Anda di halaman 1dari 18

Macam-Macam Perkalian Vektor

Operasi vektor tidak hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan


vektor saja operasi perkalian juga berlaku untuk vektor. Lalu apa saja jenis-
jenis perkalian vektor itu? Dalam fisika, perkalian vektor dibedakan menjadi 3
macam yaitu:
1. Perkalian Vektor dengan Skalar
2. Perkalian Titik (Dot Product)
3. Perkalian Silang (Cross Product)
Ketiga jenis perkalian tersebut memiliki aturan, rumus serta sifat yang
berbeda-beda. Untuk memahami mengenai tiga macam perkalian vektor
tersebut, lanjutkan menyimak penjelasan dibawah ini.

1. Perkalian Vektor dengan Skalar


Untuk memahami mengenai perkalian vektor, kita ambil contoh seperti berikut
Seorang anak sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 50
km/jam ke arah utara. Maka setelah beberapa waktu, anak dan motor tersebut
telah mengalami perpindahan. Kita tahu bahwa kecepatan adalah perpindahan
per selang waktu. Dari pengertian ini maka besar perpindahan yang dialami si
anak dapat dihitung dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:

s = vt

Keterangan:
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)

kita tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor sedangkan waktu adalah
besaran skalar. Berdasarkan persamaan di atas, perkalian kecepatan dengan
waktu menghasilkan perpindahan yang termasuk besarn vektor. Dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa:
Hasil perkalian antara vektor dan skalar adalah vektor.
Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti yang
sederhana. Misalkan hasil kali antara skalar k dengan sebuah
vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan perkalian tersebut dituliskan
sebagai berikut:

B = kA
Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah
besar k dikalikan dengan besar A. Dan arah vektor B searah dengan
vektor A jika k positif dan berlawanan arah dengan A jika k negatif.

Perkalian Vektor Satuan dengan Skalar


Aturan di atas juga berlaku untuk perkalian vektor satuan dengan skalar baik
secara dua dimensi maupun tiga dimensi. Aturannya adalah sebagai berikut:
2 Dimensi 3 Dimensi
r= xi + yj r= xi + yj + zk
kr= kxi + kyj kr= kxi + kyj + kzk

Sifat Perkalian Vektor dan Skalar


Perkalian antara vektor dengan skalar mempunyai sifat distributif yaitu:

k(A + B) = kA + kB

Contoh Soal Perkalian Vektor dan Skalar dan Pembahasannya


Diketahui suatu vektor A digambarkan sebagai berikut
Gambarlah vektor B, jika:
B = 2A; B = -2A; B = ½A; B = -½A
Jawab

B = 2A, berarti panjang vektor menjadi B = - 2A, berarti panjang vektor menjadi
dua kali panjang semula dan arahnya dua kali panjang semula tetapi arahnya
sama dengan arah vektor A berlawanan dengan arah vektor A

B = ½A, berarti panjang vektor menjadi B = - ½A, berarti panjang vektor menjadi
setengah kali panjang semula dan setengah kali panjang semula tetapi
arahnya sama dengan arah vektor A arahnya berlawanan dengan arah
vektor A
2. Perkalian Titik (Dot Product)
Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar di bawah ini

Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A .


B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen
vektor B yang searah vektor A.pada gambar di atas, komponen vektor B yang
searah vektor A adalah B cos α. Dari definisi tersebut, secara matematis
perkalian titik antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau
persamaan sebagai berikut:

A . B = AB cos α = |A||B| cos α


Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
A = |A| besar vektor A
B = |B| besar vektor B

Dari definisi perkalian titik tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Hasil perkalian titik dua buah vektor adalah skalar.

Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot
product). Karena hasil perkalian adalah skalar maka perkalian titik disebut juga
dengan scalar product.
Dalam perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
1. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka
A . B = 0 → cos 90o = 0

2. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka


A . B = AB → cos 0o = 1

3. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α = 180o) maka


A . B = - AB → cos 180o = -1

Perkalian Titik Pada Vektor Satuan

Perhatikan gambar di atas, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang


saling tegak lurus satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga
vektor tersebut adalah 1. Maka hasil perkalian titik pada vektor satuan
tersebut adalah sebagai berikut:
i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 (berhimpit)
i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 (tegak lurus)

Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita
dapat mencari hasil perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor
satuan. misalkan terdapat dua vektor berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:
A . B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
A . B = Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk
. Bxi + Azk .Byj + Azk . Bzk
→ karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka

A . B = Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0 + 0 + 0 + Azk . Bzk


A . B = Axi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
→ karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka

A . B = AxBx + AyBy + AzBz

Sifat Perkalian Titik


Perkalian titik memiliki sifat distributif, yaitu:

A.(B + C) = A.B + A.C


Dan juga memiliki sifat komutatif, yaitu:

A.B = B.A

Contoh Soal Perkalian Titik dan Pembahasannya


Sebuah vektor gaya dan perpindahan mempunya persamaan F = (2i + 3j + 5k)
N dans = (4i + 2j – k) m. tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya!
Jawab:
Diketahui:
F = (2i + 3j + 5k)
s = (4i + 2j – k)
ditanya: usaha (W)
Usaha merupakan hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan, jadi
W=F.s
W = (2i + 3j + 5k) . (4i + 2j – k)
W = (2)(4) + (3)(2) + (5)(-1)
W=8+6–5
W=9
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah 9 joule.

3. Perkalian Silang (Cross Product)


Untuk memahami tentang perkalian silang, perhatikan gambar di bawah ini

Perkalian silang dua buah vektor antara A dan B atau


dituliskan A x B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan
komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. pada gambar di atas, komponen
vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara
matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan
rumus atau persamaan sebagai berikut:

AxB =C
|A x B| = AB sin α
Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B

Dari definisi perkalian silang tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Hasil perkalian silang dua buah vektor adalah sebuah vektor yang arahnya
tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh A da B.
Untuk lebih memahami tentang arah vektor hasil perkalian silang perhatikan
tabel penjelasan di bawah ini
Arah Hasil Perkalian Silang A x
Arah Hasil Perkalian Silang B x A
B

Arah dari vektor C tegak lurus Sama halnya dengan arah hasil perkalian
dengan bidang yang dibentuk silang A xB. Kita juga bisa menggunakan kaidah
oleh vektor A dan B. Untuk tangan kanan, namun bedanya genggaman
menunjukkan arah vektor C, tangan dibalik, dimana ujung vektor B menuju
kita gunakan kaidah tangan ujung vektor A searah dengan lipatan empat jari
kanan dimana ujung sedangkan jempol menunjukkan arah vektor C.
vektor A menuju ujung Pada gambar di atas, vektor C hasil perkalian
vektor B searah dengan lipatan silang B x A arahnya menuju ke bawah
empat jari sedangkan jempol menembus bidang.
menunjukkan arah vektor C.
Pada gambar di atas,
vektor C hasil perkalian
silang A x B arahnya menuju ke
atas tidak menembus bidang.

Dalam perkalian silang, ada 5 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
1. Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga
AxB≠BxA
2. Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
AxB=-B xA

3. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka


|A x B| = AB → sin 90o = 1

4. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka


|A x B| = 0 → sin 0o = 0

5. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α= 180o) maka


|A x B| = 0 → sin 180o = 0

Perkalian Silang Pada Vektor Satuan


vektor satuan i, j, dan k masing-masing bernilai 1. Hasil perkalian silang pada
vektor satuan yang sama adalah sebagai berikut:
i x i = 1.1 sin 0o = 0
j x j = 1.1 sin 0o = 0
k x k = 1.1 sin 0o = 0

Untuk hasil perkalian silang pada vektor satuan yang berbeda kita gunakan
siklus berikut:

Dengan menggunakan hasil perkalian silang pada vektor satuan dan juga siklus
di atas, kita dapat mencari hasil perkalian silang suatu vektor yang dinyatakan
dalam vektor satuan. misalkan terdapat dua vektor berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian silang antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:
A x B = (Axi + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj + Bzk)
A x B = Axi x Bxi + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Byj + Ayj x Bzk
+ Azk x Bxi + Azk x Byj + Azk x Bzk
→ karena i x i = j x j = j x k = 1x1 sin 0o = 0 maka

