama dengan jari-jarinya.

Besarnya sudut :

q = radian

S = panjang busur

R = jari-jari
Jika panjang busur sama dengan jari-jari, maka q = 1 radian.
Satu radian dipergunakan untuk menyatakan posisi suatu titik yang bergerak
melingkar ( beraturan maupun tak beraturan ) atau dalam gerak rotasi.

Keliling lingkaran = 2p x radius, gerakan melingkar dalam 1 putaran = 2p radian.

1 putaran = 3600 = 2p rad.

1 rad = = 57,30

* Frekwensi dan perioda dalam gerak melingkar beraturan.

Waktu yang diperlukan P untuk satu kali berputar mengelilingi lingkaran di sebut
waktu edar atau perioda dan diberi notasi T. Banyaknya putaran per detik disebut
Frekwensi dan diberi notasi f. Satuan frekwensi ialah Herz atau cps ( cycle per
second ).

Jadi antara f dan T kita dapatkan hubungan : f . T = 1 f=

* Kecepatan linier dan kecepatan sudut.

Jika dalam waktu T detik ditempuh jalan sepanjang keliling lingkaran ialah
2pR, maka kelajuan partikel P untuk mengelilingi lingkaran dapat
dirumuskan : v = Kecepatan ini disebut kecepatan linier dan diberi notasi v.

Kecepatan anguler (sudut) diberi notasi w adalah perubahan dari perpindahan


sudut persatuan waktu (setiap saat). Biasanya dinyatakan dalam radian/detik,
derajat perdetik, putaran perdetik (rps) atau putaran permenit (rpm).

Bila benda melingkar beraturan dengan sudut rata-rata (w)dalam radian perdetik :

jika 1 putaran maka : w = rad/detik atau w=2pf

Dengan demikian besarnya sudut yang ditempuh dalam t detik :

q=wt atau q=2pft

Dengan demikian antara v dan w kita dapatkan

hubungan : v = w R

Anda mungkin juga menyukai