s = vt
Keterangan:
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)
kita tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor sedangkan waktu adalah
besaran skalar. Berdasarkan persamaan di atas, perkalian kecepatan dengan
waktu menghasilkan perpindahan yang termasuk besarn vektor. Dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa:
Hasil perkalian antara vektor dan skalar adalah vektor.
Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti yang
sederhana. Misalkan hasil kali antara skalar k dengan sebuah
vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan perkalian tersebut dituliskan
sebagai berikut:
B = kA
Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah
besar k dikalikan dengan besar A. Dan arah vektor B searah dengan
vektor A jika k positif dan berlawanan arah dengan A jika k negatif.
k(A + B) = kA + kB
B = 2A, berarti panjang vektor menjadi B = - 2A, berarti panjang vektor menjadi
dua kali panjang semula dan arahnya dua kali panjang semula tetapi arahnya
sama dengan arah vektor A berlawanan dengan arah vektor A
B = ½A, berarti panjang vektor menjadi B = - ½A, berarti panjang vektor menjadi
setengah kali panjang semula dan setengah kali panjang semula tetapi
arahnya sama dengan arah vektor A arahnya berlawanan dengan arah
vektor A
2. Perkalian Titik (Dot Product)
Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar di bawah ini
Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot
product). Karena hasil perkalian adalah skalar maka perkalian titik disebut juga
dengan scalar product.
Dalam perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
1. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka
A . B = 0 → cos 90o = 0
Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita
dapat mencari hasil perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor
satuan. misalkan terdapat dua vektor berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:
A . B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
A . B = Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk
. Bxi + Azk .Byj + Azk . Bzk
→ karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A.B = B.A
AxB =C
|A x B| = AB sin α
Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B
Arah dari vektor C tegak lurus Sama halnya dengan arah hasil perkalian
dengan bidang yang dibentuk silang A xB. Kita juga bisa menggunakan kaidah
oleh vektor A dan B. Untuk tangan kanan, namun bedanya genggaman
menunjukkan arah vektor C, tangan dibalik, dimana ujung vektor B menuju
kita gunakan kaidah tangan ujung vektor A searah dengan lipatan empat jari
kanan dimana ujung sedangkan jempol menunjukkan arah vektor C.
vektor A menuju ujung Pada gambar di atas, vektor C hasil perkalian
vektor B searah dengan lipatan silang B x A arahnya menuju ke bawah
empat jari sedangkan jempol menembus bidang.
menunjukkan arah vektor C.
Pada gambar di atas,
vektor C hasil perkalian
silang A x B arahnya menuju ke
atas tidak menembus bidang.
Dalam perkalian silang, ada 5 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
1. Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga
AxB≠BxA
2. Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
AxB=-B xA
Untuk hasil perkalian silang pada vektor satuan yang berbeda kita gunakan
siklus berikut:
Dengan menggunakan hasil perkalian silang pada vektor satuan dan juga siklus
di atas, kita dapat mencari hasil perkalian silang suatu vektor yang dinyatakan
dalam vektor satuan. misalkan terdapat dua vektor berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian silang antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:
A x B = (Axi + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj + Bzk)
A x B = Axi x Bxi + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Byj + Ayj x Bzk
+ Azk x Bxi + Azk x Byj + Azk x Bzk
→ karena i x i = j x j = j x k = 1x1 sin 0o = 0 maka
A x B = 0 + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk x Bxi
+Azk x Byj + 0
A x B = Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk x Byj
→ dengan menggunakan siklus perkalian silang maka
A×B≠B×A
Perkalian silang memiliki sifat asosiatif, yaitu
A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)
1. Penjumlahan vektor
Jika a=(a1, a2) dan b=(b1, b2). Maka a + b didefinisikan
a + b = (a1+b1, a2+b)
contoh: vektor p=(3,6) dan q= (-7, 3). Maka carilah vektor p + q , | p + q | dan vektor
satuannya p + q!
Jawab:
p + q = (3 + (-7), 6 + 3) = (-4, 9)
a. Kp?
b. | Kp |?
c. K(p + q) dan panjangnya?
d. Vektor satuan K(p + q)?
Jawab:
a. diketahui p=(3,6) dan k=7
maka Kp = 7(3,6) =(7.3, 7.6) = (21, 46)
c. Dari pengerjaan di atas diketahui
p + q =(-4, 9) maka
c = (7.(-4), 7.9) =(-28, 63)
Maka | K(p + q) | adalah
Sifat-sifat vektor
a. Komutatif
a+b=b+a
b. Assosiatif
a + ( b + c) = (a + b) + c
Didefinisikan jika vektor a=(a1, a2, a3) dan b=(b1, b2, b3), maka hasil kali titik dari a dan b adalah:
Bilangan atau scalar a.b yang diberikan oleh:
a.b= a1b1 + a2b2 + a3b3
sifat-sifat hasilkali titik:
a. a.a= |a|2
b. a.b = b.a
c. a.(b + c) = a.b + ac
1. u + v = v + u
Bukti :
= v + u
2. (u + v) + w = u + (v + w)
Bukti :
= u + (v + w)
3. u + 0 = 0 + u = 0
Bukti :
= (u1 + 0, u2 + 0, u3 + 0)
= 0 + u
u + 0 = 0 + u = u
4. u + (-u) = 0
Bukti :
= 0
5. k(lu) = (kl)u
Bukti :
= (kl)u
6. k(u + v) = ku + kv
Bukti :
= ku + kv
7. (k + l)u = ku + lu
Bukti :
= ku + lu
8. 1u = u
Bukti :
=u