A x B = 0 + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk x Bxi
+Azk x Byj + 0
A x B = Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk x Byj
→ dengan menggunakan siklus perkalian silang maka

A x B = AxByk – AxBzj – AyBxk + AyBzi + AzBxj – AzByi


A x B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k

Selain menggunakan siklus perkalian silang di atas, untuk mempermudah


mengingat rumus kita dapat menggunakan metode determinan seperti berikut
ini:

A x B = i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz


A x B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k

Sifat Perkalian Silang


Perkalian silang memiliki sifat antikomutatif, yaitu

A×B≠B×A
Perkalian silang memiliki sifat asosiatif, yaitu

k(A × B) = (kA) × B = A × (kB)


Dan terakhir, perkalian silang memiliki sifat distributif, yaiut

A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)

Contoh Soal Perkalian Silang dan Pembahasannya


Sebuah gaya dengan persamaan F = (i + 2j – k) N bekerja pada daun pintu.
Jika dilihat dari sebuah engsel, gaya tersebut bekerja pada vektor posisi r =
(0,8i + 0,2j) m. Tentukan persamaan momen gaya yang ditimbulkan gaya
tersebut.
Jawab:
Diketahui:
F = (i + 2j – k) N
r = (0,8i + 0,2j) m
Ditanyakan : momen gaya (τ)
Momen gaya merupakan hasil perkalian silang antara vektor posisi dengan
gaya. Jadi:
τ=rxF
τ = (0,8i + 0,2j) x (i + 2j – k)
τ = (0,8)(1)(i x i) + (0,8)(2)(i x j) + (0,8)(-1)(i x k) + (0,2)(1)(j x i) + (0,2)(2)(j x
j) + (0,2)(-1)(j x k)
τ = 0 + 1,6k – 0,8(-j) + 0,2(-k) + 0 – 0,2i
τ = -0,2i + 0,8j + 1,4k
jadi, persamaan momen gaya yang ditimbulkan gaya tersebut adalah τ = (-
0,2i + 0,8j+ 1,4k) Nm.
Operasi-operasi Pada Vektor

1. Penjumlahan vektor
Jika a=(a1, a2) dan b=(b1, b2). Maka a + b didefinisikan
a + b = (a1+b1, a2+b)
contoh: vektor p=(3,6) dan q= (-7, 3). Maka carilah vektor p + q , | p + q | dan vektor
satuannya p + q!
Jawab:
p + q = (3 + (-7), 6 + 3) = (-4, 9)

Maka vektor satuannya sebagai berikut:

2. Perkalian vektor dengan sekalar

Jika a=(a1, a2) dan k= skalar


Maka ka=(ka1, ka2)
misal dari contoh di atas
diketahui vektor p=(3,6) , q= (-7, 3) dan k=7 maka tentukan

a. Kp?
b. | Kp |?
c. K(p + q) dan panjangnya?
d. Vektor satuan K(p + q)?

Jawab:
a. diketahui p=(3,6) dan k=7
maka Kp = 7(3,6) =(7.3, 7.6) = (21, 46)
c. Dari pengerjaan di atas diketahui
p + q =(-4, 9) maka
c = (7.(-4), 7.9) =(-28, 63)
Maka | K(p + q) | adalah

d. Vektor satuan K(p + q) sebagai berikut

Sifat-sifat vektor

a. Komutatif
a+b=b+a
b. Assosiatif
a + ( b + c) = (a + b) + c

c. Memiliki elemen satuan atau elemen identitas


a+0=0+a=a
d. Memiliki elemen inverse
a + (-a) = (-a) + a = 0

e. Distributive dengan perkalian skalar


K(a + b) = ka + kb , dengan k= skalar

3. Hasil kali titik

Didefinisikan jika vektor a=(a1, a2, a3) dan b=(b1, b2, b3), maka hasil kali titik dari a dan b adalah:
Bilangan atau scalar a.b yang diberikan oleh:
a.b= a1b1 + a2b2 + a3b3
sifat-sifat hasilkali titik:
a. a.a= |a|2
b. a.b = b.a
c. a.(b + c) = a.b + ac

Contoh 1: diketahui vektor p=(3,6) dan q= (-7, 3) maka cari p.q?


