Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu
vektor. Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang
vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang
ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan arah vektor.
Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-masing. Baik
fungsi matematisnya, penerapannya dalam kehidupan maupun kaitannya dengan
ilmu agama. Tidak terkecuali dengan vektor. Secara matematis, kita kadang-kadang
menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A (x,y,z) mendefinisikan suatu medan
vektor karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap titik di suatu daerah.
Sementara dari segi kehidupan manusianya, vektor berfungsi misalnya dalam hal
teknologi GPS. Sedangkan dari segi agamis, vektor dapat memperlihatkan betapa
mulianya Allah SWT. yang telah menciptakan alam semesta beserta manusia
dengan sempurnanya.
Kadang kala, muncul sebuah pertanyaan dari kalangan peserta didik, dimana
mereka menanyakan apa tujuannya, atau apa pentingnya kita mempelajari perihal
bidang pembelajaran seperti ini? Vektor, Fungsi vektor, turunan fungsi vektor,
bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan ditanyai orang-orang tentang
apa itu vektor? Atau mereka tidak akan bertanya, berapa hasil dari turunan vektor
berikut ini. terdengar lucu memang, namun akan lebih baik jika kita bisa
menjelaskan sedikit bagaimana aplikasi dari vektor ini dalam kehidupan manusia.
Sehingga mempelajarinya bukanlah sebuah kesia-siaan. Maka dari itu, akhirnya
penulis memutuskan untuk membahas tentang Fungsi Vektor ditilik dari segi
matematikanya, dalam penerapan sehari hari dan agamanya.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat
paparkan sebagai berikut :
c. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah diatas sesuai dengan rumusan masalah di atas sebagai
berikut:
5. Mampu menyelesaikan contoh soal dari dot product dan cross product vektor
BAB II
PEMBAHASAN
Perkalian titik atau dot product dua buah vektor didefinisikan sebagai perkalian antara besar
salah satu vektor (misalA) dengan komponen vektor kedua (B) pada arah vektor pertama (A).
Pada gambar di atas, komponen vektor B pada arah vektor A adalah B cos α. Dari pengertian
perkalian titik tersebut, maka rumus atau persamaan perkalian titik antara vektor A dan
vektor B dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari persamaan perkalian titik di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian titik dua
buah vektor adalah skalar. Simbol dari perkalian titik adalah “.” (baca: dot). Karena hasil
perkalian titik adalah skalar maka perkalian titik atau dot product disebut juga dengan
perkalian skalar atau skalar product. Dalam perkalian titik ada tiga poin penting yang perlu
kalian perhatikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian titik antara dua vektor satuan
dalam sistem koordinat tiga dimensi (x,y,z) adalah sebagai berikut:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Maka
A.B = AxBx + AyBy + AzBz
Penyelesaian:
Usaha dapat didefinisikan sebagai perkalian titik antara gaya yang bekerja selama
perpindahannya. Berarti dapat diperoleh:
W=F.s
W = F . s cos θ
W = F s cos θ
W = 200 N . 8 m . cos 60°
W = 200 N . 8 m . ½
W = 800 Nm
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gaya pada balok di tersebut adalah 800 joule ( 1 Nm = 1
joule)
Contoh Soal #2
Tentukan hasil perkalian titik antara dua vektor satuan berikut ini.
A = 3i + 4j + 6k
B = 8i + 5j – 8k
Penyelesaian:
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
A . B = 3 . 8 + 4 . 5 + 6 . (– 8)
A . B = 24 + 20 – 48
A.B=–4
Contoh Soal #3
Diketahui vektor A = 2i + 5j + 3k dan B = i + 2j – 3k. Tentukan sudut yang dibentuk antara
kedua vektor tersebut.
penyelesaian
rumus perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut :
A . B = |A|.|B| cos α
Pertama kita tentukan besar masing-masing vektor satuan tersebut
|A| = √(22 + 52 + 42) |B| = √(12 + 22 + -32)
|A| = √45 |B| = √14
Kedua kita tentukan besar perkalian titik vektor satuannya sebagai berikut
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
A . B = 2 . 1 + 5 . 2 + 3 . (– 3)
A . B = 2 + 10 – 9
A.B=3
Kemudian kita kembali ke rumus perkalian titik sebelumnya
A . B = |A|.|B| cos α
3 = (√45)( √14) cos α
3 = √630 cos α
3 = 25,10 cos α
cos α = 3/25,10
cos α = 0,1195
Α ≈ 83o
Dengan demikian sudut yang dibentuk antara vektor A dan vektor B adalah 83o.
2.5 Cross Product Vektor
Pada dasarnya, perkalian vektor itu dibedakan menjadi dua, yaitu perkalian antara
vektor dengan skalar dan perkalian antara vektor dengan vektor. Lalu perkalian antara vektor
dengan vektor dibedakan menjadi dua jenis yaitu perkalian titik (dot product) atau sering
disebut dengan perkalian skalar dan perkalian silang (cross product). Perkalian silang inilah
yang sejatinya disebut sebagai perkalian vektor. Mengapa demikian? Untuk mengetahui
jawabannya simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Perkalian silang atau cross product dua buah vektor, misalkan antara vektor A dan
vektor B yang dituliskan sebagai A × B didefinisikan sebagai perkalian antara
vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. Pada gambar di atas,
komponen vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara
matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau
persamaan sebagai berikut:
𝑨×B=C
│𝑨×𝑩│
Keterangan:
Α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ 𝛼 ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B
Dari persamaan perkalian silang di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian silang dua
buah vektor adalah sebuah vektor baru yang arahnya tegak lurus pada bidang yang dibentuk
oleh dua vektor tersebut. Simbol dari perkalian silang adalah “×” (baca: cross). Karena hasil
perkalian silang adalah vektor maka perkalian silang atau cross product disebut juga dengan
perkalian vektor atau vector product. Untuk menentukan arah vektor hasil perkalian silang
dapat digunakan aturan tangan kanan sebagai berikut.
Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, arah vektor C hasil perkalian A terhadap B atau
dapat kita tulis C = A × B adalah tegak lurus ke atas tidak menembus bidang yang dibentuk
vektor A dan B. Perkalian vektor A × B ditunjukkan pada arah lipatan empat jari yaitu dari A
ke B. Sedangkan ibu jari menunjukkan arah vektor C hasil perkalian antara vektor A terhadap
vektor B. Konsep yang sama juga berlaku pada perkalian vektor B terhadap A.
Arah vektor C hasil perkalian B terhadap A atau kita tulis sebagai C = B× A adalah tegak
lurus ke bawah menembus bidang yang dibentuk vektor A dan B. Perkalian vektor B × A
ditunjukkan pada arah lipatan empat jari dari gengaman tangan kanan yang dibalik ke bawah
yang menunjukkan arah dari B ke A. Dan ibu jari menunjukkan arah vektor C hasil perkalian
antara vektor B terhadap A.
Di dalam perkalian silang (cross product) antara dua vektor ada beberapa point penting yang
perlu kalian ingat. Point-point penting tersebut adalah sebagai berikut.
Terdapat dua konsep perkalian silang pada vektor satuan yang perlu kalian pahami. Konsep
pertama adalah perkalian silang antara vektor satuan yang
sejenis (i × i), dimana hasil perkalian silang untuk vektor-vektor yang sejenis, hasilnya adalah
nol. Perhatikan perhitungannya berikut ini.
i × i = 1.1 sin 0o = 0
j × j = 1.1 sin 0o = 0
k × k = 1.1 sin 0o = 0
Dan konsep yang kedua adalah perkalian silang antara vektor satuan yang tidak sejenis
(ex. i × j), dimana hasil dapat ditentukan dengan menggunakan siklus perkalian silang vektor
satuan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Dengan menggunakan konsep perkalian silang antara vektor satuan sejenis dan juga siklus
perkalian silang di atas, kita dapat menentukan hasil perkalian silang dua vektor satuan
dengan sangat mudah. Misalkan terdapat dua vektor berikut ini.
A×B = 0 + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk xByj + 0
A×B = Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk x Byj
→ dengan menggunakan siklus perkalian silang maka
maka
Jika kalian masih merasa kesulitan dalam menghitung perkalian silang vektor satuan dengan
menggunakan siklus di atas, ada cara lain yang lebih mudah dan simple dalam mencari hasil
perkalian silang dua vektor satuan. Cara tersebut adalah dengan menggunakan metode
determinan. Dengan menggunakan metode ini, kalian tidak perlu repot-repot menghafal
rumus di atas. Perhatikan bagan berikut ini.
Dengan menggunakan metode determinan tersebut, maka hasil perkalian silang antara vektor
A dan vektor B di atas adalah sebagai berikut.
Bagaimana? Lebih simple dan mudah dengan metode determinan bukan? Cara ini merupakan
cara yang paling efektif dan efisien dalam menghitung perkalian silang dua vektor satuan.
Jika A, B dan C adalah sebarang vector dan 𝑘 ∈ 𝑅 adalah scalar, maka sifat perkalian silang
antara vector-vektor tersebut adalah sebagai berikut:
𝐴×𝐵 ≠ 𝐵×𝐴
𝐴 × (𝐵 + 𝐶) = (𝐴 × 𝐵) + (𝐴 × 𝐶)
(𝐴 × 𝐵) + 𝐶 = (𝐴 × 𝐶) + (𝐵 × 𝐶)
Untuk lebih memahami penerapan rumus perkalian silang dua buah vektor, silahkan kalian
pahami beberapa contoh soal perkalian silang dua buah vektor beserta pembahasannya
berikut ini.
Contoh Soal #1
Vektor A = 10 N dan vektor B = 20 cm, satu titik tangkap dan saling mengapit sudut 30° satu
dengan lain. Tentukan hasil perkalian silang vektor A dan B.
Penyelesaian:
A × B = AB sin α
A × B = 10 N. 20 cm . sin 30°
A × B = 10 N. 20 cm . ½
A × B = 100 Nm
Contoh Soal #2
Penyelesaian:
A × B = i + j – 2k
|A × B| = AB sin α
A = √(12 + 12 + 12) = √3
|A × B| = √{(12 + 12 + (-22)} = √6
Maka
√6 = (√3)(√14) sin α
√6 = √42 sin α
sin α = √6/√42
sin α = 0,378
Α ≈ 22,21o
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang ingin kami sampaikan yaitu diharapkan kepada pembaca agar dapat lebih
mengerti dan memahami materi tentang dot product dan cross product vektor, agar nantinya
mampu menyelesaikan permasalahan yang bersangkutan dengan dot product dan cross
product vektor atau semua hal yang berkaitan dengan itu.