Jawab:
p.q=3(-7) + 6(3) = -3
Sifat-Sifat Ilmu Hitung pada Vektor :

Jika u, v dan w adalah vektor-vektor di ruang-2 atau ruang-3 serta k dan l


adalah skalar, maka berlaku

1. u + v = v + u

Bukti :

u + v = (u1, u2, u3) + (v1, v2, v3)

= (u1 + v1, u2 + v 2, u3 + v3)

= (v1 + u1, v2 + u2, v3 + u3) [sifat komutatif bil.riil]

= (v1, v2, v3) + (u1, u2, u3)

= v + u

2. (u + v) + w = u + (v + w)

Bukti :

(u + v) + w = [(u1, u2, u3) + (v1, v2, v3)] + (w1, w2, w3)

= (u1 + v1, u2 + v2, u3 + v 3) + (w1, w2, w3)

= ([u1 + v1] + w1, [u2 + v2] + w 2, [u3 + v3] + w3)

= (u1 + [v1 + w1], u2 + [v2 + w2], u3 + [v3 + w3]) [sifat


asosiatif bil.riil]

= (u1, u2, u3) + (v1 + w1, v2 + w 2, v3 + w3)

= (u1, u2, u3) + [(v1, v 2, v3) + (w1, w2, w3)]

= u + (v + w)

3. u + 0 = 0 + u = 0

Bukti :

u + 0 = (u1, u2, u 3) + (0, 0, 0)

= (u1 + 0, u2 + 0, u3 + 0)

= (0 + u1, 0 + u2, 0 + u 3) [sifat komutatif bil.riil]

= (0, 0, 0) + (u1, u 2, u3)

= 0 + u

0 + u = (0, 0, 0) + (u1, u2, u3)

= (0 + u1, 0 + u2, 0 + u3)

= (u1, u2, u3) [sifat penjumlahan bilangan nol]


= u

u + 0 = 0 + u = u

4. u + (-u) = 0

Bukti :

u + (-u) = (u1, u2, u3) + (-u1, -u2, -u3)

= (u1 – u 1, u2 – u2, u3 – u3)

= (0, 0, 0) [sifat pengurangan bil.riil]

= 0

5. k(lu) = (kl)u

Bukti :

k(lu) = k[l(u1, u 2, u3)]

= k(lu1, lu2, lu3)

= (k[lu1], k[lu2], k[lu3])

= ([kl]u1, [kl]u2, [kl]u3) [sifat asosiatif bil.riil]

= (kl)(u1, u2, u3)

= (kl)u

6. k(u + v) = ku + kv

Bukti :

k(u + v) = k[(u1, u 2, u3) + (v1, v2, v3)]

= k(u1 + v 1, u2 + v2, u3 + v3)

= (k[v1 + u1], k[v2 + u2], k[v3 + u3])

= (ku1 + kv1, ku2 + kv2, ku3 + kv3) [sifat distributif bil.riil]

= (ku1, ku2, ku3) + (kv1, kv2, kv3)

= k(u1, u 2, u 3) + k(v1, v 2, v3)

= ku + kv

7. (k + l)u = ku + lu

Bukti :

(k + l)u = (k + l)(u1, u 2, u3)

= ([k + l]u1, [k + l]u2, [k + l]u3)


= (ku1 + lu1, ku2 + lu2, ku3 + lu3) [sifat distributif bil.riil]

= (ku1, ku2, ku3) + (lu1, lu2, lu3)

= ku + lu

8. 1u = u

Bukti :

1u = 1(u1, u2, u3)

= (1u1, 1u2, 1u3)

= (u1, u2, u3) [sifat identitas perkalian bil.rill]

=u

Anda mungkin juga menyukai